PUSVA INDRIANI
NIM 21117050P
Pemimbing I Pemimbing II
Efroliza,S.Kep.,Ns.,M.Kep Romiko,S.Kep.,Ns.,MNS
Disetujui
Ketua Program Studi
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS
NIM : 21117050P
Tanda Tangan :
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya serta bimbingan dan pengarahan dari dosen pembimbing,
penulis dapat menyelesaikan prososal skripsi yang berjudul “Hubungan Shift
Kerja Perawat Terhadap Tingkat Kelelahan Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Kusta Dr Rivai Abdullah Palembang Tahun 2019”. Dalam penyusunan
proposal skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta saran
baik secara tertulis maupun secara tidak tertulis, untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Heri Shatriadi CP,M.Kes selaku Ketua Stikes Muhammadiyah
Palembang
2. Ibu Anita Apriany,S.Kep.,Ns.,M.Bmd selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan
3. Ibu Efroliza,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pemimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan proposal skripsi ini.
4. Bapak Romiko,S.Kep.,Ns.,MNS selaku Pemimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan proposal skripsi ini.
5. Para dosen dan Staf Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Palembang
Penulis menyadari penulisan proposal skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik serta saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kelengkapan skripsi ini, penulis berharap semoga hasil
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan khususnya bagi
mahasiswa skripsi selanjutnya di STIKes Muhammadiyah Palembang ini.
Pusva Indriani
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR BAGAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan yang beroperasi 24 jam
dimana pelayanan tersebut salah satunya dilaksanakan oleh perawat. Pelayanan
keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat,
baik sehat maupun sakit (Undang-undang keperawatan no. 38 tahun 2014).
Pelayanan keperawatan profesional memiliki lingkup yang kompleks yang
didasarkan pada kebutuhan manusia sebagai individu yang unik guna mencapai
suatu tujuan yaitu kesejahteraan manusia (Suhaemi dalam Liarucha, 2016).
Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan jenis tenaga kesehatan
terbesar (jumlahnya 50-60%), memiliki jam kerja 24 jam dalam pemberian
layanan keperawatan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
49 tahun 2014). Pelayanan diberikan kepada pasien sebagai pengguna jasa
pelayanan keperawatan yang bermutu dan berkualitas (Nursalam,2014).
Kualitas pelayanan adalah derajat pemberian pelayanan yang efektif dan
efisien kepada pasien. Kualitas pelayanan dipengaruhi oleh karakteristik
organisasi, karakteristik perawat (individu), dan karakteristik kerja
(Nursalam,2014).
Penjadwalan kerja memiliki fungsi untuk mengimplementasikan rencana
susunan pegawai dengan menugaskan bekerja pada waktu tertentu
(Marchelia,2014). Shift kerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan pada
tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi
atas kerja pagi, sore dan malam (Suma’mur dalam Auliya 2017). Sedangkan
menurut Maurit (dalam Auliya 2017) mengatakan bahwa shift kerja adalah
pengaturan jam kerja sebagai pengganti atau tambahan kerja pagi dan siang
hari sebagaimana yang biasa dilakukan. Kerja shift dapat bersifat permanen
atau temporer menurut kebutuhan tempat kerja bersangkutan yang
1
2
kewajiban lainnya maka bekerja pada shift malam hukum asalnya tidak
terlarang (Baits, 2015)
Adnan (dalam Marchelia, 2014) mengemukakan bahwa system shift
kerja dapat berdampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah
memaksimalkan sumber daya yang ada, memberikan lingkungan kerja yang
sepi khususnya shift malam dan memberikan waktu libur yang banyak.
Sedangkan dampak negatifnya adalah penurunan kinerja, keselamatan kerja
dan masalah kesehatan. Menurut Schultz (dalam Kodrat, 2011) shift kerja
malam lebih berpengaruh negatif terhadap kondisi pekerja dibanding shift
pagi, karena pola siklus hidup manusia pada malam hari umumnya digunakan
untuk istirahat. Namun karena bekerja pada shift malam maka tubuh dipaksa
untuk mengikutinya. Hal ini relatif cenderung mengakibatkan terjadinya
kesalahan kerja, kecelakaan dan absentism. Tidak semua orang dapat
menyesuaikan diri dengan system shift kerja karena membutuhkan banyak
penyesuaian waktu, seperti waktu tidur, waktu makan dan waktu berkumpul
bersama keluarga yang pada akhirnya menimbulkan stres dan akan
memberikan dampak terhadap kinerja pekerja (Tayyari & Smith, Bridger
dalam Palupi, 2015).
Pekerjaan seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
tidak terlepas dari pengaturan jam kerja di suatu rumah sakit yang lebih
dikenal dengan istilah shift kerja. Shift kerja dapat berperan penting terhadap
permasalahan pada manusia yang dapat meluas menjadi gangguan tidur (60 –
80%), gangguan kesehatan fisik dan psikologi serta gangguan sosial maupun
kehidupan keluarga (Patmoko, 2015). United Electrical (UE) News Health
and Safety (1998) melaporkan bahwa dalam jangka waktu yang lama shift
kerja dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, gangguan tidur,dan
kelelahan (Pramitasari, 2016). Bekerja sebagai perawat yang dituntut
memberikan pelayanan prima dan berkualitas selama 24 jam menjadikan
seorang perawat harus berada pada kondisi tubuh yang baik. Hal ini berlaku
pula pada waktu-waktu yang termasuk pada jam istirahat menurut ritme
sirkardian. Kondisi tubuh yang seharusnya pada fase istirahat harus
dikondisikan pada kondisi kerja yang mana dapat menggeser jam alami tubuh
4
yang dapat mengakibatkan stres kerja dan berakhir dengan kelelahan kerja
(Harrington dalam Liarucha, 2016). Kelelahan kerja dapat berdampak negatif
pada kesiap-siagaan, kewaspadaan, konsentrasi, pengambilan keputusan,
suasana hati, dan kinerja perawat (Ellis dalam Liarucha, 2016)
Pekerja dengan waktu kerja panjang dan mengalami perputaran (rotasi)
memiliki peluang peningkatan kelelahan kerja lebih cepat dibandingkan
dengan pekerja yang memiliki waktu kerja yang tetap dan normal. Hal ini
disebabkan karena pada pekerja yang menjalankan shift kerja mengalami
perubahan jam biologis pada bagian shift tertentu terutama pada shift malam.
Pekerjaan dengan tingkat ketelitian tinggi akan mudah menyebabkan
kelelahan kerja daripada pekerjaan dengan tingkat ketelitian rendah yang
akan berdampak pada penurunan konsentrasi (Tarwaka dalam Patmoko,
2015).
Dari hasil wawancara (Patmoko, 2015) terhadap 15 orang perawat
dengan mengajukan pertanyaan mengenai shift kerja terhadap kelelahan kerja
dapat disimpulkan bahwa lebih dari 50% perawat mengeluhkan beberapa
gejala kelelahan seperti adanya gejala sakit setelah shift malam, penurunan
konsentrasi, pusing, sering menguap, mengantuk, dan lelah seluruh badan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ali (2018) terhadap 154 perawat
di Rumah Sakit Karachi Pakistan menunjukkan terdapat perbedaan kelelahan
yang signifikan (p-value <0,001) antara perawat non shift dengan perawat
yang bekerja dalam sistem shift yang didukung oleh studi yang dilakukan di
Italia dan Brasil pada 2016 serta studi lain yang dilakukan pada perawat
Norwegia yang mengemukakan bahwa bekerja dalam sistem shift dapat
berdampak pada kelelahan/tingkat energi perawat (Ali, 2018). Menurut
penelitian Wijaya dkk (dalam Revalicha, 2012) pada perawat di salah satu
rumah sakit Yogyakarta, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
kelelahan kerja pada tiap shift kerja. Tingkat kelelahan kerja pada shift pagi
lebih rendah daripada shift sore, dan tingkat kelelahan shift kerja sore lebih
rendah daripada shift malam. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wijaya
(dalam Maulana, 2010) yang menyebutkan bahwa tedapat hubungan yang
signifikan antara shift kerja dengan kelelahan kerja. Pada penelitian tersebut
5
bertugas di Ruang Rawat Inap Anak, mereka mengatakan bahwa shift malam
memiliki waktu kerja yang lebih panjang dibanding kerja pada shift pagi dan
shift sore. Mereka mengatakan mengalami mengantuk, sering menguap,
perasaan berat dikepala dan terasa lelah di seluruh badan sehabis shift malam.
Kemudian hasil wawancara pada 2 orang perawat yang bertugas di Ruang
Rawat Inap Umum (Penyakit Dalam), mereka mengatakan bahwa shift kerja
pagi adalah shift yang paling sibuk, selain harus mendampingi dokter visite,
menjalankan instruksi dari dokter setelah visite juga harus terus memonitor
kondisi pasien. Sehabis shift malam mereka mengeluhkan mengalami
mengantuk seperti ada beban pada mata, satu diantaranya mengeluhkan
kadang terasa sakit kepala, sakit pinggang dan bahu terasa kaku.
Berdasarkan dari fenomena diatas dan dikarenakan belum adanya
penelitian yang menilai shift kerja perawat terhadap tingkat kelelahan perawat
di RSK Dr. Rivai Abdullah Palembang, maka peneliti ingin menggali lebih
dalam tentang “Hubungan Shift kerja Perawat Terhadap Tingkat Kelelahan
Perawat Di Ruang Rawat Inap RSK Dr Rivai Abdullah Palembang Tahun
2019”.
B. Rumusan Masalah
Tenaga Keperawatan di rumah sakit merupakan jenis tenaga kesehatan
terbesar (jumlahnya 50-60%), bekerja sebagai perawat dituntut memberikan
pelayanan prima dan berkualitas selama 24 jam yang menjadikan seorang
perawat harus berada pada kondisi tubuh yang baik. Agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan secara maksimal dan optimal maka diberlakukan
sistem shift kerja, dimana pembagian waktu shift kerja yaitu shift pagi, shift
sore dan shift malam.
Shift kerja dapat menyebabkan kelelahan dan mempengaruhi tingkat
konsentrasi perawat. Perubahan jadwal kegiatan dari siang ke malam pada
pekerja shift menyebabkan kacaunya pola sirkadian yang berakibat
terganggunya berbagai fungsi tubuh, termasuk menimbulkan kelelahan kerja
yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yang bisa menimpa
pasien dan perawat sendiri.
8
C. Tujuan penlitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan shift kerja perawat dengan tingkat kelelahan
perawat di ruang rawat inap RSK Dr Rivai Abdullah Palembang tahun
2019.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik umur perawat di ruang
rawat inap RSK Dr Rivai Abdullah Palembang tahun 2019.
b. Untuk mengetahui gambaran karakteristik jenis kelamin perawat di
ruang rawat inap RSK Dr Rivai Abdullah Palembang tahun 2019.
c. Untuk mengetahui gambaran karakteristik pendidikan perawat di
ruang rawat inap RSK Dr Rivai Abdullah Palembang tahun 2019.
d. Untuk mengetahui gambaran karakteristik masa kerja perawat di
ruang rawat inap RSK Dr Rivai Abdullah Palembang tahun 2019.
e. Untuk mengetahui gambaran shift kerja perawat di ruang rawat inap
RSK Dr Rivai Abdullah Palembang tahun 2019.
f. Untuk mengetahui tingkat kelelahan perawat di ruang rawat inap RSK
Dr Rivai Abdullah Palembang tahun 2019.
g. Mengetahui hubungan shift kerja perawat dengan tingkat kelelahan
perawat di ruang rawat inap RSK Dr Rivai Abdullah Palembang
tahun 2019.
D. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam lingkup manajemen keperawatan,
khususnya fungsi pengorganisasian (organizing) dan fungsi pelaksanaan
9
(actuating). Peneliti akan melihat tentang shift kerja perawat dengan tingkat
kelelahan perawat di Ruang Rawat Inap RSK. Dr Rivai Abdullah Palembang
Tahun 2019, bagaimana fungsi pengorganisasian dan fungsi actuating yaitu
variable shift kerja perawat. Pada fungsi organizing, dimana penggunaan
sumber daya yang ada dapat dipergunakan seefektif dan seefisien mungkin
dengan menerapkan system kerja rotasi (shift) guna tercapainya tujuan
organisasi yakni memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu dan
berkualitas pada pasien. Sedangkan pada fungsi actuating, pelaksanaan shift
kerja oleh perawat harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun oleh
organisasi.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi beberapa pihak
antara lain :
1. Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi pihak manajemen
Rumah Sakit Kusta Dr Rivai Abdullah Palembang sebagai data untuk
melakukan langkah-langkah perbaikan dalam upaya memberikan
perlindungan terhadap tenaga kerja sehingga pekerja terhindar dari
kelelahan kerja.
2. Bagi STIKES Muhammadiyah Palembang
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan riset untuk
menambah khasanah keilmuan, kepustakaan di bidang keperawatan
khususnya dalam pengembangan studi ilmu keperawatan manajemen.
3. Untuk Perkembangan Ilmu Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan tentang keperawatan, khususnya yang berkaitan dengan
tingkat kelelahan perawat yang bekerja dalam sistem shift di ruang rawat
inap, dan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.
10
F. Keaslian Penelitian
Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaaan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya, diantaranya sebagai berikut :
Tabel 1.1
Persamaan dan Pebedaan Penelitian Sebelumnya
No Judul/Penulis/ Metodologi Hasil Persamaan Perbedaan
Tahun
1 Judul : Metode penelitian Hasil penelitian Merupakan Populasi
Perbedaan menggunakan menunjukkan ada penelitian dalam
Tingkat observasional perbedaan yang kuantitatif penelitian ini
Kelelahan analitik dengan bermakna tingkat dengan adalah
Kerja Perawat pendekatan cross kelelahan kerja variabel perawat
Antara Shift sectional perawat antara independent yang bekerja
Pagi, Sore shift pagi, sore dalam di RSUI
Dan Malam Uji dan analisa dan malam di penelitian ini YAKSSI
Di RSUI data RSUI YAKSSI adalah shift Gemolong
YAKSSI menggunakan uji Gemolong pagi, sore dan sebanyak 52
Gemolong Kruskall Wallis malam dan orang dan
variable diambil
Penulis : dependent sampel
Bagus tingkat sebanyak 47
Patmoko kelelahan orang
kerja dengan
Tahun : 2015 teknik
purposive
sampling
Sakit Bukit
Asam yang
berjumlah
31 orang dan
diambil
sampel
sebanyak 31
orang
dengan
teknik total
sampling
Pengukuran
tingkat
kelelahan
dengan
reaction
timer dan
tekanan
darah
menggunaka
n
sphygnoman
ometer
inap RS
Baladhika
Husada dan
30
perawat
ruang rawat
inap di
RSD
Kalisat
Pengumpula
n data
primer
dilakukan
dengan
menggunaka
n instrumen
tes
Bourdon
wiersma
yang
digunakan
untuk
mengukur
kelelahan
kerja
perawat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
13
14
Sumber: The Night Work in Fitti (E. Grandjean, Night Work and Shiftng The
Task To The Man, dalam Rusdi 2017 ).
B. Kelelahan Kerja
1. Pengertian Kelelahan Kerja
Levy (1990) dalam Noor Fitrihana (2008) mengutarakan bahwa
kelelahan kerja masih merupakan misteri dunia kedokteran modern, penuh
kekaburan dalam sebab musababnya serta pencegahannyapun belum
terungkap secara jelas.
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh
terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemilihan setelah
istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan syaraf
pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat
parasimpatis). Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang
berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada
kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh.
Kelelahan diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu kelelahan otot dan
kelelahan umum. Kelelahan otot adalah merupakan tremor pada otot atau
perasaan nyeri pada otot. Sedangkan kelelahan umum biasanya ditandai
dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh kerja
monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-
sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi (Granjean, 1993 dalam
Tarwaka dkk, 2004).
Hal yang sama juga dikemukaan oleh Suma’mur (2013). Pengaruh-
pengaruh ini seperti berkumpul di dalam tubuh dan mengakibatkan
perasaan lelah. Perasaan ini tepat menyebabkan seseorang berhenti bekerja
seperti halnya kelelahan fisiologis berakibatkan tidur. Secara umum gejala
kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang
sangat melelahkan. Kelelahan subjektif biasanya terjadi pada akhir jam
kerja, apabila beban keja melebihi 30-40% dari tenaga aerobic maksimal
(Astrand dan Rodahl, 1977 dan Pulat, 1992 dalam Tarwaka dkk, 2004).
Kelelahan mudah ditiadakan dengan istirahat. Tetapi jika
dipaksakan terus, kelelahan akan bertambah dan sangat mengganggu.
Kelelahan sama halnya dengan lapar dan haus adalah mekanisme
pendukung kehidupan. Istirahat sebagai upaya pemulihan dapat dilakukan
20
2. Jenis Kelelahan
Kelelahan dibagi atas dua jenis, yaitu (Budiono, dkk dalam Dirgayudha
2014):
a. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada
otot.
b. Kelelahan umum merupakan kelelahan yang ditandai dengan
berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh pekerjaan
yang sifatnya statis/monoton, intensitas dan lamanya kerja fisik,
keadaan lingkungan, kondisi mental dan psikologis, status kesehatan,
dan gizi.
Pengaruh-pengaruh tersebut terakumulasi di dalam tubuh manusia
dan menimbulkan perasaan lelah yang dapat menyebabkan seseorang
berhenti bekerja (beraktivitas). Di samping itu, kelelahan juga
21
b. Faktor luar
1) Beban Kerja
Pada pekerjaan yang terlalu berat dan berlebihan akan mempercepat
kontraksi otot tubuh, sehingga hal ini mempercepat pula kelelahan
seseorang.
2) Masa Kerja
Masa kerja adalah waktu yang dihitung berdasarkan tahun pertama
tenaga kerja mulai bekerja hingga saat penelitian dilakukan, yang
dihitung dalam tahun.
3) Iklim kerja
Pada suhu yang terlalu rendah akan dapat menimbulkan keluhan
kaku dan kurangnya koordinasi sistem tubuh, sehingga suhu yang
0
terlalu tinggi (diatas 32 C) akan menyebabkan menurunnya
kelincahan dan menggangu kecermatan, sehingga kondisi semacam
ini akan meningkat tingkat kelelahan seseorang.
4) Penerangan
Penerangan yang terlalu kecil intensitasnya akan meningkatkan
daya akomodasi mata dan syaraf pengelihatan. Intensitas
penerangan yang terlalu tinggi akan menimbulkan kesilauan pada
mata yang dapat merangsang syaraf pengelihatan untuk bekerja
lebih berat, sehingga hal ini dapat meningkatkan kelelahan
seseorang.
24
7. Dampak Kelelahan
Dampak bagi pekerja yang mengalami kelelahan kerja antara lain
menurunnya perhatian, perlambatan dan hambatan persepsi, lambat dan
sukar berfikir, penurunan motivasi untuk bekerja, penurunan kewaspadaan,
menurunnya konsentrasi dan ketelitian, performa kerja rendah, kualitas
kerja rendah, dan menurunnya kecepatan reaksi. Hal-hal tersebut akan
27
Tabel 2.2
Daftar Pertanyaan Kuesioner Subjective Self Rating Test (SSRT)
Cenderung mudah
f. Menjadi mengantuk beban f. f. Suara serak
melupakan sesuatu
Tabel 2.3
Kelebihan dan Kekurangan Metode Pengukuran Kelelahan Kerja
C. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dibuat untuk memberikan arahan ataupun gambaran
alur penelitian yang dikembangkan berdasarkan kerangka teori dari hubungan
variabel yang akan diteliti berdasarkan teori. Dari teori diatas peneliti
mengambil shift kerja perawat sebagai variabel bebas (Variable Independent),
sedangkan variabel terikat (Variable Dependent) adalah tingkat kelelahan
perawat.
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Keterangan :
: Terdapat hubungan
34
35
B. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional disusun untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel sehingga menjadi lebih konkrit dan dapat diukur
(Dharma, 2011). Adapun definisi operasional dari penelitian ini diuraikan
dibawah ini :
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
1 Variabel Waktu kerja Kuesioner Angket Persentase Nominal
Independent yang proporsi
Shift pagi dilakukan oleh perawat yang
perawat perawat pada bekerja shift
Shift sore Pagi hari pagi dimulai
perawat Sore hari pukul 08.00-
Shift malam hari 14.00 WIB
malam Persentase
perawat proporsi
perawat yang
bekerja shift
sore dimulai
pukul 14.00-
20.00 WIB
Persentase
proporsi
perawat yang
bekerja shift
malam
dimulai
pukul 20.00-
08.00 WIB
2 Variabel Kelelahan Kuesioner Angket Kategori Ordinal
Dependent adalah Subjective kelelahan:
Tingkat perasaan Self Nilai 30-52=
Kelelahan berupa Rating kelelahan
Perawat keluhan gejala Test dari rendah
Pelema- bersifat IFRC Nilai 53-75=
han subjektif yang kelelahan
Kegiatan dirasakan sedang
Pelema- karena Nilai 76-98=
han pekerjaan kelelahan
Motivasi yang diukur tinggi
Kelelahan dengan Nilai 99-120=
Fisik subjective self kelelahan
rating test dari sangat tinggi
Industrial
Fatigue (Tarwaka, 2013)
Research
Committee
(IFRC).
36
C. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2018). Berdasarkan rumus tujuan dalam
penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ho : Tidak ada hubungan shift kerja perawat dengan tingkat kelelahan
perawat di ruang rawat inap RSK Dr Rivai Abdullah Palembang tahun
2019.
2. Ha : Ada hubungan shift kerja perawat dengan tingkat kelelahan perawat
di ruang rawat inap RSK Dr Rivai Abdullah Palembang tahun 2019.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang
digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu desain
penelitian analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variable
dimana variabel independent dan variabel dependent diidentifikasi pada satu
satuan waktu (Dharma, 2011).
Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel
independent dan variabel dependent. Pada penelitian ini, peneliti mencari
hubungan antara shift kerja perawat dengan tingkat kelelahan perawat di ruang
rawat inap RSK Dr Rivai Abdullah Palembang tahun 2019.
Peneliti ingin menghubungkan shift kerja perawat dengan
menggunakan subjective self rating test dari Industrial Fatigue Research
Committee (IFRC) dengan tingkat kelelahan perawat di ruang rawat inap RSK
Dr Rivai Abdullah Palembang tahun 2019.
37
38
2. Sampel
Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2018). Sampel dalam
penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di ruang rawat inap
RSK Dr Rivai Abdullah sebanyak 44 orang perawat dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
Perawat yang sudah bekerja lebih dari 1 tahun di ruang rawat inap
RSK Dr Rivai Abdullah.
Bersedia menjadi responden dalam penelitian saat penelitian
dilaksanakan.
Perawat yang bekerja dengan sistem shift.
b. Kriteria eksklusi
Perawat yang sedang cuti saat penelitian dilaksanakan.
Perawat yang tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian
saat penelitian dilaksanakan
3. Tehnik Sampling
Tehnik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel
(Sugiyono, 2018). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah total sampling, yaitu tehnik pengambilan sampel dimana jumlah
sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2018). Alasan menggunakan
tehnik total sampling karena menurut Sugiyono (2018) jumlah populasi
yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian.
hitung 0,529 – 0,082 > nilai r tabel (0,36) dan reliable karena nilai
Alpha Cronbach 0,966 > 0,8.
F. Prosedur Penelitian
Bagan 4.1
Prosedur Penelitian
Tahap Persiapan :
1. Pengajuan surat permohonan izin penelitian
2. Menyampaikan surat permohonan izin penelitian kepada Direktur
Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang
Tahap Pelaksanaan :
1. Setelah mendapat izin dari kepala sub bagian diklat RSK Dr. Rivai
Abdullah Palembang, peneliti melakukan konfirmasi kepada kepala
instalasi rawat inap kemudian setiap kepala ruangan di unit yang akan
diteliti
2. Menemui calon responden dan menjelaskan tujuan penelitian dan cara
pengisian kuesioner
3. Meminta persetujuan kepada responden
4. Membagikan kuesioner kepada responden
5. Mempersilahkan responden mengisi kuesioner sesuai petunjuk
Tahap Akhir :
1. Kuesioner yang telah diisi, dikumpulkan dan diperiksa oleh peneliti
untuk memastikan apakah sudah terisi semua
2. Memasukkan dan mengolah data dengan program komputer
3. Hasil penelitian diseminarkan dalam sidang komprehensif
44
e. Mengeluarkan Informasi
Pada penelitian ini data telah disajikan sesuai dengan tujuan
permasalahan yang sudah dirumuskan dengan menggunakan suatu
program computer disajikan sesuai dengan tujuan permasalahan
yang telah ditentukan. Pada penelitian ini data yang disajikan
yaitu shift kerja perawat dan tingkat kelelahan perawat, disajikan
dalam dua bentuk yaitu :
1) Tulisan (Textular)
Hasil informasi yang didapat dituliskan dalam bentuk
interprestasi data dimana data yang didapat dijelaskan secara
deskriptif.
2) Tabel (Tabular)
Hasil data yang didapat dituliskan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan tabel silang.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Hasil analitik univariat berbentuk distribusi frekuensi dan
presentasi dari tiap variable (Hastono, 2001). Data dianalisis
dengan menampilkan data dalam bentuk distribusi frekuensi yang
dilaksanakan tiap-tiap variable dari hasil penelitian yaitu variable
independent yaitu shift kerja perawat dan variable dependent
tingkat kelelahan perawat.
Dalam analisa univariat menggunakan uji normalitas data
yang bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari
hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Data yang
membentuk distribusi normal bila jumlah data diatas dan dibawah
rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya
(Sugiyono, 2017). Jika data dengan distribusi normal maka
menggunakan mean, dan sebaliknya jika data dengan distribusi
tidak normal maka menggunakan median.
46
b. Anlisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
atau korelasi variable independent shift kerja perawat dan variable
dependent tingkat kelelahan perawat. Uji statistic yang digunakan
adalah Uji T dengan derajat kepercayaan 95% bila p value α ≤
0,05 menunjukkan hubungan bermakna, bila p value α > 0,05
menunjukkan hubungan tidak bermakna.
Uji T dikenal dengan Uji Parsial, yaitu untuk menguji
bagaimana pengaruh masing-masing variable bebasnya secara
sendiri-sendiri terhadap variable terikatnya. Uji ini dapat
dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t table atau
dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung.
H. Etika Penelitian
Pelaksanaan penelitian kesehatan, harus diperhatikan hubungan antara
kedua belah pihak secara etika, atau yang disebut etika penelitian. Adapun
status hubungan antara peneliti dengan yang diteliti dalam konteks ini adalah
masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajibannya. Secara rinci hak-
hak dan kewajiban peneliti dan yang diteliti (responden) adalah sebagai
berikut (Notoatmodjo, 2010) :
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed Consent diberikan kepada sampel penelitian sebelum
dilakukan penelitian. Jika bersedia, sampel peneliti harus menandatangani
lembar persetujuan, tetapi jika menolak maka peneliti tidak memaksa dan
tetap menghormati hak-hak sampel penelitian.
2. Privacy (Tanpa Nama)
Privacy adalah hak setiap orang. Semua orang mempunyai hak
untuk memperoleh Privacy atau kebebasan pribadinya. Seorang tamu,
termasuk peneliti yang datang ke ruang kerjanya , lebih-lebih akan
menyita waktunya untuk diwawancarai, jelas merampas privacy orang
atau responden tersebut.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
47
Ali, Amjad. 2018. Impact of morning and rotational duties on physical health of
nurses working in tertiary care hospitals of Karachi. November - December 2018
Vol. 34 No. 6 www.pjms.com.pk. doi: https://doi.org/10.12669/pjms.346.16187
Auliya, Nurul. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Tongkat Kelelaha Kerja dan
Dampaknya Terhadap Kinerja Operator Produksi ARV PT Kimia Farma
(PERSERO) Tbk. Unit Plant Jakarta. Jurnal Nusamba Vol 2 No 2 Oktober 2017.
Baiduri, W. 2008. Fatigue Assesment PT Pamapersada Nusantara. Jakarta.
Baits, Ustadz Ammi Nur. Kerja di Malam Hari Itu Haram?. [internet]. 2015.
[diambil 28 Februari 2019] dari : http:// Konsultasi Syariah.com
Dharma, Kelana Kusuma. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta. CV
Trans Info Media.
Dirgayudha, Dio. 2014. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kelelahan
Kerja Pada Pembuat Tahu Di Wilayah Kecamatan Ciputat Dan Ciputat Timur
Tahun 2014. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fitrihana, Noor. 2008. Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Antara Shift 1 dan
Shift 2 Di Departemen Production Finishing PT Panasonic Gobel Energy
Indonesia (PECGI) Bekasi. . [diambil Selasa, 29 Januari 2019] dari
:https://idslide.net/view-doc.html?utm_source=bab-i-pendahuluan-pada-
umumnya-yang-dimaksudkan-dengan-kerja-bergilir-shift-work
Government of Alberta. 2013. Fatigue And Safety At The Workplace.
Edmonton, AB: Government of Alberta, Employment and Immigration.
Grandjean, Etienne. Night Work and Shiftng The Task To The Man, 1986
Harma, Mikko dkk. 2017. Shift work with and without night work as a risk factor
for fatigue and changes in sleep length: A cohort study with linkage to records on
daily working hours. Journal of Sleep Research. 13 December 2017. DOI:
10.1111/jsr.12658
Hastono, Susanto Priyo. 2001. Modul Analisis Data. Jakarta: FKM UI.
Hastono, Susanto Priyo dan Sabri, Luknis. 2011. Statistik Kesehatan. Jakarta Pers.
Indonesia. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Waktu Kerja Lembur dan
Upah Lembur. [internet]. 2004. [diambil 31 Januari 2019] dari :
http://betterwork.org/in-labourguide/wp-content/uploads/KEP_102_2004_-
_Waktu_Upah_Kerja_Lembur.pdf.
Indonesia. UU no. 13/2003 pasal 77-85 Mengenai Ketenagakerjaan. [diambil 2
Februari 2019] dari: https://gajimu.com/pekerjaan-
yanglayak/kompensasi/pembagian-kerja-shift.
Indonesia. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 49 tahun 2014. [internet]. 2014. [diambil 2 Februari
2019]
Inta Hestya, dkk. Hubungan Shift kerja Terhadap Kelelahan Perawat di Instalasi
Rawat Inap Rsud Dr. Sayidiman Magetan Tahun 2012. [diambil 2 Februari 2019]
dari: http://www.academia.edu/4890689/Kti_all
Juliana, Mariani dkk. 2018. Analisis Faktor Risiko Kelelahan Kerja Pada
Karyawan Bagian Produksi Pt. Arwana Anugrah Keramik, Tbk. [diambil 2
Februari 2019] dari:
http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm/article/viewFile/511/pdf
Juniar, Helma Hayu. 2017. Analisis Sistem Kerja Shift Terhadap Tingkat
Kelelahan Dan Pengukuran Beban Kerja Fisik Perawat RSUD Karanganyar
Tahun 2017. Performa (2017) Vol. 16 No.1: 44-53
Palupi, Diah Ayu. 2015. Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Perilaku
Berbahaya Pada Peshift kerja Malam. Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
Pratiwi, Dita Andini Dwi. 2017. Gambaran Tingkat Kelelahan Kerja Perawat di
Ruang Perawatan Intensif. http://ejournal.s1.Undip.ac.id/
Revalicha, Nadia Selvia. Perbedaan Stress Kerja Ditinjau Dari Shift Kerja pada
Perawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal Psikologi Industri dan
Organisasi. Vol 1 No 3, Desember 2012.
Rusdi. 2017. Shift Kerja dan Beban Kerja Berpengaruh Terhadap Terjadinya
Kelelahan Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pemerintah.
Universitas Diponegoro Semarang. Manajemen keperawatan. Vol 2 No 1.5-16.
Suma’mur, P.K. 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Gunung Agung.
Vilia, Safitri, Larasati. Hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja pada perawat
di instalasi rawat inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. [internet].
2013. [diambil 28 Januari 2019] dari : http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php
/majority /article/download/261/259
Menyatakan bahwa :
1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian :
Hubungan Shift Kerja Perawat Terhadap Tingkat Kelelahan Perawat Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang Tahun
2019.
2. Setelah Saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan
kondisi:
a. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.
b. Apabila Saya inginkan, Saya boleh memutuskan untuk keluar/tidak
berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan alasan
apapun.
Palembang,
Yang membuat pernyataan
(…………………………..)
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN SHIFT KERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT
KELELAHAN PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
KUSTA Dr. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG
TAHUN 2019
A. Karakteristik Responden
No. Responden :
Tempat Tugas/ruang :
Usia : …………Tahun
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
Pendidikan Terakhir : 1. D3 3. Sarjana (S1)
2. D4 4. Ners (S1+Profesi)
Berapa lama Anda Bekerja di Unit ini ? …………..Tahun
Saat ini Anda sedang bekerja pada shift ? 1. Shift pagi
2. Shift sore
3. Shift malam
B. Petunjuk Pengisian
1. Survei ini bertujuan untuk mengetahui hubungan shift kerja perawat
terhadap tingkat kelelahan perawat. Survei ini memakan waktu kira-kira
10 menit untuk mengisi keseluruhan pernyataan.
2. Kuesioner ini bukan tes dengan jawaban benar atau salah, yang terpenting
adalah menjawab pertanyaan dengan jujur sesuai pendapat atau keadaan
yang sebenarnya.
3. Kami menjamin kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu/Sdr/i karena kuesioner ini
semata-mata bertujuan untuk penelitian.
4. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal bila semua pertanyaan
dijawab, oleh karena itu mohon diteliti kembali apakah semua pernyataan
telah terjawab sebelum dikembalikan kepada peneliti.
Keterangan :
SS : Sangat sering (hampir setiap hari terasa dalam 1 minggu)
S : Sering (3-4 hari terasa dalam 1 minggu)
K : Kadang-kadang ( 1-2 hari terasa dalam 1 minggu)
TP : Tidak pernah (tidak pernah terasa dalam 1 minggu)
Pertanyaan Jawaban
No Apakah setiap kali setelah bekerja
SS S K TP
Anda merasakan hal berikut :
1 Perasaan berat di kepala
2 Terasa lelah seluruh badan
3 Kaki terasa berat
4 Merasa kacau pikiran
5 Menguap
6 Menjadi mengantuk
7 Merasakan ada beban pada mata
8 Merasa kaku dan canggung dalam
bergerak
9 Berdiri tidak seimbang
10 Ingin berbaring
11 Merasa sukar berfikir
12 Lelah kalau berbicara
13 Menjadi gugup
14 Susah berkonsentrasi
15 Susah memusatkan perhatian
16 Cenderung lupa
17 Kurang percaya diri
18 Cemas terhadap sesuatu
Pertanyaan Jawaban
No Apakah setiap kali setelah bekerja
SS S K TP
Anda merasakan hal berikut :
19 Tidak dapat mengontrol sikap
20 Tidak dapat tekun dalam bekerja
21 Sakit kepala
22 Bahu terasa kaku
23 Nyeri pada pinggang
24 Pernapasan tertekan
25 Haus
26 Suara serak
27 Pening (perasaan berputar)
28 Kelopak mata terasa tegang
29 Gemetar pada anggota badan
30 Merasa kurang sehat
Jumlah