Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu faktor produksi yang digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa

adalah tenaga kerja. Tenaga kerja juga merupakan aset penting dalam suatu Negara karena

dapat memberikan pemasukan terhadap negara tersebut. Negara dengan jumlah penduduk

yang besar pasti memiliki tenaga kerja yang banyak. Jumlah penduduk yang besar merupakan

modal dasar dalam pembangunan nasional yaitu sebagai sumber daya manusia yang potensial

dan produktif. Namun dapat juga menimbulkan masalah apabila penduduk yang besar kurang

potensial dan produktif. Artinya tenaga kerja yang merupakan bagian dari penduduk tidak

dapat tertampung dalam sektor-sektor pembangunan yang tersedia.

Kebutuhan hidup yang semakin meninggi tentu akan menuntut masyarakat untuk

bekerja dan mencari nafkah. Namun, penyediaan lapangan pekerjaan yang sangat minim

yang tidak sebanding dengan besarnya jumlah penduduk akan menimbulkan besar nya

pengangguran. maka salah satu jalan yang telah ditempuh pemerintah adalah dengan

membantu menyalurkan tenaga kerja ke negara-negara yang membutuhkan atau yang sering

kita sebut dengan TKI. Pesatnya pembangunan di negara asia pasifik, atau bahkan negara

timur tengah dan negara di benua eropa telah menjadi magnet bagi tenaga kerja lain seperti

indonesia, kamboja, vietnam dan filipina untuk dapat bekerja disana. Tingkat upah di negara-

negara tersebut dianggap lebih tinggi jika dibandingkan dengan upah minimum yang diterima

oleh tenaga kerja asing jika bekerja di negaranya terutama tenaga kerja asing asal indonesia.

Banyak penduduk Indonesia yang berminat untuk bekerja di luar negeri.


Hampir seluruh daerah yang ada di Indonesia terutama di provinsi jawa tengah

merupakan penyumbang TKI, begitu dengan, menjadi TKI tetap merupakan salah satu

pilihan bagi masyarakat untuk mencukupi kebutuhan hidup. Walau berbagai sektor

perekonomian telah banyak tumbuh disana. akan tetapi, masih banyak masyarakat khususnya

penduduk usia produktif yang lebih memilih bekerja di luar negeri sebagai TKI dari pada

bekerja di sektor basis pekonomian yang telah tersedia.

Banyaknya TKI yang memutuskan untuk bekerja di luar negeri juga diharapkan dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi adalah sebagian dari

perkembangan kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan besarnya pertumbuhan Produk

Domestik Regional Bruto perkapita (PDRB) perkapita. Perencanaan memiliki peran yang

sangat penting dalam proses pembangunan. Sedangkan pembangunan sendiri dapat diartikan

sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan ditandai

meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) di tingkat nasional atau Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) di tingkat daerah (Pantjar Simatupang dan Saktyanu K, 2003 dalam

Ravi, 2010).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam

suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. Dan Satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari

adanya TKI adalah Kiriman uang dari pendapatan TKI (remitansi). Remitan tidak hanya

dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara, remitensi juga dapat mempercepat

pertumbuhan ekonomi daerah asal TKI apabila bentuk-bentuk penggunaan remitan

(khususnya uang) mengarah pada kegiatan-kegiatan produksi yang dapat meningkatkan

output per kapita maupun populasi, meningkatkan produktivitas serta mendorong


transformasi struktural ekonomi pedesaan yang selama ini sangat tergantung pada sektor

pertanian.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Bagaimana pengaruh jumlah pendapatan, kebutuhan konsumsi keluarga, dan biaya

pengiriman terhadap besarnya remitensi (pengiriman pendapatan tenaga kerja indonesia) ke

rumah tangga TKI tahun 2015?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari permasalahan penelitian pembahasan mengenai ketenaga kerjaan yaitu:

Untuk mengetahui pengaruh jumlah pendapatan, kebutuhan konsumsi keluarga, dan biaya

pengiriman terhadap besarnya remitensi (pengiriman pendapatan tenaga kerja indonesia) ke

rumah tangga TKI.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian pembahasan mengenai TKI dan ketenaga kerjaan rumah tangga diharapkan

memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain :

1. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan

Remitensi (pengiriman pendapatan tenaga kerja Indonesia). Dan sebagai bahan referensi

dan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian dalam bidang yang sama.

2. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi dan pembanding bagi penelitian berikutnya,

dan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan remitensi

(pengiriman pendapatan tenaga kerja Indonesia) dan ketenagakerjaan di indonesia.


3. Bagi Pemerintah, untuk memberikan referensi akademis sebagai informasi dan bahan

masukan bagi pemeritah dalam rangka pengambilan keputusan dan kebijakan terutama

yang berkaitan dengan remitensi (pengiriman pendapatan tenaga kerja Indonesia) dalam

mendorong perekonomian daerahnya dan negara.


BAB II

TELAAH PUSTAKA

Bab ini akan mengulas landasan teori dari judul yang diteliti, penelitian terdahulu

yang hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan, serta penentuan hipotesis dan

model analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini. Landasan teori terdiri dari teori-

teori yang bersumber dari pendapat para ahli ekonomi sesuai teori yang diperlukan dalam

penelitian. Penelitian terdahulu berisi penelitian-penelitian yang telah diteliti sebelumnya

untuk mendukung penelitian ini. Hipotesisi dan model analisis merupakan penjelasan dari

variabel yang akan digunakan yang dibuat dalam bentuk gambar.

2.1 Landasan Teori

Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai dasar atau landasan teori dalam penelitian ini

adalah sebagi berikut :

2.1.1 Teori-Teori Pengambilan Keputusan Bermigrasi

Teori migrasi pada awalnya diperkenalkan oleh Ravenstein (1885). dan kemudian

digunakan sebagai dasar kajian bagi peneliti lainnya seperti pada penelitian yang telah

dilakukan oleh (wirawan dalam tita, 2010).

Dalam hal ini dapatlah ditunjukkan beberapa teori yang mengacu pada paradigma

ekonomi, misalnya :

Teori Neoclassical Economic Macro, yang menjelaskan perpindahan para pekerja dari

negara yang kelebihan tenaga kerja dan kekurangan modal menuju ke negara yang

kekurangan tenaga kerja tetapi memiliki modal besar (wirawan dalam tita, 2010).

Teori Neoclassical Economic Micro, yang menyarankan kepada para migran potensial

agar dalam pengambilan keputusan bermigrasi mempertimbangkan biaya dan keuntungan


perpindahan ke daerah tujuan yang memiliki potensi lebih besar dibandingkan daerah asalnya

(wirawan dalam tita, 2010).

Teori Segmented Labour Market yang menyatakan, bahwa pekerja melakukan migrasi

karena ditentukan oleh tingginya permintaan pasar kerja di negara lain (wirawan dalam tita,

2010). Dalam teori ini faktor ketertarikan pasar atas migrasi tenaga kerja jauh lebih dominan

dibandingkan dengan faktor tekanan untuk berpindah oleh sebab lain dari daerah asal.

Beberapa ahli telah membuktikan hal ini, bahwa kesempatan kerja yang luas di luar negeri

menyebabkan tingginya permintaan terhadap pekerja migran tanpa skill dari pada faktor lain

(wirawan dalam tita, 2010).

Dalam konteks pengambilan keputusan bermigrasi ditingkat individu, sebenarnya ada

banyak model pendekatan teoritik yang bisa digunakan, dan salah satu di antaranya misalnya

model Michael P. Todaro (1978). Menurut Todaro, dorongan utama migrasi adalah

pertimbangan ekonomi yang rasional terhadap keuntungan (benefit) dan biaya (cost) baik

dalam arti finansial maupun psikologis. Ada dua alasan mengapa seseorang melakukan

perpindahan. Pertama, meskipun pengangguran di kota bertambah, tetapi seseorang masih

mempunyai harapan (expecting) untuk mendapatkan salah satu dari sekian banyak lapangan

kerja yang ada di kota. Kedua, seseorang masih berharap untuk memperoleh pendapatan yang

lebih tinggi di tempat tujuan dibandingkan dengan daerah asal. Asumsi Todaro adalah bahwa,

dalam jangka waktu tertentu, harapan income di negara lain tetap lebih tinggi di bandingkan

dengan di daerah asal, walaupun dengan memperhitungkan biaya migrasi.

Selanjutnya juga ada pendekatan New Household Economic. Menurut teori ini, arus

migrasi akan membentuk strategi perekonomian rumah tangga guna memaksimalkan

pendapatan dan meminimalkan resiko serta menghilangkan tekanan yang berasal dari

kegagalan pasar (wirawan dalam tita, 2010). Teori ini menjelaskan sebuah wawasan utama

dalam pendekatan terbaru bahwa, aturan migrasi tidaklah dibuat oleh individu yang terisolasi,
tetapi dibuat oleh sekelompok orang yang saling berhubungan semacam kerabat atau

keluarga dimana orang-orang bertindak secara kolektif (wirawan dalam tita, 2010).

Dan yang juga lazim dipakai di dalam analisis pengambilan keputusan beremigrasi

adalah teori Economic Human Capital. Pendekatan ekonomi mikro yang berasumsi bahwa,

seseorang memutuskan untuk berpindah ke tempat lain, adalah guna memperoleh penghasilan

yang lebih besar di negara tujuan, Tindakan seperti ini dianalogikan sebagai tindakan

melakukan investasi sumber daya manusia. Prinsip dasar model ini menyatakan bahwa,

investasi sumber daya manusia sama artinya dengan investasi di bidang usaha yang lain.

Menurut teori ini, seseorang yang memutuskan untuk berpindah tempat, berarti

mengorbankan pendapatan yang seharusnya diterima selama hidupnya di tempat asal,

merupakan opportunity cost untuk memperoleh sejumlah pendapatan yang jumlahnya lebih

besar di tempat tujuan migrasi. Selain opportunity cost untuk perpindahan seperti itu,

individu yang bersangkutan juga mengeluarkan biaya langsung dalam bentuk ongkos

transportasi, barang- barang, biaya pemondokan, dan biaya hidup lainnya. Semua biaya

tersebut (opportunity cost dan biaya langsung) itu dianggap sebagai investasi yang melekat

pada diri migran. Imbalannya adalah, adanya arus pendapatan yang lebih besar di daerah

tujuan (wirawan dalam tita, 2010).

2.1.4 Variabel yang Mempengaruhi Pengiriman Remitensi

Dengan berlandaskan dari beberapa teori yang telah di kemukakan oleh beberapa ahli

diatas, maka peneliti mengambil variabel faktor-faktor yang mempengaruhi pengiriman

remitensi sebagai berikut :


2.1.4.1 Jumlah Pendapatan

Pendapatan diartikan sebagai hasil yang diperoleh setelah bekerja, sedangkan

pendapatan pribadi diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang

diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun, dan diterima oleh penduduk suatu

negara. Semakin besar jumlah pendapatan yang diterima TKI semakin besar pula pendapatan

TKI yang dikirim ke keluarga. Pendapatan yang dikirim TKI ke keluarga pada dasarnya

adalah bagian dari penghasilan TKI yang disisihkan untuk dikirimkan ke daerah asal. Dengan

demikian, dapat dikemukakan semakin besar penghasilan TKI maka akan semakin besar

pendapatan TKI yang dikirimkan ke keluarga. Pengaruh positif ditunjukkan dalam penelitian

Ardana (2011) dan Faiqoh (2009), semakin besar jumlah pendapatan yang diterima TKI

semakin besar pula remitansi yang dikirim kembali ke daerah asal TKI.

2.1.4.2 Konsumsi Keluarga

Pendapatan dari luar negeri akan dikirim ke dalam negeri digunakan sebagai biaya

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga TKI di daerah asal . Selama bekerja di luar

negeri para TKI juga melakukan aktifitas kehidupan seperti makan dan tidur. para TKI akan

mengorbankan pendapatan yang seharusnya diterima selama bekerja di luar negeri untuk

memberikan pendapatan yang lebih besar kepada keluarga di daerah asal. Tingkat konsumsi

dan tabungan ditentukan oleh tingkat pendapatan rumah tangga. Semakin besar kebutuhan

keluarga di daerah asal semakin besar nilai pendapatan TKI yang dikirim ke keluarga. Hasil

penelitian Ardana (2011) dan Suryantara (2010) menemukan bahwa pengeluaran konsumsi

TKI selama bekerja di luar negeri berpengaruh negatif terhadap besar remitansi, semakin

kecil konsumsi yang dikeluarkan oleh para pekerja semakin besar jumlah remitansi yang

dikirim dan sebaliknya.


2.1.4.3 Biaya Pengiriman

Biaya pengiriman merupakan besar atau jumlah biaya yang dikeluarkan dalam

mengirimkan pendapatan TKI ke keluarga. Semakin besar biaya pengiriman yang

dikeluarkan maka semakin kecil remitansi yang sampai pada keluarga. Penurunan biaya

pengiriman akan meningkatkan jumlah pendapatan yang dikirim TKI ke keluarga. semakin

besar biaya remitansi yang dikeluarkan maka semakin kecil remitansi yang sampai pada

keluarga di daerah asal. Albo, et al (2012) menemukan bahwa penurunan biaya pengiriman

akan meningkatkan jumlah remitansi yang dikirim kembali oleh TKI ke daerah asal.

2.3 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian sejenis yang membahas mengenai remitensi (pengiriman

pendapatan tenaga kerja Indonesia), penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang

berperan sangat penting dalam sebuah penelitian yang dilakukan. Beberapa penelitian

terdahulu yang mendasari penelitian ini dapat terlihat berdasarkan matriks penelitian

terdahulu sebagai berikut :


TABEL 2.1
PENELITIAN TERDAHULU

No Nama Jurnal / Dependen / Metode Analisis Hasil Penelitian


judul penelitian Independen Variabel
1. Analisis Faktor yang Variabel Dependen : Analisis Data 1.) variabel pendapatan
Mempengaruhi Jumlah Pengiriman yang di Gunakan berpengaruh
Besarnya Remiten dalam Penelitian signifikan terhadap
Pengiriman Remiten Variabel Independen : ini adalah variabel jumlah
dari Tenaga Kerja Pendapatan, menggunakan pengiriman remiten
Indonesia ( TKI ) ke pengeluarah konsumsi data kuantitatif TKI
Daerah Asal Tahun keluarga, jumlah kemudian 2.) variabel pengeluaran
2011 ( Studi Kasus tanggungan keluarga, didukung oleh konsumsi keluarga
TKI Asal Kota total biaya penempatan metode berpengaruh
Surakarta ) TKI pengumpulan data signifikan terhadap
( Skripsi Shadu secara kualitatif variabel jumlah
Pramudita Adhikara: pengiriman remiten
2012 ) TKI ,
3.) variabel jumlah
tanggungan keluarga
berpengaruh
22 signifikan terhadap
variabel jumlah
pengiriman remiten
TKI ,
4.) variabel total biaya
penempatan TKI
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap variabel
pengiriman
pendapatan TKI ke
keluarga.
5.) Secara simultan
variabel Pendapatan,
pengeluarah konsumsi
keluarga, jumlah
tanggungan keluarga,
total biaya
penempatan TKI
berpengaruh
signifikan terhadap
jumlah remiten ynag
di kirim ke daerah
asal.
2. Faktor-Faktor yang Variabel Dependen : Analisis 1.) variabel pendapatan
Mempengaruhi pengiriman pendapatan kuantitatif yang berpengaruh positif
Pengiriman TKI ke keluarga. dibagi menjadi dan signifikan
Pendapatan Tenaga Variabel Independen : dua yaitu; terhadap variabel
Kerja Indonesia ke pendapatan, jumlah Uji asumsi klasik pengiriman
Keluarga di tanggungan, kebutuhan dan Uji regresi pendapatan TKI ke
Kabupaten Kendal keluarga dan biaya linier berganda keluarga,
( Nita Sokhifatul pengiriman. 2.) variabel kebutuhan
Awalia: Economic keluarga berpengaruh
Development positif dan signifikan
Analysis Journal, terhadap variabel
EDAJ pengiriman
Vol.3 No.1 pendapatan TKI ke
: April keluarga,
2014: 100 – 3.) variabel jumlah
111 ) tanggungan tidak
memiliki pengaruh
terhadap variabel
pengiriman
pendapatan TKI ke
keluarga,
4.) variabel biaya
pengiriman
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap variabel
pengiriman
pendapatan TKI ke
keluarga.
3. Variabel Dependen : Analisis 1.) Variabel jumlah
Faktor – faktor yang Jumlah remitansi (remt) kuantitatif yang pendapatan, kebutuhan
Mempengaruhi yang dikirim kembali dibagi menjadi keluarga, konsumsi
Pengiriman ke daerah asal oleh TKI dua yaitu; TKI (Tenaga Kerja
Remitensi TKI Asal Bali yang Uji asumsi klasik Indonesia ), nilai kurs
Bali di Amerika bekerja di negara dan Uji regresi dollar Amerika Serikat
Serikat ( Dewi Amerika Serikat. dan biaya remitansi
Aprilliana dan Luh linier berganda
Variabel Independen : berpengaruh secara
Gede Jumlah Pendapatan, serempak terhadap
Meydianawathi: E- kebutuhan keluarga, variabel besar remitansi
Journal EP Unud, konsumsi TKI, nilai yang dikirim kembali
Vol.2 No.8: Agustus tukar kurs dollar oleh para TKI.
2013 : 373-383 ) Amerika Serikat (kurs) 2.) Hasil penelitian secara
dan biaya remitansi. parsial menunjukkan
jumlah pendapatan dan
kebutuhan keluarga di
daerah asal berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap besar
remitansi yang dikirim
kembali oleh TKI.
Konsumsi TKI selama
bekerja di luar negeri,
nilai kurs dollar
Amerika Serikat dan
biaya remitansi
memberikan pengaruh
negatif terhadap jumlah
remitansi yang dikirim
kembali oleh para TKI,
3.) Variabel jumlah
pendapatan menjadi
variabel yang memiliki
pengaruh dominan
terhadap besar
remitansi yang dikirim
kembali oleh para TKI
ke daerah asal, hal ini
disebabkan remitansi
yang dikirim kembali
tergantung dari
pendapatan TKI selama
bekerja di luar negeri
4. Determinasi Sosial- Variabel Dependen : Analisis 1.) Variabel konsumsi
Ekonomi Terhadap besarnya remitan yang kuantitatif yang keluarga berpengaruh
besarnya Remiten dikirim TKI ke daerah dibagi menjadi positif terhadap
yang di Kirim TKI asal. dua yaitu; besarnya remitan yang
ke Daerah Asal di Variabel Independen : Uji asumsi klasik dikirim TKI ke daerah
Desa Yosomulyo Konsumsi keluarga, dan Uji regresi asal
Kecamatan negara tujuan, jumlah linier berganda 2.) Variabel negara tujuan
Gambiran tanggungan keluarga, berpengaruh negatif
Kabupaten Kepemilikan investasi terhadap besarnya
Banyuwangi (Skripsi produktif remitan yang dikirim
Anggi Pramono, TKI ke daerah asal
2014 ) denga nilai
3.) Variabel jumlah
tanggungan keluarga
berpengaruh positif
terhadap besarnya
remitan yang dikirim
TKI ke daerah asa l
4.) Variabel kepemilikan
investasi produktif
berpengaruh negatif
terhadap besarnya
remitan yang dikirim
TKI ke daerah asal.
Matriks variable

Jumlah Pendapatan (X1)

Remitensi TKI di Kab


konsumsi Keluarga (X2) Jepara / (Y)

Biaya Pengiriman ( X3 )

Anda mungkin juga menyukai