Anda di halaman 1dari 11

MENENTUKAN INTERVAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA

MESIN STRIPPING DI PT. ADITAMA RAYA FARMINDO DENGAN


METODE AGE REPLACEMENT
Iksan 1
1
adalah Dosen Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Abstrac

One of the efforts to optimize the performance of the engine is to make maintenance
a good machine, so that the expected production of the machines will work properly, and
able to improve the quality of the resulting product. Research was conducted at PT.
ADITAMA RAYA FARMINDO, with the engine that is often experienced problems in the
primary packaging division, particularly in the stripping machine, it is seen from the
reports of damage or breakdown Report received by the Maintenance Department.
Where it is not properly functioning heaterActivities to plan the optimal maintenance,
research using this method with Age Replacement minimalist cost approach to the level
of component reliability above 50%.. Based on the optimal maintenance intervals will be
established for preventive maintenance planning 11 days with a cost of maintenance is
Rp. 69.150.000, - to the level of 57,77% reliability components, costs are lower when
compared with the initial condition of the company before Rp. 81.562.500, - thus saving
occurs at Rp. 12.412.500, - Or, as 15%.

Keywords : Maintenance, Age Replacement, reliability

1. PENDAHULUAN pemanas dengan komponen yang sering


PT. Aditama Raya Farmindo merupakan mengalami masalah adalah heater,
suatu perusahaan Farmasi yang untuk meminimalisasi waktu dan
memproduksi berbagai macam jenis obat mengurangi jumlah produk yang cacat,
Generik antara lain : Paracetamol, antalgin, maka diperlukan suatu tindakan untuk
trisulfa, bonatra, sulfadiazin, dan lain-lain. pencegahan salah satunya dilakukan
Selama ini sistem perawatan terhadap perawatan pencegahan pada sistem
mesin-mesin produksi di PT. Aditama Raya pemanas khususnya pada heater.
Farmindo dilakukan ketika mesin tersebut
mengalami masalah, saat terjadi masalah Perumusan Masalah
maka operator dari mesin tersebut meminta Bagaimana menentukan interval
surat perintah kerja kepada supervisor waktu perawatan pencegahan terhadap
produksi yang kemudian surat tersebut mesin stripping khususnya pada heater,
diserahkan kepada pihak maintenance, dari guna mengurangi kerusakan selama
surat tersebut maka pihak maintenance akan proses produksi dan bagaimana
melaksanakan perbaikan sesuai dengan apa meminimalisasi biaya yang dikeluarkan
yang tercantum dalam surat perintah kerja. untuk setiap terhentinya proses produksi
Selama ini kerusakan banyak terjadi pada karena kerusakan pada mesin stripping.
mesin stripping khususnya pada sistem

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 MENENTUKAN INTERVAL....… 61


2. TUJUAN
1.Menentukan interval waktu perawatan
untuk mengurangi kerusakan yang terjadi
selama proses produksi. Melakukan Pengujian distribusi waktu
antar kerusakan dan waktu antar perbaikan
2.Meminimalisasi biaya yang diakibatkan
terhentinya proses produksi akibat
kerusakan mesin stripping. Menentukan fungsi padat probabilitas dan
fungsi keandalan laju kerusakan
Manfaat yang di harapkan dapat diberikan dan nilai MTTR
antara lain :
Menentukan waktu pergantian pencegahan dengan
1. Dengan adanya sistem perawatan mesin metode “ Age Replacement
yang baik dan teratur yaitu dengan
menetapkan interval waktu perawatan Analisa dan Interpretasi
pada mesin yang optimal, diharapkan
kerusakan pada mesin yang berhubungan Kesimpulan dan saran
langsung dalam proses produksi dapat
berkurang sehingga target produksi dapat
terpenuhi serta mutu dari produk yang 4. TINJAUAN PUSTAKA
dihasilkan akan tetap terjaga. Istilah pemeliharaan dapat
2. Dengan melaksanakan sistem perawatan diartikan sebagai suatu kombinasi dari
mesin secara teratur, diharapkan dapat setiap tindakan yang dilakukan untuk
memperpanjang umur dari fasilitas- menjaga suatu barang atau
fasilitas yang berhubungan dengan memperbaikinya sampai didapatkan
proses produksi. suatu kondisi standart yang dapat
3. Dengan dilakukannya sistem perawatan diterima ( corder, SA, 1992 ), selain itu
yang baik dapat mengurangi terhentinya pemeliharaan dapat juga diartikan
waktu produksi yang diakibatkan oleh sebagai suatu konsepsi dari semua
kerusakan mesin. aktivitas yang diperlukan untuk menjaga
atau mempertahankan kualitas peralatan
3. METODOLOGI PENELITIAN agar tetap dapat berfungsi dengan baik
seperti dalam kondisi sebelumnya. Istiah
Rumusan maintenance dapat diterapkan terhadap
kegiatan yang diperlukan untuk
Penentuan Tujuan menetapkan material yang dipakai atau
melakukan perbaikan kembali agar tetap
Studi lapangan Studi Literatur dalam keadaan yang terpelihara.
Pengamatan Sistem Metode system
Produksi Perusahaan Perawatan Pemeliharaan ini termasuk
pencegahan” Age mempertimbangkan keadaan, pelayanan,
Replacement
modifikasi, moderenisasi, overhoul dan
inspeksi. Jadi dengan adanya kegiatan
Pengumpulan data pemeliharaan yang baik dan tepat, maka
Data Waktu antar kerusakan peralatan atau fasilitas pabrik
Data Waktu antar perbaikan
Data Biaya Perbaikan diharapkan dapat beroperasi secara
optimal dan dapat dipergunakan untuk
proses produksi sesuai dengan apa yang
telah direncanakan serta tidak

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 MENENTUKAN INTERVAL....… 62


mengalami kerusakan selama jangka waktu ∞

yang telah ditentukan. 2. ∫ f ( x)dx = 1


−∞
Sedangkan tujuan pemeliharaan yang
utama adalah Untuk menjamin ketersediaan Menurut Jardine, AKS (1973)
optimum peralatan yang dipasang untuk pemeliharaan pada umumnya
produksi ( Return of Investment ) maksimum menggunakan fungsi padat probabilitas
yang mungkin untuk memperpanjang usia karena kemudahannya dibentuk.
kegunaan aset ( yaitu setiap bagian dari suatu Persamaan kurva dari fungsi
tempat kerja, bangunan dan isinya. Untuk padatan adalah f(tp). Luas daerah
mencapai tingkat biaya maintenance yang dibawah kurva padat probabilitas
serendah mungkin dengan pelaksanan menyatakan besarnya probabilitas
kegiatan maintenance secara efektif dan terjadinya kerusakan, dimana luas total
efisien. adalah sama dengan satu. Jika f(tp)
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah fungsi padat probabilitas
dalam suatu perusahaan berupa pemeliharaan kerusakan, maka luas terjadinya
terencana dan tidak terencana untuk lebih kerusakan antara selang waktu (tx, ty )
jelasnya dapat dilihat pada hubungan antara adalah sebagai berikut :
ty
berbagai bentuk pemeliharan di bawah ini
∫ f (tp)dt
tx
Sedangkan probabilitas terjadinya
kerusakan ta dan tz adalah :
tz

∫ f ( x)dx = 1
ta

Laju Kerusakan
Laju kerusakan alat pada saat t
adalah probabilitas dimana alat tersebut
akan rusak pada interval berikutnya,
sedangkan sampai saat t alat tersebut
masih dalam keadaan baik
Secara spesifik, penulisan r(t) δ t
menjadi probabilitas bahwa suatu item
Gambar 2. Bagan hubungan antara berbagai akan rusak pada interval yang sangat
bentuk pemeliharaan pendek δ t menunjukkan bahwa item
tersebut masih bertahan sampai waktu t.
Fungsi kepadatan probabilitas Biasanya untuk probabilitas bersyarat
Distribusi probabilitas dari variabel dapat ditulis sebagai berikut :
acak tersebut tergambar sebagai daerah yang P (a/b ) = probabilitas terjadinya
dibatasi oleh titik a dan b. A didahului terjadinya peristiwa b
b
= r (t) δ t
P[a ≤ x ≤ b] = ∫ f ( x)dx
Dimana :
a
a = peristiwa ”kerusakan terjadi
Dimana :
1. f(x) ≥ 0 untuk semua x dalam interval δ t”.
b = Peristiwa ”tidak ada kerusakan
yang terjadi sampai waktu t”.

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 MENENTUKAN INTERVAL....… 63


Nilai P ( a/b ) diperoleh dengan P ( a/b ) = baik ( reliable ) dan rusak ( failure ).
P ( a dan b ) Untuk menyatakan kondisi atau state
P(b) suatu system dapat sebagai berikut :
1=δt Misalkan X adalah variable acak (
Dimana P (a / b ) = ∫ F (t )dt
t
random variable )
Jika X = 1 , maka system atau
P(b) adalah probabiitas peristiwa b terjadi, peralatan dikatakan masih beroperasi.
∞ Jika X = 0 , maka system atau peralatan
dan P(b) = ∫ F (t )dt dikatakan rusak ( tidak dapat beroperasi
t )
Sehingga laju kerusakan dalam interval Sehingga x dapat dikatakan sebagai
adalah : proses stokastik, dan apabila x
r +δt
merupakan fungsi terhadap waktu (t)
∫ F (t )dt
r
maka dapat dituliskan sebagai berikut :
r (t )δt = ∞ x = x (t)
∫ F (t )dt
r
Apabila diperoleh variabel acak (
random variable ) T sebagai lamanya
F (t + δ ) − F (t ) peralatan beroperasi sampai mengalami
= kerusakan ( life time ),
1 − F (t )
Kerusakan dapat dinyatakan
Jika persamaan diatas dibagi dengan δ t dan
dengan variable acak T dan memiliki
δ t mendekati 0, maka : hubungan dengan trusak maka x (t) = 1,
lim F (t + δt) - F(t) dan jika T< trusak maka x (t) = 0
R(t) = δt Sehingga diperoleh beberapa
1 - F(f) kemungkinan sebagai berikut :
F (t ) 1. Probabilitas peralatan beroperasi
= sampai dengan t, dapat dituliskan:
R(t )
Dimana r(t) disebut laju kerusakan sesaat ( P[ x (t) = 1 ] = P[ T > t ]
Hazard Rate ) 2. Probabilitas peralatan rusak sampai
Dalam masalah pemeliharaan, jika kita dengan t, dapat dituliskan :
bicara mengenai laju kerusakan, maka yang P[ x (t) = 0 ] = P[ T < t ] = FT (t)
dimaksud adalah laju kerusakan sesaat. Fungsi keandalan merupakan
probabilitas dari suatu system atau
peralatan beroperasi dengan baik untuk
Konsep Keandalan
melakukan tugas tertentu. Umumnya
Keandalan adalah probabilitas suatu
fungsi keandalan ini memiliki nilai
system dalam menjalankan fungsinya selama
antara 0 dan 1, atau dapat dituliskan
periode waktu tertentu dan pada kondisi
sebagai berikut :
operasi yang telah di tentukan. Sehingga
0≤R≤1
jelas bahwa keandalan merupakan fungsi
Dengan ketentuan sebagai berikut :
dari waktu. Semakin lama suatu mesin
1. Jika R = 1, maka dapat dikatakan
beroperasi pastilah mengalami penurunan
bahwa system tersebut pasti dalam
tingkat keandalannya, sehingga diperlukan
kegiatan perawatan yang berfungsi untuk keadaan baik atau beroperasi.
menaikkan tingkat keandalanya. 2. Jika R = 0, maka dapat dikatakan
Keadaan suatau system atau peralatan bahwa system tersebut pasti dalam
sebenarnya terbagi menjadi 2 macam, yaitu keadaan rusak atau tidak beroperasi.

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 MENENTUKAN INTERVAL....… 64


3. Jika R = 0,8 , maka dapat dikatakan  ∞ ∞

bahwa 80 % system tersebut dalam =  − t.R(t ) + ∫ R (t )dt 

keadaan baik atau beroperasi.  0 0 

Karena keandalan merupakan ukuran
probabilitas dari fungsi waktu, maka dapat = ∫ R(t )dt
0
dinotasikan sebagai R(t), yang berarti
keandalan sistem atau peralatan apabila Model Distribusi
dioperasikan selama selang tertentu. Model dari suatu probabilitas
R(t) = P (peralatan beroperasi) kerusakan suatu alat dapat dicocokkan
= P { x(t) = 1 } = P { T > t } dengan distribusi statistik. Dalam
= 1 – P { T < t } = 1 – FT (t) analisa keandalan ada beberapa
FT(t) merupakan fungsi distribusi komulatif distribusi statistik yang umum
umur system atau fungsi distrubusi digunakan.. Jika laju kerusakan dari
kerusakan. Jika fungsi kerapatan merupakan sistem independent terhadap umumnya
turunan dari FT(t), maka : dan karakteristik-karakteristik lain dan
df T ( t ) secara pengoperasiannya, maka yang
fT(t) = lebih tepat digunakan adalah distribusi
dt eksponensial, karena distribusi ini
d [1 − R(t )] berhubungan dengan laju kerusakan
=
dt konstan, jika laju kerusakannya
t
dR(t ) meningkat seiring dengan bertambahnya
= − R (t) = 1 - ∫ fT (t )dt Sehingga umur dari sistem, maka distribusi yang
dt 0
digunakan adalah distribusi normal dan
fungsi keandalannya menjadi R(t) = weibull.

Dalam membahas masalah
∫f
t
T (t )dt
pemeliharaan, terdapat distribusi
Mean Time To Failure probabilitas yang umum digunakan,
MTTF atau rata-rata waktu antar yaitu : Distribusi normal, distribusi
kerusakan adalah ekspektasi masa pakai dari eksponensial, distribusi hiper-
suatu sistem atau peralatan yang dinotasikan eksponensial, dan distribusi weibull.
E(t). MTTF hanya digunakan pada Penjelasan mengenai masing-masing
komponen atau peralatan yang sekali distribusi adalah sebagai berikut:
mengalami kerusakan harus diganti dengan
komponen atau peralatan yang masih baru Distribusi Exponensial
dan baik. MTTF dirumuskan sebagai berikut: Distribusi exponensial adalah salah
E (T) = random variable dan positif satu distribusi yang paling banyak
∞ digunakan dalam praktek. Pada
= ∫ t. f
−∞
T (t )dt distribusi ini laju kerusakan adalah
konstan untuk system yang beroperasi
Sedemikian hingga diperoleh persamaan secara kontinyu.
untuk E (T) sebagai berikut : a. Fungsi PDF : f (t) = λ exp –λt ,
∞ dimana 0 ≤ t ≤ ∞
E(T) =
−∞
∫ t. f T (t )dt b. Fungsi CDF : F(t) = 1-exp –λt

c. Fungsi keandalan : R(t) = exp –λt
= − ∫ t.dR(t )
0

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 MENENTUKAN INTERVAL....… 65


f (t ) Distribusi Normal
d. Laju kerusakan : λ(t) = Biasanya digunakan untuk
R(t )

menggambarkan pengaruh pertambahan
1
e. MTTF : ∫ R(t ) dt = λ
0
waktu ketika sudah bisa memberikan
spesifikasi waktu antar kerusakan yang
Dimana : t = waktu, dan λ = failure rate berhubungan dengan ketidakpastian.
(konstant). a. Fungsi PDF :
 ( t − µ )2 
− 
1  2σ 2 
Distribusi Weibull f (t) = e ; −∞ < t < ∞
Distribusi ini banyak diaplikasikan dalam σ 2π
perhitungan keandalan, dengan adanya Fungsi CDF :
 ( t − µ )2 
parameter-parameter dalam distribusi 1
t − 
2σ 2 
Weibull, bentuk dari perilaku kerusakan f(t) =
σ 2π ∫e 
dt
lebih mudah dimodelkan. −∞

  t β 
 −   
β t β −1   η   b. MTTF = µ
a. Fungsi PDF : f(t) = e
η2
β −1
Model Matematis sistem
βt pemeliharaan
b. Laju kerusakan : λ (t ) =  
η η  Model matematis pemeliharaan
  t β  pencegahan ini diharapkan dapat
 −  
  η   dipergunakan untuk mendekati masalah
c. Fungsi keandalan : R (t) = e pemeliharaan alat atau mesin produksi,
  t β 
∞ ∞  −   dalm hal ini untuk menentukan interval
 η  
d. MTTF : ∫ R(t )dt = ∫ e
0 0
 
pemeliharaan mesin.
Program pemeliharaan sering kali
dihubungkan dengan biaya
Distribusi Log-normal pemeliharaan, karena pelaksanaan
Random variable dikatakan berdistribusi pemeliharaan yang terlalu sering akan
log-normal jika logaritma dari random memerlukan biaya pemeliharaan dalam
variable mengikuti distribusi normal. Oleh jumlah yang besar. Sedang sebaliknya
sebab itu pada distribusi ini ada dua jika pemeliharaan jarang dilakukan,
parameter yaitu µ (mean) dan ( standar maka kerusakan akan sering terjadi
deviasi ). sehingga memerlukan biaya yang besar.
a. Fungsi PDF : Dengan demikian harus dicari titik
 (ln t − µ )2  optimal untuk tiap beberapa satuan
− 
1  2σ 2  komponen yang harus dirawat supaya
f (t) = e ,t ≥0
tσ 2π total biaya pemeliharaan minimum.
Dengan asumsi bahwa setiap kerusakan
Fungsi keandalan : komponen yang terjadi diganti dengan
 (ln t − µ )2  komponen yang baru.

1 1  − 2σ 2

σ 2π ∫0 t

R( t) = e dt
Metode Age Replacement
b. MTTF = µ Metode Age Replacement adalah salah
satu metode yang digunakan untuk
sistem perawatan pencegahan dimana

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 MENENTUKAN INTERVAL....… 66


metode ini dalam penggantian ekspektasi panjang siklus kerusakan x
pencegahannya dilakukan dengan probabilitas kerusakan ) = tp x R(tp)
menetapkan interval waktu penggantian + ( ekspektasi panjang siklus kerusakan )
pencegahan berikutnya sesuai dengan x [1-R(tp)]
interval yang telah ditentukan. Untuk menentukan panjang siklus
Pada model Age Replacement ini terdapat kerusakan ekivalen dengan perhitungan
dua siklus operasi yaitu : umur komponen. Dengan asumsi bahwa
Kedua siklus itu digambarkan sebagai distribusi kerusakan adalah distribusi
berikut : normal.
Menurut Jardine (1973 ) persamaan untuk Umur komponen merupakan waktu rata-
total biaya ekspektasi penggantian rata komponen beroperasi, yang
pencegahan persatuan waktu dapat ditulis dinyatakan dengan persamaan :
sebagai berikut : tp

∫δ tf (t )dt
C (tp) = Total biaya Ekspektasi Penggantian
Per Siklus Notasi tp disini menyatakan waktu
dimana aktivitas pemeliharaan
Ekspektasi Panjang Siklus ( MTBR ) pencegahan dilakukan. Maka daerah
Dimana : yang diasir menyatakan waktu rata-rata
Total Biaya Ekspektasi penggantian Per terjadinya kerusakan, sehingga rata-rata
Siklus adalah : daerah yang diarsir adalah :
tp
= ( Biaya Siklus Pencegahan x Probabilitas
M(tp) = ∫ tf (tp )dt /[1 − R(tp )]
siklus pencegahan ) + ( Biaya Siklus

Kerusakan x Probabilitas Siklus kerusakan )
Persamaan ekspektasi panjang siklus
= Cp.R (tp) + Cf [ 1 – R(tp) ]
adalah :
Ekspektasi panjang siklus merupakan waktu
E(tp) = tp R(tp) + M(tp) [1-
antara penggantian komponen yang pertama
R(tp)]
sampai berikutnya. Sehingga ekspektasi tp
panjang siklus disebut MTBR ( Mean Time =tp R(tp) + ∫ tf (tp )dt
Between Replacement ) yaitu : ∞
tp
Sehingga persamaan total ekspektasi
MTBR = tp. R(tp) + ∫ tf (t )dt biaya penggantian perunit waktu dapat
−∞
ditulis :
Pemeliharaan yang dilakukan pada waktu tp
C(t)
menjelaskan bahwa pada waktu tp tidak
Cp × R (t ) + Cf [1 − R (t )]
terjadi kerusakan, dimana ini merupakan = t
keandalan. t × R (t ) + ∫ t × f (t )dt
Sehingga probabilitas aktivitas pemeliharaan 0
pada masa sebelum tp sama dengan
keandalan mesin, yaitu R(tp). Sedangkan 5. ANALISA DAN HASIL
probabilitas terjadinya kerusakan pada tp Analisa dan interpretasi data
merupakan fungsi kegagalan F(tp), dimana dilakukan terhadap data-data pada bab
F(tp) = 1-R(tp). sebelumnya. Hasil analisa ini akan
Ekspektasi panjang siklus [ E(tp) ] dapat menjadi dasar dalam menentukan
dihitung sebagai berikut : alternatif perbaikan yang dilakukan
E(tp) = ( Panjang siklus pencegahan x nantinya sehingga akan lebih efektif.
probabilitas siklus pencegahan ) + ( Usulan perbaikan diarahkan pada
Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 MENENTUKAN INTERVAL....… 67
minimalisasi biaya yang dikeluarkan Grafik Fungsi Padat Probabilitas
akibatkan terhentinya proses produksi akibat
kerusakan pada mesin stripping. 1.8000

N ila i p a d at P ro b ab ilita
1.6000
1.4000
1.2000
Analisa Penentuan Distribusi Data 1.0000
0.8000
Dari pengujian distribusi terhadap data 0.6000
waktu antar kerusakan dan waktu antar 0.4000
0.2000
perbaikan dengan menggunakan softwere 0.0000
reliasoft Weibul ++ didapatkan : 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Interval waktu (t) dlm hari

Je Na Jenis Data Parameter


nis ma Distr Scal Shap Analisa Tingkat Keandalan
M Ko busi e e Komponen
esi mp (η ) ( β ) Dari perhitungan pada bab
n on sebelumnya didapatkan nilai
en keandalan komponen diatas 50% (
Time nilai keandalan yang diinginkan
Wei to 13,3 3,10 pihak perusahaan ) yaitu pada interval
bull Fail 449 63 waktu 11 hari yaitu sebesar 57,77 %
Strippin
ure Dari bentuk grafik keandalan
g
Time komponen dibawah ini keandalan dari
Heater
Wei to 2,11 2,79 komponen heater semakin menurun
bull Repa 74 08 seiring dengan waktu, semakin lama
ir dipergunakan maka tingkat keandalan
akan semakin kecil, jika pihak
Waktu antar kerusakan ( Time to perusahaan menginginkan nilai
failure ) memiliki data berdistribusi Weibull keandalan lebih besar lagi maka
dengan nilai beta ( β ) 3,1063 , dan Eta ( konsekuensinya waktu pemakaian
η ) 13,3449, sedangkan Waktu antar komponen akan relatif singkat.
perbaikan ( Time to Repair ) memiliki data Adapun gambar grafiknya adalah
berdistribusi Weibull dengan nilai beta ( β ) Grafik Keandalan Komponen

2,7908 , dan Eta ( η ) 2,1174 1.2


1
F u ng si K ean d alan
K o m p on en

0.8
Analisa Fungsi Padat Probabilitas
0.6
Dari perhitungan pada bab sebelumnya 0.4
didapatkan nilai dari fungsi padat 0.2
probabilitas dengan nilai tertinggi dari fungsi 0
tersebut yaitu pada interval waktu 12 hari 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Interval Waktu
dengan nilai sebesar 1,5939 yang artinya
probabilitas kerusakan dari komponen heater
lebih besar terjadi pada interval waktu 12 Analisa Laju kerusakan
hari. hal tersebut dapat dilihat dari bentuk Dari perhitungan pada bab
grafik yang memuncak pada interval waktu sebelumnya didapatkan nilai dari Laju
12 hari, Adapun gambar grafiknya adalah : Kerusakan dengan nilai tertinggi dari
fungsi tersebut yaitu pada interval
waktu 30 hari yaitu sebesar 1,2821
Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 MENENTUKAN INTERVAL....… 68
dimana laju kerusakan akan meningkat berapa nilai keandalan komponen heater
seiring dengan waktu pemakaian dari yang diinginkan perusahaan, semakin
komponen tersebut dan jika dibandingkan kecil nilai keandalan komponen maka
dengan keandalan komponen maka interval total biaya perawatan akan semakin
waktu 30 hari heater tidak memiliki nilai kecil namun konsekuensinya semakin
keandalan komponen. Atau dapat kecil nilai keandalan komponen maka
dikatakan pada interval waktu 30 hari kemungkinan kerusakan dari komponen
heater tidak dapat diandalkan untuk akan semakin besar sehingga jika terjadi
bekerja dengan baik. kerusakan secara mendadak maka biaya
yang dikeluarkan akan semakin besar.
Grafik Laju Kerusakan
dalam hal ini perusahaan menetapkan
besarnya keandalan komponen diatas
1.4000 50%.
1.2000 Dari Perhitungan Total Biaya
L a ju K e ru s a k a n

1.0000 perawatan pada bab sebelumya , maka


0.8000 diperoleh hasil minimum pada interval
0.6000
waktu 30 hari yaitu sebesar Rp.
0.4000
157.970,- dengan tidak memiliki tingkat
0.2000
keandalan namun karena tingkat
0.0000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 keandalan yang ditetapkan tidak boleh
Interval Waktu kurang dari 50 %, maka interval waktu
yang dipilih adalah adalah interval
waktu 11 hari dengan total biaya
Analisa Total biaya perawatan dengan perawatan Rp. 343.864,- dengan tingkat
Metode Age Replacement keandalan 57,77 %.
Dari perhitungan pada bab sebelumnya Jika menggunakan perawatan
didapatkan nilai dari biaya total perawatan preventive selama 11 hari maka akan
dengan metode age replacement adalah : terjadi perawatan selama 18 Bulan
Grafik Total Biaya Perawatan sama dengan 441 hari kerja.
1,800,000
Maka akan didapat kan banyaknya
Total Biaya Perawatan C(tp)

1,600,000 perawatan selama 18 bulan adalah 40


1,400,000
1,200,000 kali perawatan
1,000,000
800,000
Dari perhitungan diatas didapat 40
600,000
400,000
kali perawatan komponen, karena proses
200,000 produksi berlangsung selama 441 hari
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 kerja, sementara perusahaan pada
Interval Waktu (tp) hari kondisi awal mengalami frekuensi
kerusakan sebanyak 30 kali, maka kita
Dimana total biaya yang dikeluarkan dapat membandingkan pengeluaran
pada interval waktu pertamakali sangatlah biaya yang terjadi melalui perhitungan
besar hal ini dapat dilihat pada grafik dan dibawah ini : Total biaya akibat
dapat dikatakan bahwa saat tejadi kerusakan kerusakan Heater selama 18 bulan,
maka biaya yang hilang atau yang sebelum diadakan penentuan interval
dikeluarkan oleh perusahaan pasti sangat perawatan dengan metode Age
besar akan tetapi lain halnya jika dilakukan Replacement dengan interval waktu
perawatan dalam hal ini tergantung dari

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 MENENTUKAN INTERVAL....… 69


kerusakan setelah kondisi rusak adalah 30 penghematan sebesar Rp.
kali penggantian. 12.412.500,- Atau sebesar 15 % .
Biaya penggantian = Rp. Berdasarkan hasil kesimpulan
2.718.750,- x 30 diatas, maka dapat dikemukakan
= Rp. beberapa saran sebagai berikut :
81.562.500,- 1.Dalam rangka menjaga agar
Total biaya penggantian komponen faslilitas produksi selalu dalam
Heater selama 18 bulan, setelah diadakan kondisi siap pakai, maka perusahaan
penentuan interval perawatan dengan metode hendaknya melakuan perawatan
Age Replacement. Untuk perawatan semua mesin khususnya mesin
komponen Heater pada keandalan 57.77 % stripping secara terus-menerus dan
diperoleh waktu optimal 11 hari sekali terencana dengan menerapkan
sehingga untuk waktu 18 bulan adalah : 40 metode Age Replacement , sehingga
kali perawatan akan diperoleh kondisi optimal
Jika memakai perawatan preventif sesuai criteria pencapaian tujuan
selama 11 hari, maka akan terjadi 40 kali yang diinginkan.
perawatan dengan. Biaya perawatan = Rp. 2.Metode penelitian perawatan
1.728.750,- x 40 = Rp. 69.150.000,- preventif Age Replacement,
Penghematan yang didapat sebesar : ( Rp. selanjutnya dapat dikembangkan
81.562.500,- ) – ( Rp. 69.150.000,- ) = Rp. untuk jenis mesin-mesin produksi
12.412.500,- yang lainnya.
Atau dapat dikatakan dalam persen
penghematan selama 18 bulan yang terjadi 7. Daftar Pustaka
apabila perusahaan mengadakan perawatan 1. A.K. Govil, 1996, Reliability
preventif adalah sebesar : Engineering, Tata Mc Graw,
 Rp. 12.412.500,-  Hill Publishing Company
=  x 100% Limited, New Delhi.
 Rp. 81.562.500,-  2. Anda Iviana Juniani. “Identivikasi
=15.22 % = 15 % Resiko dan Penerapan
Metode Risk Management
6. Kesimpulan dan Saran Pada Sistem Bahan Bakar
Berdasarkan hasil pengolahan data dan Solardi Unit Pembangkitan
pembahasan, maka dapat diambil beberapa Paiton”, Tugas Akhir, FTI-
kesimpulan sebagai berikut : ITS, 2003.
1. Interval perawatan pencegahan yang 3. Alain, Villemeur, 1992,
effisien dengan menggunakan metode Age Reliability, Availability,
Replacement adalah setiap 11 hari sekali Maintainability, And Safety
dengan total biaya minimum sebesar Rp. Assessment, Volume 1, John
343.864,- Dengan tingkat keandalan 57,77 Wiley Inc, New York.
% 4. Ardiansyah, Mochammad, 2004,
2. Biaya interval perawatan pencegahan hasil Menentukan Kebijakan
penelitian setiap 11 hari sekali didapatkan Perawatan Pencegahan Yang
angka sebesar Rp. 69.150.000,- Lebih Optimal Dengan Pendekatan
rendah apabila dibandingkan dengan RCM II, Laporan
kondisi awal perusahaan sebelumnya yaitu
Rp. 81.562.500,- dengan demikian terjadi

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 MENENTUKAN INTERVAL....… 70


5. Dimitri Kececioglu. “Reliability 8. Moubray, John, 1997, Reliability
Engineering Handbook”, Centered Maintenance,
Volume 1-2, Prentice Hall. Industrial Press Inc, New
6. Firmanta, M. Dirga, 2005, York.
Implementasi Metode RCM II 9. Prameswari, L Hayu, 2006,
Dan Analisa Keandalan Untuk Penerapan RCM Dalam
Menentukan Kebijakan Merencanakan Kegiatan
Kegiatan Perawatan Perawatan Yang Optimal,.
Pencegahan Dan Interval 10. Robert B.Abernethy, “The New
th
Perawatan Pencegahan Yang Weibull Handbook”, 4
Optimal. edition, Nort Palm Beach,
7. Kamil M. Noor,”Identifikasi dan FL, 2002.
Pengukuran resiko di Line 11. Woodhouse, John,”Managing
Produksi III PT.Trias Sentosa Industrial Risk”, Chapman
Tbk Dengan Menggunakan & Hall, London, 1999
Metode Risk Management”,
Tugas Akhir, FTI-ITS, 2002.

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 MENENTUKAN INTERVAL....… 71

Anda mungkin juga menyukai