Anda di halaman 1dari 165

UNIVERSITAS INDONESIA

SISTEM INFORMASI PENCATATAN DAN PELAPORAN


PELAYANAN KESEHATAN IBU TAHUN 2010
DI UPT PUSKESMAS KECAMATAN SUKMAJAYA
KOTA DEPOK

SKRIPSI

Lupi Trijayanti
0706273386

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
DEPOK
2011

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


UNIVERSITAS INDONESIA

SISTEM INFORMASI PENCATATAN DAN PELAPORAN


PELAYANAN KESEHATAN IBU TAHUN 2010
DI UPT PUSKESMAS KECAMATAN SUKMAJAYA
KOTA DEPOK

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Lupi Trijayanti
0706273386

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
KEKHUSUSAN INFORMATIKA KESEHATAN
DEPOK
2011

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011
Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan

rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem

Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu Tahun 2010 di UPT

Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Kota Depok”.

Skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan dan bimbingan orang-orang yang

telah membantu kami selama penyusunan. Saya mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan karunia Nya serta mempermudah semua

urusan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak R. Sutiawan, S.Kom, M.Si selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dalam penyusunan skrips ini.

3. Ibu Milla Herdayati, SKM, M.Si selaku penguji dalam yang telah memberikan

banyak masukkan dan perbaikan dalam skripsi ini.

4. dr. Toni Hermawan selaku penguji luar yang telah meluangkan waktu untuk

hadir dan menguji skripsi saya.

5. Keluarga yang selalu memberikan dukungan fasilitas, semangat dan

kebahagiaan disaat saya sedih dalam menyelesaikan skripsi ini dan terutama

my lovely father yang sudah damai di dunia barunya sekarang.

6. Bu Elis selaku pembimbing lapangan yang telah banyak memberikan

masukkan

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


7. Bu Hidayati, staf Puskesmas Sukmajaya yang telah banyak memberikan

masukkan dan bantuan terhadap keberlangsungan skripsi saya.

8. Teman-teman departemen biostatistik angkatan 2007 (Noerfitri, Lanova,

Novita Gusti, Dyana, Biyanti, Novi, Anjar, Nanda, Retno, Atik, Hesti, Anan,

Berdit) yang telah banyak mendengar keluh kesah saya dan membantu doa.

9. Kakak-kakak ekstensi (Mba Novi, Mba Inong, Mba Vita, Ka ika), adik-adik

departemen biostatistik angkatan 2008 serta teman-teman yang tidak bisa

disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan.

Saya sadar bahwa skripsi yang telah disusun masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, saya memerlukan masukan, saran, dan kritik yang

membangun agar dapat menyempurnakan penyusunan skripsi. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Depok, 31 Mei 2011

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


Lupi Trijayanti

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011
ABSTRAK

Nama : Lupi Trijayanti


Program Studi : Sarjana Kesehatan Masyarakat
Judul : Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan
Ibu di UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya

Skripsi ini membahas mengenai kualitas informasi yang dihasilkan oleh


Puskesmas Sukmajaya Kota Depok masih rendah untuk pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model manajemen
informasi pemantauan wilayah setempat terkait kesehatan ibu yang dapat
menghasilkan informasi berbasis fakta untuk pengambilan keputusan yang tepat
sasaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara observasi dan
wawancara, serta melakukan analisis sistem dan mengembangkan sistem yang
sudah ada. Hasil analisis dari penelitian ini adalah adanya kekurangan dan kendala
dari sistem yang sudah berjalan di Puskesmas Sukmajaya sehingga mempengaruhi
kualitas dari informasi. Sehingga hasil dari penelitian adalah sebuah rancangan
sistem informasi pencatatan dan pelaporan yang berbasis spreadsheet dan
database untuk pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok.

Kata kunci : kesehatan ibu, spreadsheet, pencatatan, pelaporan

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


ABSTRACT

Name : Lupi Trijayanti


Study Programme : Bachelor Of Public Health
Tittle : Registry and Report Information System of Maternal
Health Care at Sukmajaya Primary Health Center

This thesis describes about quality of information that is produced by Sukmajaya


Primary Health Center, Depok. The quality of information that is produced by
Sukmajaya Primary Health Center, is still low to make a decision. So, this
research is in order to make information management model of surveilance that
concern about maternal health care. So, it can produce information based of
evidence to make a decision that can intervetion to certain target. This thesis use
qualitative methods with observation, interview and analysis a system and then
discover a existing system. The results of this research that information system at
primary health center of sukmajaya has some weakness and constraint so it can
influence quality of information. Result from this research is a discovery of
registry and report information system based on spreadsheet and database for
maternal health care at Sukmajaya Primary Health Center,Depok.

Key words : maternal health, spreadsheet, registry, report

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


DAFTAR ISI

Abstrak................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iv
Daftar Gambar ..................................................................................................... ix
Daftar Tabel ......................................................................................................... xi
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 4
1.4 Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum ................................................................................. 4
1.4.2. Tujuan Khusus ................................................................................ 5
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi Instansi Terkait ....................................................................... 5
1.5.1. Bagi Peneliti ................................................................................... 5
1.5.1. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat ............................................. 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 6
Bab II. Tinjauan Pustaka
2.1 Pelayanan Kesehatan Ibu
2.1.1 Pelayanan Antenatal..................................................................... 7
2.1.2 Pertolongan Persalinan................................................................. 8
2.1.3 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas.................................................... 8
2.1.4 Deteksi Dini Faktor Risiko dan Komplikasi Kebidanan oleh
Tenaga Kesehatan Maupun Masyarakat .................................... 9
2.1.5 Penanganan Komplikasi Kebidanan .......................................... 10
2.2 Puskesmas................................................................................................ 11
2.3 Indikator
2.3.1 Pengertian Indikator ................................................................... 12
2.3.2 Prasyarat dan Janis Indikator ..................................................... 12
2.3.3 Indikator Kesehatan Ibu ............................................................. 13

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


2.4 PWS KIA ................................................................................................. 13
2.5 Evidence Based
2.5.1 Definisi ...................................................................................... 16
2.5.2 Penilaian Kualitas dan Batas dari Fakta .................................... 17
2.5.3 Hambatan Penggunaan Secara Luas Fakta Dalam Pembuatan
Keputusan .................................................................................. 17
2.6 Basis Data
2.6.1 Pengertian Data ......................................................................... 18
2.6.2 Pengertian Basis Data ............................................................... 18
2.6.3 Bahasa Basis Data ..................................................................... 19
2.6.4 Model Basis Data ...................................................................... 19
2.7 Sistem Informasi
2.7.1 Pengertian dan Karakteristik Sistem ......................................... 21
2.7.2 Pengertian dan Karakteristik Informasi ..................................... 24
2.7.3 Pengertian dan Jenis Sistem Informasi ...................................... 26
2.7.4 Sistem Informasi Berbasis Komputer ....................................... 30
2.7.5 Pendekatan Sistem .................................................................... 31
2.7.6 Pengembangan Sistem Informasi .............................................. 32
2.7.6.1 SDLC ......................................................................... 32
2.7.6.2 Prototipe Model .......................................................... 34
2.7.6.3 Analisis Pengembangan Sistem ................................. 35
2.7.6.4 Jenis Perangkat Pemodelan ......................................... 36
2.7.6.5 Desain Sistem ............................................................. 39
2.7.6.6 Implementasi dan Pengujian Sistem .......................... 41
2.9 Teknologi Dalam Dunia Kesehatan ........................................................ 42
Bab III. Kerangka Konsep
3.1 Kerangka Teori ........................................................................................ 44
3.2 Kerangka Konsep .................................................................................... 45
3.3 Definisi Operasional ................................................................................ 46
Bab IV. Metodologi
4.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 48

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................... 48
4.3 Unit Penelitian ......................................................................................... 48
4.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ................................................. 49
4.5 Instumen Pengumpulan Data ................................................................... 49
4.6 Informan Pengumpulan Data ................................................................... 49
4.7 Langkah-Langkah Pengembangan Sistem .............................................. 50
4.7.1 Tahap Analasis Sistem
4.7.1.1 Studi Kelayakan ........................................................ 50
4.7.1.2 Analisis Kebutuhan .................................................... 51
4.7.1.3 Analisis Peluang Pengembangan Sistem ................... 52
4.7.2 Tahap Desain Sistem .................................................................. 52
Bab V. Hasil Penelitian
5.1 Gambaran Geografis ................................................................................ 53
5.2 Gambaran Demografis
5.2.1 Komposisi Penduduk Menurut Janis Kelamin dan Kelompok
Umur ............................................................................................ 53
5.2.2 Kepadatan Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk .................... 55
5.3 Data Umum Puskesmas Sukmajaya
5.3.1 Ketenagaan ................................................................................. 56
5.3.2 Struktur Organisasi ..................................................................... 57
5.3.3 Sarana dan Prasarana .................................................................. 58
5.3.4 Program Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ..................... 60
5.3.4.1 Cakupan Program Pelayanan Kesehatan Ibu ..................... 62
5.4 Analisis Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas
Sukmajaya Kota Depok
5.4.1 Studi Kelayakan .......................................................................... 65
5.4.2 Analisis Kebutuhan .................................................................... 66
5.4.2.1 Input Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan
Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota
Depok ................................................................................ 69

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


5.4.2.2 Proses Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan
Pelayanan Kesehatan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukmajaya Kota Depok ..................................................... 71
5.4.2.3 Output Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan
Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota
Depok ................................................................................ 73
5.4.2.4 Simpulan Masalah Sistem Informasi Pencatatan dan
Pelaporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas
Sukmajaya Kota Depok ..................................................... 74
5.4.3 Analisis Peluang Pengembangan Sistem .................................... 75
Bab VI. Pembahasan
6.1 Pengembangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan
Ibu di Puskesmas Sukmajaya .................................................................. 78
6.1.1 Bagan Alir Sistem ....................................................................... 80
6.1.2 Diagram Alir Data Level 1 ......................................................... 82
6.1.3 Diagram Alir Data Level 2 ......................................................... 82
6.1.4 Entity Relationship Diagram (ERD) .......................................... 84
6.2 Rancangan Hubungan Antar Tabel ........................................................ 84
6.3 Kamus Data ............................................................................................. 85
6.4 Desain Antar Muka Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok ........... 88
6.4.1 Input Data ................................................................................... 89
6.4.2 Output ......................................................................................... 93
6.5 Pembahasan ........................................................................................... 102
6.5.1 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di
Puskesmas Sukmajaya Kota Depok .......................................... 102
6.5.2 Rancangan Teknologi ............................................................... 103
6.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem .......................................... 104
6.5.4 Perbandingan Sistem ................................................................ 105
6.5.5 Prasyarat Berjalannya Sistem ................................................... 106

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


6.5.6 Peran Serta Sistem Sebagai Solusi Pemecahan Masalah di
Puskesmas Sukmajaya Kota Depok ........................................... 107
Bab VII. Kesimpulan dan Saran
7.1 Kesimpulan ............................................................................................ 113
7.2 Saran ...................................................................................................... 114
Daftar Pustaka .................................................................................................. 115
Lampiran

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Simbol Pada Diagram Alur Program Terstruktur ............................... 37


Tabel 2.2 Simbol Pada DFD ............................................................................... 38
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................... 46
Tabel 5.1 Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya ................................................ 53
Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Puskesmas Sukmajaya
Tahun 2009 ......................................................................................... 54
Tabel 5.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kelurahan di Puskesmas
Sukmajaya Tahun 2009....................................................................... 55
Tabel 5.4 Kepadatan Penduduk Per Kelurahan Di Puskesmas Sukmajaya Tahun
2009..................................................................................................... 55
Tabel 5.5 Keadaan Tenaga di Puskesmas Sukmajaya Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2009 ...................................................................... 56
Tabel 5.6 Keadaaan Fasilitas Sarana dan Komunikasi Puskesmas Sukmajaya
Tahun 2009 ......................................................................................... 58
Tabel 5.7 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1, Fe 3 Menurut
Kelurahan Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 .................................. 62
Tabel 5.8 Jumlah Wanita Usia Subur Dengan Status Imunisasi TT Menurut
Kelurahan Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 .................................. 63
Tabel 5.9 Jumlah Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Puskesmas Sukmajaya
Tahun 2007-2009 ................................................................................ 64
Tabel 5.10 SOP Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu di
Puskesmas Sukmajaya Kota Depok .................................................... 67
Tabel 5.11 Simpulan Masalah Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ........................... 74
Tabel 5.12 Analisis Peluang Pengembangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ........................... 76
Tabel 6.1 Kamus Data dari Tabel Posyandu ....................................................... 85
Tabel 6.2 Kamus Data dari Tabel Klinik ............................................................ 85
Tabel 6.3 Kamus Data dari Tabel Puskesmas ..................................................... 86

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


Tabel 6.4 Kamus Data dari Tabel Desa .............................................................. 86
Tabel 6.5 Kamus Data dari Tabel Kelurahan ...................................................... 86
Tabel 6.6 Kamus Data dari Tabel Kecamatan .................................................... 86
Tabel 6.7 Kamus Data dari Tabel Bumil ............................................................ 86
Tabel 6.8 Kamus Data dari Tabel Kunjungan Bumil.......................................... 87
Tabel 6.9 Kamus Data dari Tabel Hamil ............................................................ 87
Tabel 6.10 Kamus Data dari Tabel Nifas............................................................. 87
Tabel 6.11 Kamus Data dari Tabel Komplikasi ................................................... 88
Tabel 6.12 Kamus Data dari Tabel Rujuk............................................................ 88
Tabel 6.13 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok ... 104
Tabel 6.14 Perbandingan Sistem Lama dan Sistem Baru .................................. 105

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk Model Data Hierarkis .......................................................... 20


Gambar 2.2 Bentuk Model Data Jaringan ............................................................ 21
Gambar 2.3 Komponen DSS ................................................................................ 29
Gambar 2.4 Komponen Sistem Kecerdasan Buatan ............................................. 30
Gambar 2.5 Penggunaan Informasi ...................................................................... 31
Gambar 2.6 Elemen Pemecahan Masalah ............................................................ 32
Gambar 2.7 SDLC Waterfall ................................................................................ 33
Gambar 3.1 Kerangka Teori.................................................................................. 44
Gambar 3.2 Kerangka Konsep ............................................................................. 45
Gambar 4.1 SDLC Waterfall ................................................................................ 50
Gambar 5.1 Bagan Organisasi UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Tahun
2010 ................................................................................................... 57
Gambar 5.2 Kunjungan Ibu Hamil di Puskesmas Sukmajaya ............................. 62
Gambar 5.3 Jumlah Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Puskesmas Sukmajaya
Tahun 2007-2009 .............................................................................. 64
Gambar 5.4 Presenatse Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatan dan
Puskesmas Kelurahan Sukmajaya Tahun 2009 ................................ 65
Gambar 5.5 Diagram Konteks Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan
Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Koata Depok ................... 69
Gambar 6.1 Rancangan Alur Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ......... 79
Gambar 6.2 Diagram Konteks Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan
Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukamajaya ....................................... 81
Gambar 6.3 Diagram Alir Data Level 1 Sistem Informasi Pencatatan dan
Pelaporan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya .......................... 82
Gambar 6.4 Diagram Alir Data Level 2 Sistem Informasi Pencatatan dan
Pelaporan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ......................... 83

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


Gambar 6.5 Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Informasi Pencatatan dan
Pelaporan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ......................... 84
Gambar 6.6 Table Relationship Diagram (TRD) Sistem Informasi Pencatatan dan
Pelaporan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ......................... 85
Gambar 6.7 Menu Halaman Utama Sistem Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan
Ibu di Puskesmas Sukmajaya ........................................................... 89
Gambar 6.8 Menu Halaman Input Sistem Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Ibu
di Puskesmas Sukmajaya .................................................................. 90
Gambar 6.9 Form Data Dasar Ibu dan Data Persalinan ........................................ 91
Gambar 6.10 Form Data Kunjungan Ibu Hamil ................................................... 92
Gambar 6.11 Form Data Nifas .............................................................................. 93
Gambar 6.12 Menu Laporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Ibu ... 94
Gambar 6.13 Garfik Cakupan Imunisasi TT1 dn TT2 (Contoh) .......................... 94
Gambar 6.14 Grafik Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 Tahun 2007-2009............... 95
Gambar 6.15 Cakupan K1 dan K4 Tahun 2007-2009 .......................................... 96
Gambar 6.16 Cakupan Deteksi Risiko Ibu Hamil Oleh Masyarakat Tahun 2006-
2010 (Contoh) ................................................................................. 97
Gambar 6.17 Cakupan Deteksi Risiko Ibu Hamil Oleh Tenaga Kesehatan Tahun
2006-2010 (Contoh) ....................................................................... 97
Gambar 6.18 Cakupan Ibu Hamil Berisiko Yang Dirujuk .................................. 98
Gambar 6.19 Cakupan Penolong Persalinan Tahun 2007-2009 .......................... 99
Gambar 6.20 Cakupan Pemberian Vitamin A Bulan Januari-Mei 2009
(Contoh) .......................................................................................... 99
Gambar 6.21 Cakupan Komplikasi Obstetri Yang Ditangani Januari-Mei 2009
(Contoh) ....................................................................................... 100
Gambar 6.22 Grafik PWS Cakupan K1 Murni Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukmajaya Januari-Juni 2011 (Contoh) ......................................... 101
Gambar 6.23 Langkah Sistem Dalam Mengurangi Kesalahan Data .................. 107
Gambar 6.24 Langkah Sistem Dalam Meminimalisasi Ketidaklengkapan
Data .............................................................................................. 109
Gambar 6.25 Langkash Sistem Dalam Mencari Duplikasi Data ....................... 110

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


Gambar 6.26 Fungsi Sistem Dalam Melihat Pasien Dalam dan Luar Wilayah .. 111
Gambar 6.27 Fungsi Sistem Dalam Penyajian Data .......................................... 112

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan. Hal ini


dapat dilihat dari keadaan kesehatan sumber daya manusia yang melaksanakan
pembangunan suatu bangsa. Kesehatan sumber daya menusia harus diperhatikan
sejak awal kehidupannya. Awal kehidupan yang lebih baik dapat dilihat pada
masa kehamilan seorang ibu. Negara Asia Tenggara menyumbang sepertiga dari
kematian ibu dan anak secara global. Sebanyak 98% dari seluruh kematian ibu
dan anak terjadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal dan Myanmar (“Angka
Kematian Ibu”).
Menurut SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) 2007, AKI (Angka
Kematian Ibu) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Bila disesuaikan oleh
target MDG’s, Indonesia harus menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2009). Namun perkembangan penurunan
angka kematian ibu di Indonesia masih berjalan lambat dan diprediksi tidak dapat
memenuhi target MDG’s pada tahun 2015.
Data mengenai jumlah kematian ibu melahirkan di Provinsi Jawa Barat pada
tahun 2009 menunjukkan bahwa Kota Depok menduduki peringkat ke 18 dari 26
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Hal ini dikarenakan Kota Depok memiliki
19 kasus kematian ibu. Adapun pada tahun 2010, yaitu dari bulan Januari hingga
September, jumlah kematian ibu di kota Depok masih cukup tinggi yakni
mencapai 11 orang. Rata-rata penyebab dari kematian ibu di kota Depok
disebabkan oleh kurang gizi dan pendarahan. Kematian ibu di Depok rata-rata
terjadi pada persalinan dan masa nifas (“Kematian Ibu”). Kecamatan Sukmajaya
merupakan daerah penyumbang kematian ibu terbanyak kedua di Kota Depok
yaitu dengan jumlah kematian ibu sebanyak 2 orang.
Depok adalah salah satu kota yang memiliki kepadatan penduduk yang
cukup tinggi sehingga perlu adanya kualitas pelayanan kesehatan yang baik yang
dapat mencakup seluruh masyarakat dari segala kalangan di setiap wilayah

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


2

kerjanya. Menurut hasil sensus penduduk yang dilakukan BPS Kota Depok bahwa
tahun 2010, luas wilayah Kota Depok adalah sekitar dengan 199,44 km² dengan
jumlah penduduk secara keseluruhan adalah 1.736.565 jiwa dan tingkat kepadatan
penduduk adalah sebesar 8.707 orang per km². Kecamatan Sukmajaya yang
merupakan wilayah kerja dari puskesmas tempat penelitian memiliki penduduk
terbanyak kedua di Kota Depok sebanyak 232.895 jiwa atau sebesar 13,41 persen.
Kecamatan Sukmajaya memiliki sex ratio sebesar 100 yang dimaksudkan bahwa
jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sama (BPS, 2010). Selain itu,
penduduk wanita usia reproduktif di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya dari
tahun 2007 hingga 2009 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok umur yang
lain (Puskesmas Sukmajaya, 2010). Karakteristik penduduk di Kecamatan
Sukmajaya memiliki jumlah wanita usia reproduktif cukup tinggi sehingga harus
diiringi dengan perhatian terhadap manajemen pelayanan kesehatan ibu serta
upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu.
Salah satu upaya manajemen pada program kesehatan ibu diantaranya
adalah PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak).
Adapun pengertian dari pemantauan wilayah setempat itu sendiri adalah alat
manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja
secara terus-menerus. Kegiatan pemantauan dalam PWS KIA terdiri dari
pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data serta penyebarluasan
informasi ke penyelenggara program dan pihak/instansi terkait dan tindak lanjut
(Depkes RI, 2009).
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dan PWS diperlukan sebuah
indikator untuk mempermudah penilaian perkembangan dari kinerja pelayanan.
Adapun kegunaan dari indikator yang adekuat adalah menghasilkan gambaran
situasi kesehatan yang lebih mencerminkan keadaan sesungguhnya (evidence) di
masyarakat.
Pada kegiatannya, pelayanan kesehatan ibu memiliki beberapa indikator.
Indikator yang digunakan untuk menggambarkan situasi kesehatan ibu dan
pelayanan, yaitu cakupan pelayanan K1, K1 murni, K4, TT1, TT2, Fe1, Fe3,
persalinan oleh tenaga kesehatan, deteksi risiko oleh masyarakat, kasus risiko

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


3

yang dirujuk, komplikasi obstetrik, serta ibu nifas yang mendapat vitamin A.
Indikator-indikator tersebut membantu dalam mengevaluasi kinerja pelayanan dan
kondisi kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya.
Kondisi saat ini di Puskesmas Sukmajaya, sistem pencatatan dan pelaporan
pelayanan kesehatan ibu belum dapat menghasilkan perhitungan indikator yang
baik. Hal tersebut dikarenakan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan instansi-
instansi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya masih memiliki
kekurangan dalam hal kelengkapan dan ketepatan dalam pencatatan dan
pelaporan. Selain itu, kendala yang dalam hal mengurangi pencatatan double
record. Kondisi pelaporan cakupan dari indikator di Puskesmas Sukmajaya
belum dioptimalkan dalam penyajian untuk pengambilan keputusan yang cepat
dan tepat, serta berdasarkan evidence based.
Dilain pihak, pengambilan keputusan dengan cepat sangat membantu dalam
merencanakan program kesehatan selanjutnya agar lebih tepat sasaran. Salah satu
pendukung dalam pengambilan keputusan yang cepat adalah cara penyajian data.
Puskesmas Sukmajaya merupakan puskesmas yang ditetapkan sebagai puskesmas
standar sehingga diperlukan tindakan intervensi dari puskesmas itu sendiri tanpa
menunggu hasil dari dinas kesehatan kota. Namun, menurut Kepala Puskesmas
Sukmajaya, laporan cakupan yang dilaporkan ke kepala puskesmas dan Dinas
Kesehatan kota Depok masih dalam bentuk jumlah angka. Hal tersebut
menyebabkan tidak terlihatnya gap masalah dengan jelas sehingga data perlu
diolah dengan penyajian yang lebih baik untuk pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, demi memudahkan proses sistem informasi tersebut maka
diperlukan pemanfataan teknologi dan perbaikan sistem pengumpulan data yang
berfungsi memudahkan dan mengefisiensikan pekerjaan dalam pengubahan suatu
data menjadi informasi agar informasi yang didapat berkualitas baik. Diharapkan
adanya otomasi dalam proses pencatatan, pengolahan data dan pembuatan laporan
dalam bentuk sistem informasi pencatatan dan pelaporan data berbasis
spreadsheet dan database yang dapat mempermudah pekerjaan.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


4

1.2 Rumusan Masalah


Puskesmas Sukmajaya merupakan puskesmas yang ditetapkan sebagai
puskesmas standar di kota Depok dan juga sudah berstandar ISO 901:2001.
Namun, bila dilihat dari sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu
masih memiliki kendala dalam menghasilkan informasi yang berkualitas baik.
Adapun yang mempengaruhi kurangnya kualitas informasi adalah adanya
cakupan melebihi 100% seperti cakupan K1 sebesar 104,82%. Hal tersebut
disebabkan masih adanya perhitungan yang tidak valid ataupun kesalahan dalam
pendataan dari sumber daya manusianya sendiri, dan duplikasi data. Duplikasi
data dapat terjadi di loket pendaftaran dengan adanya pasien yang lupa membawa
kartu berobat sehingga akan dibuatkan kartu berobat yang baru dengan nomor
rekam medis yang berbeda. Hal tersebut terjadi rata-rata dalam sehari pada 10
pasien dari 168 kunjungan. Kendala lainnya adalah ketidaklengkapan laporan ke
puskesmas, serta penyajian data yang tidak mendukung untuk pengambilan
keputusan secara cepat dan tepat. Hal tersebut tidak hanya merusak dari kualitas
informasi juga dapat menghambat pengambilan keputusan yang evidence based.
Dalam hal ini terkadang diperlukannya teknologi terkait proses manajemen
informasi.

1.3 Pertanyaan Penelitian


Bagaimana sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan
ibu guna menghasilkan informasi berbasis fakta untuk pengambilan keputusan
yang tepat sasaran.

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Menghasilkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan
kesehatan ibu yang dapat menghasilkan informasi berbasis fakta untuk
pengambilan keputusan yang tepat sasaran.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


5

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui kendala atau masalah teknis sistem informasi


pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu dalam
menghasilkan informasi berdasarkan fakta

2. Mengetahui dampak-dampak sistem informasi pencatatan dan


pelaporan yang perlu diperbaiki untuk menghasilkan informasi
pelayanan kesehatan ibu berbasis fakta

3. Membuat revisi sistem informasi pencatatan dan pelaporan


pelayanan kesehatan ibu yang dapat menghasilkan informasi
berbasis fakta.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Bagi Instansi Terkait
1. Menjadikan hasil penelitian sebagai bahan evaluasi kegiatan
pencatatan dan pelaporan khususnya bidang pelayanan kesehatan
ibu.
2. Menjadikan hasil penelitian sebagai referensi untuk memperbaiki
kegiatan manajemen informasi.
3. Menjadikan hasil penelitian sebagai referensi untuk
pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan
kesehatan ibu di masa mendatang.
1.5.2 Bagi Peneliti
1. Menambah wawasan bagi peneliti tentang gambaran pelaksanaan
sistem informasi khususnya dalam pencatatan dan pelaporan
pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas serta berbagai kendala
yang mungkin ditemukan dalam proses tersebut.
2. Dapat mengaplikasikan ilmu dan ide yang dimiliki untuk
mengembangkan sistem informasi yang sudah ada.
3. Menambah pengalaman dan wawasan di bidang sistem informasi
kesehatan.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


6

1.5.3 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat


1. Terbinanya hubungan kerjasama yang baik dalam bidang
pengembangan sistem informasi antara Fakultas Kesehatan
Masyarakat dengan tempat/ institusi penelitian.
2. Menambah sumber informasi kepustakaan Fakultas Kesehatan
Masyarakat.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


Dalam penulisan akan dilakukan pengembangan sistem informasi
pencatatan dan pelaporan untuk pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas
Sukmajaya Kota Depok. Tahapan penelitian ini adalah dengan pengumpulan
informasi (primer dan sekunder), identifikasi masalah, studi kelayakan, analisis
kebutuhan, analisis peluang pengembangan sistem, perancangan sistem dan
evaluasi sistem. Penelitian ini menggunakan data tahun 2009 dan kondisi
organisasi tahun 2010.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelayanan Kesehatan Ibu


2.1.1 Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya. Tenaga kesehatan yang
kompeten yang memberikan pelayanan antenatal adalah dokter spesialis
kebidanan, dokter, bidan, dan perawat. Pelayanan antenatal antara lain
sebagai berikut :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrinning status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi
tetanus toksoid (TT) bila diperlukan
7. Pemberian tabelt zat besi minimal 90 tabelt selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan
dan pencegahan komplikasi (P4K) serta pasca persalinan
Ditentukan pula frekuensi pelayanan antenatal sebanyak 4 kali
selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Minimal 1 kali pada triwulan pertama
2. Minimal 1 kali pada triwulan kedua
3. Minimal 2 kali dalam triwulan ketiga (Depkes RI, 2009)

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


8

2.1.2 Pertolongan Persalinan


Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan yang
aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Tenaga
kesehatan yang kompeten yang melakukan pelayanan pertolongan
persalinan adalah dokter spesialis kebidanan, dokter dan bidan. Pada
persalinan, penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar
3. Manajemen aktif kala III
4. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat
pelayanan yang lebih tinggi
5. Melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD)
4. Memberikan injeksi vitamin K1 dan salep mata pada bayi baru
lahir (Depkes RI, 2009).

2.1.3 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas


Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga
kesehatan. Tenaga kesehatan yang kompeten dalam pelayanan ini adalah
dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat. Ibu melakukan
kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai 3 hari setelah
persalinan
2. Kunjungan nifas kedua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan
(8-14 hari)
3. Kunjungan nifas ketiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan

Pelayanan yang diberikan adalah :


1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus)

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


9

3. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vagina lainnya


4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan
5. Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali,
pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24
jam pemberian kapsul vitamin A pertama
6. Pelayanan KB pascasalin (Depkes RI, 2009).

2.1.4 Deteksi Dini Faktor Risiko dan Komplikasi Kebidanan dan Oleh
Tenaga Kesehatan Maupun Masyarakat
Angka kematian ibu yang terjadi di Indonesia masih tinggi. Maka dari
itu, perlu adanya kegiatan deteksi dini segala faktor risiko dan komplikasi
untuk mengurangi kematian ibu. Hal ini juga diperlukan untuk menjaga
kesehatan janin agar tidak semakin tingginya angka kematian neonatus.
Kegiatan KIA dari puskesmas juga melihat faktor risiko pada ibu hamil,
seperti :
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2. Anak lebih dari 4
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2
tahun
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang
dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa
kehamilan
5. Anemia dengan hemoglobin < 11 g/dl
6. Tinggi badan kurang dari 145 cm atau dengan kelainan bentuk
panggul dan tulang belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum
kehamilan ini
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain :
tuberkulosis, kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan
endokrin (Diabetes Mellitus, Sistemik Lupus Eritematosus, dll),
tumor dan keganasan

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


10

9. Riwayat kehamilan buruk, seperti keguguran berulang,


kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah
dini, bayi dengan cacat kongenital
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi, yaitu : persalinan dengan
seksio sesarea, ekstraksivakum/ forceps
11. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan,
infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum blues)
12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi
dan riwayat cacat kongenital
13. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster
14. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar
15. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada
usia kehamilan lebih dari 32 minggu (Depkes RI, 2009)
.
2.1.5 Penanganan Komplikasi Kebidanan
Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu
dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai
standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan. Diperkirakan sekitar 15-20 % ibu hamil akan mengalami
komplikasi kebidanan.
Untuk meningkatkan cakupan dan kualitas penanganan komplikasi
kebidanan maka diperlukan adanya fasilititas pelayanan kesehatan yang
mampu memberikan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi secara
berjenjang mulai dari bidan, puskesmas mampu PONED sampai rumah sakit
PONEK 24 jam.
Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas mampu
PONED meliputi:
1. Pelayanan obstetri :
a. Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas
b. Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan (pre-
eklampsi dan eklampsi)

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


11

c. Pencegahan dan penanganan infeksi


d. Penanganan partus lama/macet
e. Penanganan abortus
f. Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi
rujukan (Depkes RI, 2009).

2.2 Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Berdasarkan kebijakan dasar puskesmas, Puskesmas Sukmajaya
memiliki 3 fungsi, yaitu :
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Puskesmas juga aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah
kerjanya. Upaya yang dilakukan puskesmas dalam pembangunan kesehatan
adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan progam kesehatan.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab
puskesmas, meliputi :

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


12

1. Pelayanan kesehatan perorangan


Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utama untuk menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
masyarakat antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya (Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi
Departemen Kesehatan, 2002).

2.3 Indikator
2.3.1 Pengertian Indikator
Menurut Wilson dan Sapanuchart (1993), indikator adalah suatu
ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi. Misalnya berat bayi
berdasarkan umur adalah indikator bagi status gizi bayi tersebut. Selain itu,
menurut Green (1992) bahwa pengertian indikator adalah varibel-variabel
yang mengindikasikan atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu
keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan.
(“Pengertian Indikator”)

2.3.2 Prasyarat dan Jenis Indikator


Prasyarat dari indikator adalah sebagai berikut :
1. (S)imple yaitu sederhana. Artinya indikator yng ditetapkan
sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun
dalam rumus penghitungan untuk mendapatkannya.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


13

2. (M)easurable yaitu dapat diukur. Indikator yang ditetapkan harus


merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya. Dengan
demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain.
Kejelasan pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara
mendapatkan datanya.
3. (A)ttributable yaitu bermanfaat. Indikator yang ditetapkan harus
bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan.
4. (R)eliable yaitu dapat dipercaya. Indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar, teliti.
5. (T)imely yaitu tepat waktu. Indikator yang ditetapkan harus dapat
didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta
pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat
pengambilan keputusan dilakukan (Utomo, 2010)

Ada 3 jenis indikator, yaitu


1. Absolut
Indikator yang merupakan pembilang saja, yaitu jumlah dari
sesuatu hal/kejadian.
2. Proporsi
Indikator yang nilai resultannya dinyatakan dengan persen karena
pembilangnya merupakan bagian dari penyebut.
3. Angka atau rasio
Indikator yang menunjukkan frekuensi dari suatu kejadian
selama waktu (periode) tertentu (Utomo, 2010)

2.3.3 Indikator Kesehatan Ibu


Indikator yang digunakan dalam pemantauan program kesehatan ibu
meliputi (Depkes, 2009) :

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


14

1. Cakupan Kunjungan pertama Kali (K1) Murni


x 100

2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Keempat (K4)


X100

3. Cakupan Ibu Hamil Memperoleh Imunisasi TT1


x 100

4. Cakupan Ibu Hamil Memperoleh Imunisasi TT2


x 100

5. Cakupan Ibu Hamil Memperoleh Tablet Fe1


x 100

6. Cakupan Ibu Hamil Memperoleh Tablet Fe3


x 100

7. Cakupan Data Risiko Oleh Tenaga Kesehatan


x 100

8. Cakupan Deteksi Risiko Oleh Masyarakat

x 100

9. Cakupan Kasus Risiko Tinggi Ibu Hamil Yang Dirujuk


x 100

10. Cakupan Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan


x 100

11. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri

x 100

12. Cakupan Ibu Nifas Yang Mendapat Vitamin A


x 100

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


15

2.4 PWS KIA


Sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di
puskesmas mengacu pada prinsip PWS KIA. PWS KIA adalah alat manajemen
untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus
menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Kegiatan yang
dilakukan dalam PWS KIA adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data
Data yang dicatat per desa/kelurahan dan kemudian dikumpulkan di
tingkat puskesmas akan dilaporkan sesuai jenjang administrasi.
b. Pencatatan Data
Pencatatan data dibagi menjadi 2 data, yaitu data sasaran dan data
pelayanan. Data sasaran diperoleh oleh bidan di desa/kelurahan dari para
kader dan dukun bayi yang melakukan pendataan ibu hami, bersalin dan
nifas. Data pelayanan adalah hasil pencatatan dari bidan di desa/kelurahan
yang mencatat secara detail pelayanan KIA di dalam kohort ibu dan kartu
ibu serta buku KIA. Adapun diagram alur pencatatan pelayanan KIA, yaitu :
c. Pengolahan Data
Langkah pengolahan data dalam kegiatan PWS KIA adalah sebagai
berikut :
1. Pembersihan data, melihat kelengkapan dan kebenaran pengisian
formulir yang tersedia
2. Validasi, melihat kebenaran dan ketepatan data
3. Pengkelompokkan, sesuai dengan kebutuhan data yang harus
dilaporkan
d. Pembuatan Grafik PWS KIA
Pada tahap ini dilakukan penyajian data dalam bentuk grafik dari tiap
indikator yang dipakai. Selain itu juga menggambarkan pencapaian tiap
desa/kelurahan dalam tiap bulan.
e. Analisis dan Rencana Tindak Lanjut
Analisis adalah suatu pemeriksaan dan evaluasi dari suatu informasi
yang sesuai dan relevan dalam menyeleksi suatu tindakan yang terbaik dari

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


16

berbagai macam alternatif variasi. Kegiatan analisis selanjutnya ditujukan


untuk menghasilkan suatu keputusan tindak lanjut teknis dan non-teknis bagi
puskesmas.
f. Pelaksanaan dan Pelaporan PWS KIA
Data PWS KIA akan dilaporkan di masing-masing tingkatan. Pada
tingkat puskesmas, data PWS KIA dilaporkan berdasarkan:
1. Ditingkat desa akan dilaporkan ke puskesmas setiap bulan dalam
bentuk register KIA dan rekapitulasi kohort KB
2. Ditingkat puskesmas untuk dilaporkan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota setiap bulan dalam bentuk LB3 KIA, LB3 Gizi, LB3
imunisasi, dan Rekapitulasi KB. (Depkes, 2009)

2.5 Evidence Based


2.5.1 Definisi
Ketersedian fakta atau informasi mengindikasikan sebuah
kepercayaan atau proporsi yang benar atau valid. Untuk seorang
professional kesehatan masyarakat, fakta tak jarang dikaitkan dengan sebuah
data yang meliputi data epidemiologi, hasil dari program atau evaluasi
kebijakkan, dan data kualitatif yang digunakan untuk membuat keputusan
dan penentuan prioritas. Definisi secara luas dari evidence based adalah
meliputi pengembangan, implementasi, dan evaluasi efektifitas program
serta kebijakkan dalam kesehatan masyarakat hingga dasar aplikasi dengan
alasan pendekatan ilmiah, meliputi penggunaan sistematik dari data dan
sistem informasi, dan didukung menggunakan teori ilmu sosial dan model
perencanaan program.
Fakta akan kesehatan masyarakat mendukung pengembangan dan
implementasi dari keefektifan program dan kebijakkan. Program kesehatan
masyarakat dapat didefinisikan sebagai intervensi berstruktur dengan
maksud meningkatkan kesehatan dari seluruh populasi atau sebuah
subpopulasi yang berisiko tinggi (Brownson,2003).

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


17

2.5.2 Penilaian Kualitas dan Batas dari Fakta


Beberapa kriteria digunakan dalam mencapai kualitas dalam
penelitian kesehatan masyarakat adalah dengan melakukan banyak
observasi, penelitian ilmiah, menerbitkan jurnal dalam kelompok peninjau,
menghasilkan temuan yang berasal dari penelitian lain, hasil diuji dengan
hipotesis dan mendiskusikan hubungan dengan penelitian sebelumnya
(Brownson,2003).

2.5.3 Hambatan Penggunaan Secara Luas Fakta Dalam Pembuatan


Keputusan
Bebrapa hambatan dalam penggunaan secara luas data dan proses
analisis dalam pembuatan keputusan adalah sebagai berikut :
1. Kelemahan kepemimpinan dalam memfokuskan agenda
berdasarkan kekuatan fakta. Hambatan ini dapat dipecahkan
dengan salah satu solusi yaitu dengan komitmen dari semua
pemimpin kesehatan masyarakat untuk meningkatkan intervensi
kesehatan masyarakat.
2. Kelemahan dalam melihat implementasi dan evaluasi sebuah
program dalam waktu yang lama. Salah satu solusi untuk
hambatan ini adalah dengan cara mengadopsi dan ketaatan
format rencana evaluasi dan kerja.
3. Tekanan luar termasuk politik. Salah satu solusinya adalah
komunikasi strategis dan strategi diseminasi.
4. Tidak cukupnya pengetahuan kesehatan masyarakat. Perluas
penyebaran berita dan bangun program pelatihan, termasuk
menggunakan teknolgi belajar jarak jauh.
5. Kekurangan waktu dalam mengumpulkan informasi, analisis data
dan meninjau kembali literatur untuk fakta. Pertinggi
kemampuan analisis secara efisien dan melihat literatur,
kemampuan komputer.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


18

6. Kelemahan dalam hal meluas, memperbaharui informasi


mengenai efektifitas program dan kebijakkan. Meningkatkan
panduan diseminasi dalam strategi klinik dan berbasis populasi.
7. Kelemahan efektifitas data dalam intervensi kesehatan
masyarakat untuk populasi tertentu. Meningkatkan pembiayaan
untuk peneliti kesehatan masyarakat (Brownson,2003).

2.6 Basis Data


2.6.1 Pengertian Data
Data merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai
makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu
diolah untuk dihasilkan sesuatu yang lebih bermakna. Data dapat berbentuk
nilai yang terformat, teks, citra (image), video, dan audio. Data yang
terformat adalah data dengan suatu format tertentu seperti jam, tanggal atau
nilai mata uang. Teks adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol
khusus yang kombinasinya tak tergantung masing-masing item secara
individual. Contoh teks adalah artikel. Citra (image) adalah data dalam
bentuk gambar. Citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontgen, ataupun
gambar lannya. Video adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan
disertai dengan suara. Sedangkan audio adalah data dalam bentuk suara
(Mulyanto, 2009, hal.16).

2.6.2 Pengertian Basis Data


Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan
data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh
informasi. Basis data dimaksudkan mengatasi problem pada sistem yang
memakai pendekatan berbasis berkas.
Untuk mengolah basis data diperlukan perangkat lunak yang disebut
DBMS. DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para
pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data
dengan cara yang praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


19

mengakomodasi berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses


yang berbeda-beda (Kadir, 2002, hal.254).

2.6.3 Bahasa Basis Data


Semua DBMS memiliki dua macam bahasa yang digunakan untuk
mengelola dan mengorganisasikan data, yaitu :
1. Bahasa definisi data (Data Definition Language atau DDL)
DDL adalah perintah-perintah yang biasa digunakan oleh
administrator basis data untuk mendefinisikan skema basis data dan
juga sub skema. Hasil komplikasi dari pernyataan-pernyataan DDL
disimpan dalam berkas-berkas special yang disebut katalog sistem.
Katalog sistem ini memadukan metadata, yaitu dat yang menjelaskan
objek-objek dalam basis data. Isi metadata adalah definisi rekaman-
rekaman, item data, dan objek lain yang berguna atau diperlukan oleh
DBMS (Kadir, 2002, hal.266).
2. Bahasa manipulasi data (Data Manipulation Language atau DML)
DML adalah perintah-perintah yang digunakan untuk melakukan
hal-hal seperti mengambil data pada basis data, menambahkan data
pada basis data, mengubah data pada basis data, dan menghapus data
pada basis data. DML dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
a. DML Prosedural adalah perintah-perintah yang memungkinkan
pemakai menentukan data apa saja yang diperlukan dan
bagaimana cara mendapatkannya
b. DML non-prosedural adalah perintah-perintah yang
memungkinkan pemakai menentukan data apa saja yang
diperlukan, tanpa perlu menyebutkan cara mendapatkannya
(Kadir, 2002, hal.266).

2.6.4 Model Basis Data


Model data adalah sekumpulan konsep terintegrasi yang dipakai
untuk menjabarkan data, hubungan antar data, dan kekangan terhadap data

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


20

yang digunakan untuk menjaga konsistensi. Model data memiliki 4 macam,


yaitu :
1. Model Data Hierarkis
Model ini sering kali dijabarkan dalam bentuk pohon terbalik.
Masalah utama dalam DBMS hierarkis terletak pada ketidakpraktisan
dalam merepresentasikan hubungan M:M (banyak ke banyak),
mengingat suatu anak tidak boleh memiliki lebih dari satu orang tua
(Kadir, 2002, hal.274).
Gambar 2.1
Bentuk Model Data Hierarkis

B C D

E F G

H I J

2. Model Data Jaringan


Model data jaringan menyerupai model hierarkis. Namun, ada
perbedaan karena model data jaringan, tidak mengenal akar, dan
setiap anak bisa memiliki lebih dari satu orang tua. Mengingat bahwa
anak bisa memiliki lebih dari sebuah orang tua, maka model data ini
mendukung hubungan M:M (Kadir, 2002, hal.275).

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


21

Gambar 2.2
Bentuk Model Data Jaringan

A H

B C I

E F G J K

3. Model Data Relasional


Model data relasional mengunakan sekumpulan tabel berdimensi
dua (yang biasa disebut relasi atau tabel) dengan masing-masing tabel
tersusun atas sejumlah baris dan kolom. Pada model relasional, kaitan
atau asosiasi dua buah tabel disebut hubungan (relationship).
Hubungan dapat berupa :
a. 1-1 yakni satu data pada suatu tabel berpasangan dengan
hanya satu pada tabel lainnya
b. 1-M yakni satu data pada suatu tabel berpasangan dengan
banyak data pada tabel lainnya (Kadir, 2002, hal.271).

4. Model Data Berbasis Objek


Model data berbasis objek adalah model data yang menerapkan
teknik pemrograman berorientasi objek. DBMS yang menggunakan
model ini biasa disebut OODBMS (Object Oriented Database
Management System) (Kadir, 2002, hal.276).

2.7 Sistem Informasi


2.7.1 Pengertian dan Karakteristik Sistem
Menurut Jerry Fith Gerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


22

(Mulyanto, 2009, hal.2). Dalam bidang sistem informasi, sistem diartikan


sebagai komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan input dalam
proses transformasi yang teratur. Apabila suatu komponen tidak
memberikan kontribusi terhadap sistem untuk mencapai tujuan, tentu saja
komponen tersebut bukan bagian dari sebuah sistem. Suatu sistem memiliki
beberapa karakteristik, yaitu :
1. Komponen Sistem
Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi
sebuah sistem berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi
sistem lainnya. Apabila suatu sistem merupakan salah satu dari
komponen sistem lain yang lebih besar, maka akan disebut dengan
subsistem, sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah
lingkungannya. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem
untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan memengaruhi proses
sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu
sistem yang lebih besar yang disebut super sistem. Sebagai
contohnya apibila fakultas disebut sebagai sistem maka perguruan
tinggi merupakan super sistem.
2. Batas Sistem
Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau
kemampuan sistem. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem
dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas sistem juga menunjukkan
lruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang
dapat mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang
menguntungkan ataupun yang merugikan. Pengaruh yang
menguntungkan ini tentunya harus dijaga sehingga akan mendukung

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


23

kelangsungan operasi sebuah sistem. Sedangkan lingkungan yang


merugikan harus ditahan dan dikendalikan agar tidak mengganggu
keberlangsungan sebuah sistem.
4. Penghubung Sistem
Penghubung merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa
adanya pengubung, sistem akan berisi kumpulan subsistem yang
berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Penghubung inilah yang
akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input)
hingga keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu
subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang
lainya membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan atau input merupakan energi yang dimasukkan ke dalam
sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintance input)
dan masukkan sinyal (signal input). Maintance input adalah bahan
yang dimasukkan agar sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input
adalah masukkan yang diproses untuk mendapatkan keluaran.
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran (output) adalah hasil dari pemprosesan. Kelauaran dapat
berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya
sebagai sisa pembuangan.
7. Pengolah Sistem (Process)
Pengolahan sistem (process) merupakan bagian yang melakukan
perubahan dari masukan menjadi keluaran yang diinginkan.
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan (goal).
Apabila sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak
akan ada gunanya. Secara umum, sistem memiliki 3 tujuan utama,
yaitu mendukung fungsi kepengurusan manajemen,pengambilan
keputusan manajemen dan kegiatan operasi perusahaan (Mulyanto,
2009, hal.1-8).

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


24

2.7.2 Pengertian dan Karakteristik Informasi


Menurut McFadden, dkk (1999), informasi merupakan data yang
telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan
seseorang yang menggunakan data tersebut. Sedangkan, menurut Davis
(1999), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang
berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat
ini atau saat mendatang (Kadir, 2002, hal.31).
Menurut Barry E., informasi merupakan sesuatu yang menunjukkan
hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang
menerimanya. Serta menurut Robert N. Anthony dan John Dearden dalam
buku Management Control System, menyebut informasi sebagai suatu
kenyataan, data item yang menambah pengetahuan bagi penggunanya
(Mulyanto, 2009, hal.17).
Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin dalam bukunya
Accounting Information System: Concepts and Practise mengatakan
informasi sebagai kenyataan atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis (Mulyanto, 2009, hal.17).
Kualitas informasi dipengaruhi oleh 3 hal pokok, yaitu :
1. Akurasi (accuracy)
Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut tidak bias atau
menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas
mencerminkan maksudnya. Beberapa hal yang dapat berpengaruh
terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah :
a. Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik,
karena bila informasi yang dihasilkan sebagian tentunya akan
memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan
tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap
kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah
dengan baik.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


25

b. Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah


benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam
proses tersebut.
c. Informasi harus aman dari segala gangguan (noise) dapat
mengubah atau merusak akurasi informasi tersebut agar sesuai
dengan tujuan utama.

2. Tepat waktu (timeliness)


Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data,
datangnya tidak boleh terlambat (using). Informasi yang terlambat tidak
akan mempunyai nilai yang baik, karena informasi merupakan landasan
dalam pengambilan keputusan.

3. Relevansi (relevancy)
Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal
ini berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya
berbeda. Misalnya informasi mengenai kerusakan infrastruktur
laboratorium komputer ditujukan kepada rector universitas. Tetapi akan
lebih relevan bila ditujukan kepada penanggung jawab laboratorium.
Untuk menilai atau mengukur nilai sebuah informasi (value of
information) ditentukan dari dua hal pokok, yaitu manfaat (benefit) dan
biaya (cost). Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih
efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian
besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan
nilai uang tetapi dapat ditaksir dengan nilai efektivitasnya. Nilai suatu
informasi berhubungan dengan keputusan. Informasi yang dapat
mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dapat
dikatakan informasi tersebut memiliki nilai yang tinggi. Sebaliknya
apabila informasi tersebut kurang memberikan manfaat dalam

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


26

pengambilan keputusan, maka informasi tersebut dikatakan bernilai


rendah.
Informasi itu sendiri juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Benar atau salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan
kebenaran terhadap kenyataan.
2. Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.
3. Tambahan. Informasi dapat memperbarui atau memberikan
perubahan terhadap informasi yang telah ada.
4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi
terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.
5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada
sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat
(Mulyanto, 2009, hal.20).

2.7.3 Pengertian dan Jenis Sistem Informasi


Menurut Bodnar dan Hopwood (1993) dalam buku Accounting
Information System edisi kelima, mendefinisikan sistem informasi sebagai
kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk
mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna
(Mulyanto, 2009, hal.28). Menurut Turban, McLean, Waterbe (1999) dalam
buku Information Technology for Management Making Connection for
Strategies Advantages, mendefiniskan sistem informasi sebagai sistem
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan
informasi untuk tujuan yang spesifik. Sedangkan definisi sistem informasi
menurut Joseph Wilkinson dalam buku Accounting Information System
adalah kerangka kerja yang mengoordinasikan sumberdaya
(manusia,komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran
(informasi) guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan (Mulyanto, 2009,
hal.29).
Beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi,

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


27

prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis dan


menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem informasi
terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen sistem
informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah manusia, hardware,
software, data dan jaringan.
Adapun jenis-jenis dari sistem informasi berdasarkan tujuannya
adalah sebagai berikut :
1. Tansaction Processing Systems
Fokus utama sistem ini adalah pada data transaksi. Sistem ini
digunakan untuk menghimpun, menyimpan dan memproses data
taransaksi serta sering kali mengendalikan keputusan yang
merupakan bagian dari transaksi. Model dari sistem ini adalah data
transaksi mula-mula dimasukkan ke dalam sistem dan kemudian
disimpan dalam basis data. Selanjutnya, sistem dapat memberikan
laporan ataupun dokumen tentang transaksi. Pemakai dapat meminta
suatu permintaan terhadap data dan sistem akan memberikannya.
Pemakai juga dapat mengambil data (download) ataupun meletakkan
data (upload) ke dalam basis data (Kadir, 2002 hal.111).
2. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM adalah sistem informasi yang sduah terkomputerisasi yang
bekerja karena adanya interaksi antara manusia dan komputer.
Sistem informasi manajemen mendukung spektrum tugas-tugas
operasional yang lebih luas dari transaction processing systems,
termasuk analisis keputusan dan pembuatan keputusan. Menurut
Haag (2000), SIM seringkali disebut juga sebagai sistem peringatan
manajemen (management alerting system) karena sistem ini
memberikan peringatan kepada pemakai (umumnya manajemen)
terhadap masalah maupun peluang (Kadir, 2002, hal. 114).
Untuk mengakses analisis keputusan, pengguna SIM membagi
basis data biasa. Basis data menyimpan data dan model yang
membantu pengguna menginterpretasikan dan menerapkan data

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


28

tersebtu. SIM menghasilkan data yang digunakan untuk pengambilan


keputusan. SIM juga membantu menyatukan beberapa fungsi
informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi, meski tidak berupa
suatu struktur tunggal (Kadir, 2002 hal.115).
3. Decision Support System
DSS dirancang untuk membantu manajemen dalam proses
pengambilan keputusan. DSS dibuat untuk meningkatkan proses dan
kualitas hasil pengambilan keputusan. Menurut Turban (1995), DSS
memadukan data dan pengetahuan untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Menurut
Alter (1992), DSS merupakan sistem informasi interaktif yang
menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang
digunakan untuk pengambilan keputusan pada situasi yang
semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur dimana tak seorang
pun tahu secara pasti bagaiman keputusan seharusnya dibuat
(Mulyanto, 2009, hal.214).
Menurut O’Brien (2005), komponen DSS adalah data base,
model base, dan software sistem. Sistem data base berisi kumpulan
dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal
dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Isi
database digunakan oleh software sistem. Basis model (model base)
merupakan komponen software yang terdiri dari model-model yang
digunakan dalam rutinitas komputasional dan analistis yang secara
matematis menyatakan hubungan antarvariabel (Mulyanto, 2009,
hal.215)

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


29

Gambar 2.3 Komponen DSS

Databas
e

DSS

Model Software
base system

4. Sistem Ahli dan Kecerdasan Buatan


Kecerdasan buatan merupakan sebuah inovasi di bidang ilmu
pengetahuan muncul sejak tahun 1950. Kecerdasan buatan memiliki
kemampuan yang dapat menyimpan sejumlah besar informasi dan
memproses dengan kecepatan yang sangat tinggi menandingi
kemampuan otak manusia. Pada sistem ini, pengetahuan-
pengetahuan yang dimiliki manusia dimasukkan ke dalam komputer
agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dikerjakan
manusia.
Agar dapat menirukan kemampuan otak manusia, sebuah sistem
kecerdasan buatan harus dibekali pengetahuan dan kemampuan
untuk menalar. Sebuah sistem kecerdasan buatan biasanya terdiri
dari dua bagian utama yang sangat dibutuhkan, yaitu basis
pengetahuan (knowledge base) dan motor inferensi (inference
motor). Basis pengetahuan berisi fakta-fakta yang terjadi, teori,
pemikiran, dan hubungan antar entitas. Sedangkan motor inferensi
berisi kemampuan untuk menarik kesimpulan berdasarkan
pengetahuan (Mulyanto, 2009, hal.221).

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


30

Gambar 2.4
Komponen sistem kecerdasan buatan

Basis Motor
Pertanyaan Pengetahuan Inferensi Jawaban
Masalah Solusi

5. Executive Support System


Sistem informasi eksekutif atau EIS (Executive Information
System) berada pada level manajemen tingkat atas. Sistem informasi
eksekutif menyediakan informasi bagi eksekutif mengenai kinerja
keseluruhan fungsi organisasi. Sistem informasi eksekutif
menggabungkan berbagai fitur sistem informasi manajemen dan
sistem pendukung keputusan. EIS dirancang untuk membantu
eksekutif mencari informasi yang diperlukan manakala mereka
membutuhkannya dan dalam bentuk apapun yang paling bermanfaat
(Mulyanto, 2009, hal. 218).

2.7.4 Sistem Informasi Berbasis Komputer


Sistem informasi dapat dibedakan menjad dua, yaitu sistem
informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer atau lebih dikenal
Komputer Based Information System (CBIS). Dalam perkembangannya,
sistem informasi berbasis komputer dikenal dengan sebutan sistem informasi
saja.
Sistem informasi berbasis komputer merupakan suatu sistem
pengolah data menjadi informasi dengan menggunakan alat bantu pengambil
keputusan. Sistem informasi berbasis komputer mengandung arti bahwa
komputer memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah sistem
informasi (Mulyanto, 2009, hal.27).

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


31

2.7.5 Pendekatan Sistem


Penggunaan informasi dalam pemecahan masalah adalah membantu
dalam analisis situasi, penilaian, pelaksanaan dan pemantauan, perencanaan
program, alternatif pemecahan dan penentuan prioritas (Pusat Kajian
Informatika Kesehatan, 2009).
Gambar 2.5
Penggunaan Informasi

Bagian-bagian dalam pemecahan masalah adalah masalah, standard,


informasi, solusi alternatif, kendala dan solusi serta pemecah masalah.
Adapun tahapan dalam pemecahan masalah adalah persiapan, definisi dan
solusi. Pada tahap persiapan dilakukan dengan melihat organisasi sebagai
sistem, mengenal lingkungan sistem dan mengidentifikasi sub sistem. Pada
tahap definisi adalah melihat proses sistem ke subsistem dan menganalisis
bagian-bagian sistem dalam urutan yang jelas. Tahap solusi terdiri dari
tahapan mengidentifikasi alternatif solusi, mengevaluasi solusi, memilih
solusi terbaik, mengimlementasi solusi dan melihat keefektifan solusi (Pusat
Kajian Informatika Kesehatan, 2009).

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


32

Gambar 2.6
Elemen Pemecah Masalah

2.7.6 Pengembangan Sistem Informasi


2.7.6.1 SDLC
Pengembangan sistem informasi merupakan proses atau
prosedur yang harus diikuti untuk melaksanakan seluruh langkah dalam
menganalisis, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara
sistem informasi. Adapun beberapa tahapan dalam SDLC menurut
bebrapa sumber adalah sebagai berikut :
a. Menurut Alter (1992), tahapan SDLC adalah insiasi,
pengembangan, implementasi dan operasi serta pemeliharaan
b. Menurut Fabbri dan Schwab (1992), tahapanSDLC adalah
studi kelayakan, rencana awal, analisis sistem, desain sistem
dan implementasi sistem
c. Menurut Hoffer, George dan Valacich (1998), tahapan SDLC
adalah identifikasi dan seleksi proyek, insiasi dan perencanaan
proyek, analisis, perencanaan logis, perancangan fisik,
implementasi dan pemeliharaan.
d. Menurut McLeod (1998), tahapan SDLC adalah perencanaan,
analisis, perancangan dan implementasi (Kadir, 2002,
hal.398).

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


33

Gambaran SDLC Waterfall berdasarkan Roger Pressman


adalah sebagai berikut (Mulyanto, 2009, hal.243) :

Gambar 2.7
SDLC Waterfall

Pengembangan
Sistem/Informasi

Analisis Desain Pengkodean Pengujian

Pada fase analisis kebutuhan, seorang analis sistem


mengumpulkan kebutuhan secara lengkap, kemudian dianalisis dan
didefinisikan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sistem
yang akan dikembangkan.Pada fase ini harus dikerjakan secara lengkap
sehingga akan menghasilkan desain yang lengkap. Biasanya kualitas
informasi yang didapat dari fase analisis kebutuhan atau analisis sistem
memengaruhi kualitas sistem yang dikembangkan.
Setelah kebutuhan dikumpulkan secara lengkap, informasi
mengenai kebutuhan-kebtuhan tesebut diubah ke dalam struktur data
dengan menggunakan beberapa alat (tools) seperti DFD (Data Flow
Diagram), ERD (Entity Relationship Diagram), dan STD (State
Transaction Diagram). Kemudian pada fase implementasi, esain sistem
diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa
pemrograman yang sudah ditentukan. Kemudian dilakukan pengujian
terhadap unit-unit yang dihasilkan.
Pada fase pengujian, unit-unit trsebut disatukan dan dilakukan
pengujian secara keseluruhan. Kemudian dilakukan pengoperasian
sistem pada lingkungan yang sebenarnya dan dilakukan perawatan atau
pemeliharaan pada sistem tersebut (Mulyanto, 2009, hal.244).

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


34

2.7.6.2 Prototipe Model


Prototipe merupakan suatu metode dalam pengembangan
sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program
dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh
pemakai. Secara garis besar, menurut Lucas (2000) bahwa sasaran
prototipe adalah mengurangi waktu sebelum pemakai melihat sesuatu
yang konkret dari usaha pengembangan sistem, menyediakan umpan
balik yang cepat dari pemakai kepada pengembang, membantu
menggambarkan kebutuhan pemakai dengan kesalahan-kesalahan yang
lebih sedikit, meningkatkan pemahaman pengembang dan pemakai
terhadap sasaran yang seharusnya dicapai oleh sistem dan menjadikan
keterlibatan pemaka sangat berarti dalam analisis dan desain sistem
(Kadir, 2002, hal.416).
Model prototipe sering digunakan untuk membantu dalam
membangun sistem informasi mengingat klien hanya memberikan
informasi yang bersifat umum mengenai sistem yang akan dibangun.
Dalam membangun model prototipe, langkah pertama yang harus
dilakukan yaitu pengumpulan kebutuhan. Pada tahap ini membangun
sistem akan bertemu dengan klien dan menentukan kebutuhan-
kebutuhan yang diketahui dan gambaran-gambaran yang akan
dibutuhkan nantinya. Kebutuhan yang dibicarakan masih bersifat
umum.
Langkah kedua adalah melakukan perancangan secara cepat
dan sederhana yang terakhir, klien dapat mengevaluasi prototipe untuk
menemukan kekurangan-kekurangan yang ada pada prototipe,
kemudian menentukan kebutuhan-kebutuhan yang lebih bersifat
khusus. Langkah-langkah tersebut dilakukan berulang-ulang hingga
kebutuhan-kebutuhan klien terpenuhi (Mulyanto, 2009, hal.245).

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


35

2.7.6.3 Analisis Pengembangan Sistem


Dalam mengembangkan sistem informasi, beberapa hal yang
harus diperhatikan adalah kebutuhan terhadap suatu sistem yang akan
dikembangkan. Kebutuhan terhadap sistem yang akan dikembangkan
ini meliputi kecepatan dan ketepatan pengolahan informasi pada sistem
lama dan sistem baru. Selain kecepatan dan ketepatan sistem dalam
mengolah informasi, perlu juga diperhatikan mengenai keamanan yang
dimiliki oleh sistm yang akan dikembangkan. Tujuan utama analisis
sistem adalah untuk menentukan hal-hal detail tentang yang akan
dikerjakan oleh sistem yang diusulkan (dan bukan bagaimana caranya).
Analisis sistem mencakup sebagi berikut :
1. Studi Kelayakan
Studi kelayakan digunakan untuk menentukan
kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Di dalam
tahapan ini, analisis sistem melaksanakan penyelidikan awal
terhadap masalah dan peluang bisnis yang disajikan dalam
usulan proyek pengembangan sistem. Tugas-tugas dalam sudi
kelayakan adalah penentuan masalah dan peluang yang dituju
sistem, pembentukkan sasaran sistem baru secara keseuruhan,
pengidentifikasian para pemakai sistem, dan pembentukan
lingkup sitem. Selain itu, selama dalam tahapan studi
kelayakan sistem analis juga melakukan tugas-tugas seperti
pengusulan perangkat lunak dan perangkat keras untuk sistem
baru, pembuatan analisis untuk membuat dan membeli aplikasi,
pembuatan analisis biaya/manfaat, pengkajian terhadap risiko
proyek, dan pemberian rekomendasi untuk meneruskan atau
menghentikan proyek.
Menurut Turban, Mc Lean dan Wetherbe (1998) bahwa
studi kelayakan diukur dengan memerhatikan aspek teknologi,
ekonomi, faktor organisasi, dan kendala hukum, etika dan yang
lain sedangkan menurut McLeod, 1998, mencakup aspek

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


36

teknis, ekonomis, pengembalian non-ekonomi, hukum dan


etika, operasional dan jadwal (Kadir, 2002, hal.403).

2. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan
spesifikasi kebutuhan (disebut juga spesifikasi fungsional).
Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang hal-
hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan.
Spesifikasi ini dipakai untuk membuat kesepakatan antara
pengembang sistem, pemakai yang kelak menggunakan sistem,
manajemen, dan mitra kerja yang lain (misalnya auditor
internal).
Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan
keluaran yang akan dihasilkan, masukan yang diperlukan
sistem, lingkup proses yang digunakan untuk mengolah
masukan menjadi keluaran, volume data yang akan ditangani
sistem, jumlah pemakai dan kategori pemakai serta kontrol
terhadap sistem. Untuk melakukan analisis kebutuhan, analis
sistem dilakukan langkah-langkah wawancara, riset terhadap
sistem sekarang, observasi lapangan, kuis, pengamatan
terhadap sistem serupa dan prototipe (Kadir, 2002, hal.403-
404).

2.7.6.4 Jenis Perangkat Pemodelan


Untuk menguraikan suatu sistem menjadi beberapa modul
tersebut dikenal dngan istilah perangkat permodelan. Perangkat
permodelan merupakan suatu model atau alat bantu yang digunakan
untuk memecah suatu sistem menjadi beberapa bagian yang dapat
diatur dan mengomunikasikan cirri konseptual dan fungsional.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


37

1. Diagram Alur Program Terstruktur


Diagram alur program terstruktur (structured diagram flowchart)
yaitu perangkat permodelan yang menunjukkan alur logika suatu
program. Adapun simbol dari diagram alur adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Simbol Pada Diagram Alur Program Terstruktur
Simbol Fungsi

Penugasan/perhitungan/proses

Kotak mulai serta selesai/berhenti

Pita magnetic

Mencetak hasilnya (yang biasanya disimpan) /


dokumen

2. Desain Diagram Alir Data


Menurut Mahyuzir (1991), diagram alir data (DFD = data flow
diagram) adalah teknik grafik yang digunakan untuk menjelaskan
aliran informasi dan transformasi data yang bergerak dari
pemasukkan data hingga ke keluaran (Mulyanto, 2009, hal.277).
Keuntungan dari data flow diagram adalah memungkinkan untuk
menggambarkan sistem dari level yang paling tinggi kemudian
menguraikannya menjadi level yang lebih rendah (dekomposisi).
Langkah dalam membuat data flow diagram meliputi tiga tahap :
a. Diagram konteks, yaitu diagram yang mendeskripsikan interaksi
langsung antara sistem yang dikaji dengan entity yang berada di
luar sistem. Diagram konteks berfungsi untuk memperlihatkan
interaksi sistem informasi dengan lingkungan dimana sistem

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


38

tersebut ditempatkan. Sistem tersebut berinteraksi dengan entitas


dimana entitas ada 2 jenis, yaitu entitas sumber dan entitas
tujuan. Entitas sumber adalah entitas yang member data ke
sistem. Sedangkan entitas tuuan adalah entitas yang menerima
data dari sistem.
b. Diagram nol, untuk menggambarkan tahapan proses yang ada
dalam diagram konteks yang penjabarannya lebih terperinci.
c. Diagram detail, untuk menggambarkan arus data secara lebih
mendetail lagi dari tahap proses yang ada di dalam diagram nol.
Keuntungan menjelaskan alur data menggunakan DFD adalah
lebih memahami keterhubungan sistem dengan sub sistem, dan lebih
dapat mengkomunikasikan pengetahuan sistem kepada user agar
lebih interaktif (“Data Flow Diagram”). Simbol-simbol yang
digunakan dalam DFD adalah sebagai berikut (Suryadi, 1997,
hal.11):
Tabel 2.2
Simbol Pada DFD
Simbol Fungsi

Digunakan untuk menggambarkan entitas


eksternal yang dapat mengirim atau
menerima data

Menunjukkan arah pergerakan atau alur


dan juga tujuan data

Menggambarkan proses transformasi dan


harus diberi nomor sesuai dengan levelnya

Penyimpanan data (data storage) termasuk


penambahan dan pengambilan data. Beri
nomor untuk mengidentifikasi
 

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


39

3. Diagram E-R atau ERD (Entity Relationship Diagram)


ERD (Entity Relationship Diagram) yaitu perangkat permodelan
yang menunjukkan hubungan dari beberapa data di dalam
penyimpanan data. ERD juga merupakan suatu diagram yang
menggambarkan hubungan antar entitas yang salaing berinteraksi.
Pada ERD terdapat 3 jenis hubungan, yaitu uninary, binary dan
ternary (“Entity Relationship Diagram dan Kardinalitas”).
4. Kamus Data
Kamus data yaitu perangkat pemodelan yang menunjukkan
definisi elemen data di dalam sebuah sistem (Lisatriana, 2010).

2.7.6.5 Desain Sistem


Desain sistem dibagi menjadi 2 subtahapan :
1. Perancangan Konseptual
Perancangan konseptual sering kali disebut perancangan
logis. Spesifikasi dalam rancangan ini adalah sebagai berikut :
a. Keluaran
Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan (harian,
mingguan, dan sebagainya), isi laporan, bentuk laporan dan
laporan cukup ditampilkan pada layar atau perlu dicetak.
b. Penyimpanan data
Semua data yang diperlukan untuk membentuk laporan
ditentukan lebih detail termasuk ukuran data dan letaknya
dalam berkas.
c. Masukan
Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukkan
dalam sistem.
d. Prosedur pemrosesan dan operasi

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


40

Rancangan ini menjelaskan bagaimana data masukkan


diproses dan disimpan dalam rangka menghasilkan laporan
(Kadir, 2002, hal.408).
2. Perancangan Fisik
Pada perancangan fisik, rancangan yang bersifat konseptual
diterjemahkan dalam bentuk fisik sehingga terbentuk
spesifikasi yang lengkap tentang modul-modul sistem dan
antarmuka antarmodul, serta rancangan basis data secara fisik.
Berikut ini adalah hasil akhir dari pernacangan fisik :
a. Rancangan keluaran, berupa bentuk laporan dan rancangan
dokumen
b. Rancangan masukan, berupa rancangan layar untuk
pemasukan data
c. Rancangan antarmuka pemakai dan sistem, berupa
rancangan interaksi antara pemakai dan sistem (menu, ikon,
dan lain-lain)
d. Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan
perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan
e. Rancangan basis data, berupa rancangan-rancangan berkas
dalam basis data, termasuk penentuan kapasitas masing-
masing
f. Rancangan modul, berupa rancangan modul atau program
yang dilengkapi dengan algoritma
g. Rancangan kontrol, berupa rancangan kontrol-kontrol yang
digunakan dalam sistem, seperti validasi
h. Dokumentasi berupa hasil pendokumentasian hingga tahap
perancangan fisik
i. Rencana pengujian, berisi rencana yang dipakai untuk
menguji sistem
j. Rencana konversi, berupa rencana untuk menerapkan
sistem baru terhadap sistem lama (Kadir, 2002, hal.409).

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


41

2.7.6.6 Implementasi dan Pengujian Sistem


Implementasi sistem merupakan pengembangan dari tahap
desain sistem. Tahap ini merupakan tahap yang menentukan
pengembangan sistem, karena sebagus apapun tidak ada implementasi
akan tidak ada gunanya. Tahap implementasi mencakup pengkodean,
atau pemrograman, pengujian dan dokumentasi.
1. Pengkodean
Pengkodean atau lebih dikenal dengan pemrograman
merupakan kegiatan analisis kebutuhan yang diterjemahkan ke
dalam bahasa yang dimengerti oleh komputer dengan bahasa
pemrograman. Dalam melakukan pemrograman, seorang
programmer serng melakukan penguian terhadap kode-kode
program untuk memastikan kesalahan yang ditimbulkan karena
salah tulis atau kesalahan pemrograman.
2. Pengujian
Pengujian atau testing merupakan proses pengeksekusian
program untuk melakukan kesalahan-kesalahan yang terdapat
dalam sistem kemudian dilakukan pembenahan. Pengujian juga
dilakukan dengan memerhatikan konsep pengembangan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan melakukan pencatatan
terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal pembuatan
program sampai akhir pembuatan program. Berdasarkan
pemakaiannya, dokumentasi dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu dokumentasi untuk pemrogramer, dokumentasi untuk
operator, dan dokumentasi untuk pemakai (Mulyanto, 2009,
hal.265-269).

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


42

2.8 Teknologi Dalam Dunia Kesehatan


Dunia kesehatan sudah mulai mengalami kemajuan dengan adanya
peningkatan pelayanan kesehatan menggunakan teknologi. Kemajuan teknologi
tersebut dianggap sangat membantu dan mempermudah dalam menangani
hambatan dan juga sebagai pendukung dalam peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan.
Telemedicine merupakan salah satu revolusi ilmu kedokteran. Dalam
prakteknya telemedicine menggunakan teknologi informasi untuk menghindari
hambatan-hambatan geografis, jarak, waktu dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Salah satu aplikasi telemedicine yang telah diaplikasikan di Amerika
Serikat adalah idaho. Teknologi idaho ditujukan untuk memberikan pendidikan
kesehatan berkelanjutan pada dokter di pedesaan tanpa harus berpergian jauh. Hal
tersebut diberikan dalam bentuk videokonferensi interaktif dan berisikan evidence
based practice. Idaho ini menggunakan sumber videokonferensi yang
menghubungkan antar negara bagian. Sistem telemedicine ini memiliki
keuntungan berupa membantu pertukaran informasi tanpa perlu memikirkan
hambatan geografis, menurunkan biaya kesehatan karena akan lebih murah
berkomunikasi lewat jaringan daripada harus berpergian dari suatu tempat ke
tempat lain serta menghemat waktu (Ilyan, 2007, hal. 271)
Teknologi juga digunakan dalam hal pencatatan hasil pemeriksaan, seperti
halnya teknologi peresepan dokter komputerisasi. Amerika sudah mengalihkan
sistem peresepan dokter ke komputer. Menurut hasil studi jurnal online Health
Service Research (2007), rumah sakit yang melakukan peresepan ke komputer
menunjukkan penurunan kesalahan peresepan sebesar 66% (“Kesalahan
Pengobatan”). Kesalahan peresepan mencakup salah obat atau dosis tidak tepat
atau penggunaan obat di waktu yang salah atau tidak ada keterangan.
Kebanyakkan kesalahan-kesalahan tersebut menimbulkan efek yang tidak
diinginkan namun kesalahan tersebut tidak dapat terdeteksi. Dengan
menggunakan sistem komputerisasi mempermudah bagi bagian farmasi dan
menjaga keamanan pasien. Peresepan secara komputerisasi mempermudah bagian

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


43

farmasi dikarenakan bagian farmasi tidak perlu menguraikan tulisan dokter


(“Kesalahan Pengobatan”).
Teknologi lain yang membantu dalam dunia kesehatan adalah SIG (sistem
informasi geografis). Menurut De Mers (1997), SIG adalah suatu alat dengan
sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa,
mengintegrasi, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data yang
berhubungan dengan posisi permukaan bumi. SIG juga dapat digunakan untuk
menggambarkan besar masalah kesehatan dan identifikasi determinan kesehatan
yang spesifik sebagai masukan proses pengambilan keputusan, surveilans,
intervens kesehatan dan strategi pencegahan penyakit, serta untuk analisis
epidemiologi dan manajemen kesehatan masyarakat (Indriasih, 2008, hal. 99).

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


44

BAB III
KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Teori


Pemecahan masalah dilakukan untuk mengoreksi pelaksanaan, melakukan
pengambilan respon cepat, meminimalisasi dampak, konsekuensi dan
mengidentifikasi keputusan alternatif. Informasi dalam pemecahan masalah
dapat digunakan untuk analisis situasi, penilaian, pelaksanaan dan
pemantauan, perencanaan program, alternatif pemecahan masalah dan
penentuan prioritas. Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan
pendekatan sistem, seperti berikut :
Gambar 3.1
Kerangka Teori

Masalah

Kendala Solusi Alternatif

Pemecah
Masalah
Informasi Standard

Solusi

Kerangka teori di atas merupakan dasar untuk membangun sebuah


kerangka konsep untuk penelitian ini. Kerangka teori memiliki 5 komponen
yang diperlukan oleh pemecah masalah dalam mencarikan solusi. Lima
komponen itu adalah masalah, kendala, informasi, solusi alternatif, dan
standard. Masalah yang ada akan dianalisis oleh pemecah masalah yang
memperlihatkan kendala dan informasi yang dibandingkan dengan standard

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


45

yang ada. Dari komponen tersebut, pemecah masalah diberikan masukan


solusi alternatif. Sehingga langkah pendekatan sistem tersebut menghasilkan
solusi.
Kendala yang diperoleh dari proses yang berlangsung dalam pelayanan
kesehatan ibu dan manajemen informasi. Yang dilakukan melalui pendekatan
sistem berupa input, proses, dan output.

3.2 Kerangka Konsep


Gambar 3.2
Kerangka Konsep

Masalah
Kualitas informasi yang dihasilkan oleh
Puskesmas Sukmajaya Kota Depok Masih
Rendah untuk Pengambilan Keputusan
yang evidence based

Kendala Standard
• Pencatatan Data Input
• PWS KIA
• Pengumpulan Data • Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Kegiatan KIA
• Pengolahan Data Proses
di Puskesmas Sukmajaya
• Perhitungan Data
• Teori Evidence Based
• Penyajian informasi Output

Model Alternatif Pemecahan


• Modifikasi • Penegakkan
software SOP pencatatan
aplikasi dan pengolahan
pencatatan data pelayanan
dan kesehatan ibu,
pelaporan seperti jumlah
pelayanan petugas KIA,
kesehatan penentuan
ibu berbasis kualitas petugas
spreadsheet sesuai dengan
dan database tanggung jawab.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


46

Pada kerangka konsep yang dibangun, peneliti menggunakan kerangka


teori di atas dengan dilakukan simplifikasi. Simplifikasi dilakukan
dikarenakan ada beberapa komponen yang memiliki kesamaan. Seperti halnya
solusi dengan solusi alternatif. Peneliti hanya menjelaskan mengenai solusi
alternatif yang akan diberikan kepada instansi terkait, dimana solusi utama
akan ditetapkan oleh instansi tersebut. Simplifikasi juga dilakukan pada
komponen kendala. Hal tersebut dikarenakan komponen kendala memiliki
kesamaan dengan informasi yang akan dilaporkan oleh pemecah masalah,
yaitu berupa kendala/masalah yang akan dianalisis.

Pada kerangka konsep di atas dapat dilihat bahwa Puskesmas Sukmajaya


kota Depok memiliki masalah berupa sistem informasi pencatatan dan
pelaporan pelayanan kesehatan ibu. Hal tersebut adanya gap antara standard
dengan pelaksanaan di puskesmas dengan menganalisis kualitas informasi dan
manajemen data yang berlangsung di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok.
Selanjutnya, peneliti menyimpulkan solusi alternatif.

3.3 Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Nama Komponen Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur
Kualitas informasi Kualitas informasi Wawancara Gambaran kualitas
pelayanan dinilai dari keakuratan, informasi
kesehatan ibu di tepat waktu dan
Puskesmas relevansi.
Sukmajaya Kota
Depok

Pencatatan Data Proses pencatatan data - Wawancara Gambaran kegiatan


pelayanan ke dalam pencatatan
form yang telah - Observasi pelayanan kesehatan
disediakan dicatat ibu
dengan lengkap, benar
dan tidak mengalami
duplikasi baik di

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


47

puskesmas maupun
klinik, BPS ataupun
posyandu.
Pengumpulan Data Proses pengumpulan - Wawancara Gambaran
data dari instansi pengumpulan data
kesehatan di wilayah pelayanan kesehatan
kerja ke puskesmas ibu ke puskesmas
sukmajaya secara tepat
waktu dan tertib setiap
bulannya
Pengolahan Data Pengolahan data yang - Wawancara Gambaran
dilakukan secara pengolahan data
bertahap yaitu pelayanan kesehatan
verifikasi (lengkap dan ibu
benar), pembersihan
data (benar dan tepat)
dan pengkelompokkan
data
Perhitungan Data Perhitungan data - Wawancara Gambaran
dilakukan secara valid, perhitungan data
reliabel, akurat, dan - Observasi pelayanan kesehatan
benar ibu
Penyajian Penyajian data yang - Wawancara Gambaran penyajian
Informasi telah diolah data pelayanan
menghasilkan - Observasi kesehatan ibu
informasi

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


48

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara untuk
mengetahui gambaran sistem pencatatan, pengolahan dan pelaporan program
pelayanan kesehatan ibu pada wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya kota
Depok.

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian mulai dilakukan saat praktikum kesehatan masyarakat dari
Bulan Agustus 2010 di Puskesmas Sukmajaya kota Depok. Penentuan lokasi
penelitian berdasarkan adanya kesenjangan antara penetapan kualitas dengan
kenyataan yang ada. Hal ini terjadi dengan adanya penetapan puseksemas
yang berstandarisasi namun untuk sistem pelaporan masih manual, kualitas
dan pemanfaatan informasi belum berjalan secara optimal di Puskesmas
Sukmajaya kota Depok.

4.3 Unit Penelitian


Unit penelitian dalam penelitian ini adalah program pelayanan
kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya kota Depok. Puskesmas Sukmajaya
dalam penelitian ini merupakan unit penelitian namun hasil dari penelitian ini
diharapakan dapat digeneralisir untuk seluruh puskesmas yang berada di kota
Depok yang berjumlah sebanyak 32. Adapun unit analisa yang berkaitan
dengan penelitian ini adalah kepala Puskesmas Sukmajaya, bidan koordinator
di Puskesmas Sukmajaya, bidan pelaksana pelayanan di Puskesmas
Sukamajaya, petugas SP3 di Puskesmas Sukmajaya, kader posyandu dan
klinik/rumah bersalin.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


49

4.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data


Praktikum kesehatan masyarakat ini menggunakan 2 sumber data,
yaitu:
a. Sumber data primer, yaitu hasil wawancara dari pihak terkait
dengan pemberi pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya, hasil pengamatan mengenai sistem
informasi kesehatan ibu
b. Sumber data skunder, yaitu melalui telaah dokumen profil
Puskesmas Sukmajaya, buku KIA, register terkait pelayanan
kesehatan ibu, LB3 KIA dan dokumen terkait pelayanan kesehatan
ibu lainnya.

4.5 Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar
pertanyaan yang digunakan dalam wawancara, daftar check list yang
digunakan dalam observasi dan dokumen profil Puskesmas Sukmajaya, buku
KIA, register KIA, register terkait pelayanan kesehatan ibu, LB3 terkait KIA
dan dokumen pelayanan kesehatan ibu lainnya yang digunakan dalam proses
telaah dokumen.

4.6 Informan Pengumpulan Data


Pada kegiatan wawancara ini, dilakukan penentuan subyek responden
tanpa melakukan sampling tetapi tetap didasarkan atas kesesuaian
(appropriatness) dan kecukupan (adequacy). Adapun informan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas Sukmajaya Kota Depok
2. Bidan Koordinator Puskesmas Sukmajaya Kota Depok
3. Staf poli KIA di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok
4. Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya Kota
Depok

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


50

5. Petugas KIA di BPS wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya Kota


Depok seorang staf, kader posyandu, dan petugas KIA di klinik.

4.7 Langkah-Langkah Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem informasi yang akan digunakan pada sistem


informasi untuk pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya adalah
mengunakan metode SDLC (System Development Life Cycle). Adapun proses
atau prosedur yang harus diikuti dalam pengembangan sistem adalah
menganalisis, merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem
informasi (Mulyanto,2009,hal.243). Menurut Roger Pressman (2001),
tahapan-tahapan SDLC model klasik yang sering disebut dengan waterfall
(Kadir, 2002, hal.398) adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1
SDLC Waterfall

Pengembangan
Sistem/Informasi

Analisis Desain Pengkodean Pengujian

4.7.1 Tahap Analisis Sistem


Untuk membangun atau mengembangkan sistem informasi
harus dilakukan penyelidikan dan analisis mengenai alasan timbulnya
ide atau gagasan untuk membangun dan mengembangkan sistem
informasi. Analisis sistem mencakup studi kelayakan dan analisis
kebutuhan.
4.7.1.1 Studi Kelayakan
Studi kelayakan digunakan untuk menentukan
kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Adapun penilaian
dari studi kelayakan adalah sebagai berikut :

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


51

1. Kelayakan Ekonomi (echonomical feasibility)


Pada tahapan ini akan dilakukan pengidentifikasian kemampuan
Puskesmas Sukmajaya dalam pengembangan sistem dilihat dari
dana yang tersedia atau faktor ekonomi.

2. Kelayakan Operasional (operational feasibility)


Pada tahapan ini akan dilakukan pengidentifikasian kemampuan
dari SDM dalam pemanfataan sistem yang akan dikembangkan.
Dengan cara pengidentifikasian kemampuan SDM dalam
pemanfataan aplikasi komputer berbasis spreadsheet dan database.

3. Kelayakan Teknik (technical feasibility)


Pada tahapan ini akan dilakukan pengidentifikasian ketersediaan
teknologi beserta aplikasi dan standar teknologi yang tersedia.

4.7.1.2 Analisis Kebutuhan


Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan
keluaran yang akan dihasilkan sistem, masukan yang diperlukan
sistem, lingkup proses yang akan digunakan untuk mengolah
masukan menjadi keluaran, volume data yang akan ditangani
sistem, jumlah pemakai dan kategori pemakai, serta kontrol
terhadap sistem.
Untuk melakukan analisis kebutuhan di Puskesmas
Sukmajaya maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Wawancara, melakukan wawancara secara langsung
dengan petugas kesehatan yang bertanggung jawab dan
bertindak dalam kegiatan pelayanan kesehatan untuk ibu.

2. Observasi, melakukan pengamatan secara langsung


terkait kegiatan pemberian pelayanan untuk kesehatan
ibu.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


52

3. Telaah dokumen, menelaah sejumlah dokumen terkait


pencatatan dan pelaporan mengenai kegiatan pemberian
pelayanan untuk kesehatan ibu.

4.7.1.3 Analisis Peluang Pengembangan Sistem


Pada tahap ini dilakukan analisis antara sistem yang
berlangsung di puskesmas Sukmajaya dengansistem yang akan
dikembangkan. Maka akan dapat melihat peluang untuk dilakukan
pengembangan sistem.

4.7.2 Tahap Desain Sistem


Desain sistem dibagi menjadi dua subtahapan, yakni
perancangan konseptual dan pernacangan fisik. Modul merupakan
atribut tunggal dari perangkat lunak yang memungkinkan suatu masalah
yang besar dan rumit dapat diselesaikan dengan mudah. Untuk
menguraikan suatu sistem menjadi beberapa modul dikenal dengan
istilah perangkat pemodelan. Jenis-jenis perangkat pemodelan yang
akan digunakan dalam perancangan sistem informasi pencatatan dan
pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya adalah
sebagai berikut :
1. Desain model, digambarkan melalui flowchart dan diagram arus
data (DAD).
2. Desain output, hasil dari proses data yang dimasukkan dalam
sistem dapat berupa hasil perhitungan indikator, laporan dan
sebagainya.
3. Desain input, desain tampilan dari form data yang akan diinput
dalam sistem.
4. Desain basis data, pengorganisasian sekumpulan data yang saling
terkait sehingga memudahkan aktifitas untuk memperoleh
informasi

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


53

BAB V
HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Geografis


Puskesmas Sukmajaya berdiri sejak tahun 1981. Puskesmas Sukmajaya
memiliki wilayah kerja seluas sekitar 55,14 km² atau 27,53% dari luas Kota
Depok. Wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya berbatasan dengan :
• Sebelah utara : Kelurahan Pondok Cina
• Sebelah selatan : Kelurahan Kalimulya, Cilodong, dan Sukmajaya
• Sebelah barat : Kelurahan Kemiri Muka dan Depok
• Sebelah timur : Kelurahan Abadijaya dan Baktijaya

Wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya memiliki 2 kelurahan, yaitu kelurahan


Mekarjaya dan kelurahan Tirtajaya, dimana kelurahan terdekat berjarak 1 km dan
jarak terjauh 5 km. Adapun gambaran wilayah kerja setiap kelurahan dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :
Tabel 5.1
Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya
Luas Wilayah Jumlah
No Kelurahan Jumlah RW
(Km²) Posyandu
1 Mekarjaya 26,60 31 28
2 Tirtajaya 28,54 8 9
Jumlah 55,14 39 37
Sumber : Data kelurahan Mekarjaya dan Tirtajaya

5.2 Gambaran Demografis


5.2.1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok
Umur
Berdasarkan data Kecamatan Sukmajaya, pada tahun 2009 penduduk
di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya berjumlah 52.858 jiwa. Mengalami
penurunan sekitar 0,35% dari tahun sebelumnya.
Jika diklasifikasikan menurut jenis kelamin, dari total 52.858 jiwa
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya terdapat 25.400 jiwa atau

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


54

48,05% penduduk laki-laki dan 27.458 jiwa atau 51,95% penduduk


perempuan.
Tabel 5.2
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Di Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009
Tahun 2009
Gol.
No
Umur
L P Total

1 0-1 507 516 1.023

2 1-4 1.456 1.513 2.969

3 5-14 4484 4.599 9.093

4 15-44 13.228 14.323 27.551

5 45-64 4.624 5.221 9.845

6 >65 1.101 1.326 2.427

Jumlah 25.400 27.458 52.858

Sumber : Kota Depok dalam Angka 2007, 2008 dan 2009


Pada tahun 2009 jumlah penduduk berdasarkan struktur usia yang
paling dominan adalah kelompok usia 15-44 tahun sejumlah 27.551 atau
sebesar 52,12%. Diikuti oleh kelompok umur 45-64 sejumlah 9.845 jiwa atau
sebesar 18,62%. Selain itu juga terdapat 13.035 jiwa atau 24,66% penduduk
yang termasuk kelompok usia belum produktif secara ekonomi (0-14 tahun).
Untuk usia produktif (15-64) pada tahun 2009 adalah sebesar 37.396 jiwa
atau 70,75% dari total penduduk di wilayah Puskesmas Sukmajaya.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


55

Tabel 5.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Per Kelurahan Di Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009
Jumlah

No Kelurahan L P Jumlah

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Mekarjaya 21.720 47,5% 23.985 52,5% 45.705 100%

2 Tirtajaya 3.680 51,4% 3.473 48,6% 7.153 100%

Puskesmas 25.400 48,1% 27.458 51,9% 52.858 100%


Sukmajaya

Wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya memiliki total penduduk laki-


laki sejumlah 25.400 penduduk (48,1%) dan jumlah penduduk perempuan
berjumlah 27.458 penduduk (51,9%). Sehingga dalam wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dibandingkan penduduk laki-laki.

5.2.2 Kepadatan Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk


Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kelurahan
Mekarjaya yaitu 1.718 jiwa/km² dan Kelurahan Tirtajaya yaitu 251 jiwa/km².
Kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya yaitu tiap
kilometer persegi rata-rata dihuni 959 jiwa.
Tabel 5.4
Kepadatan Penduduk Per Kelurahan Di Puskesmas Sukmajaya
Tahun 2009
Luas Wilayah Jumlah Kepadatan
No Kelurahan
(Km²) Penduduk Penduduk /Km²

1 Mekarjaya 26,60 45.705 1.718

2 Tirtajaya 28,54 7,153 251

Puskesmas Sukmajaya 55,14 52.858 959

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


56

5.3 Data Umum Puskesmas Sukmajaya


5.3.1 Ketenagaan
Adapun ketenagaan di Puskesmas Sukmajaya tahun 2009 adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.5
Keadaan Tenaga di Puskesmas Sukmajaya
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2009
No Jenjang Pendidikan Jumlah %

1 Medis

- Dokter Umum 5 15,15

- Dokter Gigi 3 9,09

2 Keperawatan

D3 Keperawatan 1 3,03

D3 Kebidanan 5 15,15

D3 Kesehatan Gigi 1 3,03

SPK Perawat Kesehatan 5 15,15

D1 Kebidanan 2 6,06

SPRG 0 0

3 Kefarmasian

- Apoteker 0 0

- SMF/SAA 1 3,03

4 Kesehatan Masyarakat

S1 Kesehatan Masyarakat 2 6,06

D3 Sanitarian 0 0

D3 Gizi 0 0

D1 Sanitarian 0 0

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


57

D1 Gizi 0 0

5 Analis Kesehatan 1 3,03

6 Tenaga Non Kesehatan

- Sarjana Non Kesehatan 1 3,03

- SLTA 5 15,15

- SLTP 1 3,03

- SD Ke bawah 0 0

5.3.2 Struktur Organisasi


Gambar 5.1
Bagan Organisasi UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya
Tahun 2010

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


58

5.3.3 Sarana dan Prasarana

Tabel 5.6
Keadaan Fasilitas Sarana dan Komunikasi
Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009
No Nama Sarana Jumlah Satuan Keadaan
I Gedung Puskesmas
Luas Tanah 2.000 m²
Luas Gedung 1.214 m²
Gedung “A” 560 m²
Gedung “B” 418 m²
Gedung “C” 236 m²
1 Lantai I
A. Gedung “A”
a. Loket Pendaftaran 1 Ruang Baik
b. BP. Umum 1 Ruang Baik
c. BP. Gigi 1 Ruang Baik
d. BP. Lansia 1 Ruang Baik
e. Laboratorium 1 Ruang Baik
f. Rontgen 1 Ruang Baik
g. Ruang Tindakan 1 Ruang Baik
h. Kamar Mandi 2 Ruang Baik
B. Gedung “B”
a. BP. KIA/KB 1 Ruang Baik
b. Ruang Bersalin 1 Ruang Baik
c. Perawatan Kebidanan 1 Ruang Baik
d. Dapur 1 Ruang Baik
e. Kamar Mandi 4 Ruang Baik
C. Gedung “C”
a. BP. Balita/MTBS 1 Ruang Baik
b. Kamar Obat 1 Ruang Baik
c. Gudang Obat 1 Ruang Baik
d. Gudang Vaksin 1 Ruang Baik
e. Mushola 1 Ruang Baik
f. Klinik TB Paru 1 Ruang Baik
g. Kamar Mandi 1 Ruang Baik

2 Lantai II
A. Gedung “A”
a. Tata Usaha 1 Ruang Baik
b. Klinik Sanitasi 1 Ruang Baik
c. Klinik Gizi 1 Ruang Baik
d. Ruang Kepala Puskesmas 1 Ruang Baik
e. Aula Puskesmas 1 Ruang Baik
f. Dapur 1 Ruang Baik
g. Kamar Mandi 2 Ruang Baik

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


59

B. Gedung “B”
a. Perawatan Gizi Buruk 1 Ruang Baik
b. Tempat Bermain 1 Ruang Baik
c. Ruang Dokter 1 Ruang Baik
d. Ruang Perawat 1 Ruang Baik
e. Dapur TFC 1 Ruang Baik
f. Kamar Mandi 2 Ruang Baik
C. Gedung “C”
a. Klinik Jiwa 1 Ruang Baik
b. Gudang 1 Ruang Baik
c. Sekretariat Satgas Siaga 1 Ruang Baik
d. Kamar Mandi 2 Ruang Baik
II Sarana
1 Sarana Periksa
a. Bed Periksa 5 Buah Baik
b. Tensi Meter 7 Buah Baik
c. Stetoskop 7 Buah Baik
d. Senter 5 Buah Baik
e. Bath Room Scale 6 Buah Baik
f. Baby Scale 2 Buah Baik
g. Microtoice 2 Buah Baik
h. Thermometer 8 Buah Baik
2 Sarana BP.Gigi
a. Dental Unit 2 Unit Baik
b. Rontgent Gigi 1 Unit Rusak
3 Sarana BP. KIA/KB
a. Bidan Kit 1 Unit Baik
b. IUD Kit 2 Unit Baik
c. APN Kit 1 Unit Baik
d. Vacum Kit 2 Unit Baik
e. Implan Set 2 Unit Baik
f. Dopler 2 Unit 1 Baik, 1 Rusak
g. Ambu Bag Dewasa 1 Unit Baik
h. Mini Lap 1 Unit Baik
4 Sarana Klinik Sanitasi
a. Sanitarian Kit 1 Unit Baik
b. Syringe-needle Electricat Destroyer 1 Unit Baik
c. Maket Rumah Sehat
d. Mesin Fogging 1 Unit 2 Baik, 1 Rusak
e. Mist Blower 3 Unit Baik
1 Unit Baik
5 Sarana Klinik Gizi
a. Food Model 1 Set Baik
b. Microtoice 3 Buah Baik
c. Bathroom scale 1 Buah Baik
d. Dacin 1 Buah Baik
e. Pengukur Panjang Badan 2 Buah Baik
6 Sarana Imunisasi

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


60

a. Cold Chain 2 Unit Baik


b. Freezer 1 Unit Rusak
c. Sterilisator 1 Unit Baik
7 Sarana Kamar Obat
a. Mortir 2 Set Baik
b. Blender Obat 2 Unit Baik
c. Pres Puyer Set 1 Set Baik
8 Sarana UKS/UKGS
a. UKS Kit 1 Unit Baik
9 Sarana Tata Usaha
a. Komputer 6 Unit Baik
b. Printer 5 Unit Baik
c. Mesin Tik 1 Buah Baik
d. OHP 1 Unit Rusak
10 Sarana Transportasi
a. Mobil Pusling 2 Unit Baik
b. Ambulans Siaga 1 Unit Baik
c. Motor 2 Unit Baik
11 Sarana Komunikasi
a. Telephone 1 Unit Baik
b. Sound System 4 Unit Baik
12 Sarana Kebersihan dan Penunjang
a. Kulkas 2 Unit Baik
b. AC 6 Unit Baik
c. Kipas Angin 8 Buah Baik
d. Sapu 10 Buah Baik
e. Alat Pengepel 10 Buah Baik
f. Jam Dinding 10 Buah Baik
g. Tempat Sampah 20 Buah Baik
13 Sarana Rumah Dinas
a. Rumah Dinas Kepala Puskesmas 1 Unit Baik

5.3.4 Program Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya


Puskesmas Sukmajaya memiliki beberapa program yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan ibu baik di dalam dan luar gedung, antara lain :
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
1. Kunjungan ibu hamil pertama (K1) akses
2. Kunjungan ibu hamil pertama (K1) murni
3. Kunjungan ibu hamil keempat (K4)
4. Pemberian tablet Fe
5. Penanganan Obstetri

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


61

6. Pemberian buku KIA


7. Pemberian stiker P4K
8. Audit maternal dan perinatal (AMP) Sosial
9. Pelacakan kasus
b. Pelayanan Persalinan
1. Jamkersal (Jaminan Kesehatan Persalinan)
2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
c. Pelayanan Ibu Nifas
1. Kunjungan ibu nifas
d. Pelayanan KB
1. Pelayanan KB suntik
2. Pelayanan KB implant
3. Pelayanan KB IUD
4. Pelayanan KB pil
5. Pelayanan KB kondom
6. Safari KB
e. Pelayanan Imunisasi
f. KP-ASI
g. Pencatatan dan pelaporan
h. Pelatihan Kader
i. Penyuluhan
j. Kemitraan dukun-bidan
k. Verifikasi kematian ibu dan bayi

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


62

5.3.4.1 Cakupan Program Pelayanan Kesehatan Ibu


1. Kunjungan Ibu Hamil

Kunjungan ibu hamil yang dilaporkan oleh Puskesmas Sukmajaya


adalah K1 dan K4. Kunjungan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Sukmajaya meningkat. Pada tahun 2007, K1 sebesar 86,32% dan K4
sebesar 81,92%, di tahun 2008, K1 sebesar 99% dan K4 sebesar
90,67% dan pada tahun 2009 jumlah K1 sebesar 104,82% dan K4
sebesar 93,84%.
Pada kegiatan kunjungan ibu terdapat beberapa tindakan yang
dicatat cakupannya, seperti :
a. Pemberian zat besi
Tabel 5.7
Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1, Fe3
Menurut Kelurahan Puskesmas Sukmajaya
Tahun 2009
Jumlah
No Kelurahan Puskesmas Ibu Fe1 Fe3
Hamil
Jumlah % Jumlah %
1 Mekarjaya Sukmajaya 2.098 2.219 105,79 2.005 95,57
2 Tirtajaya 371 304 81,82 274 73,86
Jumlah 2.469 2.523 102,19 2.279 92,30

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


63

Pemberian zat besi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas


Sukmajaya pada tahun 2009 sudah baik. Ini dapat dilihat dari cakupan
pemberian Fe1 dan Fe3 di tahun 2009 seperti tabel di atas. Jumlah
pemberian tablet Fe1 di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya adalah
sebesar 102,19% dan pemberian tablet Fe3 sebesar 92,30%.

b. Pemberian Imunisasi TT Pada WUS


Tabel 5.8
Jumlah Wanita Usia Subur Dengan Status Imunisasi TT
Menurut Kelurahan Puskesmas Sukmajaya
Tahun 2009
TT1 TT2 TT3 TT4 TT5
No Kelurahan WUS
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Mekarjaya 2.069 90 4,35 188 9,09 - 0 - - - -
Jumlah
2.069 90 4,35 188 9,09 - 0 - - - -
(Kab/Kota)

Pemberian imunisasi TT berlangsung sebanyak lima kali. Pada


tabel di atas terlihat bahwa wanita usia subur hanya mendapatkan TT
sebanyak 2 kali. Pada TT1, besarnya cakupan WUS yang diberikan
imunisasi sebesar 4,35%, sedangkan TT2 cakupannya mencapai
9,09%.

2. Penolong Persalinan
Adapun cakupan penolong persalinan di Puskesmas Sukmajaya
oleh tenaga kesehatan dari tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut :

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


64

Jumlah persalinan ditolong oleh tanga kesehatan pada tahun 2007


sebanyak 101,23%, tahun 2008 sebanyak 100% dan tahun 2009
sebanyak 88,25%. Adapun jumlah ibu yang bersalin dan ditolong
tenaga kesehatan di tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.9
Jumlah Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
Puskesmas Sukmajaya
Tahun 2009
Dukun
Jumlah Ditolong
No Kelurahan % Dan Lain- %
Bersalin Nakes
lain
1 Mekarjaya 2.003 1.810 90,36 - -
2 Tirtajaya 354 270 76,27 - -
Jumlah 2.357 2.080 88.25 - -

Cakupan dari persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di


wilayah Puskesmas Sukmajaya adalah sebesar 88,25%. Angka
cakupan tersebut berasal dari rata-rata dua kelurahan yang
menunjukkan bahwa cakupan persalinan oleh nakes di kelurahan
Mekarjaya sebesar 90,36% sedangkan di Tirtajaya sebesar 76,27%.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


65

3. Pelayanan KB Berkualitas

Pada tahun 2007, jumlah cakupan peserta KB baru sebesar 17,37%


dan peserta KB aktif sebesar 75,01% . Ditahun 2008 jumlah cakupan
peserta KB baru sebesar 19,42% dan peserta KB aktif sebesar 80,48%
sedangkan tahun 2009 cakupan peserta KB baru sebesar 19,32% dan
peserta KB aktif sebesar 70,90%.
Peserta KB aktif kebanyakkan menggunakan IUD sebanyak 55%
untuk KB dalam bentuk MJKP dan suntik sebanyak 74,15% untuk
KB dalam bentuk non-MJKP. Peserta KB baru kebanyakkan
menggunakan IUD sebanyak 17,046% untuk KB dalam bentuk MJKP
dan suntik sebanyak 106,56% untuk KB dalam bentuk non-MJKP.

5.4 Analisis Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan


Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok
5.4.1 Studi Kelayakan
Tiga aspek yang diuji distudi kelayakan adalah kelayakan ekonomi,
kelayakan operasional, dan kelayakan teknik. Adapun ketiga aspek tersebut
dapat dijelaskan seperti di bawah ini:

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


66

1. Kelayakan Ekonomi
Dilihat dari aspek ekonomi berdasarkan hasil telaah dokumen
perencanaan program Puskesmas Sukmajaya tahun 2010,
pengembangan untuk sistem informasi pencatatan dan pelaporan
pelayanan kesehatan ibu sudah cukup layak dengan terincinya dana
pengajuan komputerisasi kegiatan puskesmas tahun 2011 sebesar Rp
200.000.000.
2. Kelayakan Operasional
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Puskesmas
Sukmajaya dan hasil observasi, sistem cukup layak dikembangkan
dikarenakan sebagian dari bidan di poli KIA sudah dapat
mengoperasikan sistem komputer berbasis spreadsheet.
“…Untuk SDM nya sendiri sudah beberapa yang sudah cakap
komputer. Untuk pelatihan komputer nya sendiri ada tapi tidak rutin”
3. Kelayakan Teknik
Berdasarkan hasil observasi dan telaah dokumen perencanaan
program, dari segi kelayakan teknis, pengembangan sistem informasi
pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu cukup memadai.
Hal tersebut ditandai dengan adanya 6 komputer yang memadai dan
dalam kondisi yang baik. Walaupun komputer belum secara khusus
tersedia di poli KIA.

5.4.2 Analisis Kebutuhan


Analisis kebutuhan sistem dimaksudkan untuk menghasilkan
kebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi
mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh sistem ketika diimplementasikan
(Mulyanto, 2009, hal.256). Berikut ini pencatatan dan pelaporan kegiatan
pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok :

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


67

Tabel 5.10
SOP Pencatatan dan Pelaporan
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu
di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok

Posyandu Klinik/BPS Puskesmas Dinas


Kesehatan
Input Mulai Mulai Mulai Mulai

Pendataan ibu hamil di wilayahnya Kegiatan pelayanan kesehatan ibu kegiatan pelayanan kesehatan ibu Penganalisisan LB3

Kegiatan pelayanan kesehatan ibu pencatatan rekammedis


Pencatatan di kartu ibu,kartu status
dan buku KIA Selesai

pencatatan di kartu ibu dan buku KIA merekap data pelayanan


kesehatan ibu Pemindahan pencatatan dari kartu
status, kartu ibu ke buku harian

merekap data pelayanan kesehatan ibu

Proses Rekap data pelayanan dari puskesmas


dan instansi kesehatan lain ke register

data lengkap,
benar dan valid?

Pengkelompokkan

Perhitungan cakupan

Output LB3 dan


Laporan PWS KIA

Kegiatan pencatatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas


Sukmajaya kota Depok dilakukan di posyandu, klinik, bidan praktek swasta dan
Puskesmas Sukmajaya. Posyandu melakukan pendataan jumlah ibu hamil di
wilayahnya dan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu saat ada pelayanan.
Pemeriksaan pada ibu hamil di posyandu dicatat pada kartu ibu lalu direkap ke
form pelaporan dari puskesmas dan langsung dilaporkan ke puskesmas. Klinik
dan bidan praktek swasta melakukan pencatatan dari ibu hamil yang berkunjung
untuk mendapatkan pelayanan. Pemeriksaan pada ibu hamil di klinik dan bidan

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


68

praktek swasta dicatat pada rekam medis lalu direkap pada form dari puskesmas
dan dilaporkan ke puskesmas. Puskesmas juga melakukan kegiatan pelayanan
kesehatan ibu dan melakukan pencatatan di kartu ibu, kartu status dan buku KIA.
Hasil dari pencatatan pelayanan kesehatan ibu dari kartu status dan kartu ibu di
Puskesmas Sukmajaya dipindahkan ke buku harian KIA.
Pelaporan dari posyandu, klinik atau bidan praktek swasta dan pencatatan
harian dari pelayanan kesehatan ibu di puskesmas direkap oleh bidan koordinator
atau penanggungjawab program KIA Puskesmas Sukmajaya ke register. Saat
proses rekap data, bidan koordinator melihat kelengkapan, kebenaran dan
kevalidan data. Bila ada data yang kurang lengkap, benar dan valid maka
dilakukan verifikasi ke posyandu dan klinik/bidan praktek swasta baik didatangi
secara langsung atau melalui komunikasi ditelepon. Namun dari laporan
klinik/BPS terkadang sulit membedakan pasien dalam dan luar wilayah. Selain
itu, masih banyak posyandu dan klinik/BPS yang tidak melaporkan laporan yang
dibutuhkan oleh puskesmas. Namun hal tersebut masih sulit diatasi oleh pihak
puskesmas sehingga pihak puskesmas hanya mengolah data dari laporan yang
masuk saja. Selanjutnya, akan dihitung cakupan dari setiap indikator.
Hasil dari rekapan dan perhitungan tersebut berupa LB3 dan laporan PWS
KIA. Data LB3 terkait kesehatan ibu dilaporkan ke dinas kesehatan kota setiap
bulan pada tanggal 5. Dari hasil wawancara, Dinas Kesehatan Kota Depok masih
memberikan feedback kepada bidan koordinator KIA mengenai LB3 terkait
pelayanan kesehatan ibu yang masih kurang lengkap dan salah.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


69

Gambar 5.5
Diagram Konteks Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok
• Laporan Klinik, BPS dan Posyandu
• LB 3 dan Laporan PWS KIA
• Form Pelaporan Dinas Kesehatan • Feedback
• Data individu ibu yang Bidan
berkunjung Puskesmas
Klinik/BPS • Buku Harian Pencatatan
SistemInformasi Kunjungan Ibu Hamil dan
• Feedback bersalin
Pencatatan dan
Pelaporan • Kohort Ibu Hamil dan bersalin
Pelayanan • Register ibu hamil dan bersalin
Kesehatan Ibu di
• Form Pelaporan • Feedback
Puskesmas
Posyandu Sukmajaya
Kota Depok ƒ Feedback
• Feedback Dinas Kesehatan
Kota Depok
• LB3 KIA
Kepala • LB3 KIA
Puskesmas

Gambar di atas adalah diagram konteks dari sistem informasi pencatatan dan
pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok.
Diagram konteks terdiri dari entitas sumber yaitu klinik/BPS mengirimkan form
laporan bulanan dan data individu ibu yang berkunjung, posyandu mengirimkan
form laporan bulanan, bidan puskesmas memasukkan data dari buku harian,
kohort ibu hamil dan bersalin, serta register ibu hamil dan bersalin ke sistem dan
feedback atas laporan dari klinik/BPS dan posyandu, dan dinas kesehatan
mengirimkan feedback bila ada kesalahan dan ketidaklengkapan LB3. Sedangkan,
entitas tujuan yaitu klinik/BPS dan posyandu menerima feedback bila ada
kesalahan dan ketidaklengkapan data, bidan puskesmas menerima laporan PWS
KIA dan LB3 dari sistem dan feedback kesalahan dan ketidaklengkapan data ,
kepala puskesmas dan dinas kesehatan menerima LB3.

5.4.2.1 Input Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan


Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok
Hasil wawancara dengan penanggungjawab program KIA dan
salah satu bidan menyatakan bahwa data yang dicatat dalam pelayanan

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


70

kesehatan ibu di puskesmas berasal dari catatan rekam medis dikartu


status. Namun penggunaan kartu status sebagai acuan pencatatan
pelayanan kesehatan ibu masih dapat menghasilkan duplikasi data. Hal
tersebut dikarenakan adanya nomor rekam medis yang berbeda dengan
identitas dan nama seseorang yang sama (double record). Ini dapat terjadi
dalam 1 hari, rata-rata 10 orang dari 168 kunjungan dengan tujuan poli
yang berbeda.
“...Untuk pasien yang datang ke puskesmas merekap datanya dari
rekam medis…” (Informan 2)
“…Biasanya kalau dari loket kan membawa kartu status, nanti
dicatat tergantung anak atau ibu, dipindahkan ke buku bantu sesuai yang
diperlukan…” (Informan 3)
Data pelayanan kesehatan ibu dari posyandu dan klinik/BPS juga
dapat mengalami double record dikarenakan data yang diberikan ke
puskesmas adalah dalam bentuk angka saja.
“…data yang kita pakai untuk melaporkan kegiatan KIA per bulan
dari pasien yang datang ke puskesmas kemudian dari posyandu dan dari
pelayanan swasta (RB, BPS, dokter 24 jam) namun data yang kita
dapatkan dalam bentuk angka saja…” (Informan 2)
Mekanisme pengumpulan data dari posyandu dan klinik/BPS
dilakukan pada akhir bulan sedangkan jadwal pengumpulan laporan dari
puskesmas ke dinas kesehatan paling lambat tanggal 5 pada setiap
bulannya. Padahal penanggung jawab program KIA harus melakukan
verifikasi terhadap kesalahan atau ketidaklengkapan dari data yang
dilaporkan.
“Pada akhir bulan yah harusnya tanggal 30.” (Informan 2)
“Laporan dilaporkan terakhir dari puskesmas ke dinas pada
tanggal 5.” (Informan 2)
Sehingga laporan puskesmas ke dinas kesehatan terkadang juga
masih banyak yang harus diperbaiki karena ketidaklengkapannya laporan.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


71

“Masih sulit untuk mengurangi ketidaklengkapan laporan dari poli


KIA. Terkadang saat laporan SP3 dilaporkan ke dinas kesehatan masih
ada bagian dari kesehatan ibu yang kosong. Sehingga dinas kesehatan
perlu menanyakan kembali ke penanggung jawab KIA..” (Informan 4)
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa masalah dari input sistem
informasi pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Sukmajaya adalah masih adanya duplikasi data dikarenakan
satu orang memiliki nomor rekam medis yang berbeda selain itu laporan
yang diberikan posyandu dan klinik/BPS hanya berupa angka saja.
Penerimaan laporan dari posyandu dan klinik/BPS yang mendekati jadwal
pengumpulan waktu ke dinas kesehatan padahal laporan membutuhkan
waktu untuk verifikasi. Hal tersebut menjadi masalah dikarenakan dinas
kesehatan masih melihat ketidaklengkapan dari laporan Puskesmas
Sukmajaya.

5.4.2.2 Proses Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan


Kesehatan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya Kota
Depok
Petugas pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya aktif
melakukan kegiatan verifikasi laporan yang dilaporkan oleh posyandu dan
klinik/BPS. Verifikasi ditujukan pada laporan yang salah atau tidak
lengkap.
“…Paling verifikasi menanyakan “mba, ini apa benar jumlahnya
sekian” via telepon atau sms.” (Informan 2)
“...Setiap bulan datang ke wilayah sana (Tirtajaya) minta data…”
(Informan 3)
Dalam setiap bulan rata-rata 3-4 orang BPS mendapat umpan balik
mengenai laporan yang dilaporkannya. Begitu juga posyandu dilakukan
verifikasi mengenai kelengkapan dan kebenaran data. Namun terdapat
posyandu dan klinik/BPS yang tidak aktif dalam kegiatan pelaporan ke
puskesmas.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


72

“Karena disini jumlah BPS tidak terlalu banyak juga yang


mengirimkan laporan paling juga 3-4 orang…” (Informan 2)
“…Puskesmas Sukmajaya ada 10 BPS tapi ada juga yang sudah
tidak aktif/praktek, yang aktif sekitar 7 BPS dan yang aktif membuat
laporan ada 4 dan kadang-kadang 5…” (Informan 2)
“...Daerah elite ga memiliki posyandu seperti pesona dan griya.
RW yang tidak ada posyandunya ada mulai dari 23, 25, 26, 27, 28, 29 dan
31. Ada 7 RW yang tidak memiliki posyandu. Ya sudah tidak meminta
laporan ke RW yang tidak ada posyandu.” (Informan 2)
Umpan balik yang dilakukan oleh puskesmas juga dirasakan oleh
posyandu dan klinik/BPS terkait. Hal tersebut diutarakan oleh petugas
posyandu dan klinik/BPS, mereka mengatakan bahwa puskesmas sering
memberitahukan bila ada kesalahan atau ketidaklengkapan data.
“…Tapi terkadang akhir bulan juga dibicarakannya lagi kalau
ada kekurangan/kesalahan dalam pencatatan pada saat atau sebelum
kegiatan lokmin.” (Informan 5)
“…misalkan kalau disana dibilang ada yang kurang, dikasih tau
dan biasanya di puskesmasnya memberikan form lagi…” (Informan 6)
Selain itu, petugas pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya harus lebih menegaskan dalam
kegiatan penentuan pasien dalam dan luar wilayah di klinik/BPS. Hal ini
dikarenakan laporan yang dilaporkan oleh klinik/BPS belum valid dalam
penentuan pasien dalam dan luar wilayah.
“…kalau dari BPS ga ada ketentuan membedakan luar wilayah
dan dalam wilayah. Pokoknya semua pasien yang dilayani oleh BPS
tersebut atau RB tersebut dilaporkan ke puskesmas…” (Informan 2)
“…Yang jadi masalah itu data dari BPS atau praktek swasta ga
jelas ya kan disitu. Kalau ada alamat bisa diketahui dalam atau luar
wilayah namun yang dari BPS tidak memilah-milah lagi dalam atau luar
wilayah…” (Informan 3)

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


73

Laporan yang diberikan ke kepala puskesmas dan dinas kesehatan


masih dalam bentuk angka dan belum dianalisis. Proses pembuatan
analisis setelah proses pembuatan LB3 atau saat akan diadakan lomba,
namun hal itu membutuhkan waktu yang cukup lama.
“…Harusnya penyajian informasi yang sudah selesai dalam
bentuk angka dan grafik. Namun selesaikan angkanya dulu baru
grafiknya.” (Informan 2)
Hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam proses pencatatan
dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu masih membutuhkan
waktu dalam proses analisis dan penampilan data untuk pengambilan
keputusan dengan cepat, dalam verifikasi data dan penegasan dalam
penentuan pasien dalam dan luar wilayah.

5.4.2.3 Output Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan


Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok
Proses pelaporan yang dilakukan petugas KIA dalam melaporkan
data ke kepala puskesmas dan dinas kesehatan masih dalam bentuk angka.
Belum ada penyajian yang langsung dapat dianalisis untuk pengambilan
keputusan dengan cepat. Sehingga sulit untuk mencapai intervensi yang
tepat sasaran.
“…Kebanyakkan data disampaikan dalam bentuk angka...”
(Informan 1)
Selain itu, harus adanya penekanan untuk tetap memberikan data
yang real dalam setiap pencatatan dan pelaporan. Hal ini dimaksudkan
agar hasil yang diperoleh benar-benar menyampaikan informasi yang ada
di lingkungan masyarakat.
“…menekankan kita pendataan apa adanya, jangan
dimanipulasi…” (Informan 1)
“…Biasanya kan kita tau ya kadang ada staf yang agak nakal.
Biasanya ada beberapa bagian yang nembak. Tapi saya tetap menekankan

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


74

untuk menyampaikan data yang real. Itu penting bagi evaluasi…”


(Informan 1)

5.4.2.4 Simpulan Masalah Sistem Informasi Pencatatan dan


Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya
Kota Depok
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah di Puskesmas Sukmajaya Kota
Depok. Adapun masalah di Puskesmas Sukmajaya adalah sebagai berikut :
Tabel 5.11
Simpulan Masalah Sistem Informasi Pencatatan dan
Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya
Kegiatan Input Proses Output
Luar • Pada wilayah RW • Klinik/BPS memiliki • Beberapa laporan
Gedung tertentu, sulit untuk banyak laporan yang pelayanan ada yang
mendapatkan data ibu harus dilaporkan selain diberikan dalam
hamil, nifas dan ke puskesmas sehingga bentuk angka saja
bersalin tak jarang ada • Laporan ke
• Pasien yang klinik/BPS yang tidak puskesmas
berkunjung ke aktif dalam pencatatan dikumpulkan
klinik/BPS terkadang dan pelaporan mendekati akhir bulan
mencantumkan alamat
yang dekat dengan
klinik/BPS walaupun
pasien berdomisili di
luar wilayah

Dalam • Adanya duplikasi data • Membutuhkan • Penyajian yang


Gedung dikarenakan adanya penambahan waktu disampaikan masih
pasien yang memiliki dalam analisis laporan dalam bentuk laporan,
lebih dari 1 nomor • Kesulitan belum dalam bentuk
rekam medis membedakan pasien informasi yang dapat
• Verifikasi data dari dalam dan luar wilayah memudahkan dalam
posyandu dan dari laporan pengambilan
klinik/BPS mengenai klinik/BPS keputusan dan
kesalahan atau membandingkan trend
ketidaklengakapan cakupan dari setiap
data periode
• Masih ada posyandu
dan klinik/BPS yang

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


75

tidak melaporkan
laporan bulanan ke
puskesmas

5.4.3 Analisis Peluang Pengembangan Sistem


Analisis peluang pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan
pelayanan kesehatan ibu dilihat dari 4 unsur, yaitu sumber daya manusia,
sarana, dana dan manjemen. Peluang pengembangan dari unsur sumber daya
manusia dilihat dari jumlah dan kualifikasi dari SDM itu sendiri. Bila dilihat
dari unsur jumlah SDM, Puskesmas Sukmajaya sudah cukup memadai
namun perlu adanya penetapan tanggung jawab akan kegiatan pencatatan dan
pelaporan. Pembagian tanggung jawab itu sendiri sebaiknya tidak hanya
dipegang oleh 1 orang saja. Hal itu dikarenakan beban kerja dari seorang
bidan pun sudah cukup berat dan dikhawatirkan bila hanya satu orang yang
bertanggungjawab maka tidak ada yang memback up pekerjaan bila 1 orang
tersebut berhalangan. Sehingga harus adanya penetapan wakil yang
bertanggungjawab. Selain itu dari unsur SDM dibutuhkan kualifikasi SDM
yang memadai untuk mengimplementasikan sistem yang akan dikembangkan
yang berbasis komputer. Dalam hal ini kualifikasi yang dibutuhkan adalah
seseorang yang memiliki kemampuan mengolah data di sistem komputer
yang berbasis spreadsheet. Puskesmas Sukmajaya dari segi SDM dikatakan
berpeluang dikarenakan ada beberapa bidan yang memang sudah paham akan
penggunaan aplikasi berbasis spreadsheet namun masih perlu adanya
pelatihan aplikasi pengolahan data dan penyajian data melalui aplikasi
berbasis spreadsheet.
Peluang pengembangan dilihat dari unsur sarana yang ada di
Puskesmas Sukmajaya cukup berpeluang dikarenakan puskesmas memiiki 6
komputer. Namun agar lebih berjalan sistem yang akan dikembangkan
dibutuhkan 1 unit komputer yang hanya digunakan dan ditempatkan khusus
di poli KIA. Bila dilihat dari segi dana, Puskesmas Sukmajaya belum
melakukan penganggaran untuk sistem pencatatan dan pelaporan yang

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


76

berbasis komputer. Maka pengembangan sistem akan berpeluang bila adanya


dana untuk perawatan komputer secara rutin semisalnya 1 tahun sekali.
Dari unsur manajemen yang dilihat dari segi legal aspek, pelayanan
kesehatan ibu sudah memiliki modul PWS KIA namun untuk pengembangan
sistem yang baru maka diperlukan tambahan petunjuk teknis pemanfaatan
sistem informasi berbasis komputer. Selain itu dilihat dari segi komitmen,
Puskesmas Sukmajaya belum cukup berpeluang. Segi komitmen yang ada
sebaiknya bukan hanya niat dari beberapa petugas saja, komitmen yang
diperlukan adalah berupa komitmen yang dapat mendesak petugas untuk
bertanggungjawab seperti adanya penganggaran dana intensif untuk petugas
yang mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data menjadi informasi
mnggunakan sistem yang dikembangkan. Sehingga bila hal tersebut tidak
dilakukan, anggaran akan intensif itu tidak akan keluar, sama halnya dengan
pemberian punishment dan reward.
Adapun simpulan mengenai analisis peluang pengembangan sistem
pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya
bila dilihat dari sumber daya yang ada dengan kebutuhan yang diinginkan
adalah sebagai berikut :
Tabel 5.12
Analisis Peluang Pengembangan Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu
di Puskesmas Sukmajaya
No Unsur Sistem Yang Ada Kebutuhan Yang Baru Peluang Pengembangan
1 SDM
- Jumlah Staf pelayanan Untuk pencatatan dan Puskesmas Sukmajaya
kesehatan ibu ada 9 pelaporan dibutuhkan cukup berpeluang
bidan dengan 1 orang minimal 1 orang yang melakukan sistem yang
yang bertanggungjawab dan 1 akan dikembangkan namun
bertanggungjawab orang yang mem back up sistem pencatatan dan
dalam proses tanggung jawabnya. pelaporan pelayanan
pencatatan dan kesehatan ibu akan berjalan
pelaporan kegiatan dengan baik bila kebutuhan
pelayanan kesehatan yang baru dilaksanakan.
ibu. Memiliki kemampuan
dalam mengopersikan Adapun peluang
- Kualifikasi Petugas belum optimal sistem komputer pengembangan akan sistem

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


77

dalam pengoperasian pengolah data berbasis yang baru bila


komputer spreadsheet dan diikutsertakan pula dengan
database. pelatihan petugas Poli KIA
2 Sarana mengenai aplikasi komputer
- Jumlah Terdapat 6 komputer Minimal memiliki 1 pengolah data berbasis
dengan spesifikasi komputer dengan spreadsheet, penambahan
standar spesifikasi standar yang dana pelatihan, dana
diletakkan dan digunakan maintenance, serta
khusus untuk kepentingan pengenalan sistem yang
poli KIA. baru dan peningkatan
3 Dana motivasi agar petugas dapat
- Jenis Dana pengumpulan Perawatan komputer yang dengan mudah
data, pengadaan alat dilakukan rutin setahun mengimplemenatsikan.
tulis dan kertas sekali
4 Manajemen
- Legal Aspek Modul PWS KIA Petunjuk teknis dalam
pemanfaatan sistem
informasi berbasis
komputer sebagai
pengolah data di
spreadsheet dan database

- Komitmen Pelaksanaan Adanya komitmen dalam


pencatatan dan bentuk penganggaran
pelaporan pelayanan untuk pemberian intensif
kesehatan ibu yang kepada petugas yang
dilakukan tiap bulan. melakukan verifikasi data
Selain itu adanya dan mengolah data hingga
percontohan sistem menjadi informasi yang
informasi berbasis dapat digunakan untuk
komputer di perencanaan program
puskesmas lain yang intervensi
dapat dijadikan contoh.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


78 

BAB VI
PEMBAHASAN

6.1 Pengembangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan


Ibu di Puskesmas Sukmajaya
Rancangan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan
ibu di tingkat puskesmas merupakan pengembangan dari sistem yang sudah ada.
Pengembangan ini didasarkan untuk peningkatan kualitas informasi dan ketepatan
waktu serta kemudahan dalam penyajian data yang sudah dianalisis. Alur
pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu menjelaskan proses
pemasukkan data individu dan pelayanan ke dalam aplikasi database yang akan
diolah dan disajikan dalam bentuk informasi guna mempermudah pengambilan
keputusan dengan cepat dan tepat.
Alur pencatatan sistem di tingkat posyandu adalah dengan mendata seluruh
sasaran ibu dan melakukan pelayanan terkait kesehatan ibu di posyandu
selanjutnya data tersebut di input ke dalam formulir digital yang akan langsung
divalidasi kelengkapan dan kebenaran di sistem tersebut. Setelah data valid maka
data tersebut dimasukkan ke dalam data base yang ada di puskesmas. Sedangkan
alur pencatatan di tingkat klinik/BPS, pasien yang berkunjung akan didata dan
data tersebut akan diinput pada formulir digital. Pada tahap entri data, sistem juga
bekerja untuk mengoreksi kebenaran dan kelengkapan data. Setelah itu, data
dimasukkan ke dalam data base. Alur pencatatan yang ada di puskesmas sama
halnya dengan di klinik/BPS, pasien berkunjung lalu data pelayanan dientri di
formulir digital lalu diproses dalam sistem dan dimasukkan ke dalam data base.
Database di puskesmas merupakan gabungan dari data di posyandu dan
klinik/BPS. Data yang berada di data base akan diolah dan menghasilkan hasil
perhitungan tiap indikator dan laporan bulanan terkait KIA (LB3) yang akan
dikirim ke dinas kesehatan kabupaten/kota.

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


79 

Gambar 6.1
Rancangan Alur Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan
Pelayanan Kesehatan Ibu di Pusksemas Sukmajaya

Posyandu Klinik/BPS Puskesmas Dinas


Kesehatan
 
Mulai Mulai Mulai Mulai
Input
Pasien Berkunjung
Pendataan seluruh sasaran di wilayah Pasien Berkunjung
kerja
LB3 KIA
Data individu ibu dan data pelayanan
kesehatan ibu
Pelayanan mengenai kesehatan ibu Data individu ibu dan data pelayanan
kesehatan ibu

Input data individu ibu dan pelayanan


Data individu ibu dan data pelayanan Selesai
serta input data luar gedung
kesehatan ibu
Input data ke formulir digital

Data lengkap,
Proses Input data ke formulir digital benar dan valid?
Data lengkap, benar
dan valid?

Data lengkap, Database kohort


benar dan valid? ibu

Pengolahan Data

Cetak

Cakupan K1, K4, TT1, TT2, Fe1, Fe3, Pn, Cakupan


Output deteksi risiko oleh tenaga kesehatan, cakupan deteksi
Spreadsheet data Spreadsheet data risiko oleh masyarakat, Cakupan Kasus Risiko Tinggi
kesehatan ibu kesehatan ibu Bumil yang dirujuk, Cakupan penanganan
Komplikasi Obstetri, Ibu Nifas Yang Mendapat
Vitamin A

Adapun perbedaan alur pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan


pelayanan kesehatan ibu yang sudah ada dengan yang akan dikembangkan adalah
pada tahap input, proses dan output. Pada tahap input data, seluruh data dari
kegiatan luar gedung dimasukkan langsung dalam sistem selanjutnya sistem akan

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


80 

melakukan koreksi akan kebenaran, kelengkapan dan ketidaklengkapan data.


Sehingga petugas puskesmas hanya mengoreksi data untuk pengkelompokkan dan
perhitunga data saja. Setelah itu, sistem akan mengolah data dan menghasilkan
sebuah informasi cakupan dari tiap-tiap program. Informasi disajikan dalam
penyajian yang dapat memudahkan dalam melihat perkembangan dan
perbandingan cakupan yang dicapai dari tiap periode. Sedangkan pada sistem
yang lama, verifikasi akan dilakukan oleh petugas kesehatan setelah mendapat
laporan rekapan dari posyandu dan klinik/BPS di wilayah kerja puskesmas. Selain
itu, perhitungan masih secara manual dan penyajian data dengan grafik hanya
disajikan pada waktu-waktu tertentu.

6.1.1 Bagan Alir Sistem


Diagram konteks di bawah merupakan gambaran rancangan sistem
pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya,
yang memiliki entitas sumber dan entitas tujuan. Adapun entitas sumber dari
diagram konteks adalah kader posyandu, klinik/BPS, dan puskesmas. Kader
posyandu memberikan data individu sasaran ibu dan data pelayanan.
Klinik/BPS dan puskesmas memberikan data individu ibu yang mendapat
pelayanan dan data pelayanan. Entitas tujuan dari sistem tersebut yaitu kader
posyandu, klinik/BPS, puskesmas, kepala puskesmas dan dinas kesehatan
kabupaten/kota. Kader posyandu, klinik/BPS dan bidan puskesmas mendapat
feedback dari sistem mengenai ketidaklengkapan dan kesalahan data.
Sedangkan bidan puskesmas dan kepala puskesmas mendapat hasil
pengolahan data disistem berupa cakupan K1 Murni, K4, TT1, TT2, Fe1,
Fe3, penanganan komplikasi obstetrik, penolong persalinan, ibu nifas yang
mendapat vitamin A, deteksi risiko oleh nakes, deteksi risiko oleh
masyarakat, dan kasus risiko tinggi ibu hamil yang dirujuk, serta LB3. Dinas
kesehatan kabupaten/kota mendapat LB3 terkait kesehatan ibu dari sistem.

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


81 

Gambar 6.2
Diagram Konteks Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya
• Cakupan K1 Murni dan K4 
• Cakupan imunisasi TT1 
• Cakupan imunisasi TT2 
• Cakupan tablet Fe1 
• Cakupan tablet Fe3 
• Cakupan Penanganan Komplkasi 
Obstetri 
• Penolong Persalinan 
• Cakupan Ibu Nifas Yang Mendapat 
Vit.A 
• Cakupan Data Risiko oleh Nakes 
• Cakupan Deteksi Risiko Oleh 
Masyarakat 
• Cakupan Kasus Risiko Tinggi Ibu 
Hamil Yang Dirujuk 
• Data individu ibu mendapat 
pelayanan  • LB3 Kesehatan Ibu 
• feedback  Bidan 
• Data Pelayanan 
BPS/Klinik  Koordinator 
Bersalin  • Data Individu ibu yang 
• Feedback  SistemInformasi 
mendapat pelayanan 
Pencatatan dan 
• Data Individu seluruh  Pelaporan  • Data Pelayanan 
sasaran  Pelayanan 
Kader  • Data Pelayanan  Kesehatan Ibu di 
Posyandu  Puskesmas  Dinas 
• LB3 Kesehatan Ibu 
• Feedback  Sukmajaya  Kesehatan 
Kota Depok Kota Depok 

Kepala  • Cakupan K1 Murni dan K4 
Puskesmas  • Cakupan imunisasi TT1 
• Cakupan imunisasi TT2 
• Cakupan tablet Fe1 
• Cakupan tablet Fe3 
• Cakupan Penanganan Komplkasi 
Obstetri 
• Penolong Persalinan 
• Cakupan Ibu Nifas Yang Mendapat 
Vit.A 
• Cakupan Data Risiko oleh Nakes 
• Cakupan Deteksi Risiko Oleh 
Masyarakat 
• Cakupan Kasus Risiko Tinggi Ibu 
Hamil Yang Dirujuk 
• LB3 Kesehatan Ibu 

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


82 

6.1.2 Diagram Alir Data Level 1


Gambar 6.3 di bawah menjelaskan lebih rinci mengenai program yang
akan dikembangkan. Pada diagram alir data level 1 di bawah menjelaskan
bahwa kader posyandu, klinik/BPS dan bidan puskesmas memasukkan data
berupa data individu ibu dan data pelayanan kesehatan ibu ke dalam sistem
yang akan diolah selanjutnya akan dianalisis dalam bentuk penyajian data
yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan. Keluaran dari sistem
tersebut akan dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala
puskesmas dan bidan puskesmas dalam bentuk laporan LB3 dan hasil
perhitungan cakupan.

Gambar 6.3
Diagram Alir Data Level 1 Sistem Informasi Pencatatan dan
Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya

Data individu ibu


Data pelayanan kesehatan ibu
Kader
Posyandu 1.0 2.0 3.0
Analisa dan
Input Data Pengolahan Data
Klinik/BPS Penyajian Data

Laporan LB3
Bidan
Hasil perhitungan cakupan
Puskesmas

Dinas Kesehatan
Kepala Puskesmas
Kabupaten/Kota

6.1.3 Diagram Alir Data Level 2


Gambar 6.4 di bawah ini menjelaskan diagram alir data level 2. Pada
diagram alir data level 2 proses input data dibagi menjadi 2 proses yaitu
pencatatan yang dilakukan saat pelayanan berupa data individu dan data
pelayanan kesehatan ibu setelah itu dilakukan pengisian form digital yang
menghasilkan data sasaran, data pelayanan ibu hamil, data persalinan, dan
data pelayanan ibu nifas. Setelah dilakukan pengisian form digital, data dari
kader posyandu, klinik/BPS dan bidan puskesmas akan masuk ke database
Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


83 

yang selanjutnya akan diolah dalam sistem. Pengolahan itu mengalami


beberapa tahap, yaitu pembersihan data, validasi, pengkelompokkan data dan
perhitungan. Perhitungan dilakukan untuk melihat dari tiap-tiap indikator.
Setelah data itu diolah maka akan disajikan dalam bentuk grafik. Dan hasil
penyajian akan dilaporkan ke kepala puskesmas, dan bidan puskesmas. Hasil
perhitungan data berupa LB3 akan dicetak dan dikirimkan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.

Gambar 6.4
Diagram Alir Data Level 2 Sistem Informasi Pencatatan dan
Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya

Kader
Posyandu
sasaran 2.1
1.1 Data individu ibu 1.2 Pembersihan
Klinik/BPS Pengisian ibu hamil Data
Pencatatan
Data Pelayanan Form Digital
kes.ibu persalinan ibu
Bidan
Puskesmas ibu nifas

2.2 2.3 2.4 cakupan K1


murni
Pengkelompokkan
Validasi Perhitungan
data
cakupan k4
cakupan TT1

cakupan TT2

cakupan Fe1

cakupan Fe3 3.1


Penyajian
cakupan penanganan Grafik
komplikasi obstetri

cakupan linakes

cakupan data risiko 3.2


Dinas Kesehatan Cetak
oleh masyarakat
Kabupaten/kota Laporan
cakupan data risiko
oleh nakes
Kepala cakuapn ibu nifas
Puskesmas mendapat vit.A

cakupan bumil risiko


yang dirujuk

LB3

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


84 

6.1.4 Entity Relationship Diagram (ERD)


Entity relationship diagram (ERD) adalah diagram yang menunjukkan
hubungan antar entitas yang saling berinteraksi (“Entity Relational Diagram
dan Kardinalitas”). Di bawah ini adalah ERD dari sistem pencatatan dan
pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya.

Gambar 6.5
Entity Relationship Diagram (ERD)
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu
di Puskesmas Sukmajaya

Puskesmas Mempunyai Kecamatan Mempunyai Kelurahan Mempunyai

memberi
Memberi
laporan
laporan
Mendata Desa

Posyandu Klinik
Kunjungan Mempunyai Bumil
Hamil
Mempunyai

Mempunyai

Mempunyai Komplikasi
Mempunyai Hamil Mempunyai

Rujukan Nifas
Mempunyai

6.2 Rancangan Hubungan Antar Tabel


Berikut table relationship diagram (TRD) sistem pencatatan dan pelaporan
pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya, yaitu :

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


85 

Gambar 6.6
Table Relationship Diagram (TRD) Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan Kesehatan Ibu Di Puskesmas Sukmajaya

6.3 Kamus Data


Berikut adalah kamus data dari database sistem informasi pencatatan dan
pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya adalah sebagai
berikut :
Tabel 6.1 Kamus Data dari Tabel Posyandu
Field Name Type Description

ID posyandu Autonumber ID Posyandu

Nama Posyandu Text Nama dari Posyandu

Tabel 6.2 Kamus Data dari Tabel Klinik


Field Name Type Description

ID Klinik Autonumber ID Klinik

Nama Klinik Text Nama dari Klinik

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


86 

Tabel 6.3 Kamus Data dari Tabel Puskesmas


Field Name Type Description

ID Puskesmas Autonumber ID Puskesmas

Nama Puskesmas Text Nama dari Puskesmas

Tabel 6.4 Kamus Data dari Tabel Desa


Field Name Type Description

IDdesa Autonumber ID Desa

Nama Desa Text Nama desa atau alamat jalan


dari seorang pasien

Tabel 6.5 Kamus Data dari Tabel Kelurahan


Field Name Type Description

ID kelurahan Autonumber ID Kelurahan

Nama Kelurahan Text Nama dari Kelurahan

Tabel 6.6 Kamus Data dari Tabel Kecamatan


Field Name Type Description

ID Kecamatan Autonumber ID Kecamatan

Nama Kecamatan Text Nama dari Kecamatan

Tabel 6.7 Kamus Data dari Tabel Bumil


Field Name Type Description

ID Bumil Autonumber ID Ibu Hamil

Nama Ibu Text Nama dari Ibu Hamil

Nama Suami Text Nama suami dari ibu hamil

RT Number RT dari tempat tinggal ibu hamil

RW Number RW dari tempat tinggal ibu hamil

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


87 

Tabel 6.8 Kamus Data dari Tabel Kunjungan Bumil


Field Name Type Description

ID kunjungan Autonumber ID Kunjungan

Tgl_kunjug Date/Time Tanggal Berkunjung

HPHT Date/Time Tanggal Hari Pertama Haid Terakhir

BB Number Berat Badan (kg)

TB Number Tinggi Badan (cm)

TD Number Tekanan Darah (mmHg)

Status TT Text Status imunisasi TT (TT1, TT2, TT3,


TT4, TT5, dan Tidak Dapat)

Status Fe Text Status mendapatkan tablet Fe (Fe 1,


Fe3 dan Tidak Dapat)

Tabel 6.9 Kamus Data dari Tabel Hamil


Field Name Type Description

ID hamil Autonumber ID hamil

Tgl lahir ibu Date/Time Tanggal Lahir Ibu

Tgl Persalinan Date/Time Tanggal Persalinan

Penolong persalinan Text Penolong persalinan (Keluarga,


dukun, bidan, dr.spesialis, dokter,
lain-lain dan tidak ada)

Tempat persalinan Text Tempat Bersalin (rumah, polindes,


puskesmas, RB, RSIA, RS, RS
ODHA)

Cara persalinan Text Cara Persalinan (Normal, Sectio


Caesar)

Tabel 6.10 Kamus Data dari Tabel Nifas


Field Name Type Description

ID nifas Autonumber ID Nifas

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


88 

Status vit A Text Status Vitamin A ( Tidak


mendapat, Mendapat)

Tabel 6.11 Kamus Data dari Tabel Komplikasi


Field Name Type Description

ID Komplikasi Autonumber ID Komplikasi

Nama Komplikasi Text Jenis Komplikasi

Deteksi_1 Text Pendeteksi risiko pertama kali (Pasien,


Keluarga, Masyarakat, Dukun, Kader,
Bidan, Perawat, Dokter atau (-) untuk
yang tidak ada komplikasi)

Tabel 6.12 Kamus Data dari Tabel Rujuk


Field Name Type Description

ID Rujuk Autonumber ID Rujukan

Tempat rujukan Text Tempat Rujukan (Puskesmas, Rumah


Bersalin, RSIA/RSB, RS, Lain-lain
atau (-) untuk yang tidak ada
komplikasi)

Keadaan tiba Text Keadaan tiba (Hidup, Meninggal atau


(-) untuk yang tidak ada komplikasi)

Keadaan Pulang Text Keadaan pulang (Hidup, Meninggal


atau (-) untuk yang tidak ada
komplikasi)

6.4 Desain Antarmuka Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan


Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok
Menu halaman utama dari sistem informasi pencatatan dan pelaporan
pelayanan kesehatan ibu terdiri dari 2 button, yaitu input data dan output data.
Button tersebut membantu pengguna untuk membuka halaman yang diinginkan.
Berikut tampilan menu halaman utama yang terdapat pada gambar 6.7:

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


89 

Gambar 6.7
Menu Halaman Utama
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu

6.4.1 Input Data


Menu halaman input adalah tampilan yang membantu mengarahkan
pengguna untuk memasukkan data yang diperlukan. Menu halaman input
terdiri dari 5 pilihan button yang membantu menuju halaman yang dituju,
yaitu data dasar ibu, data kunjungan bumil, data persalinan, data ibu nifas,
dan menu utama. Bila pengguna ingin memasukkan data identitas ibu hamil
dapat mengklik button data dasar ibu. Untuk mengentry data pelayanan
pemeriksaan ibu hamil dapat mengklik button data kunjungan ibu hamil dan
mengentry mengenai pelayanan saat persalinan dengan mengklik button data
persalinan. Sedangkan mengentry data pemberian pelayanan kepada ibu nifas
adalah dengan mengklik button data ibu nifas. Mengembalikkan ke tampilan
menu halaman utama adalah dengan mengklik button menu utama. Adapun
tampilan dari menu halaman input adalah sebagai berikut :

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


90 

Gambar 6.8
Menu Halaman Input
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu

Form data dasar ibu dapat diisi oleh petugas kesehatan. Data yang
dapat diisi dalam form data dasar ibu antara lain id ibu, nama ibu, nama
suami, tanggal lahir ibu, desa/alamat, RT, RW, kelurahan, dan kecamatan.
Dalam pengisian form data dasar ibu juga akan digabungkan dengan data
bersalin ibu. Data persalinan yang harus diisi antara lain nama fasilitas
tempat bersalin, tanggal persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan,
cara persalinan, komplikasi, rujukan, keadaan tiba dan keadaan pulang. Pada
form data persalinan ada penggolongan yang dilakukan secara otomatis oleh
sistem yaitu bila penolong persalinan adalah seorang tenaga kesehatan maka
pada bagian penolong nakes (tenaga kesehatan) akan dikodekan 1 dan bila
penolong persalinan bukan nakes maka akan dikodekan menjadi 0. Selain itu,
penanganan komplikasi obstetrik pada persalinan juga dikelompokan bila
seorang ibu yang mengalami komplikasi dan dilakukan penanganan dengan
dirujuk ke fasilitas kesehatan maka akan dikodekan 1 namun bila tidak maka
dikodekan 0. Adapun bentuk dari form data dasar ibu adalah sebagai berikut :
 

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


91 

Gambar 6.9
Form Data Dasar Ibu dan Data Persalinan

Form data kunjungan ibu hamil dapat diisi oleh petugas kesehatan
dengan membedakan tingkat pemberi pelayanan. Tingkat pemberi pelayanan
dibagi menjadi 3, yaitu posyandu, klinik/RB/BPS dan puskesmas. Data yang
dapat diisi dalam form data kunjungan ibu hamil antara lain tingkat
pemeriksaan, nama fasilitas, id ibu, nama ibu, tanggal lahir ibu, nama suami,
tanggal berkunjung, BB (berat badan), TB (tinggi badan), TD (tensi darah),
status TT (imunisasi tetanus toxoid), status Fe (pil zat besi), komplikasi,
tempat rujukan, pendeteksi terjadinya komplikasi, keadaan tiba dan keadaan
pulang. Dari hasil input data pada form data kunjungan ibu hamil akan
dihasilkan secara otomatis oleh sistem berupa umur kehamilan trisemester
kunjungan, K1, K4, TT1, TT2, Fe1, Fe3, pendeteksi komplikasi masyarakat
atau tenaga kesehatan, dan dilakukan kegiatan rujuk atau tidak. Adapun
bentuk dari form data kunjungan ibu hamil adalah sebagai berikut :
 
Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


92 

Gambar 6.10
Form Data Kunjungan Ibu Hamil

Form data nifas dapat diisi oleh petugas kesehatan dengan


membedakan tingkat pemberi pelayanan. Tingkat pemberi pelayanan dibagi
menjadi 3 yaitu posyandu, klinik/RB/BPS dan puskesmas. Data yang dapat
diisi dalam form data nifas antara lain tingkat pemeriksaan, nama fasilitas, id
ibu, nama ibu, nama suami, tanggal lahir ibu, status vitamin A, komplikasi,
tempat rujukan, keadaan tiba dan keadaan pulang. Hasil input ada yang akan
dikelompokkan secara otomatis oleh sistem antara lain pemberian vitamin A
bila diberi vitamin A maka akan dikodekan 1 dan sebaliknya bila tidak maka
dikodekan 0 dan penanganan komplikasi obstetri bila ibu nifas dengan
komplikasi dirujuk ke fasilitas kesehatan maka dikodekan 1 dan sebaliknya
akan dikodekan 0. Adapun bentuk dari form data nifas adalah sebagai
berikut:

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


93 

Gambar 6.11
Form Data Nifas

6.4.2 Output
Menu laporan adalah tampilan yang membantu mengarahkan
pengguna untuk menghasilkan perhitungan dari indikator yang ada. Menu
laporan terdiri dari 5 pilihan button yang membantu ke halaman yang
diinginkan, yaitu output kunjungan ibu hamil, output persalinan, output
pelayanan nifas, output komplikasi obstetri dan menu utama. Adapun
tampilan dari menu laporan adalah sebagai berikut :

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


94 

Gambar 6.12
Menu Laporan
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu

Adapun hasil dari pengolahan data yang sudah diinput adalah sebagai
berikut:
Gambar 6.13
Grafik Cakupan Imunisasi TT1 dan TT2 (Contoh)

Cakupan Imunisasi TT1 dan 
TT2 
Bulan Januari‐Maret 2011
150

100
TT1
50
TT2
0
Januari Februari Maret

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


95 

Gambar 6.13 merupakan grafik yang berfungsi menampilkan cakupan


imunisasi TT1 dan TT2 selama bulan Januari-Maret 2011. Data dapat
ditampilkan dalam kurun waktu bulan atau tahun. Hal tersebut dimaksudkan
untuk melihat dan membandingkan cakupan pada 3 periode sehingga dapat
melihat perkembangan dari cakupan dan dapat mengambil keputusan untuk
intervensi dengan cepat.
Gambar 6.14
Grafik Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 Tahun 2007-2009

Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe3 
Tahun 2007‐2009
120
100
80
60 Fe1
40 Fe3
20
0
tahun2007 tahun2008 tahun2009

Gambar 6.14 merupakan grafik yang berfungsi menampilkan cakupan


pemberian tablet Fe1 dan Fe3 selama tahun 2007-2009. Data ditampilkan
dalam periode tahun namun sistem dapat juga menampilkan grafik dalam
periode bulan. Pada grafik di atas digambarkan bahwa ada suatu cakupan
yang nilainya lebih dari 100 %, hal tersebut mengindikasikan bahwa harus
adanya perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan (validasi data).

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


96 

Gambar 6.15
Cakupan K1 dan K4 Tahun 2007-2009

Cakupan K1 dan K4 
Tahun 2007‐2009
120
100
80
60 K1 Murni
40 K4
20
0
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Gambar 6.15 berfungsi untuk menampilkan grafik cakupan K1 dan K4


pada tahun 2007-2009. Grafik di atas menampilkan dalam 3 priode waktu
yang dimaksudkan untuk melihat perkembangan dari kegiatan kunjungan ibu
selama masa kehamilan. Pada grafik di atas digambarkan bahwa ada suatu
cakupan yang nilainya lebih dari 100 %, hal tersebut mengindikasikan bahwa
harus adanya perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan (validasi data). Hal
tersbut juga dapat dilihat apakah ibu hamil yang di luar wilayah mendapat
pelayanan dimasukkan dalam perhitungan atau tidak.

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


97 

Gambar 6.16
Cakupan Deteksi Risiko Ibu Hamil Oleh Masyarakat
Tahun 2006-2010 (Contoh)

Cakupan Deteksi Risiko Bumil 
Oleh Masyarakat Tahun 2006‐
2010
80
60
40 Cakupan 
Deteksi Risiko 
20
Bumil Oleh 
0 Masyarakat
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 
2006 2007 2008 2009 2010

Gambar 6.16 merupakan grafik garis yang berfungsi untuk


menampilkan cakupan deteksi risiko ibu hamil oleh masyarakat pada tahun
2006-2010. Grafik di atas menampilkan dalam 5 periode waktu
(bulan/tahun).
Gambar 6.17
Cakupan Deteksi Risiko Ibu Hamil Oleh Tenaga Kesehatan
Tahun 2006-2010 (Contoh)

Cakupan Deteksi Risiko Bumil 
Oleh Nakes Tahun 2006‐2010
90
80
70
60
50 Cakupan 
40
Deteksi Risiko 
30
Bumil Oleh 
20
10 Nakes
0
Tahun  Tahun  Tahun  Tahun  Tahun 
2006 2007 2008 2009 2010

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


98 

Gambar 6.17 merupakan grafik garis yang berfungsi untuk


menampilkan cakupan deteksi risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan pada
tahun 2006-2010. Grafik di atas menampilkan dalam 5 periode waktu
(bulan/tahun) yang berfungsi untuk membandingkan cakupan dari periode ke
periode lainnya.
Gambar 6.18
Cakupan Ibu Hamil Berisiko Yang Dirujuk
Tahun 2006-2010 (Contoh)

Cakupan Bumil Berisiko Yang 
Dirujuk
Tahun 2006‐2010
40
30
20 Cakupan Bumil 
10 Berisiko Yang 
Dirujuk
0
tahun  tahun  tahun  tahun  tahun 
2006 2007 2008 2009 2010

Gambar 6.18 merupakan grafik garis yang berfungsi untuk


menampilkan cakupan ibu hamil yang berisiko dan dirujuk. Grafik di atas
menampilkan dalam 5 periode waktu (bulan/tahun) yang berfungsi untuk
membandingkan cakupan dari periode ke periode lainnya.

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


99 

Gambar 6.19
Cakupan Penolong Persalinan Tahun 2007-2009

Cakupan Pn
105
100
95
90
85 Cakupan Pn
80

Gambar 6.19 merupakan grafik garis yang berfungsi untuk


menampilkan cakupan persalinan ibu yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah bidan, dokter, dan dr.spesialis.
Gambar 6.20
Cakupan Pemberian Vitamin A Bulan Januari-Mei 2009 (Contoh)

Cakupan Pemberian Vit.A
Januari‐Mei 2009
120
100
80
60
40 Cakupan 
20 Pemberian 
0 Vit.A

Gambar 6.20 merupakan grafik garis yang berfungsi untuk


menampilkan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas. Grafik di atas

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


100 

ditampilkan dalam 5 priode waktu (bulan/tahun). Hal tersebut untuk


membandingakan persentase cakupan dari waktu ke waktu.

Gambar 6.21
Cakupan Komplikasi Obstetri Yang Ditangani
Januari-Mei 2009 (Contoh)

Cakupan Komplikasi Obstetri Yang 
Ditangani
Januari‐Mei 2009
100.5
100
99.5
99
98.5 Cakupan 
98 Komplikasi 
97.5 Obstetri Yang 
97 Ditangani

Gambar 6.21 merupakan grafik garis yang berfungsi untuk


menampilkan cakupan komplikasi obstetri yang ditangani. Komplikasi
obstetri merupakan komplikasi yang dialami ibu saat hamil, persalinan dan
nifas. Grafik di atas ditampilkan dalam 5 periode waktu (bulan/tahun). Hal
tersebut untuk membandingakan persentase cakupan dari waktu ke waktu.
Garfik-grafik di atas memperlihatkan cakupan program pelayanan
kesehatan ibu dari periode ke periode pada seluruh wilayah kerja. Sistem
yang dikembangkan dapat menghasilkan grafik PWS sehingga dapat melihat
cakupan dari tiap-tiap wilayah kerja dan target program. Grafik PWS dapat
dimanfaatkan untuk semua program pelayanan ibu seperti cakupan K1, K4,
TT1, TT2, Fe1, Fe3, deteksi risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan, deteksi
risiko ibu hamil oleh masyarakat, penanganan komplikasi obstetri, persalinan
oleh tenaga kesehatan, ibu hamil risiko yang dirujuk dan ibu nifas yang

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


101 

mendapat vitamin A. Salah satu penyajian dari cakupan pelayanan kesehatan


ibu yang menggunakan grafik PWS adalah sebagai berikut :
Gambar 6.22
Grafik PWS Cakupan K1 Murni
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya
Bulan Januari-Juni 2011 (contoh)

Cakupan K1 Murni 
Januari‐Juni 2011 (contoh)
87.1
79.2
71.3
63.4
55.4
47.5
%

39.6
31.7
23.8
15.8
7.9
0.0
Puskesma
Mekarjaya Tirtajaya
s
% 33.8 40.9 48.3
Kum. sd Bln lalu 223 47 34
Bln ini 78 10 13
% Target K1  47.5 47.5 47.5

Pada penyajian hasil perhitungan melalui grafik PWS, maka dapat


dilihat apakah capaian dari kinerja petugas kesehatan sudah memenuhi target.
Selain itu grafik PWS dapat membantu untuk menganalisis apakah program
dapat mencapai target tahunan dan pergerakkannya setiap bulan. Dan bila
grafik lebih dari 100%, juga dapat mengevaluasi proses pencatatan dan
pelaporan.
Selain grafik dari perhitungan indikator di atas, sistem membantu
dalam pembuatan laporan LB3. Sistem menghasilkan hasil perhitungan dari
beberapa laporan LB3 yang nantinya akan ditulis petugas kesehatan dalam
laporan manual yang berkaitan dengan laporan bulanan KIA/KB (LB3).

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


102 

6.5 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu tahapan pengumpulan
data dan tahapan pengembangan sistem. Pada tahapan pengumpulan data, peneliti
menggunakan metode wawancara, telaah dokumen dan observasi langsung.
Pengembangan sistem yang dilakukan merupakan tahapan dari penyusunan sistem
yang sudah ada menjadi sistem baru guna meningkatkan kinerja dari sistem dan
kualitas informasi yang dihasilkan.
Pada tahapan pengembangan sistem, peneliti menggunakan aplikasi
perangkat lunak berupa spreadsheet dan database. Pengembangan aplikasi tidak
seluruhnya dapat berjalan secara otomatis, beberapa pengolahan data masih
membutuhkan ketelitian penginput data sebelum diolah secara otomatis, seperti
penentuan K1 dan K4, serta melihat double record. Hal ini dikarenakan
keterbatasan dari peneliti dalam pengembangan sistem.

6.5.1 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di


Puskesmas Sukmajaya Kota Depok
Kegiatan pencatatan yang dilakukan oleh Puskesmas Sukmajaya Kota
Depok masih dilakukan secara sederhana, yaitu petugas kesehatan mencatat
hasil pelayanan di kartu ibu dan dipindahkan ke kohort dan pada akhir bulan,
petugas kesehatan merekap data dari puskesmas, posyandu, dan
klinik/BPS/RB di wilayah kerjanya secara manual pada register. Penyajian
data yang dihasilkan hanya berupa angka saja. Penyajian data berupa grafik
dibuat bila dibutuhkan saja.
Masalah lain adalah duplikasi data seseorang. Tak jarang pasien lupa
membawa kartu berobat dan sistem pencari di loket pendaftaran tidak
menemukan data pasien sehingga dibuatkan status yang baru. Hal ini
menyebabkan seseorang bisa memiliki nomor status yang berbeda yang dapat
mempengaruhi perhitungan cakupan. Masalah pada input data adalah tidak
seluruh posyandu atau klinik/BPS yang rutin melaporkan kegiatan pelayanan
pada ibu. Sehingga perhitungan cakupan tidak menyeluruh untuk semua
wilayah kerja puskesmas, ada beberapa ibu hamil yang tidak terhitung. Selain
Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


103 

itu, puskesmas menerima pengumpulan data dari posyandu dan klinik/BPS


pada waktu mendekati waktu pelaporan ke dinas kesehatan kota/kabupaten
sehingga membutuhkan waktu lebih untuk memperbaiki ketidaklengkapan
ataupun kesalahan dalam pencatatan.
Masalah dalam manajemen data adalah dilakukannya verifikasi
laporan dari posyandu dan klinik/BPS sehingga tidak efisien dalam bekerja.
Dalam hal perhitungan data, petugas kesehatan harus lebih teliti memilih
pasien luar maupun dalam wilayah yang dapat mempengaruhi kualitas
informasi.
Masalah-masalah yang disebutkan di atas dapat mempengaruhi dari
kualitas informasi yang dihasilkan. Kualitas informasi yang kurang juga
dapat mempengaruhi keputusan dalam mengintervensi program dari cakupan
yang kurang.

6.5.2 Rancangan Teknologi


Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Spesifikasi minimum perangkat keras (hardware) yaitu :
• Processor : Intel Pentium III atau lebih
• Memory : 512 Megabyte (Mb) atau lebih
• Harddisk : 40 Gigabyte (Gb)
• Keyboard : Standar
• Mouse : Standar
• Cd Room : Standar
• Monitor : Super VGA 640 x 480 Color 15” atau lebih
Spesifikasi minimum perangkat lunak (software) yaitu :
• Sistem Office : Minimal 2003
• Aplikasi Spreadsheet

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


104 

6.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem


Sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di
Puskesmas Sukmajaya Kota Depok ini memiliki kelebihan dan kekurangan
yang dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 6.13
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan
Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok

Kelebihan Kekurangan

1. Memudahkan proses pengumpulan, 1. Membutuhkan biaya untuk sosialisasi dan


pengolahan dan penyajian data pelatihan dari sistem informasi yang akan
2. Tersedianya database ibu hamil yang berlangsung
valid 2. Belum secara optimal bisa diotomasikan,
3. Meminimalisir double record membutuhkan proses validasi yang
4. Mengefisiensikan waktu dalam proses bertahap.
pencatatan, pengolahan, dan analisis 3. Membutuhkan ketelitian dari petugas yang
data mengolah data dan pehitungan data
5. Meminimalisir kesalahan dan 4. Masih butuh pengembangan lebih lanjut
ketidaklengkapan data dalam memanggil data yang sudah
6. Memudahkan dalam pemisahan pasien direcord sebelumnya seperti pada
dalam atau luar wilayah kunjungan ibu hamil agar user tidak harus
7. Membantu penyajian data untuk merecord ulang data dasar yang sama.
pengambilan keputusan yang tepat dan 5. Membutuhkan dana untuk pemeliharaan
cepat. sistem

Adapun komentar dari pihak Puskesmas Sukmajaya terkait sistem


informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu yang
dikembangkan oleh peneliti adalah agar sistem seharusnya dapat memanggil
record pasien kunjungan lama sehingga user tidak harus merecord ulang data
dasar yang sama. Selain itu diharapkan, sistem dapat mendeteksi ibu yang
komplikasi. Dilain pihak, petugas puskesmas mengatakan sistem yang
dikembangkan kurang lebih sudah baik dan dapat dimanfaatkan di puskesmas
sehingga membantu puskesmas daam hal memiliki database. Selain itu,
sistem sangat membantu dalam pelaporan bulanan yang selama ini masih
memiliki kendala dalam hal ketidaklengkapan dan kesalahan data. Dari
tampilan dan kemudahan dalam menjalankan sistem juga sudah dianggap
mudah dalam pengoperasian. Namun, pihak puskesmas belum memadai
Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


105 

dalam hal sarana komputer yang akan diadakan di poli KIA sehingga pihak
puskesmas mengeluhkan akan sangat sulitnya untuk melakukan input data
secara langsung.

6.5.4 Perbandingan Sistem


Sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di
Puskesmas Sukmajaya Kota Depok adalah pengembangan dari sistem yang
sudah berlangsung sebelumnya di Puskesmas Sukmajaya yang memiliki
beberapa perbedaan, antara lain :

Tabel 6.14
Perbandingan Sistem Lama dan Sistem Baru
Komponen Sistem Lama Sistem Baru

Input 1. Pencatatan dilakukan di atas 1. Pencatatan dilakukan secara


kertas. terkomputerisasi dengan
2. Data dikumpulkan mendekati program spreadsheet
jadwal pengumpulan laporan ke 2. Data dikumpulkan langsung
dinas kesehatan kabupaten/kota ke sistem sehingga langsung
dan kebanyakkan melaporkan diverifikasi bila ada
dengan angka absolute kesalahan, ketidaklengkapan
pencatatan

Proses 1. Merekapitulasi data yang 1. Pengolahan data sudah


dilaporkan oleh posyandu, klinik dilakukan secara otomatis
atau BPS 2. Tersedia database yang
2. Belum ada database memudahkan pengolahan dan
3. Melakukan perhitungan secara pencarian data
manual 3. Rekapitulasi sudah dilakukan
sejak pemasukkan data ke
sistem

Output 1. Pembuatan grafik dilakukan bila 1. Tersedia penyajian data


ada kegiatan lomba atau pertemuan berupa grafik sesuai
pembahasan cakupan saja ketepatan waktu dan dapat
digunakan untuk
pengambilan keputusan
dengan tepat dan cepat

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


106 

6.5.5 Prasyarat Berjalannya Sistem


Sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu
dapat berjalan dengan baik di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok jika ada
kegiatan dalam memenuhi prasyarat di bawah ini yaitu :
1. Semua bidan puskesmas, bidan praktek swasta, kader posyandu
dan bidan di desa telah melakukan pengisian kartu ibu dan kartu
pemeriksaan ibu dengan baik dan benar.
2. Adanya standarisasi pengisian kartu ibu dan kartu pemeriksaan ibu
yang disesuaikan dengan sistem komputerisasi.
3. Tersedianya teknologi komputer yang menunjang untuk
berjalannya sistem yang dikembangkan yang berupa pemanfaatan
spreadsheet dan database.
4. Adanya dana penunjang untuk pemeliharaan sistem. Dana
penunjang digunakan untuk perawatan sistem. Perawatan sistem
dapat dilakukan per bulan. Dalam perawatan sistem yang berupa
perawatan hardware dan software dibutuhkan teknisi yang handal.
Perkiraan dana penunjang itu diperkirakan sekitar Rp 100.000.
Namun bila ada kerusakan komponen hardware maka dana yang
dibutuhkan tentunya akan lebih besar tergantung komponen yang
akan diganti kerusakannya.
5. Adanya pelatihan dan komitmen yang tinggi untuk semua petugas
yang akan menggunakan sistem ini sehingga dapat memanfaatkan
sistem yang dikembangkan dengan baik dan benar. Pelatihan
sistem komputer dikhususkan pada pelatihan pengolahan data yang
berbasis spreadsheet yang memiliki manfaat dalam manajemen
data, seperti pencatatan, pengolahan, dan penyajian data.
6. Adanya tenaga teknologi informasi yang dapat memelihara
keberlangsungan sistem
7. Adanya kebijakkan dan komitmen dari pemberi kuasa

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


107 

8. Adanya petunjuk teknis yang jelas dalam pemanfaatan sistem


pengolahan data yang berbasis spreadsheet dan database yang
dikembangkan
9. Adanya standarisasi nomor rekam medis/status.

6.5.6 Peran Serta Sistem Sebagai Solusi Pemecahan Masalah di


Puskesmas Sukmajaya Kota Depok
Pengembangan sistem informasi pencatatan dan pelaporan di
Puskesmas Sukmajaya Kota Depok diharapkan dapat menjadi suatu solusi
dalam pemecahan masalah. Penggunaan aplikasi komputer berbasis
spreadsheet dan database diharapkan dapat mengefisiensikan dan
mengefektifkan kinerja. Pencatatan yang dilakukan menggunakan aplikasi ini
diharapkan dapat mengurangi ketidaklengkapan ataupun kesalahan data. Hal
tersebut dapat mengurangi beban kerja petugas puskesmas untuk melakukan
verifikasi data karena sudah dapat secara langsung dilakukan dalam sistem.
Adapun sistem akan meminimalisasi kesalahan dan ketidaklengkapan adalah
dengan cara seperti pada gambar di bawah ini :
Gambar 6.23
Langkah Sistem Dalam Mengurangi Kesalahan Data

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


108 

Gambar 6.23 di atas menggambarkan mengenai cara kerja sistem


dalam meminimalisasi kesalahan data. Pada gambar 6.23 yang pertama
dijelaskan bahwa cara pengisian pada variabel status TT adalah diisi dengan
TT1, TT2, TT3, TT4, TT5 atau tidak dapat. Bila diisi dengan jawaban yang
tidak sesuai dengan petunjuk maka akan muncul konfirmasi data seperti
gambar 6.23 yang kedua. Pada kotak konfirmasi data akan muncul
peringatan“Data Yang Dimasukkan Salah!”.
Pada tahap meminimalisasi ketidaklengkapan data dibutuhkan
ketelitian user. Namun sistem akan membantu dalam melihat data yang
masih tidak lengkap atau kosong dengan cara memfilter variabel yang ingin
dilihat ketidaklengkapannya. Seperti pada gambar di bawah ini :

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


109 

Gambar 6.24
Langkah Sistem Dalam Meminimalisasi Ketidaklengkapan Data

Gambar 6.24 di atas menggambarkan cara kerja sistem dalam


meminimalisasi ketidaklengkapan data. Sistem tidak secara langsung akan
mendeteksi. Dalam hal ini user harus melakukan filter data yang blank
sehingga data yang kosong dapat terlihat.

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


110 

Sistem juga diharapakan dapat membantu dalam mengolah data seperti


dalam perhitungan dan memvalidasi data bila ada duplikasi data agar
menghasilkan informasi dengan kualitas yang baik. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan menyortir data dan user mengkoreksi apakah ada data yang
duplikasi atau tidak. Adapun langkah dalam menyortir adalah seperti pada
gambar berikut :
Gambar 6.25
Langkah Sistem Dalam Mencari Duplikasi Data

Sistem diharapkan dapat membantu dalam perhitungan data dalam dan


luar wilayah sehingga dapat melihat cakupan dari setiap wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memfilter
data kecamatan sesuai dengan wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. Seperti
gambar di bawah ini :

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


111 

Gambar 6.26
Fungsi Sistem Dalam Melihat Pasien Dalam dan Luar Wilayah

Selain itu, pengembangan sistem dengan aplikasi spreadsheet dan


database ini dapat membantu dalam penyajian data yang berguna untuk
membuat keputusan dengan cepat dan tepat. Hal ini dapat mengefisiensikan
waktu dalam penganalisisan laporan. Seperti pada gambar di bawah ini :

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


112 

Gambar 6.27
Fungsi Sistem Dalam Penyajian Data

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


113 

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pengembangan sistem informasi pencatatan dan
pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya adalah sebagai
berikut :
1. Adanya permasalahan dalam sistem informasi pencatatan dan
pelaporan pelayanan kesehatan ibu yang saat ini berjalan di
Puskesmas Sukmajaya antara lain :
a. Adanya duplikasi data yang disebabkan pasien memiliki lebih dari
satu nomor status.
b. Ketidaklengkapan dan kesalahan pencatatan laporan yang
dilaporkan oleh posyandu dan klinik/BPS yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Sukmajaya. Sehingga menyebabkan puskesmas
memiliki kendala dalam hal kelengkapan data yang akan
dilaporkan ke dinas kesehatan kota Depok.
c. Perlunya tambahan waktu dalam mengartikan data yang sudah
diolah menjadi informasi
d. Ada beberapa posyandu dan klinik/BPS yang tidak aktif dalam
melaporkan laporan bulanan ke puskesmas Sukmajaya.
e. Kesulitan dalam pengolahan data yaitu dalam pemisahan data
dalam dan luar wilayah yang diperoleh dari klinik/BPS.
f. Kurangnya penyajian data yang mendukung untuk pengambilan
keputusan dengan tepat dan cepat
2. Pengembangan sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan
kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya diharapkan dapat menjadi
solusi pemecahan masalah untuk kegiatan pencatatan dan pelaporan
di Puskesmas Sukmajaya. Sistem ini diharapkan dapat meminimalisir
duplikasi data, ketidaklengkapan dan kesalahan pencatatan, kesalahan

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


114 

perhitungan dan memudahkan dalam penyajian data yang terkait


pengambilan keputusan yang tepat dan cepat. Sehingga dapat
menghasilkan kualitas informasi yang baik guna meningkatkan
kesehatan ibu.

7.2 Saran
Saran yang diberikan peneliti agar sistem dapat berjalan dengan baik
adalah sebagai berikut :
1. Adanya pelatihan dalam menggunakan sistem yang baru
2. Seluruh petugas kesehatan di puskesmas, klinik/BPS dan kader
posyandu diharapkan mencatat kartu ibu atau kartu pemeriksaan ibu
hamil dengan baik dan benar
3. Disediakannya dana penunjang untuk pengembangan dan
pemeliharaan sistem
4. Adanya legal aspek untuk pelaksanaan sistem informasi pencatatan
dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya dan
petunjuk teknis pelaksanaan sistem
5. Adanya tenaga teknologi informasi guna menjamin keberlangsungan
sistem
6. Penggunaan teknologi sesuai standar
7. Adanya standarisasi nomor rekam medis atau status
8. Adanya integrasi dengan sistem yang lain atau yang baru.

Universitas Indonesia 

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


115

DAFTAR PUSTAKA

AkuIndonesia, “Angka Kematian Ibu Di Asia Tenggara Paling Tingg Di Dunia”.


http://akuindonesiana.wordpress.com (3 Januari 2011)

Badan Pusat Statistik Kota Depok. “Hasil Sensus Penduduk 2010”,


http://www.bps.go.id (14 Desember 2010).

“Benarkah Virus Polio Merebak Lagi Di Indonesia”,


http://kesehatanlingkungan.wordpress.com (16 Desember 2010).

Brownson, Ross C., dkk. Evidence-Based Public Helath, New York : Oxford
University Press, 2003.

Budi. “Pengertian Indikator”, http://mbudiu.blogspot.com/2010/12/pengertian-


indikator.html (2 Mei 2011).

Darni, Evi. “Pengembangan Sistem Informasi PWS KIA Berbasis Sistem


Informasi Geografis Dinas Kesehatan Aceh Barat Tahun 2008”, Depok :
FKM UI , 2008.

Data Flow Diagram. Presentasi Kuliah Aplikasi Basis Data, Depok.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. “Pedoman Pemantauan Wilayah


Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) 2009”.
http://staff.blog.ui.ac.id/r-suti/2010/03/25/SIK-PWS-bidan-komunitas/(1
April 2010)

Entity Relational Diagram dan Kardinalitas. Presentasi Kuliah Aplikasi Basis


Data, Depok.

FKMUI, Modul Surveilan-SIK Kebidanan Komunitas, Depok : FKM UI, 2011

Ilyan, Theresia dan Sylvie Sakasasmita. (2007). Aplikasi Telemedicine Bagi


Pendidikan Kedokteran di Pedesaan. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran, 164,
271-278.

Indikator Program Kesehatan Tingkat Kabupaten. Presentasi Kuliah Sistem


Informasi Kesehatan, FKM UI: Depok.

Indriasih, Endang (2008). Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Bidang


Kesehatan Masyarakat. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol.11, 99-104.

Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta : ANDI, 2002.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


116

“Kematian Ibu Melahirkan Di Kota Depok Tinggi”. http://www.pikiran-


rakyat.com/node/128767 (14 Desember 2010)

Kendall dan Kendall, Analisis dan Perancangan Sistem, Jakarta : Indeks, 2007.

“Kesalahan Pengobatan Dikurangi dengan Komputerisasi Peresepan Dokter”,


http://www.blackwell-synergy.com/doi/abs/10.1111/j.1475-
6773.2007.00751.x?journalCode=hesr. [Refrensi dari jurnal Cermin Dunia
Kedokteran, 164, 298]

Lisatriana, Biyanti. “Basis Data Surveilans Demam Berdarah Dengue Berbasis


Web Di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung”, FKM UI : Depok, 2010.

Mulyanto, Agus. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta : Pustaka


Pelajar, 2009.

Mulyanto, Asep Zaki. “Pengembangan Sistem Informasi Geografis Pemantauan


Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak di Dinas Kesehatan Kabupaten
Majalengka”, FKM UI : Depok, 2006.

Muryanto. “Pengembangan Sistem Informasi Program Kesehatan Ibu dan Anak di


Kabupaten Sanggau”, FKM UI : Depok, 2007.

Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi Departemen Kesehatan, Arrime Pedoman


Manajemen Puskesmas, Jakarta : Departemen Kesehatan, 2002.

Puskesmas Sukmajaya. Profil Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009, Depok :


Puskesmas Sukmajaya, 2010.

Pusat Kajian Informatika Kesehatan. Pendekatan Sistem (System Approach),


Presentasi Kuliah Sistem Informasi Kesehatan, Depok: FKM UI, 2009.

Suryadi dan Agus Sumin, Pengantar Algoritma dan Pemrograman. Depok :


Penerbit Gunadarma, 1997.

Tim Penyusun P2KT. Perencanaan Program Puskesmas Sukmajaya Tahun 2010.


Depok : Puskesmas Sukmajaya, 2010.

Tofik, Moch. Bekerja Secara Otomatis di Microsoft Office Excel 2007 dengan
Macro. Bekasi : Media Kita, 2009.

Utomo, Budi, Kerangka Logis Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan.


Presentasi Kuliah Monitoring dan Evaluasi, FKM UI : Depok, 2010.

Widyastuti, Endah. “Draft Why PPWS-KIA Matters”, UNICEF.

Universitas Indonesia

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM


DENGAN KEPALA PUSKESMAS SUKAMAJAYA (INFORMAN 1)
KOTA DEPOK

Saya, Lupi Trijayanti mahasiswa FKM UI memohon kesediaan


Bapak/ibu/saudara/i berkenan untuk diwawancarai mengenai sistem informasi
pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya. Adapun tujuan dari hasil kegiatan wawancara ini untuk
tugas akhir (skripsi) saya dan diharapkan dapat menjadi masukkan bagi
puskesmas terkait. Terima kasih atas partisipasinya.

a. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jabatan :
No. Kontak :
b. Keterangan Wawancara
Hari/Tanggal :
Jam :
c. Pelaksanaan
• Input
1. Bagaimana pembagian waktu kerja antara pemberian pelayanan dan
pencatatan kegiatan pelayanan kesehatan ibu?
2. Bagaimana sistem informasi kesehatan ibu yang dilaksanakan di
Puskesmas Sukmajaya Kota Depok?

• Output
1. Menurut Bapak, bagaimana penyajian informasi dari indikator
pelayanan kesehatan ibu dalam pengambilan keputusan secara cepat?
2. Siapa saja yang memanfaatkan informasi kesehatan ibu tersebut?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


3. Bagaimana pengaruh informasi cakupan pelayanan kesehatan ibu
terhadap kepentingan program dan pengambilan keputusan?
4. Siapa yang bertanggung jawab dalam penentuan tindakan intervensi
pada program kesehatan ibu untuk selanjutnya?
5. Bagaimana tindakan intervensi yang dilakukan oleh puskesmas terkait
pencapaian cakupan yang tidak sesuai target?
6. Bagaimana pendapat Bapak terhadap umpan balik yang berkaitan
dengan informasi kesehatan ibu dari dinas kesehatan?

• Peluang Pengembangan
1. Bagaimana pendapat Bapak mengenai peran sistem informasi program
kesehatan ibu dengan tugas/jabatan Bapak?
2. Menurut Bapak, bagaimana tentang keadaan sarana dan sumber daya
yang tersedia terkait dalam penunjang pelaksanaan sistem informasi
program kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya? (SDM, organisasi,
hardware, software, dan dana)?
3. Bagaimana komitmen Bapak terhadap pengembangan sistem informasi
program kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya? Apakah ada
kebijakan pendukung?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
DENGAN BIDAN KOORDINATOR (INFORMAN 2)
PUSKESMAS SUKMAJAYA

Saya, Lupi Trijayanti mahasiswa FKM UI memohon kesediaan


Bapak/ibu/saudara/i berkenan untuk diwawancarai mengenai sistem informasi
pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya. Adapun tujuan dari hasil kegiatan wawancara ini untuk
tugas akhir (skripsi) saya dan diharapkan dapat menjadi masukkan bagi
puskesmas terkait. Terima kasih atas partisipasinya.

a. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jabatan :
No. Kontak :
b. Keterangan Wawancara
Hari/Tanggal :
Lainnya :
c. Pelaksanaan
• Input
1. Bagaimana proses pencatatan dan pelaporan mendapatkan data
program kesehatan ibu?
Probing:
‐ Siapa yang melakukan?
‐ Apa yang menjadi sumber datanya?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


2. Apa saja sumber pencatatan pelayanan kesehatan ibu yang berlangsung
di Puskesmas Sukmajaya?
3. Kapan jadwal pengumpulan pencatatan pelayanan kesehatan ibu yang
dilakukan oleh BPS/klinik/puskesmas yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya?
4. Kapan jadwal pengumpulan laporan terkait pelayanan kesehatan ibu
yang akan dikumpulkan ke Dinas Kesehatan kota Depok?

• Proses
1. Bagaimana kegiatan verifikasi yang dilakukan puskesmas terhadap
laporan yang dikumpulkan dari instansi kesehatan yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya?
2. Berapa frekuensi petugas kesehatan harus melakukan verifikasi atau
berapa perbandingan posyandu/klinik/BPS yang didatangi saat
verifikasi dengan jumlah seluruh instansi kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya?
3. Apa saja kegiatan yang terjadi diproses validasi?
4. Apa saja kendala yang dialami dalam menentukkan pasien dalam dan
luar wilayah?
5. Apa saja kendala dalam pengelolaan data kesehatan ibu di wilayah
kerja Puskesmas Sukmajaya?

• Output
1. Bagaimana penyajian hasil perhitungan cakupan pelayanan kesehatan
ibu di tingkat puskesmas?
2. Apa saja laporan yang harus dilaporkan ke dinas kesehatan terkait
pelayanan kesehatan ibu? Dalam bentuk apa?
3. Siapa saja yang memanfaatkan informasi kesehatan ibu tersebut?
4. Bagaimana informasi kesehatan ibu tersebut disampaikan pada yang
membutuhkan?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
DENGAN PENGELOLA PROGRAM KIA (INFORMAN 3)
PUSKESMAS SUKMAJAYA

Saya, Lupi Trijayanti mahasiswa FKM UI memohon kesediaan


Bapak/ibu/saudara/i berkenan untuk diwawancarai mengenai sistem informasi
pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya. Adapun tujuan dari hasil kegiatan wawancara ini untuk
tugas akhir (skripsi) saya dan diharapkan dapat menjadi masukkan bagi
puskesmas terkait. Terima kasih atas partisipasinya.

a. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jabatan :
No. Kontak :
b. Keterangan Wawancara
Hari/Tanggal :
Lainnya :
c. Pelaksanaan
• Input
1. Bagaimana proses pencatatan dan pelaporan mendapatkan data
program kesehatan ibu?
Probing:
‐ Siapa yang melakukan?
‐ Apa yang menjadi sumber datanya?
2. Apa saja sumber pencatatan pelayanan kesehatan ibu yang berlangsung
di Puskesmas Sukmajaya?
3. Kapan jadwal pengumpulan pencatatan pelayanan kesehatan ibu yang
dilakukan oleh BPS/klinik/puskesmas yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


4. Kapan jadwal pengumpulan laporan terkait pelayanan kesehatan ibu
yang akan dikumpulkan ke Dinas Kesehatan kota Depok?

• Proses
1. Apa peran serta ibu dalam kegiatan verifikasi yang dilakukan
puskesmas terhadap laporan yang dikumpulkan dari instansi kesehatan
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya?
2. Berapa frekuensi petugas kesehatan harus melakukan verifikasi atau
berapa perbandingan posyandu/klinik/BPS yang didatangi saat
verifikasi dengan jumlah seluruh instansi kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya?
3. Apakah nomor status sudah membantu dalam pemisahan pasien dalam
dan luar wilayah?
4. Apakah laporan dari BPS sudah dipisahkan antara pasien dalam dan
luar wilayah?

• Output
1. Apa saja laporan yang harus dilaporkan ke dinas kesehatan terkait
pelayanan kesehatan ibu? Dalam bentuk apa?
2. Siapa saja yang memanfaatkan informasi kesehatan ibu tersebut?
3. Bagaimana informasi kesehatan ibu tersebut disampaikan pada yang
membutuhkan?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
DENGAN PENGELOLA PEMBUAT LAPORAN (INFORMAN 4)
PUSKESMAS SUKMAJAYA KOTA DEPOK

Saya, Lupi Trijayanti mahasiswa FKM UI memohon kesediaan


Bapak/ibu/saudara/i berkenan untuk diwawancarai mengenai sistem informasi
pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya. Adapun tujuan dari hasil kegiatan wawancara ini untuk
tugas akhir (skripsi) saya dan diharapkan dapat menjadi masukkan bagi
puskesmas terkait. Terima kasih atas partisipasinya.

a. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jabatan :
No. Kontak :
b. Keterangan Wawancara
Hari/Tanggal :
Lainnya :
c. Pelaksanaan
• Kontrol
1. Bagaimana kontrol yang dilakukan terkait ketidaklengkapan data yang
diberikan penanggungjwab program kesehatan ibu?
2. Apakah data diproteksi untuk menjamin keamanannya?

• Peluang Pengembangan Sistem


1. Menurut Bapak/Ibu, perencanaan ke depan terhadap pengembangan
sistem informasi program kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya?
2. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana tentang keadaan sarana dan sumber
daya yang menunjang pelaksanaan sistem informasi program

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya kota Depok?(SDM,
Organisasi, Hardware, Software, dan dana)

• Analisis Sistem
1. Menurut Bapak/Ibu, apakah penyajian informasi program kesehatan
ibu mendukung pengambilan keputusan? Dalam bentuk apa saja
penyajian hasil perhitungan cakupan yang ditampilkan?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
DENGAN PETUGAS KIA DI KLINIK/RS (INFORMAN 6)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKMAJAYA

Saya, Lupi Trijayanti mahasiswa FKM UI memohon kesediaan


Bapak/ibu/saudara/i berkenan untuk diwawancarai mengenai sistem informasi
pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya. Adapun tujuan dari hasil kegiatan wawancara ini untuk
tugas akhir (skripsi) saya dan diharapkan dapat menjadi masukkan bagi
puskesmas terkait. Terima kasih atas partisipasinya.

a. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jabatan :
No. Kontak :
b. Keterangan Wawancara
Hari/Tanggal :
Lainnya :
c. Pelaksanaan
• Input
1. Bagaimana proses pencatatan data program kesehatan ibu?
Probing:
‐ Siapa yang melakukan?
‐ Pedoman pencatatan?
‐ Apa yang menjadi sumber datanya?
2. Kapan jadwal pengumpulan pencatatan pelayanan kesehatan ibu ke
Puskesmas Sukmajaya?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


3. Bagaimana ketepatan waktu dalam pengumpulan laporan ke
Puskesmas Sukmajaya kota Depok?

• Proses
1. Bagaimana proses pengumpulan laporan program kesehatan ibu?
Probing:
‐ Siapa yang melakukan?
‐ Pedoman pembuatan laporan?
‐ Dalam bentuk seperti apa, data yang dilaporkan?
2. Apa saja umpan balik yang dilakukan Puskesmas Sukmajaya terkait
kekurangan dalam laporan?
3. Apa saja kendala dalam pengelolaan data kesehatan ibu di wilayah
kerja Puskesmas Sukmajaya?
4. Bagaimana cara penentuan pasien dalam dan luar wilayah?

• Validitas data
1. Bagaimana definisi operasional dari perhitungan :
• KI, K4, Persalinan Nakes, Sasaran ibu Hamil, Sasaran ibu
bersalin?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
DENGAN KADER POSYANDU (INFORMAN 5)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKMAJAYA

Saya, Lupi Trijayanti mahasiswa FKM UI memohon kesediaan


Bapak/ibu/saudara/i berkenan untuk diwawancarai mengenai sistem informasi
pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya. Adapun tujuan dari hasil kegiatan wawancara ini untuk
tugas akhir (skripsi) saya dan diharapkan dapat menjadi masukkan bagi
puskesmas terkait. Terima kasih atas partisipasinya.

a. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jabatan :
No. Kontak :
b. Keterangan Wawancara
Hari/Tanggal :
Lainnya :
c. Pelaksanaan
• Input
1. Bagaimana proses pencatatan data program kesehatan ibu?
Probing:
‐ Siapa yang melakukan?
‐ Pedoman pencatatan?
‐ Apa yang menjadi sumber datanya?
2. Kapan jadwal pengumpulan pencatatan pelayanan kesehatan ibu ke
Puskesmas Sukmajaya?
3. Bagaimana ketepatan waktu dalam pengumpulan laporan ke
Puskesmas Sukmajaya kota Depok?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


• Proses
1. Bagaimana proses pengumpulan laporan program kesehatan ibu?
Probing:
‐ Siapa yang melakukan?
‐ Pedoman pembuatan laporan?
‐ Dalam bentuk seperti apa, data yang dilaporkan?
2. Apa saja umpan balik yang dilakukan Puskesmas Sukmajaya terkait
kekurangan dalam laporan?
3. Bagaimana untuk mencakupi seluruh masyarakat agar mendapat
pelayanan kesehatan ibu?
4. Apa saja kendala dalam pengelolaan data kesehatan ibu di wilayah
kerja Puskesmas Sukmajaya?

• Validitas data
1. Bagaimana definisi operasional dari perhitungan :
• KI, K4, Persalinan Nakes, Sasaran ibu Hamil, Sasaran ibu bersalin?
2. Bagaimana cara mendapatkan seluruh jumlah sasaran ibu hamil, nifas
dan bersalin?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


Tabel Check List
Data Observasi Ketersediaan Keterangan
Ada Tidak
Input Data kepegawaian
Sarana dan prasarana
SOP
Pendanaan Program dan Sistem
Informasi PWS KIA
Proses Pencatatan Kegiatan KIA
Data Kegiatan KIA
Pengecekan kelengkapan data
kegiatan PWS KIA
Pengolahan data kegiatan PWS
KIA
Dokumentasi pelaporan PWS
KIA ke tingkat dinas kesehatan
kabupaten/kota
Output Hasil analisis dan penyajian data
PWS KIA
Control Jadwal pelatihan untuk kegiatan
sistem informasi PWS KIA
Jadwal pertemuan pembahasan
hasil analisis PWS KIA
Feedback Catatan progress perbaikan
sistem informasi PWS KIA
*keterangan diisi dengan jenis ketersediaan dan spesifikasi dari data
observasi

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN IBU

DI UPT PUSKESMAS KECAMATAN SUKMAJAYA KOTA DEPOK

TAHUN 2011

OLEH

LUPI TRIJAYANTI

0706273386

PEMINATAN INFORMATIKA KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

2011

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


Petunjuk Praktis Penggunaan Aplikasi

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu

Di UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Kota Depok

1. Mulai

2. Masuk ke sheet "Menu Utama"

3. Klik "Input Data

4. Maka akan masuk ke sheet "Menu Input"


5. Pada Menu Input terdapat 5 pilihan button.
a. Data Dasar ibu akan menuju sheet "Data Dasar Ibu"
b. Data kunjungan ibu akan menuju sheet "Data Kunjungan Ibu Hamil"
c. Data Persalinan akan menuju sheet "Data Dasar Ibu"

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


d. Data Ibu Nifas akan menuju sheet "Data Nifas"
e. Menu Utama akan kembali lagi pada sheet "Menu Utama"

LANGKAH DI BAWAH INI UNTUK SEMUA SHEET (DATA DASAR


IBU, DATA KUNJUNGAN IBU HAMIL, DATA NIFAS)
6. Untuk memasukkan data melalui form pengisian maka dapat dengan mengklik
"form" (seperti gambar di bawah ini)

7. Letakkan kursor pada kolom variabel pertama juga

8. Maka akan muncul "form" input seperti di bawah ini (contoh form data dasar
ibu dan data persalinan)

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


Pada form terdapat button yang berfungsi sebagai berikut :

• New :Untuk memasukkan data yang baru


• Delete :Menghapus data yang sudah dimasukkan ke sistem
• Find Prev :Untuk melihat record data sebelumnya
• Find Next :Untuk melihat record data selanjutnya
• Criteria :Untuk mencari record sesuai variabel yang
diinginkan (misal mencari ibu yang hamil di bidan
Titi)
• Close :Untuk menutup tampilan form dan kembali ke
spreadsheet
9. Setelah dimasukkan pada form, data akan tampil di spreadsheet.
10.Contoh data yang sudah tampil di spreedsheet (misal : Data Kunjungan Ibu
Hamil

Pada setiap tampilan spreadsheet ada button yang dilingkari kuning yang
berfungsi sebagai berikut :

• Menu Utama : Kembali menuju sheet tampilan "Menu Utama"

• Sort Z-A : Mengurutkan data dari no.status yang besar ke kecil

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


• Sort A-Z : Mengurutkan data dari no.status yang kecil ke besar

• Petunjuk : Menuju sheet "Petunjuk" untuk penggunaan aplikasi

Sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu ini


dikembangkan dalam membantu meminimalisasi permasalahan dalam bidang
pencatatan, pengolahan dan pelaporan data pelayanan kesehatan ibu. Adapun
permasalahan dan langkah penyelesaian masalah yang akan diminimalisasi pada
sistem adalah sebagai berikut :

1. Meminimalisasi Kesalahan Data

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


Cara pengisian pada variabel status TT adalah diisi dengan TT1, TT2,
TT3, TT4, TT5 atau tidak dapat. Bila diisi dengan jawaban yang tidak sesuai
dengan petunjuk maka akan muncul konfirmasi data seperti gambar 6.23 yang
kedua. Pada kotak konfirmasi data akan muncul peringatan“Data Yang
Dimasukkan Salah!”.
2. Meminimalisasi Ketidaklengkapan Data

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


Sistem tidak secara langsung akan mendeteksi. Dalam hal ini user
harus melakukan filter data yang blank sehingga data yang kosong dapat
terlihat.

3. Meminimalisasi Duplikasi Data

Sistem juga diharapakan dapat membantu dalam mengolah data seperti


dalam perhitungan dan memvalidasi data bila ada duplikasi data agar
menghasilkan informasi dengan kualitas yang baik. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan menyortir data dan user mengkoreksi apakah ada data yang
duplikasi atau tidak.
4. Membantu Pemilihan Pasien Dalam dan Luar Wilayah

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memfilter data kecamatan sesuai
dengan wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. Seperti gambar di atas.

5. Membantu Dalam Penyajian Laporan


a. Buka sheet “Menu Utama”
b. Klik button “Output Data”

c. Pada “Menu Output” terdapat 5 button yang berfungsi seperti berikut :


• Output Kunjungan Hamil untuk menuju sheet “Output K.Bumil”

• Output Persalinan untuk menuju sheet “Output Persalinan”

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


• Output Pelayanan Nifas menuju sheet “Output Nifas”

• Output Komplikasi Obstetri menuju sheet “Obstetri”

• Menu Utama akan menuju sheet “Menu Utama”

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


Adapun langkah dalam membuat penyajian laporan adalah sebagai
berikut: (langkah di bawah untuk seluruh output, baik output kunjungan hamil,
persalinan, nifas maupun obstetrik)

1. Bila menghitung jumlah sasaran maka masukkan nilai CBR dan


jumlah penduduk. Bila nilai CBR dan jumlah penduduk sudah
dimasukkan maka akan menghasilkan jumlah sasaran.

2. Untuk menghitung cakupan, maka masukkan jumlah dari setiap


pelayanan. Maka akan terhitung, jumlah dari cakupan tiap-tiap
program. Untuk jumlah dari setiap pelayanan dapat melihat dari
perhitungan di sheet pemasukkan data sebelumnya sesuai yang
program yang diinginkan.

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


3. Untuk membuat grafik atau penyajian informasi, maka dapat
digunakan dalam beberapa priode. Data dimasukkan dalam beberapa
priode yang sebelumnya sudah dicatat. Sehingga user perlu
memasukkan nilai dari tiap-tiap priode waktu.

4. Setelah itu, klik button Grafik “Nama cakupan”

PETUNJUK PENYAJIAN GRAFIK PWSPELAYANAN KESEHATAN IBU

Pada grafik PWS, diharapkan pembaca grafik dapat melihat capaian dari
cakupan per daerah. Selain itu, pembaca grafik dapat melihat apakah target
tahunan dapat tercapai apa tidak dengan bantuan melihat dari target per bulannya.
Bila capaian mencapai 100%, maka pembaca diharuskan melihat lagi proses
pencatatan dan pengolahan terutama mengenai validasi data dan perhitungan

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


pasien dalam dan luar wilayah. Hal tersebut perlu dioptimalisasi agar informasi
yang dihasilkan berkualitas baik. Adapun langkah-langkah pembuatan grafik
PWS adalah sebagai berikut :

1. Tentukkan target bulan, dengan cara (target per tahun/12) x bulan ke-n
2. Masukkan target bulan pada kolom target bulan tersebut

3. Tujukan pada kolom kosong, klik insert-column

4. Klik kanan pada kotak grafik, lalu select data

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


5. Klik add

6. Pilih series name dengan nama judul kolom, series values dengan nilai
dari kolom tersebut. Seperti gambar di bawah ini :

Lakukan hal tersebut, pada kum sd bulan lalu, bulan ini, % dan
target bulan. Setelah seluruhnya di add, maka lakukan pengeditan untuk
nama tiap grafik. Dengan cara seperti berikut

: A  B  C 

Adapun langkah di atas adalah

a. Klik edit

b. Pilih axis range, pada nama desa

c. Klik OK

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


7. Maka akan tampil penyajian grafik, seperti berikut :

8. Lakukan pengeditan grafik dengan mengubah grafik kum bulan lalu,


bulan ini dengan grafik garis lalu buat grafik garis tersebut tanpa line
(no line). Dengan cara sebagai berikut :
a. Klik pada grafik yang akan di edit
b. Klik kanan lalu change series chart type, lalu pilih grafik
garis,klik OK
c. Klik Format, pilih shape outline, no outline

A  B

Lakukan hal yang sama dengan target. Namun pada target, jangan pilih
no outline, pilih warna untuk grafik garis target.

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


9. Buat tidak ada jarak antar grafik cakupan

a. Klik grafik batang cakupan

b. Klik kanan pilih “Format Data Series”

c. Pilih No Gap

10. Atur skala axis

a. Klik sumbu Y

b. Klik Kanan, pilih Format Axis

c. Atur axis Option, untuk major unit adalah skalatiap bulannya


dengan cara target tahun dibagi 12.

11. Atur warna pada grafik batang capaian program bulan ini

a. Klik pada grafik batang, pilih bar yang ingin di ubah warna nya

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011


b. Klik kanan, pilih format data point
c. Piih fill lalu pilih solid
d. Tentukkan warna yang diinginkan
e. Lakukan pada bar yang lain

12. Pilih design dari grafik

a. Klik kotak grafik

b. Pilih design, seperti pada gambar

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Anda mungkin juga menyukai