Anda di halaman 1dari 16

PERAN BASYARNAS

DALAM PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH


(STUDI PANDANGAN PELAKU EKONOMI SYARIAH DI JAKARTA)

M. Nurul Irfan, Afwan Faizin, Bukhori Muslim

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah


Jl. Ir. H. DJuanda No. 95, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten
Email: nurul.irfan@uinjkt.ac.id

Abstrak

Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas) merupakan salah satu wujud dari
Arbitrase Islam yang pertama kali didirikan di Indonesia. Basyarnas berdiri secara
otonom dan independen sebagai salah satu instrumen hukum yang menyelesaikan
perselisihan para pihak, baik yang datang dari dalam lingkungan bank syariah,
asuransi syariah, maupun pihak lain yang memerlukannya. Berkatian dengan fungsi
Basyarnas, artikel ini membahas tiga masalah pokok berikut ini: pertama,
pandangan pelaku ekonomi syariah terhadap Basyarnas. Para pelaku ekonomi
syariah pada umumnya memandang penting posisi Basyarnas dalam penyelesaian
sengketa dalam ekonomi Syariah. Nampak dalam lima tahun terakhir (2010-2015)
jumlah perkara sengketa yang masuk di Basyarnas (23 perkara) sedikit lebih
banyak dibanding perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama (20 perkara).
Kedua, alasan pelaku ekonomi syariah memilih jalur arbitrase karena prosesnya
lebih cepat, biaya ringan dan putusannya bersifat final dan mengikat serta rahasia
para pihak tetap terjaga. Ketiga, faktor yang mempengaruhi pilihan tersebut
ditentukan juga oleh tingkat kepercayaan pelaku ekonomi syariah terhadap
kemampuan hakim di lingkungan Pengadilan Agama dalam menyelesaikan
sengketa.

Kata kunci: arbitrase, basyarnas, sengketa, ekonomi, syari’ah

Abstract

National Shariah Arbitration Board (Basyarnas) is one of the manifestations of the


first established Islamic Arbitration in Indonesia. Basyarnas stands autonomously
and independently as one of the legal instruments that resolve disputes of the
parties, whether coming from within the environment of Islamic banks, Takaful
Insurance, or any other party who needs it. In connection with the Basyarnas
function, this article discusses the following three main issues: Firstly, the view of
sharia economic actors on Basyarnas. Shariah economic actors generally consider
the importance of Basyarnas’s position in settling disputes in Sharia economics. In
the last five years (2010-2015) the number of disputes cases in Basyarnas (23
cases) is slightly higher than cases handled by the Religious Courts (20 cases).
Secondly, the reason for sharia economic actors chooses the arbitration route
because the process is faster, the cost is light and the verdict is final and binding
and the secrets of the parties are maintained. Thirdly, the factors that influence the
choice are also determined by the level of confidence of the sharia economic actors
to the judges’ ability within the Religious Courts to resolve the dispute.
Vol. XI No. 2, Desember 2017

Keywords: arbitrase, basyarnas, dispute resolution, economics, shariah

A. Pendahuluan Nomor 7 Tahun 1989. Padahal jika


Undang-Undang Nomor 3 Tahun dicermati bunyi Pasal 49 Undang-
2006 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989, kata
Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang menyelesaikan yang dimaksud adalah
kemudian diubah dengan Undang- mengeksekusi putusan.2
Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pendapat senada diungkapkan oleh
Perubahan kedua atas Undang-Undang Ketua DSN-MUI, Ma’ruf Amin yang
Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan menegaskan bahwa perubahan itu terkait
Agama, yaitu pada Pasal 49 huruf (i) dengan disahkannya Undang-Undang
menyatakan secara tegas bahwa Nomor 3 Tahun 2006 sebagai pengganti
Pengadilan Agama bertugas dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989.
berwenang memeriksa, memutus dan Jika mengalami sengketa di bidang
menyelesaikan perkara di tingkat ekonomi syariah masyarakat dapat
pertama antara orang-orang yang memilih jalur non-litigasi melalui Badan
beragama Islam di bidang ekonomi Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas)
syariah,1 kemudian ditegaskan kembali atau jalur litigasi melalui peradilan
oleh Undang-Undang Nomor 21 Tahun agama, jika membutuhkan penetapan
2008 tentang Perbankan Syariah pada eksekusi Basyarnas akan meminta
Pasal 55 ayat (1) yang menyatakan kepada Pengadilan Agama bukan
bahwa penyelesaian sengketa perbankan Pengadilan Negeri.3
syariah dilakukan oleh Pengadilan dalam Terkait dengan penyelesaian non-
lingkungan Pengadilan Agama. litigasi melalui arbitrase, Undang-
Kewenangan absolut tersebut menjadi undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
semakin kuat dengan keluarnya putusan Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Mahkamah Konstitusi Nomor: 93/PUU- Sengketa, dapat dikatakan sebagai
X/2012 mengakhiri dualisme wujud yang paling riil dan lebih spesifik
penyelesaian sengketa ekonomi syariah dalam upaya negara mengaplikasikan
antara peradilan agama dan peradilan dan mensosialisasikan institusi
umum, sehingga pengadilan agama perdamaian dalam sengketa bisnis.
secara yuridis formal satu-satunya yang Dalam undang-undang ini pula
berwenang menyelesaikan sengketa dikemukakan bahwa Negara memberi
ekonomi syariah. kebebasan kepada masyarakat untuk
Hasbi Hasan menyatakan bahwa menyelesaikan masalah sengketa
sebelum diundangkan Undang-Undang bisnisnya di luar pengadilan, baik
Nomor 7 Tahun 1989 tentang peradilan melalui konsultasi, mediasi, negoisasi,
agama, putusan peradilan agama harus konsiliasi atau penilaian para ahli.4
dikuatkan dan dieksekusi oleh peradilan Dewasa ini penyelesaian sengketa
umum, namun pasca diundangkannya atau konflik sebagian sudah mulai
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, beralih ke penyelesaian dengan cara
Peradilan Agama telah diberi non-litigasi yang dikenal dengan
kewenangan untuk mengeksekusi sendiri Penyelesaian Sengketa Alternatif atau
putusannya. Oleh karena itu, persepsi Alternative Dispute Resolution (ADR).
yang mengemuka bahwa Peradilan Di Amerika dan di Australia hampir 90
agama bukan lembaga eksekutorial persen sengketa diselesaikan melalui
terhadap putusan perkara ekonomi non-litigasi, terutama di kalangan
syariah adalah persepsi yang dibangun usahawan. Demikian juga di Indonesia
sebelum lahirnya Undang-Undang penyelesaian sengketa melalui lembaga

146 M. Nurul Irfan, Afwan Faizin, Bukhori Muslim


Vol. XI No. 2, Desember 2017

ini sudah mulai tampak, terutama di sengketa ekonomi Syariah di Basyarnas


kalangan usahawan.5 dengan studi kasus di DKI Jakarta.
Namun dalam konteks sengketa Kedua, Menjelaskan alasan para pelaku
ekonomi syariah, berdasarkan beberapa ekonomi syariah memilih penyelesaian
penelitian yang telah dilakukan para non-litigasi memalui Basyarnas. Ketiga,
pegiat ekonomi syariah umumnya lebih Menjelaskan faktor-faktor yang
memilih jalur litigasi karena sulitnya mempengaruhi pilihan pelaku ekonomi
eksekusi putusan arbitrase syariah tanpa syariah dalam penyelesaian sengketa
perintah Pengadilan.6 Kecendrungan ini ekonomi syariah.
dapat dilihat dari minimnya pengajuan Sedangkan kegunaan penelitian ini
arbitrase syariah ke Basyarnas. adalah: Pertama, secara akademik akan
Masyarakat umumnya kurang berminat mengetengahkan kajian akademik yang
menyelesaikan sengketa ekonomi menjelaskan perlunya peningkatan
syariah melalui Basyarnas. Mereka lebih capity building Basyarnas dan
memilih jalur non-litigasi yang lain, Pengadilan Agama dalam penyelesaian
seperti mediasi, dan sejenisnya atau jalur sengketa ekonomi syariah pasca putusan
litigasi. Data menunjukkan bahwa dari Mahkamah Konstitusi Konstitusi Nomor
awal berdirinya pada tahun 2003 hingga : 93/PUU-X/2012. Secara praksis,
tahun 2007, baru dua sengketa penelitian ini mendorong untuk semua
perbankan syari’ah yang berhasil pihak terkait seperti Basyarnas untuk
dituntaskan Basyarnas. Tiga sengketa meningkatkan kredibilitasnya dalam
lainnya sempat didaftarkan tetapi penyelesaian sengketa ekonomi syariah.
akhirnya tidak diproses dikarenakan Sedang secara politis, penelitian ini akan
kurang memenuhi persyaratan. memperkuat kedudukan Peradilan
Sementara BAMUI, dari 1993 hingga Agama dan Basyarnas dalam
2003 tercatat menyelesaikan 12 sengketa penyelesaian sengketa ekonomi syariah
perbankan syariah. Dengan demikian, pasca putusan Mahkamah Konstitusi
Basyarnas dam BAMUI baru Konstitusi Nomor : 93/PUU-X/2012.
menyelesaikan 14 sengketa perbankan Artikel ini merupakan hasil
syariah.7 penelitian yang dilakukan dengan
Hal ini menimbulkan pertanyaan metode deskriptif, dan menggunakan
besar, mengapa para pegiat ekonomi pendekatan kualitatif. Menurut Sumadi
tidak memanfaatkan penyelesaian Suryabrata, tujuan penelitian deskriptif
sengketa ekonomi syariah melalui jalur adalah untuk membuat uraian atau
non-litigasi litigasi melalui Basyarnas, ungkapan yang didasarkan secara
apakah semakin kuatnya yurisdiksi sitematis, faktual, dan akurat 8 serta
Pengadilan Agama dalam penyelesaian didasarkan kepada analisa pada
sengketa ekonomi syariah pasca putusan pembahasan yang menunjukkan
Mahkamah Konstitusi Konstitusi bagaimana temuan-temuan itu
Nomor: 93/PUU-X/2012 yang telah ditemukan.9
menegaskan kewenangan absolut PA Sumber data dibagi menjadi dua
juga mempengaruhi pilihan penyelsaian macam: sumber data primer dan sumber
sengketa para pelaku ekonomi syariah, data sekunder. Sumber data primer
atau faktor lain yang menyebabkan dalam penelitian ini adalah: Pertama,
minimnya pengajuan penyelesaian para pelaku ekonomi Syariah, hakim
sengketa melalui Basyarnas. PA, Basyarnas, dan para pakar.
Penelitian ini bertujuan: Pertama, Sedangkan sumber sekunder diambil
menjelaskan pandangan para pelaku dari buku-buku, artikel, dan tulisan-
ekonomi Syariah dalam menyelesaikan

Peran Basyarnas dalam Penyelesaian Sengketa 147


Vol. XI No. 2, Desember 2017

tulisan yang terkait dengan peneletian Sebagai pembanding informasi


ini. mengenai masalah pokok yang digali
Teknik pengumpulan data yang pada peneltian ini sebagaimana dapat
dipergunakan dalam penelitian ini yaitu: dilihat pada rumusan masalah pada bab
1. Wawancara mendalam dengan para I, wawancara juga dilakukan terhadap
pelaku ekonomi Syariah, hakim PA, para hakim pengadilan Agama sebagai
Basyarnas, dan para pakar. pelaksana Undang-undang dan pihak
2. Dokumentasi berupa Undang- Basyarnas. Terhadap para hakim,
undang terkait, yakni Undang- wawancara dilakukan kepada hakim
undang Arbitrase, Undang-Undang Pengadilan Agama Tiga Raksa
Kekuasaan Kehakiman, dan Tangerang dan hakikm Pengadilan
Undang-undang Perbankan Syariah Agama Tangerang Kota. Sedangkan
serta putusan Mahkamah Konstitusi. Terhadap Pihak Basyarnas, data
3. Focused Group Discussion untuk diperoleh dari kantor Basyarnas yang
memperdalam materi atau topik beralamatkan di Jl. Dempo Kawasan Jl.
yang belum jelas sehingga peneliti Proklamasi Jakarta Pusat.
terhindar dari kesalahpahaman. Pasca putusan MK yang
Dalam proses analisis data, memberikan kewenangan absolut PA
peneliti melakukan beberapa langkah dalam penyelesaian sengketa ekonomi
yang ditempuh yakni pertama, peneliti syariah, menurut sebagian praktisi
melakukan pengumpulan data. Kedua, hukum, ternyata berdampak positif
mengelompokkan data-data. Ketiga, terhadap posisi Basyarnas. Ketua PA
membandingkan data naratif dengan Tangerang menyatakan:
pandangan para informan dan mencari “Setelah adanya putusan MK No.
kesamaan dan perbedaan, Keempat, 93 tahun 2012 tentang
menyimpulkan. kewenangan absolut Pengadilan
Agama mengenai ekonomi syariah
B. Pandangan Pelaku Ekonomi masyarakat sedikit demi sedikit
Syariah telah menyadari bahwa sengketa
Yang dimaksud pelaku ekonomi tentang ekonomi syariah sekarang
Syariah dalam penelitian ini adalah menjadi kewenangan dari
pihak bank syariah dan pihak non-bank Pengadilan Agama dan bukan
syariah yang sampelnya terdiri dari kewenangan Pengadilan Umum.
Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah, Apabila dibandingkan dengan
Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Basyarnas, sebagian masyarakat
Negara Indonesia (BNI) Syariah dan PT. masih mempercayai bahwa
Danareksa Syariah. Keempat lembaga sengketa ekonomi syariah lebih
yang meliputi tiga bank dan satu baik ditangani oleh Basyarnas
lembaga non-bank tersebut telah dengan alasan di Pengadilan
memberikan data kepada peneliti Agama prosesnya terlalu berbelit-
melalui wawancara yang dilakukan belit, dimulai dari mediasi,
sejak paruh kedua bulan November penjelasan penggugat, penjelasan
hingga minggu ketiga bulan Desember penggugat, verstek, dll.”10
2015. Sedangkan Bank Muamalat
Indonesia (BMI) dan PT Takaful kedua Sejalan dengan uraian di atas
lembaga ini hingga awal Januari 2016 pihak Basyarnas juga menyatakan
ini belum memberikan jawaban tegas bahwa berperkara di Basyarnas
tentang perkenan atau tidaknya prosesnya bisa lebih cepat ,tertutup
diwawancarai dalam penelitian ini. untuk umum dan data bersifat rahasia.11

148 M. Nurul Irfan, Afwan Faizin, Bukhori Muslim


Vol. XI No. 2, Desember 2017

Proses cepat sebagaimana dimaksudkan Bahkan posisi tersebut perlu


oleh pihak Basyarnas ini karena diperkuat dengan menjalian kerjasama
perkara yang masuk akan langsung antara PA dan Basyarnas. Hal
ditangani tanpa harus mengantri denganj diperlukan karena proses eksekusi
nomor urut registrasi sebagaimana yang putusan Basyrnas memerlukan perintah
biasa terjadi di Pengadilan. Tertutup pengadilan (baca: PA). Hakim PA
maksdunya memang dalam menanganai Tangerang menyatakan bahwa dengan
kasus sengketa ekonomi syariah tidak menjalin hubungan dengan Pengadilan
bersifat terbuka untuk umum. Hal ini Agama supaya putusan kesepakatan
antara lain dimaksudkan untuk menjaga yang dibuat oleh Basyarnas bisa
kerahasiaan para pihak yang mempunyai kekuatan hukum tetap,
bersengketa. Sebab Bila dilakukan sehingga bisa mengantisipasi apabila ada
secara terbuka bisa jadi prifasi dan yang melanggar kesepakatan yang telah
rahasia para pihak akan diketahui umum ditetapkan oleh Basyarnas. Dengan
dan hal ini akan meimbulkan demikian, maka bagi yang melanggar
ketidaknyamanan para pihak. dilakukan ketentuan inin akan dikenakan sangsi
regi sesuai kesepakatan awal.12
Memang pandangan tersebut, Hal senada juga dikemukan oleh
secara kuantitatif perlu diuji lebih jauh. Hakim PA Tigaraksa dan PA Jakarta
Namun paling tidak terdapat perubahan Selatan bahwa eksistensi Basyarnas
mindset terhadap posisi Basyarnas sebenarnya dapat menjadi pilihan terbaik
sebagai lembaga arbitrase syariah yang dalam penyelesaian sengketa ekonomi
memiliki kewenangan dalam syariah melaui jalur non-litigasi.
penyelesaian sengketa ekonomi syariah. Bansyarnas menjadi pilihan terbaik
Perubahan posisi Basyarnas menjadi apabila pihak yang mengajukan sengketa
lebih kuat tatkala pilihan atau opsi sesuai ekonomi syariah tersebut menginginkan
telah dihapuskan berdasar putusan MK kesepakatan bersama. Apabila
nomor 93 Tahun 2012 terkait judicial dianalogikan di dalam filsafat hukum
review Undang-Undang Nomor 21 apabila A dan B sama-sama mengakui
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah ini hak saya dan ia ingin mencari siapa
khususnya penjelasan Pasal 55 ayat (2). yang seharusnya mempunyai hak
Dalam Penjelasan Pasal 55 ayat (2) tersebut maka ia seharusnya ke
Undang-undang tersebut memberikan Basyarnas. Akan tetapi, apabila pihak
alternatif lain penyelesaian sengketa yang mengklaim bahwa ini hak saya
yang disesuaikan dengan isi akad atau bukan hak kamu atas kemauan dari
perjanjian bahkan peluang penyelesaian sebelah pihak maka ia harus ke
sengketa melalui Peradilan Umum. Pengadilan Agama.13
Munculnya alternatif penyelesaian Meski demikian hakim-hakim PA
tersebut mengakibatkan berbagai di atas, kelemahan mendasar dari
persoalan, di antaranya bahkan putusan Basyarnas adalah proses
membinggungkan bagi para pihak, oleh eksekusinya memerlukan perintah
karena itu perlu ketegasan tentang Pengadilan. Inilah kemudian bila tidak
kewenangan penyelesaian sengketa terjadi kesepakatan maka para pihak
ekonomi syariah agar ada kepastian lebih memilih jalur litigasi dibanding
hukum. Dengan dibatalkannya arbitrase di Basyarnas. Bahkan dengan
penjelasan pasal 55 ayat (2) tersebut dikuatkannya kewenangan absolut PA
maka ketegasan dan kepastian hukum dalam sengketa ekonomi, terdapat
telah ditetapkan dan berdampak positif kecenderungan pihak Lembaga
pula terhadap pengakuan atas Basyarnas. Keuangan Syariah (LKS) lebih memilih

Peran Basyarnas dalam Penyelesaian Sengketa 149


Vol. XI No. 2, Desember 2017

jalur litigasi di PA atau PN bila tidak sengketa lebih mahal dibandingkan


tercapai mufakat dibanding memilih Pengadilan Agama dan Pengadilan
jalur arbitrase di Basyarnas. Negeri. Kedua, Basyarnas tidak
Bank Syariah Mandiri (BSM), memiliki jurusita sehingga ketika sudah
bahkan masih tetap memlih jalur litigasi ada putusan tidak bisa langsung
melaui Pengadilan Negeri pasca Putusan eksekusi. Ketiga, putusannya tidak
MK karena menganggap bahwa putusan berkekuatan hukum tetap bila para pihak
MK tersebut masih multitafsir dan masih terjadi ingkar, sehingga proses
meragukan kesiapan PA dalam eksekusinya diperlukan perintah
menangani sengketa ekonomi syariah. Pengadilan.15
BSM menganggap putusan MK tersebut Berbeda dengan hal tersebut, pihak
tidak berpengaruh, karena sampai saat BNI Syariah lebih memilih menjalankan
ini BSM tidak mengajukan sengketa putusan MK apa adanya. Bank BNI
ekonomi syariah ke Basyarnas lagi. Syariah belum pernah mengajukan
Pasca putusan MK No. 93 tahun 2012 penyelesaian sengketa ekonomi syariah
tentang kewenangan absolut Pengadilan ke Basyarnas, melainkan selalu ke
Agama dalam sengketa Ekonomi Pengadilan Agama bahkan sudah banyak
Syariah, BSM masih beranggapan sengketa yang diajukan kepada
bahwa putusan MK tersebut masih multi Pengadilan Agama terkait ekonomi
tafsir, karena dari pihak OJK maupun syariah antara Bank BNI Syariah dengan
MK kepada pihak bank tidak ada yang nasabah, bahkan sudah ada yang di
memberikan kepastian apakah eksekusi. Putusan MK ini memang
penyelesaian sengketa ekonomi syariah masih menjadi perdebatan dilingkungan
diajukan ke Pengadilan Agama atau perbankan. Akan tetapi, Bank BNI
Pengadilan Negeri? Di samping itu tidak Syariah mencari jalan efektif yaitu
ada keseragaman pemahaman mengenai dengan menjalankan putusan MK
kewenangan penyelesaian sengketa tersebut, memang dengan adanya
ekonomi syariah tersebut diantara para putusan MK ini sengketa yang diajukan
hakim. Dan selama ini BSM ke Basyarnas tentunya lebih sedikit.16
mengajukan sengketa ekonomi syariah Bank BTN Syariah juga cenderung
ke Pengadilan Negeri dikarenakan memilih penyelesian melalui PA
menurut BSM hakim Pengadilan Agama dibanding Basyarnas, meski mengakui
belum begitu berpengalaman menangani penyelesaian melalu Basyranas lebih
sengketa ekonomi syariah dibandingkan efektif. Penyelesaian sengketa ekonomi
dengan hakim Pengadilan Negeri yang sebenarnya lebih efektif di Basyarnas,
sudah biasa menangani sengketa akan tetapi semenjak adanya putusan
mengenai bisnis.14 MK tersebut Bank BTN divisi Syariah
Bagi BSM, Basyarnas memiliki ini sudah beralih ke Pengadilan Agama
kelebihan dan kekurangan sebagai dan sebelum ke Pengadilan Agama kami
lembaga arbitrase. Kelebihan yang masih menyelesaikan sengketa ekonomi
dimiliki adalah: pertama, putusan syariah melalui jalur musyawarah
Basyarnas bersifat final and binding. terlebih dahulu. Apabila musyawarah
Kedua, Putusannya lebih cepat diantara pihak Bank dengan nasabah
dibanding Pengadilan. Ketiga, belum menemukan titik temu maka
penyelesaiannya bersifat rahasia, tidak Bank mengajukan sengketa ekonomi
dipublikasi sehingga bisa menjaga nama syariah tersebut ke Pengadilan Agama.
baik para pihak terutama Bank. Namun Salah satunya BTN sudah pernah
terdapat kekurangan yang dimiliki mengajukan sengketa ekonomi syariah
Basyarnas. Pertama, biaya penyelesaian

150 M. Nurul Irfan, Afwan Faizin, Bukhori Muslim


Vol. XI No. 2, Desember 2017

di Pengadilan Agama Serang dan Sebab menurut salah seorang


Pengadilan Agama Cilegon.17 anggota DSN (Dewan Syariah
Dalam posisi ini sebenarnya pihak Nasional), Hasanuddin, M.Ag. bahwa
Bank sebenarnya bersifat pasif. Namun putusan MK yang menyatakan bahwa
pasca putusan MK terdapat sengketa ekonomi syariah menjadi
kecenderungan para para pihak memilih kompetensi absolut PA sudah sangat
penyelesaian di Pengadilan Agama tepat. Sebab hakim-hakim PA, terlebih
dibanding Basyarnas. Para pihak lagi yang penah kuliah di Fakultas
memandang penyelesaian Basyarnas Syariah. Mereka pasti sedikit banyak
lebih mahal dibanding penyelesaian di pernah belajar fiqh muamalat.18
Pengadilan Agama. Meski memiliki
kelebihan di mana putusan Basyranas C. Alasan Pilihan Penyelesaian
lebih cepat dibanding PA. Sekali lagi Sengketa Melalui Arbitrase
persoalan kekuatan hukum sebenarnya Syariah
semakin kurang menarik bagi para Dari delapan daftar pertanyaan,
pelaku ekonomi syariah, meski jawaban pokok yang ingin digali dari
Basyarnas memiliki kelebihan-kelebihan sumber data baik pihak bank mapun
dibanding PA. non-bank adalah mengenai alasan
Belum lagi masih terdapat tafsiran mengapa Basyarnas atau PA sebagai
yang berbeda oleh pelaku terhadap pilihan terbaik dalam menyelesaikan
putusan MK tersebut. Beberapa pelaku sengketa ekonomi syariah dan fator-
ekonmi syariah masih menuntut faktor apa saja yang mempengaruhi
penegasan dari OJK tentang pilihan antara kedua lembaga tersebut.
kewenangan penyelesaian sengketa Tentu saja mengingat subyek utama
ekonomi syariah. Di antara alasan pihak dalam masalah ini berupa pelaku
BSM tidak mengajukan penyelesaian ekonomi syariah, maka lembaga
sengketa ekonomi syariah ke PA perbankan akan dikemukakan terlebih
adalah karena faktor pengalaman hakim dahulu. Sedangkan lembaga non bank,
hakim di lingkungan PA. Pihak BSM khususnya pihak pengadilan dan
lebih memilih PN karena faktor Basyarnas sendiri akan dikemukakan
pengalaman PN yang telah terbiasa pada bagian akhir. Sebab baik pihak
menyelesaikan sengketa ekonomi Basyarnas maupun Pengadilan Agama
dibandingkan dengan PA. Hal ini tentu hanya sebagai informasi tambahan untuk
saja menimbulkan pertanyaan lebih melengkapi dan sekaligus meng-
lanjut, apakah benar bahwa hakim crossceck informasi yang diperolah dari
hakimPN jauh lebih berpengalaman pelalu ekonomi syariah dunia
dalam mengani kasus sengketa dari perbankan.
pada hakim hakim PA? Hal ini tentu
masih perlu diteliti lebihj lanjut.

Peran Basyarnas dalam Penyelesaian Sengketa 151


Vol. XI No. 2, Desember 2017

Tabel 1: Jawaban pelaku ekonomi syariah


atas jumlah kasus sengketa dan penyelesaiannya

Jawaban
Pertanyaan
Bank Syariah Bank Tabungan Bank Negara
(urut nomor 1 )
Mandiri Negara Syariah Indonesia Syariah
Jumlah kasus Satu kali Tidak jelas berapa Tidak pernah ada
sengketa dan mengajukan kasus, tetapi sengketa kasus sengketa, tetapi
penyelesaiannya sengketa ke diselesaikan secara jika ada akan
Basyarnas, tetapi musyawarah, lalu, diajukan ke PA sesuai
merasa dirugikan jika perlu melaui putusan MK No 93
oleh pihak Basyarnas Tahun 2012
Basyarnas
Sumber: Wawancara

Bardasarkan tabel 1 di atas bisa sekalipun pernah merasa dikecewakan,


diketahui bahwa sengketa ekonomi BTN lebih memilih cara musyawarah
syariah hanya pernah terjadi satu kali di antar pihak dan jika terpaksa akan
BSM, sedangkan di BTN Syariah kasus melibatkan Basyarnas sedangkan BNI
sengketa tidak jelas pernah terjadi Syariah, menjadikan putusan MK
berapa kali. Sementara di BNI Syariah Nomor 93 sebagai dasar hukum dalam
kasus sengketa ekonomi syariah belum menyelesaikan sengketa ekonomi
pernah terjadi. Namun pihak yang syariah, sehingga akan memilih PA
dianggap lebih tepat untuk dipilih oleh sebagai lembaga terbaik dalam
ketiga lembaga bank di atas cukup menyelesaikannya.
beragam, BSM memilih Basyarnas

Tabel 2: Jawaban pelaku ekonomi syariah


atas pilihan lembaga terbaik dalam menyelesaikan kasus sengketa

Jawaban
Pertanyaan
Bank Syariah Bank Tabungan Bank Negara
(urut nomor 2)
Mandiri Negara Syariah Indonesia Syariah
Apakah Secara teori Musyawarah para Penyelesaian
penyelesaian Basyarnas lebih pihak jelas lebih sengketa ekonomi
sengketa efektif, tetapi pada baik, namun jika syariah di Pengadilan
ekonomi praktiknya tidak diperlukan akan jelas lebih efektif,
syariah di demikian.19 mengajukan ke PA, baik di PA, PN
Basyarnas lebih seperti pernah maupun di
efektif? diajukan ke PA Pengadilan Niaga.21
Serang dan Cilegon.20
Sumber: Wawancara

Berdasarkan tabel 2 di atas, hal antara teori dan praktik terjadi


menarik yang perlu dikomentari adalah ketimpangan dan tidak singkron.
bahwa BSM pernah kecewa dan merasa Sedangkan Pihak BTN Syariah sangat
dirugikan oleh Basyarnas, sehingga kosnsisten dalam melaksanakan putusan
pihak BSM mengemukakan bahwa MK, sehingga BTN Syariah selalu

152 M. Nurul Irfan, Afwan Faizin, Bukhori Muslim


Vol. XI No. 2, Desember 2017

mengajukan sengketa ekonomi Hal ini jelas berbeda dengan amanat


syariahnya ke Pemgadilan Agama, putusan MK nomor 93 di atas yang
seperti yang pernah diproses di PA menyatakan bahwa sengketa ekonomi
Serang dan Cilegon. Sementara pihak syariah menjadi wewenang PA, bukan
BNI Syariah secara tegas menyatakan PN atau Pengadilan Niaga. Apakah hal
bahwa memproses penyelesaian ini ada hubungan dengan masalh
sengketa ekonomi syariah akan lebih kepercayaan pihak BNI Syariah terhadap
efektif jika dilakukan di Pengadilan. kemampuan para hakim PA? Hal ini
Tetapi hal yang sangat aneh BNI Syariah sebaiknya dapat diketemukan
masih menyatakan bahwa masalah jawabannya dalam tabel-tabel
sengketa ekonomi syariah bisa juga berikutnya.
diajukan ke PN dan Pengadilan Niaga.

Tabel :3 Jawaban pelaku ekonomi syariah


aAtas pengaruh Putusan MK terhadap pilihan lembaga yang tepat dalam
menyelesaikan sengketa

Jawaban
Pertanyaan
Bank Syariah Bank Tabungan Bank Negara
(urut nomor 3)
Mandiri Negara Syariah Indonesia Syariah
Pengaruh PA jelas lebih tepat, Penyelesaian sengketa Penyelesaian
Putusan MK No karena biaya ekonomi syariah sengketa ekonomi
93 Tahun 2012 ringan, sedangkan pasca Putusan MK syariah pasca Putusan
Terhadap di Basyarnas, pihak jelas lebih tepat MK jelas lebih tepat
Pilihan lembaga yang mengajukan diajukan ke PA diajukan ke PA
yang berhak sengketa dikenakan bukan ke Basyarnas. bukan ke Basyarnas.
menangani fee dan biaya ini Hal ini sesuai dengan Hal ini sesuai dengan
sengketa disesuaikan dengan amanat putusan MK amanat putusan MK
ekonomi besar kecilnya di atas. di atas. Terdapat
sengketa yang bisa pengaruh, sehingga
jadi menyulitkan sengketa yang
pihak-pihak. diajukan ke
Basyarnas semakin
berkurang.
Sumber: Wawancara

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat pada saat wawancara dengan tim


diketahui bahwa pelaku eknomi syariah peneliti mengatakan bahwa selama ini
baik dari pihak BSM, BTN Syariah BSM selalu mengajukan perkara
maupun BNI Syariah bersepakat bahwa sengketa ekonomi syariah yang
putusan MK nomor 93 tahun 2012 dihadapinya ke Pengadilan Negeri,
berpengaruh pada pilihan lembaga yang bukan Pengadilan Agama. Alasan yang
berkompenten menangani perkara dikemukakan karena pihak BSM bahwa
sengketa ekonomi syariah. Dalam hal ini hakim Pengadilan Agama belum begitu
adalah PA bukan Basyarnas bukan PN. berpengalaman menangani sengketa
Namun demikian, hal yang menarik ekonomi syariah dibandingkan dengan
bahwa pihak BSM yang dalam hal ini Pengadilan Negeri yang sudah biasa
bapak Bambang sebagai nara sumber, menangani sengketa mengenai bisnis.22

Peran Basyarnas dalam Penyelesaian Sengketa 153


Vol. XI No. 2, Desember 2017

Tabel 4: Jawaban pelaku ekonomi syariah terhadap pertanyaan apakah


Basyarnas sebagai lembaga penyelesai sengketa terbaik.

Jawaban
Pertanyaan
Bank Syariah Bank Tabungan Bank Negara
(urut nomor 4)
Mandiri Negara Syariah Indonesia Syariah
Apakah Basyarnas belum Apabila dibandinkan Basyarnas belum
Basyarnas menjadi lembaga antara PA dan merupakan lembaga
sebagai terbaik dalam Basyarnas dalam pilihan terbaik dalam
lembaga menyelesaikan menyelesaikan menyelesaikan
penyelesai sengketa. Oleh sengketa ekonomi sengketa ekonomi
sengketa sebab itu selama ini syariah, maka syariah.
ekonomi paling BSM mengajukan Basyarnas masih
baik dan sesuai sengketanya ke lebih baik daripada
Pengadilan Negeri, PA
karena di PA
hakimnya tidak
sepengalaman
hakim di PN
Sumber: Wawancra

Menurut data pada tabel 4 di atas, mengemukakan alasan mengapa lebih


pelaku ekonomi syariah tidak sepakat memilih PA sebagai alternatif dalam
dalam memandang Basyarnas sebagai menyelesaikan sengketa. Tetapi ternyata
lembaga penyelesai sengketa. BSM pilihan pihak BNI Syariah lebih cocok
berpandapat bahwa Basyarnas belum dan sesuai dengan putusan MK. Pihak
bisa dianggap sebagai lembaga yang BNI Syariah selama ini selalu
dapat meneyelesaikan sengketa ekonomi mengajukan kasus sengketa ke PA
yariah yang baik. Sebab Basyarnas bukan ke Basyarnas. Terlebih lagi
mematok fee yang terkadang bisa setelah putusan MK nomo 93 tahun
memberatkan pihak-pihak. Dalam hal ini 2012. Sementara itu pihak BTN Syariah
BSM sebagai pihak yang pernah kecewa berpendapat bahwa apabila
terhadap putusan Basyarnas dibandingkan antara PA dan Basyarnas
mengemukaakan hal ini menjadadi perlu dalam masalah penyelesaian kasus
difahami secara proporsional. Hal sengketa ekonomi syariah, maka pihka
senada juga dikemukakan oleh pihak BTN lebih memilih Basyarnas daripada
BNI Syariah. Hanya saja pihak BNI PA.23
Syariah tidak secara jelas

154 M. Nurul Irfan, Afwan Faizin, Bukhori Muslim


Vol. XI No. 2, Desember 2017

Tabel 5: Jawaban pelaku ekonomi syariah terhadap pertanyaan mengapa


Basyarnas bukan sebagai lembaga penyelesai sengketa terbaik.

Jawaban
Pertanyaan
Bank Syariah Bank Tabungan Bank Negara
(urut nomor 5)
Mandiri Negara Syariah Indonesia Syariah
Mengapa Karena biayanya Karena sejak putusan Karena selama ini
Basyarnas lebih mahal MK nomo 93 tahun BNI Syariah selalu
bukan sebagai dibandingkan 2012 Basyarnas tidak mengajukan
lembaga dengan di PA, memiliki wewenang sengketanya ke PA
penyelesai sehingga bisa lagi dalam bkan ke Basyarnas.
sengketa merugikan pihak- menyelesaiakn
terbaik. pihak. sengketa

Sumber: Wawancara

Dari data pada tabel 5 di atas ditetapkan oleh Basyarnas lebih mahal
dapat diketahui bahwa pelaku ekonomi daripada jika sengketa itu diselesaikan di
syariah berpendapat, Basyarnas bukan PA. Hal ini ada hubungan dengan moto
sebagai lembaga terbaik dalam PA yang antara lain proses beracara di
menyelesaikan segketa. Alasan yang PA dilakukan secara cepat dan biaya
paling tegas dan jelas dikemukakan oleh murah.
pihak BSM. Yaitu bahwa biaya yang

Tabel 6: Jawaban pelaku ekonomi syariah terhadap pertanyaan bagaimana


upaya memperkuat Basyarnas?

Jawaban
Pertanyaan
Bank Syariah Bank Tabungan Bank Negara
(urut nomor 6)
Mandiri Negara Syariah Indonesia Syariah
Bagaimana Harus sanggup Harus ada UU yang Melalui regulasi yang
upaya melakukan mengatur tentang jelas baik dikeluarkan
memperkuat evaluasi. kewenangan absolute oleh MK maupun
Basyarnas?. penanganan sengketa OJK bahwa sengketa
ekonomi syariah ekonomi syariah
berada di bawah menjadi wewenang
Basyarnas. Basyarnas..
Sumber: Wawancara

Dari data pada tabel 6 di atas menyelesaikan sengketa. Dengan


dapat diketahui bahwa ketiga bank di dikeluarkannya putusan MK nomo 93
atas, BSM, BTN dan BNI Syariah tahun 2012 pada dasarnya telah jelas
sebagai bagian kecil dari pelaku bahwa masalah sengketa syariah
ekonomi syariah sepakat bahwa untuk menjadi kompetensi absolute pengadilan
memperkuat posisi dan kompetensi agama, maka Basyarnas sudah tidak
Basyarnas harus ada regulasi berupa berwenang untuk menangani sengketa
undang-undang yang mengatur masalah eknomi.
kompetensi Basyarnas dalam

Peran Basyarnas dalam Penyelesaian Sengketa 155


Vol. XI No. 2, Desember 2017

Tabel 7: Jawaban pelaku ekonomi syariah terhadap pertanyaan bagaimana


kelebihan dan kekurangan penyelesaian segketa ekonomi syariah di
Basyarnas?

Jawaban
Pertanyaan
Bank Syariah Bank Tabungan Bank Negara
(urut nomor 7)
Mandiri Negara Syariah Indonesia Syariah
Kelebihan dan Kelebihan: Kelebihan: Walau BNI Syariah
kekurangan a. putusan bersifat a. Hakim di belum pernah
penyelesaian final and binding; Basyarnas lebih mengajukan sengketa
sengketa b. lebih cepat; c. menguasai tentang di Basyarnas, tetapi
ekonomi syariah bersifat rahasia. sengketa; b. kelebihannya:
di Basyarnas? Kekurangan: eksistensinya sudah a. rahasia terjaga; b.
a. Lebih mahal dipublikasikan; c. putusan lebih cepat;
disbanding di PA; proses perkara c. tidak berbelit belit.
b. tidak memiliki bersifat tertutup untuk Kekurangannya:
jurusita; c. putusan umum a. biaya mahal; b.
tidak memiliki Kekurangan: putusan belum
kekuatan hukum a. lebih mahal memiliki kekuatan
disbanding PA; b. hukum; c. belum
lokasinya masih memiliki perangkat-
terbatas di kota-kota perangkat untuk
besar; c. sejak eksekusi.
putusan MK
Basyarnas tidak
berwenang
menangani sengketa
lagi.
Sumber: Wawancara

Dari data pada tabel 7 di atas, penyelesaian sengketa di Basyarnas


dapat diketahui bahwa penyelesaian lebih mahal dibandingkan dengan
sengketa diu Basyarnas memiliki penyelesaiannya di Pengadilan Agama.
kelebihan dan kekuarangan yang Hal ini bisa difahami karena di antara
dikemukakan oleh pelaku ekonomi prinsip mendasar proses perkara di
syariah. Ketiga bank syaraih di atas Pengadilan Agama adalah sepat dan
mengemukakan hal yang sam dalam biaya ringan.
memaparkan kelebihan dan kekurangan Terkait mahalnya biaya yang harus
penyelesaian sengketa di Basyarnas. dikeluarkan oleh para pihak dalam
Dengan demikian pelaku ekonomi penyelesaian sengketa di Basyarnas,
syariah yang dalam penelitian data digali tampaknya sangat bisa difahami. Karena
dari tiga bank besar, BSM. BTN Syariah badan arbitrase yang menangani kasus
dan BNI Syariah, ketiganya sepakat sengketa keuangan telah memiliki aturan
menyatakan bahwa penyelesaian dan regulasi tersendiri, sehingga wajar
sengketa ekonomi syariah di Basyarnas bila tarif berperkara yang diatur dinilai
lebih efektif, efisien, dan cepat. Namun mahal oleh para pihak. Terlebih lagi jika
terkait biaya, tampaknya pelaku dibandingkan dengan berperkara di
ekonomi syariah berpendapat bahwa pengadilan, apalagi jika tanpa

156 M. Nurul Irfan, Afwan Faizin, Bukhori Muslim


Vol. XI No. 2, Desember 2017

didampingi pengacara, sebab sebuah yang masuk di Basyarnas (23


perkara yang proses penyelesaiannya perkara) tetap seimbang dengan
didampingi pengacara dipastikan akan perkara yang ditangani oleh
memerlukan biaya tambahan sesuai Pengadilan Agama (20 perkara).
dengan kesepakatan antara klien dan 2. Alasan pelaku ekonomi syariah
penasehat hukumnya. memilih jalur arbitrase karena
prosesnya lebih cepat, biaya ringan
D. Penutup dan putusannya bersifat final dan
Berdasarkan uraian dan mengikat serta rahasia para pihak
rumusan masalah yang dikemukakan tetap terjaga.
di atas, dapat ditarik tiga kesimpulan 3. Faktor yang mempengaruhi pilihan
sebagai berikut: tersebut ditentukan oleh tingkat
1. Para pelaku ekonomi syariah nampak kepercayaan pelaku ekonomi syariah
masih memandang penting posisi terhadap kemampuan hakim di
Basyarnas dalam penyelesaian lingkungan Pengadilan Agama
sengketa Nampak dalam lima tahun dalam menyelesaikan sengketa.
terakhir jumlah perkara sengketa

Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


1998), hlm. 18.
Catatan Akhir: 9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
1 Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Cipta, 1993), hlm. 111.
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10
Wawancara dengan Haryadi Hasan,
7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Pasal Hakim PA Tangerang, 18 Desember 2015 di PA
49, LN Nomor 22 Tahun 2006. Tangerang.
2
Hasbi Hasan, “Menyoal Kompetensi 11
Wawancara dengan Pihak Basyarnas
Peradilan Agama dalam Penyelesaian Perkara pada hari Rabu tanggal 18 Niovember 2015.
Ekonomi Syariah”, Mimbar Hukum dan 12
Wawancara dengan Haryadi Hasan,
Peradilan, Edisi 73, 2011. Hakim PA Tangerang, 18 Desember 2015 di PA
3
Ali, “Dualisme Eksekusi Putusan Tangerang.
Basyarnas Masih Berlanjut”, hukum online, 13
Wawancara dengan Fitriyal Hanif,
Senin, 07 Juni 2010, Hakim PA Tigaraksa, 11 Desember 2015 di PA
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4c0d Tigaraksa, dan Hakim PA Jakarta Selatan, 16
0adad7fb1/dualisme-eksekusi-putusan- Desember 2015 di PA Jakarta Selatan.
basyarnas-masih-berlanjut, diakses pada Selasa 8 14
Wawancara dengan Bambang, Bagian
April 2014. Legal Bank Syariah Mandiri, 29 Desember 2015.
4
Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah 15
Wawancara dengan Bambang, Bagian
Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Legal Bank Syariah Mandiri, 29 Desember 2015.
Agama, (Jakarta: Kencana Prenadamedia 16
Wawancara dengan Erid Hafidz,
Group, 2014), hlm. 441. Bagian Legal BNI Syariah, 28 Dsember 2015.
5
Joni Emirzon, Hukum Bisnis Indonesia, 17
Wawancara dengan Imam, Bagian
Jakarta : Gramedia Pustaka, 2001, h. 494 Legal BTN Syariah, Rabu, 16 Desember 2015.
6
Lihat Mufliha Wijayanti, “Pola 18
Wawancara dengan Dr. Hasanuddin
Penyelesaian Sengketa Pembiayaan Bermasalah pada hari Rabu tanggal 12 Januari 2016.
di Kalangan Pegiat Ekonomi Syariah Kota Metro 19
Wawancara, Selasa 29 Desember
(Studi Atas 5 Bmt/Lks Di Kota Metro)”, Hasil 2015.
Peneltian, STAIN Metro, 2013. 20
Wawancara, Rabu 16 Desember 2015.
7
Sufriadi, “Memberdayakan Peran Badan 21
Wawancara, Senin, 28 Desember 2015.
Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) 22
Sumber hasil wawasncara tim peneliti
dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah dengan BSM, Selasa 29 Desember 2015.
di Luar Pengadilan”, La Riba Jurnal Ekonomi 23
Wawancara, Rabu 16 Desember 2015.
Islam, Vol. I, No. 2, Desember 2007,
http://journal.uii.ac.id/index.php/JEI/article/view
File/505/417, diakses pada Selasa 8 April 2014.
8
Sumadi Suryabrata, Metodologi

Peran Basyarnas dalam Penyelesaian Sengketa 157


Vol. XI No. 2, Desember 2017

DAFTAR PUSTAKA Ishaq, Jaenuddin. “Tiga Prinsip Umum


Keuangan Syariah”. UIN Syarif
Ali, “Dualisme Eksekusi Putusan Hidayatullah Jakarta. n.d.
Basyarnas Masih Berlanjut”, http://www.uinjkt.ac.id/index.ph
hukum online, Senin, 07 Juni p/arsip-berita-utama/649-tiga-
2010, prinsip-umum-keuangan-
http://www.hukumonline.com/be syariah.html diakses pada 15
rita/baca/lt4c0d0adad7fb1/ Desember 2014.
dualisme-eksekusi-putusan- Koentjaraningrat. Kamus Istilah
basyarnas-masih-berlanjut, Antropologi. Jakarta: Pusat
diakses pada Selasa 8 April Pembinaan dan Pengembangan
2014. Bahasa, Departemen Pendidikan
Ali, A.M. Hasan. “Ekonomi Islam dan Kebudayaan, 1984.
Bukan Hanya Bank Syariah.” Manan, Abdul. Hukum Ekonomi Syariah
n.d. Dalam Perspektif Kewenangan
http://ekonomisyariah.info/wp- Peradilan Agama. Jakarta:
content/uploads/2013/02/06- Kencana Prenadamedia Group,
Ekonomi-Islam-bukan-hanya- 2014.
bank-syariah.pdf (accessed Perdana, Lubis Gala. “Analisis Putusan
Desember 15, 2014). Mahkamah Konstitusi
Arikunto, Suharsimi. Prosedur No.93/PUU-X/2012 Terhadap
Penelitian Suatu Pendekatan Penyelesaian Sengketa
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, Perbankan Syariah di Indonesia”.
1993 Jurnal USU, No. 1, 2015.
Aripin, Jaenal. “Reformasi Hukum di Setiawan, Aziz Budi. “Perbankan
Indonesia dan Implikasinya Syariah: Challenges dan
terhadap Peradilan di Indonesia.” Opportunity untuk
Disertasi UIN Syarif Pengembangan di Indonesia”.
Hidayatullah Jakarta. 2008. Jurnal Kordinat, Edisi: Vol.
Ashshofa, Burhan. Metode Penelitian VIII, No. 1, April 2006.
Hukum. Jakarta: Asdi Mahasatya, Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji.
2001. Penelitian Hukum Normatif
Bank Muamalat. “Profil Muamalat”. Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta:
Bank Muamalat. 2013. Raja Grafindo Persada Press,
http://www.bankmuamalat.co.id/t 2003.
entang/profil-muamalat diakses Subekti. Aneka Perjanjian. Bandung:
pada 15 Desember 2014. Citra Aditya, 1992.
Bungin, Burhan [ed.]. Metode Penelitian Sufriadi. “Memberdayakan Peran Badan
Kualitatif, cet. 8. Jakarta: PT Arbitrase Syariah Nasional
Raja Grafindo Persada, 2011. (BASYARNAS) dalam
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Penyelesaian Sengketa Ekonomi
Terjemahnya. Semarang: Toha Syariah di Luar Pengadilan”, La
Putera, 1990. Riba Jurnal Ekonomi Islam, Vol.
Emirzon, Joni. Hukum Bisnis Indonesia. I, No. 2, Desember 2007.
Jakarta: Gramedia Pustaka, 2001. http://journal.uii.ac.id/index.php/
Irianto, Muhammad, dkk. Lima Undang- JEI/article/viewFile/505/417,
Undang Republik Indonesia diakses pada selasa 8 April 2014.
tahun 1999. Jakarta: 1999. Suryabrata, Sumadi. Metodologi

158 M. Nurul Irfan, Afwan Faizin, Bukhori Muslim


Vol. XI No. 2, Desember 2017

Penelitian. Jakarta: PT Raja Wijayanti, Mufliha. “Pola Penyelesaian


Grafindo Persada, 1998. Sengketa Pembiayaan
Undang-Undang Republik Indonesia Bermasalah di Kalangan Pegiat
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Ekonomi Syariah Kota Metro
Perubahan atas Undang-Undang (Studi atas 5 BMT/LKS Di Kota
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Metro)”, Hasil Peneltian, STAIN
Perbankan. Metro, 2013.
Wibowo, Wahyu. Cara Cerdas Menulis
Artikel Ilmiah. Jakarta: Kompas
Media Nusantara, 2011.

Peran Basyarnas dalam Penyelesaian Sengketa 159


Vol. XI No. 2, Desember 2017

160 M. Nurul Irfan, Afwan Faizin, Bukhori Muslim

Anda mungkin juga menyukai