Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

RANCANG BANGUN SISTEM ELEKTRIK PADA ALAT


BANTU GERAK TANGAN DENGAN EKSOSKELETON

Disusun oleh:
Adhe Rahmatullah S. S. P. NIM. 081511733045
M. Habib Hamdani NIM. 081511733029

Dosen Pembimbing:
Akif Rahmatillah, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK BIOMEDIS


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
LEMBAR PENGESAHAN NASKAH LAPORAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN

Judul : Rancang Bangun Sistem Elektrik Pada Alat Bantu Gerak


Tangan dengan Eksoskeleton
Tempat : Rehabilitasi Medik, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Soetomo Surabaya
Penulis : Adhe Rahmatullah S. S. P. (081511733045)
M. Habib Hamdani (081511733029)
Pembimbing : Akif Rahmatillah, S.T., M.T.

Pembimbing Instansi Dosen Pembimbing PKL

I Putu Alit Pawana, dr., Sp.KFR. Akif Rahmatillah, S.T., M.T..


NIP. 19731229 2009041001 NIP. 198301282009121004

Mengetahui dan Menyetujui,


Koordinator Program Studi
S-1 Teknik Biomedis
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga

Dr. Khusnul Ain, S.T., M.Si.


NIP. 197207051997021001

ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S. W. T. yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
Naskah Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang diberi judul “Rancang
Bangun Sistem Elektrik Pada Alat Bantu Gerak Tangan dengan
Eksoskeleton”.
Terselesaikannya Naskah Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah memberikan dukungan baik
dukungan moril maupun materil, baik secara langsung maupun tidak langsung,
terutama kepada:
1. Allah S.W.T. atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan
Naskah Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat dilaksanakan
dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.
2. Kedua orang tua serta seluruh keluarga besar penulis yang senantiasa
mendoakan, mendukung, memberikan motivasi baik dari segi moril dan
materil kepada penulis.
3. Bapak Dr. Khusnul Ain, S.T., M.Si. selaku Ketua Program Studi S-1 Teknik
Biomedis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga yang telah
memberikan kesempatan serta dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan Naskah Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini.
4. Bapak Akif Rahmatillah, S.T., M.T. selaku Pembimbing yang telah
memberikan ilmu dan nasihat, serta membimbing penulis dengan sangat
luar biasa.
5. Bapak I Putu Alit Pawana, dr., Sp.KFR. selaku Pembimbing Lapangan yang
telah sangat banyak membantu serta memberi ilmu dan wawasan seputar
ilmu dalam rekayasa rehabilitasi pasien pasca stroke.
6. Bapak Alfian Pramudita Putra, S.T., M.Sc. yang telah banyak memberi
arahan dan masukan terhadap penyusunan Naskah Laporan PKL ini.

iii
7. Seluruh keluarga besar Teknik Biomedis khususnya teman-teman angkatan
2015 yang sangat menyenangkan serta senantiasa memberikan semangat
kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa Naskah Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk menyempurnakan Naskah Laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) ini. Penulis berharap Naskah Laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dan kalangan
mahasiswa Teknik Biomedis pada khususnya.

Surabaya, 19 Juni 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................... 2
1.3 Manfaat .................................................................................................. 3
BAB II PROFIL INSTANSI ................................................................................. 5
2.1 Profil Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo .................... 5
2.2 Visi dan Misi RSUD Dr. Soetomo ........................................................ 7
2.3 Struktur Organisasi RSUD Dr. Soetomo ............................................... 7
2.4 Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medis ......................... 8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 9
3.1 Otot Rangka dan Mekanisme Kerja Otot............................................... 9
3,2 Stroke ..................................................................................................... 9
3.3 Elektromiograf (EMG) .......................................................................... 10
3.4 Differential Amplifier............................................................................. 10
3.5 High-Pass Filter .................................................................................... 11
3.6 Rectifier.................................................................................................. 12
3.7 Arduino UNO ........................................................................................ 13
BAB IV METODE PELAKSANAAN ................................................................. 15
4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................ 15
4.2 Alat dan Bahan ...................................................................................... 15
4.3 Metode Kegiatan .................................................................................... 15
BAB V PEMBAHASAN ...................................................................................... 18
5.1 Instrument Amplifier .............................................................................. 18
5.2 High-Pass Filter .................................................................................... 19

v
5.3 Rectifier.................................................................................................. 20
5.4 Penyadapan Sinyal EMG ....................................................................... 21
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 25
6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 25
6.2 Saran ...................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26
LAMPIRAN .......................................................................................................... 27

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia setiap harinya
menuntut manusia untuk dapat mengambangkan teknologi guna memenuhi
kebutuhan sehari-hari dengan cepat dan efisien. Perkembangan tersebut meliputi
segala sisi kehidupan manusia. Salah satu perkembangan teknologi yang sangat
pesat tersebut ialah teknologi dalam bidang kesehatan, dimana dalam
mengembangkan hal tersebut tentu dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu
memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk menopang kualitas maupun
produktifitas alat kesehatan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber
daya manusia merupakan modal utama dalam mengembangkan teknologi, sumber
daya manusia tersebut tentunya dituntut untuk memiliki kualitas yang baik,
berkualitas, dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Salah satu
cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia ialah
dengan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk dapat lebih mengenal
dunia kerja dengan mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
Program Studi S1 Teknik Biomedis Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga mendukung pengembangan sumber daya manusia tersebut
dengan membentuk mata kuliah wajib Praktik Kerja Lapangan (PKL). Dalam
mata kuliah tersebut mahasiswa diarahkan untuk belajar langsung pada instansi-
instansi maupun perusahaan yang sesuai dengan bidang minat masing-masing
mahasiswa. Bidang minat tersebut ialah Instrumentasi Biomedis dan Biomaterial.
Sehingga dengan diwajibkannya mata kuliah tersebut mahasiswa dapat memiliki
pandangan yang lebih luas mengenai dunia kerja yang tidak didapatkan pada
perkuliahan formal. Serta mahasiswa akan mengetahui bahwa dalam dunia kerja
yang dibutuhkan bukan hanya pengetahuan yang diterima di kampus yang berupa
hardskill, namun softskill juga dibutuhkan dalam dunia kerja.
Bidang minat Instrumentasi Biomedis merupakan salah satu bidang minat di
Program Studi Teknik Biomedis yang memperlajari mengenai rekayasa dalam
alat-alat yang digunakan dalam kedokteran, baik berupa hardware maupun

1
software. Salah satu rekayasa alat yang dipelajari ialah alat bantu dalam program
rehabilitasi pasien pasca stroke. Alat tersebut memanfaatkan teknologi
penyadapan sinyal otot atau yang disebut dengan Electromyograph (EMG).
Electromyografi adalah suatu alat yang digunakan untuk merekam aktivitas
elektrik dari otot untuk menentukan apakah otot sedang melakukan kontraksi
atau tidak (Pratiwi, 2014). EMG berfungsi mencatat bioelektrik untuk mengetahui
sinyal yang disebabkan oleh aktivitas gerak otot tersebut. EMG pada
umumnya direkam dengan menggunakan elektroda yang dipasangkan pada
permukaan kulit atau lebih sering jarum elektroda yang dimasukkan secara
langsung ke dalam otot.. Untuk mendapatkan sinyal EMG perlu menggunakan
komponen rangkaian yang terintegrasi dengan menggunakan bantuan
mikrokontroller. Rangkaian EMG terdiri dari beberapa filter, yaitu instrument
amplifier, high-pass filter, rectifier, dan notch filter. Masing- masing filter
memiliki fungsi dan spesifikasi tersendiri. Oleh karena itu, perlu dilakukan
observasi dan perancangan alat mengenai bagaimana prosedur perancangan alat
tersebut serta menganalisa beberapa kasus stroke. Sehingga dilakukan Praktik
Kerja Lapangan dengan judul “Rancang Bangun Sistem Elektrik pada Alat
Bantu Gerak Tangan Pasca Stroke dengan Eksoskeleton”.

1.2 Tujuan
1. Memenuhi beban Sistem Kredit Semester (SKS) wajib yang harus di
tempuh sebagai persyaratan akademis di Program Studi S1 Teknik Biomedis
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.
2. Sebagai sarana untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan aplikatif di
bidang instrumentasi medis yang lebih luas dan belum diperoleh di bangku
perkuliahan dan membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan
memahami aplikasi ilmunya di dunia industri dan mampu menyerap serta
berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh.
3. Sebagai sarana belajar untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan
masyarakat luas.
4. Sebagai sarana untuk membangun mental yang siap dalam menghadapi
dunia kerja dan mengenal sedikit banyak tentang persaingan dunia kerja.

2
1.3 Manfaat
Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat memberikan
manfaat positif bagi mahasiswa, perguruan tinggi yaitu Universitas Airlangga,
maupun bagi instansi terkait yaitu Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Adapun masing-masing manfaat yang dapat
diberikan dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Bagi Perguruan Tinggi


1. Sebagai sarana penghubung antara lembaga perguruan tinggi dengan
instansi.
2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi kuliah yang
telah diperoleh dengan mengaplikasikannya di dalam praktek kerja lapangan
ini.
3. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi
dunia kerja yang sebenarnya.
4. Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai prosedur penggunaan alat
Electrocardiography (ECG) serta fungsi dari alat tersebut terhadap
pemeriksaan pasien agar nantinya dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
memerlukan.

1.3.2 Bagi Instansi


1. Sebagai sarana penghubung antara instansi dengan lembaga perguruan
tinggi.
2. Hasil analisa yang dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi bagi instansi untuk menentukan
kebijaksanaan instansi di masa yang akan datang.
3. Sebagai sarana untuk memberikan penilaian kriteria tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh instansi tersebut.
4. Membantu pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja yang berpengalaman
di bidangnya.

3
1.3.3 Bagi Mahasiswa
1. Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman selaku generasi yang
terdidik untuk siap terjun di dalam dunia kerja maupun di lingkungan
masyarakat.
2. Dapat mengetahui lebih jauh realita ilmu yang telah diterima di bangku
kuliah melalui kenyataan yang ada di lapangan.
3. Dapat mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk
menyesuaikan diri di lingkungan kerja di masa mendatang.
4. Mahasiswa dapat memiliki gambaran dan pandangan mengenai realita yang
ada di dalam dunia kerja selama berlangsungnya Praktek Kerja Lapangan,
sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah
didapatkan di dunia kerja yang sesungguhnya.

4
BAB II
PROFIL INSTANSI

2.1 Profil Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo


Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya merupakan rumah
sakit kelas A yang berdiri di atas tanah dengan luas 163.875 m2 dan luas
bangunan 98.121 m2. RSUD Dr. Soetomo tidak hanya untuk melayani
pengobatan, melainkan juga sebagai rumah sakit pendidikan, penelitian dan pusat
rujukan tertinggi untuk wilayah Timur. Hal ini sesuai dengan SK. Menkes
51/Menkes/SK/1179 RSUD Dr. Soetomo. Sejarah RSUD Dr. Soetomo Surabaya
diawali dengan berdirinya Rumah Sakit Simpang dan Rumah Sakit AL Central
Burgerijike Ziekenhuis (CBZ). Rumah Sakit Simpang yang terletak di Jalan
Pemuda 33 merupakan rumah sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran UNAIR
yang didirikan tahun 1923. Sedangkan Rumah Sakit AL Central Burgerijike
Ziekenhuis (CBZ) yang terletak di Desa Karang Menjangan merupakan rumah
sakit yang dibangun oleh Kerajaan Belanda pada tahun 1937.
Pada tahun 1943 pada masa penjajahan Jepang, pembangunan rumah sakit
dilanjutkan oleh Jepang. Setelah selesai kemudian didirikan Rumah Sakit AL.
Pada 1 September 1948 oleh Pemerintah Belanda Rumah Sakit Simpang diubah
menjadi Roemah Sakit Oemoem Soerabaja. Namun, pada tahun 1950 Roemah
Sakit Oemoem Soerabaja di bawah Departemen Kesehatan RI, ditetapkan sebagai
Rumah Sakit Umum Pusat. Tahun 1951 sebagian dari Rumah Sakit Simpang di
Jalan Pemuda 33 yaitu ruangan penyakit dalam, mata, THT, anak, sebagian
ruangan bersalin, kulit dan paru-paru dipindah ke Rumah Sakit Karang
Menjangan. Sebagian masih ditempati oleh Rumah Sakit AL (bagian dapur).
Sehingga Rumah Sakit Simpang pada waktu itu masih terdapat bagian bedah,
ruang bersalin, dapur dan sebagian pendidikan perawat atau bidan, serta
perumahan, pegawai, Dokter/Perawat dan tenaga Administrasi.
Pada tahun 1953 sampai dengan 1954 sebagian pelayanan bagian bedah
pindah ke Rumah Sakit Karang Menjangan, sedangkan untuk bedah akut
(Emergency) masih di Rumah Sakit Simpang. Pada tahun 1980 Rumah Sakit
Simpang di Jalan Pemuda 33 dijual menjadi Delta Plasa dengan sistem tukar

5
tambah, di Rumah Sakit Karang Menjangan dibangun UGD dan ruangan bedah
berlantai 3.
Dengan demikian semua kegiatan pelayanan dijadikan satu di Rumah
Sakit Karang Menjangan/RSUD Dr. Soetomo. Pada tahun 1964 Rumah Umum
Pusat Surabaya diubah namanya menjadi RSUD Dr. Soetomo sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI, tanggal 20 Mei 1964 No. 26769/KAB/76. Dan
tahun 1965 berdasarkan PP No. 4 Th 1965 pengeloloaan atau penyelenggaraan
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soetomo diserahkan pada Pemerintah Daerah
Tingkat I Jawa Timur.
Tahun 1979 sesuai dengan SK. Menkes 51/Menkes/SK/1179 RSUD Dr.
Soetomo ditetapkan menjadi Rumah Sakit kelas A, sebagai rumah sakit
pelayanan, pendidikan, penelitian dan pusat rujukan tertinggi untuk Wilayah
Indonesia Timur.
Dengan berbagai perubahan nama yang didasarkan pada SK Menkes, Rumah
Sakit Simpang mengalami pengalihan ke Rumah Sakit Karang Menjangan karena
rumah sakit dijual dan diubah menjadi Delta Plasa pada tahun 1980. Pada tahun
1999 pengelolaan keuangan RSUD Dr. Soetomo sebagai Unit Swadana Daerah
dan diberlakukan mulai 1 April 1999, sesuai dengan SP Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Timur No. 2 Th 1999. 2002 - Perda Prop. Jatim menetapkan
perubahan nama menjadi RS Umum Dr. Soetomo.
2012 - Saat ini RSUD Dr. Soetomo menempati lahan seluas 163.875 m 2 dengan
kapasitas tempat tidur (TT) 1.449, terdiri dari :
1. Graha Amerta : 123 TT
2. Ruangan : 1209 TT
3. IRD : 88 TT
4. GBPT : 29 TT

Hingga sekarang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo adalah :
1. Rumah Sakit dengan klasifi kasi A
2. Rumah Sakit Pendidikan (Teaching Hospital)
3. Rumah Sakit Pusat Rujukan Wilayah Indonesia Bagian Timur (Top Referal)
4. Rumah Sakit terbesar di Wilayah Indonesia Bagian Timur

6
2.2 Visi dan Misi RSUD Dr. Soetomo
Visi RSUD Dr. Soetomo adalah menjadi rumah sakit tersier yang
terpercaya, aman, bermutu, tinggi, dan mandiri. Sedangkan Misi RSUD Dr.
Soetomo adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pelayanan dan jejaring pelayanan sebagai rumah sakit
rujukan tersier yang aman, bermutu tinggi dan terjangkau.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian tenaga kesahatan yang
berintegritas tinggi, profesional, inovatif dan melakukan jejaring pendidikan
penelitian yang terintegrasi (Academic Health Care), pusat pengembangan
bidang kesehatan yang bermutu tinggi serta mewujudkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang handal.
3. Mewujudkan kehandalan sarana dan prasarana penunjang pelayanan yang
terstandar serta lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
4. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang terintegrasi, efektif, efisien dan
akuntabel.
2.3 Struktur Organisasi RSUD Dr. Soetomo

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya


(Sumber: www.rsudrsoetomo.jatimprov.go.id)

7
2.4 Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medis
Instalasi Rehabilitasi Medis terdiri dua lantai. Pada lantai pertama
digunakan untuk ruang periksa pasien, ruang gymnasium, dan ruang biofeedback.
Lantai pertama ini bisa terhubung ke Instalasi Hemodialisa. Sedangkan lantai
kedua biasanya digunakan untuk ruang perkuliahan mahasiswa PPDS, ruang
dokter, ruang rapat, dan ruangan untuk melakukan gait lab.
Unit Instalasi Rehabilitasi Medis ini menyediakan banyak peralatan untuk
menunjang kinerja para dokter dan juga pelayanan berupa pembuatan alat-alat
prostesa-ortesa di bagian bengkel ortotik prostetik. Perangkat tersebut di atas,
dimanfaatkan sebagai sarana terapi dan pengobatan terhadap pasien. Peralatan
medis yang terdapat pada unit Instalasi Rehabilitasi Medis, diantaranya
elektromiografi (EMG), satu perangkat komputer dan gait lab, EMG biofeedback
dan peralatan gymnasium, serta alat modalitas.

8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Otot Rangka dan Mekanisme Kerja Otot


Otot rangka merupakan salah satu jenis otot yang dapat melakukan suatu
gaya sehingga tercipta sebuah gerakan. Otot rangka melakukan kontraksi dan
relaksasi yang difasilitasi oleh motor unit sehingga menyebabkan bergeraknya
tulang sesuai poros sendinya (Paulsen dan Waschke, 2011). Motor unit sendiri
merupakan unit fungsional terkecil yang terdiri dari neuron motor, beberapa
cabang axon, serta serat otot yang diinervasi oleh saraf (Konrad, 2006). Gerakan
tubuh dapat tercipta akibat proses kontraksi dan relaksasi dari otot rangka.
Pada otot M. extensor digitorum merupakan otot yang terletak pada lengan
bawah tangan pada bagian dorsal. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan
ekstensi pada jari tangan (Paulsen dan Waschke, 2011).

Gambar 3.1 Lokasi otot M. extensor digitorum (Paulsen dan Waschke, 2011)

3.2 Stroke
Stroke atau yang dikenal juga dengan istilah Gangguan Peredaran Darah
Otak (GPDO) merupakan suatu sindrom yang diakibatkan oleh adanya gangguan
aliran darah pada salah satu bagian otak yang menimbulkan gangguan fungsional
otak berupa defisit neurologik atau kelumpuhan saraf. Stroke disebabkan oleh
keadaan ischemic atau proses hemorrhagic yang seringkali diawali oleh adanya
lesi atau perlukaan pada pembuluh darah arteri (Cintya, dkk, 2013). Stroke
merupakan penyakit Upper Motor Neuron (UMN) yang kehilangan kontrol

9
volunteer terhadap gerakan motorik, seperti hemiplegia dan hemiparesis.
Perbaikan fungsi motorik paska stroke berhubungan dengan beratnya defisit
motorik saat serangan stroke akut.
Rehabilitasi menurut WHO adalah semua tindakan yang mampu
mengurangi dampak disabilitas agar memungkinkan penderita mampu
berinteraksi dengan masyarakat (Santoso, 2003). Rehabilitasi bertujuan agar dapat
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan memperbaiki fungsi motorik.
Rehabilitasi paska stroke dapat dilakukan dengan terapi latihan, kinesiotaping, dan
Motor Relearning Program (MRP). Pada terapi latihan kegiatan fisik yang
dilakukan dikategorikan dalam ROM exercise, stretching, joint mobilization,
resistance exercise, aerobic exercise, dan aquatic exercise (Kisner, et al, 2007).
Teknik MRP merupakan teknik yang sering digunakan karena memiliki pengaruh
yang lebih besar daripada teknik lainnya dalam pengembalian fungsi otot. Teknik
MRP berfokus pada pemahaman gerak normal dan gerakan yang akan dipelajari
berulang-ulang berdasarkan analisis gerakan yang diperlukan oleh pasien untuk
merangsang kembali otot-ototnya (Shah, et al, 2016).

3.3 Elektromiograf (EMG)


Elektromiograf (EMG) adalah instrument yang digunakan untuk
mendapatkan sinyal otot atau sinyal EMG. Elektromiografi adalah sebuah teknik
eksperimental yang mengkhususkan kepada pengembangan, perekaman dan
analisis sinyal otot (Konrad, 2006) yang diimplementasikan pada EMG tersebut.
Sinyal EMG sendiri merupakan manifestasi elektrik dari aktivasi neuromuscular
yang berkaitan dengan kontraksi otot (Basmajian dan De Luca, 1985).
Dibutuhkan sadapan pada otot yang akan diambil sinyalnya untuk mendapatkan
sinyal EMG ini. Terdapat dua teknik untuk melakukan sadapan, yaitu needle EMG
secara invasif dan surface EMG (sEMG) secara non-invasif. Sinyal mentah EMG
dapat mencapai kisaran 500 mikroVolt (atlet) yang berada pada frekuensi antara 6 –
500 Hz, dengan frekuensi yang signifikan anatara 20 – 150 Hz (Konrad, 2006).

3.4 Differential Amplifier


Differential amplifier adalah rangkaian yang dapat menguatkan sinyal
masukan diferensial tetapi menolak atau mengecilkan sinyal masukan common-

10
mode (Schultz, 2011). Rangkaian ini biasa digunakan dalam dunia industri dan
instrumentasi.
Instument amplifier merupakan aplikasi dari differential amplifier yang
memiliki beberapa spesifikasi, seperti impedansi output yang sangat kecil,
penguatan yang stabil dan akurat, dan rasio penolakan common-mode yang sangat
tinggi (Franco, 2015). Penggunaan instrument amplifier membutuhkan tiga
operational amplifier (op-amp), di mana dua op-amp tambahan diletakkan pada
kaki inverting dan non-inverting pada op-amp differential amplifer. Konfigurasi
op-amp dalam instrument amplifier dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Rangkaian Instrument Amplifier (Franco, 2015).

3.5 High-Pass Filter


High-pass filter merupakan rangkaian yang berfungsi untuk meneruskan
segala sinyal yang memiliki frekuensi diatas frekuensi cut-off, sedangkan
frekuensi yang di bawah frekuensi cut-off tidak akan diteruskan. Penambahan
komponen aktif, seperti transistor atau op-amp yang dapat menguatkan sinyal,
maka akan didapatkan active filter (Schultz, 2011). Sehingga dengan rangkaian
high-pass filter yang ditambahankan op-amp akan menghasilkan active high-pass
filter.

11
Gambar 3.3 Rangkaian Active High-Pass Filter (Schultz, 2011).

Gambar 3.4 Respon Frekuensi Active High-Pass Filter (Schultz, 2011).

3.6 Rectifier
Rectifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi untuk mengubah
bentuk tegangan negatif menjadi bernilai nol atau bernilai positif. Rangkaian
rectifier dibagi menjadi dua jenis, yaitu half-wave rectifier (HWR) dan full-wave
rectifier (FWR). HWR adalah rangkaian yang hanya melewatkan bagian positif
dari gelombang, sedangkan akan menghalangi bagian yang lain (Franco, 2015).
Hal ini yang menyebabkan bagian gelombang yang tidak positif akan dirubah
nilainya menjadi nol. Sedangkan FWR, selain melewatkan bagian positif
gelombang, rangkaian ini juga memutlakkan dan melewatkan bagian negatif
gelombang (Franco, 2015). Hal ini menyebabkan bagian negatif gelombang akan
menjadi positif setelah dilewatkan rangkaian FWR.

12
Gambar 3.5 Gelombang Hasil Rectifier: (a) Half-Wave Rectifier (HWR) (b)
Full-Wave Rectifier (FWR) (Franco, 2015).

3.7 Arduino UNO


Arduino merupakan sebuah platform komputasi fisik (physical computing)
yang open source pada board I/O sederhana. Yang dimaksud dengan
platformkomputasi fisik adalah sebuah sistem fisik yang interaktif dengan
penggunaan software dan hardware yang dapat mendeteksi dan merespon situasi
dan kondisi yang ada di dunia nyata (Massimo Banzi, 2011).

Gambar 3.6 Arduino Uno


(Sumber: www.openhacks.com/page/productos/id/28/title/Arduino-UNO-Rev3)

Kelebihan Arduino dari platform hardware mikrokontroler lainnya adalah


adanya IDE (Integrated Development Environment) Arduino yang dapat
dijalankan pada berbagai sistem operasi dan dibuat berdasarkan pada IDE
processing yang sederhana, sehingga mudah digunakan. Pemrograman Arduino
menggunakan port USB yang memudahkan interaksi dengan PC. Selain itu biaya
hardware Arduino cukup murah, dengan software yang open source (Dian
Artanto, 2012).

13
Sedangkan Arduino Uno adalah piranti mikrokontroler yang menggunakan
ATMega328, merupakan penerus Arduino Duemilanove. Arduino Uno memiliki
14 Pin input/output digital (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM),
6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header,
dan tombol reset.

14
BAB IV
METODE PELAKSANAAN

4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di Bagian Rehabilitasi
Medik, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya, Jl. Mayjen.
Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Surabaya, Jawa Timur. Adapun waktu pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 3 Januari sampai 26 Januari
2018.

4.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan selama pelaksanaan pembuatan exoskeleton
tangan untuk pasien stroke ialah sebagai berikut:
a. Personal Computer (PC)
b. Software Arduino IDE
c. Software Eagle
d. Software Matlab R.2018.a
e. Perangkat MyDaq
f. Ardunio UNO
g. Elektroda Ag/Cl
h. Beberapa jenis komponen IC, resistor, kapasitor, dan diode.
i. Adaptor DC 3-12 Volt, 500 mA
j. Beberapa kabel jumper.
4.3 Metode Kegiatan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan
kegiatan, tahapan tersebut dijelaskan pada diagram alir kegiatan berikut:

15
Gambar 4.1 Diagram Alir Kegiatan
1. Studi Literatur
Pada tahapan ini, dilakukan pencarian data-data serta hasil desain
eksoskeleton berdasarkan literatur serta hasil ujinya. Studi literatur juga
digunakan untuk membandingkan hasil yang telah dihasilkan selama pembuatan
alat dengan hasil dari literatur, sehingga kemudian akan dapat dilakukan evaluasi
terhadap hasil yang telah didapatkan tersebut.

2. Studi Lapangan
Studi lapangan dilaksanakan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan
berlangsung. Tujuan dari studi lapang ini adalah untuk mempelajari perencanaan
desain untuk melakukan penyadapan sinyal otot dan perangkaian komponen untuk
menangkap sinyal EMG.

3. Tahap Pembuatan
Dalam tahap ini dilakukan implementasi terhadap data maupun desain yang
telah didapatkan berdasarkan literatur maupun observasi langsung pada tahap
studi lapangan. Tahapan pembuatan alat diawali dengan melakukan desain sistem
elektrik menggunakan software Eagle, setelah itu dilanjutkan dengan tahapan
pencetakan desain, kemudian dilakukan perangkaian dan pemasangan komponen
IC, resistor, kapasitor, dan dioda.

16
4. Pelaporan
Pelaporan merupakan metode akhir dari Praktik Kerja Lapangan ini. Dalam
tahap ini dapat berisi dokumentasi pada kegiatan disertai dengan kegiatan atau
hal-hal yang didapatkan selama studi lapang. Laporan yang dibuat merupakan
tugas akhir dari Praktik Kerja Lapangan.

17
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Instrument Amplifier


Blok pertama pada rangkaian EMG yaitu instrument amplifier. Pada blok
pertama digunakan komponen IC AD620AN. Pada perancangan instrument
amplifier digunakan resistor dengan nilai 4,6k Ω. Sehingga penguatan yang
diperoleh seharusnya 11,74 kali. Penguatan AD620 memiliki rumusan sebagai
berikut:

Gambar 5.1 Hasil Keluaran Sinyal Sinus


Pada eksperimen diperoleh nilai penguatan 10,63 kali, dimana nilai
masukan yang digunakan dengan nilai tegangan puncak ke puncak sebesar 2 Volt
dan nilai tegangan keluaran yaitu 21,322 Volt. Penguatan yang diperoleh tidak
sesuai dengan nilai yang seharusnya dengan error sebesar 9,45%. Nilai error ini
dapat disebabkan oleh komponen dari IC dan resistor yang tidak stabil sehingga
tidak sesuai dengan nilai yang seharusnya.

18
5.2 High-Pass Filter
Blok selanjutnya yaitu High-Pass Filter, dimana pada rangkaian filter ini
digunakan nilai cut-off sebesar 60 Hz. Pada rangkaian ini digunakan jenis filter
multiple feedback dengan IC OP07 dan nilai resistor R2 sebesar 2,7k Ω, R3 yaitu
12k Ω, dan C1,2,3 sebesar 0,47 µF.

Gambar 5.2 Rangkaian Multiple Feedback High-Pass Filter dengan cut-off 60 Hz

Gambar 5.3 Bode Plot High-Pass Filter dengan cut-off 60 Hz

19
Pada hasil eksperimen diperoleh kurva naik pada bode plot dengan nilai
redaman yang terekam pada frekuensi 63,3 Hz sebesar -3,37 dB. Hasil yang
diperoleh tidak sesuai dengan nilai yang seharusnya, dimana frekuensi diatas cut-
off harus memiliki nilai redaman yang lebih kecil dari -3 dB. Hal ini juga dapat
disebabkan oleh nilai dari komponen-komponen yang digunakan tidak sesuai
dengan nilai yang seharusnya, sehingga menyebabkan pergesaran pada nilai cut-
off eksperimen.

5.3 Rectifier
Hasil keluaran dari High-Pass Filter akan masuk pada rangkaian rectifier.
Pada rangkaian digunakan jenis full wave rectifier dimana sinyal masukan akan
memiliki nilai absolut dengan mengubah bagian negatif dari sinyal menjadi
positif. Rangkaian rectifier ini juga menggnakan op-amp yaitu IC TL072.

Gambar 5.4 Skema Rangkaian Rectifier

Pada eksperimen digunakan nilai masukan tegangan puncak ke puncak


sebesar 1 Volt. Hasil yang diperoleh yaitu tegangan yang dihasilkan menjadi
setengah dari tegangan masukan dan frekuensi keluaran menjadi dua kali lebih
besar dari frekuensi masukan. Hal ini disebabkan karena bagian negatif dari sinyal
dimutlakkan sehingga tidak terdapat bagian negatif dari sinyal, namun nilai yang
diperoleh tidak sesuai dengan nilai seharusnya, dimana tegangan keluaran yang
diperoleh sebesar 557,38 miliVolt. Hal ini dapat disebabkan oleh nilai dari

20
komponen yang digunakan tidak stabil. Kemudian frekuensi yang diperoleh
menjadi dua kali lebih besar karena digunakan jenis full-wave rectifier.

Gambar 5.5 Hasil Osiloskop Rangkaian Rectifier.

5.5 Penyadapan Sinyal EMG


Pada proses penyadapan sinyal EMG digunakan satu buah channel
pada otot M. Extensor digitorum. Penyadapan dilakukan dengan menempelkan
dua buah elektroda pada otot, dan satu buah elektroda pada siku sebagai ground.

Gambar 5.6 Posisi Pemasangan Elektroda pada M. Extensor digitorum.

21
Kemudian sinyal otot yang ditangkap oleh elektroda akan diteruskan
sebagai masukan dari instrument amplifier untuk dilakukan proses penguatan
sinyal otot. Keluaran sinyal yang telah dikuatkan akan menjadi masukan dari
rangkaian High-Pass Filter untuk meredam sinyal dengan frekuensi dibawah 60
Hz. Sinyal yang telah diredam akan masuk pada rangkaian Rectifier untuk
memutlakkan nilai negatif dari sinyal.

Gambar 5.7 Rangkaian EMG.

Hasil keluaran dari sinyal otot setelah diolah pada rangkaian EMG akan
masuk pada Arduino UNO melalui pin Analog 1 (A1). Sinyal EMG ini akan
dilakukan pengubahan dari sinyal analog menjadi sinyal digital (ADC). Pada hasil
rekaman melalui serial monitor Arduino IDE, diketahui bahwa selama satu detik,
Arduino UNO melakukan sampling dari sinyal EMG sebanyak 207 data. Rentang
nilai ADC dari Arduino UNO yaitu 0 hingga 1023 yang merepresentasikan nilai
tegangan dari 0 hingga 5 Volt. Sehingga nilai yang terekam pada serial Monitor
akan diolah menjadi nilai tegangan dari sinyal EMG dengan persamaan berikut:

Selanjutnya menggunakan serial plotter dapat dilihat sinyal EMG yang


terekam secara Real-time. Sinyal yang diperoleh pada serial plotter tidak

22
menunjukkan adanya perbedaan antara kontraksi dan relaksasi pada otot. Hal ini
dapat disebabkan oleh adanya noise lain selain jala-jala listrik yang nilainya cukup
tinggi ataupun adanya kerusakan pada komponen rangkaian EMG sehingga
menyebabkan sinyal otot tidak dapat terdeteksi. Selanjutnya dilakukan analisis
Fast Fourier Transform (FFT) menggunakan software Matlab untuk melihat
spektrum frekuensi sinyal yang terekam.

Gambar 5.8 Sinyal EMG Menggunakan Serial Plotter Arduino IDE.

Gambar 5.9 Plot Sinyal Output yang Terekam Selama Satu Detik dan Hasil
Spektrum Sinyal Output.

23
Hasil FFT menunjukkan bahwa terdapat sinyal dengan frekuensi yang
sangat kecil dengan nilai magnitude yang sangat besar. Kemudian hasil FFT juga
menunjukkan masih adanya sinyal dengan nilai frekuensi antara 0 hingga 50 Hz,
hal ini menujukkan bahwa High-Pass filter pada rangkaian EMG tidak bekerja
dengan baik pada proses penyadapan sinyal otot. Hal ini menyebabkan jala-jala
listrik dengan frekuensi 50 Hz dan sinyal-sinyal lain yang memiliki frekuensi
antara 0 hingga 60 Hz juga diteruskan pada tahap pengolahan sinyal. Hal ini
menandakan bahwa sinyal otot yang terekam akan terhimpit oleh noise ataupun
sinyal lain, sehingga menyebabkan sinyal otot pada saat kontraksi dan relaksasi
tidak dapat terdeteksi.

24
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Sinyal otot dapat terekam dengan sampling rete ADC dari Arduino UNO
pada proses penyadapan sebesar 207. High-Pass filter pada rangkaian EMG tidak
berfungsi dengan baik pada proses pengambilan data sinyal otot, sehingga
menyebabkan noise dan sinyal lain dengan frekuensi dibawah 60 Hz bertumpuk
dengan sinyal otot, menyebabkan tidak terdeteksinya kondisi kontraksi dan
relaksasi dari sinyal otot.

6.2 Saran
1. Gunakan kabel elektroda yang terhubung dengan audio jack untuk
meminimalisir adanya noise akibat gerakan tangan ataupun noise dari
kabel jumper.
2. Gunakan Notch Filter untuk meredam noise dari jala-jala listrik secara
spesifik.
3. Gunakan High-Pass filter dengan nilai cut-off yang kecil sehingga sinyal
otot dengan frekuensi rendah juga dapat diloloskan.

25
DAFTAR PUSTAKA
Basmajian, John V.,De Luca, Carlo J. 1985. Muscles Alive : Their Functions
Revealed by Electromyography Chapter 3. Williams & Wilkins p. 65,
Baltimore
Cintya, dkk. (2013). ‘Gambaran Faktor Resiko dan Tipe Stroke pada Pasien
Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan
Periode 1 Januari 2010 – 31 Juni 2012’, Jurnal Kesehatan Andalas.
Franco, Sergio. 2015. Design with Operational Amplifiers and Analog Integrated
Circuits 4th Edition. McGraw-Hill Education, New York
Kisner, et al. (2007). Therapeutic Exercise 5th Edition. Philadepia: F.A.Davis
Company.
Konrad, P. 2006. The ABC of EMG-A Practical Introduction to Kinesiological
Electromyography. USA: Noraxon U.S.A., Inc. doi:
10.1016/j.jacc.2008.05.066.
Paulsen, F. dan Waschke, J. 2011. Sobotta Atlas of Human Anatomy General
Anatomy and Musculoskeletal System. 15th edn. Munchen: Churchill
Livingstone.
Pratiwi , Indah .2014. Letak Elektroda Elektromiografi pada Upper Extremity
Muscle. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Santoso, T.A. (2003). Kemandirian Aktivitas Makan, Mandi, dan Berpakaian
Pada Penderita Stroke 6-24 Bulan Paska Okupasi Terapi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Schultz, Mitchel E. 2011. Grob’s Basic Electronics 11th Edition. McGraw-Hill,
New York
Shah, M.V, et al. (2016). ‘Effect of Constraint Induced Movement Therapy v/s
Motor Relearning Program for Upper Extremity Function in Sub Acute
Hemiparetic Patients-a Randomized Clinical Trial’, Indian Journal of
Physiotherapy and Occupational Therapy - An International Journal, 10(1),
p. 71. doi: 10.5958/0973-5674.2016.00016.2.
www.openhacks.com/page/productos/id/28/title/Arduino-UNO-Rev3

26
LAMPIRAN

Data Rekaman Sinyal EMG Selama 1 Detik untuk Analisis FFT

Waktu Nilai ADC Hasil Konversi (mV)


30:12.0 -> 75 366.5689
30:12.0 -> 129 630.4985
30:12.0 -> 53 259.042
30:12.0 -> 110 537.6344
30:12.0 -> 110 537.6344
30:12.0 -> 69 337.2434
30:12.0 -> 82 400.782
30:12.0 -> 94 459.433
30:12.0 -> 67 327.4682
30:12.0 -> 139 679.3744
30:12.0 -> 135 659.824
30:12.0 -> 92 449.6579
30:12.0 -> 43 210.1662
30:12.0 -> 118 576.7351
30:12.0 -> 52 254.1544
30:12.1 -> 116 566.9599
30:12.1 -> 109 532.7468
30:12.1 -> 116 566.9599
30:12.1 -> 117 571.8475
30:12.1 -> 103 503.4213
30:12.1 -> 84 410.5572
30:12.1 -> 84 410.5572
30:12.1 -> 132 645.1613
30:12.1 -> 92 449.6579
30:12.1 -> 95 464.3206
30:12.1 -> 88 430.1075
30:12.1 -> 72 351.9062
30:12.1 -> 108 527.8592
30:12.1 -> 130 635.3861
30:12.1 -> 77 376.3441
30:12.1 -> 110 537.6344
30:12.1 -> 80 391.0068
30:12.1 -> 148 723.3627
30:12.1 -> 49 239.4917
30:12.1 -> 156 762.4633
30:12.1 -> 101 493.6461
30:12.1 -> 110 537.6344
30:12.2 -> 120 586.5103
30:12.2 -> 111 542.522

27
30:12.2 -> 104 508.3089
30:12.2 -> 103 503.4213
30:12.2 -> 53 259.042
30:12.2 -> 72 351.9062
30:12.2 -> 108 527.8592
30:12.2 -> 159 777.1261
30:12.2 -> 119 581.6227
30:12.2 -> 132 645.1613
30:12.2 -> 167 816.2268
30:12.2 -> 78 381.2317
30:12.2 -> 61 298.1427
30:12.2 -> 94 459.433
30:12.3 -> 61 298.1427
30:12.3 -> 138 674.4868
30:12.3 -> 139 679.3744
30:12.3 -> 154 752.6882
30:12.3 -> 73 356.7937
30:12.3 -> 115 562.0723
30:12.3 -> 38 185.7283
30:12.3 -> 150 733.1378
30:12.3 -> 82 400.782
30:12.3 -> 141 689.1496
30:12.3 -> 148 723.3627
30:12.3 -> 141 689.1496
30:12.3 -> 64 312.8055
30:12.3 -> 134 654.9365
30:12.3 -> 94 459.433
30:12.3 -> 123 601.173
30:12.3 -> 96 469.2082
30:12.3 -> 78 381.2317
30:12.3 -> 96 469.2082
30:12.3 -> 77 376.3441
30:12.3 -> 126 615.8358
30:12.4 -> 150 733.1378
30:12.4 -> 0 0
30:12.4 -> 0 0
30:12.4 -> 36 175.9531
30:12.4 -> 186 909.0909
30:12.4 -> 184 899.3157
30:12.4 -> 0 0
30:12.4 -> 0 0
30:12.4 -> 130 635.3861
30:12.4 -> 147 718.4751
30:12.4 -> 143 698.9247

28
30:12.4 -> 111 542.522
30:12.4 -> 170 830.8895
30:12.4 -> 151 738.0254
30:12.4 -> 107 522.9717
30:12.4 -> 104 508.3089
30:12.4 -> 145 708.6999
30:12.4 -> 114 557.1848
30:12.4 -> 126 615.8358
30:12.4 -> 84 410.5572
30:12.4 -> 32 156.4027
30:12.4 -> 105 513.1965
30:12.4 -> 0 0
30:12.5 -> 0 0
30:12.5 -> 0 0
30:12.5 -> 0 0
30:12.5 -> 256 1251.222
30:12.5 -> 176 860.2151
30:12.5 -> 0 0
30:12.5 -> 0 0
30:12.5 -> 150 733.1378
30:12.5 -> 121 591.3978
30:12.5 -> 197 962.8543
30:12.5 -> 121 591.3978
30:12.5 -> 136 664.7116
30:12.5 -> 126 615.8358
30:12.5 -> 190 928.6413
30:12.5 -> 97 474.0958
30:12.5 -> 76 371.4565
30:12.5 -> 105 513.1965
30:12.5 -> 94 459.433
30:12.5 -> 49 239.4917
30:12.5 -> 113 552.2972
30:12.5 -> 116 566.9599
30:12.5 -> 108 527.8592
30:12.5 -> 131 640.2737
30:12.5 -> 54 263.9296
30:12.5 -> 116 566.9599
30:12.6 -> 71 347.0186
30:12.6 -> 60 293.2551
30:12.6 -> 77 376.3441
30:12.6 -> 82 400.782
30:12.6 -> 84 410.5572
30:12.6 -> 99 483.871
30:12.6 -> 38 185.7283

29
30:12.6 -> 129 630.4985
30:12.6 -> 125 610.9482
30:12.6 -> 86 420.3324
30:12.6 -> 122 596.2854
30:12.6 -> 123 601.173
30:12.6 -> 124 606.0606
30:12.6 -> 93 454.5455
30:12.6 -> 119 581.6227
30:12.6 -> 103 503.4213
30:12.6 -> 49 239.4917
30:12.6 -> 107 522.9717
30:12.6 -> 130 635.3861
30:12.7 -> 70 342.131
30:12.7 -> 76 371.4565
30:12.7 -> 86 420.3324
30:12.7 -> 161 786.9013
30:12.7 -> 90 439.8827
30:12.7 -> 129 630.4985
30:12.7 -> 51 249.2669
30:12.7 -> 136 664.7116
30:12.7 -> 72 351.9062
30:12.7 -> 109 532.7468
30:12.7 -> 112 547.4096
30:12.7 -> 105 513.1965
30:12.7 -> 102 498.5337
30:12.7 -> 167 816.2268
30:12.7 -> 99 483.871
30:12.7 -> 86 420.3324
30:12.7 -> 65 317.6931
30:12.7 -> 109 532.7468
30:12.7 -> 136 664.7116
30:12.7 -> 87 425.2199
30:12.8 -> 107 522.9717
30:12.8 -> 119 581.6227
30:12.8 -> 101 493.6461
30:12.8 -> 95 464.3206
30:12.8 -> 103 503.4213
30:12.8 -> 111 542.522
30:12.8 -> 138 674.4868
30:12.8 -> 34 166.1779
30:12.8 -> 53 259.042
30:12.8 -> 151 738.0254
30:12.8 -> 75 366.5689
30:12.8 -> 128 625.6109

30
30:12.8 -> 103 503.4213
30:12.8 -> 120 586.5103
30:12.8 -> 106 518.0841
30:12.8 -> 67 327.4682
30:12.8 -> 120 586.5103
30:12.8 -> 76 371.4565
30:12.8 -> 116 566.9599
30:12.8 -> 84 410.5572
30:12.9 -> 139 679.3744
30:12.9 -> 94 459.433
30:12.9 -> 85 415.4448
30:12.9 -> 115 562.0723
30:12.9 -> 81 395.8944
30:12.9 -> 94 459.433
30:12.9 -> 58 283.48
30:12.9 -> 114 557.1848
30:12.9 -> 123 601.173
30:12.9 -> 124 606.0606
30:12.9 -> 151 738.0254
30:12.9 -> 134 654.9365
30:12.9 -> 168 821.1144
30:12.9 -> 112 547.4096
30:12.9 -> 73 356.7937
30:12.9 -> 113 552.2972
30:12.9 -> 146 713.5875
30:12.9 -> 55 268.8172
30:12.9 -> 45 219.9413
30:12.9 -> 146 713.5875
30:13.0 -> 112 547.4096
30:13.0 -> 115 562.0723
30:13.0 -> 91 444.7703
30:13.0 -> 73 356.7937
30:13.0 -> 121 591.3978
30:13.0 -> 89 434.9951
30:13.0 -> 98 478.9834
30:13.0 -> 113 552.2972

31

Anda mungkin juga menyukai