Bab III Nexttttt.....
Bab III Nexttttt.....
DS:
- ibu klien mengatakan Kurangnya tingkat pengetahuan Ansietas pada ibu dan anak
kurang begitu tahu orang tua terhadap penyakit
tentang penyakit yang di
derita anaknya
- ibu klien juga
mengatakan baru
pertama kalinya anaknya
dirawat di rumah sakit
- ibu klien mengatakan
tidak ada pengobatan
sebelumnya
- klien sering kali menolak
tindakan perawatan
yang akan dilakukan
- klien terus mengatakan
ingin pulang
DO:
- ibu klien tampak cemas
- tingkat pendidikan ibu
klien hanya SMP
- klien selalu menangis
saat akan dilakukan
tindakan perawatan
- klien terlihat tidak mau
berkomunikasi dengan
perawat
DS :
- ibu klien mengatakan Peningkatan produksi sputum Ketidakefektifan pembersihan
dada anaknya sesak dan pada area jalan nafas jalan nafas
batuk-
DO:
- Klien tampak
memegang dadanya saat
ditanya bagian yang
sakit
- Klien sering batuk-batuk
- Frekuensi nafas
37x/menit
- Terdapat sekret pada
lobus kanan
- Terdengar suara ronchi
saat di auskultasi
DS :
- Ibu klien mengatakan Intake makanan (nutrisi) yang Ketidakseimbangan nutrisi:
anaknya tidak mau. tidak adekuat kurang dari kebutuhan tubuh
- Ibu klien juga
mengatakan anaknya
tidak mau makan nasi
DO:
- Klien tampak terlihat
kurus Trombosit 3400
uml
- Klien terlihat lemas
- BB klien turun/
berkurang yaitu, 17kg
sebelumnya 20kg
DS:
- Ibu klien mengatakan Invasi kuman/bakteri pnemonia Infeksi
batuk klien tidak dalam tubuh
hilang – hilang
- Sebelumnya klien
sering mengalami
batuk – batuk disertai
dengan demam
DO:
- Jumlah leukosit klien
meningkat yaitu, 17, 6
µL (nilai normal:
5-10 ribu)
- Klien mendapat terapi
obat antibiotik
(cefotaxim)
5 Ansietas pada orang tua dan anak b.d Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
kurangnya pengetahuan tentang keperawatan selama 5x24 jam
penyakit dan dampak hospitalisasi. - Kaji tingkat pengetahuan keluarga - Mengetahui sejauh mana tingkat
diharapkan ansietas dapat
teratasi. terhadap penyakit yang diderita pengetahuan keluarga terhadap
oleh klien penyakit klien
DS : kriteria hasil :
- ibu klien mengatakan kurang - Berikan pendkes terhadap keluarga - Memberikan pengetahuan pada
- keluarga klien dapat lebih klien terkait penyakit yang diderita keluarga tentang pengertian,
begitu tahu tentang penyakit
mengetahui tentang oleh klien penyebab, tanda & gejala serta cara
yang di derita anaknya
- ibu klien juga mengatakan penyakit anaknya pengobatannya
baru pertama kalinya anaknya - keluarga klien mampu
untuk mengambil keputusan - Memberikan dukungan/ support pada
dirawat di rumah sakit
terhadap fasilitas pelayanan - Bantu keluarga dalam melakukan keluarga tentang bagaimana cara
- ibu klien mengatakan tidak
perawatan pada anggota keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
ada pengobatan sebelumnya kesehatan
yang sakit di rumah maupun di rumah sakit
- klien sering kali menolak - keluarga klien mampu
tindakan perawatan yang merawat anggota keluarga
akan dilakukan yang sakit
- klien terus mengatakan ingin - klien dapat menerima setiap
pulang tindakan keperawatatn yang
dilakukan oleh perawat
DO : - klien dan keluarga mampu
- ibu klien tampak cemas bersikap kooperatif
- tingkat pendidikan ibu klien terhadap lingkungan rumah
hanya SMP
sakit
- klien selalu menangis saat - keluarga tidak lagi cemas
akan dilakukan tindakan terhadap penyakit yang
perawatan diderita anaknya
- klien terlihat tidak mau - Keluarga mampu menerima
berkomunikasi dengan kondisi anaknya
perawat
3.1 Pembahasan
Pada bagian ini penyusun akan menguraikan pemberian asuhan
keperawatan yang sudah dilakukan pada An.M usia 6 tahun di ruangan
Kemuning Atas di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, dengan
diagnosa medis Asma dengan Bronchopnemonia selama 5 hari dan
membandingkan kesamaan antara konsep teori yang ada dengan data yang
ada di lapangan.
Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :
3.2.1 Pengkajian
Pada pengkajian klien mengikuti apa yang ada didalam konsep teori,
saat penyusun melakukan pengkajian, penyusun tidak mendapat kesulitan
karena keluarga klien sangat koorperatif, dan hasil pengkajian yang telah
di dapatkan adalah klien terlihat lemas, nafas klien sesak, terdengar bunyi
wheezing (mengi), dadanya klien terasa sakit dan klien kesulitan ketika
bebicara. Pada saat klien berusia 1,5 tahun, klien pernah mengalami kejang
demam, kemudian saat usia klien 2,5 tahun, klien terkena penyakit Asma.
Untuk selanjutnya klien sering mengalami batuk, pilek disertai dengan
demam. Klien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya. Klien
hanya berobat jalan, akan tetapi pengobatannya tidak berlanjut. Penyebab
penyakit yang saat ini diderita oleh klien, merupakan penyakit keturunan
yang sebelumnya salah satu anggota keluarga pernah mengalami penyakit
yang sama (Presentase penyebabnya adalah 75% faktor keturunan). Hasil
pengkajian yang penyusun lakukan sama dengan pengkajian yang ada
pada konsep teori. Hasil pemeriksaan laboratorium pada klien dalam kasus
ini adalah leukosit 17,6 µL, sedangkan pada konsep teori tidak ada
pemeriksaan laboratorium, dikarenakan pada kasus ini penyakit Asma
yang diderita dibarengi dengan adanya riwayat penyakit
bronchopneumonia (pengobatan sebelumnya yang tidak tuntas), dimana
pada broncopnemonia terdapat bakteri/kuman pnemococus yang
mengakibatkan infeksi dalam tubuh, sehingga terjadi peningkatan jumlah
leukosit. Karena tidak semuanya kasus penyakit Asma dibarengi dengan
riwayat penyakit Bronchopnemonia.
Dalam pengkajian DDST untuk tumbuh-kembang klien, didapatkan
data sebagai berikut :
o Fisik : frekuensi pernafasan meningkat, berat badan 17kg, tinggi
badan 110 cm
o Motorik kasar : orang tua klien mengatakan klien bisa berjalan
mundur
o Bahasa : klien bisa mengarang /3 dari 3 kata mengatakan 3 kata
o Motorik halus : klien dapat menggambar bagian anggota tubuh
o Personal sosial : klien mampu mengungkapkan banyak kata – kata dan
berbicara pada orang lain.
Terdapat sedikit ketidaksamaan pada konsep tumbuh kembang yang ada di
teori dengan yang ada pada kasus, yaitu dalam kasus yang ditemukan
dalam fisik (pertumbuhan) dimana terjadi peningkatan pada pernafasan,
yang seharunya pada pertumbuhan normal (pada konsep teori) frekuensi
pernafasan menurun sedikit demi sedikit, dan terdapat ketidaksaan juga
pada berat badan yaitu dalam kasus berat badan klien 17kg. Berat rata-rata
pada anak usia 6 tahun (prasekolah) berkisar antara 18,7kg-20kg (sesuai
konsep teori). Orang tua klien mengatakan anaknya dulu lahir premature,
usia gestasi 32 minggu dengan berat badan 3200 gram dan panjang badan
5I cm.
Pada saat pengkajian klien tidak kooperatif, klien sulit untuk diajak
bicara. Hal tersebut terjadi akibat dari dampak hospitalisasi yang terjadi
pada klien.
konsep teori yang sesuai dengan kasus yang penyusun tangani, sehingga
yang sesuai.
3.2.3 Implementasi
Tindakan yang dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat
2012 – 25 Mei 2012 dengan dua hari perawatan di rumah sakit. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko defisit volume cairan, resiko
tua dan keluarga klien sangatlah koorperatif, karena orang tua klien
sebagai berikut:
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intevensi yang telah dibuat seperti : mengkaji ulang intake nutrisi klien,
klien makan, memberi makan klien via NGT, dan untuk kolaborasinya
MCLLM, memberikan terapi obat L Bio 2x1 sachet, Ranitidin 2x10 mg,
dan zink kid pro 1x1 sendok teh, dan cefotaxim 3 x 300 mg.
2. Resiko Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
sesuai ketentuan.
3. Resiko tinggi kerusakan integeritas kulit berhubungan dengan iritasi
yang telah dibuat seperti : Mengganti pampers jika basah dan kotor,
dengan air yang sesuai dengan suhu kamar setelah klien buang air besar.
yang telah dibuat seperti : Mengkaji ulang tumbuh kembang anak sesuai
dengan baik, melatih klien membuat menara dengan dua kubus. melatih
coret buku gambara dengan sendiri, melatih klien minum dari gelas,
memberi penkes pada orang tua tantang penyakit yang diderita oleh
3.2.4 Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan umpan balik untuk menilai
kesadaran klien pulih, NGT klien dilepas, klien mampu minum asi dan
makan bubur melalui oral, serta berat badan klien meningkat menjadi
7,8 kg. Dalam diagnosa pertama ini terdapat kesenjangan dengan waktu
kesadaran sehingga masih belum bisa makan melaui oral, tetapi pada
hari kedua kesadaran klien sudah mulai pulih dank lien mulai di coba
diberi asi, dan pada hari ketiga NGT klien di lepas,dank lien sudah
mampu minum asi dari ibu klien klien dank lien juga sudah mampu
makan bubur melaui oral sedikit demi sedikit dan pada hari ketiga juga
berat badan klien meningkat sebanya 300 gram atau 0,3 kg.
2. Resiko defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
dehidrasi, intake dan output seimbang, turgor kulit kembali elastis, mata
tidak cekung, TTV dalam batas normal. Pada diagnosa kedua tidak ada
penulis buat.
3. Resiko tinggi kerusakan integeritas kulit berhubungan dengan iritasi
masalah klien teratasi, dengan hasil tidak ada nya kemerahan pada area
perianal klien, tidak adanya iritasi pada daerah perianal klien, daerah
perianal klien terlihat kering dan bersih. Pada diagnosa ketiga tidak ada
penulis buat.
4. Resiko injuri berhubungan dengan terjadinya perdarahan karena
2x24 jam masalah klien teratasi, dengan hasil tidak terjadi perdarahan
rencanakan yaitu 2x24 jam menjadi 3x24jam, karena pada hari pertama
selama 2x24 jam masalah klien teratasi, dengan hasil orang tua klien
diderita klien, orang tua klien mengerti akan penyakit yang diderita oleh
tantang pengertian diare, penyebab diare, tanda dan gejala diare, jenis-
jenis diare, akibat diare, penanganan awal untuk mengatasi diare serta
tindakan yang dilakukan di rumah sakit, serta orang tua klien tidak