Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

I. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir dengan berat badan
kurang atau sama dengan 2500 gram (WHO, 1961), sedangkan bayi dengan berat badan
kurang dari 1500 gram termasuk bayi dengan berat badan lahir sangat rendah. Pada
kongres European Prenatal Medicine II (1970) di London diusulkan definisi sebagai
berikut:
a. Preterm Infant (bayi kurang bulan: masa gestasi kurang dari 269 hari (37mg).
b. Term infant (bayi cukup bulan: masa gestasi 259-293 hari (37 – 41 mg).
c. Post term infant (bayi lebih bulan, masa gestasi 254 hari atau lebih (42 mg/lebih).
Dengan pengertian di atas, BBRL dibagi atas dua golongan:
1. Prematuritas murni kurang dari 37 minggu dan BB sesuai dengan masa kehamilan/
gestasi (neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan/ NKB-SMK).
2. Dismatur, BB kurang dari seharusnya untuk masa gestasi/kehamilan akibat bayi
mengalami retardasi intra uteri dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilan (KMK). Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term dan post term yang
terbagi dalam :
a. Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB – KMK).
b. Neonatus cukup bulan – kecil untuk masa kehamilan (NCB – KMK).
c. Neonatus lebih bulan – kecil untuk masa kehamilan (NLB – KMK).

II. Etiologi
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang
berhubungan, yaitu :
1. Faktor ibu
a. Gizi saat hamil yang kurang
b. Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
c. Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat
d. Pekerjaan yang terlalu berat
e. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok
2. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion
b. Hamil ganda
c. Perdarahan antepartum
d. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini (KPD)
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam Rahim
c. Kehamilan ganda
4. Faktor yang masih belum diketahui

III. Manifestasi Klinis


1. Gejala klinis sebelum bayi dilahirkan :
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus partus prematurus dan
lahir mati.
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
c. Pergerakan janin yang pertama (quikening) terjadi lebih lambat, gerakan janin
lebih lambat, walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya.
e. Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa pula hidramnion,
hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toxemia gravidarum.
2. Setelah bayi lahir dibedakan antara bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin,
bayi prematur, bayi prematur dan bayi KMK
a. Bayi prematur
- Vernik kaseosa sedikit/tidak ada
- Jaringan lemak bawah kulit sedikit
- Tulang tengkorak lunak mudah bergerak
- Menangis lemah
- Kulit tipis, merah dan stranparan
- Tonus otot hipotoni
b. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
- Tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas
- Kulit tipis, kering, berlipat-lipat mudah di angkat
- Abdomen cekung atau rata
- Tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan
c. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin sama dengan bayi KMK (Mochtar,
2002).
IV. PATOFISIOLOGI
Etiologi

Faktor Ibu Faktor Plasenta Faktor Janin

BBLR/BBLSR

Permukaan tubuh relatif Jaringan lemak subkutan Prematuritas Fungsi organ-organ belum baik
lebih luas lebih tipis

Penurunan Daya Ginjal Otak Mata Kulit


Hati Usus
Penguapan Pernapasan dgn Kehilangan panas Pernapasan dgn Tahan
berlebih suhu luar melalui kulit suhu luar Imaturitas Ginjal Imaturitas - Imaturitas Halus mudah
Peristaltik belum
Konjugasi Dinding lambung sentrum2 vital lensa mata lecet
DK: Resiko sempurna
Kehilangan cairan
Kehilangan panas bilirubin belum lunak - Sekunder efek
Malnutrisi Infeksi
baik O2
Sekunder terapi Resiko Infeksi
Regulasi
Hipoglikemia Hiperbilirubin Mudah Pengosongan pernafasan Retrolentral pioderma
Dehidrasi DK: Hipotermia kembung lambung belum Fibroplasia
naik Pernafasan
Ikterus
periodic Retinopaty Sepsis
Paru
Reflek menelan Pernafasan Biot
- Pertumbuhan ddg dada blm sempurna
blm sempurna
- Vaskuler paru imatur
DK : Resti gangguan
Insuf. Pernafasan pemenuhan nutrisi kurang dr
kebutuhan tubuh
DK : Pola Nafas
Penyakit membran
Idro efektif
hialin
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Radiologi
a. Foto thoraks / baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang
bulan. Dapat dimulai pada umur 8 jam. Gambaran foto toraks pad bayi dengan
penyakit membran hyaline karena kekurangan surfaktan berupa terdapatnya
retikulogranularpada parenkin dan grukogram udara. Pada kondisi berat hanya
tampak gambaran white long (Mansjoer,dkk,2000)
b. USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada
umur 2 hari untuk mengetahui adanya hidrosefalus atau perdarahan intra cranial
dengan menyisualisasi ventrikel dan struktur otak garis tengah dengan fontanel
anterior yang terbuka(Merensten,2002)
2. Laboratorium
a. Darah rutin
1) Hematokrit ( HCT)
- Bayi usia 1 hari 48 – 69 %
- Bayi usia 2 hari 48 – 75%
- Bayi usia 3 hari 44 – 72 %
2) Hemoglobin (Hb) untuk bayi usia 1-3 hari 14,5 – 22,5 g/dl
3) Hb A>95% dari total atau 0,95 fiaksi Hb.
4) Jumlah Leukosit
- Bayi baru lahir 9,0 - 30,0 x 103 sel/mm3(NL)
- Bayi usia 1 hari / 24 jam 9,4 - 43,0x 103 sel/mm3(NL)
- Usia 1 bulan 9,0 - 19,5 x103 sel/mm3 (NL)
b. Bilirubin
Kadar setelah 1 bulan sebagai berikut :
- Terkonjungsi 0 - 0,3 mg/dl (0,5 Nmol/L)
- Tak terkonjungsi 0,1 - 0,7 mg/dl (2-12 Nmol/L)
c. Glukosa ( 8 - 12 jam post natal ) disebut hipoglikemia bila kosentrasi glukosa
plasma < 50 ml/dl
d. Analisa gas darah
1) Tekana potensial CO2 (PCO2) bayi baru lahir 27-40mmHg
2) Tekana potensial O2 (PO2)
a) lahir 8-24mmHg
b) 5-8 menit 33-75 mmHg
c) 30 menit 31-85 mmHg
d) 71 jam 55-80 mmHg
e) 1 hari 54-95 mmHg
f) Kemudian (menurun sesuai usia ) 83-108 mmHg
3) Saturasi oksigen
a) bayi baru lahir 85 - 90 %
b) kemudian 95 - 99 %
4) PH bayi premature (48 jam) 7,35 – 7,50
e. Elektrolit Darah
1) Natrium
a) Serum atau Plasma
- bayi baru lahir 136 – 146 mEa/L
- bayi 139 – 146 mEa/L
b) Urin 24 jam 40 – 220 mEa/L
2) Kalium
a) Serum bayi baru lahir 3,0 – 6,0 mEa/L
b) Plasma (heparin) 3,4- 4,5 mEa/L
c) Urin 24 jam 2,5 – 125 mEa/L
3) Klorida
a) Serum/Plasma
- Tali pusat 96 – 104 mEa/L
- Bayi baru lahir 97- 110 mEa/L
f. Test Kocok (shake Test)
Sebaiknya dilakukan pada bayi yang berusia < 1jam dengan mengambil
cairan amnion yang tertelan dilambung dan bayi nelum diberikan
makanan. Cairan amnion 0,5 cc ditambah garam faal 0,5 cc, kemudian ditambah 1
cc alcohol 95 % dicampur dalam tabung kemudian kocok 15 detik, kemudian
diamkan selama 15 menit dengan tabung tetap berdiri ,
1. (+) : bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin artinya
surfaktan terdapat dalam paru dalam jumlah yang cukup.
2. (-) : bila tidak ada gelembung atau gelembung sebanyak ½permukaan artinya
paru – paru belum matang / tidak ada surfaktan.
3. ragu : bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin jika hasilnya ragu maka tes
harus diulang.

VI. PENATALAKSANAAN
1. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan
istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam inkubator maka suhunya untuk
bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan untuk bayi dengan BB 2 – 2,5 kg adalah
34C. Bila tidak ada inkubator, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus
bayi dan meletakkan botol-botol hangat yang telah dibungkus dengan handuk atau
lampu petromak di dekat tidur bayi. Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan popok
untuk memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum, warna kulit, pernafasan,
kejang dan sebagainya sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
2. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit demi
sedikit. Secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian makanan dini berupa
glukosa, ASI atau PASI atau mengurangi resiko hipoglikemia, dehidrasi atau
hiperbilirubinia. Bayi yang daya isapnya baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba
minum melalui mulut. Umumnya bayi dengan berat kurang dari 1500 gram
memerlukan minum pertama dengan pipa lambung karena belum adanya koordinasi
antara gerakan menghisap dengan menelan.
Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan glukosa 5 % yang
steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram, 2 – 4 ml untuk bayi dengan
berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat lebih dari 1500
gram.
Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak mengalami
kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48 jam.
3. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan karena daya tubuh
bayi terhadap infeksi kurang antibodi relatif belum terbentuk dan daya fagositosis
serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Prosedur pencegahan infeksi adalah
sebagai berikut:
- Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit
sebelum masuk ke ruang rawat bayi.
- Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah memegang
seorang bayi.
- Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang
berhubungan dengan bayi.
- Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.
- Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang rawat bayi

VII.PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Prematuritas murni
 BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
 Masa gestasi < 37 minggu
 Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
 Lanugo (bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis,
telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
 Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, pada laki-laki testis belum turun.
 Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
 Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
 Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
 Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
 Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami
apnea, otot masih hipotonik
 Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum sempurna
2. Dismaturitas
 Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
 Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
 Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
 Tali pusat berwarna kuning kehijauan

VIII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Rencana keperawatan
Diagnosa
No Tujuan/ Rasionalisasi
keperawatan Intervensi
Kriteria Hasil
1 Pola nafas tidak Pola nafas yang 1. Berikan posisi 1.
efektif b/d tidak efektif kepala sedikit Memperlancar nafas
adekuatnya ekstensi
ekspansi paru Kriteria : 2. Berikan
 Kebutuhan oksigen dengan 2.
oksigen metode yang Mencegah kekurangan
menurun sesuai oksigen
 Nafas 3. Observasi
spontan, irama, kedalaman 3.
adekuat dan frekuensi Mengidentifikasi
 Tidak pernafasan keadaan pasien
sesak.
 Tidak ada
retraksi

2. Gangguan Suhu tubuh 1. 1.


regulasi suhu dalam batas Rawat bayi dalam Mempertahankan suhu
tubuh b/d normal dan inkubator bersuhu tubuh bayi.
kurangnya tidak hipotermi 32 - 35C. 2.
jaringan lemak dengan kriteria: 2. Agar tidak terjadi
dibawah kulit Suhu tubuh Pertahankan suhu kehilangan panas
36,5C – lingkungan yang berlebihan.
37,2C. adekuat. 3.
3. Memandikan bayi
Hindari bayi dengan hipotensi
dimandikan. membahayakan.
4.
4. Mengetahui
Monitor suhu tubuh perkembangan
setiap jam. /keadaan bayi.

3. Gangguan Kebutuhan 1. Observasi intake 1. Mengidentifikasi


pemenuhan nutrisi kurang dan output setiap keseimbangan
nutrisi terpenuhi hari. antara perkiraan
berhubungan dengan kriteria: pemasukan dan
dengan refleks Turgor kulit 2. Monitor bb setiap kebutuhan nutrisi.
menghisap dan membaik. hari. 2. Membantu dalam
menelan yang BAB dan BAK memantau
belum sempurna. lancar. 3. Kolaborasi keefektifan aturan
pemberian infus. terapeutik.
3. Ketentuan dukungan
nutrisi didasarkan
pada perkiraan
kebutuhan bayi.

4 Potensial infeksi Infeksi tidak 1. Cuci tangan 1. Mengurangi


berhubungan terjadi atau sebelum dan resiko infeksi
dengan bayi terhindar sesudah tindakan. nasokomial kepada
rendahnya kadar dari infeksi 2. Lakukan parasat bayi.
Ig G dan relatif dengan kriteria: dengan teknik 2. Melindungi bayi
belum Tanda-tanda aseptic. dari infeksi.
membentuk infeksi sudah 3. Batasi kontak 3. Meminimalkan
antibodi. terlihat. langsung dengan terjadinya infeksi.
bayi. 4. Mengetahui
4. Observasi tanda- adanya indikasi
tanda infeksi. infeksi.
5. Kulit dan tali 5. Potensial entri
pusat dirawat dan organisme ke dalam
dibersihkan. tubuh.
6. Berikan terapi
sesuai indikasi.

5. Potensial Disintegrasi 1. Bersihkan genital 1. Menurunkan


kerusakan kulit dapat dan sekitar kontaminasi kulit
integritas kulit dicegah. setelah BAB dan membantu dalam
berhubungan BAK. menurunkan eksudat.
dengan tipisnya 2. Beri talk secara 2. Meminimalkan
kulit dan merata pada kulit resiko terjadinya
kurangnya bagian tebal iritasi.
pergerakan. bagian tubuh 3. Memberikan
yang tertekan. perlindungan
3. Ganti popok tambahan pada kulit
setiap kali basah yang halus.
dan kotor. 4. Mengenal adanya
4. Observasi tanda- kerusakan integritas
tanda kemerahan kulit.
dan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai