Anda di halaman 1dari 7

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI

PENDEKATAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


JASMANI SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR INPRES GALUNG
KECAMATAN BARRU KABUPATEN BARRU
Abdul Latif 1, Sudirman Burhanuddin2, Suwardi 3
1
Guru SD Inpres Galung
2,3
Dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

ABSTRACT:
This research is a (classroom action research), which aims to determine the level of physical
fitness through play approach Instruction grade II SD Galung Barru Barru sub district, in the
second semester of the 2015/2016 academic year consisting of 30 student. The research was
conducted in two cycles consisting of four acfivities, namely : planning (planning),
implementation (acting), observation (observing), evaluation or reflection (reflecting) .
Cycles I and the second cycle was conducted for 4 meetings. Learning outcomes data
collection is done by using observation sheets, worksheets and final tests of learning at the
end of the test cycle I and the end of the cycle II. Data is collected, analyzed quantitatively.
The results of a quantitative analysis of the research data of physical fitness through an
approach shows that students who completed their study in the first cycle is 11 people or
36.66%, while that did not complete as many as 19 people or 63.33%. In the second cycle
students who complete study results 26 people or 86.66%, while not complete 4 people or
13.33%. The analysis also shows that there is an increasing physical fitness through play
approach Instruction Grade II SD Galung the District Barru Barru which significant.
Berdasarkan results of this study can be concluded that the teaching of physical education
with material Play Approach can to improve physical fitness of students.

Keywords: Physical Fitness Through Play Approach Physical Education Students

ABSTRAK:
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani melalui pendekatan bermain siswa kelas II SD
Inpres Galung Kecamatan Barru Kabupaten Barru, pada semester genap tahun pelajaran
2015/2016 yang terdiri dari 30 orang peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus
yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),
pengamatan (observing), evaluasi atau refleksi (reflecting). Siklus I maupun siklus II
dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Pengumpulan data hasil belajar dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi, LKS dan tes akhir belajar pada tes akhir siklus I dan akhir
siklus II. Data yang terkumpul, dianalisis secara kuantitatif. Hasil analisis kuantitatif data
hasil penelitian kebugaran jasmani melalui pendekatan bermain menunjukkan bahwa siswa
yang tuntas belajarnya pada siklus I adalah II orang atau 36,66% sedangkan yang tidak
tuntas sebanyak 19 orang atau 63,33%. Pada siklus II siswa yang tuntas hasil belajarnya 26
orang atau 86,66%, sedangkan tidak tuntas 4 orang atau 13,33%. Hasil analisis juga
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kebugaran jasmani melalui pendekatan bermain
Siswa Kelas II SD Inpres Galung Kecamatan Barru Kabupaten Barru yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani
dengan materi pendekatan bermain dapat meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik.

Kata Kunci: Kebugaran Jasmani Pendekatan Bermain Pembelajaran Pendidikan Jasmani

1
PENDAHULUAN lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat.
Pendidikan jasmani pada dasarnya Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran
merupakan bagian integral dari sistem konvensional di dalam kelas yang bersifat
pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik
itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus mental, intelektual, emosional dan sosial.
diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran
Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya harus mendapatkan sentuhan dikdakdik-
mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan
mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui
jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat
emosional, keterampilan sosial, penalaran dan memperoleh berbagai pengalaman untuk
tindakan moral melalui kegiatan aktivitas mengungkapkan kesan pribadi yang
jasmani dan olah raga. Tujuan pendidikan menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil,
jasmani; adalah sesuai pasal 37 UU Sisdiknas meningkatkan dan memelihara kesegaran
yaitu ditekankan untuk membentuk karakter jasmani serta pemahaman terhadap gerak
peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, manusia.
dan menumbuhkan rasa sportivitas, selain Pengertian Pendidikan Jasmani Secara
sebagai media untuk mendorong pertumbuhan umum dan mudah dapat dikatakan bahwa
fisik, perkembangan psikis, keterampilan pengertian pendidikan jasmani adalah
motorik, pengetahuan dan penalaran, pendidikan melalui aktivitas gerak/fisik/
penghayatan nilai-nilai (sikap-mental- jasmani. Jadi pendidikan jasmani adalah
emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta bagian dari pendidikan, hanya saja media yang
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara dipilih adalah melalui aktivitas
untuk merangsang pertumbuhan dan gerak/fisik/jasmani, sehingga dikatakan bahwa
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang pendidikan jasmani merupakan kepanjangan
seimbang. ( Pengembangan Kebugaran tangan dari pendidikan itu sendiri.
Jasmani Tingkat Lanjutan SD, P4TK Penjas Sedangkan, Pengertian Olahraga berasal dari k
dan BK.) ata Sport yang arti aslinya adalah ber-senang-
Pendidikan jasmani memiliki peran yang senang. Hal ini terwujud dalam bentuk
sangat penting dalam mengintensifkan permainan yang kompetitif / penuh
penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu persaingan. Disanalah bentuk dari maksud
proses pembinaan manusia yang berlangsung kata bersenang-senang. Menurut
seumur hidup. Pendidikan jasmani International Council of Sport and Phisical
memberikan kesempatan pada siswa untuk Education (ICSPE) olahraga adalah kegiatan
terlibat langsung dalam aneka pengalaman fisik yang mengandung sifat permainan dan
belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berisi perjuangan baik dengan diri sendiri,
berolahraga yang dilakukan secara sistematis, orang lain, ataupun alam. Didalamnya terdapat
terarah dan terencana. Pembekalan pertandingan ataupun
pengalaman belajar itu diarahkan untuk perlombaan. Pendidikan Jasmani dan Olahraga
membina, sekaligus membentuk gaya hidup telah banyak diketahui bahwa masih banyak
sehat dan aktif sepanjang hayat. Bermain kesalahan persepsi tentang pendidikan jasmani
adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar dan olahraga. Ada yang
suatu kesenangan dan tanpa beranggapan bahwa pendidikan jasmani s
mempertimbangkan hasil akhir.Kegiatan ama dengan olahraga. Apakah anda
tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa setuju? Bila anda menganggukkan
paksaan atau tekanan dari pihak kepala berarti anda harus belajar memahami
luar.(Hurlock,1978). perbandingan jasmani dan olahraga secara
Dalam proses pembelajaran pendidikan lebih mendalam lagi, karena anda memilih
jasmani guru harus dapat mengajarkan jawaban yang salah. Pendidikan jasmani
berbagai keterampilan gerak dasar, teknik berbeda dengan olahraga.
dan strategi permainan/olahraga, internalisasi Berdasarkan dari hasil
nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan observasi langsung ke siswa kelas II SD Inpres

2
Galung Kecamatan Barru Kabupaten Barru HASIL PENELITIAN DAN
dalam pembelajaran pendidikan jasmani dari PEMBAHASAN
30 siswa hanya ada 7 ( 23,33% ) siswa yang 1. Hasil Belajar Pada Siklus I
mampu mencapai nilai KKM dalam Berdasarkan hasil penelitian pada
pembelajaran kebugaran jasmani, sedangkan SIKLUS I, maka hasil belajar kebugaran
23 ( 76.67% ) siswa yang belum mampu jasmani melalui pendekatan bermain siswa
mencapai KKM dan memerlukan bimbingan dapat diklasifikasikan yaitu: Sangat baik, baik,
langsung dari peneliti cukup, kurang, sangat kurang. Selengkapnya
Berdasarkan latar belakang masalah yang dapat dilihat pada tabel 4.1.
telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah Tabel 4.1 Tes Hasil belajar kebugaran jasmani
dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui pendekatan bermain Siswa Kelas II SD
pembelajaran pendekatan bermain dapat Inpres Galung Kecamatan Barru kabupaten
meningkatkan kebugaran jasmani pada Barru.
pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa Rentang Hasil Belajar Frekuensi Presentasi
kelas II SD Inpres Galung Kecamatan Barru Nilai Siswa
Kabupaten Barru ?. 90–100 Sangat Baik 0 0%
Berdasarkan rumusan masalah di atas, 80-89 Baik 0 0%
maka tujuan dari penelitian ini adalah: Ingin 65 - 79 Cukup 13 43,33%
mengetahui apakah pembelajaran melalui 55-64 Kurang 13 43,33%
pendekatan bermain dapat meningkatkan 0 -54 Sangat 4 13,33%
kebugaran Jasmani pada pembelajaran Kurang
pendidikan jasmani siswa Kelas II SD Inpres Jumlah 30 100%
Galung Kec. Barru Kabupaten Barru Sumber: Hasil Tes Siklus I
METODE PENELITIAN Berdasarkan tabel 4.1., tampak bahwa
Penelitian ini merupakan penelitian dari 30 subjek penelitian, terdapat 13 siswa
tindakan ( action research ) karena penelitian yang memiliki hasil belajar dalam kategori
ini dilakukan untuk memecahkan masalah cukup, kategori kurang sebanyak 13 siswa, dan
pembelajaran kelas. Penelitian ini juga kategori sangat kurang sebanyak 4 siswa.
termasuk penelitian deskriftif, sebab Sesuai dengan rata-rata hasil belajar sebesar 65
menggambarkan suatu teknik pembelajaran (Lampiran 9), berada pada rentang nilai 65 –
diterapkan dan bagaimana hasil yang 79 yang berarti cukup.
diinginkan dapat dicapai. Jadi hasil belajar Kebugaran Jasmani
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan melalui Pendekatan Bermain Siswa Kelas II
di Sekolah Dasar Inpres Galung Kec. Barru SD Inpres Galung Kecamatan Barru
Kabupaten Barru pada siswa kelas II tahun Kabupaten Barru pada Siklus I dalam kategori
ajaran 2015-2016. Penelitian tersebut cukup. Dapat dilihat pada diagram batang skor
dilaksanakan ditempat itu dengan alasan nilai persentase pada siklus I berikut ini:
bahwa tempat tersebut adalah penempatan
kami mengajar.
14 13 13
populasi diambil dari siswa kelas II SD
Inpres Galung Kecamatan Barru Kabupaten 12
Barru. Sampel jenuh dimanah seluruh jumlah 10
populasi dijadikan sampel yang berjumlah
sebanyak 30 siswa kelas II SD Inpres Galung 8
Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Adapun 6
teknik pengumpulan data yang digunakan 4
4
yaitu metode observasi, wawancara.
Untuk analisis kuantitatif digunakan 2 43.33% 43.33% 13,33%
0 0% 0 0.00%
analisis deskriptif yang terdiri atas; rataan 0
(mean) nilai maksimun dan nilai minimum
yang diperoleh siswa pada siklus. Sedangkan
data hasil observasi di analisis secara kualitatif. FREKUENSI PERSENTASE

3
Gambar 4.1 Diagram batang skor nilai Berdasarkan tabel 4.3., tampak bahwa
persentase pada siklus I dari 30 subjek penelitian, terdapat 15 siswa
Berdasarkan diagram batang skor nilai yang memiliki hasil belajar dalam kategori
persentase pada siklus I diatas, tampak bahwa baik, dan kategori cukup sebanyak 15 siswa.
dari 30 subjek penelitian, terdapat 0% siswa Sesuai dengan rata-rata hasil belajar sebesar 79
yang memiliki hasil belajar dalam kategori (Lampiran 11) dan berada pada interval 65 –
sangat baik, disusul kategori baik sebanyak 0% 79 yang berarti cukup. Jadi hasil belajar
siswa, kategori cukup sebanyak 43,33% siswa, Kebugaran Jasmani melalui Pendekatan
kategori kurang sebanyak 43,33%siswa dan Bermain Siswa Kelas II SD Inpres Galung
sangat kurang sebanyak 13,33% siswa. Kecamatan Barru Kabupaten Barru pada tes
Berdasarkan hasil belajar pada siklus siklus II dalam kategori cukup.
pertama, maka persentase ketuntasan belajar Dapat dilihat pada diagram batang skor
siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini: nilai persentase pada siklus II berikut:
Tabel 4.2 Deskripsi ketuntasan belajar siswa
kelas II SD Inpres Galung Kecamatan Barru
Kabupaten Barru 16 15 15

Kriteria Kategori Frekuensi Presentasi 14


Ketuntasan 12
0 – 74 Tidak 19 63,33% 10
Tuntas
8
75 – 100 Tuntas 11 36,66%
6
Jumlah 30 100%
Sumber: Analisis data hasil belajarsiswa 4
Pada tabel diatas menunjukkan 2 0 0% 50% 50% 0 0% 0 0%
persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada 0
siklus pertama adalah 36,66% tuntas dari FREKUENSI PERSENTASE
jumlah frekuensi 19. Dan 63,33% tidak tuntas
dari jumlah frekuensi 19. Gambar 4.2 Diagram batang skor nilai
2. Hasil Belajar Siklus II persentase pada siklus II
Berdasarkan hasil penelitian pada tiap Berdasarkan diagram batang skor nilai
pertemuan pada siklus II yang diberikan persentase pada siklus I, tampak bahwa dari 30
kepada siswa, maka hasil belajar kebugaran subjek penelitian, terdapat 0% siswa yang
jasmani melalui pendekatan bermain siswa memiliki hasil belajar dalam kategori sangat
dapat diklasifikasikan yaitu: Sangat baik, baik, baik, kategori baik sebanyak 50% siswa,
cukup, kurang, sangat kurang. Selengkapnya kategori cukup sebanyak 50% siswa, kategori
dapat dilihat pada tabel 4.3. kurang sebanyak 0% siswa dan sangat kurang
Tabel 4.3 Hasil belajar kebugaran jasmani sebanyak 0% siswa.
melalui pendekatan bermain Siswa Kelas II SD Berdasarkan hasil belajar pada siklus II,
Inpres Galung Kecamatan Barru Kabupaten maka persentase ketuntasan belajar siswa dapat
Barru dilihat pada tabelberikut ini:
Rentang Hasil Belajar Frekuensi Presentasi Tabel 4.4
Nilai Siswa Kriteria Kategori Frekuensi Presentasi
90 - 100 Sangat Baik 0 0% Ketuntasan
80 - 89 Baik 15 50% 0 – 74 Tidak 4 13,33%
65 - 79 Cukup 15 50% Tuntas
55 - 64 Kurang 0 0% 75 – 100 Tuntas 26 86,66%
0 - 54 Sangat 0 0% Jumlah 30 100%
Kurang Sumber: Analisis data hasil tes siswa
Jumlah 30 100% Pada tabel sebelumnya menunjukkan
Sumber: Hasil Tes Pertama persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada
siklus II adalah 86,66% tuntas dari jumlah

4
frekuensi 26. Dan 13,33% tidak tuntas dari mengajar ada target bahwa dalam pertemuan
jumlah frekuensi 4. tersebut ada beberapa item yang diajarkan.
3. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Pada siklus I, Peningkatan hasil belajar
Siklus I dan Siklus II kebugaran jasmani melalui pendekatan
Peningkatan hasil belajar siswa pada bermain Siswa Kelas II SD Inpres Galung
siklus I mencapai rata-rata 65 (Lampiran 9), Kecamatan Barru Kabupaten Barru belum
sedangkan pada siklus II, meningkat menjadi sesuai dengan yang diharapkan, hal ini
79 (Lampiran 11). Untuk lebih jelasnya disebabkan karena belum tercapainya indikator
mengenai peningkatan hasil belajar kebugaran keberhasilan baik secara individu maupun
jasmani melalui pendekatan bermain Siswa secara klasikal yang telah ditetapkan dan
Kelas II SD Inpres Galung Kecamatan Barru banyaknya temuan-temuan masalah yang
Kabupaten Barru, pada siklus I dan II dapat peneliti dapatkan.
dilihat pada grafik distribusi persentase nilai Temuan-temuan penelitian pada
hasil belajar siswa sebagai berikut: pertemuan pertama dapat diuraikan sebagai
berikut:
DIAGRAM HASIL SISWA 1. Masih ada siswa yang kurang bekerja
PADA SIKLUS I DAN II sama secara berkelompok bahkan asik
bermain walaupun ditegur karena tidak
60% memperhatikan pelajaran
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran hanya
50% 50% 50%
sebagian siswa yang terlihat aktif,
43.33% 43.33% sedangkan siswa yang lainnya terlihat
40%
pasif.
30% 3. Pada saat pembagian kelompok proses
pembelajaran tampak gaduh (ribut)
20%
karena sebagian siswa masih memilih-
13% milih teman kelompoknya
10%
4. Kesadaran dalam mengerjakan LKS
0% 0% 0% 0% 0% masih sangat rendah
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat 5. Masih banyak siswa yang kurang
Kurang
memperhatikan guru pada saat
SIKLUS 1 SIKLUS 2 menjelaskan
Pada pertemuan kedua dan ketiga
Gambar 4.3 Diagram hasil belajar siswa pada kegaduhan didalam proses pembelajaran sudah
siklus I dan II mulai berkurang dibandingkan dengan
Dengan demikian dapat disimpulkan pertemuan pertama. Meskipun masih ada satu
bahwa penelitian tindakan kelas tentang atau dua orang siswa yang belum nyaman
kebugaran jasmani Siswa Kelas II SD Inpres dengan anggota kelompoknya. Sedangkan
Galung Kecamatan Barru Kabupaten Barru, siswa yang lainnya sudah mulai aktif dan
dengan menggunakan pendekatan bermain menyesuaikan diri dengan teman
sudah tuntas, sehingga tidak perlu lagi kelompoknya. Proses pembelajaran sudah
dilanjutkan pada siklus berikutnya. cukup interaktif, hal ini desebabkan karena
2. Pembahasan Hasil Penelitian sebagian siswa sudah banyak yang aktif
SIKLUS I mengajukan pertanyaan. Selain itu, siswa
Siklus I dilaksanakan sebanyak empat terlihat tenang dalam mengerjakan LKS yang
kali pertemuan dan satu kali pertemuan untuk diberikan.
tes hasil belajar kebugaran jasmani melalui Hasil belajar pada siklus I, peningkatan
pendekatan bermain. Selain itu, setiap hasil belajar kebugaran jasmani melalui
pertemuan telah di atur pembelajaran yang pendekatan bermain Siswa Kelas II SD Inpres
akan diajarkan sesuai dengan rencana Galung Kecamatan Barru Kabupaten Barru,
pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar dalam menunjukkan bahwa hasil belajar kebugaran
jasmani melalui pendekatan bermain yang

5
dicapai yaitu rata-rata 65 atau dalam kategori pencapaian indikator keberhasilan baik secara
Cukup. Bila ditinjau dari persentase individu maupun secara klasikal yang telah
ketuntasan belajar siswa pada siklus I, ditetapkan, perhatian, keaktifan, dan motivasi
mencapai 36,66% (tuntas) dari jumlah siswa semakin meningkat. Selain itu,
frekuensi 11. Akan tetapi masih ada pula siswa perubahan dari segi sikap dan tingkah laku
yang mendapat nilai dibawah standar KKM siswa merupakan salah satu target yang ingin
yang ditetapkan oleh sekolah yaitu; 75 yang dicapai dalam proses pembelajaran. Dari
mencapai 63,33% (tidak tuntas) dari jumlah penelitian siklus I dan siklus II, tercatat
frekuensi 19. perubahan-perubahan dari segi sikap siswa
Menanggapi hasil belajar kebugaran selama mengikuti mata pelajaran Pendidikan
jasmani pada siklus I, maka sebagai bentuk Jasmani dengan materi kebugaran jasmani
refleksi yang menjadi pertimbangan dalam melalui pendekatan bermain.
melakukan refisi tindakan pada siklus II yaitu : Adapun temuan-temuan yang diperoleh
a. Masih ada siswa yang kurang bekerja selama siklus II, yaitu:
sama secara berkelompok bahkan 1. Semua siswa telah belajar dan bekerja
bercerita dengan temannya walaupun sama secara berkelompok untuk
ditegur karena tidak memperhatikan mendapatkan poin yang maksimal
pelajaran 2. Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa
b. Dalam proses pembelajaran siswa masih yang terlihat aktif dalam aktifitas bermain
cenderung bermain-main dan tidak gerobak dorong, becak panggul, ayam dan
memperhatikan penjelasan guru elang
c. Dalam mengerjakan LKS Siswa yang 3. Siswa sudah mulai menerima pembagian
memiliki kemampuan tinggi lebih kelompok secara heterogen tanpa
mendominasi memilih-milih teman kelompoknya
d. Siswa mula-mula kurang bisa menerima 4. Pada saat mengerjakan LKS suasana kelas
pembagian kelompok secara heterogen tampak lebih tenang.
yang memiliki kemampuan akademis 5. Semua siswa telah memperhatikan guru
tinggi, sedang dan rendah karena mereka pada saat menjelaskan.
sudah terbiasa dengan teman-teman dalam Merujuk pada Siklus I, Hasil tes pada
kelompok sebelumnya yang tidak siklus IIkebugaran jasmani melalui pendekatan
heterogen, karena kelompok sebelumnya bermain Siswa Kelas II SD Inpres Galung
dibentuk berdasarkan pilihan siswa sendiri Kecamatan Barru Kabupaten Barru,
terdiri dari siswa-siswa yang akrab atau menunjukkan bahwa hasil belajar kebugaran
teman sepermainan. Oleh karena itu, jasmani melalui pendekatan bermain yang
diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan diperoleh siswa mencapai rata-rata 79 atau
pada siklus II. dalam kategori Cukup, Bila ditinjau dari
SIKLUS II persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus
Seperti halnya pada Siklus I, Siklus II II, mencapai 86,66% (tuntas) dari jumlah
dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan frekuensi 26, sedangkan siswa yang tidak
dan satu kali pertemuan untuk tes hasil tuntas mencapai 13,33% dari jumlah frekuensi
belajarpeningkatan hasil belajar kebugaran 4. Dalam artian, masih ada siswa yang
jasmani melalui pendekatan bermain Siswa memperoleh nilai tidak sesuai standar KKM
Kelas II SD Inpres Galung Kecamatan Barru yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu; 75.
Kabupaten Barru. Selain itu, setiap pertemuan Adapun refleksi pada Siklus II, sudah
telah di atur pembelajaran yang akan diajarkan tidak ditemukan kendala-kendala berarti, hal
sesuai dengan rencana pelaksanaan tersebut ditandai dengan upaya yang dilakukan
pembelajaran agar dalam mengajar ada target diSiklus II pada siswa sudah mengalami
bahwa dalam pertemuan tersebut ada beberapa peningkatan, berdasarkan hasil pengamatan
item yang diajarkan. sebagai berikut:
Pada siklus II, peningkatan hasil belajar a. Sudah tidak lagi ditemukan Siswa yang
siswa sudah sesuai dengan apa yang kurang bekerja sama dengan teman
diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari kelompok, karena siswa sudah dapat

6
menyesuaikan dan telah mencapai pada tanggal 24/02/2016. Pada pukul
indikator keberhasilan baik secara 22.45.
individu maupun secara klasikal yang Arikunto, Suharsimi dkk. 2014. Penelitian
telah ditetapkan. Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi
b. Suasana pembelajaran sudah tidak seramai Aksara.
pada siklus I. Siswa terlihat lebih aktif Depdikbud. 1997. Kondisi Fisik Anak-Anak
dalam melakukan aktifitas gerobak Sekolah Dasar, Jakarta : Balai
dorong, becak panggul, ayam dan elang Pustaka.
c. Dalam mengerjakan LKS siswa terlihat Djoko Pekik Irianto. (2004). Bugar dan Sehat
lebih tenang Dengan Olahraga. Yogyakarta :Andi
d. Setelah diberikan pengertian oleh guru, Offset
Siswa sudah dapat menerima pembagian Hurlock, E, 1978. Perkembangan Anak : Jilid
kelompok secara heterogen, masing- II. Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa.
masing individu dalam kelompok sudah Jakarta : Erlangga
menyadari akan tanggung jawabnya Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran
sebagai anggota kelompok sehingga Olahraga. Surakarta : UNS press.
kerjasama antar anggota kelompok Kosasih, Engkos.1985. Olahraga Tehnik dan
berjalan dengan baik. Program Latihan, Jakarta : Akademi
Berdasarkan data penelitian yang Presindo.
dipaparkan sebelumnya maka dapat diyakini Lutan, Rusli. 2002. "Menuju Sehat dan
bahwa dengan pendekatan bermain dapat Bugar”. Jakarta: Depdiknas.
meningkatkan kebugaran Siswa Kelas II SD Mastugino. Blogsport.com. Permainan
Inpres Galung Kecamatan Barru Kabupaten Gerobak Dorong. Diakses pada
Barru. Hal ini sekaligus memberikan gambaran tanggal 24/02/2016. Pada pukul
bahwa pendekatan bermain menjadi salah satu 22.30.
model pembelajaran yang efektif di SD dalam Pontjoputro, Soetoto dkk. (2007). Permainan
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar Anak Tradisional dan Aktivitas
kebugaran jasmani siswa. Ritmik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hal ini didukung dari tujuan pendidikan Riduwan. 2009. Metode dan Tehnik Menyusun
jasmani yaitu proses pendidikan yang Tesis. Bandung : Alfabeta
memanfaatkan aktivitas fisik untuk Sajoto, Mochamad. 1988. Pembinaan Kondisi
menghasilkan perubahan holistik dalam Fisik dalam Olahraga. Jakarta :
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental Dirjen Dikti P2LPTK
serta emosional (Husdarta, 2009:3). Subarja, Herman.2007.Permainan Kecil di
PENUTUP Sekolah Dasar. Jakarta : Universitas
Kesimpulan Terbuka.
Berdasarkan hasil analisis data, maka www.youtube.com. Permainan Becak
hasil penelitian ini disimpulkan sebagai Panggul. Diakses pada tanggal
berikut: 24/02/2016. Pada pukul 22.35.
Berdasarkan hasil penelitian tentang
peningkatan kebugaran jasmani melalui
pendekatan bermain pada Siswa Kelas II SD
Inpres Galung Kecamatan Barru Kabupaten
Barru, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
bermain dapat meningkatkan kebugaran
jasmanisiswa dari siklus I dengan nilai rata-
rata 65 dan pada siklus II nilai rata-ratanya
meningkat menjadi 79.

DAFTAR PUSTAKA
Adityairawansport.word.press.com.
Permainan Ayam dan Elang. Diakses

Anda mungkin juga menyukai