Anda di halaman 1dari 3

ANGGOTA TUBUH KRISTUS

“Mengapa saya harus tertanam dalam sebuah gereja tertentu?


Mengapa saya harus komsel?
Mengapa juga saya harus terlibat untuk melayani dalam gereja?
Bukannya yang penting saya datang ke gereja setiap minggu, lalu baca firman dan doa
setiap hari saja ?”
Sebelum kita terlalu sibuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini mengenai
kebenaran, coba kita ubah terlebih dahulu fokus kita dari mencari-cari jawaban, menjadi
mencari Tuhan terlebih dahulu. Karena, ketika kita mempunyai hubungan dengan
Tuhan, mengenal Dia, otomatis kita pasti dengan rela melakukan apa yang Ia
mau/sukai dan tidak mempertanyakan mengapa hal-hal itu Ia inginkan. Bahkan, kita
tidak bisa tidak melakukannya. Termasuk melakukan hal-hal ini : tertanam di sebuah
jemaat lokal dan berfungsi dalam tubuh Kristus.
Nah, dengan fokus yang benar, sekarang kita pahami jawaban sesungguhnya dari
pertanyaan-pertanyaan itu. Kita tahu ayat ini: “Karena sama seperti tubuh itu
satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu,
sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.” (1
Kor. 12:12). Dari ayat ini, kita mengerti bahwa sebagai orang Kristen, orang yang
telah ditebus oleh karya salib Kristus, kita masing-masing adalah anggota tubuhNya.
Kita adalah satu dengan Dia. Itu sebabnya kita perlu menjadi bagian yang menetap dari
suatu kumpulan orang percaya, sebagai satu tubuh. Inilah komsel dan gereja lokal.
Lalu, sama seperti tubuh kita yang jika salah satu bagian saja tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, ia disebut sakit/tidak sempurna, demikianlah juga jika ada
anggota yang tidak berfungsi dengan semestinya dalam tubuh Kristus. Secara
keseluruhan, tubuh itu menjadi sakit, dan tidak ada gambar Kristus yang utuh yang
kelihatan. Sebagai anggota tubuh, masing-masing dari kita saling bergantung satu
sama lain, untuk memelihara kesehatan dan keberfungsian seluruh tubuh itu. Setiap
anggota tubuh, sebesar atau sekecil apapun, tidak dapat hanya berfungsi untuk dirinya
sendiri. Setiap anggota tubuh pasti dan harus memiliki fungsi bagi anggota tubuh
lainnya. Inilah keterlibatan kita dalam pelayanan di gereja lokal. Dengan berfungsi, kita
memberikan pelayanan kepada sesama anggota tubuh dan kepada tubuh itu sendiri.
Karena itulah, sebagai anggota tubuhNya, tidaklah cukup jika kita hanya mementingkan
kualitas pribadi kita sendiri saja (berdoa dan membaca firman setiap hari, rajin
menghadiri acara ibadah setiap minggu). Kita harus saling melayani. Lagipula, jika kita
terpisah dari tubuh Kristus, kita hanya seperti kuku yang digunting, cambang yang
dicukur, dan rambut yang dipotong. Siapa yang memerlukannya? Tak seorang pun!
Benda-benda itu tidak memberikan kontribusi apa-apa. Hal yang sama juga berlaku
bagi karunia-karunia kita. Setiap kita menemukan arti dan fungsi kita sebagai bagian
dari tubuhNya.
“Tapi bukankah jika hanya bagian kecil yang tidak berfungsi, tubuh masih bisa
dikatakan hidup?”
“Tubuh kita mempunyai banyak anggota. Setiap anggota ada tugasnya sendiri-sendiri.
Begitu juga dengan ita. Meskipun kita semuanya banyak, namun kita merupakan satu
tubuh karena kita bersatu pada Kristus. Dan kita masing-masing berhubungan satu
dengan yang lain sebagai anggota-anggota dari satu tubuh.” (Rm. 12:4-5 - BIS)
Betul, sampai kondisi tertentu, tubuh masih bisa hidup jika salah satu atau beberapa
anggotanya tidak berfungsi. Namun, itu berarti anggota-anggota tubuh yang tidak
berfungsi tersebut mengalami kelemahan, cacat atau bahkan sudah mati. Dan secara
keseluruhan, tubuh itu menjadi sakit, atau bahkan sekarat. Misalnya, otak, jantung,
paru-paru, ginjal masih berfungsi dengan baik, tapi bagian tubuh lain (tangan, kaki,
lidah, hidung) tidak berfungsi. Jika saya bayangkan, tubuh itu seperti mayat hidup,
organ-organ penting memang berfungsi, tapi ternyata karena bagian-bagian lain yang
berkaitan tidak berfungsi, tubuh terlihat seperti mati karena tidak berfungsi dengan
utuh/sempurna. Ingat, tubuh Kristus di mana kita menjadi anggota ini adalah tubuh
Kristus yang sempurna. Semua anggotanya berfungsi dengan baik.
“Oh, jadi masih aman dong, sejauh organ-organ terpenting masih berfungsi? Sebab
saya tidak suka dengan si A dan si B di gereja saya. Yah, mereka memang punya
fungsi yang penting di dalam pelayanan di gereja. Jadi, biarkan mereka saja yang aktif
melayani ?”
Dari penjelasan di atas, sebenarnya kita sudah dapat memahami bahwa tujuan kita
bukanlah tubuh yang (sekedar) hidup saja, melainkan tubuh yang sehat, berfungsi
dengan utuh/sempurna. Mari kita simak ayat ini: “… Allah telah menyusun
tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak
mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi
perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang
berbeda itu saling memperhatikan.” (1 Kor. 12:24) Gambaran ini
menyatakan bahwa status kita semua sama, yaitu sesama anggota tubuh Kristus, tidak
ada yang menjadi kepala. Hanya Kristuslah yang menjadi Kepala. Jadi memang dalam
tubuh Kristus tidak ada yang „lebih‟, semua anggota adalah orang-orang berdosa yang
dibenarkan karena kasih karunia dan diperkenankan untuk masuk ke dalam tubuhNya
dan diberi kehormatan untuk berfungsi sesuai talenta/karunia masing-masing di dalam
tubuhNya.
Kadang memang ada peran-peran tertentu dalam pelayanan di gereja lokal, yang
tampaknya lebih/paling penting, namun firman Tuhan dengan jelas berkata bahwa
anggota-anggota yang saling berbeda seharusnya memperhatikan satu sama lain,
bukannya menganggap yang lain lebih rendah atau tidak berguna. Hal-hal seperti ini
memang seringkali menjadi batu sandungan/alasan mengapa kita enggan berfungsi.
Gesekan/konflik yang tak kunjung selesai, kekecewaan karena melihat orang-orang
dalam gereja tidak jauh berbeda dari orang di luar gereja, atau mungkin pikiran bahwa
lebih baik tidak melayani daripada melayani justru terlalu banyak pengorbanan waktu,
tenaga dan emosi/hati. Namun ingat, alasan-alasan tersebut tidak sesuai dengan
kebenaran , dan harus diganti dengan cara pandang yang benar. Buang jauh ekspetasi
bahwa orang-orang dalam gereja adalah pribadi yang pasti lebih baik dan benar; jangan
sibuk saling menilai/menghakimi fungsi pelayanan orang lain, namun pastikan diri kita
sendiri berfungsi dengan baik di dalam tubuhNya ini. Karena, keberadaan kita masing-
masing, yang sama-sama berdosa, akan saling mengasah dan membentuk pribadi kita
semua. Itu sebabnya, firman Tuhan juga berkata: “Sebab itu terimalah satu
akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk
kemuliaan Allah.” (Rm. 15:7)
“Ah, tapi saya bukan orang yang memegang fungsi/peran penting. Saya hanya
melakukan hal-hal kecil. Saya tidak punya banyak talenta atau karunia. Kalaupun saya
tidak ada, gereja masih bisa berfungsi dan berjalan…”
“Kita masing-masing mempunyai karunia-karunia pelayanan yang berlainan. Karunia-
karunia itu diberikan oleh Allah kepada kita menurut rahmat-Nya. Sebab itu kita harus
memakai karunia-karunia itu.” (Rm. 12:6a)
Tidak akan ada yang tahu pasti dampak dari apa yang masing-masing anggota
lakukan. Setiap orang diberi talenta/karunia yang berbeda-beda, dan itu memiliki
maksud dan tujuan khusus untuk tubuh Kristus. Apa talenta/karunia Anda? Mungkin di
area penggembalaan, atau penginjilan, atau kerasulan, atau pengajaran, atau
kenabian. Semuanya bernilai sama bagi Sang Kepala. Sama seperti Yesus telah
melakukan bagianNya dari Bapa, kitapun demikian. Lakukan saja apa yang bisa Anda
lakukan, sesuai dengan talenta/karunia Anda, dengan kekuatan Tuhan dan untuk
menyenangkan Tuhan, bukan untuk manusia. Akan berdampak bagaimana, itu bagian
Tuhan. Yang penting kita lakuin bagian kita dengan semestinya, karena kita sudah
menjadi anggota dari tubuhNya. Inilah yang akan menunjukkan bahwa kita adalah
anggota tubuhNya, kita menjadi cerminan dari Sang Kepala itu sendiri. (dv)

Anda mungkin juga menyukai