Anda di halaman 1dari 39

STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

DI SEKOLAH DASAR

(Modul Materi Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013)

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii
BAB I PENGANTAR.............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
B. Tujuan Penyusunan .................................................................................................................. 4
C. Masalah ....................................................................................................................................... 4
D. Solusi ........................................................................................................................................... 5
BAB II IMPLEMENTASI KEGIATAN LITERASI .............................................................................. 6
A. Persiapan .................................................................................................................................... 6
B. Pelaksanaan ............................................................................................................................... 8
Bab III STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN ............................................................ 10
A. Tujuan........................................................................................................................................ 10
B. Peta Konsep Strategi Literasi dalam Pembelajaran .......................................................... 10
C. Indikator Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SD ....................................................... 12
D. Contoh Praktik Pembelajaran Dengan Strategi Literasi di SD ......................................... 14
E. Pengatur Grafis (Graphic Organizer).................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 36

i
KATA PENGANTAR

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2014 telah mengeluarkan kebijakan
penataan implementasi Kurikulum 2013 melalui Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Berdasarkan kebijakan
tersebut implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap mulai tahun pelajaran
2014/2015 semester 2 sampai dengan tahun pelajaran 2018/2019.
Sampai dengan tahun pelajaran 2017/2018, Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di 93,892
(60%) sekolah dasar. Selanjutnya, untuk tahun pelajaran 2018/2019 implementasi Kurikulum
2013 diperluas menjadi 53.702 SD atau sekitar 40%. Dengan penambahan jumlah tersebut,
ditargetkan seluruh SD (148,697) telah melaksanakan Kurikulum 2013.
Tahun Pelajaran 2018/2019 akan dilaksanakan pelatihan Kurikulum 2013 dengan
menggunakan perangkat pendukung Kurikulum 2013 yang telah disiapkan serta panduan
teknis Kurikulum 2013. Seluruh perangkat tersebut merupakan revisi modul tahun 2017 dan
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman secara teknis tentang kebijakan dan substansi
Kurikulum 2013, meningkatkan kompetensi pelaksana Kurikulum 2013, dan meningkatkan
kompetensi guru dalam merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian di
sekolah.
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
menuntut guru untuk melakukan penguatan karakter siswa yang menginternalisasikan nilai-
nilai utama PPK yaitu relijiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong-royang dan integritas
dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu, untuk membangun
generasi emas Indonesia, maka perlu dipersiapkan peserta didik yang memiliki keterampilan
Abad 21 seperti khususnya keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah (critical
thinking and problem solving skills), keterampilan untuk bekerjasama (collaboration skills),
kemampuan untuk berkreativitas (creativities skills), dan kemampuan untuk berkomunikasi
(commnication skills).
PPK merupakan platform pendidikan nasional yang memperkuat Kurikulum 2013. Modul
Pelatihan Kurikulum 2013 ini telah mengintegrasikan tiga strategi implementasi PPK yaitu
pendidikan karakter berbasis kelas, pendidikan karakter berbasis budaya sekolah, dan
pendidikan karakter berbasis masyarakat sehingga implementasi Kurikulum 2013 menjadi
bagian integral dalam penguatan pendidikan karakter, kecakapan literasi, dan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills/HOTS).
Kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah terlibat dalam penyusunan dan revisi naskah modul pelatihan Kurikulum 2013.
Disadari bahwa naskah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan sangat
diperlukan untuk penyempurnaan naskah lebih lanjut. Besar harapan kami semoga naskah
modul ini dapat berguna dan membantu peningkatan mutu pendidikan melalui Kurikulum
2013.
Jakarta, Januari 2018
Direktur Pembinaan SD

Wowon Widaryat
NIP. 195801251981031002

ii
BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang
Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik
dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku
sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun di
lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya
dimaknai 'keberaksaran' dan selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Pada
langkah awal, “melek baca dan tulis" ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa
ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal.
Peta jalan Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud (2017) mendefinisikan literasi
sebagai:
a. suatu rangkaian kecakapan membaca, menulis, dan berbicara, kecakapan berhitung,
dan kecakapan dalam mengakses dan menggunakan informasi;
b. sebagai praktik sosial yang penerapannya dipengaruhi oleh konteks;
c. sebagai proses pembelajaran dengan kegiatan membaca dan menulis sebagai
medium untuk merenungkan, menyelidik, menanyakan, dan mengkritisi ilmu dan
gagasan yang dipelajari; dan
d. sebagai pemanfaatan teks yang bervariasi menurut subjek, genre,dan tingkat
kompleksitas bahasa.
Menurut Word Economic Forum (2016), peserta didik memerlukan 16 keterampilan agar
mampu bertahan di abad XXI, yakni literasi dasar (bagaimana peserta didik menerapkan
keterampilan berliterasi untuk kehidupan sehari-hari), kompetensi (bagaimana peserta
didik menyikapi tantangan yang kompleks), dan karakter (bagaimana peserta didik
menyikapi perubahan lingkungan mereka). Dalam lingkup karakter, penguatan
pendidikan karakter (PPK) di Indonesia mengacu pada lima nilai utama, yakni (1) religius,
(2) nasionalis, (3) mandiri, (4) gotong royong, (5) integritas (Depdikbud, 2016).

Nilai karakter ini dapat terwujud melalui upaya untuk meningkatkan kecakapan
multiliterasi peserta didik pemahaman multiliterasi, dengan fokus pada literasi baca-tulis,
literasi budaya dan kewargaan, literasi sains, literasi numerasi, literasi digital, dan literasi
finansial. Adapun pembelajaran yang bersifat multiliterasi ini memadukan karakter

1
dengan penekanan pada lima karakter PPK di atas serta kompetensi abad ke-21 yang
mengembangkan kreativitas, kecakapan berpikir kritis, kemampuan komunikasi, serta
kolaborasi. Semuanya ini diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup sepanjang
hayat. Keterkaitan antara multiliterasi, kompetensi abad ke-21, dan nilai karakter utama
ini adalah sebagai berikut.

Saat ini kegiatan di sekolah ditengarai belum optimal mengembangkan kemampuan


literasi warga sekolah khususnya guru dan siswa. Hal ini disebabkan antara lain oleh
minimnya pemahaman warga sekolah terhadap pentingnya kemampuan literasi dalam
kehidupan mereka serta minimnya penggunaan buku-buku di sekolah selain buku-teks
pelajaran. Kegiatan membaca di sekolah masih terbatas pada pembacaan buku teks
pelajaran dan belum melibatkan jenis bacaan lain.
Pada sisi lain, hasil beberapa tes yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

PIRLS atau Progress International


Reading Literacy Study (PIRLS)
mengevaluasi kemampuan membaca
peserta didik kelas IV. PISA atau
Programme for International Student
Assessment mengevaluasi kemampuan
peserta didik berusia 15 tahun dalam hal
membaca, matematika, dan sains. INAP

2
atau Indonesia National Assassment Program (INAP) mengevaluasi kemampuan siswa
dalam hal membaca, matematika, dan sains.

Data ini selaras dengan temuan CCSU (2017) terkait negara paling literat di dunia
(World’s Most Literate Nation) yang menempatkan Indonesia pada peringkat 60 dari 61
negara yang disurvei. Survei yang mengukur indeks ketersebaran informasi dan budaya
masyarakat dalam menggunakan informasi melalui surat kabar, informasi digital dan
perpustakaan ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum melek informasi.
Kondisi ini jelas memprihatinkan karena terkait dengan kemampuan kemampuan dan
memahami bacaan sebagai dasar bagi pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan
pembentukan sikap peserta didik. Oleh sebab itu, dibentuklah Satuan Tugas Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) sebagai salah satu alternatif untuk menumbuhkembangkan budi
pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka
menjadi pembelajar sepanjang hayat (Wiedarti dan Kisyani-L. ed., 2016).

Upaya sistematis dan berkesinambungan perlu dilakukan untuk meningkatkan


kemampuan literasi siswa. GLS untuk menumbuhkan minat baca dan kecakapan literasi
telah dicanangkan sejak tahun 2016, namun saat ini belum terlalu menyentuh aspek
pembelajaran di kelas. Beberapa panduan terkait GLS telah diterbitkan tahun 2016 oleh
Dikdasmen Kemendikbud, yakni (1) Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (2) Panduan
Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar, (3) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di
Sekolah Menengah Pertama, (4) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Luar
Biasa, (5) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas; (6) Panduan
Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, (7) Buku Saku Gerakan
Literasi Sekolah, (8) Manual Pendukung Gerakan Literasi Sekolah untuk Jenjang Sekolah
Menengah Pertama. Saat ini, GLS perlu disempurnakan dengan panduan teknis dan
pelatihan atau penyegaran untuk memampukan guru melaksanakan strategi literasi
dalam pembelajaran.

Salah satu pelatihan tersebut adalah pelatihan dan/atau penyegaran instruktur Kurikulum
2013. Materi yang disajikan terutama menekankan pada peningkatan keterampilan
mengelola pembelajaran dengan strategi literasi untuk meningkatkan kecakapan
multiliterasi siswa, membentuk karakter, dan mengembangkan kompetensi abad ke-21.

3
Materi penyegaran Kurikulum 2013 ini terwujud dalam bentuk modul, materi presentasi,
dan alat bantu berwujud pengatur grafis yang memandu aktivitas peserta untuk
mendalami dan mengimplementasi strategi literasi dalam pembelajaran. Semua
perangkat ini diharapkan dapat memandu instruktur dan pemangku kepentingan di
jenjang nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah dalam pelaksanaan,
pengembangan, dan penguatan strategi literasi dalam pembelajaran.

B. Tujuan Penyusunan
Tujuan penyusunan materi penyegaran ini adalah untuk:
1. Memberikan inspirasi kepada peserta pelatihan untuk memanfaatkan beragam sumber
belajar, termasuk buku-teks-pelajaran dan buku-nonteks-pelajaran dalam
pembelajaran.
2. Memandu peserta pelatihan menggunakan strategi literasi dalam pembelajaran guna
meningkatkan pemahaman siswa terhadap bacaan, kemampuan berpikir siswa, dan
kecakapan komunikasi siswa.

C. Masalah
Masalah 1
Pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi
khususnya mengembangkan minat baca belum berjalan secara optimal di sekolah karena
beberapa guru memiliki pemahaman berbeda atau kurang memadai tentang literasi. Guru
seharusnya dapat menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Saat guru meminta siswa
membaca, guru pun juga perlu membaca untuk memberi contoh yang baik bagi
siswanya. Tradisi literasi (kemampuan komunikasi yang artikulatif secara verbal dan
tulisan serta kemampuan menyerap informasi melalui bacaan) juga belum tumbuh secara
koheren dalam diri beberapa guru.

Masalah 2
Upaya untuk menyosialisasikan dan meningkatkan kemampuan literasi di sekolah belum
membuahkan hasil yang optimal karena kurangnya pendampingan dan pelatihan untuk
meningkatkan kesadaran dan kemampuan literasi guru. Selain itu, materi ajar dan bahan
bacaan yang tersedia di sekolah belum dimanfaatkan secara optimal untuk
mengembangkan kemampuan literasi siswa.

4
D. Solusi
Guru perlu memahami bahwa upaya pengembangan literasi tidak berhenti ketika anak
dapat membaca dengan lancar. Pengembangan literasi perlu terjadi pada pembelajaran
di semua mata pelajaran melalui upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis,
kritis, kreatif, dan memecahkan masalah. Para guru perlu memasukkan strategi literasi
dalam pembelajarannya. Pengembangan kemampuan literasi di sekolah akan membantu
meningkatkan kemampuan belajar siswa. Penggunaan bacaan atau bahan ajar yang
bervariasi, disertai dengan perencanaan yang baik dalam kegiatan pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa.

5
BAB II IMPLEMENTASI KEGIATAN LITERASI

Implementasi penumbuhan budaya literasi di sekolah memerlukan langkah-langkah sebagai


berikut: persiapan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut. Persiapan
merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan strategi pelaksanaan. Pelaksanaan
merupakan operasionalisasi yang telah dipersiapkan. Pemantauan, evaluasi, tindak lanjut
merupakan kegiatan untuk mengetahui efektivitas kegiatan literasi yang telah dilaksanakan.
Tiga hal yang terakhir ini tidak akan dibahas di sini dan dapat dicermati dalam Desain Induk
GLS (Wiedarti dan Kisyani-L., 2016).

Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan
insidental. Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan,
pengembangan dan pembelajaran. Agar dapat melaksanakan tiga tahapan literasi tersebut
diperlukan kegiatan persiapan, sebagai berikut.

A. Persiapan
1. Rapat Koordinasi
Kegiatan ini dilaksanakan untuk membicarakan tentang maksud dan tujuan
dilaksanakannya literasi di sekolah. Rapat koordinasi diikuti oleh:
a. Kepala Sekolah
b. Para Wakil Kepala Sekolah
c. Staf Wakil Kepala Sekolah
Tujuan rapat koordinasi ini antara lain:
a. Pemahaman tentang literasi
b. Pembentukan tim literasi sekolah (TLS)
c. Menyusun program kerja literasi sekolah
d. Mempersiapkan materi literasi

2. Pembentukan Tim Literasi di Sekolah (TLS)


Kepala sekolah membentuk TLS melalui Surat Keputusan Kepala Sekolah yang
menyertakan tugas pokok dan fungsi anggota tim. Susunan anggota TLS disesuaikan
dengan kebutuhan sekolah masing-masing. Pembentukan TLS dapat dibaca dalam
buku “Manual Literasi SMP” (Kisyani-Laksono dkk. 2016).

6
3. Sosialisasi
a. Sosialisasi pada Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen guru dan
karyawan tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah.
b. Sosialisasi pada Siswa
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang literasi, tujuan
pelaksanaan literasi dan mekamisme pelaksanaan literasi.
c. Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa.
Sosialisasi pada komite sekolah dan orang tua siswa bertujuan untuk memberikan
adanya kegiatan literasi di sekolah dan berharap agar komite dan orang tua siswa
mendukung program tersebut. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut diperlukan
narasumber yang memahami dan mampu menjelaskan tentang literasi di sekolah.

4. Persiapan Sarana Prasarana


Untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah diperlukan ekositem sekolah
yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang yang perlu dimiliki
oleh sekolah antara lain:
a. Perpustakaan sekolah
b. Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah
c. Jumlah buku sesuai dengan Permendiknas no 24 tahun 2007: (1) Buku teks
pelajaran: 1 eksemplar/mata pelajaran/peserta didik,
 ditambah 2
eksemplar/mata pelajaran/sekolah; (2) Buku panduan pendidik: 1
eksemplar/mata pelajaran/guru mata pelajaran bersangkutan, ditambah 1
eksemplar/mata pelajaran/sekolah; (3) Buku pengayaan: 870 judul/sekolah,
terdiri atas 70% nonfiksi dan
 30% fiksi.
d. Askses internet di lingkungan sekolah
e. Spanduk, banner, poster, leaflet yang mengkampanyekan penumbuhan budaya
literasi dan diletakkan pada lingkungan strategis di lingkungan sekolah

7
B. Pelaksanaan
1. Tiga Kegiatan GLS
Pada dasarnya ada tiga kegiatan pelaksanaan GLS di sekolah, yaitu Kegiatan
Pembiasan, Kegiatan Pengembangan, dan Kegiatan Pembelajaran. Berikut adalah
skema tiga kegiatan tersebut.

Secara lebih rinci, ihwal ketiga tahapan pelaksanaan GLS dapat dipelajari dalam
Desain Induk GLS dan Panduan GLS di SD.

2. Strategi Membangun Budaya Literasi


Pembangunan budaya literasi di sekolah hendaknya berfokus pada tigal hal sebagai
berikut (Beers dkk., 2009).

8
Penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini dapat dicermati dalam buku “Desain Induk GLS.”

9
BAB III STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

A. Tujuan
Tujuan utama penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran adalah untuk membangun
pemahaman siswa, keterampilan menulis, dan keterampilan komunikasi secara menyeluruh.
Selama ini berkembang pendapat bahwa literasi hanya ada dalam pembelajaran bahasa
atau di kelas bahasa. Pendapat ini tentu saja tidak tepat karena literasi berkembang rimbun
dalam bidang matematika, sains, ilmu sosial, teknik, seni, olahraga, kesehatan, ekonomi,
agama, prakarya dll. (cf. Robb, L, 2003).

Konten dalam pembelajaran adalah apa yang diajarkan, adapun literasi adalah bagaimana
mengajarkan konten tersebut. Oleh sebab itu, bidang-bidang yang telah disebutkan dan
lintas bidang memerlukan strategi literasi dalam pembelajarannya. Strategi literasi dalam
pembelajaran akan menguatkan karakter siswa dan mengembangkan kompetensinya
sebagai warga global di abad ke-21.

B. Peta Konsep Strategi Literasi dalam Pembelajaran


Strategi literasi adalah strategi untuk memahami teks melalui kegiatan:
 Menghubungkan teks dengan pengetahuan, pengalaman atau teks yang lain.
 Membuat inferensi atau prediksi tentang teks.
 Merumuskan pertanyaan.
 Memvisualisasikan pemahaman tentang teks.
 Mengidentifikasi ide penting/pokok dan pendukung.
 Mengkomunikasikan pemahaman terhadap teks.
Semua kegiatan ini dilakukan sebelum, selama, dan sesudah membaca sebuah teks.
Dalam bentuk peta konsep, strategi literasi dalam pembelajaran dapat digambarkan sebagai
berikut.

10
11
C. Indikator Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SD
Pada dasarnya, Kurikulum 2013 telah menekankan implementasi strategi literasi untuk
meningkatkan kecakapan berpikir tinggi peserta didik di SD. Daftar cek untuk strategi literasi
di bawah ini mendata kegiatan literasi yang perlu ada untuk menguatkan langkah-langkah
pembelajaran dalam Kurikulum 2013 di SD. Namun bukannya tidak mungkin bahwa strategi
tersebut diimplementasikan dalam ungkapan kalimat yang serupa. Perlu menjadi catatan
bahwa nomor yang tersaji tidak merujuk pada urutan (dalam pembelajaran hal tersebut tidak
harus urut).

INDIKATOR STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN DI SD

Kelas/Semester :
Tema dan :
Subtema
Alokasi Waktu :

NO DESKRIPSI ADA BELU CATATAN


M
ADA
A Strategi Literasi dalam Pembelajaran
1 Sebelum membaca/belajar
a. mengidentifikasi tujuan membaca/belajar
b. membuat prediksi terhadap materi yang akan
dipelajari, misalnya melalui fitur awal pada
media pembelajaran (judul buku, judul film,
dll)
c. mendiskusikan materi yang akan dipelajari
melalui media yang menyenangkan (buku
pengayaan, dongeng, film pendek, dll)
d. menghubungkan materi pembelajaran
dengan pengalaman siswa/subtema
pembelajaran sebelumnya
2 Ketika membaca/belajar
SD Kelas Rendah
a. mengidentifikasi kosakata baru dan menebak
maknanya melalui fitur teks (gambar atau
konteks kalimat)
b. melafalkan kata-kata yang berulang dengan
intonasi, pelafalan, dan irama yang benar

c. menggambar peta konsep sederhana


d. bermain peran/menyanyi/menceritakan
kembali untuk mengekspresikan

12
pemahaman terhadap materi pembelajaran

e. Berdiskusi dengan teman dan bekerja dalam


kelompok
SD Kelas Tinggi
a. mengidentifikasi kosakata baru dan menebak
maknanya melalui fitur teks (gambar atau
konteks kalimat)
b. Membuat peta konsep/graphic organizer
untuk mengungkapkan pemahaman terhadap
teks
c. Membuat catatan/ringkasan selama
membaca
d. Think aloud selama membaca dan
mendiskusikan pemahamannya dengan
guru/teman
3 Setelah membaca/belajar
a. Mengambil kesimpulan tentang materi
pembelajaran dan mengaitkannya dengan
kehidupan sehari-hari.
b. Melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran

c. Melakukan konfirmasi terhadap


prediksi/pertanyaan yang dibuat pada
kegiatan pendahuluan
(cf. Wilson and Chavez, 2014; Robb, 2003)
130217 KP

Penjelasan beberapa istilah teknis:


(1) Istilah “teks” dalam literasi dapat berwujud teks tulis, audio, visual, audiovisual, digital,
kinestesik, dan sebagainya. Sejalan dengan itu, istilah "membaca" yang digunakan dalam
kegiatan literasi juga merujuk pada membaca dalam arti luas.
(2) Think-aloud merupakan strategi untuk membunyikan secara lisan apa yang ada di dalam
pikiran siswa atau guru pada saat berusaha memahami bacaan, memecahkan masalah,
atau mencoba menjawab pertanyaan guru atau siswa lain. Strategi ini dapat membantu
siswa memonitor pemahamannya, berpikir tingkat tinggi, dan membentuk karakter.
(3) Inferensi merupakan simpulan sementara berdasarkan informasi yang tersirat dalam teks.
Inferensi dapat didukung dengan ciri/bukti/fitur khusus yang ada dalam teks.
(4) Istilah “ringkasan” dalam arti luas diperoleh dengan kegiatan meringkas isi, mengidentifikasi
gagasan utama, menceritakan kembali, membuat sintesis, membuat pertanyaan tentang

13
isi, dan sebagainya. Kegiatan ini membantu siswa membentuk karakter dan berpikir tingkat
tinggi.
(5) Moda merujuk pada bagaimana atau dengan cara apa pesan disampaikan (teks tulis,
audio, visual, audiovisial, digital, kinestesik, dsb.). Moda yang lain (selain cetak) dapat
berwujud visualisasi teks dan/atau respon indrawi lain; dramatisasi; refleksi pemahaman
dengan membuat teks bentuk lain: lisan, tulisan, audio, visual, audio visual, kinestesik.
(6) Pengatur grafis (graphic organizers)1 adalah berbagai bentuk tabel atau grafik untuk
membantu pemahaman dengan cara mengorganisasikan ide/pikiran/gagasan.

D. Contoh Praktik Pembelajaran Dengan Strategi Literasi di SD


a. Kegiatan dengan buku pengayaan untuk SD kelas rendah (Kelas 1, 2, 3)
Kegiatan untuk mengembangkan karakter ini dapat dilaksanakan sebagai kegiatan
pembiasaan (pada 15 menit membaca sebelum pembelajaran) atau kegiatan
pengembangan (pada jam kunjungan perpustakaan/jam literasi).

Metode membaca:

- Guru membacakan buku dengan nyaring


- Guru dan peserta didik membaca buku bersama-sama

Sebelum Membaca

- Sebelum membacakan buku, guru mengajak peserta didik untuk memperhatikan


sampul buku dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut.
- Pada kegiatan membaca bersama, guru mengajak peserta didik untuk
memperhatikan sampul buku dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan di bawah
ini, lalu meminta peserta didik untuk membaca mandiri/membaca bersama guru.

1 Pusat Bahasa, 2005.


14
Pertanyaan Sebelum Membaca:

Membaca teks dan gambar pada


sampul buku: Apakah judul buku
ini? Siapa yang ada di sampul buku
ini? Apakah dia?
Membuat prediksi: Apa yang
dilakukan tokoh pada sampul
buku? Mengapa? Dari judul dan
gambar sampul, bisakah kamu
menebak cerita dalam buku ini?

Mengaktifkan pengetahuan latar


anak: pernahkah kamu melihat
binatang ini? Di mana? Binatang
apakah yang mirip ini? Apa yang
kamu ketahui tentang binatang
ini?
Membuat inferensi: Menurutmu,
bagaimana perasaan binatang ini?
Mengapa? Dari raut muka
binatang ini, bisakah kamu
menebak isi cerita ini?

Diskusi selama membaca buku:

Pertanyaan yang dapat ditanyakan kepada peserta didik selama dibacakan buku atau
membaca bersama guru antara lain:

- Menurutmu, apa yang terjadi di sini?


- Menurutmu, apa yang terjadi setelah ini?
- Apa perasaan ... (tokoh cerita, misalnya Cepuk)? Mengapa? Apakah kamu
pernah mengalami hal yang sama? Bagaimana perasaanmu?

15
- Apakah artinya... (kosakata baru/sulit)? Dapatkah kamu menebak artinya?

Pertanyaan-pertanyaan khusus terkait cerita dapat ditanyakan untuk meningkatkan:

- Kemampuan peserta didik menggunakan elemen visual/gambar dan teks untuk


memahami cerita. Misalnya:
o Apa yang terdapat di sini? Ini gambar apa? Mengapa ini ada di sini?
o Apa artinya kata ini (kosakata tertentu)? Mengapa ia (tokoh cerita)
mengatakan ini?
- Kemampuan nalar peserta didik dalam menganalisis cerita. Misalnya:
o Menurutmu, apakah yang dilakukannya (tokoh cerita) baik/benar?
o Apa yang kamu lakukan apabila berada dalam situasi yang sama?

Kegiatan setelah membaca:

- Pemahaman Cerita: Diskusikan cerita bersama peserta didik: Apa? Siapa? Di


mana? Bagaimana? Mengapa?
- Tanggapan terhadap cerita: Mendiskusikan tanggapan peserta didik terhadap
cerita:
o Apakah kamu menyukai cerita ini? Mengapa? Bagian mana yang kamu
sukai?
o Siapa tokoh yang kamu sukai? Mengapa?
o Apakah kamu menyukai gambar dalam cerita ini? Bagian mana yang
kamu sukai? Mengapa?
- Keterkaitan antara cerita dengan pengalaman: Mendiskusikan pengalaman
peserta didik yang relevan dengan cerita:
o Pernahkah kamu mengalami masalah yang sama (dengan yang dialami
oleh tokoh cerita)?
o Apa yang kamu lakukan apabila mengalami masalah yang sama?
o Apakah kamu tahu seseorang yang mengalami masalah yang sama
dengan yang dialami oleh tokoh cerita? Apa yang ia lakukan?
- Keterkaitan antara cerita dengan pengetahuan lain yang relevan. Misalnya:
mendiskusikan cerita “Waktunya Cepuk Terbang”:
o Mengapa burung hantu terbang pada malam hari?
o Apa yang dimakan burung hantu?
o Ada berapa jenis burung hantu di Indonesia?
o Di mana tempat tinggal burung hantu?
- Kegiatan setelah membaca:
o Menulis/menggambar pemahaman terhadap cerita/alur cerita dengan
peta cerita/mind map/gambar.
o Membuat daftar pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui lebih lanjut
tentang cerita/tokoh cerita, dll.
o Membuat bagan tanggapan terhadap cerita/tokoh cerita.
o Melakukan riset sederhana tentang binatang tokoh cerita atau fenomena
dalam cerita.
o Mengisi jurnal membaca.

16
Contoh Jurnal Membaca Untuk SD Kelas Rendah

Elemen bacaan:
•Judul
•Penulis:
•Ilustrator:
•Tahun terbit:
•Sub judul:

Bagaimana alur cerita dalam buku ini?


Awal:
Tengah:
Akhir:

Siapa tokoh cerita dalam buku ini?


•Di mana ia tinggal? Dengan siapa?
•Apa masalahnya? Bagaimana ia menyelesaikannya?
•Bagaimana sifat-sifatnya?

Daftar Pertanyaan
(Apa lagi yang ingin kamu ketahui tentang tokoh/cerita dalam buku ini?)

Mengaitkan Dengan Pengalaman


Gambarlah kamu berinteraksi/bermain bersama dengan tokoh dalam
cerita ini.

17
b. Kegiatan dengan buku pengayaan dan/atau teks pelajaran untuk SD kelas rendah

SD Kelas 1

Tema: 6. Lingkungan Bersih, Sehat, Asri

Subtema:1. Lingkungan Rumahku

Kompetensi Dasar PPKN:

3.2 Mengidentifikasi aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah

4.2 Menceritakan kegiatan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam kehidupan
sehari-hari di rumah

Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia:

3.8 Merinci ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan
pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat
dibantu dengan kosa kata bahasa daerah

4.8 Mempraktikkan ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong,


dan pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat
dibantu kosa kata bahasa daerah dengan

Sumber Pembelajaran:

Buku siswa Kelas 1

Buku “Yuk, Membersihkan Rumah!”

Kartu kata-kata tentang alat-alat kebersihan dan gambar-gambar alat kebersihan

Sintak Pembelajaran

PENDAHULUAN:

1. Guru dan siswa mendiskusikan tujuan pembelajaran

2. Guru menunjukkan sampul buku, membacakan nama penulis dan ilustrator buku
dan mengajak siswa menebak isi buku.

18
KEGIATAN INTI:

1. Siswa menyimak buku yang dibacakan guru lalu mendiskusikan kata-kata sulit.

2. Siswa menebak arti kata-kata sulit dan menempelkannya pada kamus dinding.

3. Dalam kelompok, siswa memasangkan kartu gambar alat kebersihan dan kata-kata
tentang alat kebersihan.

4. Siswa melafalkan kata-kata tentang alat-alat kebersihan dengan pelafalan yang


benar.

5. Dalam kelompok, siswa menyusun kata-kata untuk membentuk kalimat ajakan.

6. Siswa melafalkan kalimat ajakan dengan intonasi dan irama yang benar.

KEGIATAN PENUTUP:

1. Siswa menceritakan kesimpulannya tentang kebersihan di sekitar rumah dan


bagaimana menyampaikan ajakan dengan benar.

2. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran: materi mana yang dirasa sulit,
dan bagaimana melakukannya dengan lebih baik, sikap-sikap baik yang perlu
dikembangkan dalam kelompok, dll. Siswa menyimpulkan nilai karakter dari materi
pembelajaran.

c. Kegiatan dengan buku pengayaan untuk SD kelas tinggi

Kegiatan untuk mengembangkan karakter ini dapat dilaksanakan sebagai kegiatan


pembiasaan (pada 15 menit membaca sebelum pembelajaran) atau kegiatan
pengembangan (pada jam kunjungan perpustakaan/jam literasi).

Metode membaca:

- Guru membacakan buku dengan nyaring


- Peserta didik membaca buku dengan mandiri

Sebelum Membaca

- Sebelum membacakan buku, guru mengajak peserta didik untuk memperhatikan


sampul buku dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut.
- Sebelum meminta anak untuk membaca buku dengan mandiri, minta peserta
didik untuk memperhatikan sampul buku dan mencatat informasi tentang buku
pada jurnal membaca mereka.
o Judul buku:
o Penulis/ilustrator/editor buku:
o Tahun penerbitan buku:

19
o Gambar pada sampul:
o Dengan melihat judul/gambar pada sampul buku, menurut saya buku ini
tentang:
o Membuat daftar pertanyaan:
 Informasi apa yang akan saya dapatkan dari buku ini?
 Apa yang akan saya ketahui dari membaca buku ini?

Pertanyaan yang dapat ditanyakan guru sebelum membacakan buku dengan


nyaring:

Mengamati sampul buku: Apa yang


tergambar pada sampul buku? Apa judul
buku?

Membuat prediksi: kira-kira buku ini


menceritakan apa?

Mengaktifkan pengetahuan latar anak:


Gambar pada sampul ini mengingatkan
kamu kepada apa? Pernahkah kamu
membaca judul buku seperti ini?

Membuat inferensi: Menurutmu,


mengapa penulis memilih judul ini?
Menurutmu, mengapa gambar ini dipilih
untuk dipasang pada sampul buku? Apa
tujuan ilustrator buku?

Membuat daftar pertanyaan: Apa saja


yang kamu ingin ketahui dari buku ini?

20
Kegiatan peserta didik selama membaca mandiri misalnya:

- Membaca ringkas dengan menandai ide pokok, kata kunci, dan elemen visual
seperti tabel, bagan, gambar, dll.
- Mencatat kata kunci dan kata-kata sulit di jurnal membaca.
- Menulis ulang ide pokok dan pertanyaan terhadap bacaan di jurnal membaca.
- Setelah membaca ringkas, peserta didik mengamati daftar pertanyaan pada
jurnal membaca dan membaca ulang untuk menemukan jawabannya.
- Apabila peserta didik belum dapat menemukan ide pokok dari bacaan, peserta
didik dapat membaca ulang untuk memastikan pemahamannya.

Pertanyaan-pertanyaan khusus terkait cerita dapat ditanyakan oleh guru pada kegiatan
membacakan buku atau membaca bersama peserta didik untuk meningkatkan:

- Kemampuan peserta didik menggunakan elemen visual/gambar dan teks untuk


memahami cerita. Misalnya:
o Apa yang terdapat di sini? Ini gambar apa? Mengapa ini ada di sini?
o Apa artinya kata ini (kosakata tertentu)? Mengapa ia (tokoh cerita)
mengatakan ini?
o Apa yang ingin disampaikan penulis/ilustrator dengan kata/gambar ini?
- Kemampuan nalar peserta didik dalam menganalisis cerita. Misalnya:
o Menurutmu, apakah yang dilakukannya (tokoh cerita) baik/benar?
o Apa yang kamu lakukan apabila berada dalam situasi yang sama?

Kegiatan setelah membaca:

- Pemahaman Cerita: Diskusikan cerita bersama peserta didik: Apa? Siapa? Di


mana? Bagaimana? Mengapa?
- Tanggapan terhadap cerita: Mendiskusikan tanggapan peserta didik terhadap
cerita:
o Apakah kamu menyukai cerita ini? Mengapa? Bagian mana yang kamu
sukai?
o Siapa tokoh yang kamu sukai? Mengapa?
o Apakah kamu menyukai gambar dalam cerita ini? Bagian mana yang
kamu sukai? Mengapa?
- Keterkaitan antara cerita dengan pengalaman: Mendiskusikan pengalaman
peserta didik yang relevan dengan cerita:
o Pernahkah kamu mengalami masalah yang sama (dengan yang dialami
oleh tokoh cerita)?
o Apa yang kamu lakukan apabila mengalami masalah yang sama?
o Apakah kamu tahu seseorang yang mengalami masalah yang sama
dengan yang dialami oleh tokoh cerita? Apa yang ia lakukan?
- Keterkaitan antara cerita dengan pengetahuan lain yang relevan. Misalnya:
mendiskusikan salah satu cerita rakyat:
o Apa yang kamu ketahui tentang daerah tempat cerita ini berasal?
o Bagaimana ciri-ciri daerah ini? Bagaimana cuacanya?
o Apa yang terkenal dari daerah ini?
o Bagaimana masyarakat yang tinggal di daerah ini?
- Kegiatan setelah membaca:

21
o Menulis/menggambar pemahaman terhadap cerita/alur cerita dengan
peta cerita/mind map/gambar.
o Membuat daftar pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui lebih lanjut
tentang cerita/daerah tempat cerita berasal, dll.
o Membuat bagan tanggapan terhadap cerita/tokoh cerita.
o Melakukan riset sederhana tentang daerah tempat cerita berasal.
o Mengisi jurnal membaca.

Contoh Jurnal Membaca Untuk SD Kelas Tinggi

Elemen bacaan:
•Judul
•Penulis:
•Ilustrator:
•Tahun terbit:
•Sub judul:

Bagaimana alur cerita dalam buku ini?


Awal:
Tengah:
Akhir:

Siapa tokoh cerita dalam buku ini?


•Di mana ia tinggal? Dengan siapa?
•Apa masalahnya? Bagaimana ia menyelesaikannya?
•Bagaimana sifat-sifatnya?

Daftar Pertanyaan
(Apa lagi yang ingin kamu ketahui tentang tokoh/cerita dalam buku ini?)

Mengaitkan Dengan Pengalaman


Tulislah surat/wawancara imajiner dengan tokoh pada cerita ini

22
d. Kegiatan dengan buku pengayaan dan/atau teks pelajaran untuk SD kelas tinggi

SD Kelas 4

Tema: Daerah Tempat Tinggalku

Kompetensi Dasar IPA:


3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar
4.4 Menyajikan hasil percobaan antara hubungan dengan gaya dan gerak
Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara verbal,
tulisan, dan visual.

Sumber Pembelajaran:
Buku Siswa Kelas 4
Salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah tempat tinggal siswa

PENDAHULUAN:
1. Guru dan peserta didik mendiskusikan tujuan pembelajaran.
2. Guru dan peserta didik melakukan curah gagasan tentang apa yang mereka telah ketahui
dan apa yang mereka ingin pelajari dari cerita rakyat yang akan dibaca dan gaya dorong
dan gaya tarik (tabel T-I-P).

KEGIATAN INTI:
1. Siswa membaca cerita rakyat dan membuat mind map alur dan karakteristik tokoh-tokoh
cerita selama mereka membaca.
2. Siswa mencatat kata-kata sulit dan menebak maknanya.
3. Siswa membandingkan mind map dengan teman dan mendiskusikannya.
4. Siswa mendiskusikan ciri-ciri cerita rakyat dan perbedaannya dengan jenis cerita yang
lain. Siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri cerita fiksi.
5. Siswa mempraktikkan percobaan mendorong dan menarik meja yang tertulis pada buku
siswa.
6. Siswa mencatat hasil pengamatannya dan membuat tabel perbandingan antara gaya tarik
dan gaya dorong.

23
KEGIATAN PENUTUP:
1. Siswa mengecek tabel T-I-P yang mereka buat dan membuat tanda pada hal-hal yang
telah mereka pelajari. Siswa mengisi kolom P dengan kata kunci pada materi
pembelajaran.
2. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran:
Mengapa kita memerlukan cerita (fiksi/rakyat)? Apa manfaatnya?
Pekerjaan apa dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan gerak menarik dan mendorong?
2. Guru dan siswa mendiskusikan sikap-sikap baik yang perlu dikembangkan siswa dalam
kerja kelompok.

E. Pengatur Grafis (Graphic Organizer)


Penggunaan pengatur grafis dalam pembelajaran yang menggunakan strategi literasi
ditunjukkan dalam daftar berikut.
Daftar pengatur grafis yang dapat digunakan
Dalam pembelajaran dengan strategi literasi (sebelum-ketika-sesudah)

No Pengatur grafis Kegiatan pembelajaran

1 Peta Pengetahuan Latar Menggali pengetahuan latar belakang untuk


Belakang memahami teks nonfiksi.

2 Tabel Prediksi Membuat prediksi tentang teks nonfiksi.

3 Tahu-Ingin-Pelajari Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin


diketahui (di awal pembelajaran) dan yang telah
dipelajari (di akhir pembelajaran)

4 Tahu-Ingin-Bagaimana Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin


diketahui, dan bagaimana cara mengetahuinya.

5 Tahu-Ingin-Bagaimana- Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin


Pelajari diketahui, bagaimana cara mengetahuinya (di awal
pembelajaran) dan yang telah dipelajari (di akhir
pembelajaran)

6 Membuat Keterkaitan Membuat keterkaitan antara teks dengan diri


Teks sendiri, dengan teks lain, dengan dunia luar.

7 Rantai Peristiwa Mengurutkan kejadian dalam teks nonfliksi secara


kronologis.

8 Siklus Mengurutkan siklus kejadian/peristiwa

24
9 Peta Semantik Memahami makna kata baru/sulit dari teks nonfiksi.

10 Tabel Kata ABC Curah pendapat dan identifikasi informasi penting


dalam teks.

11 Adik Simba Mengidentifikasi informasi penting dengan


menggunakan kata tanya.

12 Berpikir-Berpasangan- Memikirkan sebuah pertanyaan/isu penting, bekerja


Berbagi berpasangan, dan membagikan hasil diskusi.

13 Hubungan Tanya Jawab Membuat pertanyaan tentang fakta di dalam teks,


informasi tersirat, keterkaitan antara teks dengan
diri , dan dengan penulis/dunia luar.

14 Diagram Venn Membandingkan antara 2 hal/tokoh

15 Bandingkan-Kontraskan Membandingkan dan mengontraskan antara dua


teks

16 Tabel Fakta dan Opini Mengidentifikasi fakta dan opini dalam teks nonfiksi.

17 Tabel Lima Indera Mengindentifikasi lima indera dan bagaimana


pengaruhnya terhadap pengalaman orang dalam
sebuah teks.

18 Gambar dengan Caption Menggambar dan menulis caption baru


berdasarkan informasi dalam teks.

19 Peta Gagasan Utama Mengidentifikasi gagasan utama dan gagasan


dan Penjelas penjelas dalam teks.

20 Sebab-Akibat Menentukan sebab dan akibat sebuah peristiwa


dalam teks.

21 Tabel Ringkasan Membuat ringkasan sebuah teks.

22 Daftar Cek Menceritakan Menggunakan daftar cek untuk membantu


Kembali menceritakan kembali isi sebuah teks.

25
Berikut ini contoh wujud pengatur grafis tersebut.

Membuat Prediksi

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Bacaan/Materi: _________________________________________

Prediksi saya Apa yang sebenarnya terjadi

Awal

Tengah

Akhir

TAHU-INGIN-PELAJARI

26
Nama: Tanggal:

Bacaan:

Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topik tersebut (baris
T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan jawabannya di dalam teks yang
akan kamu baca (baris I)I Kemudian bacalah teks tersebut! Jawablah pertanyaan yang sudah
kamu buat sebelumnya (P)!

Tahu

Ingin

Pelajari

27
TAHU-INGIN-BAGAIMANA

Nama: Tanggal:

Bacaan:

Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topik tersebut (baris
T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan jawabannya di dalam teks yang
akan kamu baca (baris I)! Kemudian tuliskan bagaimana caranya kamu akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas (baris B)!

Tahu

Ingin

Bagaimana

28
TAHU-INGIN-BAGAIMANA-PELAJARI

Nama: Tanggal:

Bacaan:

Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topic tersebut (baris
T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan jawabannya di dalam teks yang
akan kamu baca (baris I)! Kemudian tuliskan bagaimana caranya kamu akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas (baris B)! Setelah membaca teks, tuliskan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaanmu (baris P)!

Tahu

Ingin

Bagaimana

Pelajari

29
SIKLUS

30
ADIK SIMBA

(Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana)

Nama: Tanggal:

Siapa? TOPIK Kapan?

Apa? Di mana?

Mengapa? Bagaimana?

Nama Saya: Tanggal:

Nama Teman Saya: Pelajaran:

31
BERPIKIR-BERPASANGAN-BERBAGI

PERTANYAAN APA YANG SAYA APA YANG APA YANG AKAN


ATAU ISU PIKIRKAN DIPIKIRKAN KAMI BAGIKAN
TEMAN SAYA

32
TABEL FAKTA-OPINI

Nama: Tanggal:

Teks:

Tuliskan fakta-fakta yang kamu temukan di dalam teks! Tuliskan pernyataan berbentuk opini
yang kamu temukan di dalam teks! Jelaskan darimana kamu tahu bahwa pernyataan tersebut
adalah fakta atau opini!

Fakta Dari mana Saya Tahu

Opini Dari mana Saya tahu

33
CAPTION

Nama: Tanggal:

Teks:

Carilah gambar atau ilustrasi di dalam teks!. Buatlah caption untuk gambar tersebut! Bila sudah
ada caption sebelumnya, buatlah caption baru yang bermakna sama!

Gambar/ilustrasi tentang:

Caption lama:

Caption baru:

Gambar/ilustrasi tentang:

Caption lama:

Caption baru:

34
GAMBAR DENGAN CAPTION

Nama: Tanggal:

Teks:

Carilah informasi di dalam teks yang dapat diubah isinya dalam bentuk gambar atau ilustrasi!
Gambarkan hal itu di dalam kotak di bawah dan tambahkan caption!

Informasi tentang:

Caption:

Informasi tentang:

Caption:

35
DAFTAR PUSTAKA

Beers, C. S., Beers, J. W., & Smith, J. O. (2009). A Principal’s Guide to Literacy Instruction.
New York: Guilford Press.
Robb, L. 2003. Teaching Reading in Social Studies, Science, and Math: Practical Ways to
Weave Comprehension Strategies Into Your Content Area Teaching. New York:
Scholastic Professional Books.
Pusat Bahasa, 2005. Seri Glosarium: Glosarium Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional.
Wiedarti, Pangesti dan Kisyani-Laksono (ed.). 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah.
Jakarta: Dikdasmen, Kemdikbud.
Wilson, A.A. and Chavez, K.J. 2014. Reading and Representing Across the Content Areas: A
Clasroom Guide. New York: Teachers College Press, Columbia University.
Satgas GLS Ditjen Dikdasmen, 2016a. “Strategi Literasi dalam Pembelajaran
di Sekolah Dasar (Modul Materi Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013)”. Jakarta.
Satgas GLS Ditjen Dikdasmen, 2016b. “Strategi Literasi dalam Pembelajaran di Sekolah
Menengah Atas”. Jakarta.
Tim GLN Kemendikbud, 2017. “Peta Jalan Gerakan Literasi Nasional”. Jakarta.

36

Anda mungkin juga menyukai