Anda di halaman 1dari 39

UJIAN TENGAH SEMESTER FARMAKOLOGI DAN DOPING

SEMESTER JANUARI-JUNI 2019

NAMA : HAFIZZUL PUTRA

NIM : 17089175

JADWAL KULIAH : KAMIS 15:01-17:10

A. OBJEKTIF

1. B

2. A

3. C

4. B

5. E

6. E

7. C

8. A

9. E

10.C

11.E

12.D

13.D

14.D

15.E

16.E

17.E

18.D

19.E
20.B

21.A

22.E

23.A

24.E

25.A

26.E

27.A

28.C

29.A

30.B

31.A

32.C

33.D

34.D

35.D

B. ESSAY

1.YANG SAYA KETAHUI TENTANG DOPING

Doping berasal dari kata dope, yakni campuran candu dengan narkotika yang
pada awalnya digunakan untuk pacuan kuda di Inggris. Menurut UU No. 3 tahun
2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Bab I Ketentuan Umum Pasal I ayat
22, Doping adalah penggunaan zat dan/atau metode terlarang untuk meningkatkan
prestasi olahraga. Menurut International Congress of Sport Sciences, Olympiade
Tokyo 1964 : Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba berupa
bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis
dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan yang abnormal, dengan
tujuan meningkatkan Sesuai dengan UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional dalam Bab XVIII pasal 85 ayat (1) diuraikan : Doping
dilarang dalam semua kegiatan olahraga. ayat (2) : Setiap Induk Organisasi
Cabang Olahraga dan/atau lembaga/organisasi olahraga nasional wajib membuat
peraturan doping dan disertai sanksi. ayat 3. Pengawasan doping sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah. Di Indonesia, wadah yang
melakukan pengawasan doping adalah LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia).
Sedangkan padatingkat dunia, pengawasan dilakukan oleh WADA (World Anti
Doping Agency)

2. ALASAN ATLET MENGGUNAKAN DOPING

1. Aspek Psikososial

Setiap individu memiliki potensi melakukan pelanggaran, ditambah lagi apabila


lingkungan memberi kesempatan untuk melakukan pelanggaran tersebut.

2. Kepribadian

Individu yang memiliki konsep diri maupun harga diri negatif atau rendah, dalam
menghadapi situasi kompetitif, memiliki kecenderungan mencari keuntungan
pribadi dengan jalan menggunakan cara yang tidak sehat, salah satunya adalah
dengan menggunakan doping.

3. Lingkungan Sosial Individu

a. Nilai Sosial Kemenangan

Dalam setiap kompetisi, kemenangan, prestasi, atau medali terkadang menjadi


satu-satunya idaman setiap individu atau kelompok tanpa mempertimbangkan hal-
hal lain sehingga memungkinkan atlet menghalalkan segala cara, termasuk
doping.

b. Lingkungan Masyarakat

Masyarakat juga merupakan stresor yang cukup berarti. Kekalahan dalam


bertanding selalu mendapat respon dari masyarakat baik berupa cacian, kritikan,
amukan bahkan kemarahan yang tidak proporsional, sehingga yang ada dibenak
atlet adalah harus "menang" dalam setiap event yang diikutinya.

c. Lingkungan Pemain

Keinginan menang memang memang selalu ada dalam lingkungan pemain, baik
pelatih maupun official bahkan keluarga, sehingga dapat melahirkan keinginan
dan rasa tanggung jawab yang tak terkontrol. Pemain merasa sungkan dan takut
pada atasan jika kalah dalam bertanding sehingga terjadilah kasus doping.
4. Kurangnya informasi tentang bahaya penggunaan doping bagi diri sendiri dan
orang lain.

5. Ketatnya persaingan.

6. Komersialisasi, para atlet atau pelatih sering kurang selektif menghadapi


gencarnya tawaran obat-obatan dari produsen.

7. Propaganda, persaingan merebut bonus misalnya, merupakan salah satu


pendorong bagi atlet untuk dapat merebut predikat terbaik pada setiap event yang
dihadapi, yang sayangnya terkadang dengan menghalalkan segala cara, termasuk
menggunakan doping.

8. Frustasi karena latihan yang telah dilakukannya tidak kunjung membuahkan


prestasi.

3. ALASAN DOPING DI LARANG DALAM OLAHRAGA

Obat doping dipercaya bisa meningkatkan stamina. Sejumlah atlet dalam ajang
olahraga bergengsi, seperti petenis ternama Maria Sharapova pun tercatat positif
mengonsumsi doping jenis meldonium sejak 10 tahun lalu.

Padahal, obat tersebut termasuk doping terlarang oleh International Tennis


Federation (ITF). Tak hanya itu, sejumlah pakar kesehatan juga mengatakan,
doping mengandung bahan berbahaya untuk kesehatan.

1. Hormon dan modulator metabolik

Kandungan ini dipercaya bisa mencegah sel otot agar tidak rusak. Doping jenis ini
akan menurunkan jumlah hormon dalam tubuh, yaitu hormon stres dan kortisol.
Pada atlet pelari, jika kadar kortisol lebih rendah mereka tidak akan merasakan
sakit berlebihan di otot di akhir perlombaan.

2. Zat diuretik

Zat diuretik kerap digunakan atlet untuk membersihkan sisa obat lain dalam
tubuh. Pasalnya, kandungan ini menyebabkan buang air kecil lebih sering. Selain
itu, pada obat doping, kandungan ini juga akan memangkas kelebihan berat badan
karena air sebelum kompetisi.
3. Stimulan

Stimulan akan meningkatkan energi, perhatian dan fokus. Karena itu, doping jenis
ini kerap dikonsumsi atlet tenis agar lebih fokus dan berenergi.

4. Narkotika dan marijuana

Narkotika seperti obat opioid, dan cannabinoids pada gaja dipercaya bisa
membantu menghambat rasa sakit. Ini pun digunakan oleh atlet tinju atau gulat.

5. Glukokortikoid

Glukokortikoid akan bekerja memacu gairah dengan menaikkan denyut jantung


dan tekanan darah. Zat ini berbentuk hormon stres serta terkait dengan kortisol
yang membantu tubuh menjadi lebih prima.
UJIAN AKHIR SEMESTER FARMAKOLOGI DAN DOPING

SEMESTER JANUARI-JUNI 2019

NAMA: HAFIZZUL PUTRA

NIM: 17089175

JADWAL KULIAH: KAMIS 15:01-17:10

1. AMFETAMIN

a. Defenisi

Amfetamin adalah obat stimulan sistem saraf pusat yang digunakan untuk
menangani narkolepsi dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Amfetamin bekerja dengan mengubah kadar zat alami tertentu yang mengontrol
impuls di dalam otak, sehingga meredakan gejala dari kondisi yang diderita.

b. Bentuk Sediaan

Bentuk sediaan oral (tablet):

Untuk gangguan perhatian defisit hiperaktif:

1. Dewasa dan anak usia 6 tahun dan lebih tua; Pada awalnya 5 miligram (mg) 1-2
kali sehari. Dokter dapat meningkatkan dosis jika diperlukan.

2. Anak-anak 3 sampai 5 tahun; Pada awalnya 2,5 mg sehari. Dokter dapat


meningkatkan dosis jika diperlukan.

3. Anak-anak lebih muda dari usia 3 tahun; Penggunaan tidak dianjurkan.

Untuk narkolepsi:

1. Dewasa, remaja, dan anak-anak usia 12 tahun dan lebih tua; Pada awalnya 10
mg sehari. Dokter mungkin menyesuaikan dosis jika diperlukan.

2. Anak-anak 6 sampai 12 tahun usia; Pada awalnya 5 mg sehari. Dokter dapat


meningkatkan dosis jika diperlukan.

3. Anak-anak lebih muda dari usia 6 tahun; Dosis harus ditentukan oleh dokter.
Bentuk sediaan oral ( kapsul- extended release):

Untuk ADHD:

1. Dewasa; 20 miligram (mg) sekali sehari di pagi hari.

2. Anak-anak dan remaja 6 sampai 17 tahun; Pada awalnya 10 miligram (mg)


sekali sehari di pagi hari. Dokter dapat menyesuaikan dosis jika diperlukan.

3. Anak-anak lebih muda dari usia 6 tahun; Dosis harus ditentukan oleh dokter.

Efek Samping

1. Kandung kemih sakit

2. Urin keruh atau berdarah

3. Sakit atau sulit buang air kecil

4. Denyut jantung tidak teratur atau berdebar-debar

5. Sering ingin buang air kecil

6. Punggung belakang atau samping nyeri

Gejala overdosis:

1. Penglihatan kabur

2. Urine berwarna gelap

3. Putus Asa

4. Pusing, pingsan, atau sakit kepala ringan ketika bangun dari posisi berbaring
atau duduk tiba-tiba

5. Merasa sedih atau kosong

6. Lekas marah

7. Kurangnya nafsu makan

8. Kehilangan minat atau kesenangan


9. Kram atau kejang otot

10. Nyeri otot atau kekakuan

11. Gugup

12. Refleks terlalu aktif

c. Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja amfetamin pada susunan saraf dipengaruhi oleh pelepasan


biogenik amine yaitu dopamin, norepinefrin, atau serotonin atau pelepasan
ketiganya dari tempat penyimpanan pada persinap yang terletak pada akhiran
saraf (Japardi, 2002).

Pada dopamin didapati bahwa amfetamin menghambat re uptake dopaminergik


dan sinapstosom di hipotalamus dan secara langsung melepaskan dopamin yang
baru disintesa (Japardi, 2002).

Pada norepinefrin, amfetamin memblok re-uptake norepinefrin dan juga


menyebabkan pelepasan norepinefrin baru, penambahan atau pengurangan karbon
diantara cincin fenil dan nitrogen melemahkan efek amfetamin pada pelepasan re
uptake norepinefrin (Japardi, 2002).

Sedangkan pada serotonin, devirat metamafetamin dengan elektron kuat yang


menari penggantian pada cincin fenil akan mempengaruhi sistim serotoninergik
(Japardi, 2002).

Ketiga kerja reseptor biogenik tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.
Aktivitas susunan saraf pusat yang terjadi melalui jaras tersebut dalam otak,
masing-masing menimbulkan aktivitas serta kepribadian pada individu pengguna.
Stimulasi pada pusat motorik di daerap media otak depan (medial forebrain)
menyebabkan peningkatan dari kadar norepinefrin dalam sinaps menimbulkan
euforia dan meningkatkan libido (Japardi, 2002).

Stimulasi pada ascending reticular activating system menimbulkan peningkatan


aktivitas motorik dan menurunkan rasa lelah (Japardi, 2002). Stimulasis pada
sistim dopaminergik pada otak menimbulkan gejala yang mirip dengan
skizofrenia (Japardi, 2002).

Kesimpulannya adalah kerja dari ketiga reseptor tersebut diatas, dapat


menimbulkan euforia, meningkatkan libido, peningkatan aktivitas motorik,
menurunkan rasa lelah dan menimbulkan gejala yang mirip dengan skizofrenia
bagi pengguna amfetamin.

Tanda dan Gejala Intoksikasi Amfetamin

Amfetamin mempengaruhi otak dan membuat rasa nikmat, meningkatkan energi,


dan meningkatkan mood (Kemenkes, 2010). Kondisi intoksikasi stimulan akan
menimbulkan beberapa gejala psikotik, beberapa hari sampai beberapa minggu
(Kemenkes, 2010).

Gejala psikologik penggunaan amfetamin menurut Kemenkes (2010), Hawari


(2006) dan Japardi (2002), yaitu agitasi psikomotor, rasa gembira (elation), harga
diri meningkat (grandiosity), bayak bicara (melantur), kewaspadaan meningkat
(paranoid), halusinasi penglihatan (melihat bayangan/sesuatu yang sebenarnya
tidak ada), mudah tersinggung.

Gejala fisik yang ditimbulkan menurut Hawari (2006) dan Japardi (2002), yaitu
jantung berdebar (palpitasi), pupil melebar (dilatasi pupil), tekanan darah naik,
keringat berlebihan, mual dan muntah, tingkah laku maladaptif, sulit tidur
gangguan dilusi (waham) dan menurut Mitra bintibmas (2010) semua aktivitas
tubuh dipercepat.

d. Penggunaan Dalam Dunia Medis

 Mengurangi depresi, kecanduan alkohol, mengobati parkinson,


kegemukan, keracunan zat tertentu, menghasilkan rasa kantuk dan lelah,
dan konsentarsi .
 Untuk membantu menurunkan berat badan pada obesitas untuk menangani
ADHD mengobati narkolepsi

e. Efek Samping

Berikut merupakan efek samping penggunaan amfetamin yang mungkin terjadi:

 Mulut kering
 Mual dan muntah
 Diare
 Sembelit
 Kram perut
 Kehilangan nafsu makan
 Penurunan berat badan
 Mimisan
 Sakit kepala
 Gugup
 Gelisah
 Perubahan pada kemampuan seksual
 Nyeri haid
 Terasa sakit atau terbakar ketika buang air kecil

Beberapa efek samping penggunaan amfetamin tergolong serius, segera temui


dokter jika mengalami efek samping berupa:

 Pusing hingga pingsan.


 Jantung berdebar.
 Melakukan gerakan atau mengucapkan sesuatu secara berulang dan di luar
kendali.
 Mengalami delusi atau waham, dan halusinasi.
 Gemetaran.
 Otot terasa kaku.
 Hilang kendali gerak.
 Kejang.
 Penglihatan kabur.
 Ruam.
 Gatal-gatal.
 Bengkak pada wajah, tenggorokan, lidah, bibir, mata.
 Mengalami kesulitan bernapas dan menelan.
 Mati rasa.
 Warna kulit jari tangan atau kaki berganti dari pucat, ke biru, lalu merah.
 Terdapat luka pada jari tangan atau kaki.

Penggunaan amfetamin pada anak juga berpotensi memperlambat pertumbuhan


tinggi dan berat badan anak. Akan lebih baik apabila penggunaan amfetamin
terlebih dahulu didiskusikan secara rinci dengan dokter, terkait manfaat dan
risikonya.
f. Efek Yang Diinginkan Oleh Atlet

Untuk meningkatkan peforma atlet dan juga untuk mendapatkan kondisi fisik yg
baik dan maksimal.

g. cara mendeteksi

 Uji pernapasan
 Kromatografi lapis tipis
 Uji pemastian
 Uji konfirmasi kromatografi gass

h. Cabang Olahraga yg sering menggunakan zat tersebut

 Angkat besi
 Lempar lembing
 Sepak bola
 Balap sepeda
 Dll

i. kasus yg pernah terjadi

Salah satu contoh kasus penyalahgunaan amphetamine dilaporkan terjadi tahun


60-an seorang atlet balap sepeda tewas karena efek samping amphetamine
yang mampu mengakibatkan heatstroke. Pada tahun 1967 atlet balap
sepeda asal Inggris Tom Simpson tewas pada saat mengikuti Tour de France
diduga kuat karena kelebihan dosis amphetamine.

j. Aturan WADA terhadap zat tersebut

WADA melarang penggunaan amfetamin didalam olahraga karena amfetamin


adalah obat stimulant yang banyak menimbulkan resiko kematian bagi atlet.
2. ANABOLIK ANDROGENIK STEROID

a. Defenisi

AAS atau SAA merupakan androgen steroidal yang didalamnya termasuk


androgen alami seperti testosteron serta zat sintetis yang secara strutural
berhubungan dan memiliki efek yang serupa dengan testosteron. Mereka
merupakan anabolik dan meningkatkan protein di dalam sel, khususnya dalam
otot rangka.

b. Bentuk sediaan

SAA yang paling umum digunakan sebagai obat adalah testosteron dan berbagai
esternya (namun umumnya adalah testosteron undekanoat, testosteron enantat,
testosteron sipionat, dan testosteron propionat), nandrolon (sebagaimana, yang
umum seperti, nandrolon dekanoat atau nandrolon fenilpropionat), stanozolol, dan
metandienon (methandrostenolon). Lainnya juga tersedia dan umum digunakan
tetapi pada tingkat lebih rendah termasuk metiltestosteron, oksandrolon,
mesterolon, dan oksimetolon.

c. Mekanisme kerja

Hormon steroid memiliki sifat lipid soluble sehingga dapat dengan mudah
menembus membran sel menuju sitoplasma. Di sitosol hormon steroid berikatan
dengan protein reseptor spesifik, membentuk suatu kompleks kemudian masuk ke
nukleus dan mengikat specific regulatory sites pada kromosom. Ikatan tersebut
mengaktifkan gen yang teregulasi melalui site tersebut kemudian menghasilkan
produk berupa protein spesifik ( Laksmindra, 2005).

d. Penggunaan dalam dunia medis

Sejak penemuan dan sintesis testosteron pada 1930-an, SAA telah digunakan oleh
dokter untuk berbagai tujuan, dengan berbagai tingkat keberhasilan, untuk
pengobatan:

1. Stimulasi sumsum tulang: Selama beberapa dekade, SAA telah digunakan


dalam terapi anemia hipoplastik akibat leukemia atau gagal ginjal, khususnya
anemia aplastik. SAA telah digantikan dalam hal ini dengan hormon protein
sintetis (seperti epoetin alfa) yang selektif merangsang pertumbuhan prekursor sel
darah.
2. Stimulasi pertumbuhan: SAA dapat digunakan oleh endokrinolog pediatri
untuk mengobati anak-anak dengan gangguan pertumbuhan. Namun, ketersediaan
hormon pertumbuhan sintetis, yang memiliki efek samping yang lebih sedikit,
membuat ini menjadi pengobatan sekunder.

3. Stimulasi nafsu makan serta pengawetan dan peningkatan massa otot:


SAA telah diberikan kepada pasien penyakit dengan kondisi kritis seperti kanker
dan AIDS.

4. Induksi pubertas pria: Androgen diberikan kepada banyak anak tertekan


tentang penundaan ekstrim pubertas. Testosteron saat ini hampir satu-satunya
androgen yang digunakan untuk tujuan ini serta telah terbukti menambah tinggi
badan, berat badan, dan massa bebas lemak pada anak lelaki dengan pubertas
tertunda.

5. Kontrasepsi pria, dalam bentuk testosteron enantat; potensial untuk


digunakan dalam waktu dekat-di masa depan sebagai kontrasepsi pria yang aman,
handal, dan reversibel.

6. Stimulasi massa tubuh tanpa lemak dan pencegahan keropos tulang pada
pria lanjut usia, seperti beberapa penelitian mengindikasikan. Namun, uji coba
terkontrol plasebo pada tahun 2006 terhadap pemberian suplemen testosteron
dengan dosis rendah pada pria lanjut usia dengan tingkat testosteron tidak
menemukan manfaat pada komposisi tubuh, kinerja fisik, sensitivitas insulin, atau
kualitas hidup.

e. Efek samping

Berikut ini yang akan terjadi pada tubuh laki-laki setelah menggunakan steroid
secara berlebihan:

1. Tumbuh payudara

2. Ketika ereksi, akan muncul rasa sakit

3. Testis akan menyusut

4. Terjadinya penurunan produksi sperma

5. Berisiko infertilitas

6. Berisiko impoten
Efek samping steroid pada perempuan:

1. Beberapa perempuan juga ada yang memakai steroid, berikut ini efek yang
akan ditimbulkan:

2. Munculnya banyak bulu halus di badan dan muka

3. Adanya perubahan suara yang lebih berat

4. Siklus menstruasi menjadi tidak teratur

5. Adanya pelebaran klitoris

6. Mengecilnya ukuran payudara

f. Efek yang diinginan oleh atlet menggunakan zat tersebut

STEROID Anabolic steroids merangsang sel otot dan tulang untuk membuat
protein baru. Mereka meningkatkan kekuatan otot dan mendorong pertumbuhan
otot baru, meniru pengaruh dari hormon seks laki-laki testosteron. Atlet bisa
berlatih lebih keras dalam periode yang lebih lama dan pulih lebih cepat dari
cedera. Obat-obat itu sah digunakan dalam kondisi tertentu seperti osteoporosis,
beberapa bentuk anemia dan untuk mendukung pemulihan setelah operasi besar
dan sakit yang serius.

g. Cara mendeteksi

Yaitu dengan menguji coba dilaboratorium seperti yang dilakukan oleh seorang
ilmuan pada tahun 1930-an, yang menggunakan anabolik steroid untuk
mengembangkan pertumbuhan otot rangka pada hewan.

h. Cabang olahraga yang sering menggunakan zat tersebut

Cabang olahraga yang sering menggunakan anabolik steroid adalah balap dan
binaraga, karena digunakan sebagai obat perangsang.

i. Kasus yang pernah terjadi

Kasus penggunaan steroid ini pernah terjadi pada Marion Jones di atlet cabang
olahraga atletik pada tahun 2009. Marion Jones menggunakan steroid sebelum
memulai kompetisi. Pada tahun 2000 ia memenangkan 3 medali emas pada salah
satu turnamen bergengsi di Sydney. Sejak saat itu namanya mulai dikenal publik.
Tetapi pada tahun 2009 Marion Jones mengaku bahwa ia menggunakan steroid di
setiap turnamen yang ia ikuti, setelah itu Marion Jones mendapat larangan untuk
mengikuti turnamen oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC), tak sampai situ
saja, seluruh gelar dan prestasi Jones pun dicabut.

j. Aturan WADA terhadap zat tersebut

Badan Anti Doping Dunia (WADA) pada tahun 2015 menetapkan larangan
tanding selama empat tahun jika atlet ketahuan memakai doping dan tambahan
larangan tanding seumur hidup jika atlet yang bersangkutan ketahuan memakai
doping lagi secara berturut-turut, yang mana anabolik steroid termasuk kedalam
salah satu doping yang dilarang oleh WADA.

3. CLENBUTEROL

a. Defenisi

Clenbuterol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gejala sesak napas yang
biasanya dialami oleh penderita asma. Obat ini masuk ke dalam golongan agonis
beta-2 yang berfungsi sebagai bronkodilator, yaitu melebarkan otot-otot bronkus
(saluran pernapasan), sehingga bernapas menjadi lebih mudah.

b. Bentuk sediaan

Tersedia dalam kemasan tablet.

c. Mekanisme kerja

Clenbuterol, sebagai reseptor adrenergik beta-2, dapat memulai reaksi fisiologis


yang sama seperti yang adrenalin lakukan. Clen memberi rangsangan kepada
subtipe reseptor beta-2 dalam sistem adrenergik dan menghasilkan peningkatan
cAMP Ini, pada gilirannya akan meningkatkan kerja protein kinase A (enzim
yang mengatur gula, lipid, dan metabolisme glikogen) yang menyebabkan efek
lipase atau pembakaran lemak dalam tubuh. Ini merangsang jalur lain juga yang
membantu dalam pebakaran lemak lemak melalui proses biologis yang disebut
oksidasi asam lemak. Lemak ini kemudian digunakan sebagai sumberenergi untuk
melakukan fungsi tubuh. Ini mengaktifkan mitokondria untuk melepaskan ATP
dan membantu dalam proses metabolisme. Telah diketahui bahwa peningkatan
metabolisme membantu penurunan berat badan. Di segmen berikutnya, kami akan
beri tahu Anda cara memakail Clenbuterol suapaya mendapatkan hasil terbaik.

d. Penggunaan dalam dunia medis

Dalam dunia medis clenbuterol digunakan untuk mengobati asma, clenbuterol


adalah obat yang yang dijadikan sebagai suplemen penurunan berat badan. Hal ini
karena efeknya pada pertumbuhan otot dan pengurangan lemak.

e. Efek samping

Beberapa efek samping yang mungkin Anda alami dari obat clenbuterol adalah:

1. Tremor kecil dari otot rangka

2. Jantung berdebar-debar

3. Tegang saraf

4. Sakit kepala

5. Kram otot, tapi jarang dilaporkan

6. Hipokalemia (dosis tinggi)

7. Reaksi hipersensitivitas

f. Efek yang diinginkan oleh atlet menggunakan zat tersebut

Clenbuterol digunakan oleh atlet adalah untuk meningkatkan massa otot


meningkatkan metabolisme dan menurunkan massa lemak untuk memiliki tubuh
yang ideal.

g. Cara mendeteksi

Dengan cara tes urin dan tes darah.

h. Cabang olahraga yang sering menggunakan zat tersebut

Adalah olahraga binaragawan dan sepak bola.


i. Kasus yang pernah terjadi

Petinju kelas menenagah asal Meksiko Saul "Canelo" Alvarez dinyatakan doping
karena kedapatan clenbuterol setelah dia mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi, demikian dikatakan promotor Golden Boy pada Senin waktu
setempat.

j. Aturan WADA terhadap zat tersebut

Clenbuterol adalah jenis doping baru yang masuk keluarga steroid, oleh sebab itu
clenbuterol dilarang pemakaiannya oleh WADA pada saat berolahraga. Tetapi
pesepak bola yang positif clenbuterol saat mengikuti turnamen FIFA di Meksiko
diampuni. WADA beralasan, di Meksiko kasus daging terkontaminasi clenbuterol
memang sangat tinggi. Sehingga, alibi para pesepakbola tadi bisa diterima.
4. ERITROPOETIN

a. Defenisi

Eritropoetin adalah hormon glikoprotein yang merupakan stimulan bagi


eritropoiesis, sebuah lintasan metabolisme yang menghasilkan eritrosit.

b. Bentuk sediaan

Bentuk sediaannya adalah cair .Obat ini diberikan dengan suntikan di bawah kulit
atau ke dalam vena dam biasanya diberikan 1 hingga 3 kali seminggu atau seperti
yang diarahkan oleh dokter Anda. Khusus bagi pasien hemodialisis, mereka harus
menerima suntikan obat ini ke pembuluh darah.

c. Mekanisme kerja

Sintesis dominan EPO terjadi pada sel di area interstitial peri-tubular di dalam
ginjal, selain hati dan otak. Sintesis EPO diregulasi oleh konsentrasi oksigen di
dalam darah, meskipun mekanisme yang mendalam masih belum dimengerti.

EPO hasil sekresi dan beredar dalam sirkulasi darah akan meregulasi eritropoiesis
pada sumsum tulang melalui pencerap Epo yang masih tergolong sebagai
pencerap sitokina, dan mekanisme transduksi sinyal seluler melalui beberapa
kinase termasuk lintasan JAK/STAT dan Ras/MAP. Lintasan ini memelihara dan
menstimulasi mitosis dan kematangan sel, meningkatkan sintesis hemoglobin.

d. Penggunaan dalam dunia medis

Obat ini umumnya digunakan untuk mengobati anemia pada pasien dengan
penyakit ginjal parah jangka panjang (gagal ginjal kronis), pasien penggunaan
AZT untuk mengobati HIV, dan pasien yang melakukan kemoterapi untuk kanker
jenis tertentu (kanker non-myeloid). Obat ini juga dapat diberikan pada pasien
anemia untuk mengurangi kebutuhan transfusi darah sebelum operasi tertentu
yang memiliki risiko kehilangan banyak darah (biasanya dikombinasikan dengan
pengencer darah, warfarin). Obat ini bekerja dengan memberi sinyal bagi sumsum
tulang untuk membuat lebih banyak sel darah merah. Obat ini sangat mirip dengan
zat alami dalam tubuh Anda, erythropoietin, yang mencegah anemia.

e. Efek samping

1. merasa pusing, pingsan


2. demam, menggigil, nyeri tubuh, gejala flu, luka di mulut dan tenggorokan

3. kulit pucat, merasa sesak napas, denyut jantung cepat, kesulitan


berkonsentrasi

4. mudah memar, perdarahan yang tidak biasa dari hidung, mulut, vagina,
atau dubur, bintik-bintik ungu atau merah di bawah kulit Anda

5. kejang, tidak sadar

6. kalium rendah (kebingungan, denyut jantung tidak teratur, rasa haus yang
ekstrim, peningkatan buang air kecil, rasa tidak nyaman di kaki, kelemahan otot
atau perasaan lemas)

7. tekanan darah tinggi yang berbahaya (sakit kepala parah, penglihatan


kabur, berdengung di telinga Anda, kecemasan, kebingungan, nyeri dada, sesak
napas, detak jantung yang tidak rata, kejang).

f. Efek yang diinginkan oleh atlet menggunakan zat tersebut

Atlet yang mengkonsumsinya bertujuan agar suplai oksigen dan jumlah sel darah
merah mencukupi pada saat bertanding. Sebat jika suplai O2 cukup dan suplai
darah bagus maka akan memacu pada daya tahan yang bagus contohnya olahraga
maraton yang memerlukan daya tahan yang bagus

g. Cara mendeteksi

Cara mendeteksinya adalah mengambil tes darahnya agar di cek apakah darahnya
mengandung erotropoietin atau tidak.dengan itu di cek bagaimana kandungan
phnya

h. Cabang olahraga yang sering menggunakan zat tersebut

Antara lain yang memerlukan daya tahan seperti maratoon,sepak bola,balap


sepeda

i. Kasus yang pernah terjadi

Marion Jones, peraih lima medali emas Olimpiade ini terbukti mengonsumsi
erythropoietin (EPO) pada 2006. Kasus yang menimpa pelari sprint sontak
mengejutkan dunia olahraga AS. Pasalnya, Jones adalah pelari andalan Negeri
Paman Sam di ajang internasional. Akibat insiden ini, Jones dijatuhi hukuman
larangan berkompetisi seumur hidup. Ia bahkan jatuh bangkrut dan terpaksa
menjual rumah sang ibunda demi meneruskan hidup.
j. Aturan WADA terhadap zat tersebut

Obat-obatan yang dilarang oleh WADA berdasarkan World Anti Doping Code
(WADC) tahun 2014 dimasukkan dalam sembilan kategori. Salah satunya adalah
hormon peptida dimana salah satu jenisnya adalah EPO.

1. Peptides Hormones

Hormon peptida adalah zat yang diproduksi oleh kelenjar dalam tubuh dan setelah
beredar melalui darah, zat ini dapat mempengaruhi organ-organ dan jaringan lain
untuk mengubah fungsi tubuh. Atlet menggunakannya untuk merangsang
produksi hormon alami, meningkatkan pertumbuhan otot dan kekuatan, dan
menambah produksi sel darah merah yang bisa meningkatkan kemampuan darah
untuk membawa oksigen. Contoh dari zat hormon peptida adalah erythropoiesis-
stimulating agents (seperti erythropoietin/EPO dan peginesatide/hematide),
chorionic gonadotrophin (CG) dan Luteinizing hormon (LH), Corticotrophins, dan
growth hormons (seperti fibroblast growth factors/FGFs)

2. Sanksi Penggunaan Doping

Bagi atlet yang terbukti menggunakan doping, berdasarkan World Anti-Doping


Code (WADC) tertuang dalam bab 9 mengenai disqualifikasi secara otomastis
bagi individual dan bab 10 mengenai sanksi individual. Berdasarkan bab 9
WADC, apabila seorang atlet terbukti menggunakan doping saat kompetisi, maka
sang atlet langsung dinyatakan diskualifikasi sehingga medali, poin, dan hadiah
harus dicabut dari sang atlet. Bab 10 WADC berisi mengenai ketentuan
pencabutan medali, poin, dan hadiah (bab 10.1.1), sanksi larangan bermain selama
4 tahun sampai seumur hidup (jika terbukti disengaja) dan sanksi larangan
bermain maksimum 2 tahun (jika terbukti tidak disengaja) bagi atlet yang terbukti
menggunakan doping. Bila doping digunakan oleh grup/tim atlet, ketentuannya
adalah bila lebih dari dua orang dalam satu tim terbukti menggunakan doping,
sanksi seperti bab 9 dan 10 akan berlaku.
5. GROWTH HORMONE

a. Definisi

Growth hormone adalah hormon yang berperan dalam mengendalikan


pertumbuhan tulang, otot dan organ serta mempengaruhi kecepatan pertumbuhan
tubuh.

b. Bentuk sedian

Growth hormone biasanya disediakan dalam bentuk suplemen dan suntikan.


Suplemen seperti : glutamin, agrinine, ornithine, dan niasin.

c. Mekanisme kerja

HGH yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary pertama – tama mengalir melelui
pembuluh darah menuju ke organ hati. Di dalam hati, HGH diubah menjadi IGF
1 ( insulinlike growth factor ). Lalu melalui peredaran darah pula, IGF 1 dialirkan
keseluruh organ – organ yang ada ditubuh manusia. IGF 1 inilah yang
bertanggung jawab untuk memelihara seluruh organ – organ didalam tubuh
manusia. Oleh karena terpeliharanya organ – organ di dalam tubuh manusia, maka
system imunisasi di dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara.

d. Penggunaan dalam dunia medis

• Pada anak – anak

Untuk mengobati perawakan pendek dari penyebab yang tidak diketahui serta
pertumbuhan yang buruk.

• Pada orang dewasa

Untuk mengobati sindrom usus pendek : suatu kondisi dimana nutrisi tidak
diserap dengan baik karena penyakit usus yang parah atau operasi pengangkatan
sebagian besar usus kecil.

Defisiensi HGH karena tumor hipofisis yang langka

Penyakit muscle- wasting yang terkait dengan HIV/ AIDS


e. Efek samping

1. Saraf , otot, atau nyeri sendi

2. Bengkak karena cairan dijaringan tubuh ( endema )

3. Carpal Tunnel Syndrome

4. Mati rasa atau kesemutan pada kulit

5. Kadar kolesterol tinggi

6. Dapat meningkatkan risiko diabetes dan berkontribusi pada pertimbuhan


tumor dan kanker

7. Sakit jantung

8. Cacat

9. Lemahnya otot

10. Kadar lemak tinggi

f. Efek yang diinginkan atlet

Agar dapat merangsang hati dan jaringan lain untuk mensekresikan insulin serta
merangsang produksi sel – sel tulang rawan, sehingga dapat membantu
menumbuhkan otot guna meningkatkan kinerja olahraga pada saat pertandingan.

g. Cara mendeteksi

Cara mendeteksinya adalah dengan cara melakukan tes, dan mengambil sampel
darah agar di cek apakah hormon pertumbuhan anda normal atau tidaknya.

h. Cabang olahraga yang sering menggunakan zat growth hormone

Olahraga atletik seperti lari jarak jauh, lari jarak pendek dan sprint

I. kasus yang pernah terjadi

• Xavi Hernandez atlet sepakbola


Xavi menggunakan doping jenis hormon pertumbuhan pada tahun 2002 . hunter
menyebutkan bahwa Barcelona menggunakan substansi ilegal untuk mempercepat
penyembuhan cidera.

i. Aturan wada terhadap zat growth hormone

Obat-obatan yang dilarang oleh WADA berdasarkan World Anti Doping Code
(WADC) tahun 2014 dimasukkan dalam sembilan kategori. Salah satunya adalah
hormon peptida dimana salah satu jenisnya adalah growth hormone.

• Growth hormeno

Adalah hormon pertumbuhan yang berperan dalam mengendalikan pertumbuhan


tulang, otot, dan organ serta mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tubuh.
Hormon pertumbuhan manusia suatu hormon atau asam amino yang diproduksi
dalam tubuh dan dikeluarkan dari lobus anterior kelenjar hipofisis. Hormon ini
sangat penting selama proses pertumbuhan . hormo ini disalahgunakan oleh atlet
untuk meningkatkan otot, mensekresikan insulin serta jaringan tulang rawan yang
bertujuan untuk meningkatkan kinerja olahraga saat pertandingan.

• Sanksi penggunaan doping

Bagi atlet yang terbukti menggunakan doping, berdasarkan World Anti-Doping


Code (WADC) tertuang dalam bab 9 mengenai disqualifikasi secara otomastis
bagi individual dan bab 10 mengenai sanksi individual. Berdasarkan bab 9
WADC, apabila seorang atlet terbukti menggunakan doping saat kompetisi, maka
sang atlet langsung dinyatakan diskualifikasi sehingga medali, poin, dan hadiah
harus dicabut dari sang atlet. Bab 10 WADC berisi mengenai ketentuan
pencabutan medali, poin, dan hadiah (bab 10.1.1), sanksi larangan bermain selama
4 tahun sampai seumur hidup (jika terbukti disengaja) dan sanksi larangan
bermain maksimum 2 tahun (jika terbukti tidak disengaja) bagi atlet yang terbukti
menggunakan doping. Bila doping digunakan oleh grup/tim atlet, ketentuannya
adalah bila lebih dari dua orang dalam satu tim terbukti menggunakan doping,
sanksi seperti bab 9 dan 10 akan berlaku.
6. GLUKOKORTIKOIDS

a. Defenisi

Glukokortikoid adalah golongan hormon steroid yang memberikan pengaruh


terhadap metabolisme nutrisi. Penamaan glukokortikoid glukosa+korteks+steroid
menunjukkan keberadaan golongan ini sebagairegulator glukosa yang disintensis
pada dan mempunyai struktur steroid. Hormon golongan glukokortikoid
mengaktivasi konversi protein menjadi glukosa melalui lintasan glukoneogenesis
di dalam hati dan menstimulasi konversi lebih lanjut menjadi glikogen.

b. Bentuk sediaan glukokortikoid

Bentuk sediaan glukokortikoid ini berupa obat tablet, kaplet atau sediaan sistemik.
Glukokortikoid sintetik digunakan pada pengobatan nyeri sendi, arteritis temporal,
dermatitis, reaksi alergi, asma, hepatitis, systemic lupus erythematosus,
inflammatory bowel disease, serta sarcoidosis. Selain sediaan oral, terdapat pula
sediaan dalam bentuk obat luar untuk pengobatan kulit, mata, dan juga
inflammatory bowel disease. Kortikosteroid juga digunakan sebagai terapi
penunjang untuk mengobati mual, dikombinasikan dengan antagonis 5-HT3
(misalnya ondansetron).

c. Mekanisme kerja

Mekanisme yang terjadi pada jaringan akibat pengaruh GC masih belum jelas
benar, namun dosis kronis dapat mengakibatkan atrofi pada jaringan limfatik,
jaringan otot, osteoporosis dan penipisan kulit. GC juga merupakan hormon
steroid dari kelas kortikosteroid, yang memiliki kapasitas untuk membinasakan
limfosit, mengembangkan timosit dan menginduksi apoptosis, sehingga sering
digunakan untuk penanganan peradangan seperti artritis, collagen vascular
diseases, radang paru dan asma, beberapa jenis radang hati, beberapa penyakit
kulit dan granulomatous diseases, sub-akut tiroiditis dan amiodarone-associated
thyroiditis.

d. Penggunaan glukokortikoid dalam dunia medis

Didunia medis glukokrtikoid digunakan untuk pengobatan berbagai macam


inflamasi dan kondisi autoimun, seperti asma.
e. Efek samping dari glukokortikoid

Efek samping glukokortikoid antara lain diabetes dan osteoporosis, yang


berbahaya, terutama pada lanjut usia, dapat terjadi fraktur osteoporotik pada
tulang pinggul dan tulang belakang. Selain itu, pemberian dosis tinggi dapat
mengakibatkan nekrosis avaskular pada kepala femur.

f. Efek yang diinginkan atlet

Agar dapat merangsang hati dan jaringan lain untuk mensekresikan insulin serta
merangsang produksi sel – sel tulang rawan, sehingga dapat membantu
menumbuhkan otot guna meningkatkan kinerja olahraga pada saat pertandingan.

g. Cara mendeteksi

1. Tes darah

2. Tes stimulasi ACTH

3. Tes hormon tiroid

4. Pencitraan

5. Tes hipoglikemia induksi insulin.

h. Cabang Olahraga yang sering menggunakan zat tersebut

Pada cabang olahraga futsal dan bulu tangkis.

i. Kasus yang pernah terjadi

Pada kasus yang dialami Lee Chong Wei, hasil tes urin sampel A dan sampel B
dinyatakan positif mengandung dexamethasone. Di dunia medis, dexamethasone
bukanlah obat terlarang. WHO bahkan memasukkan salah satu ‘anggota’
glukokortikoid ini ke dalam daftar obat esensial. Dexamethasone digunakan
sebagai antiinflamasi, antialergi, dan untuk penyakit-penyakit atau keadaan yang
membutuhkan terapi dengan obat tersebut. Dalam terapi asma, dexamethasone
merupakan salah satu obat lini pertama untuk mencegah kambuhnya asma.

j. Aturan WADA terhadap zat tersebut


WADA menggolongkan zat atau metode tergolong doping ke dalam empat
kelompok. Pertama, zat dan metode yang dilarang digunakan sepanjang waktu
(in- and out-of-competition), misalnya anabolik, agonis beta-2, diuretik. Kedua,
zat dan metode yang dilarang digunakan pada saat turnamen olahraga digelar (in-
competition), misalnya stimulan, narkotik, kanabinoid, glukokortikoid. Ketiga, zat
yang dilarang digunakan dalam olahraga tertentu, misalnya alkohol, betabloker.
Keempat, zat tertentu. Dexamethasone dengan rute pemberian oral, rektal,
intravena, maupun intramuskular, termasuk dalam kelompok kedua.

7. ALKOHOL

a. Defenisi

Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus
fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol merupakan salah satu
zat yang penting dalam kimia organik karena dapat diubah dari dan ke banyak tipe
senyawa lainnya.

b. Bentuk sediaan

Alkohol biasanya dapat disediakan dalam bentuk minuman seperti: bir, anggur,
dan minuman keras seperti vodka dan wiski.

c. Mekanisme kerja

Cara alkohol mempengaruhi sistem saraf yaitu:

1. Sirotonin

Alkohol mempengaruhi serotonin dengan meningkatkan tingkatannya dalam


tubuh. Tingkat tinggi serotonin mempengaruhi otak dengan membuat tubuh
kecanduan alkohol. Orang-orang mengkonsumsi alkohol dengan harapan untuk
mengatasi depresi, dengan asumsi bahwa hal itu memberikan perasaan senang,
dan berpikir bahwa itu adalah satu-satunya cara di mana mereka dapat
melampiaskan stres.
2. Glutamat

Alkohol mempengaruhi reseptor glutamat, sehingga mengurangi tingkat


kemampuan individu untuk melakukan kegiatan. Hal ini berimbas pada kesalahan
berbicara, hilang kesadaran ingatan, dan kurangnya koordinasi dalam seorang
peminum.

3. Gamma-aminobutyric acid (GABA)

Alkohol meningkatkan aktivitas GABA di dalam tubuh. Akibatnya, aktivitas


neuron menurun, menyebabkan otak untuk kurang merespon. Oleh karena itu,
setelah minum alkohol kemudian mengemudi tidak dianjurkan, karena respon
peminum menjadi lambat untuk dapat menghindari kecelakaan potensial.

d. Penggunaan dalam dunia medis

Alkohol memiliki fungsi yang baik dalam dunia medis yaitu:

1. Sebagai Pelarut

Alkohol banyak digunakan sebagai bahan pelarut. Alkohol ini digunakan untuk
melarutkan kosmetik berupa astringent dalam bentuk bedak yang cair.

2. Sebagai Antiseptik

Ternyata alkohol juga memiliki kandungan antiseptik yang bisa digunakan untuk
mensterilisasi dari kuman. Ketika anak anda luka lecet anda bisa meneteskan
beberapa tetes alkohol ke kapas kemudian dioleskan ke bagian luka. Alkohol
tersebut mampu mensterilkan kuman yang ada di luka anak anda. Dunia medis
banya menggunakan alkohol untuk mensterilkan alat-alat kedokteran yang
digunakan.

e. Efek samping

Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan efek


samping ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi
berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi
langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang
yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran/dosis
sampai pada dosis keracunan atau mabuk.
f. Efek yang diinginkan oleh atlet menggunakan zat tersebut

Sebagian kecil atlet mengkonsumsi alkohol spesifik untuk meningkatkan


penampilan dalam olahraga.

g. Cara mendeteksi

Cara mendeteksi alkohol yaitu dengan mrnggunakan alat yaitu alcohol detector.
Alcohol detector merupakan sebuah alat yang dapat digunakan untuk skrinning
alkohol hanya dengan memanfaatkan hembusan nafas seseorang yang akan
diketahui kadar alkohol di dalam tubuhnya.

h. Cabang olahraga yang sering menggunakan zat tersebut

Cabang olahraga yang sering mengkonsumsi alkohol yaitu sepak bola, renang,
menyelam, ski air, panahan, karate, dan perahu motor.

i. Kasus yang pernah terjadi

DJ asal Swedia tersebut diketahui meninggal dunia karena pankreatitis atau


radang pankreas akut. Bahkan karena kebiasaannya minum alkohol, di tahun
2014, kantung empedu dan usus buntunya sudah harus diangkat karena
mengalami komplikasi.

j. Aturan WADA terhadap zat tersebut

WADA melarang penggunaan alkohol dalam olahra karena alkohol termasuk


jenis-jenis doping yang dilarang dalam WADC.

8. CANNABINOID

a. Definisi

Cannabinoid atau Ganja adalah tanaman yang terdiri dari biji, bunga, daun, batang
dari cannabis sativa yang dikeringkan. Ganja juga diistilahkan dengan aunt mary,
bc bud, blunts, boom, chronic, dope,gangster, grass, hash, herb, hydro, indo, joint,
kif, mary jane, mota, pot, reefer, sinsemilla,skunk, smoke, weed, dan yerba. Ganja
merupakan salah satu narkotika yang sering digunakan di dunia. ini disebabkan
oleh efek dari Delta-9-Tetrahydrocannabinol (THC) yang tergolong cepat,
sehingga dapat memengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009, ganja merupakan jenis
narkotika yang dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan. Ganja
hanya digunakan untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

b. Bentuk Sediaan

1. Ganja herbal (Marijuana)

2. Ganja herbal terdiri dari bunga dan daun dari tanaman cannabis sativa
yang dikeringkan.(Gambar 2).Ganja herbal mengandung kadar THC yang rendah
yaitu0.5-5%.Cara penggunaan ganja herbal adalah dihisap melalui lintingan ganja
seperti rokok tembakau. Lintingan ganja dikenal dengan sebutan joint atau spliff.
Lintingan ganja biasanya berisi 0,5–1 gram ganja. Ganja herbal juga dapat dihirup
menggunakan berbagai jenis pipa. Pipa yang paling sering digunakan adalah pipa
air (bong).

3. Ganja resin (hashish)

4. Ganja resin dibuat dari bahan resin tanaman ganja yang dikeringkan dan
dipadatkan menjadi bola, blok atau lembaran (Gambar 3). Ganja resin berwarna
dari coklat muda ke hijau tua sampai hitam.Ganja resin mengandung kadar THC
yang medium yaitu 2-20%.Cara penggunaan ganja resin adalah dilinting menjadi
rokok dengan daun ganja atau tembakau. Ganja resin juga dapat digunakan
dengan cara dibuat sebagai minuman teh dan dicampur dengan makanan.

5. Minyak ganja (Hash oil)

6. Minyak ganja adalah minyak kental yang diperoleh dari ekstraksi ganja
resin. Minyak ganja diekstraksi menggunakan larutan seperti aseton, isopropanol
atau methanol. Minyak ganja berwarna dari kuning ke coklat gelap (Gambar 4).
Minyak ganja mengandung kadar THC yang tinggi yaitu 15-50%. Minyak ganja
digunakan dengan meneteskan 1-2 tetes pada rokok tembakau atau diusapkan
pada kertas pembungkus rokoknya dan dihisap seperti rokok. Minyak ganja juga
dapat diteteskan pada logam panas dan dihirup uapnya.

c. Mekanisme Kerja

• Ketika seseorang mengkonsumsi ganja THC akan menstimulasi CB1R dan


melemahkan fungsi alamiah dari ECS.

• Stimulasi yang berlebihan terhadap CB1R akan menyebabkan perasaan


euforia, halusinasi dan perubahan mental lainnya.
• Apabila stimulasi ini terjadi dalam waktu yang lama, misal melalui
penggunaan berulang-ulang, maka akan terjadi perubahan ECS secara global
diotak.

• Perubahan jumlah reseptor CBR dan sensitifitas reseptor yang


menyebabkan munculnya gejala kecanduan

d. Penggunaan Dalam Dunia Medis

Penggunaannya untuk mengobati Radang usus (inflammatory bowel


disease/IBD), kanker, juga dapat meningkatkan nafsu makan pada penderita
HIV/AIDS, hepatitis C, gangguan stres, pascatrauma,glaukoma, epilepsi, dan
beberapa penyakit lain.Namun efek sampingnnya masih diperdebatkan dan di
temukan dalam ganja yang tidak boleh secara hokum,sehingga penggunaan dalam
bidang medis masih di perdebatkan,dan juga masih banyak alternative lain
untuk pengobatan.

e. Efek Samping

Penggunaan ganja sebagai obat ternyata menimbulkan efek samping, terutama


bagi pasien berusia lanjut. Mereka biasanya mengalami peningkatan detak
jantung, penurunan tekanan darah, pusing atau terasa melayan, dan pingsan. Obat
ini juga bisa menimbulkan rasa kantuk, perubahan mood, dan tidak nyaman
karena kesadaran yang terkadang hilang. Pasien juga melaporkan bibir kering,
tidak ingat peristiwa terkini, halusinasi pada yang menggunakan nabilone. Efek
ini biasanya diatasi dengan mengurangi dosis obat.

Efek samping lainnya:

• Rusaknya pembuluh dara

• Pelupa

• Resiko tinggi kangker testis

• Menghancurkan sel sel otak

f. Efek yang di inginkan oleh Atlet menggunakan zat tersebut

Meningkatnya performa berolahraga (meningkatkan kecepatan,kekuatan, daya


atau presisi)
g. Cara Mendeteksi

Dengan melakukan tes kandungan urin.

h. Cabang Olahraga yang sering menggunakan zat tersebut

Tidak dapat didefinisikan cabang olahraga mana yang sering menggunakan zat
ini,namur ada kasus yang mengenai atlet judo yang di keluarkan karena positif
mengkonsumsi zat ini.

i. Kasus yang pernah terjadi

Kasus yang pernah terjadi Dikeluarkannya atlet yudo Amerika Nick Delpopolo
dari Olimpiade London 2012 pada Senin (6/8) setelah hasil tesnya positif
mengkonsumsi kanabinoid.

j. Aturan WADA terhaap zat tersebut

WADA melarang penggunaan kanabinoid,karena memiliki efek samping


halusinasi dan secara hukum juga di larang. Peraturan WADA menyatakan
hukuman skors dua tahun bagi para atlet yang sistem tubuhnya mengandung ganja
selama kompetisi.
9. BETA BLOKERS

a. Defenisi

Beta blocker adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi
klinis, terutama terkait dengan sistem kardiovaskular. Sifat farmakologis dari beta
blocker, seperti mengurangi kecemasan dan mengurangi tremor tangan, digunakan
oleh beberapa atlet meningkatkan kinerja.

b. Bentuk sediaan

• Obat Berbentuk Pil Jenis obat berbentuk pil ini adalah bentuk obat yang
berbentuk bundar (bulat) padat kecil yang mengandung bahan atau zat obat.

• Obat Berbentuk Kapsul Obat jenis kapsul ini terdiri dari bahan obat yang
dibungkus dengan bahan padat.

• Obat Berbentuk Kaple Jenis obat kaplet ini merupakan jenis obat yang
bentuknya penggabungan dari bentuk tablet dan kapsul tapi Kaplet ini tidak
memakai pembungkus.

c. Mekanisme kerja

Mekanisme kerja beta blocker dijantung dengan cara menghambat reseptor beta
sehingga menurunkan denyut jantung, menurunkan kecepatan konduksi, dan
menurunkan kontraktilitas. Sedangkan mekanisme kerja di ginjal dengan
menghambat reseptor beta sehingga mencegah pelepasan renin dan menurunkan
resistensi perifer pembuluh darah.

d. Penggunaan dalam dunia medis

Beta blocker adalah kelas obat yang digunakan untuk mengatur ritme jantung
abnormal dan menjaga jantung dari serangan jantung berulang setelah serangan
jantung pertama. Dalam dunia medis beta blokers digunakan untuk mengobati
darah tinggi, walaupun tidak lagi jadi pilihan utama.

e. Efek samping

Efek samping beta blocker, Efek samping umum yang terkait dengan beta blocker
adalah kelelahan, karena berkurangnya curah jantung dan penurunan perfusi otot
dalam olahraga, rasa dingin di ekstremitas (tangan dan kaki) karena vasokonstriksi
perifer dan gangguan tidur (Cruickshank, 1981).

f. Efek yang diinginkan oleh atlet menggunakan zat tersebut

Beta blocker biasanya digunakan oleh atlet sebagai agen anti-kecemasan dalam
olahraga karena mereka menghasilkan efek mereka secara perifer daripada
terpusat dan tidak memiliki sifat adiktif benzodiazepin. Efek anti-kecemasan
perifer mereka pada prinsipnya terkait dengan blokade-adren oceptors di jantung
di mana mereka mengurangi stres takikardia dan oleh reduksi tremor ekstremitas
melalui blokade.

g. Cara mendeteksi

Beta blocker memiliki tingkat kelarutan yang bervariasi antara fase lipid dan air.
Atenolol,celiprolol, nadolol dan sotalol adalah yang paling larut dalam air.
Properti ini membatasi kemampuan mereka untuk melewati sawar darah otak, dan
karenanya mengurangi efek samping yang dimediasi oleh pusat (Turner, 1983).

h. Cabang olahraga yang sering menggunakan zat tersebut

Aksi dan penggunaan beta blocker dalam olahragaPenggunaan beta blocker dalam
olahraga Stres dan kecemasan adalah respons umum terhadap olahraga kompetitif.

• Panahan (WA) *

• Mobil (FIA)

• Biliar (semua disiplin ilmu) (WCBS)

• Panah (WDF)

• Golf (IGF)

• Memotret (ISSF, IPC) *

• Skiing / snowboarding (FIS) dalam lompat ski, antena freestyle / halfpipe


dan halfboard snowboard / udara besar

• Olah raga bawah air (CMAS) dalam apnea berat konstan dengan atau
tanpa sirip, apnea dinamis.
i. Kasus yang pernah terjadi

Studi kasus yang berkaitan dengan beta blocker Ada beberapa kasus yang relatif
melibatkan beta blocker. Kotak 22.1 Kim Jong-Su (2008) Selama Olimpiade
Beijing 2008, penembak Korea Utara, Kim Jong-Su adalah dilucuti dari dua
medali dan dikeluarkan dari Olimpiade ketika ia dinyatakan positif beta blocker,
propranolol (Wendt, 2009).

j. Aturan WADA terhadap zat tersebut

Beta blocker dan Daftar Terlarang WADA Peraturan WADA sehubungan dengan
beta blocker Daftar larangan beta kelas WADA 2017 beta blocker di bawah “zat
terlarang khususnya olahraga ”(Tabel 22.4). Untuk sebagian besar olahraga ini,
pemblokir beta dilarang hanya dalam kompetisi. Namun, dalam olahraga Panahan
dan Menembak, beta blocker juga dilarang di luar kompetisi. Daftar olahraga
mencerminkan potensi manfaat penghambat beta dalam memproduksi anti-
kecemasan dan efek anti-tremor. Prevalensi temuan yang merugikan untuk beta
blocker Statistik tahunan dari laboratorium terakreditasi WADA menunjukkan
bahwa ada beberapa analitik yang merugikan Temuan (AAF) untuk beta blocker
(Tabel 22.5).
10. NON STEROID ANTIINFLAMASI

a. Definisi

Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS atau Nonsteroidal anti-inflammatory


drugs (NSAIDs)) adalah kelas obat yang sama-sama memberikan efek analgesik
(antinyeri) dan antipiretik (penurun panas), dan dalam dosis yang lebih tinggi
berefek anti-inflamasi. Istilah "nonsteroid" membedakan obat ini dari anti-
inflamasi lain yaitu "steroid", yang bekerja menekan produksi eikosanoid. Istilah
ini pertama kali digunakan pada tahun 1960, digunakan untuk menjauhkan obat
baru dari tragedi iatrogenik terkait steroid.

b. Bentuk Sediaan

Obat antiinfamasi nonsteroid tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, krim, atau
suppositoria (obat padat berbentuk peluru yang dipakai dengan cara dimasukkan
ke dalam anus), dan suntik.

c. Mekanisme Kerja

NSAIDs atau non steroid antiinflamasi bekerja dengan cara menghambat enzim
siklooksigenase (COX 1 dan 2) untuk menghentikan stimulasi hormon
prostalglandin, karena hormon tersebut yang memicu peradangan dan menguatkan
impuls listrik yang terkirim dari saraf ke otak sehingga meningkatkan rasa nyeri.
Dengan menggunakan obat ini, peradangan, nyeri, atau demam yang sedang
terjadi dapat berkurang.

AINS bekerja dengan cara menghambat produksi senyawa kimia khusus


(prostaglandin) yang menyebabkan inflamasi. Cara kerja AINS dalam
menghambat prostaglandin, mirip dengan cara kerja obat golongan kortikosteroid
tetapi tidak menimbulkan banyak efek samping seperti pada penggunaan
kortikosteroid. Oleh karena itu golongan obat ini disebut sebagai anti-inflamasi
non-steroid. AINS bekerja efektif untuk meredakan nyeri yang disebabkan oleh
kerusakan jaringan secara perlahan dan lama misalnya pada nyeri arthritis pada
sendi.

d. Penggunaan dalam Dunia Medis


Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau nonsteroidal anti-inflammatory drugs
(NSAIDs) adalah kelompok obat yang digunakan untuk meredakan nyeri, serta
mengurangi peradangan yang ditandai dengan kulit kemerahan, terasa hangat, dan
bengkak. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk menurunkan demam.
NSAIDs sering dikonsumsi untuk mengatasi sakit kepala, nyeri menstuasi, flu,
radang sendi, cedera sendi, atau keseleo.

e. Efek Samping

Obat AINS yang dapat diperoleh tanpa resep umumnya memiliki efek samping
lebih sedikit daripada obat AINS yang diperoleh dengan resep. Beberapa efek
samping yang umumnya muncul setelah penggunaan obat AINS, yaitu: Mual
Muntah Diare Konstipasi Nyeri perut seperti maag, Penurunan nafsu makan
,Kemerahan pada kulit, Pusing atau sakit kepala Rasakantuk,Reaksialergi

f. Efek yang diinginkan Oleh Atlet

Bagi atlet menggunakan non steroid antiinflamasi bisa menimbulkan motivasi


untuk bekerja lebih keras dan tingkat yang lebih tinggi agresif saat bermain
olahraga, dan juga untuk menghilangkan nyeri pada otot.

g. Cara mendeteksi

Yaitu dengan melihat gejala-gela yang timbul pada seseorang yang


mengkonsumsinya, banyak sekali gejala yang dapa dilihat seperti bertambahnya
berat badan dengan cepat, lebih sedikit mengeluarkan urin, tidak bisa
menggerakkan beberapa bagian tubuh, dan lain sebagainya.

h. Cabang olahraga yang sering menggunakan zat tersebut

Olahraga yang sering menggunakan non steroid antiinflamasi adalah olahraga


binaragawan.

i. Kasus yang pernah terjadi

Belum ada kasus yang menyebabkan kematian terhadap pengguna non steroid
antiinflamasi, karena obat tersebut dinyatakan tidak terlalu berbahaya, hanya saja
bagi orang yang mengkonsumsinya terlalu berlebihan bisa menimbulkan efek
yang buruk.

j. Aturan WADA terhadap obat tersebut

Tidak ada atauran dari WADA terhadap penggunaan obat non steroid
antiinflamasi dikalangan olahraga.
11. DIURETIK

a. Defenisi

Diuretik adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu kondisi, sifat
atau penyebab naiknya laju urinasi. Diuretik ialah obat yang dapat menambah
kecepatan pembentukan urin.

b. Bentuk Sediaan Diuretik

1. Diuretik tiazid adalah diuretik yang paling sering diresepkan oleh dokter.
Obat ini paling sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Obat-
obatan ini tidak hanya mengurangi cairan dalam tubuh Anda, tetapi juga
menyebabkan pembuluh darah Anda menjadi rileks sehingga tekanan darah
menurun. Contoh diuretik tiazid yaitu:
chlorothiazide,chlorthalidone,hydrochlorothiazide,metolazone .indapamide.

2. Diuretik Loop,Diuretik loop sering digunakan untuk mengobati gagal


jantung. Contoh obat-obatan ini termasuk: torsemide,furosemid,bumetanide,asam
ethacrynic.

3. Diuretik Potassium-sparing, Obat diuretik jenis ini dapat mengurangi


jumlah cairan yang menumpuk dalam tubuh tanpa menghilangkan kalium, dan zat
gizi penting lainnya. Ini bedanya jenis diuretik ini dengan yang lainnya. Obat jenis
ini sebenarnya tidak membantu menurunkan tekanan darah, maka itu biasanya jika
memang mengalami tekanan darah juga, dokter akan memberikan obat tekanan
darah yang lainnya, tidak bergantung pada obat jenis ini.

c. Mekanisme Kerja dan Penggunaan dalam Dunia Medis

Diuretik tiazid merupakan golongan yang umum digunakan. Seluruh obat-obatan


golongan ini bekerja pada tubulus distal ginjal dan memiliki efek diuretik yang
sama. Peningkatan dosis pada obat-obatan golongan ini tidak akan meningkatkan
respon peningkatan produksi urin. Salah satu obat yang termasuk golongan ini
adalah hydrochlorothiazide (HCT).
Diuretik loop bekerja pada lengkung henle ginjal. Dibandingkan dengan diuretik
golongan lain, diuretik loop memiliki efektivitas tertinggi dalam mengeluarkan
ion natrium dan clor dari tubuh yang selanjutnya tentu diikuti dengan
meningkatnya jumlah produksi urin. Obat yang paling sering digunakan dari
golongan diuretik loop adalah furosemide.

Diuretik hemat kalium bekerja pada tubulus pengumpul ginjal untuk mencegah
penyerapan kembali ion natrium dan pengeluaran ion kalium. Obat golongan ini
lebh sering digunakan untuk mengobati hipertensi, dan sering dikombinasikan
dengan diuretik tiazid. Sangat penting memonitor kadar kalium dalam darah pada
pasien yang mengkonsumsi obat ini. Spironolactone merupakan obat dari
golongan ini yang sering digunakan.

Acetazolamide merupakan obat yang bekerja sebagai penghambat enzim karbonik


anhidrase pada tubulus proksimal ginjal. Obat golongan ini lebih sering digunakan
untuk fungsi lain (seperti : pengobatan glaukoma) selain diuretik karena
efektivitasnya yang lebih rendah dibandingkan diuretik tiazid.

Diuretik osmotik merupakan substansi kimia sederhana (seperti : mannitol dan


urea) yang disaring dan keluar melalui ginjal. Obat golongan ini dapat
memberikan efek diuretik karena kemampuannya dalam membawa cairan
bersamaan dengan keluarnya substansi ini ke tubulus ginjal. Hanya sebagian kecil
ion natrium yang ikut keluar bersamaan dengan substansi ini. Diuretik osmotik
merupakan tatalaksana utama dalam mengatasi peningkatan tekanan di dalam
otak, keracunan obat, trauma.

d. Efek Samping

• Pusing atau sakit kepala.

• Sering merasa haus.

• Perubahan gairah seksual atau gangguan siklus haid.

• Peningkatan kadar glukosa dan kolesterol dalam darah.

• Gatal-gatal dan ruam pada kulit.

• Kekurangan kalium, natrium, dan magnesium pada diuretik loop.

• Kram otot dan telinga berdenging pada diuretik loop.

• Hiperkalemia pada penggunaan diuretik hemat kalium.


• Ginekomastia pada laki-laki untuk penggunaan spironolactone.

e. Efek yang diinginkan oleh atlet menggunakan zat tersebut

Terhadap cabang binaraga dapat menemukan bahwa diuretik diklaim sebagai obat
yang dapat menurunkan berat badan.

f. Cara Medeteksi

Yaitu dengan melalui tes urin.

g. Cabang olahraga yang sering menggunakan zat tersebut

Yaitu cabang olahraga atletik.

h. Kasus yang pernah terjadi

Adapun di antara kasus doping yang terjadi pada pra-Olimpiade adalah Mariem
Alaoui Selsouli asal Maroko. Salah satu favorit peraih medali emas untuk nomor
atletik 1.500 meter putri ini gagal melewati tes doping karena hasil tes terhadap
dirinya mengandung diuretic terlarang. Secara keseluruhan, sebanyak 15 atlet
kedapatan menggunakan doping pada Olimpiade Beijing 2008, dan angka itu
merupakan jumlah terbanyak pada Olimpiade Musim Panas sejak IOC mulai
memberantas obat-obatan pada edisi 1968 di Mexico City.

i. Aturan WADA terhdap Diuretik

Diuretik Zat diuretik membuat seseorang menghasilkan lebih banyak urine.


Dengan banyaknya cairan yang keluar, dapat menurunkan berat badan atlet
sebelum kompetisi. Zat ini terkadang tak terdeteksi melalui tes urine sehingga
disebut masking agents. WADA juga melarang zat lain yang bertindak sebagai
masking agents.

Anda mungkin juga menyukai