Anda di halaman 1dari 2

E.

Membangun Komitmen Antikorupsi


Korupsi adalah salah satu masalah nasional yang dapat menghancurkan semua aspek
dan sendi-sendi kehidupan di suatu negara. Sehingga pemberantasan korupsi haruslah
dilakukan dengan sungguh-sungguh melalui langkah-langkah yang tegas dan jelas serta
melibatkan seluruh lapisan masyarakat khususnya pemerintah dan aparat penegakhukum.
Di suatu negara pada prinsipnya telah menyatakan berperang dengan korupsi dengan
memberlakukan hukuman mati pada pelaku kejahatan korupsi. Di Indonesia telah
mengadakan undang-undang untuk mencegah pemberantasan korupsi. Beberapa undang-
undang dan peraturan pemerintah yang erat kaitanya dengan kerja KPK sebagai berikut:
a. UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
b. UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
c. UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
d. UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
1. Strategi Pemberantasan Tindak Korupsi
Strategi pemberantasan tindak korupsi menurut Hongkong dengan ICAC-nya,
dengan pendekatan tiga pilar sebagai berikut.
a. Strategi Preventif.
Strategi melalui perbaikan sistem dan rosedur dengan membangun budaya organisasi
yang mengedepankan prinsip-prinsip fariness, transparency, accountability and
responsibility.
b. Strategi Investigatif
Stategi melalui deteksi, investigasi dan penegakan hukum terhadap para pelaku
korupsi.
c. Strategi Edukatif
Stategi dengan mendorong masyarakat untuk mengambil bagian seara aktif
memerangi korupsi sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Bentuk bentuk peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi menurut UU
No. 31 tahun 1999 adalah sebagai berikut.
1. Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi
tindak pidana korupsi
2. Hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh dan memberikan
informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi kepada penegak hukum
yang menangani perkara tindak pidana korupsi
3. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada penegak
hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi
4. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya yang diberikan
kepada penegak hukum dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
5. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum
2. Membangun Komitmen Antikorupsi Pada Mahasiswa
Strategi pemberantasan korupsi memerlukan bantuan kerjasama seluruh komponen
bangsa dengan pemerintahanya. Dalam hal ini penting juga melibatkan peran dan
kerjasama mahasiswa sebab mahasiswa merupakan masyarakat yang aling idealis dan
bersemangat dalam memperjuangkan sesuatu. Mahasiswa juga dapat mendorong
masyarakat lainya untuk menuntut hak mereka yang terabaikan.
3. Tindakan Mahasiswa dalam Rangka Komitmen Antikorupsi
a. Mengembangkan pembiasan anti korupsi.
Dilakukan dengan tindakan nyata mulai dari senantiasa datang tepat waktu,
memanfaatkan waktu secara efisien, dengan mengurangi aktivitas yang tidak
mendukung aktivitas akademiknya. Dengan adanya kesadaran serta komitmen dari
diri sendiri dan senantiasa bertanggungjawab, dapat mendorong kebiasaan untuk
senantiasa komitmen anti korupsi.
b. Menciptakan lingkungan bebas korupsi.
Dilakukan melalui tindakan anti korupsi. Pertama, penanaman kesadaran mahasiswa
untuk bertanggung jawab atas tugasnya dan kewajibanya tanpa melalukan
kecurangan. Kedua, sikap kritis dimana mahasiswa perlu mengetahui peraturan,
standar operasional prosedur dan kebijakan di kampus.
c. Pemberikan pendampingan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan korupsi.
Mahasiswa dapat melakukan pendampingan pada masyarakat melalui. Pertama,
Kuliah Kerja Nyata (KKN) yaitu memberikan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai alasan bangsa Indonesia memerangi korupsi agar mereka mengetahui
bahaya korupsi bagi kehidupan berbangsa bernegara. Kedua, melalui kegiatan
organisasi kemahasiswaan, seperti dewan mahasiswa, badan eksekutif mahasiswa dan
himpunan mahasiswa jurusan.
d. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintah desa hingga ke
tingkat usat/nasional.
Mahasiswa sebagai agen pengontrol segala kebijakan pemerintah dalam
pelaksanaanya melalui pemikiran kritis yang dimiliki pemerintah. Apakah kebijakan
yang dijalankan oleh pemerintah sudah sesuai untuk memenuki kesejahteraan
masyarakat atau belum, disini mahasiswa harus dapat melihat dan mengkritisi jika
kebijakan tersebut salah dengan etika yang baik dan benar.
e. Membangun jejaring dengan mahasiswa perguruan tinggi lain.
Peran mahasiswa dalam memerangi korupsi tidak dapat dilakukan sendiri, perlu
komunitas mahasiswa peduli pemberantasan korupsi yang dibangun melalui
kerjasama antar mahasiswa seluruh Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai