ITS Undergraduate 16613 Chapter1 PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Kepmen LH 58/1995, tentang baku mutu
limbah cair bagi kegiatan rumah sakit, limbah cair adalah
semua bahan buangan cair yang berasal dari rumah sakit
yang kemungkinan mengandung mikroorganisme patogen,
bahan kimia beracun, dan radioaktivitas. Sebelum dibuang
ke badan air, dilakukan pengolahan air limbah rumah sakit
menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Hal
ini dilakukan untuk mengurangi konsentrasi pencemar
sebelum dibuang ke badan air (Mangkoedihardjo, 2008a).
Secara umum, IPAL memiliki efisiensi pengolahan yang
berkurang setiap harinya. Untuk itu, diperlukan cara untuk
memperbaiki kualitas air limbah yang diolah. Salah satu
proses yang belum banyak digunakan dalam pengolahan air
limbah rumah sakit ya itu fitoremediasi.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo
Surabaya merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang
memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Debit air
limbah yang dihasilkan sebesar ± 1.600 m3 /hari (Mei, 2010)
yang berasal dari kegiatan klinis dan domestik. Berdasarkan
kondisi eksisting, IPAL tersebut hanya mengolah limbah
dari kegiatan klinis sebesar ± 300 - 500 m3 /hari (Mei, 2010),
sedangkan lainnya dialirkan melalui sumur resapan.
Penelitian ini menggunakan tumbuhan berdasarkan
keragaman akar yang mempengaruhi kemampuan tumbuhan
dalam mengolah limbah. Pada setiap akar tumbuhan terdapat
mikroba yang mengkonsumsi eksudat tumbuhan sebagai
sumber energi untuk menyerap polutan. Adapun tumbuhan
yang akan dimanfaatkan adalah tumbuhan air, seperti Melati
Air (Echinodorus palaefolius var. Latifolius), Kiambang
(Salvinia molesta Mitchell), dan Tapak Kuda (Ipomoea pes-
caprae (L) Sweet).

1
2

Untuk dapat menambah kemampuan tumbuhan dalam


menyerap polutan, maka limbah dikombinasikan dengan
kompos tidak stabil dalam upaya peningkatan
biodegradabilitas limbah. Penelitian terdahulu menjelaskan
bahwa campuran lindi toksik dan kompos tidak stabil dapat
menghasilkan bahan yang biodegradabel. Hasil tersebut
ditunjukkan dengan adanya peningkatan rasio BOD/COD
dari 0,2 menjadi 0,5 pada sampel campuran tersebut
(Mangkoedihardjo dkk., 2009).
Penelitian ini memiliki nilai tambah yaitu
menggunakan diversitas tumbuhan air untuk mereduksi
polutan. Selain itu, diversitas tumbuhan yang digunakan
belum banyak diteliti lebih lanjut dalam hal pengolahan
limbah rumah sakit. Diharapkan kombinasi penggunaan
kompos tidak stabil dan eksudat tumbuhan air dapat
meningkatkan biodegradabilitas limbah cair rumah sakit. Hal
ini ditunjukkan dengan besarnya penurunan konsentrasi
pencemar dan laju evapotranspirasi masing-masing
tumbuhan air.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian
tugas akhir ini adalah :
1. Belum diketahui tingkat biodegradabilitas dan besarnya
penurunan konsentrasi pencemar (dalam efisiensi removal
TSS, deterjen, phenol, orthofosfat, dan ammonium) pada
limbah cair rumah sakit, kompos tidak stabil dan
tumbuhan air.
2. Variasi mana yang paling tepat antara campuran limbah,
kompos, dan tumbuhan air untuk menghasilkan bahan
biodegradabel, yang ditunjukkan oleh nilai rasio
BOD/COD serta besarnya laju evapotranspirasi selama 2
hari dari setiap sampel yang diteliti.
3

1.3 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup dari penelitian tugas akhir ini adalah
sebagai berikut.
1. Air limbah yang digunakan berasal dari inlet IPAL RSUD
Dr. Soetomo Surabaya.
2. Kompos tidak stabil yang digunakan berasal dari Rumah
Kompos Bratang, Surabaya. Penggunaan kompos tidak
stabil ditunjukkan dengan umur kompos 5 – 10 hari, rasio
C/N 20 – 25, serta rasio BOD/COD > 0,5 (asumsi
karakteristik kompos sesuai dengan grafik hubungan
antara C/N dan BOD/COD kompos pada Gambar 2.2).
3. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium
(Laboratorium Ekotoksikologi Teknik Lingkungan ITS).
4. Analisa laboratorium dilakukan setelah tumbuhan uji
pada reaktor mencapai hari ke 2.
5. Parameter penelitian ini mengacu pada parameter yang
diacu oleh RSUD Dr. Soetomo Surabaya yaitu KepGub
Jatim 61/1999 (Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Rumah Sakit di Propinsi Daerah Tingkat I Jatim).
6. Parameter yang dianalisis tidak termasuk parameter
mikrobiologis.
7. Parameter yang diujikan yaitu BOD/COD kompos dan
limbah, TSS, pH, Suhu, DO, Deterjen Anionik, Phenol,
Orthophospat, Sisa Klor, NH3 Bebas, Laju
Evapotranspirasi, Berat Basah serta Berat Kering
Tumbuhan.
8. Variabel yang digunakan adalah :
a. Penggunaan tumbuhan air : Melati Air (Echinodorus
palaefolius var. Latifolius), Kiambang (Salvinia
molesta Mitchell), dan Tapak Kuda (Ipomoea pes-
caprae (L) Sweet).
b. Penggunaan kompos tidak stabil 1 %, 5 %, dan 10 %.
9. Bahan biodegradabel pada penelitian ini ditunjukkan
dengan nilai rasio BOD/COD serta besarnya laju
4

evapotranspirasi selama 2 hari dari masing-masing


sampel yang diteliti.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Mengukur tingkat biodegradabilitas dan besarnya
penurunan konsentrasi pencemar (dalam efisiensi
removal TSS, deterjen, phenol, orthofosfat, dan
ammonium) pada limbah cair rumah sakit menggunakan
kompos tidak stabil dan tumbuhan air.
2. Menentukan variasi terbaik antara campuran limbah,
kompos, dan tumbuhan air untuk menghasilkan bahan
biodegradabel.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Merupakan upaya pelestarian lingkungan yang
melibatkan keragaman biotik, dalam hal ini adalah
tumbuhan air.
2. Dapat dijadikan pre-treatment untuk karakteristik awal
limbah yang bersifat toksik. Selain itu juga dapat
dijadikan sebagai advanced treatment jika karakteristik
awal limbah sudah bersifat biodegradabel.

Anda mungkin juga menyukai