Menurut Kepmen LH 58/1995, tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit, limbah cair adalah semua bahan buangan cair yang berasal dari rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme patogen, bahan kimia beracun, dan radioaktivitas. Sebelum dibuang ke badan air, dilakukan pengolahan air limbah rumah sakit menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Hal ini dilakukan untuk mengurangi konsentrasi pencemar sebelum dibuang ke badan air (Mangkoedihardjo, 2008a). Secara umum, IPAL memiliki efisiensi pengolahan yang berkurang setiap harinya. Untuk itu, diperlukan cara untuk memperbaiki kualitas air limbah yang diolah. Salah satu proses yang belum banyak digunakan dalam pengolahan air limbah rumah sakit ya itu fitoremediasi. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Debit air limbah yang dihasilkan sebesar ± 1.600 m3 /hari (Mei, 2010) yang berasal dari kegiatan klinis dan domestik. Berdasarkan kondisi eksisting, IPAL tersebut hanya mengolah limbah dari kegiatan klinis sebesar ± 300 - 500 m3 /hari (Mei, 2010), sedangkan lainnya dialirkan melalui sumur resapan. Penelitian ini menggunakan tumbuhan berdasarkan keragaman akar yang mempengaruhi kemampuan tumbuhan dalam mengolah limbah. Pada setiap akar tumbuhan terdapat mikroba yang mengkonsumsi eksudat tumbuhan sebagai sumber energi untuk menyerap polutan. Adapun tumbuhan yang akan dimanfaatkan adalah tumbuhan air, seperti Melati Air (Echinodorus palaefolius var. Latifolius), Kiambang (Salvinia molesta Mitchell), dan Tapak Kuda (Ipomoea pes- caprae (L) Sweet).
1 2
Untuk dapat menambah kemampuan tumbuhan dalam
menyerap polutan, maka limbah dikombinasikan dengan kompos tidak stabil dalam upaya peningkatan biodegradabilitas limbah. Penelitian terdahulu menjelaskan bahwa campuran lindi toksik dan kompos tidak stabil dapat menghasilkan bahan yang biodegradabel. Hasil tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan rasio BOD/COD dari 0,2 menjadi 0,5 pada sampel campuran tersebut (Mangkoedihardjo dkk., 2009). Penelitian ini memiliki nilai tambah yaitu menggunakan diversitas tumbuhan air untuk mereduksi polutan. Selain itu, diversitas tumbuhan yang digunakan belum banyak diteliti lebih lanjut dalam hal pengolahan limbah rumah sakit. Diharapkan kombinasi penggunaan kompos tidak stabil dan eksudat tumbuhan air dapat meningkatkan biodegradabilitas limbah cair rumah sakit. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya penurunan konsentrasi pencemar dan laju evapotranspirasi masing-masing tumbuhan air. 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Belum diketahui tingkat biodegradabilitas dan besarnya penurunan konsentrasi pencemar (dalam efisiensi removal TSS, deterjen, phenol, orthofosfat, dan ammonium) pada limbah cair rumah sakit, kompos tidak stabil dan tumbuhan air. 2. Variasi mana yang paling tepat antara campuran limbah, kompos, dan tumbuhan air untuk menghasilkan bahan biodegradabel, yang ditunjukkan oleh nilai rasio BOD/COD serta besarnya laju evapotranspirasi selama 2 hari dari setiap sampel yang diteliti. 3
1.3 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Air limbah yang digunakan berasal dari inlet IPAL RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 2. Kompos tidak stabil yang digunakan berasal dari Rumah Kompos Bratang, Surabaya. Penggunaan kompos tidak stabil ditunjukkan dengan umur kompos 5 – 10 hari, rasio C/N 20 – 25, serta rasio BOD/COD > 0,5 (asumsi karakteristik kompos sesuai dengan grafik hubungan antara C/N dan BOD/COD kompos pada Gambar 2.2). 3. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium (Laboratorium Ekotoksikologi Teknik Lingkungan ITS). 4. Analisa laboratorium dilakukan setelah tumbuhan uji pada reaktor mencapai hari ke 2. 5. Parameter penelitian ini mengacu pada parameter yang diacu oleh RSUD Dr. Soetomo Surabaya yaitu KepGub Jatim 61/1999 (Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit di Propinsi Daerah Tingkat I Jatim). 6. Parameter yang dianalisis tidak termasuk parameter mikrobiologis. 7. Parameter yang diujikan yaitu BOD/COD kompos dan limbah, TSS, pH, Suhu, DO, Deterjen Anionik, Phenol, Orthophospat, Sisa Klor, NH3 Bebas, Laju Evapotranspirasi, Berat Basah serta Berat Kering Tumbuhan. 8. Variabel yang digunakan adalah : a. Penggunaan tumbuhan air : Melati Air (Echinodorus palaefolius var. Latifolius), Kiambang (Salvinia molesta Mitchell), dan Tapak Kuda (Ipomoea pes- caprae (L) Sweet). b. Penggunaan kompos tidak stabil 1 %, 5 %, dan 10 %. 9. Bahan biodegradabel pada penelitian ini ditunjukkan dengan nilai rasio BOD/COD serta besarnya laju 4
evapotranspirasi selama 2 hari dari masing-masing
sampel yang diteliti. 1.4 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Mengukur tingkat biodegradabilitas dan besarnya penurunan konsentrasi pencemar (dalam efisiensi removal TSS, deterjen, phenol, orthofosfat, dan ammonium) pada limbah cair rumah sakit menggunakan kompos tidak stabil dan tumbuhan air. 2. Menentukan variasi terbaik antara campuran limbah, kompos, dan tumbuhan air untuk menghasilkan bahan biodegradabel. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Merupakan upaya pelestarian lingkungan yang melibatkan keragaman biotik, dalam hal ini adalah tumbuhan air. 2. Dapat dijadikan pre-treatment untuk karakteristik awal limbah yang bersifat toksik. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai advanced treatment jika karakteristik awal limbah sudah bersifat biodegradabel.