Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mandi adalah suatu kebutuhan manusia dalam menjalani kehidupan.


Banyak manfaat dari mandi sehari-hari baik dari segi kesehatan antara lain dapat
menambahkan kesuburan tubuh, memperbaiki sel darah putih, melancarkan
peredaran darah dan lain-lain, mandi juga untuk menjaga bau badan agar wangi
dan penampilan tampak lebih segar dan rapi, maupun dari segi kesucian dan
kebersihan tubuh untuk lebih khusyu menjalani ibadah keagamaan. Atas dasar
diatas jelaslah mandi adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu
individu. “Culture takes the natural biological urges we share with other animal
and teaches us how to express them in particular ways. People have to eat, but
culture teaches us what, when, and how. In many cultures people have their
main meal at noon, but most North Americans prefer a large dinner. English
people may eat fish for breakfast, while North Americans may prefer hot cakes
and cold cereals.” (kottak, 2008, p.28). Dalam buku antropologi kottak (2011)
yang sudah saya kutip di atas menjelaskan bahwa kebudayaan itu didorong atau
dipengaruhi juga salah satunya oleh kebutuhan-kebutuhan biologis, contoh diatas
adalah makan, semua mahkluk butuh makan dan asupan gizi terutama manusia.
Tidak peduli dari kebuyaan dan wilayah manapun, setiap manusia pasti butuh
makan. Namun kebudayaan mengajarkan kita bagaimana cara kita makan, apa
yang kita makan dan kapan kita makan, itulah kenapa membuat kebudayaan
berbeda. Seperti yang dijelaskan bahwa apa yang orang amerika utara dan orang
inggris dalam hal sarapan.

Sama halnya dengan mandi. Mandi adalah suatu kebutuhan yang setiap
orang sama tidak memandang dari budaya dan wilayah manapapun seseorang itu
berasal. Akan tetapi mandi budaya mengajarkan mereka cara mandi, waktu
mandi, dan seberapa sering mereka mandi. Itulah yang dapat membentuk suatu
kebudayaan.

P a g e 1 | 19
Menurut KBBI Lagu adalah ragam suara yang berirama. Fungsi utama dari
lagu adalah penghibur bagi pendengarnya. Banyak orang-orang di indonesia yang
menyukai lagu dari berbagai macam aliran. Dari yang dangdut sampai yang lagu-
lagu beat, dari yang jadul hingga terkini, dari lagu rock hingga yang jazz. Begitu
besar minta masyarakat indonesia dalam menjadi penikmat musik maupun
penghasil musik. Kecintaan yang besar akan lagu telah mengendap di masyarakat
kita. Disamping banyak genre dan setiap tahun muncul lagu-lagu yang baru,
kecintaan masyarakat indonesia akan lagu juga tinggi dan akan tetap tinggi, para
penikmat musik seakan tidak memiliki rasa bosan terhadap lagu. Kecintaan yang
menghasilkan perilaku berulang-ulang itu akan menghasilkan sebuah kebiasaan
yang bisa menjadi budaya.

Seperti yang telah dikatakan diatas bahwa mandi dan musik seolah
menjadi kebutuhan manusia tanpa harus memperdulikan dari mana ia berasal,
dimana ia tinggal, dan kebudayaan mana yang mempengaruhi dia. Akan tetapi,
kebudayaanlah yang membedakan bagaimana cara mandi, seberapa sering
mandi, dan kapan waktu mandi sehingga dapat membuat perbedaan diantara
sesama pelaku budaya dalam memenuhi kebutuhan sebagai manusia. Sama
halnya dengan lagu. Kebudayaanlah yang membuat perbedaan antara manusia
satu dengan yang lain. Lagu seperti apa yang disuka, dan yang liriknya
menggunakan bahasa apa mempunyai perbedaan satu sama lain, bergantung
pada budaya yang tercipta. Yang menjadi sebuah fenomena pada saat ini adalah
munculnya suatu macam “habits” baru dalam masyarakat khususnya anak muda
yaitu mendengarkan lagu disaat mandi yang dilakukan berulang-berulang. Dari
fenomena tersebut muncul beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu
yang akan dibahas pada observasi ini. Sehingga nanti mendapat suatu
kesimpulan yang bermanfaat bagi pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perilaku mendengarkan lagu saat mandi terjadi?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkannya?
3. Bagaimana kebudayaan mereka melihat fenomena tersebut?

P a g e 2 | 19
1.3 Tujuan

1. Menjelaskan latar belakang atau pengaruh darimana sehingga kebiasaan


itu terjadi
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari berbagai bidang
3. Mengetahui teori-teori apa saja yang terbukti atau mungkin terbantah

P a g e 3 | 19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI TABULARASA

Teori ini di ajukan John Locke dalam buku Bimo Walgito (2010) disebutkan
bahwa seseorang terlahir seperti sebuah kertas putih dan polos (tidak ada
coretan sama sekali). Akan menjadi apa kertas itu bergantung pada penulis yang
akan menorehkan tinta dikertas itu. Itu artinya manusia terlahir dengan polos
tanpa membawa sifat-sifat genetik dari induknya (kertas putih yang polos),
pengalaman-pengalaman dan pembelajaran yang di dapat pada masa hidup yang
akan berpengaruh pada perkembangan seorang individu tersebut terutama pada
psikologisnya. Karena pengalaman dan pembelajaran dianggap penting pada
perkembangan psikologis seseorang maka dari itu peranan lingkungan dan
pendidik baik dari instansi formal seperti sekolah dan tempat les maupun yang
non-formal seperti didikan orang tua, teman bermain dan lain-lain.

2.2 PERASAAN

Dalam buku karangan Prof. Dr. Bimo Walgito di sebutkan apa yang disebut
emosi. “Chaplin (1972) yang dimaksud dengan perasaan adalah keadaan atau
state individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus baik exsternal
maupun internal” (Bimo, 2010, p.222) jadi menurut pengertian tersebut
perasaan adalah suatu gejala kejiwaan yang diakibatkan oleh suatu stimulus yang
ditangkap oleh panca inderanya, baik dari luar maupun dari dalam dirinya.
Misalnya orang tua berperasaan bahagia ketika anaknya juara 1 di kelasnya.
Perasaan ini juga melibatkan persepsi, maka bisa jadi kejadian yang sama dapat
menimbulkan perasaan yang berbeda karena hasil persepsi dari individu itu
berbeda pula.

Dalam buku Prof Bimo Walgito terbitan tahun 2010 menyebutkan dimensi
perasaan menurut Wundt ada tiga dimensi:

P a g e 4 | 19
1. Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau tidak senang
sekalipun tingkatnya dapat berbeda-beda.

2. Excited feeling adalah perasaan yang dialami oleh individu disertai dengan
adanya perilaku atau perbuatan yang menampak, misalnya orang
bergembira dengan menari-nari karena nilai ujiannya memuaskan.
Sebaliknya orang yang tetap tenang walaupun nilai ujiannya bagus tanpa
adanya perilaku yang menampak keluar inilah yang disebut Innert feeling

3. Expectancy feeling dan release feeling. Expectancy feeling adalah sesuatu


perasaan dapat dialami oleh individu sebagai sesuatu yang belum nyata,
sesuatu yang masih dalam harapan. Sedangkan, Release feeling adalah
perasaan yang dapat dialami oleh individu karena sesuatu itu telah nyata.

2.3 EMOSI

Pada buku Sarlito (2014) menjelaskan bahwa emosi adalah suatu penilai atau
reaksi terhadap sesuatu (baik positif maupun negatif) yang kompleks dari
susunan sistem syaraf seseorang terhadap rangsangan atau stimuli yang kuat
yang timbul pada dalam dirinya maupun luar dirinya. Jadi apa yang berbeda
dengan perasaan? Disebutkan atau dikutip beberapa keterangan tentang marah
ini di buku pengantar Psikologi umum karya Prof. Bimo walgito tahun 2010.
“kalau keadaan perasaan telah begitu kuat, hingga hubungan dengan sekitar
terganggu, hal ini mengangkut masalah emosi. Dalam keadaan emosi, pribadi
seseorang telah dipengaruhi sedemikian rupa hingga pada umumnya individu
kurang dapat menguasai diri sendiri.” (bimo, 2010, p.229).

“secara etimologi (asal kata), emosi berasal dari kata prancis emotion, yang
berasal lagi emouvoir, excite, yang berdasarkan kata latin emovere, yang terdiri
dari kata-kata e- (variant atau ex-), artinya keluar dan movere , artinya bergerak
(istilah motivasi juga berasal dari kata movere). Dengan demikian, secara
etimologi emosi berarti “bergerak keluar”. (sarlito, 2014, p.125)

P a g e 5 | 19
Jadi emosi itu adalah kumpulan dari perasaan yang sama dan semakin
menumpuk dan kuat hingga membuat ledakan ekspresi jasmani seperti menangis
akibat banyak mengalami atau perasaan sedih atau bisa jadi senang yang begitu
kuat hingga menimbulkan suatu ekspresi jasmani yang jika orang melihat orang
itu akan tahu bahwa ia sedang mengalami emosi tersebut. Contoh-contoh emosi
adalah cemas, bingung, gembira, senang, depresi, takut, sedih, histeria, lapar,
malu, simpati, bersalah, bangga, dll.

2.4 TEORI PERILAKU

Teori perilaku yang saya ambil dari buku Psikologi umum karya Prof Bimo
Walgito menyebutkan bahwa perilaku manusia tidak dapat lepas dari yang
keadaan individu itu sendiri dan lingkungan dimana individu itu berada. Perilaku
manusia di dorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Teori
perilaku akan sama inti-inti pembahasan nantinya dengan teori-teori motif yang
akan dibahas setelah ini. Dalam hal perilaku ada beberapa teori, diantara teori-
teori tersebut dapat dikemukakan :

Teori insting. Teori ini dikemukakan oleh McDougall sebagai pelopor dari
psikologi sosial. Yang menerbitkan buku psikologi sosial pertama kali, dan mulai
saat itu psikologi sosial menjadi pembicaraan yang cukup menarik. Menurut
McDougall perilaku itu disebabkan karena insting, dan McDougall mengajukan
suatu daftar insting. Insting merupakan perilaku yang innate, perilaku yang
bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman. Pendapat
McDougall ini mendapat tanggapan yang cukup tajam dari F. Allport yang
menerbitkan buku psikologi sosial pada tahun 1924, yang berpendapat bahwa
perilaku manusia itu disebabkan karena banyak faktor, termasuk orang-orang
yang berada disekitarnya dengan perilakunya.

Toeri dorongan, teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa organisme itu
memiliki dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan-dorongan ini
berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong organisme
berperilaku. Bila organisme itu mempunyai kebutuhan dan organisme ingin

P a g e 6 | 19
memenuhi kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri organisme.
Bila organisme berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya maka akan
terjadi reduksi atau pengurangan dari dorongan-dorongan tersebut. Karena itu
teori ini menurut Hull juga disebut dengan teori drive reduction.

Teori Insentif, teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku
organisme itu disebabkan karena adanya insentif. Dengan insentif akan
mendorong organisme berbuat atau berperilaku. Insentif atau juga disebut
reinforcement ada yang positif dan ada yang negatif. Reinforcement yang positif
adalah yang berkaitan dengan hadiah, sedangkan reinforcement yang negatif
beri8kaitan dengan hukuman. Reinforcement yang positif akan mendorong
organisme dalam berbuat, sedangkan reinforcement yang negatif akan dapat
menghambat organisme dalam berperilaku. Ini berarti bahwa perilaku timbul
karena adanya insentif atau reinforcement. Perilaku semacam ini dikupas secara
tajam pada psikilogi belajar

Teori Atribusi, teori ini ingin menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku


orang. Apakah perilaku tersebut disebabkan oleh disposisi internal (misal motif,
sikap dan sebagainya) ataukah oleh keadaan eksternal. Teori ini dikemukakan
oleh fritz heider dan toeri ini menyangkut lapangan psikologi sosial. Pada
dasarnya perilaku manusia itu dapat atribusi internal, tetapi juga dapat atribusi
external.

Teori Kognitif, apabila seseorang harus memilih perilaku mana yang mesti
dilakukan, maka pada umumnya yang bersangkutan akan memilih alternatif
perilaku yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang
bersangkutan. Ini yang disebut model subjective expected utility (SEU). Dengan
kemampuan memilih ini berarti faktor berfikir yang berperan dalam seseorang
menentukan pilihannya. Dengan kemampuan berpikir seseorang akan dapat
melihat apa yang telah terjadi sebagai bahan pertimbangannya di samping
melihat apa yang dihadapi dalam waktu sekarang dan juga dapat melihat ke
depan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak. Dalam model SEU

P a g e 7 | 19
kepentingan pribadi yang menonjol. Tetapi dalam seseorang berperilaku kadang-
kadang kepentingan pribadi dapat disingkirkan.

2.4 TEORI BELAJAR BURRHUS FREDERICK SKINNER

Teori belajar yang diangkat oleh Skinner yang merupakan salah satu tokoh
psikologi behaviorisme adalah tentang kondisioning operan. Pertama-pertama
Skinner membedakan perilaku atas :

1. Perilaku yang alami (innate behavior) yang kemudian disebut juga dengan
responden behavior, yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang
jelas, perilaku yang bersifat refleksif.

2. Perilaku operan (operant behavior), yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh


stimulus yang tidak diketahui, tetapi semata-mata ditimbulkan oleh
organisme itu sendiri.

“Menurut skinner ada 2 prinsip umum yang berkaitan dengan kondisioning


operan, yaitu (1) setiap respo yang di ikuti oleh reward (ini bekerja sebagai
reinforcement stimuli) akan cenderung diulangi, dan (2) reward atau
reinforcement stimuli akan meningkatkan kecepatan (rate) terjadinya respon.
Dalam kondisioning operan tekanan pada respons atau perilaku dan
konsekuensinya. Dalam kondisioning operan organisme harus membuat respon
sedemikian rupa untuk memperoleh reinforcement yang merupakan
reinforcement stimuli.” (Bimo, 2010, p.81)

”Menurut Skinner reinforcement itu ada reinforcement positif dan


reinforcement negatif. Reinforcement positif yaitu reinforcement apabila
diperoleh akan meningkatkan probabilitas respon, sedangkan reinforcement
negatif yaitu sesuatu apabila ditiadakan dalam suatu situasi akan meningkatkan
probabilitas respon. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa reinforcement
negatif itu sebenarnya adalah hukuman atau punishment. Namun demikian,

P a g e 8 | 19
menurut Skinner yang dimaksud dengan hukuman itu dapat menyingkirkan
reinforcement positif dan mengenakan reinforcement negatif.” (Bimo, 2010, p.81)

“Menurutnya, baik reinforcement positif maupun negatif, ada yang primer


dan ada yang sekunder. Reinforcement primer adalah berkaitan dengan keadaan
yang alami. Reinforcement sekunder adalah berkaitan dengan modifikasi
perilaku, atau pengkondisian (tidak alami). Menurutnya pula perilaku itu
merupakan rangkaian perilaku-perilaku yang lebih kecil atau lebih sederhana”
(Bimo, 2010, p.82)

Menurut pengertian Skinner diatas, saya tarik kesimpulan bahwa


Reinforcement positif dan negatif, atau reward dan Punishment seperti sebuah
pemicu atau penghambat seseorang dalam melakukan sesuatu. Contohnya, jika
Andi rangking 1 maka Andi diberi sejumlah uang dan diajak jalan-jalan oleh
ayahnya, akan tetapi jika Andi rangking bawah sendiri ayahnya memberi dia
memarahinya dan menyuruhnya belajar. Maka Andi akan selalu berusaha
rangking 1. Tindakan yang Andi lakukan semata-mata karena mendapatkan
reward dan menghindari punishment, reward sebagai pemicu Andi untuk belajar,
sedangkan Punishment menghambatnya dalam bermalas-malasan untuk belajar.

2.5 MOTIF

“Baik hewan maupun manusia dalam bertindak selain ditentukan oleh faktor
luar juga ditentukan oleh faktor dalam, yaitu berupa kekuatan yang datang dari
organisme yang bersangkutan yang menjadi pendorong dalam tindakannya.
Dorongan yang datang dari dalam untuk berbuat itu yang disebut motif. Karena
itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang
mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.” (Bimo, 2010, p.240)

Dari penjelasan, kita tahu bahwa motif itu sebagai kekuatan pendorong dari
dalam yang membuat organisme bertindak. Pada bahasa kita sehari-hari motif ini
adalah keinginan. Apabila si organisme melakukan motifnya dengan suatu
perbuatan, maka bisa dikatakan motifnya tinggi. Apabila si organisme tidak

P a g e 9 | 19
mengekpresikan motif dengan suatu perbuatan maka dapat dikatakan bahwa
motifnya rendah.

P a g e 10 | 19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan
Pada kesempatan penelitian kali ini peniliti menggunakan pendekatan
metedologi kualitatif merupakan metode yang mengutamakan bahan yang sukar
didapat dan data tersebut tidak dapat diukur dengan angka – angka. Penelitian
kali ini peneliti merasakan bahwa penelitian dengan menggunakan metodologi
kualitatif sangatlah tepat dikarenakan emosi yang sedang dialami tidak dapat kita
nilai dengan menggunakan angka – angka.
3.2 Populasi subyek yang diteliti
Pada kesempatan kali ini peneliti hanya mengambil populasi subyek pada
lingkungan pemuda di kalangan asrama dimana mereka sudah mengawali
pemuda asal daerahnya karena keterbatasan tempat waktu dan biaya, selain itu
peneliti hanya melakukan tehnik wawancara kepada beberapa mahasiswa yang
melakukan fenomena tersebut untuk dijadikan narasumber pada penelitian kali
ini, akan tetapi peneliti telah terjun langsung dan mengamati sejak lama
bagaimana proses emosi yang terjadi pada saat si objek melakukan fenomena
tersebut
3.3 Metode pengumpulan data
Pada kesempatan kali ini peneliti mengambil metode observasi langsung dan
melakukan wawancara kepada beberapa pemuda di asrama yang melakukan
kegiatan fenomena ini. Observasi ini sejak lama peneliti amati karena melihat
sesuatu yang berbeda dengan mandi tanpa mendengarkan lagu.
3.4 Jadwal penelitian
Pada tanggal 25 maret 2017 peneliti mendapat acc judul untuk penelitian kali
ini dan mulai meneliti pada tanggal 2 April – 2 Mei 2016 dan pada saat penelitian
peneliti mulai menyicil laporan penelitian dan laporan penelitian selesai pada
tanggal 5 Mei 2016

P a g e 11 | 19
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Fakta-Fakta Fenomena

Mendengarkan lagu saat mandi merupakan suatu trend yang sedang


menjamur dikalangan remaja saat ini. Yang dibahas dalam observasi ini bukan
hanya mendengarkan lagu saat mandi saja. Akan tetapi, menyanyi dalam kamar
mandipun juga ikut menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini. Banyak hal
yang melatar belakangi mereka untuk menyanyi dalam kamar mandi. Ada yang
waktu dia senang, bahagia atau sedang mempunyai mood baik lalu dia
mendengarkan lagu saat mandi. Ada juga yang ketika lagi sedih atau lagi ‘galau’
lalu dia mendengarkan lagu di kamar mandi, dan ada juga satu yang unik. Dia
mendengarkan lagu ketika dia butuh inspirasi dalam menulis karya sastra atau
makalah yang itu membutuhkan sebuah inspirasi. Teman saya yang bernama
Claudia Larassati yang akrab disapa Laras, mahasiswa semester 2 jurusan
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia mengatakan kepada saya bahwa dia
mendengarkan lagu saat mandi dan atau menyanyikannya saat dia kekurangan
pemikiran dalam mengerjakan tugasnya sebagai seorang calon sastrawan. Cewek
asal probolinggo itu biasanya menemukan inspirasi dan ide-ide dalam memenuhi
tugas kuliahnya saat dia menyanyi atau mendengarkan lagu pada saat mandi.

Setiap manusia mula-mula dalam keadaan seimbang (equilibrium), kemudian


masalah datang dan selama dia belum menyelesaikan masalah tersebut.
Organisme tadi berada pada masa atau posisi disequilibrium (ketidak
seimbangan). Pada saat ia diberi tugas dia tengah berada pada posisi equilibrium
(seimbang) lalu pada saat dia merasa kekurangan ide-ide dalam menyelesaikan
tugas tersebut, dia berada pada posisi disequilibrium. Dalam menangani
permasalahannya atau menjadikan dia pada posisi equilibrium itu maka dia
mendengarkan atau menyanyikan lagu di kamar mandi saat dia mandi. Peniliti
menanyakan darimana ia tahu dalam menyelesaikan masalahnya tersebut. Laras
mengatakan bahwa cara penyelesaian tersebut diperolehnya dari proses trial and

P a g e 12 | 19
eror. Dia mencoba berbagai cara dalam mencari inspirasi guna mengerjakan tugas
mata kuliah. Dari berkeliling kota dengan sepeda, duduk di meja belajar dan
berpikir dengan serius, mendengarkan radio, lalu kemudian mendengarkan
musik. Awalnya ia nyaman dengan mendengarkan musik, lalu ia terus
mendengarkan musik hingga masuk ke dalam kamar mandi. Lalu disitu ia
mendapatkan inspirasi (reward). Proses yang Laras lakukan adalah belajar yang
diajukan kohler tentang belajar kognitif.

Lalu si peneliti menanyakan kepada objek penilitian bagaimana jika pada saat
kondisi tidak menemukan inspirasi dalam mengerjakan tugas tidak nyanyi dalam
kamar mandi. Kemudian dia menjawab bahwa biasanya hanya bersepeda keliling
kota, dan itupun hasil yang didapat atau ide tidak maksimal (yang penting ada
ide) dan merasa tidak puas. Dari situ dapat saya simpulkan bahwa mendengarkan
lagu saat mandi hanya satu-satunya cara dia dalam mengatasi masalah atau
menemukan ide dalam mengerjakan tugas-tugas. Lalu ia mengatakan itu terjadi
pada saat ia SMA karena pada saat SMA keterampilan berbahasanya berkembang
lebih baik daripada kemampuan yang lain. Dari situ dia terus mengembangkan
puisi dan tulisan yang sangat membutuhkan ide.

Jikalau tadi melakukan fenomena karena berada di posisi disequilibrium


(ketidak seimbangan), maka objek penelitian yang satu ini sebaliknya. Namanya
adalah Novie Fitriyah Alawiyah yang akrab dipanggil Novie, mahasiswa semester
2 jurusan Psikologi mengatakan bahwa dia mandi sambil mendengarkan lagu
ketika dia sedang melakukan emosi senang terhadap apapun itu. Cewek asal
rembang, jawa tengah ini mengatakan bahwa dia mendengarkan lagu ketika dia
sedang emosi senang seperti kemarin tanggal 2 mei 2017. Dia pada waktu itu
presentasi pada mata kuliah Psikologi Faal yang berbobot 3 sks. Dia mengatakan
bahwa dia senang karena dia merasa berhasil dalam melakukan presentasi, dan
oleh karena saya sebagai peneliti secara kebetulan satu kelas Psikologi Faal
melihat dan memerhatikan bahwa Novie pada waktu itu memang terlihat senang
dan merasa puas akan hasil yang telah dicapainya. Apa yang ia lakukan adalah
untuk meningkatkan emosi bahagianya. Persis seperti teori perasaan milik

P a g e 13 | 19
Wundt. Wundt mengatakan Excited feeling adalah perasaan yang dialami oleh
individu disertai dengan adanya perilaku atau perbuatan yang menampak. Novie
dalam hal ini membuktikan kebenaran teori tersebut. Novie sedang berperasaan
bahagia atau memiliki mood yang baik, maka dia mendengarkan lagu pada saat
mandi dan itu sebagai perilaku yang nampak dari adanya perasaan senang. Emosi
yang ia rasakan pada saat itu juga emosi senang kata dia.

Ketika ditanya masalah darimana dia mengetahui itu adalah salah satu cara
meningkatkan juga sekaligus mengekspresikan rasa senang dan kepuasaannya,
dia mengatakan bahwa ia melakukannya bukan dari teman-teman sekelilingnya
ataupun keluarga dekatnya. Dia melakukan itu atas dasar keinginan sendiri sesuai
dengan perasaan atau emosinya. Jawaban yang dia katakan telah membuktikan
kebenaran teori perilaku atribusi. Di buku Psikologi Umum karangan Prof. Bimo
Walgito menuliskan bahwa salah satu teori perilaku adalah teori atribusi. Teori
Atribusi teori yang ingin menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang.
Apakah perilaku tersebut disebabkan oleh disposisi internal (misal motif, sikap
dan sebagainya) ataukah oleh keadaan eksternal. Teori ini dikemukakan oleh fritz
heider dan toeri ini menyangkut lapangan psikologi sosial. Pada dasarnya perilaku
manusia itu dapat atribusi internal, tetapi juga dapat atribusi external. Novie
dalam hal ini berperilaku karena adanya atribut-atribut yang melatar
belakanginya yaitu disposisi internal yang berupa Emosi dan perasaan senang.
Lalu si peneliti menanyakan kepada Novie sebagai salah satu objek penilitian apa
yang akan terjadi jika tidak melakukan hal tersebut jika ia sedang senang. Dia
mengatakan bahwa jika ia tidak mendengar lagu saat mandi pada waktu ia
senang maka ia merasa kurang puas atau tidak merasa penuh mengekspresikan
kebahagiaannya. Novie mengatakan bahwa memulai kebiasaan itu sejak SMA,
karena sejak SMA ia mempunyai handphone yang memiliki aplikasi pemutar lagu,
maka sejak saat itulah ia mendengarkan lagu bahkan saat mandi. Namun
sekarang tidak hanya mendengarkan lagu pada saat mandi. Akan tetapi juga
menyanyi yang dia rasakan lebih bisa dan lebih baik mengekspresikan perasaan
bahagia yang ia alami.

P a g e 14 | 19
Berbeda lagi dengan objek penilitian yang ketiga. Novi yang akrab dipanggil
novi ini mandi sambil mendengarkan lagu ketika dia sedang emosi bosan, atau
tidak memiliki mood yang baik dalam mengerjakan semua hal. Jadi novi cewek
asal bojonegoro ini mendengarkan lagu ketika mandi adalah untuk mengusir rasa
kebosanan yang ada pada dirinya. Ia mengatakan bahwa rasa bosan itu timbul
karena suatu kegiatan yang berulang-ulang ia lakukan atau kegiatan yang dipaksa
untuk dia mengerjakan sesuatu seperti tugas perkuliahan, dan tidak ada kegiatan
sama sekali, biasanya ia alami di hari libur. Perilaku ini sudah dijelaskan pada teori
perilaku insentif yang erat hubungannya dengan teori belajar skinner tentang
Reward And Punishment. Dalam buku karya Prof Bimo Walgito Teori Insentif
adalah teori yang bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu
disebabkan karena adanya insentif. Dengan insentif akan mendorong organisme
berbuat atau berperilaku. Insentif atau juga disebut reinforcement ada yang
positif dan ada yang negatif. Reinforcement yang positif adalah yang berkaitan
dengan hadiah, sedangkan reinforcement yang negatif berkaitan dengan
hukuman. Reinforcement yang positif akan mendorong organisme dalam
berbuat, sedangkan reinforcement yang negatif akan dapat menghambat
organisme dalam berperilaku. Ini berarti bahwa perilaku timbul karena adanya
insentif atau reinforcement. Novi mendengarkan lagu saat mandi membuat dia
nyaman dan tidak bosan atau ‘gabut’ istilah anak muda zaman sekarang. Akibat
perasaan nyaman dan tidak bosan tadi membuat dia terus menerus melakukan
hal tersebut. Novipun juga mengatakan bahwa dia hampir tiap hari
mendengarkan lagu saat mandi. Perasaan nyaman dan tidak bosan tadi adalah
sebagai reward atau hadiah bagi dia karena telah mendengarkan lagu saat mandi
tadi yang berfungsi sebagai stimulus untuk perilaku-perilaku yang sama pada
setiap kali dia mandi.

Novi secara sadar ataupun tidak telah mempraktekkan apa yang diungkapkan
oleh B. F. Skinner . “Menurut skinner ada 2 prinsip umum yang berkaitan dengan
kondisioning operan, yaitu (1) setiap respon yang di ikuti oleh reward (ini bekerja
sebagai reinforcement stimuli) akan cenderung diulangi, dan (2) reward atau

P a g e 15 | 19
reinforcement stimuli akan meningkatkan kecepatan (rate) terjadinya respon.
Dalam kondisioning operan tekanan pada respons atau perilaku dan
konsekuensinya. Dalam kondisioning operan organisme harus membuat respon
sedemikian rupa untuk memperoleh reinforcement yang merupakan
reinforcement stimuli.” (Bimo, 2010, p.81). Jadi respon yang dilakukan novi
terhadap rasa bosannya adalah dengan mendengarkan lagu saat mandi dan
diikuti oleh perasaan nyaman dan tidak membosankan yang novi rasakan sebagai
reward (hadiah) dari apa yang ia lakukan tersebut maka kegiataan tersebut di
ulangi oleh novi, dan itu berarti pernyataan no.1 benar. Apa yang dilakukan oleh
novi juga termasuk ke dalam motif. Dan motif itu sendiri adalah dorongan dari
dalam individu untuk berbuat sesuatu.

Ketika peneliti menanyakan kenapa tidak melakukan hal itu maka jawaban si
novi maka ia akan selalu bosan dalam melakukan semua hal dalam satu hari itu.
Novi mengatakan bahwa dia melakukan itu disaat dari kecil. Dia mengaku pada
saat itu dia meminjam hp ibu dan ayahnya untuk mendengarkan lagu saat mandi.
Ia melakukannya dengan sendirinya tanpa stimulus yang mengajarinya. Ini
membuktikan lagi teori kohler tentang fungsi-fungsi kognitif yang dijelaskan
diatas tadi bahwa organisme dapat melakukan sesuatu dengan proses kognisi dan
tidak pernah dialami sebelumnya.

4.2 Dampak yang ditimbulkan

Jika ditinjau dari unsur-unsur psikologis. Mereka yang saya teliti atau
observasi merasakan dampak yang ditimbulkan menjadi lebih tenang, lebih
nyaman, dan mendapatkan ide-ide di dalam kamar mandi sambil mendengarkan
lagu maupun menyanyi. Dari ketidak seimbangan sebuah organisme yang
nantinya jikalau tidak segera diatasi maka akan terjadi yang namanya frustasi,
sedangkan psikologi memiliki tugas menyembuhkan orang-orang yang frustasi,
autis, stres, trauma dan gangguan kejiwaan lainnya, merupakan ide yang tidak
mustahil apabila mendengarkan lagu atau menyanyikan lagu saat mandi dijadikan
sebagai suatu terapi psikologi, dan dapat disimpulkan bahwa secara psikologis

P a g e 16 | 19
mendengarkan lagu atau menyanyi dalam kamar mandi adalah sesuatu hal yang
positif guna menghilangkan stres, bosan, dan mencari kekurangan ide

Akan tetapi, berbeda jika ditinjau dari aspek sosialnya. Mereka yang saya
observasi semuanya mengatakan kalau mereka mandi menjadi lebih lama ketika
mendengarkan lagu maupun menyanyi di kamar mandi, dan mereka semua rata-
rata melakukan hal tersebut di tempat mandi umum yang disitu orang mengantri
saat akan mandi apabila kamar mandi penuh. Kenapa demikian? Karena yang
mereka cari dari mendengarkan lagu saat mandi adalah ketenangan, kesenangan,
dan inspirasi-inspirasi yang muncul ketika mandi. Maka dari itu mereka
menikmati mandi mereka dan terkadang malas untuk mengakhirinya. Padahal
mereka sedang berada di tempat umum (toilet asrama) yang bukan hanya
mereka saja yang memakai. Semua dari objek-objek penelitian mengatakan
bahwa pada hari minggu atau hari libur lain mereka mandi sambil mendengarkan
lagu. Jika pada hari libur mereka berlama-lama dikamar mandi dan menganggap
semua orang tidak mandi pada hari itu. Ini menimbulkan semacam sifat ego
dalam diri mereka.

4.3 Pandangan budaya jawa terhadap fenomena tersebut

Fenomena mendengarkan lagu saat mandi memang telah menjadi tren saat
ini. Namun, apakah kebiasaan yang ada dan dilakukan oleh orang banyak itu
dianggap baik oleh budaya? Jawabannya tidak, seperti fenomena ini, dalam
budaya jawa. Saya telah berbincang-bincang kepada orang yang lebih tua dan
dianggap mengerti akan budaya jawa. Untuk tradisi jawa saya menanyakan
kepada ibu atau nenek Tatik Susenowati yang berumur 72 tahun dan dianggap
sesepuh di desa saya. Saya menganggap beliau mengerti tradisi kebudayaan jawa
karena beliau keturunan bupati pada zaman kerajaan dahulu dan didikan dari
orang tuanya murni budaya jawa. Beliau mengatakan bahwa dalam kebudayaan
jawa tidak etis apabila seseorang menyanyi atau mendengarkan lagu di saat
mandi, khususnya cewek, karena cewek atau perempuan jawa itu harus lemah
lembut, sopan perilakunya dan feminim. Apabila menyanyi dan mendengarkan

P a g e 17 | 19
lagu pada saat mandi maka kesan-kesan tersebut seakan hilang. Bisa jadi orang
menganggap perempuan yang kelaki-lakian.

Semua para pelaku fenomena ini mengaku bahwa mereka sebenarnya tahu
bahwa dalam kebudayaan mereka kebudayaan jawa. Mereka dilarang untuk
menyanyi atau mendengarkan lagu di kamar mandi. Akan tetapi itu tetap mereka
lakukan. Setelah saya selidiki ternyata orang tua mereka sebagai alat atau
individu utama yang menyalurkan kebudayaan dimana itu disebut enkulturasi.
Menurut buku kottak, enkulturasi adalah proses dimana budaya dipelajari dan di
salurkan lintas generasi. Sosialisasi budaya yang gagal atau mungkin orang tua
yang menganggap itu hal yang tak berarti.

P a g e 18 | 19
BAB V
KESIMPULAN
5.1Kesimpulan
Fenomena mendengarkan lagu saat mandi ini terjadi bermula dari ketidak
nyamanan kondisi psikologis seseoramg yang mana mereka berusaha agar
membuat dirinya nyaman. Kebanyakan dari mereka memulai perilaku
mendengarkan lagu saat mandi dari mulai mengenal barang elektronik yang
disebut handphone, dari situ kita tahu bahwa proses globalisasi berpengaruh
terhadap kebiasaan masyarakat dan nantinya akan mempengaruhi kebudayaan
setempat. Mereka mempelajari kebiasaan tersebut bukanlah dari teman-
temannya atau orang lain yang pernah mereka lihat sebelumnya, tapi semua itu
berawal dari kondisi psikologis mereka terguncang dan mereka mencoba mencari
jalan keluar dengan berbagai cara. Meskipun cara mereka menyalahi norma-
norma dan budaya-budaya yang ada.
Orang tua haruslah memaksimalkan sosialisasi kebudayaan-kebudayan dan
nilai-nilai norma di daerah masing-masing agar apa yang menjadi cita-cita
terwujud. Globalisasi juga mempengaruhi pola pikir orang tua yang lebih
mementingkan pintar dalam hal ilmu pengetahuan, sampai-sampai melihat
norma-norma kebudayaan tidak perlu lagi dijunjung dengan tinggi, karena
tempat tinggalnya mungkin sudah modern, hingga tidak akan berguna
mempelajari norma-norma kebudayaan yang ada.
5.2 Saran
Dalam penulisan laporan hasil observasi ini mesti banyak kekurangan
karena kami yang membuat makalah ini jugalah manusia yang tak luput
dari kesalahan itu. Maka dari itu, saran berupa kritik membangun atau
apapun, lewat media apapun sangat kami butuhkan guna penulisan hasil
observasi selanjutnya. Sekian dan terima kasih.

P a g e 19 | 19

Anda mungkin juga menyukai