Dasar Dasar Op-Amp
Dasar Dasar Op-Amp
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang
memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input inverting dan
non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak
terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak
praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105.
Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi
tidak terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif)
diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang
terukur (finite).
Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus
input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741
memiliki impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar
sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.
- Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan
karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu :
Aturan1: Perbedaan tegangan antara input V+ dan V- adalah nol (V+ - V- = 0 atau V+ = V- )
Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian op amp.
A adalah penguat tegangan tanpa beban, dimana harga ini adalah tegangan yang kita
dapatkan bila tidak ada beban yang dihubungkan pada keluaran. Tegangan masuk (V1 dan
V2) dan tegangan keluaran (Vo) dihitung terhadap jalur tanah. Sumber tegangan (Vcc)
yang diperlukan oleh Op-Amp ada dua macam, yaitu sumber tegangan positif (+ Vcc) dan
sumber tegangan negatif (- Vcc). Hal ini ditujukan agar Op-Amp dapat memperkuat tegangan
yang positif maupun negatif, begitu juga pada bagian output-nya di mana tegangan dapat
berharga positif maupun negatif.
Semua jenis Op-Amp mempunyai tiga buah bagian, yaitu penguat diferensial
berimpedansi input tinggi, tingkat penguat sinyal dan output berimpedansi rendah.Tampak
pada Gambar. pada penguat diferensial berimpedansi input tinggi memiliki tingkat
stabilitas yang cukup tinggi (low drift), dan jangkauan band (band width) yang cukup lebar.
Apablia sebuah penguat diferensial yang mempunyai dua buah input yaitu
inputinverting (-) dan input non inverting (+), maka penguat ini akan berfungsi
membandingkan dua sinyal yang dimasukkan ke dalam input – input nya.
Sinyal yang keluar dari tingkat ini besarnya akan sebanding dengan perbedaan
atau diferensial antara kedua sinyal yang masuk tadi. Tetapi bila kedua sinyal itu nol, maka
output-nya nol juga. Polaritas kedua sinyal apabila sama maka output-nya akan sebanding
dengan selisih dari kedua sinyal tersebut. Sebaliknya jika kedua sinyal itu berlawanan
polaritasnya maka output-nya pun akan sebanding dengan jumlahnya.
Bila salah satu input-nya nol (tidak ada sinyal) maka output akan sebanding
dengan sinyal yang dimasukkan pada salah satu input-nya. Tingkat penguat berfungsi
memperkuat sinyal yang ke!uar dan penguat diferensial sebesar mungkin (kira-kira 100.000
kali). Sedangkan output berimpedansi rendah berfungsi mengisolasi tingkat penguat ini
agar tidak dipengaruhi adanya beban dan menghasilkan daya pendorong.
Penguat Diferensial
Pada rangkaian diatas, dapat diketahui tegangan output (Vout) adalah Vout = A(v1-v2)
dengan A adalah penguatan dari penguat diferensial ini. Titik input v1 dikatakan sebagai
input non-iverting, sebab tegangan vout satu phase dengan v1. Sedangkan sebaliknya titik v2
dikatakan input inverting sebab berlawanan phasa dengan tengangan vout.
Secara teoritis Op-Amp adalah penguat yang mempunyai sifat-sifat atau
karakteristik seperti penguat ideal. Tentunya apabila kita menyebutkan sebuah penguat
ideal, maka komponen mi harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Faktor penguat Av (open loop gain) tak terhingga artinya jika ada perubahan sedikit
saja pada bagian input-nya maka akan menghasilkan perubahan yang sangat
besar pada output-nya.
Bila input-nya sama dengan nol maka output-nya juga nol
Impedansi input tak terhingga artinya input-nya tidak akan menarik daya dan
tingkat sebelumnya, sehiigga yang diperlukan hanya perubahan tegangan saja.
Impedansi pada bagian output-nya sangat rendah atau nol, artinya tegangan
output-nya akan tetap walaupun impedansi beban hampir nol.
Lebar band width tidak terhingga artinya penguat dan DC sama frekwensi tak
terhingga tetap sama.
Rise time sama dengan nol, artinya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai harga
puncak pada sinyal output akan sama dengan pada sinyal input.
Tidak peka terhadap perubahan tegangan sumber atau perubahan suhu (tidak ada
drift).
Faktor penguat Av (open loop gain) walaupun cukup besar tetapi terbatas kira-kira
100.000 kali.
Bila harga pada input-nya nol, maka output-nya belum tentu tepat nol tetapi
mungkin sedikit lebih atau kurang
Walaupun impedansi input-nya relatif cukup tinggi, tetapi terbatas hanya beberapa
ratus kilo Ohm saja.
Sedangkan harga impedansi pada output-nya yang relatif rendah juga terbatas
berkisar hanya beberapa puluh sampai ratus Ohm saja.
Rise time-nya tidak nol.
Kalaupun harga impedansi tegangan sumber atau temperatur cukup besar
kerjanya akan terpengaruh.
Disamping karakteristik-karekterisrik tersebut di atas ada beberapa karakteristik lagi yang
berkaitan dengan masalah offset yang juga mempengaruhi daya Op-Amp, diantaranya
adalah :
Op-amp di dalamnya terdiri dari beberapa bagian, yang pertama adalah penguat diferensial,
lalu ada tahap penguatan (gain), selanjutnya ada rangkaian penggeser level (level shifter) dan
kemudian penguat akhir yang biasanya dibuat dengan penguat push-pull kelas B. Gambar-
2(a) berikut menunjukkan diagram dari op-amp yang terdiri dari beberapa bagian tersebut.
Simbol op-amp adalah seperti pada gambar 2 dengan 2 input, non-inverting (+) dan
input inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply (+Vcc dan –Vee) namun
banyak juga op-amp dibuat dengan single supply (Vcc – ground). Simbol rangkaian di dalam
op-amp pada gambar adalah parameter umum dari sebuah op-amp. Rin adalah resitansi input
yang nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi output dan besar resistansi
idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah nilai penguatan open loop dan nilai idealnya tak
terhingga.
Saat ini banyak terdapat tipe-tipe op-amp dengan karakterisktik yang spesifik. Op-
amp standard type 741 dalam kemasan IC DIP 8 pin. Untuk tipe yang sama, tiap pabrikan
mengeluarkan seri IC dengan insial atau nama yang berbeda. Misalnya dikenal MC1741 dari
motorola, LM741 buatan National Semiconductor, SN741 dari Texas Instrument dan lain
sebagainya. Tergantung dari teknologi pembuatan dan desain IC-nya, karakteristik satu op-
amp dapat berbeda dengan op-amp lain
AVOL = Vo / Vid
AVOL = Vo/(V1-V2)
Hambatan Keluaran
Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan
dalam yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga
hambatan keluaran RO Op Amp adalah = 0.
Lebar Pita
Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana
tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat
amplitudo tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak
terhingga.
Waktu Tanggapan
Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh
keluaran untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp
adalah = 0 detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah.
Karakteristik Terhadap Suhu
Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah
karakteristiknya apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal,
karakteristiknya tidak berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya,
karakteristik sebuah Op Amp pada umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan
biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan.
Karena ujung dan R1 yang satu ada di Vin dan yang lain ada di nol volt, maka
penurunan tegangan melalui R1 adalah Vin dibagi R1. Seperti tampak pada Gambar bahwa
satu ujung dan R2 dihubungkan ke keluaran VOut, maka untuk memperoleh polaritas
pada ingatlah ujung kiri R2 memaksa ujung kanan R2 menjadi negatif. Karenanya
Vout akan negatif bila Vin-nya positif, dan sebaliknya Vout akan positif bila Vin-nya
negatif. Hal inilah yang dikatakan penguat membalik (inverting).
3) PENGUAT DIFERENSIAL
Penguat diferensial bisa mengukur maupun memperkuat isyarat - isyarat kecil yang
terbenam dalam isyarat yang jauh lebih besar. Empat buah tahanan presisi dan sebuah Op-
Amp membentuk sebuah penguat diferensial seperti yang tampak pada Gambar Terminal
masukannya ada dua yaitu V1 dan V2,dimana V1 sebagai masukan negatif dan V2 .
sebagai masukan positif. Tegangan keluaran dan penguat diferensator Vout sebanding
dengan perbedaan tegangan yang diterapkan ke masukan negatif dan masukan positifnya,
sehingga gain diferensial akan tergantung dan perbandingan tahanan-tahanannya.
Penguat Instrumentasi
1) KOMPARATOR
Kita sering membandingkan tegangan yang satu dengan yang lain untuk melihat
tegangan mana yang lebih besar. Kita hanya memerlukan jawaban ya atau tidak saja,
sebab sebuah pembanding (komparator) dapat menjawab pertanyaan tersebut. Sebuah
komparator adalah rangkaian dengan dua tegangan masuk tak membalik dan membalik, dan
satu tegangan keluaran. Bila tegangan tak membalik lebih besar dan pada tegangan
membalik, maka komparator menghasilkan tegangan keluaran yang tinggi, begitu pula bila
sebaliknya.Rangkaian dasar Op-Amp sebagai komparator tampak pada Gambar dimana
Op-Amp dipasang tanpa tahanan umpan balik. Bila masukan membalik dihubungkan dengan
ground, maka tegangan masukan akan kecil, sehingga sudah dapat membuat Op-Amp
menjadi penuh.Titik perpindahan atau titik ambang dan sebuah komparator ialah harga
tegangan masuk pada saat keluaran beralih keadaan misalnya dan rendah ke tinggi
atau sebaliknya. Pada titik perpindahan barharga nol, karena pada saat tegangan masuk
inilah keluaran berubah keadaan. Bila Vin lebih besar dan pada titik perpindahan, maka
keluarannya akan tinggi pula, tapi bila Vin lebih kecil dan pada titik perpindahan maka
keluarannya akan rendah. Rangkaian semacam ini sering disebut sebagai detektor melintas
nol (zero crossing detector).
Komparator
Pada Gambar digambarkan sebuah integrator yang dibangun dengan sebuah Op-Amp,
sebuah tahanan dan sebuah kapasitor. Masukan yang lazim pada sebuah integrator adalah
pulsa persegi, dimana Vin diterapkan pada ujung kiri tahanan R, karena adanya ground
semu, arus masuk berharga tetap. Sehingga hampir semua arus ini mengalir ke
kapasitor, menyebabkan muatan pada kapasitor naik secara linier. Karena adanya pembalik
fasa pada Op-Amp, maka tegangan keluamya berbentuk lereng negatif. Pada ujung
perioda pulsa tegangan masuk kembali ke nol, arus pengisian kapasitor berhenti. Ini
menimbulkan tegangan keluar masih tetap pada tingkat negatif.
3) DIFERENSIATOR
Diferensiator adalah rangkaian yang melakukan operasi secara matematik, dan
menghasilkan tegangan keluar yang sebanding dengan kemiringan tegangan masuknya.
Umumnya deferensiator digunakan untuk mendeteksi tepi mendahului dan tepi ketinggalan
dan sebuah pulsa persegi atau menghasilkan keluaran opersegi dan masukan lereng.
Differensiator
F. KESIMPULAN
Op-amp adalah penguat DC yang memiliki impedansi input tinggi dan impedansi
output rendah.
Op-amp dapat digunakan untuk membalik fase suatu sinyal input.
Op-amp dapat digunakan untuk melakukan penguatan terhadap tegangan dari suatu
input sinyal yang kecil sehingga didapat suatu sinyal keluaran yang besar.
Konfigurasi op-amp seperti integrator atau differensiator dapat digunakan untuk
mengubah bentuk sinyal masukkan menjadi bentuk lain pada bagian keluaran.
Op-Amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif dan
feedback positif dimana Feedback negatif pada op-amp memegang peranan penting.
G. CONTOH SOAL
1.
Hitung differensiator op-amp dari rangkaian seperti gambar di atas dengan nilai C1= 1uF dan
R = 1 K Ohm Sumber tegangan ±15Volt > Awal sinyal adalah 0 Volt.
Jawaban :
A. Vo = - Rf C1 . dvin / dt
= - 103 . 10-6 (1V – 0V) / 10
= - 10-3 . 0,1
= - 0,0001 V
B. Vo = - Rf C1 . dvin / dt
= - 10-3 . 20
= - 20-2 V
2.
Sebuah rangkaian op-amp pembalik seperti gambar di atas memiliki nilai nilai yaitu: tahanan
feed back = 330 kΩ , tahanan input = 1 kΩ , dan tegangan input = 17 mV. Hitung berapa
perolehan tegangan (Av), tegangan output (Vout) dan tegangan catu daya (Vcc) pada
rangkaian tersebut ?
Jawaban :
Diketahui :
Rf = 330 kΩ = 330.000 Ω
Rin = 1 kΩ = 1.000 Ω
Vin = 17 mV = 0,017 V
Apabila input yang diberikan adalah +17 mV, maka output yang dihasilkan adalah − 5,61 V.
Hal ini mengasumsikan bahwa tegangan catu daya (Vcc) yang digunakan memungkinkan
output bergerak mencapai nilai itu. Sebuah catu daya ±6V terlalu kecil untuk itu, oleh
karenanya membutuhkan catu daya dengan rating tegangan setidaknya ±8V (atau sekitar
±150% × Vout) .Untuk menguatkan tegangan input sebesar 17 mV. Sehingga diperoleh Av =
− 330 , Vout = − 5,61 V , Vcc = ±8 V.
3.
Sebuah penguat pembalik seperti pada gambar di atas memiliki hambatan R1 sebesar 100Ω.
Penguat pembalik tersebut di beri input sebesar 100m Volt. Tegangan keluaran dari penguat
yang diinginkan 0,2 Volt. Hitung berapa besarnya penguat dan hambatan R2 ?
Jawaban :
Vout 0,2Volt
A A
Vin 100nVolt
A 2000
R2 200k
DAFTAR PUSTAKA
www.ElektronikaLanjutBabIIIOpAmpbySunomoRezaOktafiansyah -Academia.edu.html
www.OperationalAmplifier(Op-Amp)ZadidIhsani-Academia.edu.html
www.OPERATIONALAMPLIFIER(Op-Amp)PuspaDhamayanti-Academia.edu.html
OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)
DISUSUN OLEH:
NIM : 18050030
KELAS : TP – A
YOGYAKARTA
2019