Modul Mengelola Kartu Utang
Modul Mengelola Kartu Utang
Dalam upaya meningkatkan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) bidang Bisnis dan
Manajemen menyelenggarakan beberapa program pendidikan dan praktek kerja dunia usaha dan dunia
industri bagi peserta diklat.
Guna mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan ( Diklat ) tersebut,perlu disiapkan materi atau
bahan berupa modul atau bahan ajar tentang mengelola kartu utang yang relevan dengan program
pendidikan dan pelatihan.
Materi/bahan pendidikan dan diklat akuntansi keuangan dengan judul “ MENGELOLA KARTU
UTANG “ yang disusun oleh kelompok V peserta diklat akuntansi angkatan II tanggal 6 Februari sampai
dengan 10 Februari 2006 merupakan komponen pendidikan dan pelatihan sebagai bentuk kegiatan nyata
peningkatan kualitas pemelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) bidang Bisnis dan
Manajemen.
Diharapkan materi ini dapat pula di sajikan referensi bagi guru – guru Akuntansi Keuangan di dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehari – hari di sekolah.
Kelompok XII
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Francis
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peta Kedudukan Modul
Glosarium
1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
B. Prasarat
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Penjelasan Bagi Siswa
2. Peran Guru Antara Lain
D. Tujuan Akhir
E. Kompetensi
F. Cek kemampuan
II. PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
b. Uraian Materi
c. Rangkuman
d. Tugas
e. Tes Formatif
f. Kunci Jawaban Formatif
2. Kegiatan Belajar 2
3. Kegiatan Belajar n
III. EVALUASI
1. Kognitif Skill
2. Psikomotor Skill
3. Attitude Skill
4. Produk / Benda Kerja sesuai kriteria standar
5. Batasan waktu yang telah di tetapkan
6. Kunci Jawaban
IV. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
PETA MODUL
A1 A2 A3
B1
B2
C1
C2
C.3.1
C.3.2
D2 D4 D8 D10 D12
D5
D6
D15 D18
D16
D17
E1
GLOSARIUM
Kredit : Cara menjual barang dengan pembayaran secara tidak tunai ( Pembayaran di
tangguhkan atau di angsur ).
Bilyet : Kertas berharga seperti yang di keluarkan oleh Bank.
Giro : Simpanan kepada bank yang penarikannya dapat di lakukan setiap saat dengan
menggunakan cek atau surat perintah pembayaran lain.
Premi : Jumlah yang harus di bayarkan pada waktu tertentu kepada asuransi sosial.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Utang merupakan pengorbanan manfaat ekonomis yang akan terjadi pada waktu yang akan datang yang
di sebabkan oleh kewajiban – kewajiban di waktu sekarang dari suatu badan usaha yang akan di penuhi
dengan memberikan jasa maupun menstransfer aktiva kepada badan usaha lain dimasa datang sebagai
akibat dari transaksi – transaksi yang sudah lalu.
Untuk mengelola kartu utang memerlukan pengidentifikasian, pengelompokan dan membukukan data
mutasi utang ke kartu utang. Dalam aktivitas pencatatan akuntansi untuk mengelola utang adalah kartu
utang, jurnal pembelian dan pengeluaran kas.
Modul ini di harapkan memberikan pemahaman tentang Mengelola Kartu Utang, oleh sebab itu modul
ini harus di kuasai secara mendalam karena penguasaan terhadap modul ini akan memberikan landasan
yang kuat untuk mempelajari modul – modul berikutnya.
B. PRASYARAT
1. Perlu pengetahuan Akuntansi yang mendasar tentang mengelola administrasi pembelian kredit.
2. Pemahaman tentang jurnal pengeluaran kas
D. TUJUAN AKHIR
E. KOMPETENSI
Terlampir
F. CEK KEMAMPUAN
Berilah Tanda Cek ( x ) apabila peserta diklat telah menguasai sub kompetensi berikut ini:
Ada dua metode pencatatan utang yaitu account payable procedure dan voucher payable procedure.
Dalam account payable procedure, catatan utang adalah berupa kartu utang yang di selenggarakan untuk
tiap kreditur, yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok, jumlah yang terutang,
jumlah pembayaran, dan saldo utang. Dalam voucher payable procedure, tidak diselengarakan kartu
utang, namun di gunakan asip voucher (bukti kas keluar) yang di simpan dalam arsip menurut abjad atau
menurut tanggal jatuh temponya. Arsip bukti kas keluar ini berfungsi sebagai catatan utang.
Prosedur pencatatan utang dengan account payable procedure adalah sebagai berikut:
Pada saat faktur dari pemasok telah di setujui untuk di bayar
1. Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pembelian
2. Informasi dalam jurnal pembelian kemudian di posting kedalam kartu utang yang di
selenggarakan untuk setiap kreditur.
Pada saat jumlah dalam faktur di bayar
3. Cek di catat dalam jurnal pengeluaran kas
4. Informasi dalam jurnal pengeluaran kas yang bersangkutan dengan pembayaran hutang di
posting kedalam kartu hutang. Berikut prosedur pencatatan hutang dengan account payable
prosedure
Pencatatan transaksi
timbulnya hutang
Utang jangka panjang ( long term liabilities ) adalah hutang yang jatuh tempo pelunasan lebih dari satu
tahun. Termasuk kelompok hutang jangka panajang :
1. Hutang oblgasi ( Bond payable ) yaitu hutang kepada pemegang obligasi yang di keluarkan oleh
perusahan
2. Hutang hipotik ( mortage notes payable ) yaitu hutang parusahaan yang di jamindengan benda –
benda tidak bergerak seperti tanah, bangunan gedung dan sebagainya.
C. Rangkuman
Utang merupakan pengorbanan manfaat ekonomis yang akan terjadi pada waktu yang akan datang yang
di sebabkan oleh kewajiban – kewajiban di waktu sekarang dari suatu badan usaha yang akan di penuhi
dengan memberikan jasa maupun menstransfer aktiva kepada badan usaha lain dimasa datang sebagai
akibat dari transaksi – transaksi yang sudah lalu.
Untuk mengelola kartu utang memerlukan pengidentifikasian, pengelompokan dan membukukan data
mutasi utang ke kartu utang. Dalam aktivitas pencatatan akuntansi untuk mengelola utang adalah kartu
utang, jurnal pembelian dan pengeluaran kas
D. Tugas
Siswa disuruh mengamati treansaksi yang ada ditoko, kemudian mencatat bagaimana mencatat
pembayaran hutang!
E. Tes formatif
1. Jelaskan apa yang dimaksud account payable procedure dan voucher payable procedure
2. Dokumen apa yang digunakan dalam account payable procedure
3. Bagaimana procedure pencatatan utang dengan account payable procedure
4. Dokumen apa yang digunakan dalam pencatatan voucher payable procedure
5. Sebutkan pembagian hutang dalam neraca
2. Kegiatan belajar 2 : 1. Mengidentifikasi data dan mutasi utang
2. Membukukan data mutasi utang kekartu utang
a. Tujuan kegiatan pemelajaran 2
Peserta diklat mampu :
1. Menghitung mutasi utang
2. Mencocokan mutasi utang dengan buktinya
b. Uraian Materi
Buku besar pembantu merupaka perluasan dari buku besar. Catatan dalam buku besar pembantu
merupakan perincian dari salah satu perkiraan yang terdapat dalam buku besar umum. Seperi kita
ketahui, bahwa catatan akuntansi untuk mengelola hutang adalah kartu hutang, jurnal pembelian dan
jurnal pengeluaran kas. Seperti hal nya dengan piutang dagang, perusahaan juga membutuhkan catatan
yang menunjukan hutang pada masing – masing kreditur. Untuk itu perlu di sediakan satu buah rekening
kontrol, yang di sebut hutang dagang di buku besar dan rekening – rekening hutang kepada masing –
masing kreditur dalam buku pembantu hutang. Jadi satu kreditur, satu buku pembantu hutang ( kartu
hutang ). Sedangkan dasar di dalam kartu hutang ini adalah dari jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran
kas.
Nama :
Alamat :
File:
Saldo
Tanggal Keterangan Ref
Debet Kredit
Amati buku besar pembatu diatas. Setiap perkiraan diberi kode file dengan huruf pertama dari nama
kreditur yang bersangkutan misalnya : Nama kreditur Toko Mawar dengan kode file M, kode tersebut
menunjukkan bukti (dokumen). Pencatatan transaksi yang bersangkutan ada difile dengan kode M
disusun demikian untuk memudahkan mencari dokumen bersangkutan. Jika diperlukan lajur referensi
diisi dengan nomor halaman jurnal pembelian. Tanda tersebut menunjukkan bahwa catatan yang
bersangkutan berhubungan dengan catatan pada jurnal pembelian halaman satu . Catatan dlam jurnal
pembelian dalam buku besar pembantu utang berasal dari sumber yang sama yaitu faktur pembelian.
Jurnal pembelian di perguanakn untuk mencatat pembelian secara kredit. Jurnal pembelian yang
sederhana hanya memiliki stu kolom jumlah rupiah, seperti halnya jurnal penjualan akan tetapi jurnal
pembelian dapat juga dirancang untuk mencatat pembelian perlengkapan ( tidak hanya mencatat
pembelian barang dagangan ). Bentuk dari pada jurnal pembelian adalah sbb:
Keterangan :
1. Lajur tanggal di isi dengan tanggal terjadinya transaksi pembelian
2. Lajur ini di faktur di isi dengan nomor faktur yang diterima dari penjual sehingga nomor dalam
lajur ini tidak berurut
3. Lajur perkiraan yang dikredit diisi dengan nama penjual. Nama penjual yang bersangkutan
dibuka dalam buku besar pembantu utang
4. Lajur referansi dengan tanda (check mark) setelah data yang bersangkutan dicatat dalam buku
besar pembantu, pada perkiraan penjual yang bersangkutan.
5. Lajur pembelian diisi dengan jumlah pembelian
6. Lajur perlengkapan toko diisi dengan jumlah (harga) perlengkapan toko yang dibeli secara
kredit. Jika transaksi perlengkapan toko jarang terjadi lajur ini tidak perlu disediakan tersendiri,
cukup dengan mencatat dalam lajur serba-serbi yaitu dengan menuliskan “perlengkapan toko”
dalam lajur perkiraan dan nomor perkiraan yang bersangkutan, ditulis dalam lajur ref pada saat
diposting ke buku besar
7. Lajur hutang dagang diisi dengan jumlah hutang yang terjadi akibat terjadinya transaksi yang
bersangkutan.
Berikut contoh:
PD. Rima Melati selama bulan Juni 2004 terjadi transaksi sebagai berikut:
Juni 5 : Dibeli barang dagangan dari UD Maju Rp 1.200.000 dengan faktur No. Mo 1 Syarat
n/30
Dari transaksi diatas, apabila dicatat dalam jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran kas maka
nampak sebagai berikut :
PD. RIMA MELATI
Jurnal Pembelian
No. Akun yang DEBET KREDIT
Tgl Faktur dikredit Ref Serba/I Hutang
Pembelian Perlk Tk
Akun Ref Jumlah dagang
2004
Juni 5 M 01 UD Maju 1.200.000 1200000
Juni 8 L 15 UD Laksana - 600000 600000
Juni 12 025 UD Mekar 2.000.000 2000000
Juni 15 204 Toko Mawar - 600000 600000
Juni 22 M 35 UD Maju 2.300.000 2300000
Juni 24 E 065 PT Eka 3.000.000 3000000
Juni 28 L 065 UD Laksana - 400000 400000
8.500.000 1600000 10100000
511 117 211
Dalam buku besar ini buku besar hutang dagang menunjukan saldo kredit Rp. 7.200.000 jumlah tersebut
adalah seluruh hutang PD.Rima Melati yang di catat secara kolektif ( gabungan ) dalam perkiraan hutang
dagang. Dengan demikian dalam buku besar umum tidak terdaoat informasi mengenai besarnya hutang
kepada setiap kreditur.
Untuk kepentingan informasi mengenai kepada siapa perusahaan mempunyai hutang dan berapa
besarnya, perusahaan harus menyediakan buku besar pembantu untuk hutang yang berfungsi sebagai
tempat mencatat perubahan hutang kepada setiap kreditur. Sehingga setiap kali transaksi pembelian
kredit, faktur yang di terima dari penjual akan di catat sbb:
1. Dalam jurnal pembelian, untuk keperluan posting ke perkiraan pembelian dan perkiraan hutang
2. Dalam buuku besar pembantu hutang, pada perk kreditur yang bersangkutan
Kegiatan posting dari bulan jurnal pembelian ke perk pembelian dan hutang dilakukan setiap akhir
periode tertentu, sedang dalampencatatan buku besar pembantu hutang di lakukan setiap terjadi transaksi
yang mengakibatkan perubahan hutang. Dari contoh diatas, maka buku besar pembantunya akan tampak
sbb:
PT EKA
Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2004
Juni 24 3000000 3000000
UD MAJU
Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2004
Juni 5 JPB 1200000 1200000
Juni 22 JPB 2300000 3500000
Juli 31 JKK 2300000 1200000
UD Laksana
Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2004
Juni 27 JPB 600000 600000
Juni 28 JPB 400000 1000000
Juli 27 JKK 600000 400000
UD. MEKAR
Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2004
Juni 12 JPB 2000000 2000000
Toko Mawar
Saldo
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2004
Juni 15 JPB 600000 600000
Untuk mengecek kesamaan antara total saldo perkiraan – perkiraan kreditur dlam buku besar hutang
dengan saldo perkiraan hutang dagang, pada tanggal 31 juli dari buku besar hutang di buat daftar saldo
hutang sbb:
PD RIMA MELATI
REKAPITULASI HUTANG
Nomor Nama Kreditur Saldo hutang
1 PT Eka 3000000
2 UD Laksana 400000
3 UD Maju 1200000
4 UD Mekar 2000000
5 Toko Mawar 600000
7200000
Saldo perkiraan hutang dagang dalam buku besar umum harus sama dengan total saldo perkiraan-
perkiraan kreditur dalam buku besar pembantu hutang. Jika terjadi perkiraan menunjukkan adanya
kesalahan pencatatan. Kesalahan pencatatan dapat terjadi pada saat mencatat transaksi dalam jurnal
pembelian atau terjadi pada saat mencatat dalam buku besar pembantu hutang. Untuk mencek persamaan
antara saldo perkiraan hutang dagang dengan total saldo buku besar pembantu huatng disusun daftar
saldo hutang. Dalam hubungannya dengan buku besar pembantu hutang, perkiraan hutang dagang dalam
buku besar umum berfungsi sebagai perkiraan pengendali atau perkiraaan kontrol.
Dari contoh soal diatas yang termasuk dalam jurnal pengeluaran kas adalah transaksi
tanggal 1,5,27,30 Juli.
C. Rangkuman
Buku besar pembantu merupaka perluasan dari buku besar. Catatan dalam buku besar pembantu
merupakan perincian dari salah satu perkiraan yang terdapat dalam buku besar umum. Seperi kita
ketahui, bahwa catatan akuntansi untuk mengelola hutang adalah kartu hutang, jurnal pembelian dan
jurnal pengeluaran kas. Seperti hal nya dengan piutang dagang, perusahaan juga membutuhkan catatan
yang menunjukan hutang pada masing – masing kreditur. Untuk itu perlu di sediakan satu buah rekening
kontrol, yang di sebut hutang dagang di buku besar dan rekening – rekening hutang kepada masing –
masing kreditur dalam buku pembantu hutang. Jadi satu kreditur, satu buku pembantu hutang ( kartu
hutang ). Sedangkan dasar di dalam kartu hutang ini adalah dari jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran
kas.
D. TUGAS
1. Lakukan observasi ke salah satu perusahaan untuk mengidentifikasi apakah perusahaan tersebut
melakukan pencatatan utang sebagaimana yang telah dijelaskan.
3. Buatlah bagan yang menunjukkan kesesuaian proses pencatatan uayng menurut uraian yang telaah
dijelaskan dengan yang dilakukan oleh perusahaan.
4. Apabila terdapat perbedaan proses pencatatan diskuksikan dengan teman saudara penyebeb
perbedaan tersebut.
E. TES FORMATIF
Diminta : Catatlah transaksi kedalam jurnal pembelian toko Simpang Lima Semarang, dengan kolom
tanggal, No. faktur, Perkiraan yang di kredit, ref, debet yang berisi pembelian, serba – serbi ( per. Ref
jumlah ) , kredit utang dagang.
Hutang atau kewajiban yang muncul dari transaksi kejadian masa lalu dan menuntut pelunasan pada
tanggal tertentu dimasa mendatang. Penentuan kewajiban sangatlah mendasar bagi akuntansi yang
pantas untuk kegiatan-kegiatan perusahaan. Penentuan saldo hutang akan mengalami kesulitan jika
masing-masing kreditur dicantumkan dalam sebuah kartu hutang tanpa dirinci. Untuk mengetahui
saldo hutang yang setiap saat maka dengan terpaksa dilakukan analisis rekening dan hal ini tidaklah.
Informasi saldo hutang untuk masing-masing kreditur akan jatuh tempo dalam waktu yang berlainan
sehingga dapat secara cepat diketahui kapan hutang tersebut harus dilunasi.
Utang merupakan kewajiban kepada para pemasok atas barang dan jasa yang diberikannya. Utang
menunjukan perjanjian kredit dengan para pemasok dan umumnya melibatkan hubungan dengan
berkelanjutan antara pemasok ( penjual ) dengan pembeli. Pemasok umumnya mengirimkan faktur yang
menetapkan jumlah terutang barang dan jasa yang di berikan kepada perusahaan hal ini mengakibatkan
jumlah utang dngaj mudah dpat di tentukan karena di dasarkan pada faktur yang diterima dari para
pemasok atau kreditur. Jumlah utang umumnya akan jatuh tempo dalam periode waktu yang cukup
singkat ( terutama untuk hutang lancar ) dan umumnya akan jatuh tempo kurang dari satu periode
akuntansi atau satu tahun
Jika pembelian di lakukan secara kredit maka srat pembayaran harus di tentukan secara jelas, sehingga
kedua belah pihak baik pembeli maupun penjual mengetahui jumlah yang harus di lunasi pada saat jatuh
tempo dan saat atau kapan pembayaran harus dilakukan. Syarat pembelian umumnya di cantumkan
dalam faktur pembelian dan merupakan bagian dari perjanjian pembelian. Dalam perusahaan tertentu,
kadang kala diinginkan agar pembeli segera menyelesaikan kewajibannya secara cepat. Syarat
pembelian tersebut misalnya dinyatakan dengan symbol n/30, yang artinya keseluruhan harga faktur
harus di bayar oleh pembeli dalam waktu 30 hari setelah tanggal faktur syarat pembelian yang lain dlam
faktur pembelian yang di tetapkan oleh penjual, misalnya n, 15/EOM ( EOM artinya end of mounth atau
bulan ). Hal ini berarti faktur pembelian tersebut menyatakan bahwa hutang harus dibayar dalam waktu
15 hari setelah akhir bulan, dihitung daribulan yang tertuang pada faktur dimaksud.
Apabila jangka waktu kredit yang diberikan oleh penjual cukup lama, maka penjual umumnya
menawarkan potongan tunai agar pembeli mau melunasi hutang nya secepat mungkin. Potongan tunai
yang di tawarkan oleh penjual kepada pembeli di cantumkan dalam faktur dengan berbagai cara,
misalnya, 2/10, n/30 atau 2/EOM, n/90dan sebagainya.
Syarat pembelian 2/10, n/30 berarti, jika pembeli di mungkinkan untuk :
1. Memperolah potongan 2 % dari harga faktur bruto, apa bila pembayaran di lakukan dalam waktu
10 hari setelah tanggal faktur
2. Menunda dan membayar secara penuh separuh harga faktur bruto pada setiap waktu yang di
kehendaki setelah lewat 10 hari, tetapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.
Sedangkan syarat 2/EOM, N/60 bahwa pembeli di mungkinkan untuk :
1. Memperoleh potongan 2% dari harga faktur bruto jika ia membayar tidak melewati akhir bulan
2. Atau menunda dan membayar penuh seluruh harga faktur bruto pada setiap waktu yang di
kehendaki setelah akhir bulan namun tidak lebih dari 60 hari sejak tanggal faktur.
Pada saat terjadi transaksi pembelian. Pmbelian akan mencatat jumlah pembelian sebsar harga faktur
bruto dan pencatatan potongan ( jika ada ) di catat tertunda sampai pem,beli melakukan pembayaran.
Misalnya pada tanggal 1 oktober PT. MAKMUR membeli barang dagangan dari PT ASIA seharga
Rp.12000.000 secara kredit, dengan syarat 2/10, n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi diatas adalah :
1 Okt. Pembelian Rp. 12.000.000
Utang dagang Rp. 12.000.000
( Jurnal untuk mencatat pembelian barang dagangan dengan syarat 2/10,n/30 )
Syarat pembelian tersebut bahwa pembeli alkan memperoleh potongan 2%.Jika melakukan
pelunasan tidak melewati tanggal 30 oktober atau pembeli harus membangun penuh jika
pembayaran di lakukan setelah tanggal 10 oktober, tetapi tidak lewat tanggal 30 Oktober jika
pembeli melakukan pembayaran pada tanggal 30 Oktober ( masih dalam periode potongan ) maka
jurnal untuk mencatat transaksi pelunasan utang adalah sebagi berikut :
Dengan demikian potongan tunai harus di hitung atas dasar harga Rp. 10.000.000.Misalnya PT
MAKMUR melakukan pembayaran pada tanggal 9 Oktober, maka PT MAKMUR akan memperoleh
potongan sebesar Rp. 200.000 ( 2% x Rp. 10.000.000 ). Jurnal untuk mencatat transaksi pelunasan
utang tesebut adalah :
Jika pembeli tidak memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh potongan yang di tawarkan oleh
penjual, maka PT MAKMUR harus membayar penuh sebesar harga faktur bruto.
Misalnya PT MAKMUR melakukan pembayaran atau pelunasan utang pad tanggal 12 Oktober,
maka jurnal yang harus dibuat untuk mencatat pelunasan utang adalah sebagi berikut:
C. RANGKUMAN
Hutang atau kewajiban yang muncul dari transaksi kejadian masa lalu dan menuntut pelunasan pada
tanggal tertentu dimasa mendatang. Penentuan kewajiban sangatlah mendasar bagi akunatnsi yang
pantas untuk kegiatan-kegiatan perusahaan. Penentuan saldo hutang akan mengalami kesulitan jika
masing-masing kreditur dicantumkan dalam sebuah kartu hutang tanpa dirinci. Untuk mengetahui
saldo hutang yang setiap saat maka dengan terpaksa dilakukan analisis rekening dan hal ini tidaklah.
Informasi saldo hutang untuk masing-masing kreditur akan jatuh tempo dalam waktu yang berlainan
sehingga dapat secara cepat diketahui kapan hutang tersebut harus dilunasi.
D. TUGAS
Amati suatu usaha, katakanlah usaha pertokoan dan tanyakan kepada pemilik toko bagai mana
menangani masalah hutang
E. TES FORMATIF
F. KUNCI JAWABAN
KOGNITIF SKILL
Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c,
d atau e!
1. Dalam pencatatan utang ada dua yaitu account payable procedure dan voucher payable
procedure. Dalam accuont payable procedure pencatatan utang berupa :
a. Kartu utang
b. Kartu kredit
c. Voucher register
d. Cek register
e. Memo
3. Dalam account payable procedure yang di pakai sebagai alat distribusi debet transaksi pembelian
adalah:
a. Jurnal pembelian
b. Faktur dari pemasok
c. Register bukti kas keluar
d. Register cek
e. Semuanya salah
4. Dalam account payable procedure, bagian utang akan mencatat kewajiban perusahaan di dalam
buku pembantu utang, jika dokumen pendukung berikut ini telah di terimanya:
a. Tembusan surat order pembelian
b. Tembusan laporan penerimaan barang
c. Faktur dari pemasok
d. Jawaban a, b, c, benar
e. Jawaban a, b, c, salah
8. Dalam kartu utang ada kolom reff, kolom ini di gunakan untuk :
a. Mencatat nomor rekening
b. Tanda bahwa jurnal tersebut telah di posting
c. Mencatat nama akun
d. Mencatat dari mana data tersebut di peroleh
e. Mencatat jurnal pembelian
10. Untuk mengecek saldo utang dengan saldo buku besar pembantu dapat di gunakan dengan cara;
a. Membuat rekapitulasi saldo utang
b. Mengecek orang – orang yang mempunyai utang
c. Mengecek barang dagangan
d. Menjual barang dagangan
e. Membuat buku besar
PSIKOMOTOR SKILL
Berikut adalah data sehubungan dengan pencatatan utang secara konvensional pada CV. AKASIA JAYA
yang beralamat di jalan mawar no. 33 Jakarta
2-2-2005 F-9-05 Dibeli 20000 kg beras pandan wangi dari UD. Rezeki
Karawang dengan harga Rp. 850,00 / kg, syarat 2/10,
n/30.
3-2-05 Dikirimkan nota debet kepada UD Rezeki atas
penembalian 1000 kg beras Pandan Wangi karena rusak
11-2-05 BKK 01/02/05 Dibayar kepada CV. Tani Maju atas pembelian beras
tanggal 1 Peberuari 2005
.
12-2-05 BKK 02/02/05 Dibayar kepada UD. Rezeki atas pembelian beras
tanggal 2 Pebruari 2005.
13-2-05 F.25-05 Dibeli 15000 kg beras Cianjur dari CV Tani Maju Rp.
900/kg, syarat 1/10 n/30
Diminta :
1. Catat transaksi di atas dalam jurnal !
2. Catat transaksi di atas ke dalam kartu utang !
3. Buat Akun Buku Brsar dan Daftar Sakdo Utang !
Kunci Jawaban:
KOGNITIF
1. C 6. A
2. A 7. B
3. A 8. B
4. D 9. A
5. B 10. A
PSIKOMOTOR
a. pemasok dikelola sebaik-baiknya dan apabila uatng telah jatuh tempo, segera dapat dilakukan
pembayaran
b. Melakukan verifikasi sedemikian rupa, sehingga dapat dijamin bahwa pembeyaran-
pembayaran dilakukan dengan benar.
2. Fungsi Kartu Utang adalah, adalah sebagai alat kontrol, dan untuk mengetahui berapa besar utang
kepada setiap pemasok.
3. Pencatatan transaksi pada kartu utang dilakukan setiap hari, saat terjadinya transaksi utang agar saldo
utang pada masing-masing pemasok dapat berubah sesuai dengan terjadinya transaksi.
ATTITUDE
JURNAL PEMBELIAN
NO. R SERBA SERBI
TGL FAKT AKUN YG DI DEBET E UTANG (K) PEMBELIAN (D)
AKUN JUMLAH
UR F
½ CV Tani Maju 9000000 9000000
2/2 UD Rejeki 17000000 17000000
5/2 Koperasi Tani Mandiri 12000000 12000000
13/2 CV Tani Maju 13500000 13500000
15/2 UD Rejeki 14400000 14400000
65900000 65900000
JURNAL UMUM
NO
TGL KETERANGAN REF DEBET KREDIT
BKT
3/2 Utang Dagang 850000
Retur Pembelian 850000
850000 850000
BUKU BESAR
UTANG DAGANG
SALDO
TGL KETERANGAN REF DEBET KREDIT
DEBET KREDIT
28/2 JPB 65900000 65900000
28/2 JU 850000 65050000
28/2 BKK 37150000 27900000
KARTU UTANG
UD. REZEKI
SALDO
TGL KETERANGAN REF DEBET KREDIT
DEBET KREDIT
2/2 Pembelian JPB 17000000 17000000
3/2 Retur Pembelian JU 850000 16150000
12/2 Pelunasan JKK 16150000
15/2 Pembelian JPB 14400000 14400000
No Keterangan Saldo
1 CV. Tani Maju, Cianjur Rp 13.500.000,00
2. UD. Rezeki Rp. 14.400.000,00
3. Koperasi Tani Mandiri Rp -
Jumlah Rp 27.900.000,00
1. Acconut Payable Procedure atau catatn utang adalah berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk
tiap kreditur yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok jumlah yang
terutang, jumlah pembayaran saldo utang
Voucher payable procedure adalah tidak di selenggarakan kartu utang namun di gunakan arsip
voucher ( bukti kas keluar ). Yang di simpan dalam arsip menurut abzad atau menurut tanggal jatuh
temponya arsip bukti kas ini berfungsi sebagai catatan utang.
4. Dokumen yang digunakan dalam pencatatan voucher Payable Procedure yaitu, Bukti Kas keluar
dan cek bukti kas keluar ini merupakan formulir pokok dalam voucher payable procedure.
1. Syarat pembayaran tunai yaitu pembayaran dilakukan oleh pembeli pada saat transaksi terjadi
2. Syarat pembayaran 2/10, n/30 yaitu pembeli pembeli dimungkinkan untuk :
1) Pembeli memperoleh potongan 2% dari harga faktur bruto, apabila pembayaran dilakukan dalam
waktu 10 hari setelah tanggal faktur.
2) Menunda dan membayar secara penuh separoh harga faktur bruto pada setiap waktu yang
dikehendaki setelah lewat 10 hari tetapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.
3. Ongkos angkut barang mulai dari gudang penjual sampai gudang pembeli ditanggung oleh pembeli
4. Ongkos angkut barang mulai dari gudang pembeli sampai gudang penjual ditanggung oleh pembeli
BAB IV
PENUTUP
Setelah mempelajari Modul mengelola Kartu Utang secara tuntas, maka peserta diklat mampu
melakukan kegiatan mempersiapkan penelolaan kartu utang mengenai identifikasi dan membukukan
data mutasi utang ke kartu utang dan melakukan pengecekan saldo utang dan membuat laporan utang
secara baik dan benar.
NUSANTARA
5. WILKINSON, J.W. 1995, SISTEM INFORMASI AKUNTANSI EDISI KE TIGA, JILID 1 & 2
7. Drs. NARKO, MM, AKT 2004 SISEM AKUNTANSI DILENGKAPI DENGAN SOAL JAWAB,