Anda di halaman 1dari 7

REKAM MEDIK KASUS INLAY

Nama Pasien : Jawarah


No. RM : J 650/16
JenisKelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Operator : Putri maulidia
NPM : 1513101020022
Tanggal : 13 Maret 2017

KeluhanUtama
Pasien perempuan usia 50 tahun datang dengan keluhan gigi belakang bawah kanan
berlubang, namun pasien tidak mengeluhkan adanya rasa sakit pada gigi tersebut. Pada
pemeriksaan klinis terlihat pada gigi 46 karies pada bagian proksimal. Tinggi dari mahkota cusp
bukal 6 mm, tinggi lingual 6,5 mm, tebal bagian bukal 2 mm, dan tebal bagian lingual 4 mm,
bagian mesial 1 mm. Pada pemeriksaan radiograf gigi 46 terlihat kamar pulpa normal, lamina
dura utuh dan apeks yang belum tertutup sempurna.

KeluhanSubjektif
 Sakit (-)
 Ketidaknyamanan (-)
 Pembengkakan (-)

PemeriksaanObjektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis secara intraoral terlihat pada gigi 46 terdapat karies
pada bagian proksimal. Jaringan gingiva pada sekitar gigi 46 tidak udem, tidak hiperemi dan
tidak ditemukan fistula. Pada pemeriksaan palpasi dan perkusi memberikan respon negatif.
A. Foto Klinis

Gambar 1. Foto klinis gigi 46 bagian oklusal Gambar 2. Foto klinis gigi 46 bagian bukal

Gambar 3. Foto klinis gigi 46 oklusi (unilateral) Gambar 3. Foto klinis gigi 46 bagian lingual

Pemeriksaan Radiograf
Pada pemeriksaan radiograf terlihat radiolusensi mencapai dentin pada bagian proksimal.
Jaringan periodonsium normal, saluran akar mesial dan distal lurus dan akar yang sudah tertutup
sempurna.
Gambar 5. Foto radiografi gigi 46

Diagnosis : D5 ( pulpitis reversible )


Perawatan : Restorasi inlay (vital)
Prognosis
 Endodonsia : Sedang (kedalaman karies mencapai dentin)
 Periodonsia : Baik (oral hygiene baik, tidak ada mobility gigi)
 Pendukung : Baik (pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik, kooperatif dan
akses ke RSGM mudah)

B. Foto Model Studi

Gambar 6. Foto model studi gigi 46 bagian oklusal Gambar 7. Foto model studi gigi 46 bagian
bukal
Gambar 8. Foto model studi gigi 46 bagian lingual Gambar 9. Foto model studi ( oklusi)

Gambar 10.Foto model studi bagian kanan oklusi Gambar 11.Foto model studi bagian kiri
oklusi

Gambar 12. Foto model studi gigi antagonis


Persiapan Alat dan Bahan
1. Alat
- Alat standar (Sonde halfmoon, kaca mulut, pinset,)
- Bur intan bulat, bur silindris
- Mixing slab
- Spatula semen
- Sendok cetak

2. Persiapan Bahan
- Double impression (Flexitime)
- Wax
- GIC Luting
- Kapas butir
- Kapas gulung
TAHAPAN KERJA

1. Pembingkaran tumpatan sementara


Tumpatan sementara dibuang dengan menggunakan ekskavator atau bur bulat.
2. Retensi pada kavitas inlay
Retensi inlay diperoleh dari :
 Kedalaman kavitas. Semakin dalam kavitas maka semakin baik retensinya. Dasar
kavitas diratakan dengan menggunakan bur bulat.
 Retensi juga diperoleh dari kesejajaran dinding yang berhadapan. Retensi yang
baik jika dinding yang berhadapan sejajar. Untuk mendapatkan dinding kavitas
yang sejajar, bur harus disesuaikan ketika mempreparasi dari sisi bukal ke sisi
lingual dengan menggunakan bur silindris sekaligus meratakan dasar kavitas.
Namun jika kesejajaran sulit didapat, maka divergensi bukal dan lingual kearah
oklusal yang dapat ditolerir sebesar 7˚ - 10˚. Jika lebih dari 10˚ maka tidak tidak
ada retensi lagi.
3. Resistensi dari restorasi inlay
Resistensi inlay diperoleh dari intrabevel (dapat menyatukan dinding) sehingga
mendistribusikan beban kunyah dan mencegah terjadinya fraktur. Sudut kavitas dan
permukaan oklusal yang tajam dibevel. Semua bidang preparasi dihaluskan menggunakan
finishing bur.
4. Pemeriksaan Kavitas
Pemeriksaan kavitas dilakukan dengan melihat dinding kavitas apakah terlihat rata dan
halus, serta semua garis sudut kavitas terlihat dari oklusal.
5. Pencetakan Inlay
 Pencetakan rahang bawah dilakukan dengan menggunakan bahan cetak rubber base
(heavy body + light body) dan menggunakan sendok cetak penuh rahang bawah.
 Rahang antagonisnya dicetak menggunakan alginat, lalu di cor dengan dental stone.
 Catatan gigit dibuat menggunakan base plate wax.
 Semua hasil di atas dikirim ke laboratorium dental untuk proses pembuatan inlay
dengan bahan metal.
 Pada kavitas yang telah dicetak, dibersihkan kembali, kemudian ditutup dengan
tambalan sementara.

6. Try in Inlay
 Sebelum inlay dicobakan didalam mulut pasien, terlebih dahulu dicek perlekatan
mekanik inlay pada model dengan cara membolak-balikkan model inlay. Jika restorasi
yang didapatkan baik, maka inlay tidak jatuh saat dibolak-balikkan. Baru kemudian,
dilakukan pencobaan restorasi inlay yang telah selesai ke dalam mulut pasien.
 Inlay harus pas masuk ke dalam bagian restorasi yang telah dibuat sebelumnya.
 Dilakukan pengecekan artikulasi dan oklusi pada pasien dengan menggunakan
articulating paper untuk melihat apakah ada keganjalan saat dilakukan pemasangan
inlay.
 Jika terdapat keganjalan, dapat menyebabkan gigitan open pada mulut pasien,
sehingga harus dilakukan pengasahan terhadap gigi antagonisnya.
 Jika sudah tidak mengganjal dan pas barulah dilakukan sementasi inlay.

7. Sementasi Inlay
 Kavitas dibersihkan dengan air dan ditinggalkan dalam keadaan lembab
 GIC tipe 1 Luting (Medicem) diaduk dengan takaran sesuai aturan pabrik sampai
konsistensi kental.
 Bagian dalam inlay dan kavitas dilapisi dengan semen GIC
 Inlay ditempatkan kedalam kavitas dan ditekan hingga kelebihan semen keluar dan
inlay sudah pas.
 Kelebihan semen segera dibersihkan dengan cotton pellet sebelum mengeras.
 Sementasi dianggap baik bila kelebihan semen keluar dari seluruh tepi restorasi,
dimana seluruh permukaan restorasi yang menghadap kavitas telah terisi semen.

Anda mungkin juga menyukai