Anda di halaman 1dari 17

Analisa Data

DATA PENUNJANG KEMUNGKINAN MASALAH KEPERAWATAN


PENYEBAB
DS :
- Klien mengatakan Kelemahan fisik Defisit perawatan diri :
kepalanya gatal, (ketidakmampuan dalam mandi,keramas, dan gosok gigi
- ibu klien juga melakukan perawatan
mengatakan badan kebersihan diri)
anaknya terasa lengket.
DO :
- klen tampak terlihat
menggaruk-garuk
kepalanya,
- penampilan klien tidak
rapih baju klien terlihat
kotor gigi klien terdapat

DS:
- ibu klien mengatakan Kurangnya tingkat pengetahuan Ansietas pada ibu dan anak
kurang begitu tahu orang tua terhadap penyakit
tentang penyakit yang di
derita anaknya
- ibu klien juga
mengatakan baru
pertama kalinya anaknya
dirawat di rumah sakit
- ibu klien mengatakan
tidak ada pengobatan
sebelumnya
- klien sering kali menolak
tindakan perawatan
yang akan dilakukan
- klien terus mengatakan
ingin pulang

DO:
- ibu klien tampak cemas
- tingkat pendidikan ibu
klien hanya SMP
- klien selalu menangis
saat akan dilakukan
tindakan perawatan
- klien terlihat tidak mau
berkomunikasi dengan
perawat

DS :
- ibu klien mengatakan Peningkatan produksi sputum Ketidakefektifan pembersihan
dada anaknya sesak dan pada area jalan nafas jalan nafas
batuk-
DO:
- Klien tampak
memegang dadanya saat
ditanya bagian yang
sakit
- Klien sering batuk-batuk
- Frekuensi nafas
37x/menit
- Terdapat sekret pada
lobus kanan
- Terdengar suara ronchi
saat di auskultasi

DS :
- Ibu klien mengatakan Intake makanan (nutrisi) yang Ketidakseimbangan nutrisi:
anaknya tidak mau. tidak adekuat kurang dari kebutuhan tubuh
- Ibu klien juga
mengatakan anaknya
tidak mau makan nasi
DO:
- Klien tampak terlihat
kurus Trombosit 3400
uml
- Klien terlihat lemas
- BB klien turun/
berkurang yaitu, 17kg
sebelumnya 20kg
DS:
- Ibu klien mengatakan Invasi kuman/bakteri pnemonia Infeksi
batuk klien tidak dalam tubuh
hilang – hilang
- Sebelumnya klien
sering mengalami
batuk – batuk disertai
dengan demam

DO:
- Jumlah leukosit klien
meningkat yaitu, 17, 6
µL (nilai normal:
5-10 ribu)
- Klien mendapat terapi
obat antibiotik
(cefotaxim)

3.1.2 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas b.d peningkatan
akumulasi sekret/sputum dan bronkospasme.
2. Infeksi b.d invasi kuman/bakteri pneumonia dalam tubuh.
3. Defisit perawatan diri; mandi, keramas, dan gosok gigi b.d
keterbatasan aktivitas dalam melakukan perawatan kebersihan
diri.
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake makanan yang tidak adekuat.
5. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan keluarga terhadap
penyakit yang diderita oleh anggota keluarga dan dampak
hospitalisasi.
3.1.3 Perencanaan Keperawatan

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL
1 Ketidakefektifan pembersihan jalan Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
- Kaji tanda-tanda vital klien - Menentukan tindakan lebih lanjut
nafas b.d bronkospasme dan keperawatan selama 5x24 jam
akumulasi sekret : diharapkan masalah - Observasi frekuensi nafas klien - Mengetahui tingkat abnormalits
DS : ketidakefektifan pembersihan frekuensi pernapsan
- ibu klien mengatakan dada jalan nafas dapat teratasi. - Berikan posisi yang nyaman pada - Membantu mengurangi rasa rasa

anaknya sesak dan batuk- klien sesak


- Auskultasi suara nafas klien - Mengetahui ada tidaknya perubahan
batuk
bunyi nafas klien
kriteria hasil : - Ajarkan cara batuk efektif - Membantu dalam mengeluarkan
DO :
- Suara/bunyi nafas klien secret
- Klien tampak memegang
normal (vesikuler) - Anjurkan pada keluarga klien
dadanya saat ditanya bagian - Tidak ada suara nafas - Untuk membantu dalam
untuk memberi klien minum air
yang sakit tambahan mengencerkan dan mengeluarkan
hangat
- Klien sering batuk-batuk - Pola nafas teratur sekret lebih mudah.
- Frekuensi nafas 37x/menit - Frekuensi nafas dalam
Kolaborasi :
- Terdapat sekret pada lobus batas normal 20-30 - Berikan terapi inhalasi (ventolin)
kanan - Membantu dalam mengurangi
- Terdengar suara ronchi saat di x/menit bronkospasme, bertindak sebagai
- Klien dapat kembali
auskultasi bronkodilator
beraktifitas
- Klien tidak sulit ketika
berbicara.

2 Infeksi b.d invasi bakteri pnemococus Setelah dilakukan tindakan Mandiri :


- Observasi TTV klien - Untuk mengetahui keadaan umum
terhadap imunitas tubuh. keperawatan selama 5x24 jam
klien dan menentukan intervensi
DS : diharapkan infeksi dapat
selanjutnya
- Ibu klien mengatakan anaknya teratasi.
- Peningkatan suhu tubuh merupakan
seringkali batuk dan pilek - Observasi peningkatan suhu tubuh
salah satu tanda infeksi
disertai demam kriteria hasil : - Auskultasi suara nafas - Mendengarkan bunyi abnormal serta
- Ibu klien mengatakan saat di
- Klien Tidak batuk dan mengetahui letak peningkatan
bawa ke Rumah Sakit anaknya
pilek - Gunakan APD saat melakukan akumulasi sekret
sempat mengalami demam - Tidak terjadi - Untuk mencegah kontaminasi
tindakan pada klien
tinggi demam/kenaikan suhu - Tempatkan klien dalam ruangan penyebaran infeksi
tubuh khusus - Mencegah terjadinya penyebaran
DO: - Tidak ada suara ronchi bakteri pada pengunjung
- Klien tampak batuk-batuk saat di auskultasi Kolaborasi :
- Saat di auskultasi terdengar - Tidak terjadi peningkatan - Pantau pemeriksaan laboratorim:
- Mengetahui peningkatan penyebaran
suara ronchi akumulasi secret jumlah leukosit
- Terdapat sekret pada lobus - Leukosit dalam batas - Berikan terapi obat antibiotik: infeski dalam tubuh
Cefotaxim 3 x 500 mg - Membantu mengurangi penyebaran
kanan normal (5-10 ribu)
- Jumlah leukosit klien infeksi dan membantu meningkatkan
imunitas tubuh
meningkat 17, 6µL (5-10 ribu)
3 Defisit perawatan diri; mandi, Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
- bina hubungan saling percaya - Membantu dalam melakukan tindakan
keramas, dan gosok gigi b.d keperawatan selama 5x24 jam
keperawatan
keterbatasan aktivitas dalam diharapkan masalah kebersihan - berikan pendkes pada keluarga
melakukan perawatan kebersihan diri diri dapat teratasi dan mampu klien, tentang pentingnya - Memberikan pengetahuan tentang arti
kebersihan diri dan perilaku hidup
melakukan perawatan kebersihan diri
bersih dan sehat
DS : kebersihan diri secara mandiri.
- berikan pendkes kepada keluarga
- Klien mengatakan kepalanya klien, tentang pentingnya menjaga - Memberikan pengetahuan mengenai
gatal, kebersihan diri bagaimana menjaga kebersihan diri
- ibu klien juga mengatakan
kriteria hasil :
badan anaknya terasa lengket. - anjurkan pada keluarga klien untuk
- klien terlihat bersih dan
melakukan kebersihan diri secara - Menjaga kebersihan diri serta
wangi
DO: mencegah masuknya kuman atau
- penampilan klien rapih teratur, seperti: mandi 2x sehari,
- klen tampak terlihat - baju/pakaian klien tidak bakteri ke dalam tubuh
keramas 2x sehari, gosok gigi 3x
menggaruk-garuk kepalanya, terlihat kotor
sehari (saat mandi, sesudah makan,
- penampilan klien tidak rapih - kulit kepala bersih, tidak
- baju klien terlihat kotor sebelum tidur)
ada ketombe dan kutu
- gigi klien terdapat carries - rambut klien tersisir rapih
Kolaborasi:
- bantu keluarga klien untuk
melakukan kebersihan diri seperti:
mandi, keramas, dan gosok gigi - Memberikan contoh/demonstrasi
- tentang perawatan kebersihan diri
yang benar

4 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang Setelah dilakukan tindakan Mandiri :


dari kebutuhan tubuh b.d intake keperawatan selama 5x24 jam - Kaji kebutuhan status nutrisi klien - Memberikan gambaran untuk diit
makanan (nutrisi) yang tidak diharapkan intake makanan yang akan diberikan
adekuat : (nutrisi) menjadi adekuat.
- Timbang berat badan setiap hari - Mengetahui perkembangan adanya
pada waktu dan skala yang sama kenaikan berat badan
DS :
- Ibu klien mengatakan kriteria hasil : - Anjurkan pada keluarga untuk - Membantu dalam memudahkan
anaknya tidak mau. - Kebutuhan nutrisi klien memberikan makanan lunak proses pencernaan/ mudah dicerna
- Ibu klien juga mengatakan terpenuhi sesuai dengan
anaknya tidak mau makan kebutuhan - Membantu memberikan intake
nasi - Berat badan kilen - Anjurkan pada keluarga untuk (nutrisi) dalam pemenuhan kebutuhan
bertambah (minimal 3-4 memberikan makanan sedikit tapi gizi
kg) sering
- Nafsu makan klien
DO: bertambah Kolaborasi: - Untuk memberikan diit yang tepat
- Klien tampak terlihat kurus - Klien mampu - Konsultasi dengan ahli gizi terkait sesuai kebutuhan dalam pemenuhan
Trombosit 3400 uml menghabiskan 1 porsi nutrisi yang dibutuhkan oleh klien gizi (diit tinggi karbohidrat tinggi
- Klien terlihat lemas makan
- BB klien turun/ berkurang protein)
- Klien dapat makan dengan
yaitu, 17kg sebelumnya 20kg lahap
- Klien mau memakan
menu yang disediakan di
RS (nasi tim, sayur,buah
daging)

5 Ansietas pada orang tua dan anak b.d Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
kurangnya pengetahuan tentang keperawatan selama 5x24 jam
penyakit dan dampak hospitalisasi. - Kaji tingkat pengetahuan keluarga - Mengetahui sejauh mana tingkat
diharapkan ansietas dapat
teratasi. terhadap penyakit yang diderita pengetahuan keluarga terhadap
oleh klien penyakit klien
DS : kriteria hasil :
- ibu klien mengatakan kurang - Berikan pendkes terhadap keluarga - Memberikan pengetahuan pada
- keluarga klien dapat lebih klien terkait penyakit yang diderita keluarga tentang pengertian,
begitu tahu tentang penyakit
mengetahui tentang oleh klien penyebab, tanda & gejala serta cara
yang di derita anaknya
- ibu klien juga mengatakan penyakit anaknya pengobatannya
baru pertama kalinya anaknya - keluarga klien mampu
untuk mengambil keputusan - Memberikan dukungan/ support pada
dirawat di rumah sakit
terhadap fasilitas pelayanan - Bantu keluarga dalam melakukan keluarga tentang bagaimana cara
- ibu klien mengatakan tidak
perawatan pada anggota keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
ada pengobatan sebelumnya kesehatan
yang sakit di rumah maupun di rumah sakit
- klien sering kali menolak - keluarga klien mampu
tindakan perawatan yang merawat anggota keluarga
akan dilakukan yang sakit
- klien terus mengatakan ingin - klien dapat menerima setiap
pulang tindakan keperawatatn yang
dilakukan oleh perawat
DO : - klien dan keluarga mampu
- ibu klien tampak cemas bersikap kooperatif
- tingkat pendidikan ibu klien terhadap lingkungan rumah
hanya SMP
sakit
- klien selalu menangis saat - keluarga tidak lagi cemas
akan dilakukan tindakan terhadap penyakit yang
perawatan diderita anaknya
- klien terlihat tidak mau - Keluarga mampu menerima
berkomunikasi dengan kondisi anaknya
perawat
3.1 Pembahasan
Pada bagian ini penyusun akan menguraikan pemberian asuhan
keperawatan yang sudah dilakukan pada An.M usia 6 tahun di ruangan
Kemuning Atas di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, dengan
diagnosa medis Asma dengan Bronchopnemonia selama 5 hari dan
membandingkan kesamaan antara konsep teori yang ada dengan data yang
ada di lapangan.
Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :
3.2.1 Pengkajian
Pada pengkajian klien mengikuti apa yang ada didalam konsep teori,
saat penyusun melakukan pengkajian, penyusun tidak mendapat kesulitan
karena keluarga klien sangat koorperatif, dan hasil pengkajian yang telah
di dapatkan adalah klien terlihat lemas, nafas klien sesak, terdengar bunyi
wheezing (mengi), dadanya klien terasa sakit dan klien kesulitan ketika
bebicara. Pada saat klien berusia 1,5 tahun, klien pernah mengalami kejang
demam, kemudian saat usia klien 2,5 tahun, klien terkena penyakit Asma.
Untuk selanjutnya klien sering mengalami batuk, pilek disertai dengan
demam. Klien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya. Klien
hanya berobat jalan, akan tetapi pengobatannya tidak berlanjut. Penyebab
penyakit yang saat ini diderita oleh klien, merupakan penyakit keturunan
yang sebelumnya salah satu anggota keluarga pernah mengalami penyakit
yang sama (Presentase penyebabnya adalah 75% faktor keturunan). Hasil
pengkajian yang penyusun lakukan sama dengan pengkajian yang ada
pada konsep teori. Hasil pemeriksaan laboratorium pada klien dalam kasus
ini adalah leukosit 17,6 µL, sedangkan pada konsep teori tidak ada
pemeriksaan laboratorium, dikarenakan pada kasus ini penyakit Asma
yang diderita dibarengi dengan adanya riwayat penyakit
bronchopneumonia (pengobatan sebelumnya yang tidak tuntas), dimana
pada broncopnemonia terdapat bakteri/kuman pnemococus yang
mengakibatkan infeksi dalam tubuh, sehingga terjadi peningkatan jumlah
leukosit. Karena tidak semuanya kasus penyakit Asma dibarengi dengan
riwayat penyakit Bronchopnemonia.
Dalam pengkajian DDST untuk tumbuh-kembang klien, didapatkan
data sebagai berikut :
o Fisik : frekuensi pernafasan meningkat, berat badan 17kg, tinggi
badan 110 cm
o Motorik kasar : orang tua klien mengatakan klien bisa berjalan
mundur
o Bahasa : klien bisa mengarang /3 dari 3 kata mengatakan 3 kata
o Motorik halus : klien dapat menggambar bagian anggota tubuh
o Personal sosial : klien mampu mengungkapkan banyak kata – kata dan
berbicara pada orang lain.
Terdapat sedikit ketidaksamaan pada konsep tumbuh kembang yang ada di
teori dengan yang ada pada kasus, yaitu dalam kasus yang ditemukan
dalam fisik (pertumbuhan) dimana terjadi peningkatan pada pernafasan,
yang seharunya pada pertumbuhan normal (pada konsep teori) frekuensi
pernafasan menurun sedikit demi sedikit, dan terdapat ketidaksaan juga
pada berat badan yaitu dalam kasus berat badan klien 17kg. Berat rata-rata
pada anak usia 6 tahun (prasekolah) berkisar antara 18,7kg-20kg (sesuai
konsep teori). Orang tua klien mengatakan anaknya dulu lahir premature,
usia gestasi 32 minggu dengan berat badan 3200 gram dan panjang badan
5I cm.
Pada saat pengkajian klien tidak kooperatif, klien sulit untuk diajak
bicara. Hal tersebut terjadi akibat dari dampak hospitalisasi yang terjadi
pada klien.

3.2.2 Diagnosa keperawatan


Pada diagnosa keperawatan yang telah ditemukan dan sesuai dengan
teori yaitu, Diagnosanya adalah : ketidakefektifan pembersihan jalan nafas,
dan kecemasan (ansietas). Diagnosa yang tidak di angkat dalam konsep
teori adalah resiko tinggi asfiksia, intoleransi aktifitas, perubahan proses
keluarga, resiko tinggi cedera, resiko kurangnya volume cairan, gangguan
pertukaran gas, dan kelelahan. Diagnosa-diagnosa tersebut tidak penyusun
angkat karena tidak ada data-data yang mendukung untuk menegakkan
diagnosa tersebut diatas. Tetapi penyusun mendapatkan tiga diagnosa baru
yang tidak ada pada konsep teori tetapi ditemukan pada kasus yaitu
pertama adalah infeksi, defisit perawatan diri: mandi, keramas, gosok gigi,
dan ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh. Diagnosa
pertama: Infeksi, diagnosa ini diangkat karena terdapat peningkatan
jumlah leukosit, sehingga kemungkinan besar adanya respon terhadap
penyebaran infeksi dalam tubuh. Diagnosa kedua: defisit perawatan diri,
diagnosa ini diangkat karena pada klien terjadi ketidakmampuan dalam
melakukan perawatan kebersihan diri, seperti mandi, keramas, dan gosok
gigi.Pada diagnosa baru yang ketiga: ketidakseimbangan nutrisi: kurang
dari kebutuhan tubuh, diagnosa ini diangkat karena diperoleh data bahwa
klien sangat sulit sekali untuk makan, klien tidak mau makan nasi hanya
ikan dan lauk pauknya saja, klien tampak kurus, dank klien mengalami
penurunan berat badan.

3.2.3 Intervensi keperawatan


Pada tahap ini penyusun merencanakan intervensi keperawatan

menurut diagnosa yang muncul disesuaikan dengan kondisi dan

kemampuan klien dan keluarga serta disesuaikan dengan sarana dan

prasarana yang tersedia. Dalam menyusun intervensi keperawatan

penyusun tidak mengalami kesulitan karena penyusun mengacu pada

konsep teori yang sesuai dengan kasus yang penyusun tangani, sehingga

dapat menuntun penyususn dalam membuat perencanaan keperawatan

yang sesuai.
3.2.3 Implementasi
Tindakan yang dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat

berdasarkan prioritas diagnosa masalah keperawatan. Tindakan


keperawatan pada An.I dilakukan selama tiga hari, dari tanggal 23 Mei

2012 – 25 Mei 2012 dengan dua hari perawatan di rumah sakit. Perubahan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko defisit volume cairan, resiko

kerusakan integritas kulit, resiko injuri, gangguan tumbuh kembang dan

kurangnya pengetahuan intervensi yang telah direncanakan telah dilakukan

semua Dalam melakukan implementasi kepada klien, penulis sedikit

mengalam kesulitan, saat melakukan implementasi seperti mellatih klien

sesuai dengan kemampuan tumbuh kembang karena klien mengalami

penurunan kesadaran apatis sehingga tidak sesuai dengan waktu yang

diharapkan sehingga implementasi dilaksanakan menjadi tiga hari, orang

tua dan keluarga klien sangatlah koorperatif, karena orang tua klien

membantu penulis dan perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan

di rumah sakit. Implementasi dari enam diagnosa tersebut antara lain

sebagai berikut:
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi in adekuat. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan

intevensi yang telah dibuat seperti : mengkaji ulang intake nutrisi klien,

mengakaji tingkat kesadaran klien setiap hari, mengbservasi dan catat

respon terhadap pemberian makan, menimbang berat badan setiap hari,

memberi lingkungan yang menyenangkan, bersih dan rileks pada saat

klien makan, memberi makan klien via NGT, dan untuk kolaborasinya

adalah mengkonsultasikan dengan ahli gizi tentang pemberian diit

MCLLM, memberikan terapi obat L Bio 2x1 sachet, Ranitidin 2x10 mg,

dan zink kid pro 1x1 sendok teh, dan cefotaxim 3 x 300 mg.
2. Resiko Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan

keluarnya cairan elektrolit yang berlebih melalui feses. Implementasi

yang dilakukan sesuai dengan intevensi yang telah dibuat seperti :

mengobservasi TTV klien, mengobservasi tanda-tanda dehidrasi sedini

mungkin, memantau intake dan output cairan klien, menimbang berat

badan tiap hari , melakukan penkes tentang pembuatan larutan gula

garam, dan untuk kolaborarinya, memantau pemeriksaan penunjang

elektrolit, memberikan cairan RL 500ml/24jam dan pantau cairan IV

sesuai ketentuan.
3. Resiko tinggi kerusakan integeritas kulit berhubungan dengan iritasi

karena diare. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intevensi

yang telah dibuat seperti : Mengganti pampers jika basah dan kotor,

membersihkan bagian perianal dengan air yang sesuai dengan suhu

kamar, mengobservasi keadaan perianal dan tanda-tanda infeksi,

menganjurkan orang tua klien untuk selalu membersihkan perianal

dengan air yang sesuai dengan suhu kamar setelah klien buang air besar.

dan untuk kolaborarinya, memberikan atau mengoleskan baby crean

pada area perianal sesuai indikasi.


4. Resiko injuri berhubungan dengan terjadinya perdarahan karena

penurunan tombosit. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan

intevensi yang telah dibuat seperti : Mengobservasi kulit adanya

perdarahan seperti memar pada kulit, ptekie, dan menurunnya jumlah

Hb, mengobservasi TTV, mengkompres dengan air dingin jika terjadi

perdarahan atau memar, memberi penjelasan kepada orang tua klien

tentang penyebab terjadinya perdarahan, menganjurkan orang tua klien


untuk melapor ke perawat jika terlihat adanya tanda-tanda perdarahan

seperti : adanya memar pada kulit, ptekhie, dan perdarahan gusi,

menganjurkan orang tua klien untuk tidak menggunakan obat nyamuk

di rumah, memantau hasil laboratorium khususnya untuk trombosit.


5. Resiko gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan riwayat klien

lahir premature. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intevensi

yang telah dibuat seperti : Mengkaji ulang tumbuh kembang anak sesuai

usia sekarang 13 bulan, mengakaji tingkat kesadaran klien setiap hari,

melatih tumbuh kembang anak sesuai usia sekarang 13 bulan seperti :

(melatih klien berdiri sendiri dengan baik, melatih klien berjalan

dengan baik, melatih klien membuat menara dengan dua kubus. melatih

klien mengeluarkan manik-manik dari botol, mengajari klien mencoret-

coret buku gambara dengan sendiri, melatih klien minum dari gelas,

melatih klien menggunakan sendok tanpa banyak tumpah), melibatkan

orang tua dalam letihan tumbuh kembang anak, menganjurkan orang

tua untuk melatih anaknya sesuai dengan kemampuan yang harus di

capai anak sesuai usia sekarang 13 bulan.


6. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit klien berhubungan

dengan kurangnya informasi Implementasi yang dilakukan sesuai

dengan intevensi yang telah dibuat seperti : mengkaji ulang

pengetahuan orang tua tentang penyakit yang diderita anaknya,

memberi penkes pada orang tua tantang penyakit yang diderita oleh

anak klien, melibatkan orang tua dalam proses tindakan keperawatan

seperti : memberi makan klien via NGT, memberitahukan orang tua


tentang perkembangan kondisi klien seperti : klien sudah tidak dehidrasi

lagi, menganjurkan orang tua klien banyak berdoa.

3.2.4 Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan umpan balik untuk menilai

keberhasilan asuhan keperawatan pada suatu tindakan. Berikut evaluasi

dari diagnosa yang ada pada An.I dengan Diare :


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi in adekuat. Setelah di lakukan tindakan keperawatan

selama 2x24jam, masalah klien teratasi sebagian dengan hasil

kesadaran klien pulih, NGT klien dilepas, klien mampu minum asi dan

makan bubur melalui oral, serta berat badan klien meningkat menjadi

7,8 kg. Dalam diagnosa pertama ini terdapat kesenjangan dengan waktu

perencanaan yang telah di rencanakan yaitu 2x24 jam menjadi 3x24jam,

karena pada hari pertama perawatan klien masih mengalami penurunan

kesadaran sehingga masih belum bisa makan melaui oral, tetapi pada

hari kedua kesadaran klien sudah mulai pulih dank lien mulai di coba

diberi asi, dan pada hari ketiga NGT klien di lepas,dank lien sudah

mampu minum asi dari ibu klien klien dank lien juga sudah mampu

makan bubur melaui oral sedikit demi sedikit dan pada hari ketiga juga

berat badan klien meningkat sebanya 300 gram atau 0,3 kg.
2. Resiko defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan

berhubungan dengan keluarnya cairan elektrolit yang berlebih melalui


feses. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

masalah klien teratasi, dengan hasil tidak di temukan tanda-tanda

dehidrasi, intake dan output seimbang, turgor kulit kembali elastis, mata

tidak cekung, TTV dalam batas normal. Pada diagnosa kedua tidak ada

kesenjangan yang penulis temukan dengan perencanaan yang telah

penulis buat.
3. Resiko tinggi kerusakan integeritas kulit berhubungan dengan iritasi

karena diare. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

masalah klien teratasi, dengan hasil tidak ada nya kemerahan pada area

perianal klien, tidak adanya iritasi pada daerah perianal klien, daerah

perianal klien terlihat kering dan bersih. Pada diagnosa ketiga tidak ada

kesenjangan yang penulis temukan dengan perencanaan yang telah

penulis buat.
4. Resiko injuri berhubungan dengan terjadinya perdarahan karena

penurunan tombosit. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

2x24 jam masalah klien teratasi, dengan hasil tidak terjadi perdarahan

atau tidak ditemukan adanya tanda-tanda perdarahan di kulit maupun di

organ lain seperti gusi, observasi dalam batas normal, trombosit

meningkat menjadi 155.000 u/L, untuk kolaborasinya tidak dilakukan

karena pemberian terapi transfuse trombosit tidak diinstruksikian oleh

dokter.Pada diagnosa keempat tidak ada kesenjangan yang penulis

temukan dengan perencanaan yang telah penulis buat.


5. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan riwayat klien lahir

premature. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

masalah klien teratasi sebagian dengan hasil kesadaran klien sudah

mulai pulih, klien dapat di latih kemampuannya sesuai dengan tumbuh


kembang anak usia 13 bulan, klien masih belum bisa melakukan

kemampuannya secara mandiri, orang tua klien mengetahui cara

melatih kemampuan tumbuh kembang anak. Dalam diagnosa kelima

ini terdapat kesenjangan dengan waktu perencanaan yang telah di

rencanakan yaitu 2x24 jam menjadi 3x24jam, karena pada hari pertama

perawatan klien masih mengalami penurunan kesadaran sehingga masih

belum bisa dilatih kemampuannya sesuai dengan kemampuan tumbuh

kembang sesuai dengan usia klien 13 bulan.


6. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit klien berhubungan

dengan kurangnya informasi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 2x24 jam masalah klien teratasi, dengan hasil orang tua klien

sudah diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit yang sedang

diderita klien, orang tua klien mengerti akan penyakit yang diderita oleh

anaknya yaitu mengetahui, dan orangtua klien dapat menjelaskan

tantang pengertian diare, penyebab diare, tanda dan gejala diare, jenis-

jenis diare, akibat diare, penanganan awal untuk mengatasi diare serta

pencegahan agar tidak terjadi diare, orangtua klien mengerti akan

tindakan yang dilakukan di rumah sakit, serta orang tua klien tidak

terlihat gelisah. Pada diagnosa ketiga tidak ada kesenjangan yang

penulis temukan dengan perencanaan yang telah penulis buat.

Anda mungkin juga menyukai