Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HALAMAN JUDUL
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Ditujukan kepada
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
BELLA CITRA YOVIDIYANTI
15501241046
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 15501241046
Judul TAS : Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL
MATA PELAJARAN DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA KELAS X
TITL DI SMK NEGERI 2 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN
2018/2019
Oleh:
Bella Citra Yovidiyanti
NIM. 15501241046
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari setiap butir soal UAS Gasal
Mata Pelajaran DLDE Kelas X TITL di SMK Negeri 2 Purwokerto tahun ajaran 2018/2019.
Kualitas butir soal dilihat dari aspek materi, bahasa, konstruksi, validitas, reliabilitas, daya
beda, tingkat kesukaran dan efektivitas pengecoh.
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deksriptif dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode
dokumentasi dengan instrumen penelitian adalah lembar soal UAS Gasal Mata Pelajaran
DLDE Kelas X SMK Negeri 2 Purwokerto tahun ajaran 2018/2019, kunci jawaban, norma
penilaian tes, kisi-kisi soal, respon jawban siswa dan angket.
Analisis dilakukan secara empirik/ kuantitatif dan teoritik/ kualitatif. Berdasarkan
hasil penelitian secara kualitatif menggunakan angket untuk experts judgement
disimpulkan bahwa dari 35 butir soal, sebanyak 10 butir soal (28,57%) tidak memenuhi
kriteria dari aspek materi, konstruksi maupun bahasa. Kemudian hasil analisis kuantitatif
diperoleh dengan pendekatan teori tes klasik. Secara keseluruhan dilihat dari aspek
validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektivitas pengecoh didapatkan jika
sebanyak 2 butir soal (5,71%) termasuk kategori sangat baik, 11 butir soal (31,43%)
kategori baik, 7 butir soal (20%) kategori cukup, 9 butir soal (25,71%) kategori tidak baik,
dan sisanya 6 butir soal (17,14%) masuk kategori sangat tidak baik.
Kata Kunci: analisis butir soal, mata pelajaran DLDE, teori tes klasik
v
ANALYSIS OF FINAL EXAM IN ODD SEMESTER BASIC OF
ELECTRICAL AND ELECTRONICS OF CLASS X AT STATE 2
PURWOKERTO VOCATIONAL HIGH SCHOOLL STUDY YEAR 2018/2019
By:
Bella Citra Yovidiyanti
NIM. 15501241046
ABSTRACT
This study aims to ensure the quality of each item test questions at final exam in
odd semester of basic of electrical and electronics of class X at State 2 Purwokerto
Vocational High School study year 2018/2019. The quality of the questions is seen from
the aspects of material, language, construction, validity, reliability, differentiation, level of
difficulty and deception effectiveness.
This study used descriptive research methods with qualitative and quantitative
approaches. Data were collected with documentation method. The data sources used are
form of question sheets, answer keys, assesment sheets, grids, response of student answers
and questionnaires.
The analysis is carried out empirically/ quantitatively and theoretically/
qualitatively. Based on the results of the qualitative study using a questionnaire for experts
judgement, can be concluded that from 10 out of 35 items (28.57%) do not fulfill the criteria
of material, construction and language aspects. Then the results of quantitative analysis
are obtained by classical test theory approaches. Based on the aspects of validity, level of
difficulty, differentiation and deception effectiveness, overall two items (5.71%) are
categorized as very good, 11 items (31.43%) are categorized as good, seven items (20%)
are categorized as passable, nine items (25.71%) are categorized as not good, and six items
(17.14%) are categorized as very bad
Keywords: item analysis, basic of electrical and elebtronics, classical test theory
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dengan
judul “Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal
Mata Pelajaran Dasar Listrik Dan Elektronika Kelas X Titl Di Smk Negeri 2
Purwokerto Tahun Pelajaran 2018/2019” ini dengan baik dan lancar tanpa ada suatu
halangan apapun.
Penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Selama
melaksanakan penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini penulis telah banyak mendapat
bantuan dan dukungan semangat yang datang dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini dengan segala rasa syukur disampaikan rasa terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Samsul Hadi, M.Pd., M.T. selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah
banyak memberikan semangat, masukan, dorongan dan bimbingan selama
penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
2. Dr. Edy Supriyadi, M.Pd. dan Dr. Phil. Nurhening Yuniarti, M.T. selaku
validator instrumen penelitian TAS yang sudah memberikan saran/ masukan
perbaikan.
3. Drs. Totok Heru Tri Maryadi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Dr. Widarto, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir
Skripsi.
5. Drs. Dani Priya Widada selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Purwokerto yang
telah mmeberikan ijin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir
Skripsi.
6. Mudiyanti, S.Pd. selaku guru pengampu mata pelajaran DLDE di SMK Negeri
2 Purwokerto sekaligus Ibu Tercinta yang selalu berkenan membantu dalam
setiap proses penelitian TAS yang dilakukan.
vii
7. Penguji dan Sekretaris yang bersedia memberikan koreksi perbaikan terhadap
Tugas Akhir Skripsi yang sudah dibuat.
8. Para Guru dan staf di SMK Negeri 2 Purwokerto yang telah banyak membantu
selama proses pengambilan data.
9. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penyusunan Tugas Akhir
Skripsi.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan semua pihak yang telah
membantu penulis selama proses penyusunan Tugas Akhir Skripsi. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini masih banyak hal
yang perlu disempurnakan, oleh karena itu saran dan kritik guna penyempurnaan
tulisan ini sangat penyusun harapkan. Semoga Tugas Akhir Skripsi ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi para
pembaca pada khususnya terutama untuk Pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Penulis,
viii
HALAMAN MOTTO
“Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali
tidak sanggup menolaknya.”
(QS. Al-An’am : 134)
“Saat kamu menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, saat itulah kamu makin
belajar untuk lebih mengenali dirimu sendiri.”
(Unknown)
“Ketika berpikir untuk menyerah, coba ingat kembali apa tujuanmu sebelumnya.”
(Eclaire)
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Persembahan ini juga untuk seseorang yang sudah mau mendukung dan
membantu dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini. Terimakasih sudah mau
menjadi teman dan tempat berkeluh kesah, terimakasih untuk selalu memberi saran
dan masukkan yang senantiasa menenangkan. Setelah ini waktunya saya untuk
ganti menyemngati dan membantu. Your name may not be written in this, but I’ll
keep it in a place that will never be forgotten.
x
DAFTAR ISI
xi
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 57
A. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 57
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 58
C. Variabel Penelitian ............................................................................................... 58
D. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................................ 58
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 59
F. Teknik Analisis Data ............................................................................................ 62
1. Analisis Teoritik/Kualitatif ............................................................................... 62
2. Analisis Empirik/Kuantitatif ............................................................................. 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 69
A. Hasil Penelitian .................................................................................................... 69
1. Hasil Analisis Teoritik/Kualitatif ...................................................................... 70
2. Hasil Analisis Empirik/Kuantitatif.................................................................... 71
B. Pembahasan Hasil ................................................................................................ 80
1. Hasil Analisis Secara Teoritik .......................................................................... 81
2. Hasil Analisis Secara Empirik .......................................................................... 83
C. Tindak Lanjut Hasil Penelitian............................................................................. 92
1. Tindak Lanjut Hasil Analisis Teoritik .............................................................. 92
2. Tindak Lanjut Hasil Analisis Empirik ............................................................. 95
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 102
A. Simpulan ............................................................................................................ 102
B. Implikasi Hasil Penelitian .................................................................................. 104
C. Saran................................................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 108
LAMPIRAN ....................................................................................................... 110
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
mengembangkan potensi yang ada pada diri pribadi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia dijelaskan apabila pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan
proses dan output, yang dimaksud dengan input dalam pendidikan adalah peserta
didik. Sedangkan pada tahap proses dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain
yang tersedia. Pada output yang merupakan keluaran dari tahap yang dilakukan
1
merupakan hasil dari kegiatan proses pendidikan yang telah dilakukan bersama oleh
pendidik dan peserta didik. Kemudian hasil dari proses tersebut dilakukan sebuah
evaluasi (dalam hal ini menjadi feedback) untuk kedepannya menjadi bahan
Menurut QCA (2003) dalam Arifin (2012:374) “feedback is the mean by which
teachers enable children to close the gap in order to take learning forward and
Pada tahap proses pembelajaran dan evaluasi yang telah dilakukan, guru
memiliki tanggung jawab untuk menilai hasil belajar dari siswanya. Seperti yang
sudah tertera pada UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 585untuk memantau proses
kemajuan dan perbaikan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh
dan mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi serta ilmu yang diberikan
selama proses belajarcsesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu guru
wajib memiliki bekal untuk mendukung tugasnya dalam mengevaluasi hasil belajar
siswa.
menganalisa dan menentukan hasil dari proses belajar yang telah dilaksanakan oleh
peserta didik secara sistematis sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dilakukan
2
(Suharsimi:2016). Evaluasi yang dilakukan dapat mengetahui apakah siswa
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Dalam evaluasi terdapat beberapa langkah
sesuatu yang sifatnya kuantitatif (Suharsimi, 2016:1). Dengan kata lain penilaian
merupakan penjelasan dan penafsiran hasil dari pengukuran. Prinsip penilaian yang
cara untuk mengukur atau bisa disebut juga sebagai alat untuk mengumpulkan
informasi karateristik dari suatu objek. Tes atau pengujian diberikan kepada
Tanggapan atau respon yang diberikan oleh seseorang tersebut akan menjadi tolok
diujikan.
Terdapat beberapa macam tes yang terbagi menjadi tiga urutan waktu, yaitu
pada awal pembelajaran, selama pembelajaran dan diakhir pembelajaran. Pada awal
pembelajaran dapat dilakukan placement test atau tes penempatan yang bertujuan
untuk menentukan unjuk kerja masukan atau kemampuan awal siswa sebelum
3
memulai pembelajaran (Supriyadi:2017). Prosedur tes pada sistem penilaian dan
saat ini masih mendominasi. Selama pembelajaran berlangsung dapat dilakukan tes
formatif yang bertujuan untuk memantau kemjauan belajar siswa selama menerima
materi pembelajaran. Tes formatif yang dilakukan dapat berupa ulangan harian atau
ujian blok pada setiap bab atau materi yang telah selesai diberikan kepada siswa.
Tes ini juga berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan belajar sudah tercapai pada
tiap bagian ataukah siswa tersebut harus melaksanakan remedial supaya tujuan
belajar tersebut tercapai. Pada akhir pembelajaran dapat dilakukan tes sumatif yang
tujuannya untuk mengetahui hasil belajar akhir dari siswa. Tes sumatif biasanya
berupa Ulangan Akhir Semester pada tiap semester maupun juga Ujian Nasional di
tingkat akhir pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan. Tujuan lain dari tes
pembelajaran tambahan.
diujikan atau belum. Selain itu guru juga dapat mengetahui sejauh mana tujuan
sebagai alat evaluasi yang paling sering digunakan oleh guru untuk melakukan
penilaian hasil belajar siswa, maka tes harus memiliki kualitas yang baik supaya
dapat menunjukan hasil secara tepat dan benar. Keputusan yang akan diambil oleh
dipengaruhi oleh hasil tes yang akurat. Seharusnya guru sebagai pendidik selain
4
mengevaluasi hasil belajar dari siswa jug mengevaluasi instrumen yang digunakan
dalam penilaian. Evaluasi soal tes yang digunakan dalam penilaian dapat
menunjukkan apakah soal tersebut merupakan kategori baik atau tidak. Jika soal tes
yang diujikan bukan merupakan kategori yang baik maka perbaikan dalam
pembuatan soal dirasa perlu dilakukan oleh guru yang bersangkutan. Akan tetapi
pada kenyataannya guru tidak bisa secara mendetail mengevaluasi soal yang
dibuatnya sehingga evaluasi yang dilakukan hanya penilaian hasil akhir siswa. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan waktu dan beban mengajar yang dimiliki oleh guru
tersebut, sehingga soal yang diujikan kepada siswa tidak dapat diketahui
kualitasnya.
(Suharsimi Arikunto, 1993: 56). Validitas dan reliabilitas pada sebuah tes
menandakan apakah soal tes tersebut dapat dengan akurat mengukur apa yang akan
diukur dan juga memiliki konsistensi sehingga ketika diberikan beberapa kali
kepada subjek yang sama akan memberikan hasil yang relatif sama sehingga
unsur subjektivitas tidak mempengaruhi hasil. Sifat praktis yang dimiliki berarti tes
mudah untuk dilaksanakan, diperiksa disertai dengan petunjuk yang jelas. Apabila
pada pelaksanaan tes tidak memerlukan biaya yang besar maka dapat dikatakan jika
5
bertujuan untuk mengetahui apakah butir soal atau tes yang diberikan sudah
termasuk dalam kategori sangat baik, baik atau kurang baik dilihat secara teoritik
maupun empirik. Apabila butir soal tersebut termasuk dalam kategori kurang baik
maka seharusnya sudah tidak digunakan lagi dan dilakukan revisi atau perbaikan
soal tersebut sehingga soal yang diberikan kepada siswa nantinya merupakan butir
soal yang memiliki kualitas tinggi. Pada analisis butir soal secara teoritik akan
memberikan hasil kualitatif dilihat dari segi materi, konstruksi dan bahasa. Analisis
aspek, yaitu dilihat dari segi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda
kejuruan bidang teknologi dan rekayasa. Berdasarkan hasil dari wawancara salah
satu guru mata pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika (DLDE) pada bulan
dipergunakan untuk mengevaluasi siswa, sehingga kualitas dari soal tersebut belum
diketahui. Mata pelajaran DLDE merupakan salah satu mata pelajaran pokok bagi
siswa kelas X. Keterbatasan waktu dan kemampuan pada guru menjadi alasan yang
kuat mengapa analisis dari soal belum dapat dilaksanakan. Guru mempunyai
anggapan jika melakukan analisis butir soal membutuhkan banyak waktu padahal
kegiatan guru saat ini tidak hanya terfokus pada satu mata pelajaran saja dan banyak
Terdapat 35 butir soal bentuk pilihan ganda dan 5 butirksoal bentuk uraian
pada pelaksanaan Ulangan Akhir Semester Gasal tahun pelajaran 2018/2019 mata
6
pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika. Pembuatan soal berdasarkan pada materi
yang telah diberikan kepada siswa kelas X jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
Hasil tes yang diperoleh siswa kemudian akan dijadikan bahan pertimbangan pada
beberapa kekurangan.
Dilihat dari perolehan nilai pada UAS Gasal Mata Pelajaran DLDE dari 71
peserta didik terdapat 32 peserta didik yang memeperoleh nilai dibawah ketuntasan
minimal yaitu 75 (dapat dilihat pada lampiran 7). Banyak dari siswa tersebut yang
memiliki perolehan skor yang kecil pada pilihan ganda. Tentunya karena perolehan
skor yang kecil pada pilihan ganda menjadi perhatian bagi guru selaku pengajar dan
juga pembuat soal. Padahal dilihat dari faktor pendukung lainnya pada proses
belajar mengajar sudah baik. Sarana dan prasarana yang tersedia pada sekolah
tersebut sudah cukup lengkap, guru pengajar mata pelajaran sudah tersertifikasi dan
melakukan analisis terhadap butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Gasal
untuklmengetahui kualitas soal yang dibuat oleh guru sebagai langkah dalam
evaluasi pembelajaran dengan mengambil judul “Analisis Butir Soal Ulangan Akhir
Semestes Gasal Mata Pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika Kelas X TITL di
7
B. Identifikasi Masalah
1. Perolehan skor pada Ulangan Akhir Semester Gasal mata pelajaran DLDE
tahun ajaran 2018/2019 bentuk pilihan ganda masih belum cukup memuaskan
minimal.
3. Kualitas soal tes Ulangan Akhis Semester Gasal mata pelajaran DLDE tahun
C. Batasan Masalah
terjadi kesalahan. Batasan masalah yang diambil peneliti adalah untuk mencari
kualitas Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran DLDE tahun pelajaran
2018/2019 SMK Negeri 2 Purwokerto kelas X TITL yang secara teoritik ditinjau
dari segi materi, konstruksi dan bahasa serta secara empirik ditinjau dari
pengecoh/distractor.
8
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kualitas secara kualitatif Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata
X TITL?
kelas X TITL?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kualitas secara kualitatif Soal Ujian Akhir Semester Gasal
kelas X TITL.
2. Untuk mengetahui kualitas secara kuantitatif Soal Ujian Akhir Semester Gasal
kelas X TITL.
F. Manfaat Penelitian
sebagai berikut:
9
1. Manfaat secara teoritis12
bidang_evaluasi pendidikan.
b. Hasil dari penelitian ini dapatjmenjadi bahan acuan atau informasi dan
a. Untuk peneliti
Universitas_Negeri Yogyakarta.q
b. Untuk Siswamk
tersebut.
c. Untuk Guru
merupakan soal yang memiliki kualitascbaik atau kurang baik sehingga dapat
10
d. Untuk Sekolahany
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
Pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki kaitan yang erat antara satu
dengan yang lainnya. Pengukuran adalah suatu proses kegiatan dalam rangka untuk
sebagainya. Selain itu pengukuran juga dapat berarti pemberian angka atau usaha
dalam memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta
kuantitatif tentang sejauh mana suatu ciri yang dimiliki oleh peserta didik. Pendapat
yang sama juga disampaikan oleh Kizlik (2012:3), karena selain definisi umum
12
Pengukuran itu sendiri juga tidak terlepas dari penilaian. Menurut Kizlik (2012:3)
dan membuat keputusan bila dirasa perlu. Suatu penilaian tidak hanya mencakup
tes saja, tapi juga bisa mencakup beberapa metode seperti observasi, wawancara,
pengamatan perilaku dan sebagainya. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh
Zainal Arifin (2012:8), dilihat dari hubungannya dengan proses dan hasil belajar,
penilaian adalah suatu proses yang secara sistematis dan berkesinambungan dalam
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam
tertentu.
Herman, 1992:2). Hasil dari penilian nantinya dapat berupa angka (setelah
b. Pengertian Evaluasi
Secara garis besar, evaluasi merupakan suatu proses yang disengaja dan
yang sudah diperoleh tersebut dibuatlah sebuah keputusan (Purwanto, 2017: 3).
Pengertian lain dari evaluasi juga dikemukakan oleh Cronbach dan Stufflebeam
dalam Suharsimi (2016: 3) bukan hanya digunakan untuk mengukur sejauh mana
13
tujuan tercapai tetapi juga sebagai pengambilan keputusan merupakan tujuan dari
proses evaluasi. Pengertian evaluasi menurut pendapat para ahli tersebut bukan
hanya mengenai proses dan tujuan yang tercapai, akan tetapi juga mengenai
peserta didik sudah memenuhi kriteria yang ditentukan karena evaluasi sendiri
proses yang sistematis dan bertujuan untuk menentukan atau memutuskan sejauh
mana tujuan-tujuan dari proses pengajaran telah dicapai oleh peserta didik.
Martubi (2004: 12) menjelaskan hal yang serupa bahwa evaluasi pembelajaran
kontinyu tentang suatu proses dan hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa
Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 21, evaluasi pendidikan merupakan suatu
jenjang, jalur dan jenis pendidikan pada setiap komponennya sebagai bentuk
Berdasarkan pemaparan para ahli dan juga UU Nomor 20 tahun 2003 maka
seberapa jauh nilai-nilai dan tujuan sudah tercapai, dalam hal ini terutama pada
14
proses pembelajaran. Informasi data yang diambil sebagai bahan evaluasi adalah
hasil belajar siswa sejak awal hingga akhir pembelajaran. Data yang telah
langkah selanjutnya yang akan digunakan oleh satuan pendidikan untuk proses
memiliki pengertian yang sama yaitu menilai atau menentukan nilai sesuatu,
pengukuran, sedangkan tes adalah salah satu alat pengukuran. Hubungan antara
evaluasi, penilaian, pengukuran dan tes dapat dilihat pada gambar berikut ini.
adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh
15
adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh
Tujuan dan fungsi dari evaluasi adalah dua hal yang selalu betrkaitan.
Menurut Rusydi dan Tien (2017: 7) tujuan evaluasi memiliki dua fungsi, yaitu
fungsi formatif dan.fungsi sumatif. Fungsi sumatif yaitu evaluasi digunakan untuk
hasil tingkat keberhasilan dan kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan
belajar merupakan tujuan dari kegiatan evaluasi itu sendiri. Menurut Ngalim
jangka waktu tertentu. Setelah itu fungsi ke dua evaluasi adalah sebagai tolak ukur
merupakan fungsi evaluasi yang ke tiga. Selanjutnya fungsi evaluasi yang terakhir
16
Martubi (2004: 12) menjelaskan bahwa evaluasi pembelajaran memiliki
selama ini sudah dilaksanakan. Selain itu juga sebagai sarana untuk
peserta didik dalam kelas yang sesuai dengan tingkat kepandaiannya juga
pendidikan yang sudah ada, menilai ketepatan kurikulum dan juga untuk
17
1) Penilaian_hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses,kemajuan belajar, dan perbaikan hasil.belajar peserta
didik secara berkesinambungan.
2) Penilaian hasil belajarmoleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai
pencapaian Standar Kompetensi/Lulusan untuk semua mata pelajaran.
3) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah_bertujuan untuk menilai
pencapaianLkompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.
Suharsimi (2016: 18-19) menjelaskan tentang tujuan dan fungsi evaluasi
kepada peserta didik dan juga memilih peserta didik yang dinyatakan.lulus.
Dengan melihat hasil dari penilaian siswa maka guru dapat mengetahui
kelemahan tersebut.__
18
4) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan--
untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari suatu program tersebut berhasil
apakah sudah sesuai atau masih gagal dalam mencapai target sehingga dapat
Dapat disimpulkan apabila tujuan dari evaluasi hail belajar adalah untuk
dicapai oleh para peserta didik dalam jangka waktu satu periode tertentu. Sehingga
suatu keputusan. Keputusan yang diambil oleh guru didasarkan pada hasil
evaluasi yang menampilkan kelemahan dan kelebihan dari peserta didik yang juga
pembelajaran.berikutnya.
yang harus dimiliki pada penilaian hasil belajar antara lain shahih yang berarti
berdasarkan pada kemampuan yang akan_diukur, objektif dan adil yang berarti
tidak terpengaruh oleh subjektivitas penilai serta tidak merugikan atau pun
menguntungkan peserta didik karena beberapa alasan. Prinsip lainnya yang harus
19
dimiliki adalah terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan yang berarti
pembelajaran, proses penilaiannya juga dapat diketahui oleh beberapa pihak yang
digunakan dan berfungsi dengan sebagai mana mestinya, maka evaluasi tersebut
(2016: 38) terdapat satu prinsip umum dan penting dalam evaluasi, yaitu
trianggulasi atau hubungan erat tiga komponen. Komponen yang termasuk dalam
Penjelasan lebih lanjut dari gambar diatas pada Suharsimi (2016: 39)
adalah:
20
1) Hubungan antara tujuan dengan KBM
adanya perencaan mengajar yang disusun oleh guru. Dalam bagan Triangulasi
ini, anak panah yang menunjuk hubungan antara KBM dengan tujuan belajar
yang bermakna jika KBM mengacu pada tujuan. Akan tetapi pada bagan,
panah juga mengarah dari tujuan ke KBM yang artinya dalam penyusunan
mengetahui sejauh mana tujuan belajar sudah tercapai. Oleh karena itu dalam
penyusunan alat dan teknik evaluasi harus didasarkan pada tujuan yang telah
direncanakan.
diampu oleh Edy Supriyadi, prinsip-prinsip dasar evaluasi yang harus dimiliki
antara lain:
21
4) Menunjukkan-hubungan yang erat antara_prestasi atau hasil pembelajaran
dengan substansi yang dinilai
5) Memiliki keandalan setinggi mungkin dan diinterpretasikan dengan cermat.
6) Mamiliki validitas yang memadai
7) Mencakup,sampel tugas-tugas pembelajaran.secara representatif
Berdasarkan pemaparan beberapa para ahli dan Permendikbud diatas,
secara garis besar prinsip evaluasi merupakan acuan atau nilai yang seharusnya
menetapkan aspek apa saja yang akan dinilai, memilih dan menentukan
teknik evaluasi apa yang akan digunakan, menyusun alat pengukur evaluasi,
pengukuran.
22
3) Melakukan verifikasi data evaluasi hasil belajar
Setelah data terhimpun kemudian melakukan verifikasi dari data yang sudah
dievaluasi.
Data yang telah terverifikasi selanjutnya siap untuk diolah dan danalisis agat
Data yang telah selesai diolah dan dianalisis kemudian diinterpretasikan dan
kkebijakan atau langkah yang dirasa perlu sebagai suatu bentuk tindak lanjut
1) Menyusun perencanaan.penilaian;
2) Mengembangkan,instrumen penilaian;
3) Melaksanakan-penilaian;
4) Memanfaatkan hasil!penilaian; dan
5) Melaporkan hasil penilaian_dalam bentuk angka.dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
23
f. Teknik Evaluasi Hasil Belajarai
Terdapat beberapa teknik evaluasi hasil belajar yang bisa digunakan oleh
menyampaikan jika teknik evaluasi dapat dikelompokan kedalam dua jenis, yaitu:
1) Teknik tes
pada aspek kognitif (pengetahuan) atau tingkat penguasaan materi yang hasil
dari teknik tes ini biasanya diolah secara kuantitatif. Pelaksanaan proses tes
2) Teknik non-tes
kemampuan peserta didik pada aspek tingkah laku termasuk minat, sikap dan
motivasi.
Anas Sudijono (2012: 65) juga menyampaikan hal yang sama mengenai
teknik dalam mengevaluasi hasil belajar, yaitu teknik tes dan non-tes. Teknik tes
merupakan cara atau prosedur yang perlu dilalui dalam rangka penilaian dan
tingkah laku testee. Kemudian teknik non-tes melakukan penilaian atau evaluasi
hasil belajar peserta didik tanpa menguji pesesrta didik. Cara yang dilakukan pada
24
2. Tinjauan tentang Tes Sebagai Alat Evaluasi Belajar
a. Pengertian Tes
Menurut Suharsimi (2016: 67) tes merupakan alat atau prosedur yang
dipakai guna mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, cara dan
tes adalah salah satu jenis instrumen pengukuran oleh karena itu tes mengukur
Anas Sudijono (2012: 67) menyampaikan jika tes merupakan sesuatu atau
serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu yang
yang lainnya.
Ngalim Purwanto (2017: 33) menyampaikan apabila tes hasil belajar atau
diberikan oleh pengajar atau guru terhadap para peserta didiknya, atau dosen
kepada testee yang harus dikerjakan dalam suatu cara atau prosedur pengukuran
menunjukkan prestasi atau tingkah laku testee. Selanjutnya nilai yang telah
Berdasarkan pemaparan para ahli tersebut maka dapat disimpulkan jika tes
25
memberikan tugas kepada peserta didik yang kemudian hasilnya menjadi acuan
Menurut Anas Sudijono (2012: 67) sebagai alat pengukur serta alat untuk
terlaksana merupakan fungsi dari tes hasil belajar. Selain itu menurut Suharsimi
(2016: 165-166) fungsi dari tes dapat ditinjau dari tiga hal, yaitu:
orang tua peserta didik dalam hal mengatasi masalah kesulitan belajar yang
dialami agar mencapai tujuan dan mampu menentukan pilihan peserta didik
selanjutnya.
3) Untuk administrasi artinya tes berfungsi guna keperluan seleksi peserta didik
Bentuk dari tes hasil belajar mempengaruhi hasil akhir dari evaluasi yang
diberikan kepada peserta didik. Secara umum, bentuk tes hasil belajar dapat
26
1) Ditinjau dari segi kegunaan..
a) Tes formatif
Anas Sudijono (2012: 71) menyampaikan tes formatif adalah tes hasil
belajar yang bertujuan guna mengetahui seberapa jauh peserta didik telah
digunakan dalam memperbaiki proses belajar- mengajar yang sedang atau telah
dilaksanakan.
berlangsung dan berakhirnya satu pokok bahasan tertentu. Hasil dari tes
formatif ini dapat menjadi acuan tindak lanjut, apabila hasil tes menunjukkan
namun jika hasil yang diperoleh sebaliknya maka ada bagian-bagian yang
b) Tes sumatif.
terhadap bahan pelajaran yang telah dipeajari selama jangka waktu tertentu.
27
Tujuan dan fungsi utama dari tes sumatif adalah untuk menentukan
pencapaian hasil akhir dari pembelajaran dan penentuan nilai akhir pada
didik di dalam kelompok dan laporan kemajuan peserta didik kepada orang tua
c) Tes diagnostik
Anas Sudijono (2012: 70) menuturkan jika tes diagnostik merupakan tes
yang dilakukan gunna menentukan dengan akurat dan tepat jenis kesulitan apa
yang dialami oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang berlangsung
tes diagnostik merupakan sebuah tes yang dilakukan untuk dapat menentukan
Pertanyaan pada tes ini biasanya termasuk dalam kategori sukar untuk
28
2) Ditinjau dari segi sistem penskoran...
a) Tes subjektif
adalah tes yang pada umumnya berbentuk essai atau uraian yang membutuhkan
jawaban yang sifatnya berupa pembahasan atau uraian kata-kata. Tes uraian
atau essai (essay test) atau yang seringkali juga dikenal dengan istilah tes
subjektif (subjective test) merupakan salah satu jenis tes yang memiliki
perinyah yang jawabannya berupa uraian atau penjelasan kalimat yang pada
Pada umumnya butir soal pertanyaan tes uraian diawali dengan kata-kata
“Uraikan..”, “Jelaskan...”, “Mengapa...”, atau kata lain yang serupa dengan itu.
kelebihan antara lain adalah mudah disiapkan dan disusun. Kelebihan lainnya
dengan menggunakan kalimat yang bagus dan lugas dengan gaya bahasa
mereka sendiri. Kemudian kelebihan soal tes subjektif berikutnya adalah tidak
dapat megetahui seberapa jauh peserta didik tersebut mendalami masalah yang
sedang diujikan.
29
Beberapa kekurangan yang dimiliki tes subjektif antara lain kadar
pertimbangan individual dari penilai yang tidak dapat diwakilkan oleh orang
memberikan peserta didik kebebasan saat menjawab soal dalam bentuk uraian
sesuai dengan perintah yang terdapat pada pertanyaan. Pemberi skor pada tes
b) Tes objektif
(2012: 106) tes objektif merupakan salah satu jenis tes yang menggunakan atau
terdiri dari butir-butir soal (items) /yang dapat dipilih oleh peserta tes. Terdapat
empat macam tes objektif menurut Suharsimi (2016: 181-190) yaitu tes benar-
jawaban tes bahkan pemeriksaan juga dpat dilakukan menggunakan alat hasil
30
kemajuan teknologi. Selain itu tes objektif juga leih mampu dalam
Kekurangan yang dimiliki oleh tes objektif antara lain banyak soal yang
sehingga dalam persiapan menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes subjektif.
Pada soal tes objektif sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi karena
lebih mengandalkan daya ingat dan pengenalan saja. Selain itu juga banyaknya
terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah tes secara umum yaitu
sebagai berikut:
2) Membuat batasan terhadap bahan atau materi yang akan dijadikan tes.
31
2) Mengidentifikasi hasil belajar (learning outsomes) apa saja yang akan diukur
5) Menyiapkan tabel.spesifikasi.
Sebuah tes dapat dikatakan berfungsi dengan baik sebagai alat pengukur
ciri tea yang baik yaitu bisa memenuhi persyaratan yang berupa validitas,
1) Validitas
Validitas artinya tes yang diberikan sudah sesuai atau tepat dengan fungsinya
2) Reliabilitasss
kali akan tetap memberikan hasil yang relatif sama,. oleh karena itu tes_dapat
dikatakan reliabel.
3) Objektivitase
32
4) Praktibilitas
Praktibilitas pada suatu tes adalah apabila tes tersebut memiliki sifat yang
sehingga tes tersebut tidak memerlukan proses yang rumit. Tes yang praktis
5) Ekonomis
lama.
Mengevaluasi tes hasil belajar peserta didik merupakan salah satu upaya
Suharsimi (2016: 220) analisis soal (item analysis) ialah suatu prosedur yang
sistematis dan akan memberikan informasi yang spesifik dan khusus terhadap
Menurut Arifin (2016: 246) analisis kualitas tes adalah suatu tahapan yang
bahwa analisis butir soal merupakan suatu proses yang tersusun secara sistematis,
33
bertujuan untuk mencari dan memastikan apabila soal-soal yang digunakan untuk
Manfaat dari analisis butir soal yang dilakukan adalah dapat meningkatkan
kualitas butr soal selain validitas dan reliabilitas juga meliputi tiga aspek lainnya
diadakannya analisis butir soal ini juga dapat mengethui kualitas dari setiap butir
soal yang diujikan apakah sudah berfungsi dengan baik atau belum sehingga
nantinya dapat sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan atau revisi.
Perbaikan atau revisi dilakukan kepada soal-soal yang masib belum relevan
dengan materi pengejaran, ditandai oleh banyaknya peserta didik yang tidak
mampu untuk menjawab butir soal tersebut secara benar. Selain itu manfaat yang
berikutnya adalah dapat memilih dan memilah kemudia menyimpan butir soal
mana yang sudah memiliki kualitas baik ke bank soal untuk kemudian dapat
Tes diharapkan mampu menampilkan hasil yang objektif dan akurat dalam
peranannya sebagai alat evaluasi hasil belajar. Analisis kualitas butir tes
derajat kualitas soal testersebut. Adapun pembuat soal pada analisis butir soal
dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu analisis secara teoritik (kualitatif) dan
34
1) Analisis teoretik
Analisis soal teoretik atau kualitatif menurut Mardapi (2007: 140) dilakukan
butir soal yang telah disusun kemudian melihat kesesuaian butir soal, dengan
kemampuan dasar dan indikator soal yang akan diukur. Pada analisis secara
teoretik juga melihat apakah soal tersebut sudah memenuhi prasayarat yang dilihat
Dalam analisis butir soal secara teoretik pada soal pilihan ganda terdapat
kaidah penulisan soal yang merupakan petunjuk atau pedoman yang harus
digunakan. Kaidah penulisan ini digunakan oleh penulis agar soal yang digunakan
mempunyai kualitas atau mutu yang baik. Soal dapat dikatakan memiliki mutu
yang baik apabila mampu untuk menjaring informasi yang dibutuhkan dalam soal
secara optimal. Kaidah penulisan soal menurut BSNP (2010: 4-6) yang meliputi
aspek isi atau materi, konstruksi soal dan bahasa adalah sebagai berikut:
a) Aspek materi
Validitas dari segi materi atau isi dilihat melalui hubungan antara isi dari tes
dengan konstrak yang akan diukur. Isi tes mengacu terhadap tema, kata-kata,
format butir,.tugas atau pertanyaan pada tes (Mardapi, 2007:17). Soal yang
baik adalah antara soal dengan indikator atau konstruk memiliki kesesuaian
sehingga pada soal harus menanyakan materi dan perilaku sesuai dengan
homogen dan logis dilihat dari aspek materi. Alternatif jawaban juga
seharusnya berasal dari materi yang sama seperti pada pokok soal. Penulisan
35
alternatif jawaban yang setara juga harus dilakukan supaya seluruh alternatif
atau pilihan jawaban dapat berfungsi secara baik. Pada soal yang baik dalam
segi materi, harus memiliki satu jawaban soal yang paling benar pada setiap
soal sehingga akan hanya ada satu kunci jawaban di masing-masing soal.
b) Aspek konstruksi
Soal dapat dikatakan baik pada aspek konstruksi apabila dapat memenuhi
Pokok soal dirumuskan.secara jelas dan tegas, artinya materi yang ada
pada soal harus ditanyakan secara jelas dan tidak mengandung pengertian
Rumusan soal dan pilihan atau alternatif jawaban harus berisi pernyataan
jawaban benar
Pokok soal tidak boleh mengandung dua pernyataan negatif ganda, artinya
tidak boleh sampai ada dua atau lebih kata yang bersifat negatif untuk
Alternatif jawaban yang ada harus logis dan homogen dilihat dari segi
materi, artinya semua alternatif jawaban harus sesuai dengan materi yang
ditanyakan pada pokok soal, penulisannya harus setara dan harus berfungsi
semuanya
36
Alternatif jawaban tidak mengandung sebuah pernyataan. Seperti
bagi peserta tes untuk memilih alternatif jawaban yang panjang karena
Alternatif jawaban yang berupa angka atau waktu harus disusun atau
kronologi waktu. Hal ini dilakukan guna mempermudah peserta tes dalam
Apabila terdapat gambar, tabel diagram atau grafik dan sejenisnya pada
pokok soal haruslah jelas dan berfungsi dengan baik. Hal tersebut berarti
apa saja yang terdapat pada soal harus ditanyakan dengan jelas, terbaca
dan dapat dimengerti oleh peserta tes. Jika soal dapat terjawab tanpa harus
melihat gambar, grafik atau tabel dan sejenisnya maka itu berarti gambar,
tabel diagram atau grafik dan sejenisnya tidak berfungsi dalam soal
tersebut
37
dapat menjawab soal sebelumnya dengan benar tidak akan menjawab soal
c) Aspek bahasa
Soal dapat dikatakan baik dilihat dari segi aspek bahasa apabila:
Pada setiap butir soal harus menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai
2) Analisis Empirik
Analisis soal secara empirik atau kuantitatif lebih menekankan pada analisis
karakteristik tes melalui data yang telah didapatkan secara empiris dari soal yang
sudah diujikan terhadap peserta didik. Data yang telah diperolah kemudian
ditampilkan dalam bentuk angka. Dua pendekatan yang digunakan pada analisis
butir secara kuantitatif atau empirik antara lain melalui pendekatan secara teori tes
Penelaahan butir soal melalui informasi yang didapatkan dari jawaban peserta
didik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas butir soal tersebut merupakan
pengertian analisis butir soal secara klasik. Dalam teori tes klasik menurut Smith
(2016:6) skor total pada tes memberikan perkiraan kemampuan dari seseorang.
Biasanyan skor pada pengukuran dalam teori tes klasik biasanya adalah jumlah
38
item dari peserta tes yang menjawab benar. Pada pengukuran tes klasik, Dali S
Naga (1992: 4-6) menyebutkan jika kelompok butir yang sama akan diisi oleh
kelompok peserta yang sama. Artinya jumlah skor akhir nantinya bergantung
sangat kuat, dan mudah dipahami. Selain itu menurut BSNP (2010:9) kelebihan
dari analisis butir soal secara klasik adalah dapat dilakukan=dengan cepat
data dari beberapa peserta_didik atau sampel kecil. Pada analisis butir soal
secara klasik terdapat beberapa aspek yang diperhatikan. Setiap butir soal akan
dianalisis baik dari aspek reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan
efektivitas pengecoh.
Teori respon butir pada analisis butir soal atau lebih dikenal dengan istilah
kelemahan yang ada pada teori tes klasik. Kelemahannya yaitu ketergantungan
ciri peserta pada kelompok butir tes (Dali, 1992: 160). Teori respon butir
Analisis butir dengan IRT dapat menggunakan model logistik satu, dua dan
tiga parameter yang diterapkan pada tes kognitif. Menurut Hambleton dalam
39
Firmanto (2016:65) nama model disesuaikan dengan banyaknya jumlah
item, daya diskriminasi item dan tebakan semu. Hubungan antara perfomansi
𝑒 (𝜃−𝑏𝑖)
𝑃𝑖 () =
1 + 𝑒 (𝜃−𝑏𝑖)
kesukaran item i, dan e adalah nilai 2,718. Semakin besar nilai parameter bi maka
semakin besar abilitias yang diperlukan bagi responden menjawab item benar
abilitas (Hambleton:1991).
menggunakan rumus:
𝑒 𝐷𝑎𝑖(𝜃−𝑏𝑖)
𝑃𝑖(𝜃) =
1 + 𝑒 𝐷𝑎𝑖(𝜃−𝑏𝑖)
untuk membedakan responden dengan tingkat abilitas tinggi dan rendah. Grafik
40
yang dihasilkan akan lebih curam apabila harga ai menunjukkan angka yang
tinggi.
sebagai berikut:
𝑒 𝐷𝑎𝑖(𝜃−𝑏𝑖)
𝑃𝑖(𝜃) = 𝑐𝑖 + (1 − 𝑐𝑖)
1 + 𝑒 𝐷𝑎𝑖(𝜃−𝑏𝑖)
Berikut ini merupakan grafik Item Characteristic Curve (ICC) dua item pada
model logistik Satu, Dua dan Tiga Parameter menurut Hambleton &
Swaminathan (1985:28):
Gambar 4. ICC Dua Item Pada Model Logistik Satu, Dua dan Tiga Parameter
d. Analisis Kualitas Butir Soal
beberapa tahapan atau proses yang harus dilalui. Tahapan yang harus dilalui antara
lain adalah proses pembuatan soal yang harus sesuai dengan prosedur penyusunan
proses evaluasi. Soal yang telah dibuat hendaknya dilakukan analisis karena dirasa
41
perlu supaya memastikan apakah soal yang dibuat dan diujikan termasuk ke dalam
soal yang memiliki kualitas baik dan layak untuk dijadikan alat ukur penilaian
1) Validitas
(2016: 80) menyebutkan apabila sebuah tes dapat dikatakan valid jika mampu
Validitas suatu tes mengacu pada tingkat kebenaran penafsiran skor tes
tersebut (Mardapi, 2007:17). Perlu diketahui, penafsiran skor ini berdasarkan pada
sebenarnya bukan validasi tes yang menjadi tujuan, tetapi melakukan validasi
terhadap intrepretasi data yang terkumpul dari suatu prosesdur tertentu. Ketepatan
intrepretasi hasil suatu tes berdasarkan pada bukti-bukti yang mendukung sesuai
dengan tujuan dilakukannya tes. Bukti validitas suatu tes terbagi menjadi empat
kelompok, yaitu bukti berdasarkan isi tes, prosesarespons, struktur internal dan
validitas merupakan salah satu aspek atau syarat yang harus terpenuhi oleh sebuah
tes dalam ketepatannya mengukur hal yang.seharusnya diukur oleh tes tersebut.
42
Anas Sudijono (2012: 163) membagi validitas menjadi 2 macam, yaitu:
a) Validitas tes
Validitas tes terdiri dari 2 macam, yaitu validitas rasional dan validitas
Menurut Anas Sudijono (2012: 164) validitas rasional dapat dimiliki oleh sebuah
tes apabila tes tersebut secara rasional mampu untuk mengukur apa yang
pemikiran atau penalaran, atau dapat dikatakan diperoleh dengan berpikir logis.
adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat
empirik. Apabila sebuah tes sudah diuji dari pengalaman maka tes tersebut sudah
b) Validitas item
merupakan ketepatan dalam mengukur apa yang seharusnya diukur pada sebutir
soal atau item. Selain itu menurut Suharsimi (2016: 90) validitas item digunakan
sebuah tes memiliki validitas yang rendah. Untuk menghitung validitas item
𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝑏𝑝𝑖 = √
𝑆𝑡 𝑞
Keterangan:
43
Mp : rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item
yang dicari validitasnyaa
Mt : rerata skor total
St : standar deviasi dari skor total
p : proporsi peserta didik yang menjawab benar
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 peserta didik 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
(𝑝 = )
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ peserta didik
q : proporsi peserta didik menjawab salah (𝑞 = 1 − 𝑝)
(Suharsimi, 2016: 93)
Indeks korelasi point biserial (ybpi) yang diperoleh dari hasil perhitungan
dengan jumlah peserta tes. Jika nilai ybpi > r tabel maka butir soal tersebut
termasuk valid, begitu pula sebaliknya. Pada penelitian ini menggunakan bukti
antara konstrak dengan respons peserta tes yang dalam hal ini merupakan pilihan
2) Reliabilitas
Suharsimi (2016: 74) menyebutkan sebuah tes dapat memiliki realibilitas apabila
jika dilakukan selama berulang kali pada waktu yang berbeda, pengujian tersebut
menunjukkan hasil yang relatif sama atau tidak adanya perubahan signifikan.
Dapat disimpulkan apabila realibilitas merupakan salah satu aspek yang harus
dimiliki oleh tes dalam hal kepercayaan dan ketetapan soal untuk bisa diujikan
44
kepada peserta tes. Terdpat 3 macam metode yang dapat digunakan dalam
Dengan metode ini perhitungan reliabilitas berasal dari dua buah tes yang
paralel dimana tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan tes memiliki keasamaan
antara satu dengan yang lainnya namun butir soalnya berbeda. Metode ini
diujikan terhadap kelompok peserta didik yang sama yang hasilnya kemudian
dikorelasikan dengan nilai koefisien. Apabila memperoleh nilai tinggi maka tes
Pada metode tes ulang, satu seri soal diujikan sebanyak dua kali dalam
waktu yang berbeda kepada kelompok peserta tes yang sama. Hasil dari dua kali
umumnya pengujian yang kedua mendapatkan hasil yang lebih baik daripada
pengujian pertama.
Metode ini hanya melakukan satu kali pengujian terhadap satu kelompok
peserta didik yang dibagi menjadi dua pada waktu tertentu. Pada metode ini
dapat menggunakan rumus K-R 20 untuk mencari nilai reliabilitas dalam tes
𝑛 𝑆 2 ∑ 𝑝𝑞
𝑟11 = ( )( )
𝑛−1 𝑆2
Keterangan:
45
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q (q=1.p) : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
pq : jumlah hasil perkalian p dan q
n : banyak item
S : standar deviasi dari tes
(Suharsmi, 2016: 115)
3) Tingkat kesukaran
Kriteria soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu muadh atapu terlalu
sukar. Soal yang terlalu sukar akan membuat peserta.didik merasa mudah putus
asa dan kurang termotivasi untuk belajar karena soal tersebut melebihi jangkauan
kemampuannya. Begitupun apabila soal terlalu mudah maka peserta ddik tidak
tingkat kesukaran yang ideal antara soal mudah : sedang : sukar adalah
(𝑊𝐿 + 𝑊𝐻)
𝑇𝐾 =
(𝑛𝐿 + 𝑛𝐻)10
Keterangan:
4) Daya pembeda
suatu butir soal tes hasil belajaradalam membedakan antaravpeserta didik yang
46
berkemampuan rendah dengan yang.berkemampuan tinggi. Daya pembeda dapat
(𝑊𝐿 − 𝑊𝐻)
𝐷𝑃 =
𝑛
Keterangan:
(Martubi, 2004:44)
5) Efektivitas pengecoh
dikatakan berfungsi dengan_baik apabila memiliki daya tarik yang besar bagi
testee yang kurang.memahami materi untuk memilih. Pengecoh yang sama sekali
47
Martubi (2004: 45) mengemukakan apabila pada soal pilihan ganda kriteria
pengecoh yang baik adalah tersebar secara merata, mirip dengan kunci jawaban,
dipilih oleh minimal 5% testee dan jumlah kelompok bawah yang memilihnya
234) juga menyampaikan pengecoh dapat dikatakan memiliki fungsi yang baik
apabila pengecoh tersebut dipilih oleh sebanyak 5% dari testee atau peserta tes.,
efektivitas pengecoh adalah seberapa baik alternatif jawaban salah yang akan
memilih pengecoh tersebut maka efektivitas pengecoh juga akna semakin baik.
Peserta tes yang mengabaikan semua option atau tidak memilih satupun alternatif
jawaban yang tersedia disebut omit. Sebuah tes yang baik apabla jumlah omitnya
non-formal dan informal. Pada jalur pendidikan formal terbagi lagi menjadi tiga
tingkatan yang kesemuanya saling berkelanjutan antara satu dengan yang lainnya.
Ketiga tingkatan tersebut terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
juga berhak untuk menyelenggarakan program akademik, profesi dan atau vokasi.
48
Clarke & Winch dalam Herminarto (2018: 24) mendefinisikan jika
didasarkan atas demand driver, memiliki hubungan erat terhadap DUDI (Dunia
teknologi saat ini. Fasilitas mutakhir yang digunakan untuk menunjang keperluan
kepribadian serta keterampilan peserta didik supaya lebih siap dan mandiri dalam
pendidikan yang lebih lanjut sesuai dengan program kompetensi atau keahlian
yang dipilih. Selain itu, mempersiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja yang
49
profesional dan ahli sesuai dengan bidang atau kompetensinya juga merupakan
Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 330 tahun 2017 mengenai kompetensi
inti dan kompetensi dasar mata pelajaran pada SMK/MAK, mata pelajaran Dasar
Listrik dan Elektronika masuk ke dalam dasar program keahlian (C2) pada
Rekayasa. Mata pelajaran DLDE merupakan salah satu mata pelajaran dasar yang
harus dikuasai oleh peserta didik. Terdapat 14 kompetensi dasar yang harus
(dapat dilihat di lampiran 2) pada UAS Gasal kelas X tahun ajaran 2018/2019
antara lain menerapkan konsep listrik dan elektronika dengan materi pada
kompetensi ini adalah arus listrik dan elektron. Kompetensi kedua yang diujikan
diujikan adalah sifat elemen pasif pada rangkaian listrik arus searah dan rangkaian
50
hukum Ohm dan hukum Kirchoff. Kemudian kompetensi terakhir yang diujikan
adalah sifat elemen aktif pada sumber arus dan sumber tegangan.
a. Dilihat dari segi validitas, sebanyak 21mbutir soal (43%) termasuk dalam
kategorissukar.
51
e. Efektivitas>pengecoh pada penelitian ini memperoleh<hasil analisis sebanyak
2 butir soal (4%) kategori.tidak baik, 9 butir soal.(18%) kategori kurang baik,
kategoriccukup, 11 butir soal (22,5%) kategori baik dan 12 butir soal (24,5%)
memiliki,reliabilitas tinggi.
52
d. Dayappembeda soal yang dianalisis menunjukanchasil 3,33% soal
yang//harus dibuang.
Persamaan yang terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Shodiq dan
program Anates. Perbedaan dari kedua penelitian diatas adalah mata pelajaran dan
hasil butir soal yang tidak valid lebih besar daripada butir soal yang valid. Secara
adanya perbaikan supaya soal tersebut menjadillayak dan baik untuk dijadikan
alat ukurrevaluasi.
C. Kerangka Berfikir
dikuasai oleh guru supaya proses pelaksanaan kegiatan evaluasi dapat berjalan
53
pelaksanaan, penilaian, mengolah data dan menganalisis hasil penilaian. Kegiatan
perkembangan peserta didiknya. Selain itu juga sebagai tolok ukur keberhasilan
Soal ulangan akhir semester merupakan salah satu alat atau instrumen
terhadap materi yang telah diberikan selama satu semester. Langkah-langkah yang
dapat dilakukan dalam pengembangan tes hasil belajar adalah dengan menyusun
spesifikasi tes, menulis soal, menelaah soal, melakukan uji coba tes, menganalisis
butir soal, memperbaiki tes, melaksanakan tes dan menafsirkan hasil dari tes
digunakan berkualitas. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk melakukan uji
Informasi mengenai aspek materi, konstruksi dan bahasa pada soal dapat
dilakukan sebelum tes tersebut diujikan. Hal ini dikarenakan analisis dilakukan
secara teoritik atau kualitatif dilihat dari kaidah penulisan soal tersebut. Kemudian
pada aspek validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda dan efektivitas
didik. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah soal tersebut sudah berkualitas
54
atau belum. Selanjutnya soal yang telah di analisis atau ditelaah di intepretasikan
perbaikan yang dirasa perlu terutama untuk soal yang masih dalam kategori jelek.
Bagi soal yang sudah berkualitas baik maka dapat dimasukkan ke dalam bank soal
dilakukannya analisis butir soal ini, maka guru akan memeiliki alat atau instrumen
D. Pertanyaan Peneliti
55
2. Dilihat dari analisis empirik:
56
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kualitatif dimana nantinya data yang dianalisis tidak untuk menolak atau
menerima hipotesis, melainkan hasil dari analisis berupa deskripsi dari gejala
yang diamati dan berbentuk angka-angka antar variabel yang dianalisis. Menurut
kuantitatif maka dapat menghasilkan data kuantitatif sebagai data utama. Bisa
namun data kualitatif yang dihasilkan nantinya hanya sebagai data penunjang dari
juga menggunakan analisis kualitatif untuk mengukur validitas soal dilihat dari
aspek materi, konstruksi dan bahasa. Maka dari itu pada penelitian ini
57
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Langkah awal untuk penelitian ini adalah dengan melakukan observasi dan
tanya jawab kepada guru pengajar yang tempat pelaksanaannya dilakukan di SMK
yang terjadi. Penelitian ini kemudian dilanjutkan pada bulan Maret 2019.
C. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah analisis butir soal UAS secara teoritik
atau kualitatif dilihat dari segi isi/materi, konstruksi dan bahasa, secara
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X keahlian Teknik
Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 2 Purwokerto tahun ajaran 2018/2019 yang
terdiri dari 36 peserta didik kelas X TITL 1 dan 35 peserta didik kelas X TITL 2
Objek pada penelitian ini adalah soal Ulangan Akhir Sekolah Semester
Gasal Mata Pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika tahun ajaran 2018/2019 kelas
beserta dengan kisi-kisi, kunci jawaban, lembar jawaban siswa dan angket.
58
E. Teknik Pengumpulan Data
beserta kisi-kisi dan dokumenter. Angket pada penelitian ini digunakan untuk
mengetahui dan mengukur analisis teoritik atau kualitatif dari butir soal.
59
Sedangkan dokumen merupakan catatan tertulis tentang sesuatu yang
terjadi pada waktu yang lalu (W. Gulo, 2010:123), sehingga metode dokumenter
merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan data yang sudah ada
nama siswa, kisi-kisi soal, soal yang diujikan, kunci jawaban, tabel penskoran,
serta lembar jawaban siswa. Adapun kisi-kisi soal pada Ulangan Akhir Semester
Gasal Mata Pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika kelas X di SMK Negeri 2
Purwokerto Tahun Pelajaran 2018/2019 adalah seperti pada tabel berikut ini:
60
searah dan rangkaian induktansi dan Siswa dapat menghitung
10
peralihan kapasitansi besarnya induktansi induktor
Siswa dapat menghitung
besarnya kapasitansi 11
kapasitor
Dapat membedakan Siswa dapat membedakan
sifat-sifat resistor, sifat-sifat resistor, induktor 12
induktor dan kapasitor. dan kapasitor
2
Siswa dapat menguraikan
aplikasi induktor dan 13
kapasitor
4 Menganalisis teorema Dapat menguraian Siswa dapat menulis rumus
1 14
rangkaian listrik arus tentang hukum Ohm hukum Ohm
searah Dapat menganalisis Siswa dapat menghitung arus
teorema rangkaian 1 pada rangkaian dengan 15
listrik arus searah. beban sebuah resistor
Dapat menguraikan Siswa dapat menerapkan
1 16
tentang hukum Kirchoff Hukum Kirchoff I
Dapat menghitung arus Siswa dapat menhitung
17
pada rangkaian seri, tegangan pada rangkaian seri
paralel dan seri paralel Siswa dapat menghitung arus
18
pada rangkaian paralel
Siswa dapat menjelaskan
sifat-sifat pada hubungan 19
resistor parale
Siswa dapat menghitung
hambatan pengganti pada 20
7
hubungan paralel
Siswa dapat menghitung arus
21
pada hubungan batere.
Siswa dapat mengitung arus
dan tegangan pada hubungan 38
campuran
Siswa dapat menghitung arus
pada hubungan batere 40
campuran
5 Menganalisis daya dan Dapat menganalisis Siswa dapat menghitung
energi listrik daya dan energi listrik besarnya daya pada suatu 22
rangkaian
Siswa dapat menghitung
3
energi yang digunakan suatu 23
beban.
Siswa dapat menghitung
24
usaha panas
Dapat mengitung Siswa dapat menghitung
rendemen daya yang diberikan oleh 25
2 pesawat listrik
Siswa dapat menghitung
26
rendemen pesawat listrik
61
6 Menentukan peralatan Dapat menjelaskan Siswa dapat menyebutkan
ukur listrik untuk prinsip kerja alat ukur alat ukur yang digunakan
mengukur besaran analog (kumparan putar, untuk mengukur usaha listrik
1 27
listrik. besi putar,
elekrrodinamis dan
induksi.
Dapat menjelaskan Siswa dapat menentukan
fungsi alat-alat ukur azas kerja alat-alat ukur 28
listrik listrik
Siswa dapat menjelaskan
3
cara menghubungkan alat 29
ukur tegangan
Siswa dapat menyebutkan
39
fungsi alat-alat ukur listrik
Dapat membaca skala Siswa dapat membaca skala
30
alat ukur analog hambatan
2
Siswa dapat membaca skala
31
tegangan
7 Menerapkan Dapat menjelaskan Siswa dapat menganisis cara
pengukuran tahanan fungsi tahanan listrik 1 membagai tegangan melalui 32
(resistan) listrik tahanan listrik.
Dapat menjelaskan Siswa dapat menjelaskan
fungsifungsi bagaian 1 fungsi tombil zero 33
pada multi meter. adjustment
Dapat menbaca kode Siswa dapat menterjemahkan
34
warna tahanan. kode warna tahanan.
2
Siswa dapat menterjemahkan
35
kode warna tahanan
Pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika kelas X Tahun Pelajaran 2018/2019 yang
dianalisis pada penelitian ini. Data yang sudah terkumpul akan dianalisis secara
1. Analisis Teoritik/Kualitatif
Analisis butir soal secara kualitatif dilakukan melalui penelaahan butir soal
dilihat dari aspek materi, konstruksi dan bahasa. Data yang sudah diperoleh
62
kemudian di validasi oleh beberapa ahli (experts judgement) menurut aspek yang
2. Analisis Empirik/Kuantitatif
cara menganalisis dari data yang sudah didapat. Program ini digunakan dalam
Hasil dari analisis butir soal dapat ditindak lanjuti untuk menentukan
a. Validitas
Nilai dari validitas bertujuan untuk mengetahui apakah butir soal tersebut
sudah tepat untuk digunakan sebagai alat ukur. Perhitungan analisis validitas butir
soal dapat menggunakan rumus korelasi point biserial. Indeks korelasi point
b. Reliabilitas
𝑛 𝑆 2 ∑ 𝑝𝑞
𝑟11 =( )( )
𝑛−1 𝑆2
63
Keterangan:
c. Tingkat Kesukaran
secara benar pada tingkat kemampuan tertentu, biasanya dapat dinyatakan dalam
(𝑊𝐿 + 𝑊𝐻)
𝑇𝐾 =
(𝑛𝐿 + 𝑛𝐻) 10
Keterangan:
berikut:
64
Tabel 4. Kriteria Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran (TK) Klasifikasi
TK = 0,00-0,30 Sukar
TK = 0,31-0,71 Sedang
TK = 0,71-1,00 Mudah
(Martubi, 2004: 41-42)
d. Daya Pembeda
(𝑊𝐿 − 𝑊𝐻)
𝐷𝑃 =
𝑛
Keterangan:
e. Efektivitas Pengecoh/distractor
penyebaran pilihan jawaban yang dilakukan oleh peserta tes (testee). Selain itu
juga sebagai dasar untuk mengetahui berfungsi atau tidaknya alternatif jawaban
yang tersedia. Menurut Martubi (2004:45) kriteria pengecoh yang baik adalah
65
mirip dengan kunci jawaban, tersebar secara merata, dipilih minimal sebanyak 5%
dari jumlah testee, dan jumlah kelompok bawah yang memilih pengecoh lebih
banyak peserta tes yang memilih pengecoh tersebut. Apabila testee mengabaikan
alternatif pilihan jawaban yang tersedia atau tidak memilih sama sekali maka
disebut omit. Dari segi omit, sebuah tes dikatakan baik apabila besar omit tidak
𝑃
𝐼𝑃 = × 100%
(𝑁 − 𝐵)/(𝑛 − 1)
Keterangan:
IP : Indeks Pengecoh
P : Jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
N : Jumlah peserta didik yang mengikuti tes
B : Jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal
n : Jumlah alternatif jawaban
1 : Bilangan tetap
Selanjutnya Indeks Pengecoh di klasifikasikan sesuai dengan hasil untuk
adalah:
66
f. Kualitas Soal
penentuan kualitas soal tiap butir, kriteria Reliabilitas tidak termasuk kedalam
- Apabila simpulan hasil analisis dari kriteria Validitas akan bernilai 1 jika nilai
r di atas standar dari nilai pada tabel product moment, dan akan bernilai 0 jika
berkebalikan.
- Pada kriteria Tingkat Kesukaran jika hasil dari analisis termasuk dalam
kategori sedang maka akan bernilai 1, jika masuk dalam kategori sukar atau
- Daya Pembeda akan bernilai 1 apabila simpulan hasil dari analisis termasuk
dalam kategori baik sekali, baik dan cukup. Untuk butir soal yang termasuk
analisis termasuk dalam kategori sangat baik, baik dan cukup baik maka
kriteria ini akan bernilai 1. Efektivitas pengecoh akan bernilai 0 jika termasuk
67
Berdasarkan dari beberapa aspek tersebut, maka kualitas butir soal
1. Butir soal dengan nilai total 4 masuk dalam kategori sangat baik.
4. Butir soal dengan nilai total 1 masuk dalam kategori tidak baik.
5. Butir soal dengan nilai total 0 masuk dalam kategori sangat tidak baik.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
soal pada kegiatan Ulangan Akhir Semester Gasal khususnya pilihan ganda mata
tahun pelajaran 2018/2019 dilihat secara teoritik dan empirik pada aspek materi,
instrumen yaitu seperangkat soal ujian, kunci jawaban, angket dan lembar
jawaban peserta didik yang megikuti ujian. Butir soal yang di analisa berjumlah
35 butir soal objektif yang diujikan kepada peserta didik kelas X TITL 1 dan X
empirik atau kuantitatif pada penelitian. Instrumen penelitian yang didapat dengan
kualitas butir soal yang dilihat dari aspek validitas, reliabilitas, daya pembeda,
69
1. Hasil Analisis Teoritik/Kualitatif
materi, konstruksi dan bahasa yang dilakukan melalui angket terhadap pendapat
70
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui beberapa nomor soal yang
tidak sesuai dengan kriteria yang dilihat dari aspek materi, konstruksi dan bahasa.
Dari hasil tersebut maka terdapat 10 butir soal yang tidak sesuai dengan kriteria
Version 4.09 yang dapat menampilkan hasil analisis dilihat dari aspek validitas,
a. Validitas
Kemudian dari nilai yang sudah didapat diinterpretasikan kedalam tabel r product
angka 0,250. Data yang diperoleh dari hasil analisis menggunakan program dapat
71
Tabel 8. Hasil Analisis Aspek Validitas
Nomor Soal Indeks Korelasi Validitas
1 0,198 Tidak Valid
2 0,309 Valid
3 0,350 Valid
4 0,459 Valid
5 0,151 Tidak Valid
6 0 Tidak Valid
7 0,242 Tidak Valid
8 0,478 Valid
9 0,359 Valid
10 -0,134 Tidak Valid
11 -0,241 Tidak Valid
12 0,162 Tidak Valid
13 0,199 Tidak Valid
14 0,361 Valid
15 -0,180 Tidak Valid
16 0,193 Tidak Valid
17 0,352 Valid
18 0,179 Tidak Valid
19 0,345 Valid
20 0,439 Valid
21 0,012 Tidak Valid
22 0,396 Valid
23 0,065 Tidak Valid
24 0,001 Tidak Valid
25 0,387 Valid
26 0,248 Tidak Valid
27 0,471 Valid
28 0,195 Tidak Valid
29 0,072 Tidak Valid
30 -0,039 Tidak Valid
31 0,113 Tidak Valid
32 0,024 Tidak Valid
33 0,269 Valid
34 -0,026 Tidak Valid
35 0,270 Valid
Berdasarkan hasil analisis dari 35 butir soal tersebut menunjukkan
sebanyak 14 (40%) butir soal termasuk dalam kategori valid. Sedangkan untuk
soal dengan kategori tidak valid berjumlah 21 (60%). Distribusi hasil analisis pada
72
Tabel 9. Distribusi Hasil Analisis Berdasarkan Validitas
Indeks Validitas Nomor Soal Jumlah Persentase (%)
2, 3, 4, 8, 9, 14, 17, 19, 20,
Valid 14 40
22, 25, 27, 33, 35
1, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13,
Tidak Valid 15, 16, 18, 21, 23, 24, 26, 21 60
28, 29, 30, 31, 32, 34
Berdasarkan pendistribusian hasil analisis validitas dapat digambarkan
Valid
40%
Tidak Valid
60%
b. Reliabilitas
perhitungan sebesar itu, maka soal dapat dikategorikan memiliki reliabilitas yang
rendah atau un-reliable. Soal akan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila
c. Tingkat Kesukaran
Hasil analisis butir soal berdasarkan pada aspek tingkat kesukaran dapat
73
Tabel 10. Hasil Analisis Aspek Tingkat Kesukaran
Nomor Soal Tingkat Kesukaran Klasifikasi
1 0,873 Sangat Mudah
2 0,929 Sangat Mudah
3 0,084 Sangat Sukar
4 0,845 Mudah
5 0,985 Sangat Mudah
6 1 Sangat Mudah
7 0,619 Sedang
8 0,619 Sedang
9 0,323 Sedang
10 0,098 Sangat Sukar
11 0,042 Sangat Sukar
12 0,352 Sedang
13 0,380 Sedang
14 0,718 Mudah
15 0,056 Sangat Sukar
16 0,929 Sangat Mudah
17 0,901 Sangat Mudah
18 0,380 Sedang
19 0,521 Sedang
20 0,802 Mudah
21 0,126 Sangat Sukar
22 0,774 Mudah
23 0,338 Sedang
24 0,169 Sukar
25 0,493 Sedang
26 0,267 Sukar
27 0,718 Mudah
28 0,676 Sedang
29 0,239 Sukar
30 0,169 Sukar
31 0,267 Sukar
32 0,197 Sukar
33 0,859 Sangat Mudah
34 0,084 Sangat Sukar
35 0,732 Mudah
Berdasarkan pada hasil analisis yang dilakukan terhadap 35 butir soal
tersebut pada aspek tingkat kesukaran didapatkan bahwa 7 butir soal dengan
kategori sangat mudah, 6 butir soal kategori mudah, 10 butir soal kategori sedang,
6 butir soal kategori sukar dan 6 butir soal kategori sangat sukar. Distribusi
74
sebaran butir soal pada aspek tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
soal, maka dapat dibuat diagram pie untuk menampilkan secara jelas seperti pada
gambar dibawah.
Sukar
17% Mudah
17%
Sedang
29%
Sangat Mudah Mudah Sedang Sukar Sangat Sukar
d. Daya pembeda
menggunakan program Anates pada aspek daya beda dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
75
Tabel 12. Hasil Analisis Aspek Daya Beda
Nomor Soal Indeks Daya Beda Klasifikasi
1 0,157 Jelek
2 0,105 Jelek
3 0,263 Cukup
4 0,421 Baik
5 0,052 Jelek
6 0 Jelek
7 0,263 Cukup
8 0,578 Baik
9 0,315 Cukup
10 0 Jelek
11 -0,052 Dibuang
12 0,105 Jelek
13 0,105 Jelek
14 0,315 Cukup
15 -0,105 Dibuang
16 0,105 Jelek
17 0,210 Cukup
18 0,368 Cukup
19 0,315 Cukup
20 0,315 Cukup
21 0 Jelek
22 0,421 Baik
23 0,157 Jelek
24 0 Jelek
25 0,631 Baik
26 0,263 Cukup
27 0,473 Baik
28 0,052 Jelek
29 0,157 Jelek
30 0 Jelek
31 0,210 Cukup
32 0,052 Jelek
33 0,105 Jelek
34 0 Jelek
35 0,263 Cukup
Dari hasil analisis yang didapatkan maka dapat diketahui bahwa
sebanyak 2 butir soal termasuk dalam kategori sangat jelek (harus dibuang), 17
butir soal katetgori jelek, 11 butir soal termasuk kategori cukup, dan 5 soal
termasuk kategori baik. Pada hasil analisis tidak ditemukan soal dengan kategori
76
sangat baik pada aspek daya beda. Distribusi hasil analisis dapat dilihat seperti
daya beda butir soal Ulangan Akhir Semester Mata Pelajaran Dasar Listrik dan
Cukup
31% Jelek
49%
e. Efektivitas pengecoh
peserta didik yang memilih jawaban A, B, C, D atau E pada satu soal diluar kunci
jawaban. Pengecoh yang tersebar secara merata, dipilih oleh minimal 5% dari
77
jumlah peserta tes, dipilih oleh sebagian besar kelompok bawah maka dapat
pengecoh yang tidak berfungsi karena tidak memiliki daya tarik untuk memilih
mana peserta tes yang termasuk kelompok atas dengan kelompok bawah.
35 butir soal pilihan ganda mata pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika kelas X
78
Tabel 14. Hasil Analisis Aspek Efektivitas Pengecoh
Kualitas Pengecoh
No Klasifikasi
A B C D E
1 Jawaban Buruk Baik Sangat Buruk Buruk Buruk
2 Buruk Jawaban Sangat Buruk Buruk Kurang Buruk
3 Buruk Sangat Buruk Sangat Baik Jawaban Baik Kurang
4 Baik Jawaban Baik Baik Kurang Baik
5 Buruk Buruk Buruk Jawaban Sangat Buruk Buruk
Sangat
6 Jawaban - - - -
Buruk
7 Buruk Buruk Buruk Sangat Buruk Jawaban Buruk
8 Sangat Baik Baik Jawaban Buruk Sangat Buruk Kurang
9 Buruk Buruk Kurang Sangat Buruk Jawaban Buruk
10 Buruk Sangat Baik Sangat Baik Buruk Jawaban Baik
11 Jawaban Baik Baik Buruk Buruk Baik
12 Sangat Baik Kurang Baik Sangat Baik Jawaban Baik
13 Kurang Sangat Buruk Kurang Jawaban Baik Kurang
14 Jawaban Buruk Buruk Sangat Baik Baik Kurang
15 Jawaban Buruk Buruk Sangat Buruk Sangat Baik Kurang
16 Sangat Buruk Jawaban Buruk Buruk Kurang Buruk
17 Buruk Kurang Jawaban Kurang Baik Kurang
18 Kurang Jawaban Baik Baik Sangat Baik Baik
19 Sangat Buruk Buruk Jawaban Buruk Baik Buruk
20 Jawaban Sangat Baik Kurang Sangat Buruk Kurang Kurang
21 Sangat Baik Buruk Jawaban Baik Baik Baik
22 Sangat Baik Buruk Jawaban Sangat Buruk Baik Kurang
23 Buruk Jawaban Buruk Sangat Buruk Baik Buruk
24 Sangat Baik Sangat Buruk Kurang Jawaban Kurang Kurang
25 Sangat Baik Jawaban Baik Sangat Buruk Buruk Kurang
26 Buruk Sangat Baik Jawaban Baik Baik Baik
27 Buruk Sangat Baik Sangat Baik Jawaban Buruk Baik
28 Jawaban Buruk Buruk Kurang Kurang Kurang
29 Sangat Baik Sangat Baik Baik Jawaban Baik Sangat Baik
30 Buruk Jawaban Kurang Sangat Buruk Buruk Buruk
31 Kurang Buruk Sangat Baik Jawaban Baik Baik
32 Sangat Buruk Jawaban Sangat Baik Buruk Buruk Kurang
33 Kurang Jawaban Kurang Kurang Kurang Kurang
34 Buruk Jawaban Sangat Buruk Kurang Kurang Buruk
35 Jawaban Buruk Sangat Baik Kurang Kurang Kurang
Berdasarkan pada analisis aspek efektivitas pengecoh maka dapat
dihasilkan 1 butir soal dengan kategori sangat baik, 9 butir soal termasuk baik, 14
butir soal kategori kurang, 10 butir soal kategori buruk dan 1 butir soal kategori
sangat buruk. Tabel distribusi hasil analisis aspek efektivitas pengecoh soal pada
79
Tabel 15. Distribusi Hasil Analisis Aspek Efektivitas Pengecoh
Kategori No Soal Jumlah Persentase (%)
Sangat Baik 29 1 2,86
4, 10, 11, 12, 18, 21,
Baik 9 25,71
26, 27, 31
3, 8, 13, 14, 15, 17,
Kurang 20, 22, 24, 25, 28, 32, 14 40,00
33, 35
1, 2, 5, 7, 9, 16, 19,
Buruk 10 28,57
23, 30, 34
Sangat Buruk 6 1 2,86
Dari tabel distribusi pada hasil analisis soal aspek efektivitas pengecoh
maka dapat dibuat ke dalam diagram pie seperti pada gambar dibawah ini
B. Pembahasan Hasil
mengetahui dan mengukur kemampuan peserta didik terhadap materi yang telah
disampaikan oleh guru. Dibutuhkan alat ukur yang baik supaya tujuan daari
evaluasi sebagai alat ukur kemampuan peserta didik dapat berfungsi. Berdasarkan
hasil analisis butir soal pilihan ganda Mata Pelajaran Dasar Listrik dan
80
Elektronika kelas X SMK Negeri 2 Purwokerto yang sudah didapatkan, baik
secara teoritik maupun empirik secara rinci akan dibahas dibawah ini:
Hasil analisis butir soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran
Dasar Listrik dan Elektronika kelas X SMK Negeri 2 Purwokerto secara teoritik
atau kualitatif ditinjau dari aspek materi, konstruksi dan bahasa terdapat beberapa
butir soal yang masih belum memenuhi kriteria. Selanjutnya hasil dari analisis
a. Aspek Materi
Analisis teoritik ditinjau dari aspek materi terdapat 7 butir soal yang tidak
sesuai dengan kritertia yaitu soal nomor 2, 3, 5, 13, 14, 16 dan 20. Pada butir soal
nomor 2, 3 dan 16 tidak memenuhi kriteria alternatif jawaban yang bersifat logis
dan homogen. Penulisan alternatif jawaban yang tidak setara juga terdapat pada
butir soal nomor 5 dimana alternatif jawaban atau pengecoh yang diberikan
termasuk dalam kategori buruk. Butir soal nomor 13, 14 dan 20 tidak memenuhi
kriteria soal sesuai dengan indikator atau kisi-kisi soal. Berikut merupakan contoh
Pada kisi-kisi soal aspek kognitif butir soal nomor 14 termasuk dalam
level 3 atau penalaran namun pada dasarnya hanya termasuk ke dalam kategori
81
level 1 atau pengetahuan atau pemahaman sehingga antara rancangan atau kisi-
kisi kurang sesuai dengan soal yang sebenarnya. Butir soal yang seperti ini hanya
mengandalkan daya ingat dari peserta didik saja sehingga tingkat kesukaran pada
b. Aspek Konstruksi
bagus. Hanya terdapat satu soal yaitu butir soal nomor 3 yang tidak memenuhi
kriteria pada aspek konstruksi. Kriteria yang belum dimiliki oleh butir nomor 3
adalah panjang alternatif jawaban yang relatif sama. Berikut ini merupakan
pada pilihan E yang penulisannya tidak sama dengan alternatif jawaban lainnya.
Hal ini membuat banyak peserta tes yang memilih alternatif jawaban E karena
yang paling terlihat berbeda. Padahal kunci jawaban pada butir soal ini adalah
pada alternatif jawaban D sehingga banyak peserta tes yang menjawab salah.
c. Aspek Bahasa
Terdapat 5 butir soal yang belum memenuhi 1 kriteria dari 3 kriteria yang
harus dipenuhi pada aspek bahasa, yaitu pada butir soal nomor 7, 12, 14, dan 34.
Kriteria yang berlum terpenuhi pada aspek bahasa adalah penggunaan bahasa
82
yang komunikatif dan mudah dimengerti dalam soal. Berikut ini merupakan
34. Sebuah hambatan dengan kode warna coklat, hitam, hitam, emas
adalah ....
A. 0,1 Ohm + 5%
B. 1 Ohm + 5%
C. 10 Ohm + 5%
D. 100 Ohm + 5%
E. 1kV Ohm + 5%
kurang jelas karena tidak komunikatif dan sulit dipahami. Soal tersebut
menanyakan besarnya hambatan dilihat dari warna gelang yang terdapat pada
hambatan tersebut, akan tetapi pada soal tidak diberi keterangan berapa jumlah
gelang yang ada. Pada kenyataannya terdapat dua jenis hambatan yang memiliki
4 dan 5 gelang, dan perhitungan besar hambatan berbeda tergantung dari jumlah
gelang yang dimiliki. Soal nomor 34 kurang komunikatif karena tidak jelasnya
a. Validitas
Sesuai dengan kriteria dari validitas tes dimana tes dapat secara tepat
untuk mengukur apa yang hendak diukur. Perhitungan validitas tes menggunakan
teori korelasi point biserial dimana melalui indeks point biserial (Ypbi) yang telah
83
diperoleh kemudian dibandingkan ke dalam tabel r product moment dengan taraf
signifikansi 5%. Dengan jumlah peserta yang mengikuti tes sebanyak 71 peserta
maka didapatkan angka sebesar 0,250. Maka dari itu soal akan dikatakn valid
apabila harga ( bpi) 0,333. Kemudian butir soal yang masuk dalam kategori
valid maka akan bernilai 1, sedangkan butir soal yang termasuk dalam kategori
disimpulkan apabila sebagian besar soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata
tahun pelajaran 2018/2019 termasuk ke dalam soal yang kurang baik dilihat dari
indeks validitasnya. Dalam hal ini dapat dilakukan beberapa tindak lanjut
berdasarkan pada hasil analisis butir soal diantaranya adalah untuk butir soal yang
sudah dinyatakan valid maka dapat disimpan ke dalam bank soal untuk
Untuk butir soal yang dinyatakan tidak valid harus segera dilakukan revisi
revisi butir soal tidak dapat dilakukan maka harus diganti dengan soal yang baru.
b. Reliabilitas
menunjukkan tingkat keajegan dan konsistensi dari soal tersebut sehingga dapat
dipercaya. Analisis butir soal mata pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika ini
84
perhitungannya menggunakan koefisien reliabilitas (r11) yang nanti hasilnya akan
koefisien reliabilitas soal tersebut sebesar 0,47 maka dapat dikategorikan ke dalam
reliabilitas rendah atau un-reliable, hal ini dikarenakan untuk masuk dalam
kategori reliabilitas tinggi maka soal tersebut harus memiliki koefisien reliabilitas
terbagi menjadi tiga faktor utama. Faktor pertama yang dapat mempengaruhi hasil
tes tersebut adalah hal yang berkaitan erat dengan soal tersebut, seperti misalnya
panjang tes dan kualitas dari butir soal tersebut karena apabila pada tes tersebut
memiliki banyak butir soal yang nilai validitasnya tinggi maka juga akan
kedua yang dapat mempengaruhi adalah yang berhubungan dengan peserta tes
atau testee. Hal tersebut dikarenakan oleh unsur dari kejiwaan manusia yang
seringkali tidak ajeg atau konsisten dalam segi sikap, kecakapan, kemampuan dan
yang lainnya yang dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu. Selain itu banyaknya
jumlah testee juga berpengaruh karena apabila tes diujikan kepada kelompok yang
terdiri dari banyak peserta didik maka akan menghasilkan keberagaman hasil yang
85
menyelenggarakan tes baik, maka akan menghasilkan tes yang memiliki kualitas
c. Tingkat Kesukaran
menguji derajat kesukaran soal yang pada umumnya dibagi menjadi tiga tingkatan
yaitu mudah, sedang dan sukar. Dengan menggunakan program Anates hasil
analisis soal Dasar Listrik dan Elektronika dapat diketahui tingkatan kesukaran
soal yang mencangkup 5 tingkatan yaitu sangat mudah, mudah, sedang, sukaar
dan sangat sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar maupun
mudah, oleh karena itu pada aspek tingkat kesukaran akan mendapat nilai 1
apabila butir soal termasuk ke dalam tingkatan sedang, dan akan bernilai 0 apabila
Sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap 35 butir soal
pada aspek tingkat kesukaran didapatkan hasil 7 butir soal (20%) termasuk dalam
kategori sangat mudah, 6 butir soal (17,14%) masuk kategori mudah, 10 butir soal
(28,57%) masuk kategori sedang, 6 butir soal (17,14%) masuk kategori sukar, dan
6 butir soal (17,14%) masuk kategori sangat sukar. Apabila hasil analisis tersebut
diubah menjadi hanya tiga tingkatan kesukaran maka akan didapatkan 37% (13
butir) soal termasuk dalam kategori mudah, 29% soal termasuk kategori sedang
(10 butir) dan 34% soal (12 butir) masuk dalam kategori sukar. Hal tersebut
kurang sesuai dengan yang terdapat pada kisi-kisi soal dimana soal dengan
kategori sukar hanya sebanyak 8 butir, kategori sedang 17 butir dan kategori
mudah 10 butir soal (lihat lampiran 7). Oleh karena itu perolehan skor yang
86
didapat oleh siswa masih kurang memuaskan dilihat dari sebanyak 32 peserta dari
perbandingan tingkat kesukaran 3:5:2 yang artinya pada sebuah soal yang
memiliki tingkat kesukaran yang baik idealnya memiliki 30% soal dengan
kategori mudah, 50% soal dengan kategori sedang dan 20% soal dengan kategori
sukar. Dengan hasil yang telah didapatkan maka dapat dibuat diagram
analisis masih belum sesuai dengan yang ideal. Pendistribusian soal pada aspek
tingkat kesukaran yang mudah sebesar 37% masih melebihi dari ideal yang
seharusnya hanya 30% saja. Kondisi ini akhirnya mempengaruhi butir soal yag
memilki tingkat sedang, yang idealnya berjumlah 50% namun pada analisis butir
soal ini hanya terdapat 29%. Pada tingkat sukar juga jumlahnya melebihi ideal,
87
yaitu sebanyak 34%. Apabila butir soal yang tingkat kesukarannya mudah terlalu
banyak maka akan cenderung tidak mendorong siswa untuk lebih berfikir.
Tingkatan soal yang terlalu sukar juga bsa berdampak hal yang sama. Oleh karena
itu soal dengan tingkat kesukaran sedang yang mampu memberikan dorongan
siswa untuk lebih berfikir. Dari hasil analisis dan perbandingan yang diperoleh
juga didapatkan beberapa tindak lanjut yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Bagi butir soal yang sudah masuk dalam kategori baik yaitu butir soal dengan
tingkat kesukaran sedang, maka selanjutnya dapat disimpan ke dalam bank soal
dan digunakan kembali pada tes yang berikutnya selama sesuai dengan materi
2. Butir soal yang tingkat kesukarannya termasuk dalam kategori mudah perlu
dikurangi lagi jumlahnya dan tidak digunakan kembali untuk tes selanjutnya.
Butir soal yang terlalu mudah bisa disebabkan oleh pengceoh yang
3. Butir soal yang tingkat kesukarannya termasuk dalam kategori sukar dapat
yang ada perlu dikurangi melihat dari hasil analisis yang menampilkan
distribusinya masih melebihi ideal. Pengurangan jumlah butir soal yang sukar
d. Daya Beda
mengetahui kemampuan tiap butir soal dalam membedakan antara peserta pada
88
kelompok peserta didik yang sudah menguasai materi dengan kelompok peserta
didik yang kurang atau belum menguasai materi. Hasil analisis akan menunjukan
angka positif dan negatif yang mencakup lima kategori. Pada hasil analisis yang
menunjukkan angka positif berada di kategori sangat baik, baik dan cukup
tergantung pada besarnya angka yang dihasilkan. Untuk hasil analisis yang
menunjukkan angka negatif termasuk dalam dua kategori yaitu jelek dan jelek
sekali. Selanjtnya hasil analisis yang menunjukkan angka positif akan bernilai 1,
menunjukkan sebanyak 2 butir soal termasuk dalam kategori sangat jelek, 17 butir
soal termasuk kategori jelek, 11 butir soal termasuk dalam kategori cukup, 5 butir
soal termasuk kategori baik, dan tidak terdapat soal yang termasuk dalam kategori
sangat baik. Kemudian pembagian untuk kategori soal yang memadai dan tidak
memadai sebagai daya beda, butir soal yang termasuk baik dan cukup masuk
kedalam kategori memadai sedangkan untuk butir soal yang termasuk jelek dan
termasuk dalam kategori daya beda soal yang tidak memadai, dan hanya 45%
yang termasuk dalam kategori soal yang memadai. Butir soal yang termasuk
dalam kategori memadai artinya soal tersebut mapu untuk membedakan antara
peserta didik yang belum atau kurang menguasai materi dengan peserta didik yang
sudah mneguasi materi dan butir soal dapat digunakan kembali pada tes
berikutnya. Sedangkan untuk daya beda yang termasuk dalam kategori tidsk
89
memadai sebaiknya dilakukan adanya perbaikan atau revisi sebelum digunakan
kembali pada tes berikutnya atau dapat digantikan dengan soal yang baru.
tidak memadai seperti pengecoh yang tidak berfungsi, materi yang terlalu sulit,
kunci jawaban yang tidak jelas, dan kompetensi diukur yang tidak tepat.
e. Efektivitas Pengecoh/distractor
mengetahui apakah alternatif pilihan jawaban yang tersebar dapat bekerja dengan
baik atau tidak. Terdapat lima kategori pada analisis efektivitas pengecoh yaitu
sangat baik, baik, kurang, buruk, dan sangat buruk. Butir soal yang termasuk
dalam kategori sangat baik, baik, dan kurang termasuk dalam pengecoh yang
berfungsi sedangkan untuk butir soal yang termasuk dalam kategori buruk dan
sangat buruk berarti pengecoh tidak berfungsi. Bagi soal yang termasuk dalam
pengecoh yang baik maka akan mendapatkan nilai 1 dan pengecoh yang tidak
1 butir soal termasuk dalam kategori sangat baik, 9 butir soal termasuk baik, 14
butir soal termasuk kategori kurang, 10 butir soal termasuk kategori buruk dan 1
sejumlah 24 butir soal (69%) termasuk dalam pengecoh yang berfungsi baik
sedangkan sebanyak 11 butir soal (31%) termasuk dalam pengecoh yang tidak
berfungsi.
90
Perhitungan efektivitas pengecoh dilihat dari menghitung banyakanya
yang efektif antara lain alternatif jawaban mirip dengan kunci, tersebar dengan
merata, dipilih oleh minimal 5% dari peserta tes dan lebih banyak anggota
tidak dapat membedakan jawaban antara peserta didik kelompok atas dengan
peserta didik kelompok bawah. Faktor lain yang dapat mempengaruhi efektivitas
pengecoh adalah banyaknya soal dengan tingkat kesukaran yang mudah. Apabila
soal terlalu mudah maka peserta tes tidak akan menghiraukan alternatif jawaban
lainnya. Pada penelitian ini terdapat 1 butir soal dimana semua peserta tes
menjawab dengan benar, ini artinya pengecoh yang lain sama sekali tidak
berfungsi.
Hasil diatas hampir sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Rochim (2018) dan Shodiq (2018) mengenai Analisis Butir Soal. Adapun hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rochim dari total 49 butir soal sebanyak 21 butir
soal (43%) termasuk kategori valid dan 28 butir soal (57%) termasuk kategori tidak
valid. Kemudian untuk relabilitas soal sebesar 0,5 sehingga masuk kedalam
kategori un-reliable. Pada hasil analisis daya beda menunjukkan 18 butir soal
masuk dalam kategori tidak baik dan 31 butir soal masuk kategori baik. Kemudian
hasil penelitian Shodiq yang dilakukan secara teoritik, dari total 30 butir soal
sebanyak 23,33% soal tidak memenuhi aspek materi, 53,33% soal tidak memenuhi
aspek konstruksi dan 73,33% soal tidak memenuhi aspek bahasa. Selanjutnya hasil
91
analisis secara empirik berdasarkan aspek validitas sebanyak 40% soal termasuk
valid dan 60% soal termasuk tidak valid, hasil analisis ini sama persis seperti
dengan penelitian yang dilakukan. Tigkat reliabilitas yang dihasilkan sebesar 0,67
sehingga masih masuk dalam kategori un-reliable mendekati nilai soal dengan
kategori reliabel. Pada aspek daya beda menunjukkan sebanyak 40% butir soal
masuk kategori baik sedangkan 47% butir soal kategori tidak baik dan sisanya 13%
sudah termasuk dalam kategori pengecoh yang berfungsi maka soal dapat
dimasukkan ke dalam bank soal dan dapat digunakan untuk tes berikutnya.
Soal yang telah dianalisis dan mendapatkan hasil yang belum memenuhi
kriteria maka selanjutnya dapat dilakukan perbaikan sebagai usaha tindak lanjut
untuk setelahnya digunakan lagi pada tes yang berikutnya. Dalam melakukan
perbaikan terhadap soal pada aspek materi, bahasa dan konstruksi dapat dilakukan
jelas dan susunan kata yang disesuaikan dengan kaidah Bahasa Indonesia.
Beberapa soal dapat dilakukan perbaikan seperti yang ada dibawah ini.
92
a. Aspek Materi
14. Berapa besarnya tegangan yang terdapat pada rangkaian apabila arus
yang melewatinya sebesar 0,4 A dan terdapat hambatan sebesar 220
dihitung dengan menggunakan persamaan hukum Ohm ... .
A. 4,4 Volt
B. 8,8 Volt
C. 44 Volt
D. 48 Volt
E. 88 Volt
93
Usulan Perbaikan Soal
b. Aspek Konstruksi
94
Usulan Perbaikan Soal
34. Sebuah hambatan dengan kode warna coklat, hitam, hitam, emas adalah
....
A. 0,1 Ohm + 5%
B. 1 Ohm + 5%
C. 10 Ohm + 5%
D. 100 Ohm + 5%
E. 1kV Ohm + 5%
Perlu adanya tindak lanjut dari hasil analisis butir soal Dasar Listrik dan
reliabilitas, tingkat kesukaram, daya beda dan efektivitas pengecoh. Secara umum
tindak lanjut yang dapat dilakukan berdasarkan analisis ini yaitu dengan disimpan,
diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan membuat soal yang baru. Butir soal
95
yang memiliki kriteria bagus maka sebaiknya disimpan atau dipertahankan untuk
dapat digunakan dalam tes selanjutnya. Sedangkan untuk butir soal yang memiliki
kembali pada tes berikutnya. Untuk butir soal yang termasuk dalam kriteria tidak
baik maka dapat dibuang dan kemudian dignti dengan membuat soal yang baru.
dilihat dari aspek validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektivitas
pengeecoh. Butir soal dapat dikatakan mempunyai kualitas yang sangat baik
apabila memperoleh nilai 4 yang berarti memenuhi empat kriteria dari aspek
validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan efektivitas pengecoh. Apabila butir
soal memperoleh nilai 3 yang berarti hanya memenuhi tiga dari empat kriteria
maka butir soal dikatakan mempunyau kualitas yang baik. Selanjutnya butir soal
yang berarti hanya memenuhi dua dari empat kritera. Pada butir soal yang
memiliki kualitas cukup diperlukan adanya perbaikan terutama pada kriteria yang
belum terpenuhi supaya kualitas butir soal tersebut dapat meningkat. Butir soal
yang hanya mendapatkan nilai 1 atau hanya memenuhi satu kriteria dari empat
kriteria maka dapat dikategorikan memiliki kualitas yang tidak baik. Selanjutnya
butir soal yang hanya mendapatkan nilai 0 atau tidak memenuhi keempat kriteriaa
tersebut maka dapat dikategorikan ke dalam soal yang berkualitas sangat tidak
baik. Butir soal dengan kualitas tidak baik dan sangat tidak baik harus dibuang
dan diganti dengan soal yang baru karena butir soal tersebut tidak mampu untuk
menjadi alat ukur untuk mengukur kemampuan peserta didik. Berikut ini
96
merupakan tabel hasil analisis dan interpretasi kualitas butir soal yang dilihat dari
empat kriteria aspek validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektivitas
pengecoh.
Efektivitas Pengecoh
Tingkat Kesukaran
Nilai
Daya Pembeda
Validitas
No soal
Efektivitas
Kesukaran
Pengecoh
Pembeda
Validitas
Tingkat
Daya
1 Tidak Valid Sangat Mudah Jelek buruk 0 0 0 0
2 Valid Sangat Mudah Jelek buruk 1 0 0 0
3 Valid Sangat Sukar Cukup kurang 1 0 1 1
4 Valid Mudah Baik baik 1 0 1 1
5 Tidak Valid Sangat Mudah Jelek buruk 0 0 0 0
6 Tidak Valid Sangat Mudah Jelek sangat buruk 0 0 0 0
7 Tidak Valid Sedang Cukup buruk 0 1 1 0
8 Valid Sedang Baik kurang 1 1 1 1
9 Valid Sedang Cukup buruk 1 1 1 0
10 Tidak Valid Sangat Sukar Jelek baik 0 0 0 1
11 Tidak Valid Sangat Sukar Dibuang baik 0 0 0 1
12 Tidak Valid Sedang Jelek baik 0 1 0 1
13 Tidak Valid Sedang Jelek kurang 0 1 0 1
14 Valid Mudah Cukup kurang 1 0 1 1
15 Tidak Valid Sangat Sukar Dibuang kurang 0 0 0 1
16 Tidak Valid Sangat Mudah Jelek buruk 0 0 0 0
17 Valid Sangat Mudah Cukup kurang 1 0 1 1
18 Tidak Valid Sedang Cukup baik 0 1 1 1
19 Valid Sedang Cukup buruk 1 1 1 0
20 Valid Mudah Cukup kurang 1 0 1 1
21 Tidak Valid Sangat Sukar Jelek baik 0 0 0 1
22 Valid Mudah Baik kurang 1 0 1 1
23 Tidak Valid Sedang Jelek buruk 0 1 0 0
24 Tidak Valid Sukar Jelek kurang 0 0 0 1
25 Valid Sedang Baik kurang 1 1 1 1
26 Tidak Valid Sukar Cukup baik 0 0 1 1
27 Valid Mudah Baik baik 1 0 1 1
28 Tidak Valid Sedang Jelek kurang 0 1 0 1
29 Tidak Valid Sukar Jelek sangat baik 0 0 0 1
30 Tidak Valid Sukar Jelek Buruk 0 0 0 0
31 Tidak Valid Sukar Cukup Baik 0 0 1 1
32 Tidak Valid Sukar Jelek Kurang 0 0 0 1
33 Valid Sangat Mudah Jelek Kurang 1 0 0 1
34 Tidak Valid Sangat Sukar Jelek Buruk 0 0 0 0
35 Valid Mudah Cukup Kurang 1 0 1 1
97
Tabel 17. Interpretasi Nilai Hasil Analisis Data Empirik
kriteria maka dihasilkan kualitas tiap butir soal yang pendistribusiannya seperti
98
Tabel 18. Distribusi Kualitas Butir Soal
Berdasarkan tabel distribusi kualitas soal diatas dapat diketahui dari total
35 butir soal pilihan ganda yang dianalisis terdapat 2 butir soal (5,71%) masuk
dalam kategori sangat baik, 11 butir soal (31,43%) masuk kategori baik, 7 butir
soal (20%) masuk kategori cukup, 9 butir soal (25,71%) masuk kategori tidak
baik, dan sisanya 6 butir soal (17,14%) masuk kategori sangat tidak baik. Secara
Butir soal nomor 8 dan 25 secara analisis kuantitatif merupakan butir soal
yang memiliki kualitas sangat baik. Hal ini berarti soal tersebut mampu memenuhi
pengecoh. Butir soal yang termasuk dalam kualitas sangat baik berarti soal
tersebut sudah mampu dan layak sebagai alat ukur pada tes. Kemudian soal juga
dengan kualitas baik yaitu soal nomor 3, 4, 9, 14, 17, 18, 19, 20, 22, 27 dan 35.
Pada kategori ini berarti soal sudah memenuhi 3 aspek dari 4 yang harus terpenuhi.
Kekurangan dari beberapa soal ini bisa dikarenakan pada aspek validitas, tingkat
kembali sebagai alat pengujian dengan syarat salah satu aspek yang belum
99
terpenuhi harus di perbaiki terlebih dahulu. Perbaikan yang harus dilakukan juga
Pada kategori soal dengan kualitas cukup terdapat 7 butir soal, yaitu
nomor 7, 12, 13, 26, 28, 31, dan 33. Soal dengan kualitas cukup hanya memenuhi
2 aspek dari 4 aspek yang harus dipenuhi. Supaya butir soal tersebut dapat
yang lebih mendalam dan perbaikan yang dilakukan utnuk memenuhi 2 aspek
Kemudian untuk butir soal yang termasuk ke dalam kategori tidak baik
yang terdiri dari soal nomor 2, 10, 11, 15, 21, 23, 24, 29 dan 32 lalu untuk soal
dengan kategori kualitas sangat tidak baik terdiri dari nomor 1, 5, 6, 16, 30, dan
34. Butir soal yang termsuk kedalam dua kategori terakhir ini tidak layak untuk
digunakan sebagai alat ukur kemampuan peserta didik. Hal ini dikarenakan lebih
banyak aspek yang tidak terpenuhi sehingga akan lebih sulit apabila dilakukan
baik. Alangkah lebih baik apabika butir soal tersebut dibuang dan kemudian
pilihan ganda ulangan akhir semester Mata Pelajaran Dasar Listrik dan
bank soal dengan kategori kualitas soal sangat baik. Untuk butir soal yang
termasuk dalam kategori kualitas baik dan cukup maka diperlukan adanya
pembenahan dan perbaikan supaya dapat digunakan kembali. Butir soal yang
100
termasuk dalam kategori kualitas tidak baik dan sangat tidak baik maka tidak
layak untuk digunakan sehingga harus dibuang dan dilakukan pembuatan soal
ulang.
101
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan tentang analisis butir soal
pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Dasar Listrik dan
dapat disimpulkan:
Analisis secara teoritik atau kualitatif yang dilakukan terhadap 35 butir soal
a) Sebanyak 7 butir soal (20%) tidak memenuhi kriteria pada aspek materi.
konstruksi.
bahasa.
Selain itu juga dilakukan analisis butir soal secara empirik atau kuantitatif yang
meliputi aspek reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan efektivitas
pengecoh. Adapun kesimpulan dari hasil analisis empirik adalah sebagai berikut:
a) Pada aspek reliabilitas mendapatkan skor 0,47 yang menunjukkan jika soal
tidak reliabel.
102
c) Aspek tingkat kesukaran didapatkan bahwa 7 butir soal (20%) dengan
kategori sangat mudah, 6 butir soal (17,14%) kategori mudah, 10 butir soal
(28,57%) kategori sedang, 6 butir soal (17,14%) kategori sukar dan 6 butir
dengan kategori sangat baik, 9 butir soal (25,71%) termasuk baik, 14 butir
soal (40%) kategori kurang, 10 butir soal (28,57%) kategori buruk dan 1
tingkat kesukaran dan efektivitas pengecoh) dari total 35 butir soal pilihan
ganda 2 butir soal (5,71%) masuk dalam kategori sangat baik, 11 butir soal
(31,43%) masuk kategori baik, 7 butir soal (20%) masuk kategori cukup,
9 butir soal (25,71%) masuk kategori tidak baik, dan sisanya 6 butir soal
Secara keseluruhan dilihat dari simpulan hasil yang sudah didapatkan, soal
kategori kualitas soal sehingga keseluruhan kualitas butir soal ulangan akhir
103
B. Implikasi Hasil Penelitian
sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan dalam analisis butir soal secara kualitatif sudah bagus
karena hanya terdapat 10 butir soal yang tidak memenuhi kriteria baik dari
2. Pada aspek materi, butir soal yang masih belum memenuhi kriteria soal sesuai
menyesuaikan antara rancangan soal dengan soal. Selain itu alternatif jawaban
yang tidak bersifat logis dan homogen serta penulisan jawaban tidak setara
akan menggiring peserta tes untuk tidak memilih alternatif jawaban tersebut,
oleh karena itu diperlukan adanya perbaikan supaya butir soal tersebut dapat
3. Ditinjau dari aspek konstruksi hanya terdapat 1 butir soal yang tidak memenuhi
kriteria dalam panjang penulisan alternatif jawaban yang sama. Hal tersebut
membuat peserta tes akan terkecoh karena terdapat alternatif jawaban yang
paling berbeda, oleh karena itu diperlukan adanya perbaikan pada alternatif
4. Ditinjau dari aspek bahasa, terdapat 4 butir soal yang tidak memenuhi kriteria
komunikatif pada soal akan memudahkan peserta tes untuk mengerti maksud
dari soal tersebut. Pada analisis ini terdapat butir soal yang rancu karena
104
kurang komunikatif sehingga sulit untuk dimengerti. Oleh karena itu sebaiknya
5. Pada analisis kuantitatif ditinjau dari aspek validitas, sebagian besar butir soal
termasuk dalam kategori yang tidak valid. Hal ini juga mempengaruhi nilai
mengakibatkan nilai reliabilitas soal hanya 0,47 sehingga termasuk soal yang
reliabel rendah. Perlu adanya revisi pada soal yang masih tergolong tidak valid
6. Hasil analisis pada aspek tingkat kesukaran masih belum ideal. Butir soal yang
dengan kategori sedang sehingga perlu ada pengurangan soal kategori sukar
mencapai ideal. Untuk soal yang sudah masuk dalam kategori sedang
7. Hasil analisis pada aspek daya beda menunjukkan tidak adanya butir soal yang
termasuk dalam kategori sangat baik, yang ada hanya baik, cukup, jelek dan
sangat jelek. Daya beda berfungsi untuk membedakan jawaban antara peserta
tes yang berasal dari kelompok atas dengan kelompok bawah. Besarnya nilai
daya beda juga dipengaruhi oleh validitas dan reliabilitas soal. Perlu adanya
revisi terhadap 55% butir soal tidak memadai pada aspek daya beda.
8. Terdapat 11 butir soal (31%) dari total 35 butir memiliki pengecoh yang tidak
105
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi guru untuk melakukan
perbaikan terhadap butir soal yang masih memiliki kualitas rendah. Dalam
penyusunan instrumen tes juga harus memenuhi kaidah-kaidah penulisan soal yang
baik supaya mendapatkan nilai validitas isi yang baik. Hasil tes juga sudah dapat
soal sudah termasuk cukup baik. Namun apabila soal akan digunakan lagi untuk tes
berikutnya perlu memilah soal yang layak saja sedangkan untuk soal yang belum
atau tidak layak sebaiknya tidak digunakan lagi sebelum dilakukan perbaikan atau
revisi.
C. Saran
Berdasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan baik secara teoritik
1. Bagi guru
bahasa yang komunikatif sehingga akan lebih dimengerti oleh peserta tes.
Selain itu apabila kaidah penulisan sudah baik maka akan mempengaruhi nilai
b. Melakukan penelaahan dan perbaikan terhadap beberapa butir soal yang masih
selanjutnya. Perbaikan butir soal yang akan di kerjakan dapat mengacu pada
hasil analisis.
106
c. Menyimpan ke dalam bank soal dan dapat menggunakan kembali butir soal
yang sudah termasuk dalam kualitas soal kategori sangat baik dan baik.
d. Soal yang harus dibuang kemudian diganti dengan yang baru selanjutnya dapat
digunakan sebagai alat evaluasi. Hasil dari tes tersebut kemudian digunakan
analisis butir soal supaya kemampuan peserta didik dapat secara tepat terukur
107
DAFTAR PUSTAKA
Embretson, S. E. et al. (2000). Item Response Theory for Psychologist. New Jersey:
Lawrence Erlbaum Associates.
Hambleton, R. K., et al. (1985). Item Response Theory Principles and Application.
New York: Springer Science+Business Media.
108
Martubi. (2004). Evaluasi Pembelajaran (Kognitif). Yogyakarta: UNY.
Nurcahyo, F A. (2016). Aplikasi IRT dalam Analisis Aitem Tes Kognitif. Buletin
Psikologi, Vol. 24, No. 2, 64-75.
Rochim, M A. (2018). Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata
Pelajaran Chasis Kelas XII Teknik Kendaraan Ringan di SMK
Muhammadiyah 2 Tempel Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Yogyakarta:
UNY.
Shodiq. (2018). Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran
Pemeliharaan Listrik Kendaraan Ringan Kelas XII di SMK Negeri 2 Klaten
Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Yogyakarta: UNY.
109
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Analisis Menggunakan Program Anates
110
Lampiran 2. Silabus Mata Pelajaran DLDE
SILABUS MATA PELAJARAN
Kompetensi Inti:
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, operasional lanjut, dan
metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Otomasi Industri pada tingkat teknis, spesifik,
detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
KI 4 : Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Otomasi Industri. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai
dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
111
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
112
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
data yang Memeriksa
dipertanyakan dan parameter
menentukan rangkaian
sumber (melalui listrik arus
benda konkrit, searah
dokumen, buku,
eksperimen) untuk
menjawab
pertanyaan yang
diajukan tentang :
elemen pasif dan
elemen aktif serta
parameter
rangkaian listrik
arus searah
3.2 Menganalisis dapat menyebutkan Bahan-bahan 12 Mengamati : kinerja:
bahan-bahan macam-macam pengamatan
listrik Mengamati
komponen listrik bahan listrik struktur bahan- sikap kerja dan
dan elektronika dapat menjelaskan - konduktor
bahan komponen kegiatan praktek
4.2 Memeriksa sifat-sfat dan - isolator listrik dan di dalam
bahan-bahan karakteristik masing- elektronika laboratorium
listrik masing bahan listrik - bahan bahan
mampu semikonduktor Menanya : komponen listrik
mengidentfikasi Mengkondisikan
bahan-bahan situasi belajar Tes:
untuk
113
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
komponen listrik dan membiasakan Tes lisan,
elektronika. mengajukan tertulis, dan
mampu pertanyaan secara praktek terkait
mengelompokkan aktif dan mandiri dengan: bahan-
bahan-bahan tentang bahan- bahan
komponen listrik dan bahan komponen komponen listrik
elektronika listrik dan
elektronika
Portofolio:
Mengeksplorasi :
Mengumpulkan data Laporan
yang dipertanyakan penyelesaian
dan menentukan tugas
sumber (melalui Tugas:
benda konkrit, Memeriksa
dokumen, buku, parameter
eksperimen) tentang rangkaian listrik
: bahan-bahan arus searah
komponen listrik dan
elektronika.
3.3 Menganalisis Dapat menjelaskan Elemen pasif 18 Mengamati : kinerja:
sifat elemen pengertian pengamatan
- resistor dan Mengamati
pasif rangkaian resistansi, induktansi struktur bahan- sikap kerja dan
resistansi
listrik arus dan kapasitansi. bahan komponen kegiatan praktek
searah dan Dapat membedakan - induktor dan
listrik dan di dalam
sifat-sifat resistor, induktansi laboratorium
114
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
rangkaian induktor dan elektronika tentang elemen
- kapasitor dan
peralihan kapasitor. Menanya : pasif rangkaian
kapasitansi
4.3 Memeriksa sifat Dapat arus searah
Rangkaian listrik Mengkondisikan
komponen pasif mengklasifikasi situasi belajar
arus searah.
dalam rangkaian elemen pasif resistor, untuk Tes:
listrik arus induktor dan membiasakan Tes lisan,
searah dan kapasitor. mengajukan tertulis, dan
rangkaian Mampu pertanyaan secara praktek terkait
peralihan mengidentifikasi aktif dan mandiri sifat elemen
rangkaian listrik arus tentang bahan- pasif rangkaian
searah bahan komponen listrik arus
Mampu menganalisis listrik dan searah.
rangkaian listrik arus elektronika
serarah
Mengeksplorasi : Portofolio:
Mengumpulkan data Laporan
yang dipertanyakan penyelesaian
dan menentukan tugas
sumber (melalui Tugas:Memeriks
benda konkrit, a kompomen
dokumen, buku, pasif dalam
eksperimen) untuk rangkaian arus
menjawab searah.
pertanyaan yang
diajukan tentang :
bahan-bahan
115
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
komponen listrik dan
elektronika.
3.4 Menganalisis Dapat menganalisis Rangkaian resistif 24 Mengamati : kinerja:
teorema teorema rangkaian pengamatan
arus searah Mengamati
rangkaian listrik listrik arus searah. struktur bahan- sikap kerja dan
arus searah Dapat menghitung - seri
bahan komponen kegiatan praktek
4.4 Memeriksa arus pada rangkaian - paralel listrik dan di dalam bengkel
rangkaian listrik seri, paralel dan seri elektronika tentang teorema
arus searah paralel. - seri-paralel rangkaian listrtik
Dapat menguraian Menanya : arus searah.
- Hukum Ohm
tentang hukum Ohm Mengkondisikan
Dapat mengurakan - Hukum Kirchoff situasi belajar Tes:
tentang hukum untuk Tes lisan,
Kirchoff membiasakan tertulis, dan
Mampu menghitung mengajukan praktek terkait
rangkaian listrik arus pertanyaan secara teorema
searah aktif dan mandiri rangkaian listrtik
Mampu tentang bahan- arus searah.
membuktikan hukum bahan komponen
Ohm listrik dan
Mampu elektronika Portofolio:
membuktikan hukum Mengeksplorasi : Laporan
Kirchoff Mengumpulkan data penyelesaian
yang dipertanyakan tugas
dan menentukan Tugas:
sumber (melalui
116
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
benda konkrit, Memeriksa
dokumen, buku, teorema
eksperimen) untuk rangkaian listrtik
menjawab
arus searah.
pertanyaan yang
diajukan tentang :
bahan-bahan
komponen listrik dan
elektronika.
3.5 Menganalisis Dapat menjelaskan Elemen Aktif 12 Mengamati : kinerja:
sifat elemen pengertian elemen pengamatan
Mengamati
aktif aktif - sumber arus sikap kerja dan
struktur bahan-
4.5 Memeriksa sifat Dapat menyebutkan - sumber tegangan bahan komponen kegiatan praktek
elemen aktif macam-macam listrik dan di dalam bengkel
elemen aktif. elektronika tentang elemen
Mampu merakit aktif
elemen aktf Menanya :
Mampu memeriksa Mengkondisikan Tes:
komponen aktif. situasi belajar Tes lisan,
untuk tertulis, dan
membiasakan praktek terkait
mengajukan dengan: elemen
pertanyaan secara aktif.
aktif dan mandiri
tentang bahan-
bahan komponen Portofolio:
117
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
listrik dan Laporan
elektronika penyelesaian
Mengeksplorasi : tugas
Mengumpulkan data Tugas:
yang dipertanyakan Memeriksa
dan menentukan elemen aktif
sumber (melalui
benda konkrit,
dokumen, buku,
eksperimen) untuk
menjawab
pertanyaan yang
diajukan tentang :
bahan-bahan
komponen listrik dan
elektronika.
3.6 Menganalisis Dapat menganalisis 12 Mengamati : kinerja:
daya dan energi daya da n energi listrik Mengamati pengamatan
listrik Dapat struktur bahan- sikap kerja dan
4.6 Memeriksa daya menggambarkan bahan komponen kegiatan praktek
dan energi listrik hubungan watt meter listrik dan di dalam bengkel
dengan beban elektronika tentang daya dan
Dapat energi listrik
menggambarkan Menanya :
hubungan KWh Mengkondisikan
meter situasi belajar Tes:
118
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
untuk Tes lisan,
membiasakan tertulis, dan
mengajukan praktek terkait
pertanyaan secara dengan: daya
aktif dan mandiri dan energi listrik
tentang bahan-
bahan komponen
listrik dan Portofolio:
elektronika Laporan
Mengeksplorasi : penyelesaian
Mengumpulkan data tugas
yang dipertanyakan Tugas:
dan menentukan Memeriksa daya
sumber (melalui dan energi listrik
benda konkrit,
dokumen, buku,
eksperimen) untuk
menjawab
pertanyaan yang
diajukan tentang :
bahan-bahan
komponen listrik dan
elektronika.
3.7 Menentukan Dapat menjelaskan • Prinsip alat ukur: 18 Mengamati : kinerja:
peralatan ukur prinsip kerja alat - besi putar, Mengamati pengamatan
listrik untuk ukur analog - kumparan putar, sikap kerja dan
119
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
mengukur (kumparan putar, - elektrodimamis, struktur bahan- kegiatan praktek
besaran listrik. besi putar, - feraris (induksi), bahan komponen di dalam bengkel
4.7 Menggunakan elekrrodinamis dan - lidah getar, listrik dan tentang
peralatan ukur induksi. - Alat ukur digital elektronika peralatan ukur
listrik untuk Dapat menjelaskan • Jenis alat ukur: Menanya : listrik untuk
mengukur fungsi alat-alat ukur - ampermeter, mengukur
Mengkondisikan
besaran listrik listrik - voltmeter, situasi belajar besaran listrik.
Dapat membaca - cosphimeter, untuk
skala alat ukur - ohmmeter, membiasakan Tes:
analog mengajukan Tes lisan,
Mampu pertanyaan secara tertulis, dan
menggambarkan aktif dan mandiri praktek terkait
hubungan alat ukur tentang bahan- dengan:
listrik bahan komponen peralatan ukur
Mampu mengukur listrik dan listrik untuk
besaran-besaran elektronika mengukur
listrik dengan besaran listrik.
perlatan ukur listrik Mengeksplorasi :
Mengumpulkan data
yang dipertanyakan Portofolio:
dan menentukan Laporan
sumber (melalui penyelesaian
benda konkrit, tugas
dokumen, buku, Tugas:
eksperimen) untuk Memeriksa
menjawab
peralatan ukur
pertanyaan yang
120
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
diajukan tentang : listrik untuk
bahan-bahan mengukur
komponen listrik dan besaran listrik.
elektronika.
3.8 Menerapkan Dapat menjelaskan Pengukuran 12 Mengamati : kinerja:
pengukuran fungsi tahanan hambatan listrik pengamatan
Mengamati
tahanan listrik. struktur bahan- sikap kerja dan
(resistan) listrik Dapat bahan komponen kegiatan praktek
4.8 Melakukan menyebutkan listrik dan di dalam bengkel
pengukuran jenis-jenis tahanan elektronika tentang
tahanan listrik pengukuran
(resistan) listrik Dapat Menanya : tahanan
menyebutkan Mengkondisikan (resistan) listrik
karakteristik situasi belajar
tahanan listrik untuk Tes:
Dapat menbaca membiasakan Tes lisan,
kode warna mengajukan tertulis, dan
tahanan. pertanyaan secara praktek terkait
Mampu mengukur aktif dan mandiri dengan:
tahanan listrik tentang bahan- pengukuran
dengan Ohm meter bahan komponen tahanan
Mampu listrik dan (resistan) listrik
menggunakan elektronika
multimeter sebagai Mengeksplorasi : Portofolio:
Ohm meter Mengumpulkan data
yang dipertanyakan
121
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
dan menentukan Laporan
sumber (melalui penyelesaian
benda konkrit, tugas
dokumen, buku, Tugas:Memeriks
eksperimen) untuk a pengukuran
menjawab tahanan
pertanyaan yang (resistan) listrik
diajukan tentang :
bahan-bahan
komponen listrik dan
elektronika.
3.9 Menerapkan Dapat menjelaskan Pengukuran arus 18 Mengamati : kinerja:
pengukuran prinsip pengukuran dan tegangan listrik pengamatan
Mengamati
arus dan arus dan tegangan. struktur bahan- sikap kerja dan
tegangan listrik Dapat menguraian bahan komponen kegiatan praktek
4.9 Melakukan cara mengukur listrik dan di dalam bengkel
pengukuran arus elektronika tentang
arus dan Dapat menguraian pengukuran arus
tegangan listrik cara mengukur Menanya : dan tegangan
tegagan Mengkondisikan listrik
Mampu mengukur situasi belajar
arus dengan untuk
Amper meter membiasakan Tes:
Mampu mengukur mengajukan Tes lisan,
tegangan dengan pertanyaan secara tertulis, dan
Volt meter aktif dan mandiri praktek terkait
122
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
tentang bahan- dengan:
bahan komponen pengukuran arus
listrik dan dan tegangan
elektronika listrik.
Mengeksplorasi :
Mengumpulkan data
yang dipertanyakan Portofolio:
dan menentukan Laporan
sumber (melalui penyelesaian
benda konkrit, tugas
dokumen, buku, Tugas:
eksperimen) untuk Memeriksa
menjawab pengukuran arus
pertanyaan yang dan tegangan
diajukan tentang : listrik
bahan-bahan
komponen listrik dan
elektronika.
3.10 Menerapkan Dapat menjelaskan Pengukuran daya, 12 Mengamati : kinerja:
pengukuran pengetian daya, energi dan faktor Mengamati pengamatan
daya, energi, energi dan faktor daya struktur bahan- sikap kerja dan
dan faktor daya daya bahan komponen kegiatan praktek
4.10 Melakukan Dapat menguraian listrik dan di dalam bengkel
pengukuran langkah elektronika tentang
daya, energi dan pengukuran daya, pengukuran
faktor daya Menanya :
123
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
energi dan faktor Mengkondisikan daya, energi, dan
daya. situasi belajar faktor daya
Dapat untuk
menggambarkan membiasakan Tes:
diagram hubungan mengajukan Tes lisan,
pengukuran daya, pertanyaan secara tertulis, dan
energi dan faktor aktif dan mandiri praktek terkait
daya tentang bahan- dengan:
Mampu bahan komponen pengukuran
mengoperasikan listrik dan daya, energi, dan
Watt meter untuk elektronika faktor daya.
mengukur daya Mengeksplorasi :
Mampu Mengumpulkan data
mengoperasikan yang dipertanyakan Portofolio:
Kwh meter untuk dan menentukan Laporan
mengukur energi sumber (melalui penyelesaian
mampu benda konkrit, tugas
mengoperaskan dokumen, buku, Tugas:
Cos phi meter eksperimen) untuk Memeriksa
untuk mengukur menjawab pengukuran
faktor daya pertanyaan yang daya, energi, dan
diajukan tentang : faktor daya
bahan-bahan
komponen listrik dan
elektronika.
124
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
3.11 Menerapkan Dapat menjelaskan Mengukur besaran 12 Mengamati : kinerja:
pengukuran fungsi tombol- listrik dengan pengamatan
Mengamati
besaran listrik tombol pada osciloscope. struktur bahan- sikap kerja dan
dengan osciloscope. bahan komponen kegiatan praktek
osiloskop Dapat menjelaskan listrik dan di dalam bengkel
4.11 Melakukan langkah elektronika tentang
pengukuran pengukuran pengukuran
besaran listrik besaran listrik Menanya : besaran listrik
dengan dengan Mengkondisikan dengan
osiloskop osciloscope situasi belajar osiloskop
Mampu untuk
mengoperasikan membiasakan Tes:
osciloscope untuk mengajukan Tes lisan,
mengukur besaran pertanyaan secara tertulis, dan
listrik aktif dan mandiri praktek terkait
Mampu membaca tentang bahan- dengan:
tampilan hasil bahan komponen pengukuran
pengukuran pada listrik dan besaran listrik
display elektronika dengan
osciloscope Mengeksplorasi : osiloskop
Mengumpulkan data
yang dipertanyakan
dan menentukan Portofolio:
sumber (melalui Laporan
benda konkrit, penyelesaian
dokumen, buku, tugas
125
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
eksperimen) untuk Tugas:
menjawab Memeriksa
pertanyaan yang pengukuran
diajukan tentang : besaran listrik
bahan-bahan
dengan
komponen listrik dan
elektronika. osiloskop
126
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
Dapat menjelaskan • Resonansi elektronika
pengertan listrik 3 • sistem tiga fasa Mengeksplorasi :
phasa - hubungan bintang Mengumpulkan data Portofolio:
Mampu - hubungan segitiga yang dipertanyakan Laporan
mengaplikasikan • Fasor dan bilangan dan menentukan penyelesaian
rangkaian komplek sumber (melalui tugas
seri/paralel RL benda konkrit, Tugas:
Mampu dokumen, buku, Memeriksa
mengaplikaskan eksperimen) untuk hukum-hukum
rangkaian menjawab rangkaian listrik
seri/paralel pertanyaan yang arus bolakbalik
Mampu diajukan tentang :
pengaplikasikan bahan-bahan
rangkaian komponen listrik dan
seri/paralel RLC elektronika.
Mampu
menghubungan
sistem tiga fasa
bintang segitiga
3.13 Menerapkan Dapat menjelaskan Rangkaian 12 Mengamati : kinerja:
hukum-hukum hukum-hukum dan kemagnetan pengamatan
Mengamati
dan fenomena fenomena - induktansi diri struktur bahan- sikap kerja dan
rangkaian rangkaian - induktansi bersama bahan komponen kegiatan praktek
kemagnitan kemagnetan. listrik dan di dalam bengkel
4.13 Menggunakan Dapat elektronika tentang hukum-
hukum-hukum membedakan
127
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
rangkaian induktansi diri Menanya : hukum
kemagnitan dengan induktansi kemagentan
Mengkondisikan
bersama situasi belajar
Mampu untuk Tes:
mendemonstrasi- membiasakan Tes lisan,
kan induktansi diri mengajukan tertulis, dan
dan induktansi pertanyaan secara praktek terkait
bersama. aktif dan mandiri hukum-hukum
Mampu tentang bahan- kemagnetan.
pengaplikasikan bahan komponen
rangkaian listrik dan
kemagenetan elektronika Portofolio:
Laporan
Mengeksplorasi : penyelesaian
Mengumpulkan data tugas
yang dipertanyakan Tugas:
dan menentukan Memeriksa
sumber (melalui
hukum-hukum
benda konkrit,
dokumen, buku, kemagnetan.
eksperimen) untuk
menjawab
pertanyaan yang
diajukan tentang :
bahan-bahan
komponen listrik dan
elektronika.
128
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
3.14 Menganalisis Dapat menjelaskan Teori sem 12 Mengamati : kinerja:
spesifikasi jenis-jenis piranti ikonduktor pengamatan
Mengamati
piranti-piranti elektronika daya PN Junction (diode) struktur bahan- sikap kerja dan
elektronika daya Dapat BJT (transistor, bahan komponen kegiatan praktek
dalam rangkaian menganalisis IGBT) listrik dan di dalam bengkel
elektronik spesifikasi piranti- Thyristor (SCR, elektronika piranti-piranti
4.14 Memeriksa piranti elektronika TRIAC) elektronika daya
spesifikasi daya. Menanya : dalam rangkaian
Rangkaian
pirantipiranti Mampu memeriksa terintegrasi (IC) Mengkondisikan elektronika.
elektronika daya spesifikasi piranti situasi belajar
Operational
dalam rangkaian elektronika daya untuk Tes:
Amplifier
listrik Mampu Rangkaian
membiasakan Tes lisan,
mengaplikasikan mengajukan tertulis, dan
penyearahan (Half
piranti elektronika pertanyaan secara praktek terkait
wave rectifier, full
daya untuk suatu aktif dan mandiri dengan: piranti-
wave rectifier)
operasi tentang bahan- piranti
Mampu bahan komponen elektronika daya
merancang suatu listrik dan dalam rangkaian
pesawat dengan elektronika elektronika..
piranti elektronika Mengeksplorasi :
daya Mengumpulkan data
yang dipertanyakan Portofolio:
dan menentukan Laporan
sumber (melalui penyelesaian
benda konkrit, tugas
dokumen, buku, Tugas:
129
Indikator Pencapaian Kegiatan Alternatif
Kompetensi Dasar Materi Pokok JP
Kompetensi Pembelajaran Penilaian
eksperimen) untuk Memeriksa
menjawab piranti-piranti
pertanyaan yang elektronika daya
diajukan tentang :
dalam rangkaian
bahan-bahan
komponen listrik dan elektronika.
elektronika.
Ket : Minggu efektif kelas XII semester ganjil = 20 minggu, semester genap = 18 minggu .Jumlah jam pelajaran per minggu (Mapel.
Sistem Kontrol Terprogram ) =10 JP
130
Lampiran 3. Kisi-kisi Soal
ANALISI ASPEK KOGNITIF
ULANGAN AKHIR SEMESTER GASALTAHUN PELAJARAN 2018/2019
SatuanPendidikan : SMK Negeri 2 Purwokerto AlokasiWaktu : 120 menit
Mata Pelajaran : DLDE Penyusun : Hj.Mudiyanti,
S.Pd
Kelas/Kompetensi Keahlian : X TITL & TOI
PENGETAHUAN/PE
PENERAPAN PENALARAN JUMLAH SOAL Total
NO KOMPETENSI DASAR MAHAMAN
A B A B A B MD SD SK A B
Mdh 3 1
Menerapkan konsep listrik dan elektronika (gejala Sdg 1 1
1 4 1
fisik arus listrik dan potensial listrik)
Skr 2,4 36 3
Mdh 5,7,8 37 4
Menganalisis bahan-bahan komponen listrik dan Sdg 6 1
2 4 1
elektronika
Skr
Mdh 9 1
Menganalisis sifat elemen pasif rangkaian listrik arus Sdg 12 10,11 13 4
3 5
searah dan rangkaian peralihan
Skr
Mdh
4 Menganalisis teorema rangkaian listrik arus searah Sdg 19 16,17,18 14 5 8 2
Skr 15 20,21 38,40 5
Mdh
5 Menganalisis daya dan energi listrik Sdg 22,23 25 3 5
Skr 24 26 2
6 Menentukan peralatan ukur listrik untuk mengukur Mdh 27,29 39 3 5 1
131
besaran listrik Sdg 28, 30 3
31
Skr
Mdh 33 1
7 Menerapkan pengukuran tahanan (resistan) listrik Sdg 32 34,35 3 4
Skr
Bentuk Soal 10 2 16 1 8 2 10 20 10 35 5
JUMLAH Jenjang Kognitif 12 18 10
Prosentase Jenjang Kognitif 30% 45% 25% 25% 50% 25%
LEVEL TINGKAT
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN BAHAN JMH NO
NO INDIKATOR SOAL KOGNITIF KESUKARAN
DASAR KOMPETENSI SOAL SOAL
TK/SEM IP A AEC MD SD SK
1 Menerapkan konsep Dapat menjelaskan pengertian X/1 2 Siswa menjelaskan terjadinya
listrik dan elektronika arus dan tegangan. 1 V V
arus listrik
(gejala fisik arus listrik
dan potensial listrik) Siswa dapat menghitung
besarnya arus yang mengalir 2 V V
pada suatu penghantar
Dapat menjelaskan tentang X/1 3 Siswa dapat menjelaskan
resistansi. 3 V V
tentang resistansi.
4 V V
132
LEVEL TINGKAT
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN BAHAN JMH NO
NO INDIKATOR SOAL KOGNITIF KESUKARAN
DASAR KOMPETENSI SOAL SOAL
TK/SEM IP A AEC MD SD SK
Siswa dapat menghitung
besarnya resistansi pada 36 V V
suatu pengahantar.
2 Menganalisis bahan- Dapat menyebutkan macam- X/1 2 Siswa dapat menyebutkan
bahan komponen macam bahan listrik 5 V V
macam-macam bahan listrik
listrik dan elektronika
Siswa dapat menganalisis
macam-macam konduktor 37 V V
dan isolator
Siswa dapat membedakan
6 V V
macam-macam bahan listrik
Dapat menjelaskan sifat-sfat X/1 2 Siswa dapat menjelaskan
dan karakteristik masing- 7 V V
sifat-sifat konduktor
masing bahan listrik Siswa dapat menjelaskan
8 V V
sifat-sifat bahan isolator
3 Menganalisis sifat Dapat menganalisis elemen X/1 3 Siswa dapat menganalisis
elemen pasif pasif resistansi, induktansi dan satuan resistor, induktor dan 9 V V
rangkaian listrik arus kapasitansi
kapasitor
searah dan
rangkaian peralihan Siswa dapat menghitung
10 V V
besarnya induktansi induktor
Siswa dapat menghitung
besarnya kapasitansi 11 V V
kapasitor
Dapat membedakan sifat-sifat X/1 2 Siswa dapat membedakan
resistor, induktor dan sifat-sifat resistor, induktor 12 V V
kapasitor. dan kapasitor
Siswa dapat menguraikan
aplikasi induktor dan 13 V V
kapasitor
133
LEVEL TINGKAT
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN BAHAN JMH NO
NO INDIKATOR SOAL KOGNITIF KESUKARAN
DASAR KOMPETENSI SOAL SOAL
TK/SEM IP A AEC MD SD SK
4 Menganalisis teorema Dapat menguraian tentang X/1 1 Siswa dapat menulis rumus
14 V V
rangkaian listrik arus hukum Ohm hukum Ohm
searah Dapat menganalisis teorema X/1 1 Siswa dapat menghitung arus
rangkaian listrik arus searah. pada rangkaian dengan 15 V V
beban sebuah resistor
Dapat menguraikan tentang X/1 1 Siswa dapat menerapkan
hukum Kirchoff 16 V V
Hukum Kirchoff I
Dapat menghitung arus pada X/1 3 Siswa dapat menhitung
rangkaian seri, paralel dan 17 V V
tegangan pada rangkaian seri
seri paralel Siswa dapat menghitung arus
18 V V
pada rangkaian paralel
Siswa dapat menjelaskan
sifat-sifat pada hubungan 19 V V
resistor paralel
Siswa dapat menghitung
hambatan pengganti pada 20 V V
hubungan paralel
Siswa dapat menghitung arus
21 V V
pada hubungan batere.
Siswa dapat mengitung arus
dan tegangan pada 38 V V
hubungan campuran
Siswa dapat menghitung arus
pada hubungan batere
campuran 40 V V
134
LEVEL TINGKAT
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN BAHAN JMH NO
NO INDIKATOR SOAL KOGNITIF KESUKARAN
DASAR KOMPETENSI SOAL SOAL
TK/SEM IP A AEC MD SD SK
Dapat menganalisis daya dan X/1 2 Siswa dapat menghitung
energi listrik besarnya daya pada suatu 22 V V
rangkaian
Siswa dapat menghitung
energi yang digunakan suatu 23 V V
Menganalisis daya beban.
5 Siswa dapat menghitung
dan energi listrik 24 V V
usaha panas
Dapat mengitung rendemen X/1 2 Siswa dapat menghitung
daya yang diberikan oleh 25 V V
pesawat listrik
Siswa dapat menghitung
26 V V
rendemen pesawat listrik
6 Menentukan Dapat menjelaskan prinsip X/1 1
peralatan ukur listrik Siswa dapat menyebutkan
kerja alat ukur analog
untuk mengukur alat ukur yang digunakan 27 V V
(kumparan putar, besi putar,
besaran listrik. untuk mengukur usaha listrik
elekrrodinamis dan induksi.
Dapat menjelaskan fungsi X/1 2 Siswa dapat menentukan
alat-alat ukur listrik azas kerja alat-alat ukur 28 V V
listrik
Siswa dapat menjelaskan
cara menghubungkan alat 29 V V
ukur tegangan
Siswa dapat menyebutkan
39 V V
fungsi alat-alat ukur listrik
Dapat membaca skala alat X/1 2 Siswa dapat membaca skala
ukur analog 30 V V
hambatan
135
LEVEL TINGKAT
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN BAHAN JMH NO
NO INDIKATOR SOAL KOGNITIF KESUKARAN
DASAR KOMPETENSI SOAL SOAL
TK/SEM IP A AEC MD SD SK
Siswa dapat membaca skala
31 V V
tegangan
7 Menerapkan Dapat menjelaskan fungsi X/1 1 Siswa dapat menganisis cara
pengukuran tahanan listrik membagai tegangan melalui 32 V V
tahanan (resistan) tahanan listrik.
listrik Dapat menjelaskan fungsi- X/1 1 Siswa dapat menjelaskan
fungsi bagaian pada multi meter 33 V V
fungsi tombil zero adjustment
Dapat menbaca kode warna X/1 2 Siswa dapat menterjemahkan
tahanan. 34 V V
kode warna tahanan.
Siswa dapat menterjemahkan
35 V V
kode warna tahanan
Purwokerto ,
November 2018
Penyusun
Mudiyanti, S.Pd
136
Lampiran 4. Soal UAS Mata Pelajaran DLDE Kelas X TITL
137
138
139
140
141
142
Lampiran 5. Kunci Jawaban dan Range Penilaian Soal
143
Lampiran 6. Lembar Jawaban Siswa
144
145
146
Lampiran 7. Daftar Skor Siswa
No No Nama Siswa Skor PG Skor Nilai
Peserta Bobot
1 1143 Abdullah Nur Fauzan 15 22,5 70
2 1144 Aditya Ramadhan 17 25,5 73
3 1145 Agali Dika Iriawan 18 27 75
4 1146 Akhwal Yudha Prihantoro 18 27 75
5 1147 Alsafino Maysagi Arasya Maulana 17 25,5 73
6 1148 Ananda Bima Putra Kurniawan 16 24 71,5
7 1149 Anisa Aiswara 18 27 75
8 1150 Anjar Rudiono 12 18 65,5
9 1151 Annas Firmansyah Putra 21 31,5 79
10 1152 Arif Wahudin 16 24 71,5
11 1153 Aziza Az-Zahra 24 36 83,5
12 1154 Bayu Ardiansyah 14 21 68,5
13 1155 Chevi Aji 15 22,5 70
14 1156 Dani Rizki Al-Ngazmi 18 27 75
15 1157 Danim Alim Mufti 18 27 75
16 1158 Dimas Jimmy Pranata 18 27 75
17 1159 Diva Raha Dian 16 24 71,5
18 1160 Doni Arya Saputra 19 28,5 76
19 1161 Dwi Aji Nugroho 22 33 80,5
20 1162 Dwi Lusi Fatmawati 21 31,5 79
21 1163 Eksa Januar 15 22,5 70
22 1164 Esta Purwanti 23 34,5 82
23 1165 Fadillah Hilmi 16 24 71,5
24 1166 Faizal Adi Purnomo 15 22,5 70
25 1167 Fajar Bagus Prabowo 19 28,5 76
26 1168 Farhan Ghifari 17 25,5 73
27 1169 Faturohman Al Khayat 19 28,5 76
28 1170 Gentar Asmara Putra 17 25,5 73
29 1171 Ghiffari Akhmad Azmansyah 14 21 68,5
30 1172 Hamar Harimurti 20 30 77,5
31 1173 Hanif Dzaki Albar 16 24 71,5
32 1174 Hilmi Dwi Adryansyah 22 33 80,5
33 1175 Ilhan Sofiandi 18 27 75
34 1176 Iqbal Jihad Ramadhan 15 22,5 70
35 1177 Isnan Tri Febrian Dunggio 16 24 71,5
36 1178 Nanda Baruna Saputra 16 24 71,5
37 1179 Joan Alif Adani 22 33 80,5
38 1180 Kresna Rezqi Ramahan 10 15 62,5
39 1181 Mei Harry Syahputra 18 27 75
40 1182 Milza Bilnazhard 14 21 68,5
41 1183 Muhammad Whisnu Fathulloh 12 18 65,5
42 1184 Mutafiqoh Khasanah 17 25,5 73
43 1185 Nafi Zaki Isdyan 20 30 77,5
44 1186 Nanda Dimas Saputra 20 30 77,5
45 1187 Naufal Qutbi Hanafi 23 34,5 82
147
46 1188 Nicolas Gusti Pinayung 13 19,5 67
47 1189 Nur Hayati 19 28,5 76
48 1190 Oktariani 18 27 75
49 1191 Pambudi Indra Setiawan 17 25,5 73
50 1192 Rachmat Fitriyanto 20 30 77,5
51 1193 Rahmat Hidayat 25 37,5 85
52 1194 Ramadan Andre Kurniawan 22 33 80,5
53 1195 Revaldi Ikbal Safi'i 20 30 77,5
54 1196 Ridho Puja Wardana 17 25,5 73
55 1197 Rizal Rizacki 19 28,5 76
56 1198 Rizki Dwi Ferdiansyah 11 16,5 64
57 1199 Rizki Mughniyanto 18 27 75
58 1200 Rizki Muhammad Irfan 17 25,5 73
59 1201 Rizki Nur Afnan 19 28,5 76
60 1202 Rizky Nur Romadoni 18 27 75
61 1203 Rofiq Solehuddin 18 27 75
62 1204 Sigit Purnomo 19 28,5 76
63 1205 Sofiyan Agil Fauzi 25 37,5 85
64 1206 Suswanto Kurniawan 16 24 71,5
65 1207 Tri Akbar Pamungkas 16 24 71,5
66 1208 Wahyu Saputra 17 25,5 73
67 1209 Willy Bakhri Bakhtiar 18 27 75
68 1210 Yudha Setiawan 19 28,5 76
69 1211 Yudhi Setiawan 18 27 75
70 1212 Yuma Deki Himawan 19 28,5 76
71 1213 Yusuf Rizqi Kautsar 15 22,5 70
148
Lampiran 8. Rekomendasi Perbaikan Soal Analisis Teoritik
Soal Lama Usulan Perbaikan Soal
7. Bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi 7. Yang bukan merupakan persyaratan sebagai bahan yang
persyaratan sebagai berikut, kecuali ... . dipakai untuk konduktor adalah... .
A. Konduktifitasnya baik A. Konduktifitasnya baik
B. Kekuatan mekanisnya tinggi B. Kekuatan mekanisnya tinggi
C. Koefisien muai panjangnya rendah C. Koefisien muai panjangnya rendah
D. Kenyal D. Kenyal
E. Harus dari logam keras E. Harus dari logam keras
12. Jika diberi sumber arus bolak-balik, maka sifatnya sebagi 12. Yang bukan merupakan sifat hambatan apabila diberi sumber
berikut, kecuali ... . arus bolak-balik adalah ... .
A. Pada R, arus dan tegangan sefasa A. Pada R, arus dan tegangan sefasa
B. Pada L, tegangan dan arus tidak sefasa B. Pada L, tegangan dan arus tidak sefasa
C. Pada C, tegangan dan arus tidak sefasa C. Pada C, tegangan dan arus tidak sefasa
D. Pada L dan C arus dan tegangan terjadi beda fasa D. Pada L dan C arus dan tegangan terjadi beda fasa
E. Pada R nilai hambatannya berubah E. Pada R nilai hambatannya berubah
Poin Kesalahan :
Pada butir soal nomor 7 dan 12 menggunakan kata “kecuali” sehingga pada kedua soal tersebut tidak memenuhi aspek
“menggunakan bahasa yang komunikatif” karena kata tersebut dapat membingungkan peserta tes sehingga harus dihindari
pemakaiannya.
149
Soal Lama Usulan Perbaikan Soal
2. Muatan Listrik sebanyak 600 Coloumb yang mengalir selama 2. Muatan Listrik sebanyak 600 Coloumb yang mengalir selama
5 menit, menghasilkan arus listrik sebesar ... . 5 menit, menghasilkan arus listrik sebesar ... .
A. 1 Ampere A. 0,5 Ampere
B. 2 Ampere B. 1 Ampere
C. 3 Ampere C. 2 Ampere
D. 4 Ampere D. 3 Ampere
E. 5 Ampere E. 5 Ampere
16. Dari gambar di bawah, arus yang mengalir di C sebesar ... . 16. Dari gambar di bawah, arus yang mengalir di C sebesar ... .
A. 1 A A. 2 A
B. 2 A 4A B. 6 A 4A
10A 10A
C. 3 A 4A C. 10 A 4A
D. 4 A D. 14 A
E. 5 A E. 18 A
C C
Poin Kesalahan :
Pada butir soal nomor 2 dan 16 alternatif jawaban tidak logis dan homogen, sehingga alternatif jawaban yang lainnya selain
150
Lampiran 9. Tabel r Product Moment
151
Lampiran 10. Surat Keterangan Validasi Analisis Teoritik
152
153
154
155
Lampiran 11. Surat Keputusan Dosen Pembimbing
156
157
Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Teknik UNY
158
Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian SMK
159