Anda di halaman 1dari 37

BUKU SAKU

UNTUK DOKTER & PERAWAT

Akreditasi BAB MEDIS


( APK, AP, PP, PAB,MKI )

RS KASIH IBU SURAKARTA


2017
BAB. APK
(Akses Pelayanan & Kontuinitas Pelayanan) Hal Yang Harus Diketahui & Dilakukan

1. Apa yang harus dilakukan oleh dokter dan • Melakukan skrinning awal pada saat kontak
perawat saat menerima pasien rawat pertama saat di luar RS/ di dalam RS untuk
inap/rawat jalan ? menentukan apa pasien dapat di layani di RS.
• Skrining dilakukan berdasarkan pengamatan,
pemeriksaan fisik, psikologik, pemeriksaan
laboratorium / radiologi sebelumnya.
2. Bagaimana skrining pasien di IGD?
Dalam waktu kurang dari 5 menit harus mendapatkan pelayanan medis (respon time). Sebelum
nya Dokter jaga IGD melakukan skrining dengan cara :

1. Pengamatan dan pemeriksaan fisik dengan sistem Airway Breating Circulation (ABC). Airway,
menilai apakah pasien bicara/ngorok; Breating, menilai pernapasan pasien dan circulation,
mengecek nadi pasien.

2. Triase berdasarkan The Australian Triage Scale (ATS) :


a. ATS Kategori 1
Merupakan kondisi untuk mempertahankan kehidupan. Harus sesegera mungkin diperiksa,
diberikan tindakan dan terapi secara simultan. Dan dimungkinkan pemberian tindakan
intervensi secara agresif.
Contoh :
• Henti jantung
• Henti Napas
• Gangguan jalan napas – proses henti napas
• Frekuensi napas < 10 x/menit
• Sesak Napas Berat (Extreme Respiratory Distress)
• Tensi < 80 mmHg (dewasa) atau syok berat pada anak/bayi
• Tidak berespon terhadap nyeri (GCS < 9)
• Kejang sedang berlangsung atau kejang berkelanjutan
• Over dosis dan tidak berespon terhadap obat atau hipoventilasi
• Penyakit berat disertai kondisi yang membahayakan dan perlu terapi segera
b. ATS Kategori 2
Pemeriksaan dan terapi harus dilakukan kurang dari 10 menit. Dengan kondisi yang
mengancam kehidupan, kondisi kritis yang memerlukan terapi segera dan nyeri yang teramat
sangat. Contoh :
• Jalan napas terganggu
• Sesak napas berat (Severe respiratory distress)
• Gangguan peredaran darah
• Nyeri teramat sangat (apapun sebabnya)
• Hipoglikmia ( < 2 mmol/L )
• Gangguan kesadaran, GCS < 13 (apapun penyebabnya)
• Hemiparesis / Disfasia Akut
• Demam dengan tanda-tanda letargi (semua umur)
• Mata terpapar zat kimia asam atau basa (perlu irigasi)

1
• Multi trauma mayor (memerlukan kerjasama tim medis)
• Trauma lokal yang berat, fraktur mayor, amputasi
• Riwayat resiko tinggi obat sedatif atau zat berbahaya lainnya
• Tarpapar zat beracun
• Nyeri hebat yang mengarah ke pre eklamsia, aneurisma aorta atau kehamilan ektopic
terganggu
• Masalah kejiwaan : gaduh gelisah, kebutuhan terapi segera, pencegahan mencelakakan
dirinya, gelisah atau agresi berat
c. ATS Kategori 3
Pemeriksaan dan terapi dapat dilakukan kurang dari 30 menit. Adanya kemungkinan
ancaman keselamatan pasien maupun organ tubuhnya dan situasi mendesak (urgen).
Contoh :
• Hipertensi berat
• Kehilangan darah tingkat sedang - berat (apapun sebabnya)
• Sesak napas tingkat sedang
• Hipoglikemia ( > 16 mmol/L )
• Kejang
• Demam akibat penurunan daya tahan tubuh
• Muntah sering
• Dehidrasi
• Cedera kepala dengan gangguan kesadaran
• Nyeri sedang sampai berat yang memerlukan obat analgesik
• Nyeri dada non cardiogenik
• Nyeri perut selain akut abdomen
• Cedera extremitas tingkat sedang (deformitas,laserasi berat,dll)
• Kehilangan sensasi ataupun pulsasi secara akut
• Trauma
• Neonatus yang stabil kondisinya
• Cedera pada anak-anak
• Gangguan psikiatri (depresi berat, psikotik akut atau gangguan pikiran, krisis kepribadian,
gelisah, penolakan diri, dll)

d. ATS Kategori 4
Pemeriksaan dan terapi dapat dilakukan kurang dari 60 menit. Potensial mengancam jiwa,
situasi urgen, tingkat kompleksitas dan beratnya penyakit secara nyata. Contoh :
• Perdarahan ringan
• Aspirasi benda asing, tanpa distres pernapasan
• Cedera dada, tanpa patah tulang iga atau distres pernapasan
• Gangguan menelan, tanpa distres pernapasan
• Cedera kepala ringan, tanpa gangguan kesadaran
• Nyeri derajat sedang
• Muntah atau diare tanpa dehidrasi
• Peradangan atau benda asing di mata, peglihatan normal
• Cedera ekstremitas ringan, tanda vital normal, sedikit nyeri
• Memar tanpa kelainan neurovaskuler
• Peradangan persendian
• Nyeri perut tidak spesifik

2
• Gangguan psikiatri (masalah kesehatan mental yang dapat mengancam dirinya sendiri atau
otang lain.
e. ATS Kategori 5
Pemeriksaan dan terapi dapat dilakukan kurang dari 120 menit. Tidak harus segera ditangani,
untuk pasien-pasien yang berpenyakit kronis dengan gejala minor yang tidak berbahaya
apabila tidak segera diberikan pelayanan (pemeriksaan dan terapi). Contoh :
• Nyeri minimal tanpa komplikasi
• Riwayat penyakit dahulu dengan resiko rendah
• Penyakit-penyakit dengan gejala minor
• Luka minor, abrasi kecil, lacerasi minor dan tak perlu dijahit
• Kontrol untuk medikasi luka
• Imunisasi
• Gangguan psikiatri pada pasien dengan gejala kronis, krisis sosial dengan gejala minimal
Dokter jaga IGD melakukan :
− Anamnesa
− Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
pasien
− Menegakkan diagnosis
− Memberikan terapi dan tindakan yang diperlukan
− Memberikan informasi pada pasien/keluarga tentang kondisi, pemeriksaan, diagnosis, terapi
dan tindakan yang dianggap perlu
− Mengkonsultasikan pada Dokter Spesialis konsulen bila perlu
3. Bagaimana Prosedur Transfer pasien?
(Intra-Antar Rumah Sakit dan kriteria masuk/keluar ICU/ICCU/PICU/NICU)

Transfer intra RSKI


Derajat Pasien Petugas Keterampilan yang Peralatan Utama
Pendamping (minimal) dibutuhkan
Derajat 0 TPK/Petugas Keamanan Bantuan hidup dasar Status RM pasien
Hasil pemeriksaan
penunjang (foto rongent
dll)
Form transfer pasien
Kursi roda/tempat tidur
pasien
Derajat 1 Perawat/Petugas yang Bantuan hidup dasar  Oksigen
berpengalaman Pelatihan tabung gas  Suction
(sesuai dengan  Tiang infus portabel
Pemberian obat-obatan
 Pompa infus dengan
kebutuhan pasien) Kenal akan tanda Baterai
deteriorasi  Oksimetri denyut
Keterampilan (transfer eksternal/tas
trakeostomi dan emergensi)
Suction (BHD,
ACLS/ATLS)

3
Derajat 2 Perawat danPetugas  Semua ketrampilan  Semua peralatan di
keamanan/TPK di atas, ditambah; atas, ditambah;
 BHD, ACLS, ATLS,  Monitor EKG dan
Airway Management tekanan darah
 Defibrillator
Derajat 3 Dokter, perawat dan Standar kompetensi  semua peralatan di atas,
TPK/ Petugas dokter harus di atas ditambah;
standar minimal  Ventilator dan peralatan
keamanan (ketrampilan transfer yang memenuhi
BHL, ACLS, ATLS, standar minimal.
Advance Airway
Managament)

Transfer Antar Rumah Sakit


Petugas Ketrampilan yang
Derajat Pasien Peralatan Utama dan
dibutuhkan pendamping
Jenis Kendaraan
(minimal)
Derajat 0 Petugas Bantuan Hidup Dasar Kendaraan Ambulance
Ambulance
Derajat 1 Petugas Bantuan hidup dasar Ambulance
Ambulance  Kendaraan Ambulance  Oksigen
dan Perawat  Pemberian oksigen  Suction
 Pemberian obat-obatan  Tiang infus portabel
 Kenal akan tanda deteriorasi
 Infus pump dengan
 Keterampilan perawatan
dengan trakeostomi dan suction baterai
 Oksimetri
Derajat 2 Dokter,  Penggunaan alat pernapasan  Ambulans
Perawat, dan  Bantuan hidup lanjut  Semua peralatan di
Petugas  Penggunaan kantong atas ditambah
Ambulance Monitor EKG dan
Tekanan darah
pernapasan
(bag-valve mask)

4
Derajat 3 Dokter,  Penggunaan defibrillator Diperlukan :
Perawat, dan  Keterampilan bantuan hidup  Penggunaan Monitor
Petugas memenuhi standar di minimal. intensif
Ambulance  Keterampilan menangani  Ambulance
permasalahan jalan napas dan lengkap
pernapasan  Monitor Portabel yang
 Harus mengikuti pelatihan untuk lengkap mengenai
transfer pasien dengan sakit perawatan pasien
berat / kritis  Ventilator dan
Dokter : peralatan intensif
 Minimal 6 bulan
pengalaman
Perawat :
Keterampilan bantuan hidup
dasar dan lanjut.
Harus mengikuti pelatihan untuk
transfer pasien dengan sakit
berat/kritis

1. Derajat 0 : Pasien yang terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat biasa di unit yang dituju
(biasanya tidak perlu didampingi oleh dokter dan perawat selama transfer)

2. Derajat 1 : Pasien dengan resiko perburukan kondisi atau pasien yang sebelumnya menjalani
perawatan di ICU dimana membutuhkan perawatan di ruang rawat biasa dengan pengawasan.

3. Derajat 2 : Pasien membutuhkan observasi lebih ketat termasuk penanganan kegagalan satu
sistem organ atau perawatan pasca operasi dan yang sebelumnya dirawat di ICU

4. Derajat 3 : Pasien yang membutuhkan bantuan pernafasan lanjut atau bantuan pernafasan
dasar dengan bantuan minimal pada 2 sistem organ, termasuk pasien-pasien yang
membutuhkan penanganan kegagalan fungsi organ.

4. Apa sajakah skrinning awal diagnostik • Setiap pasien baru rawat inap dilakukan
yang harus dilakukan di IGD untuk pasien
pemeriksaan penunjang darah rutin dan
rawat inap
• usia pasien diatas 40 tahun ditambah dengan
pemeriksaan EKG bila perlu.

5. Berapa lama pasien di observasi di IGD ? Penanganan pasien yang memerlukan Observasi
di ruang observasi IGD adalah maksimal 6 jam.

6. Bagaimana jika RSKI tidak memiliki Sudah ada MoU dengan RS lain yang ditunjuk,
pemeriksaan penunjang dan harus memberikan informasi dan persetujuan tindakan
dilakukan pemeriksaan penunjang di luar diagnostic ke pasien/keluarga, dokter/ perawat
RSKI? mendampingi pasien pemeriksaan diagnostik di
luar RSKI.

5
7. Kapan resume medis diisi dan dilengkapi ?  Rawat jalan : diisi sesegera mungkin dan
maksimal 1x24 jam pasien meninggalkan
RSKI
 Rawat inap : maksimal 1x24 jam setelah
rawat inap dan dilengkapi maksimal 1x24
jam setelah pasien pulang
8. Apa sajakah indikasi pasien masuk ruang A. Berdasarkan pemeriksaan fisik (onset
rawat intensif ( ICU-PICU-NICU) ? akut)

1. Obstruksi jalan nafas


2. Koma
3. Kejang yang tidak terkendali
4. Sianosis
5. Tamponade jantung
6. Pasien dengan penurunan kesadaran
7. Anuria

B. Berdasarkan Tanda Vital

1. Tekanan darah sistolik < 80 mmHg


2. Mean Arterial Pressure < 60 mmHg
3. Tekanan darah diastolik > 120 mmHg
4. Nadi < 40 atau > 150 kali/menit.
5. Respiratory Rate > 35 kali/menit (dewasa),
> 40 kali/menit (neonatus)

C. Berdasarkan Laboratorium:
1. Serum potassium < 2,0 mEq/L atau > 7,0
mEq/L
2. PaO2 < 50 mmHg
3. pH < 7,1 atau > 7,7
4. Serum Kalsium > 15 mg/dl
5. Serum glukosa > 800 mg/dl
6. Serum sodium < 110 mEq/L atau > 170
mEq/L

MODEL DIAGNOSIS:

A. Sistem Respirasi

1. Gagal nafas akut yang memerlukan


ventilator dengan intubasi atau non invasif
2. Emboli paru dengan kondisi hemodinamik
yang tidak stabil
3. Hemoptisis massif

B. Gangguan Neurologis

1. Stroke akut dengan perubahan status mental

6
2. Koma: metabolic, toksik atau anoxic.
3. Pendarahan intracranial yang berpotensi
terjadi herniasi.
4. Pendarahan subarachnoid akut
5. Meningitis dengan perubahan status mental
atau gangguan pernafasan
6. Sistem saraf pusat dan neuromuscular
disorder dengan disorientasi saraf dan
fungsi paru Status epileptikus
7. Pasien mati batang otak atau berpotensi
mati batang otak dengan status pendonor
organ.
8. Pasien dengan cedera kepala berat.

C. Gangguan Gastrointestinal

1. Pendarahan saluran cerna yang disertai


hipotensi terus menerus
2. Gagal hati fulminan
3. Pankreatitis berat
4. Perforasi Esofagus dengan atau tanpa
mediastinitis

D. Sistem Kardiovaskuler

1. Acute myocard infark dengan komplikasi


2. Shock kardiogenik
3. Aritmia kompleks yang memerlukan
pengawasan ketat dan intervensi
4. Gagal jantung akut dangan gagal nafas dan
atau memerlukan bantuan hemodinamik
5. Hipertensi emergensi
6. Unstable angina yang disertai aritmia,
hemodinamik yang tidak stabil atau nyeri
dada uang persisten
7. Henti jantung
8. Tamponade jantung dengan hemodinamik
yang tidak stabil
9. Disseksi aneurisma aorta
10. Blok jantung total

E. Endokrin

1. Ketoasidosis diabetikum dengan instabilitas


hemodinamik, perubahan status mental,
insufisiensi pernafasan.
2. Krisis tiroid dengan instabilitas
hemodinamik
3. Hiperosmolar status dengan koma dan atau

7
instabilitas hemodinamik
4. Gangguan endokrin lainnya seperti krisis
adrenal dengan instabilitas hemodinamik
5. Hiperkalemia berat dengan perubahan
status mental yang memerlukan monitoring
hemodinamik
6. Hipo atau hipernatremia dengan kejang,
perubahan status mental
7. Hipo atau hipermagnesemia dengan
kegagalan hemodinamik
8. Hipo atau hiperkalemia dengan aritmia atau
kelemahan otot
9. Hipofosfatemia dengn kelemahan otot

F. Pembedahan

1. Pasien post operasi yang memerlukan


pengawasan hemodinamik atau dukungan
ventilator atau perawatan intensif

G. Gangguan lainnya

1.Syok septic dengan instabilitas


hemodinamik
2. Trauma lingkungan (listrik, hipotermi,
hipertermi)
9. Apa sajakah indikasi pasien keluar ruang Pertimbangan medis oleh kepala
rawat intensif ( ICU-PICU-NICU) ? ICU/ICCU/PICU/NICU dan atau tim yg
merawat pasien, antara lain :

1. Penyakit atau keadaan pasien yang telah


membaik dan cukup stabil, sehingga tidak
memerlukan terapi atau pemantauan yang
intensif lebih lanjut.

2. Secara perkiraan dan perhitungan terapi atau


pemantauan intensif tidak bermanfaat atau
tidak memberi hasil yang berarti bagi pasien.
Apalagi pada waktu itu pasien tidak
menggunakan alat bantu mekanis khusus
(spt ventilasi mekanis).
10. Bagaimana jika ada pasien yang  DPJP/Dokter jaga memberikan informasi
menghendaki pulang paksa ? tentang prognosis yang terjadi bisa pulang
paksa.
 Apabila keluarga tetap menghendaki pulang
paksa, maka keluarga mengisi dan
menandatangani form APS (Atas Permintaan
Sendiri).

8
11. Bagaimana jika ada pasien yang alih rawat DPJP mengisi lembar konsultasi / rawat bersama
/ rawat bersama ? / penyerahan, jika sudah ada jawaban dari dokter
/ SMF yang dituju setelah itu baru ditindak
lanjuti ( ACC/ tidak)
12. Bagaimana jika suatu saat terdapat pasien 1. Minta bantuan keluarga atau karyawan RSKI
dari luar negeri dan keterbatasan indra ( yang bisa berkomunikasi
Tuna rungu, tuna wicara) ? 2. Bila tidak bisa maka menghubungi penerjemah
dari Sala of laboratory melalui telepon (0271)
716720
3. Untuk keterbataan indra bisa menghubungi
penerjemah dari SLB-B YRTW dengan
telepon 08156713136
13. Bagaimana proses merujuk pasien ?  DPJP memberikan penjelasan kepada pasien
& keluarga tentang alasan rujuk dan ditulis
di lembar edukasi dan alasan merujuk ditulis
dilembar integrasi
 Petugas terkait menghubungi RS tujuan
sekaligus memesan ruangan
 Menyiapkan kelengkapan rujuk pasien :
surat pengantar rujukan, copy hasil
pemeriksaan penunjang, membawakan hasil
asli pemeriksaan diagnostik ( foto rongent,
USG dll), melampirkan resume medis.
 Mempersiapkan trasportasi dan lembar
transfer
 Selama perjalanan mengisi lembar
monitoring di lembar tranfer
 Ditempat rujukan petugas RSKI minta tanda
terima rujukan berupa nama terang, tanda
tangan penerima dan stemple RS yang dituju

14. Bagaimana alur pasien pulang ?  DPJP memberikan ijin pasien pulang/ rawat
jalan yang ditulis di lembar catatan integrasi
 Dokter menuliskan resep untuk pasien pulang
/ rawat jalan
 Perawat megantar resep ke apotek
 Meminta keluarga menyelesaikan
administrasi
 Melepas alat kesehatan yang terpasang (
kecuali alkes yang belum boleh di lepas oleh
DPJP)
 Diberikan surat ijin keluar dan resume 1&2
beserta pemeriksaan penunjang milik pasien
 Perawat mengguting gelang identitas
 Pasien di antar sampai dengan pintu keluar
RSKI

9
15. Bagaimana skrining pasien di pendaftaran, 1. Setiap pasien yang datang di Rumah Sakit
poliklinik, tempat parkir dan lingkungan Kasih Ibu akan dilakukan skrining oleh petugas
di dalam RSKI? yang bertugas (sesuai unit).
2. Skrining dilakukan dengan cara
menggunakan evaluasi visual atau pengamatan
kelainan fisik yang nampak :
a. Gaya berjalan
b. Pernafasannya sesak atau tidak
c. Kesakitan atau tidak
d. Terdapat luka di tubuhnya atau tidak
3. Dari hasil skrining petugas bisa menentukan
pasien harus segera diperiksa di IGD atau pasien
/keluarga bisa di poliklinik rawat jalan.
16. Bagaimana skrining pasien batuk lebih 1. Petugas mengobservasi pasien batuk yang
dari 2 minggu di poliklinik rawat jalan dan mendaftar di rawat jalan.
IGD? 2. Petugas memberi masker pada pasien yang
batuk.
3. Petugas memberikan petunjuk cara
penggunaan masker sehingga dikenakan
dengan tepat dan diberi penyuluhan cara etika
batuk.
4. Petugas mempersilakan pasien untuk duduk
di ruang tunggu atau segera rujuk ke
/poliklinik paru/ Klinik DOTS
5. Bila ada pasien batuk atau tersangka batuk
datang ke IGD petugas triase (dokter dan atau
perawat) harus segera menanyakan lamanya
batuk yang sudah diderita pasien.
6. Sebelum dan selama memeriksa pasien
tersebut, dr jaga IGD & perawat wajib
menggunakan masker N95.
7. Dokter memberikan instruksi penatalaksanaan
dan mencatat di lembar assesmen medis di
IGD.
8. Setelah selesai (pasien dipulangkan atau
dialih rawat) ruang batuk segera didesinfektan
dengan larutan aseptic.
17. Bagaimana prosedur skrining pasien dari 1. Pasien yang belum datang di RS Kasih Ibu,
luar RS ? dapat menanyakan ketersediaan layanan di
Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat
maupun Instalasi Rawat Inap.
2. Pertanyaan tersebut dapat melalui telepon ke
RS Kasih Ibu (0271-714422, ext), dapat
berupa:
• Jadwal praktek dokter
• Ketersediaan tempat tidur perawatan

10
• Ketersediaan alat bantu terapi missal
ventilator.
• Ketersediaan alat bantu penunjang
diagnostic (laboratorium dan radiologi).
3. Petugas yang berhak menjawab atau
menerima telepon tersebut adalah:
• Dokter umum yang sedang bertugas
• Perawat yang sedang bertugas
• Petugas pendaftaran yang sedang bertugas
4. Apabila yang mengangkat telepon dari luar
petugas operator maka akan diarahkan ke
petugas pendaftaran rawat jalan atau petugas
di IGD.
5. Petugas tersebut harus melakukan skrining
dengan menanyakan:
• Keluhan yang dirasakan
• Diagnosis pasien
• Kebutuhan ruang perawatannya
• Kebutuhan alat bantu terapi, seperti
ventilator, incubator dll.
Bila kebutuhan pasien dapat dilayani di RS
Kasih Ibu maka pasien dapat diterima. Dan
bila kebutuhan pasien tidak dapat dilayani di
RS Kasih Ibu, maka pasien dapat ditolak.

18. Bagaimana prosedur pemberian informasi 1. Perawat memberikan informasi kepada pasien
tentang penundaan pelayanan atau atau keluarga tentang alasan penundaan dan
pengobatan? memberikan solusi pemecahan dengan
sepengetahuan dokter DPJP dan dicatat di
rekam medis berupa alasan, waktu dan
ditandatangani petugas pemberi informasi.

19. Bagaimana alur pasien rawat inap dari 1. Pasien rawat inap dari IGD akan dikirim
IGD, poliklinik, ataupun dari luar RS ? langsung ke bangsal oleh petugas.
2. Pasien rawat inap dari poliklinik atau luar RS,
pasien akan mondok lewat ruang transfer
(kecuali pasien mengalami kondisi
emergensi, pasien akan rawat inap lewat
IGD).

20. Bagaimana prosedur pasien cuti dari 1. Pasien memberitahu ke perawat jaga
perawatan ? 2. Perawat jaga melaporkan ke DPJP
3. DPJP memeberikan ijin dengan
mempertimbangkan kondisi pasien
4. Semua resiko dan akibat yang terjadi pada
pasien selama masa cuti sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pasien atau keluarganya
5. Pasien atau keluarga mengisi formulir
persetujuan cuti
6. Cuti diberikan maksimal 6 jam

11
7. Pasien boleh meninggalkan RS dengan gelang
identitas masih terpasang
8. Ketika pasien masuk RS kembali, pasien
melapor kepada keperawat jaga, perawat jaga
melaporkan ke DPJP dan pasien kembali
melanjutkan pelayanan sesuai standart

BAB. AP (ASSESMEN PASIEN) Hal Yang Harus Diketahui & Dilakukan

1. Bagaimana prosedur identifikasi status gizi (skrining) pasien dewasa di RS?


SKRINING GIZI dengan NRS (NUTRITION RISK SCREENING)
1. Skrining Awal
Jawaban
No Kriteria
Ya Tidak
1. Apakah IMT < 20,5 kg/m2 atau LLA < 25 cm (untuk wanita) dan LLA <
26,3 cm (untuk pria)
2. Apakah pasien kehilangan BB dalam 3 bulan terakhir atau asupan makan
pasien menurun 1 minggu terahir?
3. Apakah pasien dengan penyakit berat? (ICU)
- Jika tidak untuk semua kriteria  skrining diulang 1 minggu kemudian
- Jika ada 1 atau lebih kriteria dengan jawaban ya  dilakukan skrining lanjut

2. Skrining Lanjut I
Risiko Gizi Kriteria Jawaban

Absen (Skor = 0) Status gizi normal


Ringan (Skor = 1) Kehilangan BB > 5% dalam 3 bulan atau asupan 50-75% dari
kebutuhan
Sedang (Skor = 2) Kehilangan BB > 5% dalam 2 bulan atau asupan 20-50% dari
kebutuhan
Berat (Skor = 3) Kehilangan BB >5% dalam 1 bulan (> 15% dalam 3 bulan) atau
asupan 0-25% dari kebutuhan

3. Skrining Lanjut II
Risiko Gizi Kriteria Jawaban

Absen (Skor = 0) Kebutuhan gizi normal


Ringan (Skor = 1) Fraktur, pasien kronik (sirosis hati, CAPD, HD rutin, DM,
kanker, jantung)
Sedang (Skor = 2) Bedah mayor, stroke, pneumonia berat, kanker darah
Berat (Skor = 3) Cedera kepala, transplatasi sumsum, pasien ICU

12
4. Khusus usia ≥ 70 tahun ditambah skor 1
5. Hasil Skor Skrining
Skrining Lanjut I Skring Lanjut II Usia ≥ 70 tahun TOTAL SKOR
SKOR
RISIKO / TIDAK BERISIKO
• Bila skor total skrining 1-2 maka pasien dikategorikan tidak beresiko malnutrisi.
• Bila skor total skrining > 3 maka pasien dikategorikan beresiko malnutrisi.

 yang beresiko malnutrisi di laporkan ke DPJP

2. Bagaimana prosedur identifikasi status gizi (skrining) pasien anak di RS?


Skrining Gizi Anak (STRONG KIDS)

Resiko Gizi Kriteria Jawaban


Tidak (Skor = 0) Apakah pasien tampak kurus?
Ya (Skor = 1)
Tidak (Skor = 0) Apakah terdapat penurunan BB selama satu bulan
Ya (Skor = 1) terakhir?
Tidak (Skor = 0) Apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut?
Ya (Skor = 1) -Diare ≥ 5 kali/hari dan atau muntah >3 kali/hari dalam
seminggu terakhir.
-Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir.

Tidak (Skor = 0) Apakah terdapat penyakit yang mengakibatkan pasien


Ya (Skor = 2) beresiko malnutrisi? (lihat tabel di bawah)
TOTAL SKOR ................

Tabel Penyakit yang mengakibatkan pasien beresiko malnutrisi


Diare kronik (lebih dari 2 minggu) Kelainan anatomi daerah mulut yang
- (Tersangka) Penyakit Jantung Bawaan menyebabkan kesulitan makan (misal bibir
- (Tersangka) Infeksi Human sumbing)
Immunodeficiency Virus (HIV) - Trauma
- (Tersangka) Kanker - Kelaianan metabolik bawaan
- Penyakit Hati Kronik - Retardasi mental
- Penyakit Ginjal Kronik - Keterlambatan perkembangan
- TB Paru - Rencana/ Paskaoperasi mayor(misal
- Luka Bakar Luas laparatomi)
- Terpasang stoma

• Bila total skor skrining 0 maka pasien dikategorikan beresiko rendah


• Bila total skor skrining 1-3 maka pasien dikategorikan beresiko sedang
• Bila total skor skrining 4-5 maka pasien dikategorikan beresiko tinggi
 yang resiko sedang dan tinggi di laporkan ke DPJP
3. Bagaimana pelaksanaan edukasi gizi untuk pasien rawat inap?
Edukasi diberikan oleh ahli gizi pada semua pasien baru yang tidak beresiko malnutrisi. Untuk
pasien dengan resiko malnutrisi dan yang mendapatkan diet khusus di evaluasi ulang setelah hari
ke 3 perawatan dan saat akan pulang.

13
4. Bagaimana Prosedur pengkajian nyeri • Gunakan assesement nyeri Numeric Rating Scale
di RS? (NRS) pada pasien umur > 7 tahun.
• Gunakan assesement nyeri Wong Baker Faces
Pain Scale pada pasien (atau umur >7 tahun
dengan gangguan komunikasi) yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka.
• Gunakan assesement nyeri Comfort Scale pada
pasien bayi, anak dan dewasa yang dirawat di
ruang intensif/kamar operasi/rawat inap yang tidak
dapat dinilai dengan Numeric Rating Scale (NRS)
dan Wong Baker Faces Pain Scale.
• Lakukan pengkajian dengan PQRST.
• Dokumentasikan hasil assesmen nyeri dalam
lembar Assesmen Keperawatan, Catatan
Terintegrasi dan Formulir Assesmen Ulang Nyeri

 Wong Baker FACES Pain Scale


Skor total asesmen nyeri Skala nyeri
0 Sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
2 Sedikit nyeri
4 Cukup nyeri
6 Lumayan nyeri
8 Sangat nyeri
10 Amat sangat nyeri (tak tertahankan)

 Numeric Rating Scale (NRS)


0 Tidak nyeri
1 - 3 Nyeri ringan
4 - 6 Nyeri sedang
7 - 10 Nyeri berat

14
 COMFORT Scale
No Kategori Nilai Kondisi Score
1 ALERTNESS/ 1 Tertidur pulas / nyenyak
KEWASPADAAN 2 Tertidur tidak nyenyak
3 Mengantuk / gelisah
4 Sadar Sepenuhnya dan waspada
5 Siaga penuh / hiper alert
2 CALMNESS/ 1 Tenang
KETENANGAN 2 Agak cemas
3 Cemas
4 Sangat cemas
5 Gugup / panik
3 RESPYRATORY/ 1 Tidak ada batuk dan tidak ada pernafasan
DISTRESS/GGN spontan
PERNAFASAN 2 Pernafasan spontan dengan sedikit respon
atau tanpa respon pada ventilasi
3 Kadang kadang batuk atau terdapat
tahanan terhadap ventilasi
4 Sering batuk, terdapat tahanan /
perlawanan terhadap ventilator
5 Melawan secara aktif terhadap ventilator,
batuk terus menerus , atau tersedak
4 CRYING/ 1 Bernafas dengan tenang, tidak menangis
MENANGIS 2 Tersedu sedan / terisak isak
3 Merintih / Meraung
4 Menangis
5 Jeritan / berteriak
5 PHYSICAL 1 Tidak ada gerakan
MOVEMENT/ 2 Kadang kadang bergerak perlahan
PERGERAKAN 3 Sering bergerak perlahan
4 Gerakan aktif / gelisah
5 Gerakan aktif termasuk badan dan kepala

6 MUSCLE TONE/ 1 Otot rileks sepenuhnya, tidak ada tonus


TONUS OTOT otot
2 Kekuatan tonus otot berkurang/menurun
3 Kekuatan tonus normal
4 Kekuatan tonus otot meningkat dan fleksi
dari jari tangan dan jari kaki
5 Kekakuan otot ekstrim /kaku dan fleksi
dari jari tangan dan jari kaki
7 FACIAL 1 Otot wajah rileks sepenuhnya
TENSION/ 2 Tonus otot normal ada, tidak terlihat
KETEGANGAN ketegangan otot wajah yang nyata
WAJAH 3 Ketegangan jelas di beberapa otot wajah
4 Ketegangan hampir diseluruh otot wajah
5 Seluruh otot wajah tegang, meringis,
menggeliat dan menyeringai

15
8 BLOOD 1 Tekanan darah dibawah batas normal /
PRESSURE/ baseline
TEKANAN 2 Tekanan darah berada dibatas normal
DARAH (MAP) secara konsisten di baseline
BASAL 3 Peningkatan TD sesekali ≥ 15% atau
diatas normal (≥3 kali dalam observasi
selama 2)
4 Peningkatan TD berulang (sering) ≥15%
diatas normal (>3 kali dalam observasi
selama 2 menit)
5 Peningkatan TD menetap atau terus
menerus ≥15%
9 HEART RATE 1 Detak jantung dibawah batas normal
BASELINE/ 2 Detak jantung berada diatas batas normal
DENYUT secara konsisten
JANTUNG 3 Peningkatan detak jantung sesekali
BASAL (jarang) ≥15% diatas batas normal (1-3
kali dalam observasi selama 2 menit )
4 Peningkatan detak jantung berulang
(sering) ≥15% di atas batas normal (>3
kali dalam obervasi selama 2 menit)
5 Peningkatan detak jantung menetap/terus
menerus ≥15%
TOTAL SCOR
Jika nilai : 19 - 26 (Nyeri Ringan)
27 - 35 (Nyeri Sedang)
> 35 (Nyeri Berat)

16
5. Bagaimana alur tatalaksana nyeri ?

Penatalaksanaan nyeri : .
1. Numeric Rating Scale
2. Wong Baker Pain Scale
3. Comfort Scale

Skala nyeri < 4 atau < 27 Skala nyeri > 4 atau > 27

Dilakukan oleh perawat Perawat lapor DPJP

Evaluasi setiap akhir shif. Evaluasi 2 jam


perawat

Skala nyeri < 4 atau < 27 Skala nyeri > 4 atau > 27
Evaluasi setiap akhir shif Konsul dokter jaga anesthesi

Evaluasi 2 jam

Skala nyeri < 4 atau < 27 Skala nyeri > 4 atau > 27
Evaluasi setiap akhir shif Konsul Tim Nyeri RS

6. Bagaimana cara menulis assement Dengan P (Provokes/Pemicu),


nyeri? Q(Quality/Kualitas), R (Region/Lokasi),
S(Severity/Skala), T(Time/Frekwensi) :
1. “P”(pemicu):
 Biologis
• Ischemia
• Infeksi, inflamasi
• Spasme Otot Polos
• Peregangan Ligamen

17
 Fisik
• Laserasi
• Dislokasi
• Fraktur
• Luka bakar/paparan panas
• operasi
 Psikologis
• Takut
• Cemas
 Kimia
• Terpapar bahan kimia
2. Isi qualitas nyeri pada titik- titik kolom
“Q” (quality).
 nyeri bersifat tajam, menusuk, seperti
ditikam.
 nyeri bersifat tumpul seperti ditekan benda
berat
 nyeri rasa terbakar
 nyeri menjalar
 nyeri kesemutan
 nyeri saat disentuh
3. Isi region/lokasi nyeri pada titik- titik
kolom “R”(region/lokasi).
4. Isi skala nyeri pada titik- titik kolom “S”
(saverity/skala).
5. Isi time nyeri pada titik- titik kolom “T”
(time/frekuensi).
 terus-menerus
 hilang timbul
 kadang-kadang
 setiap…..
 saat….aktifitas/tanpa aktifitas

7. Kapan assesmen awal harus di Assesmen awal medis dan keperawatan diselesaikan
selesaikan? dalam 1x24 Jam.

8. Kapan perlu dilakukan pemeriksaan Jika pasien telah dirawat lebih dari 30 hari dan terjadi
fisik dan riwayat kesehatan ulang perubahan signifikan selama 30 hari perawatan.
(asesmen awal ulang) pada pasien yang
dirawat di rumah sakit ?

18
9. Bagaimana prosedur pelaporan hasil Setelah perawat mendapatkan telepon dari petugas
laboratorium kritis oleh perawat ke laboratorium tt hasil nilai kritis, maka perawat segera
DPJP? melaporkan ke DPJP maksimal 25 menit (3 kali
telepon) dan jika tidak bias menghubungi DPJP maka
perawat melaporkan segera hasil tersebut ke dokter
jaga.

10. Apa saja yang harus diisi dalam Anamnesa, status psikologi, status sosial ekonomi,
fomulir assessment awal ? riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan diagnosis
awal, rencana tatalaksana termasuk rencana tindakan
dan jenis diet nya, serta jam, tanggal, nama terang
yang mengisi dan tanda tangan.

11. Inform consent harus diisi oleh siapa Penerima informasi, saksi keluarga, saksi perawat,
saja ? pemberi informasi.

12. Siapa yang melakukan skrinning awal Perawat


gizi ?
13. Siapa yang melakukan pengkajian Dokter dan perawat
nyeri ?
14. Berapa kali dalam sehari dokter Sehari sekali kecuali kondisi kritis bisa lebih dari
melakukan pemeriksaan ulang (visit) satu kali termasuk hari libur setiap hari.
pasien ?

BAB. PP (PELAYANAN PASIEN) Hal Yang Harus Diketahui & Dilakukan

1. Apa saja yang termasuk pasien dan 1. Pelayanan pada pasien kasus emergensi
pelayanan beresiko tinggi di RS. Kasih 2. Pelayanan pasien dengan resusitasi.
Ibu? 3. Pelayanan pasien dengan penggunaan dan
pemberian komponen darah.
4. Pelayanan pasien dengan bantuan alat bantu hidup.
5. Pelayanan pasien dengan penyakit menular dan
imunosupresed.
6. Pelayanan pasien dialisis.
7. Pelayanan pasien dengan restrain.
8. Pelayanan pasien yang rentan (anak, lansia, cacat,
resiko kekerasan fisik).
9. Pelayanan pasien kemoterapi
2. Apa saja jenis restrain di RS?  Pembatasan fisik
 Pembatasan mekanis
 Surveilans teknologi
 Pembatasan kimia/obat
 Pembatasan psikologis
(yang membutuhkan inform consent dan
monitoring adalah pembatasan fisik saja)

19
3. Bagaimana prosedur, penyimpanan, Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara
penyajian dan pendistribusian mengurangi risiko kontaminasi & pembusukan.
makanan kepada pasien? Didistribusikan secara tepat waktu, sesuai kebutuhan
nutrisi dan sesuai permintaan DPJP.

4. Follow up harian di dalam catatan  Dokter, fisioterapi, ahli gizi, apoteker dan perawat
terintegrasi oleh dokter, perawat dan menggunakan pola SOAP (subyektif, obyektif,
assesmen, plan).
petugas lain menggunakan apa ?
 Harus dicantumkan tanggal, jam, paraf dan nama
5. Komunikasi antar pemberi pelayanan  Menggunakan sistem SBAR (subyektif,
menggunakan apa? backgraund, assesmen, rekomendasi) dan di tulis
di catatan integrasi.
6. Berapa kali dalam seminggu dokter • Visit dokter dilakukan mulai hari senin sampai
melakukan visit? minggu dilakukan baik di VIP maupun di regular
• Kalau rawat bersama semua DPJP harus visit
7. Apa yang anda ketahui tentang • Ada form permintaan darah oleh DPJP
kebijakan pemberian darah ? • Perlu inform consent untuk pemberian darah oleh
DPJP/dokter jaga
• Pemesanan darah dilakukan oleh perawat
8. Bagaimana kebijakan tentang a. RS harus memperhatikan kebutuhan pasien akan
pelayanan pasien pada akhir pelayanan akhir kehidupan yang penuh hormat,
kehidupan / Terminal ? kasih, martabat, dan nyaman
b. Tetap menjaga privasi pasien
c. Menghadirkan petugas rohaniawan sesuai
keyakinan pasien
d. Semua tindakan yang dilakukan dengan
melibatkan keluarga
e. Menghormati kepercayaan yang dianut pasien
f. Memberikan support mental kepada keluarga
g. Merespon dan menghargai keputusan keluarga
pasien terkait pelayanan misalnya keluarga
menolak tindakan tertentu
9. Hal apa sajakah yang harus Penjelasan penyakit oleh DPJP meliputi :
diinformasikan oleh DPJP kepada - Dokter memberikan penjelasan kondisi medis
pasien atau keluarga dalam dan diagnosis pasti bila perlu kepada pasien dan
atau keluarga
memberikan pelayanan medis pada
- Dokter memberikan penjelasan tentang rencana
pasien ? pelayanan dan pengobatan
- Dokter menjelaskan tentang etimasi lamanya
pengobatan
- Dokter menjelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan termasuk hasil yang tidak
diharapkan&hasil pemeriksaan penunjang.

20
10. Apa saja yang termasuk kasus Yang termasuk kasus emergensi di lingkungan RS:
emergensi di RS? 1. Henti jantung
2. Coma
3. Pingsan
4. Korban kebakaran
5. Kejadian jatuh
6. Terpapar bahan kimia berbahaya
(Cek respon, bila tidak ada respon aktifkan Code blue
dan di bawa ke IGD)
11. Bagaimana prosedur telepon Code • Setelah mengetahui ada kondisi emergensi dari
Blue RS ? seseorang, cek respon bila tidak ada respon
aktifkan code blue
• Tekan telepon 1000
• Sebut keadaan darurat, ruangan dan nama
• Contoh: “..code blue, nakula, utin..”
12. Bantuan hidup dasar adalah suatu Henti jantung
pertolongan pertama kepada
penderita yang mengalami ?
13. Siapa yang mampu melakukan Tenaga medis, paramedis dan tenaga non medis yang
bantuan hidup dasar ? terlatih.
14. Apa yang kita lakukan saat pertama Cek respon dan mengaktifkan CODE BLUE
kali menemukan seseorang yang
mengalami henti jantung ?
15. Bagaimana cara cek respon ? Memanggil nama atau menepuk bahu penderita

16. Bagaimana cara mengaktifkan sistem Teriak dengan lantang “Code Blue….Code
CODE BLUE ? Blue…Code Blue… mohon bantuan resusitasi dan
alat-alat resusitasi…”
17. Setelah mengaktifkan sistem CODE Lakukan pijat jantung /kompresi dada
BLUE, bila nadi tidak teraba, hal
pertama yang harus kita lakukan
adalah ?
18. Bila tidak ada nadi (terjadi henti Kompresi dada dengan kecepatan minimal
jantung), pijat jantung /kompresi 100x/menit, kedalaman kompresi dewasa minimal
dada dengan ketentuan ? 5-6 cm, pengembangan kembali tulang dada setelah
kompresi, hindari menghentikan kompresi sebelum
mencapai 30 kali (minimal interupsi)
19. Kombinasi pijat jantung dan nafas 30 : 2
buatan dengan 2 (dua) pertolongan
adalah ?
20. Bagaimana cara cek nadi ? Dengan maraba nadi karotis di leher (arteri carotis)
maximal 10 detik.

21
21. Bagaimana cara cek nafas ? Syarat Dengan melihat pengembangan dinding dada,
pemberian bantuan nafas (ventilasi) pengembangan kedua dada.
yang benar, adalah ?
22. Bagaimana evaluasi resusitasi Setelah memberikan nafas bantuan 2 kali, dilanjutkan
jantung paru / RJP ? kompresi sebanyak 30 kali. Siklus diulang sampai 5
kali sikrlus RJP (resusitasi terhadap jantung dan paru
secara simultan) dilakukan pengecekan nadi lagi
(bila tetap tidak ada, RJP tetap dilanjutkan).
23. Alat apa yang digunakan oleh semua  Dokumen catatan terintegrasi
pemberi pelayanan untuk  Dokter, Perawat dan petugas lain harus menulis
mengintegrasikan dan di dokumen catatan terintegrasi
mengkoordinasi perawatan yang
diberikan ke pasien ?
24. Apa yang harus dipenuhi saat kita Harus dicantumkan tanggal, jam, profesi, paraf,
melakukan dokumen terintegrasi ? nama dengan menggunakan cap yang sesuai dengan
aturan.
25. Siapa petugas yang berwenang Penulisan resep, pemeriksaan penunjang dll harus
menulis permintaan penunjang medis dilakukan oleh petugas yang kompeten dan
baik pemeriksaan lab, Radiologi, berlisensi yaitu DPJP / dokter jaga.
maupun terapi ?
26. Apa yang dilakukan oleh DPJP Prosedur yang telah dilaksanakan harus tercatat di
setelah tindakan pada pasien selesai form terintergrasi dalam RM
dilakukan ?
27. Bagaimana kebijakan dan prosedur  Pemakaian APD yang sesuai
tentang pemasangan penanganan
 Penempatan pasien sesuai dengan spesifikasi
pasien dengan infeksi menular dan
khusus
gangguan imun ?
28. Ada berapa ruang isolasi?  2 saja di kamajaya

 Isolasi airbone

 Yang lain nya kamar sendiri atau cohorting

29. Bagaimana kebijakan dan prosedur Ada fasilitas khusus misalnya :


penanganan pasien lansia, cacat,
anak-anak, atau yang beresiko untuk i. Pasien lansia ruang perawatan harus cukup
diperlakukan tidak senonoh ? terang, tidak licin, ada pegangan di dinding, ada
pengaman TT

ii. Untuk anak harus ada ruangan bermain, ada


keluarga yang mendampingi, ada pengaman TT

iii. Pasien dengan kekerasan menjaga privacy dalam


pelayanan.

22
30. Bagaiman kebijakan tentang  Diet makanan berdasarkan status nutrisi dan
pemberian diet bagi pasien ? kebutuhan

 Diet diberikan sesuai advice dari DPJP terutama


diet khusus

 Diet adalah bagian dari terapi yang di tentukan


sejak asesmen awal
31. Siapa yang bertugas memberikan Dilakukan oleh DPJP, perawat dan ahli gizi, serta
edukasi tentang makanan apa yang dokumentasi di form edukasi di RM
tidak boleh dimakan oleh pasien
karena kondisinya termasuk obat-
obatan yang mungkin berinteraksi ?
32. Bagaimana perbedaan pemberian  Untuk pasien infeksi permintaan diberi tanda
makanan antara pasien infeksi dan khusus
non infeksi ?
 Tempat makan dengan warna yang berbeda
(warna coklat dan merah)
33. Apakah di RS ini ada permintaan Permintaan khusus hanya untuk pasien VIP dan
menu pilihan sesuai keinginan pasien SVIP serta usia 10 tahun keatas
?
34. Dimana dan oleh siapa pengkajian Pengkajian awal dilakukan oleh perawat dan
nutrisi dilakukan sejak awal pasien selanjutnya bila ditemukan permasalahan (beresiko
dirawat? malnutrisi) di laporkan ke DPJP untuk bila perlu
dikonsulkan ke dokter spesialis gizi klinik
35. Kapan asesmen nyeri pasien  Asesmen nyeri dilakukan sejak pasien masuk RS
dilakukan dan siapa saja yang harus dan dilakukan secara berkelanjutan
melakukan asesmen ?
 Dokter dan perawat harus melakukan asesmen
nyeri.
36. Siapa Ketua Tim Nyeri RS dan siapa  Ketua Tim Nyeri : Dr. Umar Bahaswan, SpAn
saja yang termasuk dalam ini ?
 Yang masuk dalam Tim Nyeri :
 Dr. Tri Budi, SpS, Dr. Sondang Rexano, SpKFR,
Dr. Ardi Santoso, SpA, Dr. Maria Rini, SpKJ,
Dr. Wahjuningsih Hartono, Dr. Anetta Dwi
Ariyani, Sukini, S. Kep, Utin Purwantini, AMK,
Atik Setya K, S.Kep

37. Siapa yang berkewajiban melakukan Edukasi nyeri dilakukan oleh DPJP dan perawat
edukasi tentang nyeri dan
manajemennya?
38. Bagaimana kebijakan tentang  RS harus memperhatikan kebutuhan pasien akan
pelayanan pasien pada akhir pelayanan akhir kehidupan yang penuh hormat,
kehidupan ?

23
kasih, martabat, dan nyaman

 Tetap menjaga privasi pasien

 Menghadirkan petugas rohaniawan sesuai


keyakinan pasien

 Semua tindakan yang dilakukan dengan


melibatkan keluarga

 Menghormati kepercayaan yang dianut pasien

 Memberikan support mental kepada keluarga

 Merespon dan menghargai keputusan keluarga


pasien terkait pelayanan misalnya keluarga
menolak tindakan tertentu

BAB. PAB
(PELAYANAN ANESTESI & BEDAH) Hal Yang Harus Diketahui & Dilakukan

1. SEDASI
Sedasi Sedasi sedang (pasien Sedasi berat/dalam Anestesi
ringan/minimal sadar) umum
Respon Respons normal thd Merespon thd stimulus Merespons setelah Tidak sadar
stimulus verbal sentuhan diberikan stimulus meskipun dg
berulang / stimulus stimulus nyeri
nyeri
Jalan Tidak terpengaruh Tidak perlu intervensi Mungkin perlu Sering
Nafas intervensi memerlukan
intervensi
Ventilasi Tidak terpengaruh Adekuat Dapat tidak adekuat Sering tidak
spontan adekuat
Fungsi Tidak terpengaruh Biasanya dapat Biasa nya dapat Dapat
Kardiova dipertahankan dg baik dipertimbangkan terganggu
skuler dengan baik

2. Apakah tiga komponen dalam prosedur 1.Proses verifikasi


pre operatif? 2.Menandai lokasi yang akan di operasi
3.Time out
3. Siapa kah yang bertanggungjawab untuk  Dokter bedah atau operator yang akan
membuat tanda pada pasien dan melakukan tindakan bertanggungjawab
bagaimana penandaan operasi ? dalam membuat tanda dan harus hadir pada
operasi tersebut.
 Penandaan dilakukan sebelum pasien
dipindahkan ke ruang operasi. Pasien
dilibatkan, terjaga dan sadar. Sebaiknya

24
dilakukan sebelum pemberian obat pre
medikasi
 Tanda bisa berupa “O” atau “”
 Tanda dibuat dengan pena atau spidol
permanen berwarna hitam. Untuk pasien
dengan warna kulit gelap boleh digunakan
warna selain hitam agar penandaan jelas
terlihat, misalnya warna merah.
 Semua penandaan harus dilakukan bersamaan
saat pengecekkan hasil pencitraan pasien
diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan
elektronik atau hasil tes lainnya dan pastikan
dengan catatan medis pasien dan gelang
identitas pasien
4. Operasi atau tindakan prosedur apa yang  Semua prosedur yang melibatkan sayatan,
memerlukan penandaan? tusukan perkutan atau penyisipan instrument.
 Lokasi operasi ditandai pada semua kasus
termasuk sisi (laterality), srtuktur multiple
(jari tangan, jari kaki, lesi) multiple level
(tulang belakang).
Prosedur yang tidak memerlukan penandaan:
 Kasus organ tunggal (misalnya operasi
Caesar)
 Kasus intervensi seperti kateter jantung
 Kasus yang melibatkan gigi
 Prosedur yang melibatkan bayi premature di
mana penandaan akan menyebabkan tattoo
permanen
5. sign in, time out, sign out ?  Proses time out meliputi pembacaan dan
pengisian formulir sign in yang dilakukan
sebelum pasien dianestesi di holding area,
time out yang dilakukan di ruang operasi
sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign
out setelah operasi selesai (dapat dilakukan
di recovery room).
6. Kriteria post sedasi / Anestesi Aldrete score (untuk GA) dan bromage score
(untuk RA)
7. Assessment pra anesthesia 24 jam pra operasi di ruang rawat

8. Assessment pra induksi Setelah masuk kamar operasi sebelum dilakukan


induksi
9. Memberi edukasi pra anestesi meliputi Resiko, manfaat dan alternative tindakan
anestesi

25
10. Edukasi pra bedah meliputi Resiko, manfaat ndan alternative tindakan bedah

11. Bagaimana prosedur jika mendatangkan • Dokter anestesi RSKI membuat surat
dokter anestesi dari luar RSKI (tidak pendelegasian ke dokter yang di tunjuk dengan
mempunyai SIP di RSKI)? persetujuan yanmed.
• Dokter yang ditunjuk melampirkan kewenangan
klinis dari RS yang bersangkutan
• RSKI membuat surat pemberitahuan ke Dinas
Kesehatan Kota tt penggantian sementara
(termasuk rentang waktu nya)

BAB. MKI
(Managemen Komunikasi dan Informasi) Hal Yang Harus Diketahui & Dilakukan
1. Siapa saja yang berhak mengakses rekam Yang berhak mengisi rekam medis adalah
medis untuk memastikan kerahasiaan dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan
informasi medis pasien ? tertentu yang memberikan pelayanan pada
pasien
2. Bagaimana kebijakan tertulis mengenai • Kebijakan yang mengatur wajib jaga informasi
privasi dan kerahasian informasi ? medis bagi petugas pelayanan kesehatan
• Informasi medis dapat dibuka dalam hal :
- Untuk kepentingan kesehatan
- Memenuhi permintaan aparat penegak hukum
- Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri
- Permintaan institusi / lembaga berdasarkan
ketentuan perundang-undangan
- Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan
audit medis
3. Apakah yang digunakan oleh RS untuk  Kode diagnose menggunakan ICD 10
kode diagnosis, kode prosedur, simbol dan  Kode prosedur tindakan menggunakan ICD 9
singkatan?
 Buku simbol dan singkatan yang digunakan
dan tidak boleh digunakan

4. Jenis informasi apa saja yang Informasi tantang jenis pelayanan, jam
dikomunikasikan dengan masyarakat ? pelayanan dan proses untuk mendapatkan
pelayanan dan informasi tentang kualitas
pelayanan

5. Jenis informasi apa saja yang Informasi tentang kepegawaian dan pelayanan
dikomunikasikan dengan pasien dan yang diberikan, bagaiamana cara memperoleh
keluarga? pelayanan dan informasi alternatif sumber
perawatan dan pelayanan ketika RS tidak dapat
memberikan suatu pelayanan

26
6. Komunikasi dan edukasi yang diberikan  Format edukasi multi disiplin ( RM 11)
kepada pasien dan keluarga diberikan
 Instruksi lisan, brosur, leaflet, video atau
dalam bentuk apa ?
didemonstrasikan
7. Informasi mengenai perawatan pasien Catatan perkembangan terintegrasi ( RM 5 )
dan respon pasien pada perawatan
- Berisi status kesehatan pasien, ringkasan
dikomunikasikan antara dokter, perawat
pelayanan yang diberikan, perkembangan
dan pemberi pelayanan lain dalam bentuk
pasien.
apa ?
8. Siapa saja yang berhak mengakses rekam SK Direktur tentang kebijakan yang berhak
medis untuk memastikan kerahasiaan mengisi rekam medis
informasi medis pasien ?
- Yang berhak mengisi rekam medis adalah
dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan pada
pasien

- Tenaga kesehatan tertentu adalah perawat,


fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, ortotik
prostetik, ahli gizi serta perekam medis.

- Yang berhak mengakses diluar tenaga


kesehatan yang telah diatur dalam kebijakan
adalah pasien sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
9. Rekam medis dan informasi terjaga dari  SK Direktur tentang wajib jaga rahasia
kehilangan, pengrusakan dan medis pasien
pengaksesan dari yang tidak berhak.
 SK Direktur tentang penunjukkan key
user dan end user (password ) pada
komputer / SIM RS
10. Identitas pengisian rekam medis pasien.  Nama dan tanda tangan

 Tanggal pengisian

 Jam pengisian

11. Koreksi penulisan pada Berkas Rekam  Mencoret dengan 2 garis mendatar
Medis baik rawat jalan maupu rawat inap tulisan yang salah.
dengan cara :
 Menuliskan tulisan yang tepat di
samping kanan tulisan yang salah.

 Disertai paraf.

27
BUKU SAKU AKREDITASI RS.
UNTUK DOKTER DAN PERAWAT
TAHUN 2017

RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA


Jl. Brigjen Slamet Riyadi No.404 Surakarta 57142
Telp. (0271) 714422 * Fax (0271) 717722

28
DAFTAR MATERI

1. SKP ( Sasaran Keselamatan Pasien )


2. PPI ( Pengendalian dan Pencegahan Infeksi )
3. HPK ( Hak Pasien dan Kewajiban )
4. PPK ( Pendidikan Pasien dan Keluarga )

29
MATERI SKP
UNTUK PERAWAT

1. Apa yang anda ketahui tentang sasaran keselamatan pasien di rumah sakit?
Jawab: ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit :
1) Ketepatan identifikasi pasien
2) Peningkatan komunikasi efektif
3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4) Kepastian tepat-lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.
5) Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6) Pengurangan risiko pasien jatuh
2. Bagaimana prosedur di rumah sakit dalam mengidentifikasi pasien?
Jawab:
1) Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien.
2) Pasien diidentifikasi dengan mencocokkan dua identitas pasien yaitu NAMA
dan TANGGAL LAHIR (NAMA terdiri 2 kata, apabila 1 kata ditambahkan
binti ibu kandung), tidak boleh menggunakan nama kamar atau lokasi
pasien.
3) Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi
kegawatdaruratan pasien UGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap
memperhatikan data pada gelang identitas pasien.
3. Kapan dilakukan proses verifikasi identitas pasien?
Jawab:
1) Saat pemberian obat
2) Saat pemberian transfuse darah
3) Saat pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium
4) Saat pemeriksaan radiology
5) Saat dilakukan tindakan medis.
6) Saat pemberian diit
7) Saat konfirmasi kematian dengan gelang pengenal dan rekam medis (sebagai
proses dari verifikasi kematian).
4. Sebutkan macam-macam gelang pasien dan kegunanya !
Jawab:
1) Gelang pink: untuk identitas pasien perempuan
2) Gelang biru: untuk identitas pasien laki-laki
3) Gelang merah: tanda pasien alergi
4) Gelang kuning: tanda pasien resiko jatuh
5) Gelang ungu: tanda pasien Do Not Resusitation (Perintah untuk tidak
dilakukan resusitasi jantung paru)
6) Gelang putih: gelang untuk ibu yang bayinya ditinggal di Rumah Sakit (Jika
membesuk/menyusui wajib menggunakan gelang tersebut)
5. Bagaimana cara identifikasi pasien tidak sadar / bayi / disfasia?
Jawab: Identifikasi dilakukan pada keluarga atau pengantarnya.
6. Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif?
Jawab: Perintah lisan dan yang melalui telpon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
7. Dapatkah anda menjelaskan tentang cara komunikasi efektif di rumah sakit?
Jawab :

30
1) Dengan menggunakan tehnik SBAR (situation-background-Assesment-
Recommendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
Situasion : kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
Background: informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi
pasien terkini.
Assessment: hasil pengkajian kondisi pasien terkini.
Recommendation: apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah
pasien saat ini.
2) Melakukan verifikasi dengan tulis, baca kembali dan konfirmasi lisan,
pelaksanaan tindakan dan konfirmasi tertulis pada STEMPEL yang sudah
disediakan.
3) Melakukan konfirmasi kepada pemeberi perintah/advis dalam waktu 1x24
jam.
8. Siapa yang berkewajiban menulis dilembar terintergrasi berupa SOAP?
Jawab: Dokter, Perawat, Farmasi, Ahli Gizi, dan Fisioterapi.
9. Apabila ada perubahan kondisi pada pasien, perawat wajib menuliskan perubahan
tersebut dengan apa?
Jawab: Dengan SOAP pada lembar terintegrasi.
10. Kapan dilakukan penulisan SBAR?
Jawab: saat pergantiaan shift, ketika menerima instruksi via telpon, saat tranfers ke
ruang lain, saat transfer ke rs lain.
11. Kapan dilakukan penulisan SOAP?
Jawab :
1) Untuk perawat : saat ada perubahan kondisi pasien di lembar terintegrasi dan
pada saat evaluasi keperawatan setiap akhir shift
2) Untuk petugas lain( Dokter, ahli gizi, fisioterapi, farmasi) juga menuliskan di
lembar terintegrasi berupa SOAP sesuai kompetensinya masing-masing.
12. Bagaimana seorang perawat setelah melakukan pelaporan kepada dokter?
Jawab: Dengan menuliskan SBAR dan diberikan stampel berupa tulis, baca
kembali,konfirmasi lisan ,pelaksanaan tindakan,konfirmasi tertulis,beserta dibubuhi
tanda tangan dan nama petugas,serta tanggal dan jam,lalu dimintakan verifikasi
kepada dokter dalam waktu maximal 1x24 jam(dokter pemberi perintah)
13. Bagaimana apabila ada pelaporan via telpon nama obat harus di eja?
Jawab:di eja dengan menggunakan huruf ALFABET (misal obat pada daftar sound
Alike, FAMOtidin yang dieja hanya FAMO:FOXTROT,ALPHA, MIKE,OSCAR)
14. Apa saja yang termasuk obat-obat high alert?
Jawab :
1) Elektrolit konsentrat : KCL, MgSO4, Natrium bicarbonate, Nacl > 0,9
%(ext: NS 3%),
2) NORUM ( Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA ( Look Alike Sound
Alike).
Contoh lain obat dengan high alert : insulin, obat-obat kemoterapi dll.
15. Bagaimana pengelolaan high alert medication?
Jawab :
1) Penyimpanan khusus dengan akses lokasi terbatas dan diberi penandaan
yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “ High Alert”
2) Elektrolit konsentrat boleh di simpan di IGD, ICU,VK, Kamar Operasi dan
di beri label “elektrolit konsentrat”.
16. Tahukah anda bagaimana prosedur check list keselamatan operasi?

31
Jawab :
Melaksanakan proses sign in, time out, sign out meliputi pembacaan dan pengisian
formulir Sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi, time out yang dilakukan
sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapat
dilakukan di RR). Proses tersebut dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh
operator, dokter anestesi dan perawat.
17. Apa tujuan penandaan area pembedahan?
Jawab: Menghindari terjadinya kekeliruan pada area pembedahan
18. Siapa yang melakukan penandaan area pembedahan?
Jawab: Dokter operator dengan surgical marking pen dengan tanda ‘O’ atau ‘→’
dan diformulir penandaan lokasi operasi,dengan melibatkan pasien (apabila pasien
tidak sadar dengan keluarganya)
19. Pembedahan dilakukan pada area apa?
Jawab: Dilakukan pada lokasi yang ada sisi kanan-kiri, tulang belakang, jari-jari,
untuk gigi dilakukan penandaan foto panoramic, untuk mata dengan DOP mata.
20. Bagaimana prosedur cuci tangan yang benar di rmah sakit?
a. Dengan melakukan 6 langkah kebersiha cuci tangan pada momen yang telah
ditentukan(five moment) yakni :
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sebelum melaksanakan tindakan aseptic
3) Setelah kontak dengan pasien
4) Setelah terpapar cairan tubuh pasien
5) Setelah meninggalkan lingkungan sekitar pasien
b. 2 cara cuci tangan:
HANDWASH: dengan air mengalir waktunya 40-60 detik(6 putaran tiap
langkah)
HANDRUB : dengan gel berbasis alcohol waktunya 20-30 detik (4 putaran tiap
langkah)
21. Kapan dilakukan assesment resiko jatuh?
Jawab: Setiap pasien baru, baik rawat jalan maupun rawat inap.
22. Skala jatuh ada berapa? Jelaskan!
Jawab: Ada 2
a. Skala Morse
1) Tidak beresiko (skor 0-24)
2) Resiko rendah (skor 25-50)
3) Resiko tinggi ( ≥ 51 )
b. Skala Humpty Dumpty
1) Resiko rendah (skor 7-11)
2) Resiko tinggi (skor 12 atau lebih)
23. Bagaimana penanganan pasien resiko jatuh ?
Jawab:
1) Dengan melakukan assessment resiko jatuh setiap pasien datang di IGD
(dengan skala GET UP AND GO TEST ) dan di assesment ulang setelah
sampai ruangan atau bangsal.
2) Langkah-langkah setelah pasien dianggap beresiko jatuh dengan skala tinggi
untuk dewasa dengan SKALA MORSE untuk anak-anak yang beresiko
tinggi dengan skala HUMPTY DUMPTY
3) Pasien dipasang gelang berwarna kuning tanda resiko jatuh dan setigita
pasien resiko tinggi jatuh (ditiang infus / tempat tidur pasien)

32
4) Pasien dilakukan skoring harian dan dimonitor bila ada perubahan kondisi
pada skoring jatuh.

MATERI PPI

YANG PERLU DIKETAHUI OLEH DOKTER DAN PERAWAT


1. Bagaimana yang dikatakan linen infeksius, non infeksius dan bagaimana
penanganannya?
Jawab :
- Jenis linen infeksius yaitu linen yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
pasien dan di masukkan kedalam plastic kuning
- Jenis linen non infeksius yaitu linen yang tidak terkontaminasi dengan darah atau
cairan tubuh pasien dan di masukkan ke dalam plastic hitam
2. Bagaimana cara membersihkan lingkungan pasien yang habis dipakai pasien dengan
kasus infeksius?
Jawab :
Tempat tidur pasien, meja, kursi, tiang infuse dan lingkungan sekitar pasien
dibersihkan dengan cairan desinfektan chlorine 0.05%, apabila ada tumpahan cairan
tubuh dibersihkan dengan larutan chlorine 0.5% .
3. Apa yang dimaksud dengan HAI’s ( Healthcare Associatet Infections)?
Jawab :
infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di RS atau fasilitas pelayanan
kesehatan lain, yang tidak ditemukan dan tidak dalam masa inkubasi saat pasien masuk
RS, IRS juga mencakup infeksi yang didapat di RS tetapi baru muncul setelah keluar
RS dan juga infeksi akibat kerja pada tenaga kesehatan
4. Indicator yang di nilai dalam surveilans adalah
Jawab :
- IADP : Infeksi Aliran Darah Primer
- IDO : infeksi Daerah Operasi
- ISK : Infeksi Saluran Kemih
- VAP :Ventilator Associated Pneumonia
5. Ada berapakah ruang Isolasi yang dipunyai oleh RS.Kasih Ibu Surakarta?
Jawab
- Isolasi Kontak
- Isolasi Droplet
- Isolasi AirBorne
- Isolasi perlindungan untuk pasien immunocompromise
Ada satu ruang isolasi (AirBorne) berada di ruang Kamajaya,dengan ventilasi
campuran menggunakan exhaust fan dan blower agar ruangan bertekanan negative dan
dimonitor
6. Bagaimana apabila ada pasien yang harus diisolasi (kontak, dropet,
immunocompromise)
Jawab :
Ditempatkan dalam ruangan dengan fasilitas 1 kamar sendiri, apabila fasilitas 1
kamar sendiri tidak tersedia dilakukan kohorting atau dikelompokan sesuai dengan
kasus dan infeksi yang Sama dengan jarak tempat tidur satu dengan yang lain 1 meter.

33
7. Apa kepanjangan ICRA
Jawab : Infektion Control Risk Assesment
8. Apa kegunaan dilakukan ICRA bangunan
Jawab :
Menjadi acuan dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi dalam
pelayanan terhadap pasien akibat dari pembangunan. dengan membuat kajian meliputi
: menentukan aktifitas berdasarkan tipe A-D,menentukan kelompok resiko
rendah,sedang,tinggi dan sangat tinggi,menentukan kelas atau level 1-4
Pada level/kelas berapa renovasi harus ada rekomendasi dari PPI
Jawab: apabila renovasi tergolong level 3 dan 4
9. Pengorganisasian Tim PPI
Jawab :
 Ketua Komite PPI :Dr Hendrato Budiono,MSc,SpPD,
 Wakil ketua komite : Dr Dewi PPS
 Sekretaris komite :Dewi Hastati, AMK
 IPCO :Dr Dewi PPS
 IPCN:Dewi Hastati AMK, Kristi Ariandani, S.Kep.Ns

MATERI HPK

1. Informasi apa yang anda berikan pada saat menerima pasien baru?
Jawab : Kita jelaskan tentang formulir penerimaan pasien baru, hak dan kewajiban,
general consent ( diinformasikan kembali).
2. Bila ada pelayanan kerohanian, bentuk formulirnya seperti apa? Pelaksanaannya
didokumentasikan dimana? Dan SPO bagaimana?
Jawab : Formnya menggunakan formulir permintaan pelayanan kerohanian,
pelaksanaannya didokumentasikan di catatan keperawatan/ RM.8, SPO nya baca
SPO pelayanan kerohanian.
3. Bagaimana cara menjaga kebutuhan privasi pasien, bentuk formulirnya seperti apa?
Bagaimana SPO nya?
Jawab: Pasien/ Keluarga diberikan formulir permintaan keinginan privasi dan
kerahasiaan penyakit, isi dengan lengkap
4. Bagaiman RS melindungi harta milik pasien?
Jawab: Perawat menghubungi bagian keamanan, harta milik pasien diekspedisikan
di buku ekspedisi ditanda tangai pasien, perawat dan bagian keamanan, kemudian
barang disimpan di lemari terkunci di bagian keamanan. Pada saat pengambilan
barang tersebut koordinasi dengan keamanan (meninggalkan foto copy KTP dan
keamanan).
5. Bagaimana cara RS untuk membantu melindungi bayi, anak, manula dan pasien
yang tidak mampu melindungi dirinya sendiri? Bagaimana SPO nya?
Jawab:
 Monitor dengan CCTV bekerjasama dengan bagian keamanan, mengisi buku
tamu diluar jam kunjung lalu meninggalkan KTP diganti dengan ID Card tamu.
 Adanya control setiap shift bagian keamanan mengelilingi bangsal- bangsal
 Adanya petugas keamanan disetiap pintu masuk
 Adanya pintu elektrik
6. Form apa yang harus diberikan untuk membuka informasi yang berkaitan dengan
diagnose pasien?

34
Jawab: Dengan menggunankan form persetujuan dan surat kuasa RM 1/SKM/15,
diisi lengkap.
7. Bukti pelaksanaan komunikasi efektif dituangkan dimana dan dalam bentuk apa?
Jawab: Didokumentasikan di lembar terintegrasi RM5/R1/14 dengan format
pelaporan perawat kepada dokter, operan setiap shift, menerima pasien baru,
transfer, pasien ke ruang lain menggunankan SBAR. untuk evaluasi perubahan
pasien dengan SOAP. Rehabilitasi medick dan bagian gizi dalam bentuk SOAP.
8. Bila ada pasien yang membutuhkan second opinion bukti pelaksanaannya
didokumentasikan dimana?
Jawab: diformulir catatan keperawatan/ RM8/RI/13 dan menggunanakan formulir
second opini.
9. Kapan dan siapa yang akan menjelaskan kepada pasien tentang penyakit, tindakan
kedokteran, pengobatan, resiko, tujuan dan alternative tindakan serta dicantumkan
di formulir apa?
Jawab: diinformasikan dalam waktu 1x24jam oleh DPJP atau didelegasikan kepada
dokter jaga bangsal, dicantumkan dalam formulir pemberian informasi terkait
dengan penyakit pasien.
10. Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang terapi atau persetujuan dan
penoilakan tindakan kedokteran dicantumkan di formulir apa?
Jawab: Formulir pemberian informasi persetujuan dan penolakan penghentian
pelayanan tindakan maupun pengobatan beserta alternative RM 3/ 1C/17
11. Pada kasus pasien DNR, formulir pelaksanaan DNR seperti apa?
Jawab; tunjukan formulir penjelasan DNR dan persetujuan untuk tidak dilakukan
resusitasi formulir DNR instruksi DPJP ke petugas, harus diisi lengkap.
12. Bukti dokumentasi pelayanan pasien terminal di dokumentasikan di formulir apa?
Jawab: Formulir penjelasan dokter tentang kondisi penyakit dengan stadium
terminal dan assesmen pasien terminal.
13. Bagaiman SPO pasien komplain dan bentuk formulir komplainnya?
Jawab: baca SPO penangan complain, formulior complain, pasien RM 38/LL/14
14. Yang memerlukan infor consent tindakan kedokteran apa saja> minimal 5,
sebutkan? Dan formulirnya seperti apa?
Jawab: Informed Consent pemasangan kateter untuk HD Cath, tindakan DC Shock,
pemeriksaan radiologi dengan kontras, pemeriksaan HIV untuk persiapan operasi,
tindakan endotrakeal (ETT )
15. Bukti pelaksanaan penetapan DPJP menggunakan formulir seperti apa? Dan kapan
harus dilengkapi?
Jawab: Formulir penunjukan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP),
RM13/IC/13 dan dilengkapi dalam waktu 1x24jam.
16. Bukti formulir persiapan operasi menggunakan inform consent apa saja?
Jawab:
 Menggunakan formulir inform consent medis bedah sesuai dengan tindakan
yang akan dilakukan
 Form inform consent anestesi sesuai kebutuhan (general/ regional)
 Form inform consent pemeriksaan HIV
17. Bukti formulir informed consent pemberian komponen darah seperti apa?
Jawab: Formulir persetujuan tindakan pemberian komponen darah RM 17.13/1C/14
18. Bila pasien/ keluarga pasien menolak tindakan kedokteran dan medis bedah
maupun anestesi bentuk formulirnya seperti apa? Isi lengkap!
Jawab: dengan menggunakan form inform consent penolakan tindakan kedokteran
dan medis bedah maupun anestesi.

35
19. Mengunakan formulir RM berapa untuk pendokumentasian bila perawat akan
melakukan tindakan pesetujuan atau penolakan, penhentian rencana
tindakan,pelayanan pengobatan beserta alernatif ?
Jawab : menggunakan formulir RM 3/IC/17

MATERI PPK

1. Apa yang harus dilakukan perawat saat pertama kali menerima pasien rawat inap
terkait dengan program PPK ?
Jawab :
- Memberi salam
- Memperkenalkan diri dan memperkenalkan ruang dan teman kerja
- Memeriksa kelengkapan dokumen
- Kemudian menjelaskan situasi bangsal serta kamar perwatan
- Melakukan asesmen kebutuhan PPK
2. Asesmen kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga dilakukan oleh siapa.. ? di
catat dimana..? Apa saja yang di asesmen dan bagaimana teknis pelaksanaanya.. ?
- Dilakukan oleh dokter dan perawat
- Dicatat di lembar RM 11.1
- Asesmen tentang kemampuan bicara
- Bahasa sehari hari
- Tingkat pendidikan
- Hambatan belajar
- Kebutuhan edukasi
- Dilaksanakan oleh tim edukator sesuai dengan kompetensinya
3. Kolaborasi pendidikan pasien dan keluarga merupakan kerjasama tim yang
dilakukan oleh tenaga yang kompeten… siapa saja mereka… ?
Jawab :
- DPJP dan dokter bangsal
- Perawat ruang
- Farmasi
- Ahli gizi
- Terapis rehabilitasi medik
- Tim nyeri
4. Sebutkan dengan singkat dan padat materi apa saja terkait dengan pendidikan
pasien dan keluarga yang diberikan oleh perawat kepada pasien dan keluarga
selama awal perawatan hingga persiapan pasien akan pulang ?
Jawab :
- Hak dan kewajiban pasien
- Penggunaan peralatan medis maupun non medis yang aman dan efektif

36

Anda mungkin juga menyukai