Anda di halaman 1dari 4

BPJS Kesehatan

Peraturan Presiden nomor 82 tahun 2018 tentang jaminan kesehatan


Pekerja Penerima Upah yang selanjutnya disingkat PPU adalah setiap orang yang bekerja pada
Pemberi Kerja dengan menerima Gaji atau Upah. (Pasal 1 nomor 7)

Pasal 4
( 1 ) Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 huruf b terdiri atas:
a. PPU dan anggota keluarganya;
b. PBPU dan anggota keluarganya; dan
c. BP dan anggota keluarganya.

(2) PPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Pejabat Negara;
b. pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
c. PNS;
d. Prajurit;
e. Anggota Polri;
f. kepala desa dan perangkat desa;
g. pegawai swasta; dan
h. Pekerja/pegawai yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf g yang menerima Gaji atau
Upah.

Pasal 5
(1) Anggota keluarga dari Peserta PPU meliputi istri/ suami yang sah, anak kandung, anak tiri
dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah, paling banyak 4 (empat) orang.
(2) Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dengan kriteria:
a. tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan
b. belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun
bagi yang masih menempuh pendidikan formal.
(3) Selain anggota keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Peserta PPU dapat
mengikutsertakan anggota keluarga yang lain.
(4) Anggota keluarga yang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi anak ke-4 (empat)
dan seterusnya, ayah, ibu, dan mertua.

Iuran

Pasal 30
( 1) Iuran bagi Peserta PPU yang terdiri atas Pejabat Negara, pimpinan dan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, PNS, Prajurit, Anggota Polri, kepala desa dan perangkat desa, dan
Pekerja/ pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf h yaitu sebesar 5% (lima
persen) dari Gaji atau Upah per bulan.
(2) Iuran sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dibayar dengan ketentuan sebagai berikut :
a. 3% (tiga persen) dibayar oleh Pemberi Kerja; dan
b. 2% (dua persen) dibayar oleh Peserta.

Pasal 31
(1) Iuran bagi Peserta PPU selain Peserta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) yaitu
sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan:
a. 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja; dan
b. 1 % (satu persen) dibayar oleh Peserta.
(2) Iuran sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dibayarkan secara langsung oleh Pemberi Kerja
kepada BPJS Kesehatan.

Pasal 36
(1) Iuran bagi anggota keluarga yang lain dari Peserta PPU dibayar oleh Peserta.
(2) Besaran Iuran bagi anggota keluarga yang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu
sebesar 1 % (satu persen) dari Gaji atau Upah Peserta PPU per orang per bulan.

Pasal 39
(1) Pemberi Kerja wajib rnemungut Iuran dari Pekerjanya, rnembayar Iuran yang rnenjadi
tanggung jawabnya, dan menyetor Iuran tersebut kepada BPJS Kesehatan paling lambat tanggal
10 setiap bulan.

BPJS ketenagakerjaan
Peraturan Pemerintah nomor 84 tahun 2013 tentang Perubahan Kesembilan Atas Peraturan
Pemerintah nomor 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja
Pasal 2
(1) Program jaminan sosial tenaga kerja terdiri atas:
a. Jaminan berupa uang yang meliputi:
1. Jaminan Kecelakaan Kerja;
2. Jaminan Kematian; dan
3. Jaminan Hari Tua.
b. Jaminan berupa pelayanan, yaitu Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. (1a) Program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dalam Peraturan
Presiden tersendiri.
(2) Program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara.
(3) Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih, atau
membayar upah paling sedikit Rp.1.000.000, (satu juta rupiah) sebulan, wajib mengikutsertakan
tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1).
Iuran
Pasal 9
(1) Besarnya iuran program jaminan sosial tenaga kerja adalah sebagai berikut:
a. Jaminan Kecelakaan kerja yang perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1, sebagai berikut:
- Kelompok I : 0,24% dari upah sebulan;
- Kelompok II : 0,54°% dari upah sebulan;
- Kelompok III : 0,89% dari upah sebulan;
- Kelompok IV : 1,27% dari upah sebulan;
- Kelompok V : 1,74% dari upah sebulan;
b. Jaminan Hari Tua, sebesar 5,70% dari upah sebulan;
c. Jaminan Kematian, sebesar 0,30% dari upah sebulan;
d. Dihapus.
(2) Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian ditanggung sepenuhnya oleh
pengusaha.
(3) Iuran jaminan Hari Tua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, sebesar 3,70%
ditanggung oleh pengusaha dan sebesar 2% ditanggung oleh tenaga kerja.
Sanksi tidak mendaftarkan
PP nomor 86 tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif kepada
Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara Dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja,
Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial
Pasal 2
(1) BPJS merupakan badan hukum publik yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
(2) BPJS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. BPJS Kesehatan; dan
b. BPJS Ketenagakerjaan.
Pasal 3
(1) Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara wajib:
a. mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS secara bertahap sesuai
dengan program jaminan sosial yang diikutinya; dan
b. memberikan data dirinya dan pekerjanya berikut anggota keluarganya kepada BPJS secara
lengkap dan benar.
Pasal 5
(1) Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 3 dan setiap orang, selain pemberi kerja, Pekerja, dan penerima bantuan iuran yang
melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dikenai sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. teguran tertulis; (oleh BPJS)
b. denda; dan/atau (oleh BPJS)
c. tidak mendapat pelayanan publik tertentu. (oleh Pemerintah atau pemerintah daerah atas
permintaan BPJS.

Pasal 9
(1) Sanksi tidak mendapat pelayanan publik tertentu yang dikenai kepada Pemberi Kerja Selain
Penyelenggara Negara meliputi:
a. perizinan terkait usaha;
b. izin yang diperlukan dalam mengikuti tender proyek;
c. izin memperkerjakan tenaga kerja asing;
d. izin perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh; atau
e. Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Anda mungkin juga menyukai