Pandangan tokoh Teori Sociological Jurisprudence mengenai hukum yang baik dalam
masyarakat
DISUSUN OLEH:
SEKOLAH PASCASARJANA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum dan masyarat merupakan dua aspek yang tidak terpisahkan. Dimana
ada masyarakat disitu ada hukum. Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah zoon
politicon, artinya bahwa manusia pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul
dengan sesamanya. Jadi manusia adalah makluk yang suka bermasyarakat. Untuk
mencapai hidup teratur, aman dan terjamin hak-hak masyarakat maka diperlukan
hukum.1 Menurut paham positivisme bahwa, hukum adalah suatu perintah dari
dianggap sebagai suatu sistem yang logis, tetap, dan bersipat closed logical system.2
Aliran positivisme hukum yaitu the pure law teori memandang bahwa konsep
penerapan hukum harus bersih dari anasir-anasir non yuridis seperti sosiologis, politis,
historis dan etika. Peraturan hukum selalu merupakan hukum positif (tertulis).3 Dari
unsur sosiologis berarti bahwa ajaran Hans Kelsen tidak memberikan tempat bagi
hukum kebiasaan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Sedangkan dari
unsur etis konsepsi hukum Hans Kelsen tidak memberi tempat bagi berlakunya hukum
alam. Etika memberikan suatu penilaian tentang baik buruknya suatu perbuatan.4
1
C.S.T. Kansil,1979, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta, PN Balai Pustaka,
hal. 1 dan 31
2
Saifullah, 2007, Refleksi Sosiologi Hukum, Bandung, PT Refika Aditama, hal. 64
3
Bismar Nasution, dkk, Bahan Kuliah Teori Hukum Kelas Paralel A dan B, Program Studi Ilmu Hukum
(Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara), tampa tahun dan halaman
4
Lili Rasjidi, dkk,2001, Dasar-Dasar Filsapat dan Teori Hukum, Bandung, PT Citra Aditya Bakti, hal. 61
Keberlakukan hukum ditengah masyarakat bukan lagi ditujukan untuk
mencapai keadilan semata tetapi kepastian hukum.5Apabila hukum bersih dari faktor-
faktor non yuridis maka hukum itu tidak lain bersifat statis tidak melihat kenyataan
antara law in book and law in practek. Hal ini tentu menjadi suatu problema dalam
penerapan hukum dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan pandangan Thomas
Hobbes6 yang menyatakan bahwa apabila hukum dicitrakan sebagai perintah maka
menimbulkan bahwa nilai-nilai yang diperjuangkan oleh hukum sudah tidak sesuai lagi
kenyataan dari pada kedudukan dan fungsi hukum dalam masyarakat. Kenyataan
hukum pada dasarnya adalah kemauan publik, jadi tidak sekedar hukum dalam
haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Teori ini
memisahkan secara tegas antara hukum positif dengan hukum yang hidup. Tokoh aliran
ini terkenal di antaranya adalah Eugen Ehrlich (1862-1922) seorang ahli hukum dan
saat ini, tidak lagi merupakan persoalan tentang legalitas formal, tentang penafsiran
arah penggunaan hukum sebagai sarana untuk turut membentuk tata kehidupan yang
55
Bismar Nasution, tampa halaman
6
Mahmul Siregar, Bahan Kuliah Teori Hukum, Program Studi Ilmu Hukum (Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara)
7
Bismar Nasution, tampa tahun dan halaman
baru tersebut atau sesuai dengan kondisi saat itu. Dengan kata lain, hukum positif baru
akan berlaku secara efektif apabila berisikan atau selaras dengan hukum yang hidup
dalam masyarakat.8
2)
8
R. Otje Salman, 1993, Beberapa Aspek Sosiologi Hukum, Cet. 1, Bandung: Alumni, hal. 3-4
BAB II
PEMBAHASAN
Eugen Erlich, Benyamin Cardozo dan lain-lain.9 Salah satu tokoh teori
dari suatu proses naturalisasi belaka. Semua gejala dunia termasuk hukum di dekati
alamiah juga. Jadi hukum merupakan kenyataan karena berasal dari kenyataan
dalam masyarakat. Jadi menurut Erlich bahwa hukum yang baik adalah hukum
dasarnya adalah kemauan publik, jadi tidak sekedar hukum dalam pengertian law in
books.
kepastian hukum (positivisme hukum) dan living law sebagai wujud penghargaan
hukum yang menyatakan bahwa semua hukum positif berakar dalam suatu hukum
fundamental masyarakat.
baik akal maupun pengalaman. Pandangan ini berasal dari roscoe poud. Hanya
hukum yang sanggung menghadapi ujian akal dari hidup terus. Hukum adalah
pengalaman yang diatur dan dikembangkan oleh akal, yang dimumumkan dengan
politik dan dibantu oleh kekuasaan masyarakat.12 Hukum yang baik adalah hukum
luas studi hukum. pendekatan multinasional ini untuk menghindari mendapat hasil
yang bias dalam menggunakan teori ilmu-ilmu sosial dalam melihat segi-segi
hukum baik dalam proses pembuatannya maupun penerapannya. Hal ini dilakukan
untuk menjawab pertanyaan hukum yang bagaimana yang dapat dipatuhi oleh
oleh masyarakat yang bersangkutan. Karena itu hukum harus merupakan hasil
konsensus masyarakat tertentu. Menurut Roscoe Pound tugas utama hukum adalah
hukum.
12
Lili Rasjidi, Op.Cit, hal. 67
13
Ibid, hal. 66
Kepentingan yang dilindungi oleh hukum yang dikmaksud Roscoe
Pound yaitu:
4. Kehendak bebas
5. Reputasi
Disisi lain Eugen Ehrlich menyatakan hukum yang dibuat, harus sesuai
dengan hukum yang hidup didalam masyarakat. Itulah sebuah pernyataan yang
dikatakan Eugen Ehrlich. Kalimat singkat yang mempunyai makna dalam. Hakim
sebagai salah satu dari aparat penegak hukum, dalam membuat keputusan harus
sociological rechts (1913)”¸ mengatakan bahwa masyarakat adalah ide umum yang
dapat digunakan untuk menandakan semua hubungan sosial, yakni keluarga, desa,
dan sebagainya. Ehrlich memandang semua hukum sebagai hukum sosial, tetapi
dalam arti bahwa semua hubungan hukum ditandai oleh faktor-faktor sosial
pembentukan hukum mengatakan bahwa semua hukum positif berakar dalam suatu
seluruh hidup bersama. Hidup bersama pada masyarakat modern dikuasai oleh
sekarang.
dipelopori oleh Carl Von Sevigny yaitu Hakim perlu juga memperhatikan
dilakukan oleh hakim berdasarkan hati nuraninya tetapi juga sekaligus bersifat
14
Theo Huijbers, 2001, Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah, Yogyakarta, Penerbit Kanisius, hal.
213
15
Ibid, hal. 20
heteronom karena Hakim terikat kepada keputusan-keputusan terdahulu (faktor-
otonom yang kuat disebabkan Hakim harus menjelaskan atau melengkapi Undang-
Hukum positif yang baik dan karenanya efektif, adalah hukum positif yang
sesuai dengan living law yang sebagai inner order dari masyarakat mencerminkan nilai-
nilai yang hidup didalamnya. Anjuran E. Ehrlich ini memberikan semangat bagi sistem
hukum di Indonesia, agar hukum positif yang berlaku di Indonesia tetap efektif dalam
hukum yang hidup di masyarakat dengan menggali, mengikuti dan memahami nilai-