Anda di halaman 1dari 169

1

Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah saya dapat menyusun tulisan ini sebagai
bahan bacaan para mahasiswa di perguruan tinggi baik negeri dan swasta, khususnya
mahasiswa PGSD. Penyusunan buku ini sengaja saya sajikan sebagai bahan ajar atau buku
sumber bagai mahasiswa sekaligus buku pegangan dosen.

Buku ini diberi judul “PBSI Kelas Tinggi” bertujuan agar mudah dikenali sekaligus
acuan pembelajaran saya pribadi. Namun demikian para mahasiswa disarankan
memilikinya dengan memperbanyak dan memilikinya masing-masing.

Insya Allah dalam waktu dekat buku ini akan segera direvisi agar lebih sempurna.
Harapan penulis adalah adanya suatu masukan dari pembaca sebagai bahan
penyempurnaan. Karena sebenarnya apa yang penyusun sajikan masih bersifat sederhana
belum ada koreksi atau masukan dari pihak manapun. Sangatlah wajar bila di sana sini
masih ditemukan banyak kejanggalan baik dari sisi materi maupun yang lainnya

Akhirul kalam saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena dengan penuh
kesadaran sebenarnya buku ini masih banyak kekuranga. Seperti dalam peribahasa
dikatakan, “Tiada rotan akar pun jadi.”

Wasalamulaikum,

Ahmad Muttaqillah
2
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
BAB I
MORFOLOGI
A. Pendahuluan
Kegiatan berbahasa manusia selain secara lisan juga melalui tulisan. Dalam
berbahasa diperlukan berbagai jenis kata yang tentunya memiliki makna yang benar
dan dapat dimengerti.

Untuk mendapatkan makna yang berbeda (baru) dan mudah dimengerti tentunya
dilakukan perubahan suatu bentuk (asal) kata menjadi bermacam-macam bentuk.
Tanpa perubahan bentuk ini, maka kata yang berbeda tidak akan terbentuk.

Untuk dapat lebih memahami perubahan bentuk, dapat dipelajari melalui ilmu
tata bahasa yang menyelidiki bentuk kata dan perubahan-perubahannya. Yang
sering disebut ”Morfologi.” Melalui tulisan ini akan dibahas tentang perubahan
bentuk kata dan bentuk bahasa yang terkecil yang menyelidiki bentuk kata dan
perubahan-perubahannya. B. Pengertian Morfologi

Secara harfiah morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kombinasi


morfem. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-
perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Dkatakan pula bahwa
morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahanperubahan
bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi sematik.

Kata morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie barasal dari
bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan
logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat di antara morphe dan logos adalah bunyi
yang sering muncul di antara dua kata yang digabungkan. Jadi, morfologi berarti
ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk kata atau cabang linguistik tentang
morfem dan kombinasinya.

Objek pembicaraan morfologi secara struktural adalah morfem pada tingkat


terendah dan kata pada tingkat tertinggi. Yang dipelajari dalam morfologi ialah
bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta
perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi
objek pembicaraan dalam morfologi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk
beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap
makna (arti) dan kelas kata.
3
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
C. Morfem dan Klasifikasi Morfem
Morfem merupakan unsur terkecil yang memiliki makna dalam tutur bahasa.
Morfem adalah unsur terkecil dalam pembentukan kata yang mempunyai makna dan
disesuaikan dengan aturan pengguna bahasa atau penuturnya. Dalam KBBI
dikatakan morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna
secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil.

Sebuah kata dapat terdiri dari satu morfem atau lebih. Jika sebuah kata
dipotong menjadi bagian yang lebih kecil, maka tidak akan mempunyai makna.
Contoh kata kata besar masih mempunyai makna, tapi bila di pecah menjad be dan
sar tentu tak bermakna. Begitu pula, jika kata “kecil” dipotong menjadi ke dan cil,
maka masing-masing tidak mempunyai makna. Demikian pula kata “minum”.
“Minum” tidak akan berfungsi dan memberi makna apabila dipecah menjadi mi dan
num. Sebaliknya, kata “diminum” boleh dipecahkan kepada dua morfem yaitu “di”
dan “minum”. Jadi , perkataan atau sebuah kata boleh terdiri dari beberapa morfem.

Morfem dapat diklasifikasikan menjadi dua macam:


1. Morfem Bebas
Morfem bebas adalah morfem yang dapa bertdiri sendiri sebagai kata dan dapat
langsung mambentuk kalimat serta mampunyai makna tanpa harus terlebih dahulu
menggabungkannya dengan morfem lain, seperti : “Dia minum susu”.

Kallimat tersebut terdiri atas tiga mirfem: (1) Dia; (2) minum; (3) susu. Morfem
bebas sebenarnya sama dengan kata tidak memiliki imbuhan (kata dasar).

Contoh: makan, minum, tidur, bangun, rumah, jalan, dsb.


2. Morfem Terikat
Morfem terikat merupakan morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan belum
mengandung makna, tatapi harus melekat pada bentuk lain yang berupa morfrm
bebas. Morfem terikat harus digabung dengan morfem bebas agar dapat membentk
kata dan dan mempunyai makna. Morfem terikat dalam bahasa Indonesia ada dua
macam, yakni morfem terikat morfologi dan morfem terikat sintaksis.

a. Morfem terikat morfologi


Morfem terikat morfologi merupakan morfem yang terikat dengan sebuah
morfem dasar. Morfem itu antara lain: Prefiks = awalan: me-, ber, pe-, per-,
se-, ke-
4
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
• Infiks = sisipan : -er-, -el-, -em-
• Sufiks = akhiran : -i, -kan, -an
• Konfiks = imbuhan gabungan senyawa : per-an, ke-an, dan lain-lain.
Morfem terikat morfologi memilki bermacam-macam fungsi.
• Imbuhan yang berfungsi membentuk kata kerja, yaitu: me-, ber-, di-, -kan,
-i, dsb.
• Imbuhan yang berfungsi membentuk kata benda yaitu: pe-, ke-, -an, peran, -
man,- wati, -wan, dsb.

• Imbuhan yang berfungsi membentuk kata sifat, yaitu: ter-, -i, -wiah, -iah.
• Imbuhan yang berfungsi membentuk kata bilangan, yaitu: ke-, se-.
• Imbuhan yang berfungsi membentuk kata tugas, misalnya: se- (setelah,
sebelum, sehingga) dan se-nya (sekiranya, seandainya).

b. Morfem terikat sintaksis


Morfem terikat sintaksis yaitu morfem yang mempunyai arti pada tataran
kalimat, misalnya kata sambung atau kata depan. Contoh: aku dan kamu pergi
bersama. Kata dan pada kalimat tersebut apabila berdiri sendiri tidak memiliki
arti. Dalam kalimat mereka yang membeli dan membagikan buah itu. Dapat
diklasifikasikan berdasarkan morfemnya sebagai berikut:

Mereka, beli, bagi, buah, adalah morfem bebas.


Mem-, mem-kan, adalah morfem terikat morfologis.
Morfem yang, dan, adalah morfem terikat sintaksis. Kata yang, dan tidak
mengandung makna tersendiri.

3. Afiksasi
Afiks (imbuhan) merupakan suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata
merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata.Melainkan
mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi
kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan
objek.Sedangkan prosesnya sendiri disebut afiksasi (affixation).Imbuhan (afiks)
adalah bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata.

Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan
tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata.

Contoh:
5
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
“ber” – pada kata “lari” menjadi berlari
“-an” pada “pakai” menjadi pakaian
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu:
a. Prefiks (Awalan)
Ialah afiks (imbuhan) yang ditempatkan di bagian muka dasar (kata dasar atau
kata kompleks/ jadian.

Contoh:
 ber- berjalan, bermain
 di- ditulis, dibeli, dipukul
 meN-, mem- menulis, membaca, mempertahankan
 ter- terpilih, terbawa
b. Sufiks (Akhiran)
Ialah morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata atau dilekatkan pada
akhir dasar.

Contoh:
-an makanan, mainan
-kan ambilkan, satukan, jadikan
-man, -wati seniman, seniwati
c. Infiks (Sisipan)
Infiks adalah morfem terikat morfologis (berupa afiks) yang disisipkan di tengah
kata.

Contoh:
-el- = geletar, gelegar, jelajah, leluhur, melaju, pelatuk, selidik, telapak, telunjuk,
telangkup, telungkup.
-em- = cemerlang gemetar, gemilang, jemari, kemuning, kemelut, kemilau,
semerbak, temali, temurun

-er- = ceritera, gerigi, gerincing, gerisik, serabut, seruling, genderang, kerudung


reruntuh(an), peranjat -in- = kinerja, sinambung, tinambah

-em-er = gemerlap, gemerincing, gemerisik


d. Konfiks (Awan dan Akhiran)
Konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang diletakan sekaligus pada awal
dan akhir dasar.
6
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Contoh:
ber - an = berdatangan, berhamburan,berkejaran ke - an =
keuangan, keahlian, kejadian, kelangkaan per - an = perjuangan,
pertemuan, peradaban se - nya = sebaik-baiknya, sebesar-
besarnya, sepintar-pintarnya.

D. Alomorf
Alomorf adalah variasi bentuk morfem yang memiliki kesamaan. Variasi morfem
itu bergantung dari lingkungan yang dimasukinya. Menurut Hasan Alwi dkk,
(2003:29) Alomorf merupakan ”anggota suatu morfem yang wujudnya bebrbeda,
tetapi mempunyai fungsi dan makna yang sama.”

Alomorf adalah anggota morfem yang sama, yang variasi bentuknya disebabkan
oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya (KBBI, 2008:43). Misalnya morfem
ber- memnyunyai alomorf ber-, be-, dan bel-. Seperti juga me-, mem-, men-, meng-
, meny-. Jadi alomorf merupakan variasi bentuk morfem yang berupa prefiks.

Agar terlihat lebih jelas, alomorf dapat dilihat pada deretan bentuk bahasa
berikut: (1) melihat (2) merasa (3) membawa (4) membantu (5) mendengar (6)
menduda (7) menyanyi (8) menyikat (9) menggali (10) menggoda

(11) mengelas (12) mengetik.


Dari deretan bentuk di atas, terlihat bentuk yang hampir sama, bukan hanya itu,
makna dari deretan bentuk tersebut juga sama. (1) Bentuk-bentuk tersebut adalah
me- pada melihat dan merasa, (2) mem- pada membawa dan membantu, (3) men-
pada mendengar dan menduda, (4) meny-pada menyanyi dan menyikat, (5) meng-
pada menggali dan menggoda, dan (6) menge- : mengelas dan mengetik.

Bentuk mem-, men-, meny-, meng-, dan menge- berasal dari variasi morfem
(alomorf) yang satu yaitu me-.

Dalam sebuah kata bisa terdapat satu, dua, tiga, atau enam alomarf. Alomorf di
sini adalah varisasi afiks yang terjadi karena adanya pertemuan dengan fonem yang
berbeda sehingga menghasilkan pemunculan fonem, pengekalan fonem, peluluhan
fonem, dll.
Afiks Alomorf Ciri-ciri Contoh Keterangan
7
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
me- meng- Bentuk dasar dengan me + ambil - Peluluhan /k/
kadang-
fonem awal /a/, /i/,/u/, >mengambil
kadang tidak terjadi jika
/e/, /o/, /Ə/, /k/, /g/,/h/, dirasakan perlu untuk
atau /x/. membedakan makna
tertentu, contoh pada kata
mengaji dan mengkaji.

menge- Bentuk dasar dengan me + bom -


satu suku kata >mengebom
ditambahkan dengan
fonem /Ə/.

me- Bentuk dasar dengan me + latih -


fonem awal /l/, /m/, /n/, >melatih
/ñ/, /ƞ/, /r/, /y/, atau /w/
tidak ada yang mengubah
bentuk dasarnya.

men- Bentuk dasar dengan me + duga Untuk fonem /t/


fonem awal /d/ atau /t/. >menduga me + kadangkadang luluh,
kadangkadang tidak,
tuduh -
contoh pada kata
>menuduh menerjemahkan dan
menterjemahkan.
8
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
mem- Bentuk dasar dengan me + babat - Untuk fonem /b/ dan /f/
fonem awal /b/, /p/, atau >membabat pada proses afiksasi
/f/.
terdapat penambahan
fonem /m/, sedangkan
pada fonem /p/ terjadi
peluluhan ke dalam
fonem /m/.

Untuk bentuk dasar


yang diawali dengan per,
pro, dan pe tertentu
kadang-kadang tidak
luluh.

meny- Bentuk dasar dengan men + sapa - Di dalam ejaan lama,


fonem awal /s/. >menyapa bentuk dasar dengan fonem
awal /c/ dan /j/ turut diubah
menjadi meny namun saat
ini sudah tidak lagi, contoh
pada kata menyuci dan
mencuci.

pe- pe- Bentuk dasar dengan pe + rebut -


fonem awal /r/ atau >perebut
dasar yang suku
pertamanya berakhir
dengan /Ər/. pe + manis -

Bentuk dasar dengan >pemanis


fonem awal/m/, /n/, /r/,
/l/, /w/, /y/, /ñ/, dan /ƞ/.

pel- Pada bentuk dasar ajar pe + ajari -


>pelajari
per- Bentuk dasar pe + besar ->
9
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
nomina, ajektiva, dan perbesar
numeralia dengan fonem
awal selain /r/ atau dasar
yang suku pertamanya
berakhir dengan /Ər/
serta bukan morfem ajar.

Membentuk verba.

pem- Bentuk dasar dengan pe +besar - Untuk fonem /b/ dan /f/
fonem awal /b/, /p/, atau >pembesar pada proses afiksasi
/f/. terdapat penambahan
fonem /m/, sedangkan pada
fonem /p/ terjadi peluluhan
ke dalam fonem /m/.

pen- Bentuk dasar dengan pe + tulis - Untuk fonem /t/


fonem awal /d/ atau /t/. >penulis kadangkadang luluh,
kadangkadang tidak,
contoh pada kata
penerjemah dan
penterjemah.

peny- Bentuk dasar dengan pe + sunting - Di dalam ejaan lama,


fonem awal /s/. >penyunting bentuk dasar dengan fonem
awal /c/ dan /j/ turut diubah
menjadi meny namun saat
ini sudah tidak lagi, contoh
pada kata penyuci dan
pencuci.

peng- Bentuk dasar dengan pe + karang - Peluluhan /k/


kadang-
fonem awal /a/, /i/,/u/, >pengarang pe
kadang tidak terjadi jika
+ ikut -
/e/, /o/, /Ə/, /k/, /g/,/h/, dirasakan perlu untuk
atau /x/. >pengikut membedakan makna
10
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
tertentu, contoh pada kata
pengaji dan pengkaji.

penge- Bentuk dasar dengan pe + bom -


satu suku kata >pengebom
ditambahkan dengan
fonem /Ə/.

ber- be- Bentuk dasar dengan ber + renang


fonem awal /r/ dan >berenang ber
beberapa bentuk dasar
+ kerja -
yang suku pertamanya
berakhir dengan /Ər/ >bekerja

bel- Apabila ditambahkan ber + ajar -


pada dasar tertentu >belajar ber +
lunjur -

>belunjur
ber- Tidak berubah ber + obat -
bentuknya apabila >berobat
digabungkan dengan
dasar di luar ciri-ciri
pembentuk alomorf be-
dan bel-

ter- te- Bentuk dasar dengan ter +rasa -


fonem awal /r/ >terasa
tel- Apabila ditambahkan ter + anjur -
pada dasar anjur dan >telanjur
antar

ter- -- Jika suku pertamanya ter + percaya


berakhir dengan /Ər/ >terpercaya ter
+ dengar -
Tidak berubah
bentuknya apabila >terdengar
digabungkan dengan
dasar di luar ciri-ciri
11
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
pembentuk alomorf te-
dan tel-

di- di- Tidak mengalami di + Perlu diperhatikan bahwa


perubahan pada bentuk beli - di sebagai prefiks harus
dasar apapun >dibeli dibedakan dengan di
sebagai preposisi.

-an -wan Bentuk dasar dengan pandu + an -> Dalam sistem ejaan
fonem akhir /u/ panduwan sekarang bunyi /w/ tidak
dituliskan. Bunyi /w/
tersebut menurut

Harimurti disebut bunyi


luncuran sedangkan
menurut Chaer disebut
bunyi pelancar.

-yan Bentuk dasar dengan hari + an -> Dalam sistem ejaan


fonem akhir /i/ dan /ay/ hariyan sekarang bunyi /y/ tidak
dituliskan. Bunyi /y/
tersebut menurut

Harimurti disebut bunyi


luncuran sedangkan
menurut Chaer disebut
bunyi pelancar.

‘an Bentuk dasar dengan sama + an ->


fonem akhir /a/ yang samaan
bersuku terbuka

-an Diimbuhkan pada jawab + an -> Disebut dengan pergeseran


bentuk dasar yang jawaban fonem karena konsonan
berakhir dengan sebuah tersebut bergeser
konsonan membentuk suku kata baru
dengan sufiks -an tersebut.

-kan -kan Tidak mengalami tarik + kan ->


12
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
perubahan pada bentuk tarikkan
dasar apapun

-i -i Tidak naik + i -> Kata dasar yang berakhir


mengalami naiki dengan fonem /i/ tidak
perubahan pada bentuk
dapat diikuti oleh sufiks -
dasar apapun
i.

E. Kesimpulan
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.
Dalam klasifikasinya morfem terbagi menjadi dua, yaitu morfem bebas dan morfem
terikat.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka


Cipta.
Ibrahim, Nini. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
UHAMKA PRESS.
Rahayu,minto. Bahasa indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta : grassindo. 2007

Tim Limas Adi Sekawan. EYD Plus. Jakarta: limas.2007


http://hatmanbahasa.wordpress.com/2010/02/16/morfologi-bahasa-indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Alomorf

BAB II KATA

A. Pendahuluan
13
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Ada banyak ragam pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Sebagian
besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda.
Untuk memahami cara pembentukan kata-kata tersebut, kita sebaiknya mengetahui
lebih dahulu beberapa konsep dasar dan istilah dari pembentukan kata.

Pemakaian kata secara tepat dalam kalimat merupakan ciri khas bahasa
Indonesia ragam ilmiah. Kata-kata yang digunakan adalah kata yang bermakna
tunggal dan denotatif. Kata yang bermakna tunggal digunakan untuk menghindari
timbulnya berbagai penafsiran terhadap gagasan yang dikemukakan dalam kalimat.
Yang dimaksud dengan kata denotatif adalah kata-kata yang mengandung makna
sebenarnya tanpa dikaitkan dengan nilai rasa.

Untuk memperoleh ketepatan penggunaan kata, penulis harus paham betul


akan makna ataupun konsep yang terwakili dalam kata-kata yang dipilihnya. Dalam
memilih kata yang tepat untuk suatu kalimat dibutuhkan pengetahuan tentang
gagasan yang dikemukakan dalam kata itu. Di samping itu, pengetahuan tentang
ciri-ciri kata benda, kata kerja, dan kata sifat harus pula kita miliki.

B. Pengertian
Kata adalah ucapan yang bermakna yang dihasilkan dari alat ucap atau
berupa tulisan yang terdiri atas beberapa huruf yang mengandung makna tertentu.
Secara Etimologi kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari
bahasa Ngapak kathā. Dalam bahasa Sanskerta, kathā sebenarnya bermakna
"konversasi (percakapan)", "bahasa", "cerita" atau "dongeng". Dalam bahasa
Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan semantik menjadi "kata". Sedangkan
secara istilah "kata" tidak sulit untuk didefinisikan.

Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan
atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat
dipakai dalam berbahasa .Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem
yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri
adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke
bentuk yang lebih kecil.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi


mengenai kata:
14
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
 Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan
merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa,

 Konversasi, bahasa,
 Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk
yang bebas,

 Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata)
atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan).

Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema
atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti
sesungguhnya kathā dalam bahasa Sanskerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat
bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.

C. Jenis Kata
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar,
kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan
dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan
disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan),
tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang
adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh
maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar
yang berbeda membentuk suatu arti baru.

Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh
kategori, yaitu:

1. Kata Benda (Nomina)


Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk suatu
benda, bentuk benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret.dalam
bahasa Indonesia kata benda (nomina) terdiri dari beberapa jenis, sedangkan dari
proses pembentukannya kata benda terdiri dari 2 jenis, yaitu :
a. Kata benda (nomina) dasar
Kata benda dasar atau nomina dasar ialah kata-kata yang yang secara konkret
menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak dapat
diuraikan lagi ke bentuk lainnya. Contoh : buku, meja, kursi, radio, dll.
15
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
b. Kata benda (nomina) turunan
Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis kata benda yang terbentuk
karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses
pembentukan ini terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :

 Verba + (-an) contoh: Makanan.


 (Pe-) + Verba contoh: Pelukis.
 (Pe-) + Adjektiva contoh: Pemarah, Pembohong.
 (Per-) + Nomina + (-an) contoh: Perbudakan.
2. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan. Kata
kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Kata kerja transitif


Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu diikuti oleh unsur subjek
dan membutuhkan objek. contoh : membeli, membunuh, memotong, dll. Afiks
yang terdapat dalam kata kerja transitif adalah:

1) Berafiks me-
Contoh: membahas, membawa, menolong -Pak
guru membahas pelajaran paragraf.

-Ibu membawa kue.


-Anom menolong Ahmad.
2) Berafiks memper-
Contoh: memperistri, memperbesar, memperluas -Andika
memperistri Restu.

-Camat akan mempebesar dana desa minggu depan.


-Lapangan itu akan diperluas hari ini.
3) Berafiks memper-i
Contoh: mempebarui, memperbaiki, mempersenjatai, mempercayai,
memperingati, memperantarai.

 Operator memperbarui sinyal internet.


 Ia memperbaiki sepedanya.
 Tidak ada negara-negara Islam yang mempersenjatai Palestina untuk
melawan Israel.
16
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
 Ia sudah tidak lagi mempercayai pembual itu.
b. Kata Kerja Intransitif
Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak memerlukan objek. Seperti
kata tidur untuk contoh kalimat berikut: saya tidur, pada kalimat tersebut kata
tidur yang berposisi sebagai predikat (P) tidak lagi diminta menerangkan
untuk memperjelas kalimatnya, karena kalimat itu sudah jelas. Di dalam
Bahasa Indonesia ada 2 dasar dalam pembentukan verba, yaitu dasar yang
tanpa afiks tetapi telah mandiri karena telah memiliki makna, dan bentuk dasar
yang berafiks atau turunan.dari bentuk verba ini dapat dibedakan menjadi :

 Verba Dasar Bebas: ialah verba yang beruba morfem dasar bebas, misalnya:
duduk, makan, mandi, minum, dll.

 Verba Turunan: ialah verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi,


gabungan proses atau berupa paduan leksem.

Beberapa bentuk verba turunan :


 Verba berafiks :berbuat, terpikirkan, dll.
 Verba bereduplikasi :bangun-bangun, ingat-ingat, dll.
 Verba berproses gabungan :bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, dll.
 Verba majemuk :cuci mata, cuci tangan, dll.
Afiks yang terdapat pada kata tersebut adalah:
1) Berafiks ber-
Contoh: berpakaian, berlari
-Nani berlari dengan nenek.
-Edi berpakaian dengan rapi.
2) Berafiks ter-
Contoh: tertawa, tersenyum.
-Suci sedang tersenyum.
-Budi tertawa.
3) Berafiks ke-an
Contoh: ketakutan, kelaparan, keterlaluan -
Windi sedang ketakutan.

-Emon kelaparan.
-Ia memang keterlaluan.
17
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
3. Kata Sifat (Adjektifa)
Kata sifat ialah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah kata
benda atau kata ganti menjadi lebih spesifik. Karena kata sifat dapat
menerangkan kuantitas dan kualitas dari kelompok kelas kata benda atau kata
ganti.

a. Ciri-ciri Kata Sifat


1) Kata sifat terbentuk karena adanya penambahan imbuhan ter- yang
mengandung makna paling.

2) Kata sifat dapat diterangkan atau didahului dengan kata lebih, agak, paling,
sangatdancukup.

3) Kata sifat juga dapat diperluas dengan proses pembentukan seperti : se- +
redupliasi (pengulangan kata) + -nya, contoh : sehebat-hebatnya, setinggi-
tingginya, dll.

b. Beberapa Proses Pembentukan Kata Sifat


1) Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar, misalnya: kuat, lemah, rajin,
malas, dll.

2) Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian, misalnya: terjelek, terindah,
terbodoh, dll.

3) Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang, misalnya: gelap-gulita, pontang-
panting, dll.

4) Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan, misalnya: legal, kreatif, dll.
5) Kata sifat yang terbentuk dari kata atau kelompok kata, misalnya:
lapang dada, keras kepala,baik hati, dll.
4. Kata Ganti (Pronomina)
Kelompok kata ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang
dibendakan. Kelompok kata ini dapat dibedakan menjadi 6 bentuk, yaitu: a. Kata
Ganti Orang

Kata ganti orang adalah jenis kata yang menggantikan nomina. Kata ganti orang
dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:

 Kata ganti orang pertama tunggal, misal: aku, saya.


 Kata ganti orang pertama jamak, misal: kami, kita.
18
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
 Kata ganti orang kedua tunggal, misal: kamu.
 Kata ganti orang kedua jamak, misal: kamu, kalian, Anda, kau/engkau.
 Kata ganti orang ketiga tunggal, misal: dia, ia.
 Kata ganti orang ketiga jamak, misal: mereka, beliau.
b. Kata Ganti Kepemilikan
Kata ganti yang dipakai untuk menyatakan kepemilikan, misal: “buku
kamu/bukumu”, “buku aku/bukuku”, “buku dia/bukunya,” dsb.

c. Kata Ganti Penunjuk


Kata ganti yang dipakai untuk menunjuk suatu tempat atau benda yang letaknya
dekat ataupun jauh, misal: “di sini”, “di sana”, “ini”, “itu”, dsb.

d. Kata Ganti Penghubung


Kata ganti yang digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dan induk
kalimat kata yang dipakai yaitu: “yang”, “tempat”,”waktu”.

e. Kata Ganti Tanya


Kata ganti yang dipakai untuk meminta informasi mengenai sesuatu hal, kata
Tanya yang dimaksud ialah “apa”, “siapa”, “mana”.

f. Kata Ganti Tak Tentu


Kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau menggantikan suatu
benda atau orang yang jumlahnya tak menentu (banyak), misal:
masingmasing, sesuatu, para, dsb.

5. Kata Keterangan (Adverbia)


Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada kata
kerja, kata sifat, dan kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan pada
seluruh kalimat. Kata keterangan dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian,
yaitu:
a. Kata keterangan tempat
Keterangan tempat adalah jenis kata yang memberikan informasi mengenai
suatu lokasi, misal: di sini, di situ, dll.

b. Kata keterangan waktu


Keterangan waktu adalah jenis keterangan yang menginformasikan
berlangsungnya sesuatu dalam waktu tertentu, misal: sekarang, nanti, lusa, dll.
19
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
c. Kata keterangan alat
Keterangan alat adalah jenis kata yang menjelaskan dengan cara apa sesuatu
itu dilakukan ataupun berlangsung, misal: “dengan tongkat”, “dengan motor”,
dll.

d. Kata keterangan syarat


Keterangan syarat adalah kata keterangan yang dapat menerangkan terjadinya
suatu proses dengan adanya syarat-syarat tertentu, misal: jikalau, seandainya,
dll.

e. Kata Keterangan Sebab


Keterangan sebab adalah jenis kata yang memberikan keterangan mengapa
sesuatu itu dapat terjadi, misal; sebab, karena, dsb.

6. Kata Bilangan (Numeralia)


Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan,
urutan sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan juga dibedakan menjadi beberapa
bagian, yaitu:

a. Kata bilangan tertentu, contoh: satu, dua, tiga, dst.


b. Kata bilangan tak tentu, contoh: semua, beberapa, seluruh, dll.
c. Kata bilangan pisahan, contoh: setiap, masing-masing, tiap-tiap.
d. Kata bilangan himpunan, contoh: berpuluh-puluh, berjuta-juta.
e. Kata bilangan pecahan, contoh: separuh setengah, sebagian, dll.
f. Kata bilangan ordinal/giliran, contoh: pertama, kedua, ketiga, dst.
7. Kata Tugas
Kata tugas ialah kata yang memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki arti
leksikal. Kata tugas juga memiliki fungsi sebagai perubah kalimat yang minim
hingga menjadi kalimat transformasi. Dari segi bentuk umumnya, kata-kata tugas
sukar mengalami perubahan bentuk. Kata-kata seperti: dengan, telah, dan, tetapi
dan sebagainya tidak bisa mengalami perubahan. Tapi, ada sebagian yang bisa
mengalami perubahan golongan kata ini jumlahnya sangat terbatas, misalnya:
tidak, sudah kedua kata itu dapat mengalami perubahan menjadi
menidakkandanmenyudahkan. a. Ciri-ciri Kata Tugas

Ciri dari kata tugas ialah bahwa hampir semuanya tidak dapat menjadi dasar
untuk membentuk kata lain. Jika verba datang dapat diturunkan menjadi
20
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
mendatangi, mendatangkan dan kedatangan. Bentuk-bentuk seperti
menyebabkan dan menyampaikan tidak diturunkan dari kata tugas sebab dan
sampai tetapi dari nomina sebab dan verba sampai yang membentuknya sama
tapi kategorinya berbeda.

b. Jenis-jenis Kata Tugas


1) Preposisi (kata depan): kata yang terdapat di depan nomina (kata benda),
misalnya : dari, ke dan di. Ketiga kata depan ini dipakai untuk
merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau sesuatu yang
dianggap tempat. Contoh : Di Jakarta, di rumah, ke pasar, dari kantor.

2) Konjungsi (kata sambung): kata yang dapat menggabungkan 2 satuan


bahasa yang sederajat, misalnya : dan, atau dan serta. Jenis kata tugas
yang mampu menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau
klausa dengan klausa. Konjungsi (kata sambung) dapat dibagi menjadi 4,
yaitu:

3) Konjungsi koordinatif: konjungsi yang menghubungkan 2 unsur atau


lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama contoh: dan,
atau dan serta.

4) Konjungsi korelatif: konjungsi yang menghubungkan 2 kata, frasa atau


klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif
rerdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh satu frasa, kata atau klausa
yang dihubungkan oleh :baik .... maupun, tidak .... tetapi.

5) Konjungsi Antarkalimat: konjungsi yang menghubungkan satu kalimat


dengan kalimat yang lainnya. Konjungsi jenis ini selalu membuat kalimat
baru, tentu saja dengan huruf kapital di awal kalimat. Contoh :biarpun
begitu, akan tetapi ....

6) Konjungsi subordinatif: konjungsi yang menghubungkan 2 klausa atau


lebih dan klausa itu merupakan anak kalimat. Konjungsi ini terbagi lagi
menjadi 12 kelompok, yaitu:

a) Konjungsi subordinatif waktu : sejak, semenjak, sedari, sewaktu.


b) Konjungsi subordinatif syarat : jika, jikalau, bila, kalau.
c) Konjungsi subordinatif pengandaian : seandainya, seumpama.
d) Konjungsi subordinatif konsesif : biarpun, sekalipun.
21
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
e) Konjungsi subordinatif pembandingan : seakan-akan, seperti.
f) Konjungsi subordinatif sebab : sebab, karena, oleh sebab.
g) Konjungsi subordinatif hasil : sehingga, sampai.
h) Konjungsi subordinatif alat : dengan, tanpa.
i) Konjungsi subordinatif cara : dengan, tanpa.
j) Konjungsi subordinatif komplementasi : bahwa.
k) Konjungsi subodinatif atribut : yang
l) Konjungsi subordinatif perbandingan : sama ... dengan, lebih ... dari.
7) Artikula (kata sandang): adalah jenis kata yang mendampingi kata benda
atau yang membatasi makna jumlah orang atau benda. Kata sandang tidak
mengandung suatu arti tapi memiliki fungsi. Fungsi kata sandang sendiri
ialah untuk menentukan kata benda, mensubstansikan suatu kata. Misalnya,
yang besar, yang jangkung, yang kecil, dan lainlain. Kata-kata sandang
umum yang terdapat dalam Bahasa Indonesia ialah yang, itu, -nya, si, sang,
hang, dang. Kata-kata sandang seperti sang, hang, dang banyak ditemui
dalam kesusastraan lama, sekarang sudah tidak terpakai lagi terkecuali kata
sandang sang. Kata sandang sang terkadang masih dipergunakan untuk
mengagungkan atau untuk menyatakan ejekan maupun ironi. Dalam Bahasa
Indonesia terdapat beberapa kelompok artikula, yaitu:

a) Artikula yang bersifat gelar ialah artikula yang bertalian dengan orang
yang dianggap bermartabat. Berikut ini jenis artikula yang bersifat gelar :
sang, hang, dang, sri.
Misalnya: Sang Raja, Sri Sultan, Hang Tuah, Hang Jebat, Dang Shinta

Contoh Kalimat:
Sang raja memberikan tahtanya kepada ahli
waris.
Sri Sultan Hamongkubwono IX meninggalkan keraton untuk melihat
rakyatnya.

Hang Tuah bertemu dengan Hang Bae untuk berunding. Hang Jebat
merupakan pahlawan pembela kebenaran orang-orang Melayu.

Dang Shinta dilamar oleh Hang Jebat.


b) Artikula yang mengacu ke makna kelompok/makna korelatif ialah kata
para. Karena artikula ini bermakna ketaktunggalan, maka nomina yang
22
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
diiringinya tidak dinyatakan dalam bentuk kata ulang. Jadi, untuk
menyatakan kelompok guru sebagai kesatuan bentuk yang dipakai ialah
para guru bukan para guru-guru.

c) Artikula yang menominalkan. Artikula si yang menominalkan dapat


mengacu ke makna tunggal atau genetik, tergantung pada konteks
kalimat.

8) Interjeksi (kata seru): ialah kata yang mengungungkapkan perasaan. Macam-


macam kata seru yang masih dipakai hingga sekarang di antaranya:

a) Kata seru asli, yaitu : ah, wah, yah, hai, o, oh, nah, dll.
b) Kata seru yang berasal dari kata-kata biasa, artinya kata seru yang berasal
dari kata-kata benda atau kata-kata lain yang digunakan, contoh : celaka,
masa', kasihan, dll.

c) kata seru yang berasal dari beberapa ungkapan, baik yang berasal dari
ungkapan Indonesia maupun yang berasal dari ungkapan asing, yaitu : ya
ampun, demi Allah, Insya Allah, dll.

9) Partikel Penegas: ialah kategori yang meliputi kata yang tidak tunduk pada
perubahan bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang diiringinya.
Ada empat macam partikel penegas, yaitu: -lah, -kah, -tah dan pun.
8. Kata Ulang
Kata ulang atau reduplikasi adalah kata yang diulang baik ucapan maupun
tulisan. Kata tersebut bemakna jamak. Ada pula beberapa kata yang diulang
tetapi bermakna tunggal. Di bawah ini akan dibahas secara rinci beberapa kata
ulang.

a. Macam-macam Kata Ulang


Dalam proses morfologis kata ulang ini disebut reduplikasi. Bentuk kata ulang
dibagi menjadi:

1) Perulangan seluruhnya (dwilingga)


Yang dimaksud perulangan seluruhnya adalah bentuk dasar kata kerja itu
diulang seluruhnya. Pengulangan seluruh bentuk dasar. Perulangan ini
mengandung arti bahwa suatu perbuatan dilakukan berulang-ulang
(intensitas).
23
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Contoh: anak-anak, jalan-jalan, kapan-kapan, makan-makan, samasama,
rumah-rumah, kejadian-kejadian, repot-repot.

2) Kata ulang berimbuhan:


a) Perulangan berprefiks
Yang dimaksud dengan perulangan berprefiks adalah bentuk dasar
kata kerja yang diulang seluruhnya dan mendapat prefiks. Contoh:
berdesak-desak, berjajar-jajar, terkantuk-kantuk, terjungkal-

jungkal, bermain-main, meraung-raung, melompat-lompat, melambai-


lambai, berjam-jam, bersungguh-sungguh, berhati-hati.

b) Perulangan berkonfiks
Dalam perulangan berkonfiks, kata dasar diulang seluruhnya dan
mendapat konfiks.

Contoh: berpandang-pandangan, berkejar-kejaran, berkasih-kasihan,


kemerah-kerahan, kehijau-hijauan, kehitam-hitaman,
kecoklatcoklatan, kekuning-kuningan, kehati-hatian.

c) Kata ulang bersufiks


Kata ulang ini adalah kata ulang yang memiliki akhiran (sufiks).
(1) bermakna tunggal dan menyerupai:
Contoh: anak-anakan, kucing-kucingan, orang-orangan, rumahrumahan,
kereta-keretaan

(2) Bermakna jamak:


Contoh: sayur-sayuran, ketela-ketelaan, pohon-pohonan, buahbuahan

3) Kata ulang semu


Perulangan semu ialah kata dasar yang berbentuk ulang. Apabila kata
dasar yang berbentuk ulang itu tidak diulang, tidak akan mempunyai
makna. Jika dilihat dari bentuknya, kata itu merupakan kata ulang dan
jika dilihat dari segi arti kata itu merupakan kata dasar.

Contoh: pura-pura, kupu-kupu, kura-kura, kolang-kaling, laba-laba, ubur-


ubur, undur-undur, empek-empek.

4) Kata ulang dwipurwa


24
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Kata ulang sebagian atau yang terjadi pada suku awal kata dasarnya saja
(dwipurwa).

Contoha: lelaki, pepehonan, rerumputan, tetua, tetamu, tetangga, leluhur,


leluasa.

5) Kata ulang berubah bunyi (dwilingga salin suara)


Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar yang salah satunya mengalami
perubahan suara pada suatu fonem atau lebih.

Contoh: gerak-gerik, sayur-mayur, pontang-panting, jungkat-jungkit,


bolakbalik, mondar-mandir, komat-kamit, tunggang-langgang, pontang-panting,
ketar-ketir, lauk-pauk, ramah-tamah.

b. Makana Kata Ulang


 Jamak (tak tentu). Contoh: buku-buku, pohon-pohon  Bermacam-macam.
Contoh: pohon-pohonan, buah-buahan.
 Menyerupai. Contoh: kuda-kuda, anak-anakan, langit-langit, mobilmobilan,
rumah-rumahan, kayu-kayuan.
 Melemahkan (agak). Contoh: kekanak-kanakan, kebarat-baratan, sakitsakitan.
 Intensitas (kualitas, kuantitas, atau frekuensi). Contoh: kuat-kuat, kudakuda,
mondar-mandir.
 Saling (berbalasan). Contoh: bersalam-salaman, tikam-menikam,
kunjungmengunjungi, tuduh-menuduh, tolong-menolong.
 Kolektif (pada kata bilangan). Contoh: dua-dua, tiga-tiga, lima-lima.
 Dalam keadaan. Contoh: mentah-mentah, hidup-hidup.
 Walaupun (meskipun). Contoh: kecil-kecil, jelek-jelek.
 Perihal. Contoh: masak-memasak, jahit-menjahit.
 Tindakan untuk bersenang-senang. Contoh: makan-makan, duduk-duduk,
tidur-tiduran, membaca-baca, berjalan-jalan.
 Agak. Contoh: kehijau-hijauan, kemerah-merahan.
 Tindakan yang dilakukan berkali-kali. Contoh: berkali-kali.
 Waktu yang lama. Contoh: berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu,
berbulan-bulan, bertahun-tahun.
 Kemasukan: kesetanan, kerasukan, kesurupan.
9. Kata Majemuk
Kata majemuk adalah gabungan 2 kata atau lebih yang memiliki struktur
tetap, tidak dapat di sisipi kata atau jonjungsi lain. Contohnya : Kamar tidur.
Gabungan kata di atas termasuk contoh kata majemuk karena strukturnya tetap,
tidak dapat diubah-ubah letaknya.
25
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Selain itu, ciri lain dari kata majemuk adalah gabungan kata tersebut
membentuk makna baru. Namun, makna baru tersebut masih dapat dirunut atau
ditelusuri dari makna kata pembentuknya, atau makna baru tersebut masih dapat
diketahui asal usulnya.

Misalnya: abang becak, tukang kayu, rumah sakit a.


Jenis-jenis Kata Majemuk

1) Berdasarkan cara penulisannya:


(a) Kata Majemuk senyawa
Kata majemuk senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisannya
dirangkaikan. seolah-olah telah melebur menjadi satu kata baru
Misalnya: matahari. hulubalang. Bumiputra

(b) Kata majemuk tak-senyawa


Kata majemuk tak-senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisan
morfem -morfem dasarnya tetap terpisah. Misalnya: sapu tangan. kumis
kucing. cerdik pandai

2) Berdasarkan kelas kata pembentuknya:


(a) Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata benda. Misalnya: kapal
udara. anak emas, sapu tangan

(b) Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata kerja. Misalnya: kapal
terbang. anak pungut. meja makan

(c) Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata sifat. Misalnya: orang tua.
rumah sakit. pejabat tinggi

(d) Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata benda. Misalnya: panjang
tangan. tinggi hati. keras kepala

(e) Kata majemuk yang terdiri atas kata bilangan + kata benda
Misalnya: pancaindera. dwiwarna. sapta marga
(f) Kata majemuk yang terdiri atas kata kerja +
kata kerja
Misalnya: naik turun. keluar masuk. pulang pergi
(g) Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat +
kata sifat
26
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Misalnya: tua muda. cerdik pandai. besar kecil.
3) Berdasarkan hubungan kata pembentuknya:
(a) Kata majemuk yang morfem pertamanya merupakan awalan (prefiks).
seperti: prasarana, prasejarah, tandil

(b) Kata majemuk yang morfem pertamanya merupakan pangkal kata. seperti:
rumah sakit, kapal udara, meja belajar

(c) Kata majemuk'yang morfem keduanya merupakan pangkal kata. seperti:


mahasiswa, bumiputra. purbakala

(d) Kata majemuk yang morfem pertamanya mempunyai hubungan sederajat


dengan morfem keduanya, seperti: naik turun, besar kecil, pulang pergi,
sanak saudara.

D. Penentuan batas kata


Dalam ilmu linguistik ada minimal lima cara dalam menentukan batasbatas
kata:

1. Jeda
Seorang pembicara disuruh untuk mengulang kalimat yang diberikan secara pelan,
diperbolehkan untuk beristirahat dan mengambil jeda. Sang pembicara maka akan
cenderung memasukkan jeda pada batas-batas kata. Namun metoda ini tidaklah
sempurna: sang pembicara bisa dengan mudah memilah-milah kata-kata yang terdiri
dari banyak suku kata.

2. Keutuhan
Seorang pengguna disuruh untuk mengucapkan sebuah kalimat secara keras dan
lalu disuruh untuk mengucapkannya lagi dan ditambah beberapa kata.

3. Bentuk bebas minimal


Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Leonard Bloomfield. Kata-kata adalah
leksem, jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri.

4. Batas fonetis
Beberapa bahasa mempunyai aturan pelafalan khusus yang membuatnya mudah
ditinjau di mana batas kata sejatinya. Misalnya, di bahasa yang secara teratur
menjatuhkan tekanan pada suku-kata terakhir, maka batas kata mungkin jatuh
setelah masing-masing suku-kata yang diberi tekanan. Contoh lain bisa
27
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
didengarkan pada bahasa yang mempunyai harmoni vokal (seperti bahasa Turki):
vokal dalam sebagian kata memiliki "kualitas" sama, oleh sebab itu batas kata
mungkin terjadi setiap kali kualitas huruf hidup berganti. Tetapi, tidak semua
bahasa mempunyai peraturan fonetis seperti itu yang mudah, kalaupun iya, pada
bahasa ini ada pula perkecualiannya.

5. Satuan semantis
Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini, metode
ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan semantiknya yang paling
kecil. Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai semantik kecil
(dan sering memainkan peran yang lebih gramatikal), atau kesatuan-kesatuan
semantik yang adalah kata majemuk.

Dalam prakteknya, ahli bahasa mempergunakan campuran semua metode ini


untuk menentukan batas kata dalam kalimat. Namun penggunaan metode ini,
definisi persis kata sering masih sangat sukar ditangkap.

E. Bagian-Bagian Kata
1. Kata dasar (akar kata)
Kata yang paling sedarhana yang belum memiliki imbuhan, juga dapat di
kelompokkan sebagai bentuk asal (tunggal) dan bentuk dasar (kompleks.

Contohnya: percaya dan sangat.


2. Afiks (imbuhan)
Satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila di tambahkan pada kata
dasar akan mengubah makna dan membentuk kata baru. Afiks tidak dapat berdiri
sendiri dan harus melekat pada satuan lain seperti kata dasar. istilah afiks
termasuk, prefiks, sufiks, dan konfiks. Contohnya: Penantang, Penyandera, dan
terangkat.

3. Prefiks (awalan)
Afiks (imbuhan) yang melekat di depan kata dasar untuk membentuk kata baru
dengan arti yang berbeda. Contohnya: ekor – seekor, lari- berlari

4. Sufiks (akhiran)
Afiks yang melekat di belakang kata dasar untuk membentuk kata baru dengan arti
yang berbeda. Contoh: Main – mainan

5. Konfiks (sirkumfiks/simulfiks)
28
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Secara simultan (bersamaan), satu afiks melekat di depan kata dasar dan satu
afiks melekat di belakang kata dasar yang bersama-sama mendukung satu fungsi.
Dengan kata lain afiks yang tidak berbentuk suku kata dan yang ditambahkan
atau dileburkan pada dasar; contohnya: ngopi, kata dasarnya kopi – sebenarnya
mengopi dan nyapu pangkalnya sapui – sebenarnya menyapu.

6. Kata turunan (kata jadian)


Kata yang baru di turunkan dari kata dasar yang mendapat imbuhan.
Contohnya: bertepuk tangan, dikelola, dan garis bawahi.
7. Keluarga kata dasar
Kelompok kata turunan yang semuanya berasal dari satu kata dasar dan memiliki
afiks yang berbeda. Contohnya : mengkaji dan mengaji.

F. Kata Umum dan Kata Khusus


Pembedaan suatu kata ke dalam kategori “kata umum” atau “kata khusus”
terkadang sangat menentukan pemahaman terhadap teks. Kekeliruan dalam
kategorisasi dapat berakibat salah paham. Salah satu penyebab kesalahpahaman
adalah salah kategorisasi kata.Dalam hal ini, dapatdikategorisasi kata menjadi kata
umum (generic) dan kata khusus (spesific). a. Kata Umum
Kata umum adalah kata yang masih bermakna umum. Di dalam kata umum masih
terdapat kata-kata yang lainnya yang disebut dengan kata khusus berikut beberapa
kalimat yang mengandung kata umum.

Contoh:
1. Ibu membeli sayuran di pasar.
2. Andri memberikan bunga kepada Isti.
3. Pak Budi membeli 1 kg ikan di pasar.
Kata “sayuran,” “bunga,” dan “ikan” dalam kalimat itu tidak serta merta
membangkitkan citra pohon yang dimaksudkan oleh penutur. Bayangan dan
pemahaman setiap pembaca mengenai kata “pohon” itu jadi beraneka ragam
tergantung dari pengalaman pihak pembaca terhadap jenis pohon yang pernah
dijumpainya di halaman. Dalam relasi makna, kata umum tergolong hipernim. Dari
aspek ini, kata umum juga disebut superordinat.

Sifat keumuman kata umum ini berguna dalam abstraksi, generalisasi, dan
kategorisasi, sehingga kata ini sering digunakan dalam karya tulis eksposisi.
Penggunaan kata umum dalam karya tulis deskripsi atau narasi harus dibatasi,
29
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
karena kurang memberi daya imajinasi, sugesti, dan impresi kepada pembaca. b.
Kata Khusus

Kata khusus memiliki makna yang lebih spesifik, sehingga kata tersebut
tersa lebih jelas dibaca maupun didengar. Kata khusus merupakan bagian-bagian
yang berada di bawah kata umum (subordinat) dari kata umum. Sebalinya pula
dengan kata umum merupakan superordinat dari kata khusus.

Contoh:
No Kata Umum Kata Khusus

1. Ibu menanam pohon Ibu menanam pohonMangga di halaman.


di halaman.

2. Andri memberikan Andri memberikan Melati kepada Isti.


bunga kepada Isti.

3. Pak Budi membeli 10 Pak Budi membeli 5 ekor Gurame, 3 ekor Mujaher, dan
ikan di pasar. 2 ekor Nila di pasar.

Sebagaimana nampak dalam contoh tersebut, kata khusus memiliki daya sugesti
dan daya impresi yang lebih kuat dan lebih dalam daripada kata umum.
Selain itu, informasi yang disampaikan kepada pembaca juga jelas dan merujuk pada
obyek/subyek tertentu. Begitu mendengar atau membaca “pohon Mangga” atau
“Melati”, maka seketika muncul citra obyek yang direpresentasikan oleh kedua kata
itu Dalam relasi makna, kata khusus tergolong hiponim. Dari aspek ini, kata khusus
juga disebut subordinat.

Contoh lain, “Honda” adalah kata khusus relatif terhadap kata umum “sepeda
motor”. “Sepeda motor” adalah kata khusus relatif terhadap kata umum

“kendaraan”. Demikian seterusnya. Untuk contoh lebih lengkap mengenai relativitas


kata umum dan kata khusus, lihat pada tabel di bawah ini.

Contoh:
←Lebih umum ——————————– Lebih khusus→

Kendaraan Kendaraan Kendaraan Sepeda motor Honda


bermotor bermotor
roda

dua
30
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

Kesimpulan
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam
tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu
kata benda, kata kerja, kata sifat, kata ganti, kata keterangan, kata bilangan, kata
tugas.

Pembedaan suatu kata ke dalam kategori “kata umum” atau “kata khusus”
terkadang sangat menentukan pemahaman terhadap teks. Kekeliruan dalam
kategorisasi dapat berakibat salah paham. Salah satu penyebab kesalahpahaman
adalah salah kategorisasi kata. Dalam hal ini, dapat dikategorisasi kata menjadi kata
umum (generik) dan kata khusus (spesifik).

BAB III KALIMAT


A. Pendahuluan
Penggunaan bahasa yang baik dan benar menuntut adanya penggunaan kalimat
yang baik dan benar, penggunaan kalimat yang benar tergambar dalam penggunaan
kalimat-kalimat yang gramatikal, sedangkan penggunaan bahasa yang baik terlihat
dari penggunaan kalimat yang efektif , yaitu kalimat-kalimat yang dapat
menyampaikan pesan secara tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi. Berbahasa
yang baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran dalam hal struktur , tetapi
juga harus memperhatikan fungsi komunikatifnya.

B. Pengertian Kalimat
Kalimat merupakan ungkapan bermakna yang terdiri dari beberapa kata
sekurang-kurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Dalam bentuk tulisan,
kalimat diawali dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda baca titik, tanya, dan
seru. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S)
31
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
dan predikat (P) dan intonasinya menunjukan bagian ujaran itu sudah lengkap
dengan makna.1

Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tulisan,


harus memiliki subjek (S), dan predikat (P). Apabila tidak memiliki unsur subjek
dan predikat maka pernyataan itu bukanlah kalimat. Apabila sebuah kalimat tidak
mempunyai subjek dan predikat maka disebut frasa.

Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK : – Subjek (S) – Predikat (P) – Objek
(O) – Keterangan (K) kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap.

1. Subjek ( S)
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, tokoh, sosok (benda)
sesuatu hal atau sesuatu masalah yang menjadi pangkal atau pokok
pembicaraan.

Contohnya “ ayahku sedang melukis “


2. Predikat ( P)
Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa
atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku /tokoh atau benda di dalam suatu
kalimat) .

Contohnya Ibu sedang tidur siang.


Frasa sedang tidur siang adalah predikat
3. Objek (O)
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Contoh Andi menendang bola.
Kata bola pada kalimat di atas adalah objek.
4. Pelengkap (pel.) Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Letak
pelengkap umumnya di belakang predikat yang berupa verba. Posisi seperti itu
juga di tempati oleh objek dan jenis kata yang mengisi pelengkap dan objek juga

1
Ibrahim Nini. Bahasa indonesia . UHAMKA PRESS. Jakarta : 2011 halm. 91
32
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa, atau klausa. Namun antara pelengkap dan
objek terdapat perbedaan.

Contohnya Banyak orsospol berlandaskan Pancasila

S P pel .
5. Keterangan
Adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian
kalimat yang lainya.unsur keterangan dapat berfungsi menerangkan S, P , O dan
PEL. Posisinya manasuka, dapat diawali, di tengah atau di akhir kalimat.

6. Kalimat aktif
Kalimat aktif adalah Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau
melakukan perbuatan.

Contoh :
Andi membaca novel di kamar.
S P O K Saya
menulis cerita di teras rumah.
S P O K (kalimat aktif dengan subyek kata ganti orang ) Saya
sudah membeli buku itu.

Ciri-ciri kalimat aktif:


a. Subjeknya sebagai pelaku.
Contoh : Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)
b. Predikatnya berawalan me- atau ber-.
c. Predikatnya tergolong kata kerja aus.

Contoh kalimat aktif yaitu: o


Adik membaca buku. o Tatang
bermain bola. o Yuli mandi di
kolam renang.

o Wawan telah membeli buku gambar.


7. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau dikenai
perbuatan.

Ciri-ciri kalimat pasif yaitu:


a. Subjeknya sebagai penderita.
33
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
b. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan di-, di-kan, diper-i, diper-kan,
ter-, ter- kan,m ke-an, atau kata kerja bentuk persona.

c. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata kerja
yang kehilangan awalan).

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :


a. Subjek akan menjadi Objek

b. Predikat berimbuhan me- menjadi di-


c. Bila subjeknya berupa kata ganti orang pada kalimat aktif maka predikat
pada kalimat aktif tidak menggunakan awalan di-. Kata ganti orang tersebut
diletakkan sebelum predikat tanpa imbuhan.

Contoh :

Cerita saya tulis di teras rumah.


(kalimat pasif kata kerja imbuhan di hilangkan) Buku
itu sudah kubeli. (pasif)

8. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang.
Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana
ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan
tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah
Contoh:

Kata Desmon, ”Anggel nanti pulangnya saya antar!”


“Anggel Nanti pulangkanya kamu saya antar ya?” kata Desmon. Kata
Desmon disebut kalimat pengiring.

 ”Kapan bukuku kamu kembalikan?“ tanya Samid.


 ”Belikan saya mobil baru!“ pinta Tria.
 ”Saya akan datang nanti malam,“ kata Hamid.

Perubahan Kalimat Langsung ke Tak Langsung


Dalam perubahan bentuk ini perhatikan perubahan kata gantinya:
Langsung —>Tak Lansung
34
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Saya —-> Dia
Kamu —–> Saya
Kalian —–> Kami
Kami —–> Mereka
Kita —–> Kami
Ada alternatif lain agar tidak menghafal:
Caranya Posisikan diri anda menjadi orang yang diajak bicara setelah itu
informasikan kepada orang ketiga.

Contoh :
Kata Dhani, ”Coba kamu bantu saya menyelesaikan tugas ini!”
Maka anda menjadi orang yang diajak bicara oleh Dhani,
Setelah itu ada orang lain yg bertanya : Dhani tadi bicara apa?
Jawab: Dhani mengatakan supaya saya membatu dia menyelesaikan tugas.
Jawaban anda itulah kalimat tak langsungnya.
9. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah menirukan ucapan lain dengan ucapan sendiri.
Bahasa yang diucapkan itu mengalami perubahan tetapi memiliki maksud
sesuai dengan ucapan orang lain yang ditirukan itu.

Contoh:
 Dani mengatakan kepada saya bahwa ia ingin bermain bola pada hari ini.

 Karim menanyakan kepada temannya tentang kapan buku karim tersebut


akan dikembalikan.

10. Kalimat Inversi


Kalimat inversi adalah kalimat yang memiliki susunan balik, yaitu pola kalimat
yang predikatnya selalu mendahului subjek. Menurut Harimurti Kridalaksana
(2001: 85) dalam Kamus Linguistik, inversi adalah perubahan urutan bagian-
bagian kalimat. Dalam struktur inversi, predikat dibalik (dipindah) urutannya
di sebelahkanan subjek (right-dislocated) (Sumarlam, 2007: 88).

Contoh:
Makan lontong ia. (asalnya: Ia makan lontong).
Bawa kemari lontong itu. (asalnya: Lontong itu bawa kemari).
35
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Berangkat ia ke Surabaya (asalnya: Ia berangkat ke Surabaya).
Dibuangnya makanan itu. (asalnya: Makanan itu dibuangnya).
Ditanamnya bunga itu di taman. (Ia menanam bunga di taman).

C. Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya


Menurut Strukturnya, kalimat bahasa indonesia dapat berupa kalimat tunggal
dapat pula berupa kalimat majemuk . kalimat majemuk dapat bersifat setara (
koordinatif) , tidak setara ( subordinatif) ataupun campuran ( koordinatif –
subordinatif ) . gagasan yang tunggal di nyatakan dalam kalimat tunggal. Gagasan
yang bersegi – segi di ungkapkan dengan kalimat majemuk. 2

1. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas subjek predikat. Yang pada hakekatnya, kalau
dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dlam bahasa
indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalaimat dasr yang sederhana.
Kalimat-kalimat yang panjang itu dapat dapat pula ditelusuri pola-pola
pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud kalimat dasar. Pola-pola kalimat
dasar yang dimaksud adalah: Kata Benda + Kata Kerja

Contoh: Victoria bernyanyi


S P Kata Benda + Kata
Sifat

Contoh: Ika sangat rajin


S P
Kata Benda + Kata Bilangan)

Contoh: Masalahnya seribu satu.


. S P
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.


Contoh : Saya siswa kelas VI.
b. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.

2
tasai Amran dkk. Cermat berbahasa indonesia . AKADEMIKA PRESSINDO jakarta : 2008, hlm. 72.
36
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan
katakata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama
dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi
dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:

a. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling
kota.

b. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin
sore, minggu kedua bulan ini.

c. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-
undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.

d. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya,


sepatutnya.

e. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati,


seenaknya saja, selekas mungkin.

f. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.


g. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi
mereka.

h. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.


i. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti:
penerima Sepatu Emas, David Beckham.

j. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang


memperhatikan rakyat.3

2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling
berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat
dibedakan atas 2 jenis, yaitu:

a. Kalimat Majemuk Setara (KMS)

3
Ibid, halm. 73
37
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap
kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa bagian, yaitu:

 Kalimat Majemuk Setara Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang
dihubungkan oleh kata dan, serta.

Contoh:

- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.


- Dosen Serta mahasiswa bekerja secara kreatif dan inofatif

 Kalimat majemuk setara pilihan menggunakan atau


Contoh “ andi lebih pilih belajar atau bermain
 Kalimat majemuk setara urutan menggunakan lalu, lantas , kemudian Contoh
:

- Ia pulang lalu pergi menjemput anaknya


- Kami menyelesaikan kuliah lantas bekerja.
- Kami bekerja dan menabung kemudian mengawali bisnis ini.
 Kalimat majemuk setara perlawanan menggunakan tetapi , melainkan ,
sedangkan

Contoh :

- Dodo ingin mempunyai Uang banyak tetapi malas menabung


- Ia bukan pandai melainkan rajin
- Rere rajin Belajar sedangkan Reno adiknya pemalas.
b. kalimat majemuk Bertingkat kalimat majemuk bertingkat di susun
berdasarkan jenis anak kalimatnya. Kalimat majemuk bertingkat ada 8 macam
, di bedakan berdasarka jenis anak kalimat ( AK ).

1) Anak Kalimat keterangan Waktu menggunakan kata ketika , waktu , saat ,


setelah , sebelum.

2) Anak Kalimat keterangan sebab menggunakan kata sebab, lantaran , karena

Contoh ” orang itu meninggal karena menderita sakit jantung


38
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
3) Anak Kalimat keterangan hasil ( akibat )menggunakan kata hingga , sehingga
, akhirnya.

4) Anak Kalimat keterangan syarat menggunakan kata jika, apabila , kalu ,


andaikata.

Contohnya “ Andaikata engkau memenangkan lomba itu, bagaimana


perasaanmu?

5) Anak Kalimat keterangan Tujuan menggunakan kata agar, supaya, demi ,


untuk , guna

Contoh: Kita harus bekerja keras demi masa depan yang gemilang.
6) Anak kalimat keterangan cara menggunakan kata dengan , dalam
Contoh: Dalam menghadapi kesulitan tersebut ia menerima dengan sabar
7) Anak kalimat posesif menggunakan kata meskipun , walawpun , biarpun
Contoh: Biarpun baru pukul enam , saya sudah berangkat ke kantor
8) Anak Kalimat keterangan pengganti nomina menggunakan kata bahwa
Contoh: Presiden menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus menegakan
hukum.4

D. Jenis kalimat meurut bentuk gayanya (retorikanya)


Menurut gaya penyampaiannya atau retorikanya, kalimat
dapat digolongkan menjadi tiga macam :

1. Kalimat yang melepas

Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama yaitu induk kalimat dan
diikuti oleh unsur tambahan yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut
juga dengan kalimat melepas.

Contoh :

- Saya akan dibelikan motor oleh ayah jika saya lulus ujian sarjana.
2. Kalimat yang berklimaks.

4
Ibid, halm : 102
39
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Kalimat yang berklimaks ialah kalimat yang diawali oleh anak kalimat dan diikuti
oleh induk kalimat.

Contoh:
- Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kampusnya.
3. Kalimat berimbang
Bisa dikatakan kalimat berimbang apabila kalimat itu disusun dalam bentuk
majemuk setara atau tidak setara atau majemuk campuran. Disebut berimbang
karena memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dalam kalimat tersebut.

Contoh:
- Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan
tenang dan dapat beribadat dengan leluasa. D. Jenis kalimat menurut
fungsinya.

Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:


1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada
orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan
tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat
perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Macam-macam kalimat perintah:


a) Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
b) Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan !
c) Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

2. Kalimat Berita (pernyataan ).


Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam
penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya
dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk
memberikan tanggapan. Macam-macam kalimat berita: a) Kalimat berita
kepastian

Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.


40
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
b) Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
c) Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
d) Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3. Kalimat Tanya (pertanyaan )
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan
tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan
intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana,
berapa, kapan Contoh:

- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?


- Kapan Becks kembali ke Inggris?
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa
‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan
intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau
tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
- Bukan main, eloknya.
E. Jenis kalimat berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah
subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat
lengkap.

Contoh:
- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
. S P K
- Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.
S P O
41
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya
memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja.
Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan,
ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.

Contoh: “ Selamat Sore , Silakan Masuk , Kapan menikah?

F. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil ,dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun,dan keras lembut,di sela jeda,dan diakhiri dengan intonasi
akhir.Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik.(.), tanda tanya(?)dan tanda seru (!). Kalimat merupakan
bagian penting dalam kegiatan berbahasa karena kalimat merupakan dasar untuk
membentuk satuan bahasa yang lebih besar ( wacana). Kalimat juga merupakan
dasar untuk membentuk satuan bahasa terkecil yang gagasannya lengkap, yaitu
mengandung unsur apa atau siapa, melakukan atau dalam keadaan apa, dimana,
kapan, dan sebagainya . Alwi ( 2003:320). Menyatakan bahwa kalimat adalah satuan
terkecil dalam wujud Lisan dan tulisan yang mengungkapkan pikiran utuh. dan
dalam sebuah kalimat berisi unsur Subjek , peredikat , objek , keterangan dan
pelengkap kemudian dalam sebuah pola kalimat ada juga kalimat majemuk setara
dan kalimat bertingkat.

Dalam Penggunaan bahasa yang baik dan benar penggunaan kalimat yang benar
tergambar dalam penggunaan kalimat – kalimat yang gramatikal, sedangkan
penggunaan bahasa yang baik terlihat dari penggunaan kalimat yang efektif , yaitu
kalimat-kalimat yang dapat menyampaikan pesan secara tepat, sesuai dengan situasi
dan kondisi. Berbahasa yang baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran
dalam hal struktur , tetapi juga harus memperhatikan fungsi komunikatifnya.
42
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

BAB IV PARAGRAF
A. Pendahauluan
Sebagai mahasiswa yang mempelajari bahasa Indonesia diharuskan menguasai
materi-materi yang dipelajari salah satu materi yang harus dikuasai adalah paragraf.
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang diikat oleh satu kesatuan gagasan. Syarat
dalam paragraf yaitu kesatuan gagasan dan kepaduan antar kalimat paragraf terdiri
dari paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup.

Paragraf pembuka yang baik akan menjadi tolak ukur pengembangan tulisan
berikutnya. Paragraf pembuka adalah paragraf yang mengawali dari mana seorang
penulis akan mengembangkan gagasannya.

Jenis-jenis paragraf terbagi atas 3 jenis : paragraf deduktif, paragraf induktif, dan
paragraf campuran (variatif). Tehnik pengembangan paragraf yaitu : kausalitas,
analogi, perbandingan-pertentangan, deduktif-induktif, klimaksantiklimaks, sudut
pandang, proses, dan generalisasi.

B. Pengertian Paragraf
Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragrafos, "menulis di samping" atau
"tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal
paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru.Terkadang baris pertama
dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru.

Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang
dibantu dengan kalimat pendukung.Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan
umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut
pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti
untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat
semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal.Dalam fiksi prosa,
contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di
43
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
akhir.Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan
dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi,
paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.
C. Fungsi Paragraf
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan
perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu
kesatuan.

2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri


beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.

3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan


pemahaman bagi pembacanya.

4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit


pikiran yang lebih kecil.

5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas


beberapa variabel.

6. Mengungkapkan informasi tertentu dengan gagasan utama sebagai


pengendalinya.

D. Syarat-syarat Paragraf
1. Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara
bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru.Kesatuan di sini tidak
boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
Syarat kesatuan paragraf terpenuhi jika jika suatu kalimat dalam paragraf saling
berhubungan dengan gagasan atau ide pokok paragraf.Jika kalimat-kalimat yang ada
dalam paragraf saling berhubungan dan saling mendukung dalam pemaparan ide
pokok paragraf, aka paragraf tersebut dapat dikatakan memiliki kesatuan
gagasan.Jika kalimat-kalimat yang terdapat dalam paragraf tidak saling
berhubungan dan tidak mendukung dalam pemaparan ide pokok paragraf, maka
paragraf tersebut tidak memiliki kesatuan gagasan.

2. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan
kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila
hubungan timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan
mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan
beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan
transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
44
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Paragraf yang baik harus memiliki kepaduan (kohesi dan koherensi).Kepaduan
yang dimaksud adalah adalanya rangkaian antar kalimat yng memudahkan pembaca
untuk memahami isinya. Kalmia-kalimat yang membentuk paragraf saling terkait
antara yang satu dengan yang lain. Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan
memperhatikan beberapa hal, diantaranya pengulangan kata kunci, pengulangan kata
ganti, penggunaan transisi, dan pararelisme.

3. Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kalimat topik.Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan
paragraf yang kurang lengkap.Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan
dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.
Paragraf yang lengkap adalah paragraf yang didukung oleh kalimat-kalimat
penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik.Paragraf yang baik memiliki
kalimat topik dan kalimat penjelas.Kalimat topic adalah kalimat kalimat yang berisi
rincian ide pokok.Kalimat yang terdiri atas satu kalimat topik saja dikatakna
paragraf yang belum lengkap.Ide pokok dan ide-ide penjelas dalam paragraf yang
baik ditata secara sistematis. Penggunaan ide dalam suatu paragraf dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu secara alamiah dan secara logis. Urutan alamiah berupa urutan
waktu (kronologis), dan ruang (sudut pandang), sedang urutan logis berupa urutan
klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum, pokok-rincian,
dikenal-tidak dikenal, dan mudah-sulit.Ide penjelas dalam paragraf dapat berupa
contoh, ilustrasi, rincian konkret, perbandingan, uraian, alas an, fakta/data, dan
analog.

E. Jenis-jenis Paragraf dan Pengembangannya


Banyak jenis paragraf yang akan diuraikan pada pembahasan berikut.
1. Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berperan sebagai pengatur untuk
sampai kepada masalah yang akan diuraikan. b. Paragraf Penghubung

Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat antara paragraf


pembuka dan penutup yang berisi uraian masalah yang dibahas. c. Paragraf
Penutup

Paragraf penutup ialah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan


atau bagian karangan.

2. Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi menjadi:


a. Paragraf deduksi
Paragraf deduksi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal. b.
Paragraf induksi
45
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Paragraf induksi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir paragraf.

c. Paragraf kombinasi (campuran)


Paragraf kombinasi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal dan
akhir paragraf.

3. Berdasarkan isi, paragraf terbagi menjadi 5, yaitu :


a. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi ide/gagasan dengan diikuti
alasan yang kuat untuk menyakinkan pembaca.

1) Ciri-ciri paragraf argumentasi


a) bersifat nonfiksi /ilmiah
b) bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan
merupakan kebenaran

c) dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, gambar dll


d) ditutup dengan kesimpulan
2) Macam/pola pengembangan paragraf argumentasi
a) Pola pengembangan sebab akibat
Paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap
sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu
kesimpulan sebagai efek akibat. Ditandai dengan kata-kata sebab,
karena, disebabkan, dikarenakan dll.

Contoh:
Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia,
terutama di kota-kota besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara
dari kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin banyak, pembuangan
limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan prosedur,
dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah
sembarangan . Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian
yang cukup besar.Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat,
menyebarnya berbagai virus dan bakteri atau menjangkitnya wabah
penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran air tersumbat oleh
sampah.

b) Pola pengembangan akibat-sebab


46
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Paragraf yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat
yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang
menimbulkan akibat.

Contoh:
Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin
bertambah. Mereka memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota dengan
segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara mereka lakukan agar
dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga yang paling
brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara
meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika
krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan
menjadi penyebab kesulitan hidup di segala sektor/bidang.

b. Paragraf Eksposisi
Paragraf ekspositif/eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk
menjelaskan dan menerangkan sesuatu permasalahan kepada pembaca agar
pembaca mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya tentang sesuatu
permasalahan yang dimaksud pengarang.

1) Ciri-ciri paragraf ekspositif


a) bersifat nonfiksi/ilmiah
b) bertujuan menjelaskan/memaparkan
c) berdasarkan fakta
d) tidak bermaksud mempengaruhi
4) Pola pengembangan paragraf ekspositif
a) pola umum-khusus (deduksi)
Adalah paragraf yang dimulai dari hal –hal yang bersifat umum
kemudian menjelaskan dengan kalimat –kalimat pendukung yang
khusus

b) Pola khusus-umum (induksi)


Adalah paragraf yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian
menjelaskan dengan kalimat-kalimat yang bersifat umum

c) Pola perbandingan
47
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Adalah paragraf yang membandingkan dengan hal yang lain,
berdasarkan unsur kesamaan dan perbedaan, kerugian dengan
keuntungan, kelebihan dengan kekurangan. Kata hubung (jika
dibandingkan dengan, seperti halnya,demikian juga, sama
dengan,selaras dengan,sesuai dengan)

d) Pola pertentangan
Paragraf yang mempertentangkan dengan gagasan lain. Kata hubung
(biarpun, walaupun,berbeda,berbeda dengan, akan tetapi, sebaliknya,
melainkan, namun, meskipun begitu)

e) Pola analogi
Paragraf yang menunjukkan kesamaan-kesamaan antara dua hal yang
berlainan kelasnya tetapi tetap memperhatikan kesamaan segi/fungsi
dari kedua hal tadi sebagai ilustrasi

f) Pola pengembangan proses


Pola pengembangan paragraf yang ide pokok paragrafnya disusun
berdasarkan urutan proses terjadinya sesuatu

g) Pola pengembangan klasifikasi


Adalah pola pengembangan paragraf dengan cara mengelompokkan
barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu

h) Pola pengembangan contoh/ilustrasi


Paragraf yang berfungsi untuk memperjelas suatu uraian, khususnya
uraian yang bersifat abstrak. Kata penghubung (contohnya,
umpamanya,misalnya)

i) Pola pengembangan difinisi


Paragraf yang berupa pengertian atau istilah yang terkandung dalam
kalimat topik memerlukan penjelasan panjang lebar agar tepat
maknanya dilengkapi oleh pembaca

j) Pola pengembangan sebab akibat dan akibat sebab


Pola pengembangan yang menuentukan sebab sebagai gagasan utama,
sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Atau
sebaliknya, akibat sebagai gagasan utama, sedangkan untuk memahami
48
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai
perinciannya.

2) Cotoh-contoh paragraf eksposisi


a) Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara
memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh
melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat
bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita
maupun sebagai pencegah penyakit. (pola pengembangan definisi)

b) Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum
merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya,
di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan
singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada
warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka
kumpulkan dibalik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini
menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata. (pola
pengembangan contoh)

c) Pemerintah akan memberikan bantuan rumah atau bangunan kepada


korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut
disesuaikan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan
mendapatkan bantuan sekitar 10 juta.warga yang rumahnya rusak
sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak
berat mendapatkan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut
ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawalan dari pihak

LSM (pola pengembangan klasifikasi)


d) Struktur suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau sama
dengan suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan menjadi batang, dahan,
ranting, dan daun, maka karangan atau buku dapat diuraikan menjadi
tubuh karangan, bab, subbab, dan paragraf. Tubuh karangan sebanding
dengan batang, bab sebanding dengan dahan, sub-bab sebanding dengan
ranting, dan paragraf sebanding dengan daun. (pola pengembangan
analogi)

e) Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih. Bayi
akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yang diterimanya
49
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
seperti kertas dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan
pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik seperti kertas yang terisi
dengan hal-hal yang bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.Jadi,
membentuk kepribadian baik seorang anak ibarat menulisi kertas putih
dengan hal-hal yang bermanfaat (analogi)

f) Lagu-lagu tersebut kurang memperhatikan nilai yang ingin ditanamkan


paa diri anak dan lebih memperhatikan kebutuhan pasar. Jadi, temanya
bersifat temporer karena mengikuti perubahan selera pasar. Unsur
kesamaan yang masih ditemukan dalam kedua kelompok lagu ini ialah
para pencipta lagu masih berusaha menciptakan irama yang gembira dan
ritme yang sederhana, seperti dalam kehidupan anak-anak itu sendiri.
(pola pengembangan perbandingan)

c. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan
sesuatu dengan tujuan agar pembaca seakan-akan bisa melihat, mendengar, atau
merasakan sendiri semua yang ditulis oleh penulis.

1. Ciri-ciri paragraf deskripsi


a) Menggambarkan/melukiskan objek tertentu (orang, tempat, keindahan alam
dll.).

b) Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek.


2. Pola pengembangan paragraf deskripsi
a) Deskripsi objektif adalah paragraf deskripsi yang dalam penggambaran
objeknya tidak disertai dengan opini penulis.

b) Deskripsi subjektif adalah paragraf deskripsi yang dalam penggambaran


objeknya disertai dengan opini penulis.
c) Deskripsi spasial adalah paragraf yang menggambarkan objek secara detail
khususnya ruangan, benda,atau tempat.

d) Deskripsi waktu adalah paragraf yang dikembangkan berdasarkan waktu


peristiwa cerita tersebut.

3. Contoh-contoh paragraf deskripsi


50
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Lapisan ozon menipis.Hutan-hutan tropis mulai meranggas.Gurun makin
luas.Akibatnya suhu bumi meningkat, cuaca tidak menentu, dan bencana alam
makin sering datang.Kesimpulannya, bumi makin kritis. Siapa sesungguhnya yang
berperan dalam menjadikan planet bumi ini menjadi demikian ? Jawabnya tentu
manusia sendiri! (Deskripsi objektif)

Dia memakai rok panjang warna cokelat. Betapa sesuai benar dengan warna
blus panjangnya.Rok dan blusnya seakan-akan menambah keanggunan pribadinya.
Jalannya sungguh santun memikat hati orang yang memandang. (deskripsi
subjektif)

Pantai Nusa Penida memiliki tata keindahan alam yang menarik, khususnya
bagi wisatawan yang mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari kebisingan
kota. Pohon-pohonnya rindang.Bentangan lautnya luas. Bagi penyelam, Pantai Nusa
Penida juga menawarkan keindahan ikan laut yang sedang berenang. Pemda Bali
harus menata dan mengelola Pantai Nusa Penida sebagai tujuan wisata alternatif.
(deskripsi objektif/tempat)

Jika diumpamakan permata, pesona pantai Nusa Penida bak mutiara yang
memantulkan cahaya putih kekuning-kuningan, namun jika diibaratkan gadis maka
pesonanya laksana sosok perawan kencur.Kiasan tersebut sepintas memang
kedengarannya seperti berlebihan, namun itulah sesungguhnya kata yang paling
tepat untuk menggambarkan pesona alam Pantai Nusa penida. (deskripsi
subjektif/tempat)

Dalam waktu yang tidak lama.Aku mencoba melirik orang-orang di


sekelilingku.Di sebelah kiriku, seorang gadis cantik berambut panjang. Sambil
melirik, kuperhatikan dia. Gadis itu berambut pirang, berkulit kuning, dan berbibir
tipis. (deskripsi objektif)

Tidak lama.Dengan rasa penasaran, kucoba melirik orang-orang di


sekelilingku.Di sebelah kiriku, seorang gadis berambut panjang menarik
hatiku.Sambil melirik, kuperhatikan dia. Rambutnya pirang, rambutnya kuning indah,
matanya memandang sayu, ditambah dengan bibirnya yang tipis, dia membuat
jantungku berdetak hebat.Rasanya, aku mengenalnya. Tapi di mana? (deskripsi
subjektif)
51
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Sungai ciliwung terletak di Jakarta.Sungai ini mengalir di seluruh
Jakarta.Sayangnya, Sungai Ciliwung dipenuhi tumpukan sampah.Tumpukan
sampah di sungai dihinggapi lalat.Lalat-lalat itu selalu berterbangan ke perumahan
warga dan membawa berbagai macam penyakit.Selain itu tumpukan sampah juga
menebarkan bau yang sangat menyengat. Sungguh pemandangan yang sangat
menyedihkan. (deskripsi spasial)

d. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasif adalah paragraf yang bertujuan meyakinkan dan membujuk
seseorang atau pembaca agar melaksanakan /menerima keinginan penulis.

1) Ciri-ciri paragraf persuasi


a) ada fakta/bukti untuk mempengaruhi/membujuk pembaca
b) bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca
c) menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan)
kepada pembaca
2) Contoh-contoh paragraf persuasi
a) Beras organik lebih menguntungkan daripada beras nonorganik . Mutu beras
organik lebih sehat , awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak
mencemari lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia.Keuntungan
yang didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik
mendapatkan keuntungan 34 % dari biaya prduksi, sedangkan petani beras
nonorganik hanya mendapat keuntungan 16 % dari biaya produksi. Oleh
karena itu, mari kita bertani dengan cara organik agar lebih mnguntungkan dan
dapat meningkatkan taraf hidup.

b) Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam “obat kuat’
untuk membangun rasa percaya diri. Jika rasa percaya diri itu sudah besar, kita
dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan
inilah yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh
karena itu, marilah kita melaksanakn praktik berpidato agar kita segera
memperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato.

e. Paragraf Naratif
52
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Paragraf naratif adalah suatu bentuk paragraf yang menceritakan
serangkaian peristiwa yang disusun menurut urutan waktu terjadinya.

1) Ciri-ciri paragraf naratif


a) Ada tokoh, tempat, waktu, dan suasana yang diceritakan
b) Mementingkan urutan waktu maupun urutan peristiwa
c) Tidak hanya terdapat dalam karya fiksi ( cerpen,novel,roman) tetapi juga
terdapat dalam tulisan nonfiksi (biografi, cerita nyata dalam surat
kabar,sejarah,riwayat perjalanan)

2) Pola pengembangan paragraf naratif


a) Narasi ekspositoris/nonfiksi/informatif adalah cerita yang benar-benar
terjadi (cerita kepahlawanan, sejarah, biografi/otobiografi, cerita nyata
dalam surat kabar)

b) Narasi sugestif/fiksi/artistik adalah cerita yang menonjolkan khayalan


sehingga pembaca terkesan dan tertarik dan seakan-akan

terhayut,bahkan merasa mengalami cerita tersebut( cerpen, novel dll)


3) Contoh-contoh paragraf naratif
a) Pernah suatu ketika aku bermimpi bertemu seorang kakek berjenggot
panjang yang menyuruhku untuk pergi ke arah timur . Aku tidak mengerti
apa maksudnya. Sesudah bangun , keinginan untuk memenuhi perintah si
kakek itu seperti tidak terbendung. Aku harus pergi ke arah timur.
Timur…timur mana ? Jakarta Timur? ……( Narasi sugestif)

b) Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Ia mengayunkan pedang itu


dengan cepat ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh
Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut
pedang dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar.Tiga kali Patih
Pranggulang melakukan hal itu.

Akan tetapi semuanya gagal (Narasi sugestif)


c) Hari-hariku sebagai pekerja perempuan di perusahaan industri makanan
olahan sangat padat dan melelahkan. Bayangkan pagi-pagi sekali aku
harus bangun dan menyiapkan sarapan anak-anakku. Sebelumnya, aku
tentu harus memandikan mereka karena anak-anakku masih kecil. Sambil
aku ganti baju kerja, aku sempatkan menyuapi anakku yang paling kecil.
53
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Setelah beres urusan rumah, segera aku berlari untuk mengejar angkutan
yang mengangkutku ke jalan raya yang dilalui bus.(Narasi ekspositoris)

d) Ratusan warga mengalami keracunan. Musibah itu terjadi enam jam


setelah mereka menikmati hidangan dalam hajatan sunatan di rumah
Slamet Riyadi (38), warga Desa Jompo Kulon, Kecamatan Sokaraja,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sekitar 200 penduduk dari beberapa
desa dibawa ke rumah sakit di puskesmas. Tak ada korban meninggal
dalam musibah tersebut. (narasi ekspositoris)

BAB V
TOPIK, TEMA, JUDUL, DAN KERANGKA KARANGAN
A. Pendahuluan
Dalam menulis suatau karangan, baik karangan ilmiah maupun nonilmiah, tidak
terlepas dari topik, tema, judul, dan kerangka karangan. Topik yang merupakan
cakupan yang bersifat umum dapat diidentifikasi dari karangan yang ada. Tema
tentunya lebig spesifik daripada topik, demikian juga judul yang cakupannya lebih
khusus akan pembahasan maslahnya. Baru kemudian kerangka karangan merupakan
sub-sub dari judul untuk diuraikan sebagai karangan.
54
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
B. Topik

Topik berasal dari bahasa Yunani “topoi” adalah inti utama dari seluruh isi tulisan
yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Menurut
kamus Bahasa Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (2007:1207) arti kata
topik adalah “pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan dan
sebagainya. Topik dapat juga disebut sebagai bahan pembicaraan/hal yang menarik
perhatian umum akhir-akhir ini”. Dengan demikian bila disebut topik penelitian
dapat diartikan bebas sebagai pembicaraan atau ide utama yang menarik perhatian
umum akhir-akhir ini dalam penelitian.

Topik juga dapat didefinisikan sebagai hal yang pertama kali ditentukan ketika
penulis akan membuat tulisan, atau bisa disebut juga topik adalah tahap awal dalam
proses penelitian atau penyusunan karya ilmiah. Topik yang masih bersifat awal
tersebut kemudian difokuskan dengan cara membuatnya lebih sempit cakupannya
atau lebih luas cakupannya.

Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya
adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu
menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik
adalah cakupannya atas suatu permasalahan masih bersifat umum dan belum
diuraikan secara lebih mendetail.

Topik biasa terdiri dari satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta
perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema
keduanya sama-sama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan,
perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum, sementara tema akan
lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.

Jika yang dibicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu disebut
topik tunggal. Akan tetapi, kadangkala seseorang mula-mula
membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka
topiknya menjadi banyak. Topik semacam itu disebut multitopik atau topik ganda.

1. Syarat Topik yang Baik


Pertama, bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi
penulisnya yaitu sesuai dengan: a. Bidang keahlian.

b. Bidang studi yang didalami.


55
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
c. Pengalaman penulis: pengalaman kerja, praktik dilapangan, penelitian, partisipasi
dalam suatu kegiatan ilmiah.

d. Bidang kerja atau profesi.


e. Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif).
f. Temuan yang pernah diteliti.
g. Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional.
h. Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya.
i. Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan
j. Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan
pembacanya.

Kedua, bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat
mengembangkan kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan : a. Tuntutan
pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan.

b. Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan


akademik dan profesi.

c. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya.


d. Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya.
e. Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan.
f. Upaya mempertajam dan memperhalus daya nalarnya.
g. Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan sebagainya.
Namun, jika ditinjau secara umum syarat topik yang baik yaitu : a.
Menarik untuk ditulis dan dibaca.

Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam


mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat
untuk membacanya.

b. Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.


Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori
(data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus
menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan
bidang ilmu.

2. Pembatasan Topik
56
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau lembaga
dan waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang
dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak
fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi
panjang, namun tidak berisi.

Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang)
bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan,
tidak menarik untuk dibahas ataupun dibaca. Maka dari itu, pembahasan topik
dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan, tenaga, waktu, tempat, dan
kelayakan yang dapat terima oleh pembacanya.

3. Cara membatasi Topik


a. Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
b. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu
masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar
lingkaran topik pertama tadi.

c. Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.


d. Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau
tidak.

C. Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah
diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan persoalan utama
yang diungkapkan oleh seorang pengarang dalam sebuah karya sastra, seperti
cerpen, novel, ataupun suatu karya tulis. Tema juga dapat dikatakan sebagai suatu
gagasan pokok atau ide dalam membuat suatu tulisan.

Tema merupakan dasar cerita atau pokok pikiran yang hendak disampaikan
dalam suatu karangan. Termasuk juga dalam wacana lisan seperti berpidato dan
bercerita. Pesan pokok dan penting dalam suatu wacana dapat pula disebut sebagai
tema.

Dilihat dari sudut karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat
yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Sedangkan dari segi proses
penulisan, tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan
57
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. Hasil perumusan tema
bisa dinyatakan dalam sebuah kalimat singkat, tetapi dapat pula mengambil bentuk
berupa sebuah alinea, ikhtisar-ikhtisar, dan kadang-kadang ringkasan.

Panjang tema tergantung dari berapa banyak hal yang akan disampaikan
sebagai perincian dari tujuan utama. Perbandingan antara tema dengan karangan
dapat disamakan dengan hubungan antara sebuah kalimat dan gagasan utama
kalimat yang terdiri dari subjek dan predikat. Begitu juga kedudukan tema secara
konkrit dapat dilihat dalam hubungan antara kalimat topik dan alinea. Kalimat topik
merupakan tema dari alinea itu, sedangkan kalimat lain hanya berfungsi untuk
memperjelas kalimat topik atau tema alinea tersebut.

Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan atau pokok persoalan yang
akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau
tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah
sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis. Dalam karya fiksi, tema
diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa
kejadian dan sebagainya.

1. Syarat Tema yang Baik


a. Tema menarik perhatian penulis
Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan
atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut.
b. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah
dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan.

c. Bahan-bahannya dapat diperoleh.


Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia
disekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis
untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai
sepenuhnya.

d. Tema dibatasi ruang lingkupnya.


Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup
kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang
lingkupnya.
58
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah

D. Judul

Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan
lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan
diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi).
Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan
judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan.

Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel
diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya
karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah
selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan
temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan
cocok dengan temanya.

Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu,
sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam
karya itu. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam
sebuah laporan eksposisi, contohnya : “Suatu Penelitian tentang Korelasi antara
Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang tidak Memadai”

1. Judul yang baik


a. Relevan
Yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian
dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut. b. Provokatif

Yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan


keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan. c. Singkat

Yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus
berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari
lima kata. Jika pengarang tidak dapat menghindaknya dari judul yang panjang
(terpaksa), maka dapat menempuh jalan keluar dengan menciptakan judul utama
yang singkat, tetapi judul tambahan yang panjang.
59
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
2. Ciri – ciri Judul :
a. Harus berbentuk frasa.
b. Tanpa adanya singkatan atau akronim.
c. Awalan kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi.
d. Tanpa tanda baca di akhir judul.
e. Menarik perhatian.
f. Logis.
g. Sesuai dengan isi.
h. Judul harus asli, relevan, proaktif, dan singkat.

3. Jenis-Jenis Judul
a. Judul langsung
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita.
b. Judul tak langsung
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap
menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

4. Fungsi Judul
a. Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis.
b. Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk
membacanya atau untuk mempelajari isinya.

c. Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.

d. Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud dan tujuannya.

Contoh 1 :
1. Topik : Perdamaian
2. Tema : Menjaga Perdamaian
3. Judul : Damai itu Indah

Contoh 2 :
1. Topik : Perkawina
2. Tema : Kawin Paksa
60
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
3. Judul : Siti Nurbaya

E. Perbedaan antara Topik, Tema ,dan Judul

Dalam persamaan dan perbedaannya, topik dan tema serta juduldapat dilihat dari
aspek contoh dan juga dari pengertian. Perbedaannya dapat dilihat dari gambar
dibawah ini.

Sedangkan perbedaannya dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

Berdasarkan contoh :
Berdasarkan dari contoh yang pertama, yakni :
61
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
• Topik : Komunikasi visual
• Tema : Komunikasi visual dalam Televisi
• Judul : Persepsi komunikasi visual dalam Iklan Pasta Gigi Kemudian, contoh
yang kedua, yakni :
• Topik : Banjir di Bandung Selatan
• Tema : Apakah sebab terjadinya banjir dan bagaimanakah cara mengatasi
akibat banjir tsb

• Judul : Penanggulangan Akibat Banjir di Bandung Selatan


F. Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari
suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun
secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat
untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau
tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi
penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam
melanjutkan tulisannya.

Kerangka karangan sangat menentukan bagus tidaknya hasil sebuah karangan


karena dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa lebih terarah dan fokus
dengan pokok pikiran serta tema yang telah ditentukan karena fungsi dari kerangka
karangan adalah sebagai berikut :

a. Mempermudah pembahasan tulisan.


b. Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
c. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
d. Memudahkan penulis mencari materi tambahan.
e. Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
f. Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.
g. Memudahkan pengendalian variabel.
h. Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subahasan karangan, dan memberi
kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis
menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan.

i. Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam


topik, judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis.
62
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
j. Memudahkan penulis menyusun karangan secara menyeluruh.
k. Mencegah ketidaklengkapan bahasan.

Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa langsung menyusun tulisannya


sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka karangannya. Kerangka
karangan merupakan miniatur dari sebuah karangan. Dalam bentuk ini, karangan
tersebut dapat diteliti, dianalisi dan dipertimbangkan secara menyeluruh.

1. Macam-macam susunan Kerangka Karangan


a. Alamiah
Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan nyata di alam.
Oleh karena itu, susunan alamiah dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:

1) Berdasarkan urutan ruang, topik yang diuraikan berkaitan erat dengan


ruang/tempat yakni dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, urutan geografis.
Contohnya yaitu:

 Topik : Banjir.
 Tujuan : Untuk mengetahui lokasi banjir.
 Tema : Beberapa lokasi banjir di dunia.

I. BANJIR YANG TERJADI DI LUAR INDONESIA


A. Banjir di Asia
1. Banjir di China.
2. Banjir di Taiwan.
B. Banjir di Eropa
1. Banjir di Belanda.
II. BANJIR YANG TERJADI DI INDONESIA
A. Banjir di Pulau Jawa
1. Banjir di DKI Jakarta.
2. Banjir di Pacitan.

4) Urutan waktu, bahan-bahan ditulis berdasar tahap kejadian. Setiap peristiwa


hanya menjadi penting dalam hubungannya dengan yang lain.

Contohnya yaitu :
 Topik : Masyarakat.
63
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
 Tujuan : Untuk mengetahui Perkembangan Masyarakat.
 Tema : Perkembangan Masyarakat dari zaman ke zaman.
I. MASYARAKAT PEMBURU DAN PERAMU
A. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Dunia
B. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Indonesia
1. Di Irian
2. Di Kepulauan Mentawai
II. MASYARAKAT PETANI DAN PETERNAK
A. Masyarakat Petani dan Peramu di Dunia
B. Masyarakat Petani dan Peternak di Indonesia
1. Masyarakat petani di Pulau Jawa
2. Masyarakat peternak di Nusa TenggaraTimur

5) Urutan topik yang ada, bagian-bagian diterangkan tanpa memasalahkan


mana yang penting. Contohnya yaitu :

 Topik : Hutan.
 Tujuan : Untuk mengetahui pemanfaatan hutan.
 Tema : Pemanfaatan hutan.
I. MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAH
A. Mencegah Erosi
B. Mengurangi Polusi
C. Sebagai Hutan Lindung
II. MANFAAT HUTAN SECARA EKONOMIS
A. Hutan Tanaman Industri
B. Hutan untuk Rekreasi
C. Hutan untuk Penelitian

1. Logis
Merupakan unit-unit karangan berurutan sesuai pendekatan logika/pola pikir
manusia. Untuk susunan logis, dibagi berdasarkan :

a. Klimaks-Anti klimaks, anggapan bahwa posisi tertentu dari sebuah rangkaian


merupakan posisi yang paling penting. Terdiri dari dua : Urutan klimaks (yang
penting di akhir), dan urutan antiklimaks (yang penting di awal). Model ini
64
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
hanya efektif untuk menguraikan sesuatu yang berhubungan dengan hirarki
misalnya urutan pemerintahan. Contohnya yaitu :

 Topik : Banjir
 Tujuan : Untuk mengetahui akibat banjir 
Tema : Banjir dan akibatnya

I. MUSIM PENGHUJAN MULAI


II. PENGGUNDULAN HUTAN
III. EROSI DI MANA-MANA
IV. PENDANGKALAN SUNGAI
V. MUSIBAH BANJIR
VI. PENDERITAAN MASYARAKAT

2. Umum-Khusus, Umum-khusus: Hal besar diperinci ke hal- hal yang lebih


kecil atau bagian-bagiannya. Misalnya uraian tentang Indonesia, lalu sukusuku
dan kebudayaannya. Khusus-Umum: Sebaliknya. Contohnya.

 Topik: Pendidikan
 Tujuan: Untuk mengetahui pendidikan di masyarakat 
Tema: Pendidikan di masyarakat

I. PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT


SECARA UMUM

II. PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PERKOTAAN


III. PENDIDIKAN DI MASYARAKAT PEDESAAN
IV. PENDIDIKAN PADA GENERASI MUDA

3. Sebab-Akibat, Sebab-akibat: masalah utama sebagai sebab, diikuti perincian


akan akibat-akibat yang mungkin terjadi. Misal penulisan sejarah, berbagai
persoalan sosial: kerusakan hutan, perubahan cuaca global. Akibat-sebab:
masalah tertentu sebagai akibat, diikuti perincian sebab-sebab yang
menimbulkannya. Misal: Krisis multidimensi di Indonesia. Contohnya yakni:

 Topik: Premanisme di Jakarta


65
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
 Tujuan: Untuk mengetahui kenyamanan masyarakat setempat 
Tema: Keresahan di Masyarakat

I. PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TERSENDAT


II. INDUSTRI TUTUP KARENA BAHAN BAKAR LANGKA
III. LAPANGAN KERJA MENCIUT
IV. MENCARI UANG DENGAN CARA MUDAH

G. Sistem Penomoran pada Kerangka Karangan


Ada dua cara :
1. Sistem Campuran Huruf dan Angka.
I. Angka Romawi Besar untuk BAB
A. Huruf Romawi Besar untuk Sub Bab
1. Angka Arab besar
a. Huruf Romawi Kecil
i. Angka Romawi Kecil
(a) Huruf Romawi Kecil Berkurung
(1) Angka Arab Berkurung
Contoh
I. Pendahuluan
II. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia
A. Bukti-Bukti dari Sensus 2000
B. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995
C. Studi Kasus di Lampung
1. Pengukuran Fertilitas
2. Penyebab Perbedaan fertilitas
a. Retaknya Perkawinan
b. Abstinensi Setelah Melahirkan III. Kesimpulan

2. Sistem Angka Arab (dengan digit).


1.
1.1
1.1.1
66
Materi PBSI Kelas Tinggi Oleh: Ahmad Muttaqillah
2.
2.1
2.1.1 dst

Contoh
1. Pendahuluan
2. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia
2.1. Bukti-Bukti dari Sensus 2000
2.2. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995
2.3. Studi Kasus di Lampung
2.3.1. Pengukuran Fertilitas
2.3.2. Penyebab Perbedaan fertilitas
2.3.2.1. Retaknya Perkawinan
2.3.2.2. Abstinensi Setelah Melahirkan
2.3.2.3. Perbedaan Fekunditas
3. Kesimpulan
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Kesimpulan
Dengan menentukan tema dan topik secara baik maka akan menghasilkan sebuah karangan yang
baik pula dan menarik orang untuk membacanya. Menentukan Judul yang tepat harus di dasarkan
terhadap apa tema dan topiknya jangan sampai bertentangan. Namun, merincikan kerangka
karangan terlebih dahulu tak kalah penting.

Menentukan sebuah topik, tema dan judul yang tepat wajib hukumnya bagi semua orang dalam
pembuatan sebuah karangan tertulis karena membantu dalam penulisannya agar tertata dan sesuai
yang diinginkan dari awal penulisannya.

BAB VI SURAT

A. Pendahuluan
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Dalam kehidupan sehari-hari surat merupakan salah satu sarana komunikasi tertulis yang
dipergunakan untuk menyampaikan berita. Meskipun saat ini sudah banyak sarana komunikasi
yang lebih praktis seperti internet, faksimale, telepon, dan televisi tetapi surat memiliki keunikan
tersendiri, dapat disimpan menjadi arsip. Surat merupakan alat interaksi antara sesama manusia
dalam bentuk tulisan. Di dalam surat kita dapat melihat pesan yang dituangkan oleh si pengirim.
Selain pesan rasa hormat, sopan santun juga tersampaikan melalui surat.

Setiap bangsa memiliki bahasa resmi yang berbeda-beda. Masing-masing bahasa mempunyai ciri
khas dan kosa kata yang berbeda baik secara tulisan maupun secara lisan. Sebaiknya dalam suatu
komunikasi kita perlu mengetahui aturan-aturan tradisi, adat istiadat dan kebiasaan masing-masing
bangsa agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar, karena dalam kenyataannya ada
perbedaannya. Misalnya di Jepang kalau ingin bertemu dengan orang lain untuk sesuatu keperluan
ada hal-hal yang harus diperhatikan. Diantaranya, persiapan sebelum bertemu dan hubungan
kelanjutan setelah bertemu.

Hal yang harus dihindari adalah pertemuan secara mendadak. Kalau kita mendatangi orang
Jepang secara langsung tanpa ada pemberitahuan sebelumnya akan dirasa kurang sopan, selain itu
juga mudah mendatangkan kesalahpahaman. Semua ini dapat dihindari dengan mengirim pesan
melalui surat dengan menuliskan bahwa kita akan menghubungi dalam waktu dekat dan
menerangkan tujuan kedatangan kita. Bila teman – teman atau keluarga kita berada di tempat yang
jauh, kita pun ingin tahu bagaimana kabar mereka. Oleh karena itu kita menulis surat. Dengan kata
lain walau sudah banyak media teknologi di Indonesia yang sangat berkembang pesat tetapi bangsa
Indonesia tetap masih memerlukan adanya surat-menyurat, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
masyarakat Indonesia sangat membutuhkan surat kabar sebagai sumber informasi. Maka kami
menyusun makalah ini untuk lebih memudahkan kita memahami pengertian dari surat-menyurat.

B. Pengertian
Menurut Ig Wursanto surat adalah suatu alat penyampaian informasi atau
keteranganketerangan (keputusan, pernyataan, pemberitahuan, permintaan, dan sebagainya) secara
tertulis dari satu pihak kepada pihak lainnya.
Menurut Suhanda Panji Surat adalah sehelai kertas atau lebih yang memuat suatu bahan
komunikasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain baik atas nama pribadi maupun
kedutaan dalam organisasi kantor.

Menurut Sugeng Rusmiwari Surat adalah alat komunikasi yang mempergunakan bahasa
tulisan di atas kertas yang sangat erat hubungannya dengan aktifitas manusia.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Menurut S. Hidajat Surat adalah sehelai kertas atau lebih di mana dituliskan suatu pernyataan
atau berita atau sesuatu yang hendak orang nyatakan, beritakan, atau tanyakan pada orang lain

Menurut Prajudi Atmosudirdjo Surat adalah helai kertas yang ditulis atas nama pribadi penulis
atau atas naam kedudukannya dalam organsasi yang ditujukan pada alamat tertentu dan memuat
bahan komunikasi

Menurut Diana Nababan Surat merupakan alat komunikasi yang disajikan secara tertulis. Surat
harus disajikan dengan baik karena surat secara tidak langsung memberikan gambaran tentang
pribadi pengirimnya.

Dengan demikian surat adalah sehelai kertas atau lebih yang memuat suatu alat penyampaian
informasi atau keterangan-keterangan (keputusan, pernyataan, pemberitahuan, permintaan, dan
sebagainya) secara tertulis dari satu pihak kepada pihak lainnya, yang sangat erat hubunganya
dengan aktivitas manusia, yang disajikan dengan baik karena secara tidak langsung memberikan
gambaran tentang pribadi pengirimnya.

Ada banyak pengertian tentang surat tapi semua pengertian tersebut merujuk pada inti yang
sama; surat adalah sarana telekomunikasi. Surat merupakan alat komunikasi yang disampaikan
secara tertulis, berisi bahan informasi berupa berita, laporan, pemberitahuan, perintah, pesanan,
keputusan, undangan dan permohonan, yang lazimnya harus dikirimkan atau disampaikan kepada
pihak lain. Ada juga yang mengatakan bahwa surat adalah sarana komunikasi untuk
menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain.

Sedangkan menurut Seojito dan Solchen (2004: 1) mendefinisikan surat sebagai berikut:
Ditinjau dari isinya, surat merupakan jenis karangan (komposisi) paparan-pengarang
mengemukakan maksud dan tujuannya, menjelaskan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.
Ditinjau dari wujud peraturannya, surat merupakan percakapan tertulis Ditinjau dari fungsinya,
surat adalah alat sarana komunikasi tulis.
Memang banyak pengertian surat tapi yang kita bisa menarik kesimpulan sendiri mengenai
pengertian surat itu sendiri sebagai suatu alat komunikasi tertulis yang ditujukan menyampaikan
informasi dari pihak pengirim ke pihak penerima surat.

C. Fungsi Surat
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Sebagaimana kita pahami penjelasan di atas mengenai pengertian surat, kita bisa mengambil
salah satu fungsi dari surat itu sendiri sebagai alat komunikasi. Tapi bukan itu saja fungsi surat,
ada beberapa fungsi surat diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Surat sebagai sarana komunikasi.


2. Surat sebagai alat menyampaikan pemberitahuan, permintaan, permohonan, buah pikiran
ataupun gagasan.

3. Surat sebagai alat bukti tertulis, misalkan surat perjanjian.


4. Surat sebagai alat untuk mengingat, misalkan surat yang diarsipkan.
5. Surat sebagai pedoman kerja, misalkan surat keputusan dan surat perintah.
6. Surat sebagai historis.
D. Sejarah Surat

Berdasarkan sejarah, surat sudah ada ketika manusia menemukan simbol atau tulisan. Ya
walaupun masih dalam bentuk sederhana. Kegiatan surat-menyurat di Indonesia sendiri telah
dimulai jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa, yakni pada masa Kutai, Tarumanegara,
Majapahit, Pajajran, Sriwijaya, dan Mataram. Bentuk surat pada zaman itu pun masih tergolong
sederhana yaitu berupa kulit kayu, potongan bambu, daun lontar, dan kulit binatang.

Kegiatan surat-menyurat modern pun berkembang ketika kedatangan bangsa Eropa ke


Indonesia yang dipelopori oleh Belanda di abad 17-18an. Kegiatan pos semakin lancar, Setelah
pembuatan Jalan Raya Pos (de Grote Postweg) dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1000 km
pada tahun 1809 atas perintah gubernur jendral Herman William Deandels. Hal tersebut
menyebabkan tempuh pos dari Jawa Barat ke Jawa Timur yang sebelumnya memakan waktu 40
hari, diperpendek menjadi 6 hari.

Penggagasan perangko yang dipelopori oleh inggris pada tahun 1840 membuka zaman baru
dalam bidang pertarifan pos. Belanda yang pada saat itu menduduki Indonesia mengikuti jejak
Inggris dengan membuat perangko yang bergambar Raja Willem III di tahun 1852.

Perkembangan kegiatan surat-menyurat pun berkembang pesat di tanah air Indonesia.


Pemerintah kolonial Belanda akhirnya menyediakan banyak kantor pos di berbagai kota besar
di Indonesia serta menyediakan banyak kotak pos. Kantor pos merupakan salah satu tempat paling
sibuk ketika itu.

Walaupun fungsi surat sudah sedikit tergeser oleh kemajuan teknologi seperti telepon maupun
internet, tetapi peran surat sebagai alat telekomunikasi masih banyak digunakan sampai sekarang.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Begitu juga peran kantor pos yang dahulu merupakan tempat paling sibuk berubah menjadi tempat
berbagai fungsi dari Sebagai tempat pembayaran maupun pengirimanpenerimaan uang.

E. Jenis-jenis Surat
Ada berbagai Jenis Jenis Surat, tentunya berdasarkan kriteria tertentu. Ada berbagai macam jenis
surat yang umum beredar di masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal
bermacammacam jenis surat. Surat-surat itu dapat dikelompokkan berdasarkan hal-hal berikut. 1.
Berdasarkan Wujud Surat

a. Kartu Pos
Kartu pos adalah surat terbuka yang terbuat dari kertas berukuran 10 x 15 cm. Lembaran kertas
surat ini biasanya tebal, sehingga berbentuk kartu.

1) Contoh kartu pos

2) Manfaat kartu pos


Manfaatnya untuk menyampaikan berita yang singkat. Akan tetapi, pesan yang tertulis dapat
diketahui oleh orang lain yang bukan haknya sebab berada pada halaman terbuka. Jenis surat
ini biasanya dijual di kantor pos.

b. Warkat Pos
Warkat pos adalah surat tertutup yang terbuat dari sehelai kertas. Surat seperti ini dapat dilipat
menjadi amplop. Jadi, lembaran surat ini dapat dipakai sekaligus sebagai amplop. Kegunaan surat
jenis ini adalah untuk menyampaikan berita yang agak panjang dalam sehelai kertas. Lembaran
surat jenis ini biasanya dijual di kantor pos.

Contoh Warkat Pos


PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

c. Telegram
Telegram adalah jenis surat yang berisikan pesan yang relatif singkat yang dikirim dengan bantuan
pesawat telegram. Surat ini akan sampai ke tujuan dalam waktu yang singkat.

Contoh telegram

d. Surat Bersampul
Surat bersampul adalah surat yang dikirimkan kepada seseorang dengan menggunakan sampul
surat. Surat jenis ini lah yang banyak kita gunakan dalam berkomunikasi. Kelebihan surat ini
dibanding dengan jenis surat yang lain adalah lebih terjamin kerahasiaan isinya; lebih leluasa
dalam menulis isi surat; lebih santun dalam surat menyurat. 2. Berdasarkan Pembuatan Surat

a. Surat Pribadi
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Jenis surat ini ditulis atas nama pribadi seseorang serta berisi masalah pribadi penulis, baik
yang ditujukan kepada teman, keluarga maupun instansi tertentu. Contoh surat ini adalah surat
untuk keluarga, surat lamaran kerja, dan surat permohonan izin bangunan. b. Surat Resmi

Surat resmi dibuat suatu instansi, organisasi atau lembaga perusahaan tertentu yang ditujukan
kepada seseorang atau lembaga tertentu lainnya. Keberadaan instansi, lembaga, organisasi dan
perusahaan tersebut disahkan secara hukum. Contoh surat resmi adalah surat dinas, surat niaga,
dan surat sosial.

3. Berdasarkan Pesan Surat


a. Surat Keluarga
Surat keluarga adalah surat yang berisi masalah-masalah keluarga atau kekeluargaan. Contoh
surat keluarga adalah surat untuk orang tua, saudara, dan teman. b. Surat Setengah Resmi

Surat setengah resmi adalah surat yang dikirimkan oleh seseorang kepada instansi atau
lembaga organisasi tertentu. Jenis surat ini misalnya surat lamaran kerja, permohonan IMB dan
surat permohonan cuti. c. Surat Sosial

Surat sosial adalah surat yang dibuat oleh lembaga sosial kepada seseorang, organisasi, atau
instansi tertentu yang biasanya berisi berbagai masalah sosial. Misalnya, surat permintaan
sumbangan dan edaran untuk kerja bakti. d. Surat Niaga

Surat niaga adalah surat yang ditulis oleh suatu perusahaan perniagaan dengan pesan berniaga.
Contoh jenis surat ini adalah surat penawaran harga, penagihan utang, lelang barang, atau pesanan
barang.
e. Surat Dinas
Surat ini berisikan masalah kepemerintahan atau kedinasan dari suatu lembaga atau
keorganisasian. Surat ini dapat ditujukan kepada instansi lain, perorangan dan organisasi tertentu.

Misalnya, surat keputusan, surat perintah, dan surat tugas. f.


Surat Pengantar

Surat ini ditujukan kepada perorangan atau lembaga sebagai pengatur atau referensi seseorang
untuk berhubungan dengan pihak penerima surat. 4. Berdasarkan Keamanan Pesan Surat

a. Surat Sangat Rahasia


Surat ini berisi pesan dokumen penting yang berkaitan dengan rahasia atau keamanan suatu
negara. Jenis surat ini dikirim dengan menggunakan tiga buah sampul. Pada sampul pertama
dituliskan kode SR yang merupakan singkatan dari "Sangat Rahasia". Pada sampul kedua
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

dituliskan kode SRS, yaitu singkatan dari "Sangat Rahasia Sekali" serta dibubuhi segel atau lak
untuk membuktikan keutuhan pesan surat. Pada sampul terakhir (luar) dibuat biasa agar tidak
mengundang kecurigaan orang lain. Surat jenis ini, misalnya surat dari kementerian luar negeri,
surat untuk negara-negara tetangga, dan surat dokumen kemiliteran. b. Surat Rahasia

Jenis surat ini berisi dokumen ringan yang pesannya hanya pantas diketahui oleh satu atau
beberapa pejabat tertentu atau yang berwenang pada sebuah instansi. Pengiriman surat ini
menggunakan dua buah sampul. Sampul pertama dituliskan kode R atau RS yaitu singkatan dari
"Rahasia" atau "Rahasia Sekali" serta disegel, sedangkan sampul kedua tidak diberi kode apa pun.
Surat jenis ini misalnya surat tentang konduet pejabat dan surat dokumen suatu instansi. c. Surat
Konfidensial

Surat yang isinya haya layak diketahui oleh beberapa pejabat tertentu sebab pesannya
memerlukan tindakan kebijaksanaan dari para pejabat tersebut. Misalnya surat hasil rapat pimpinan
dan usulan kenaikan pangkat seseorang. d. Surat Biasa

Surat biasa adalah surat yang pesannya dapat diketahui oleh orang lain tanpa mengakibatkan
kerugian bagi pihak mana pun. Misalnya, surat edaran dan surat undangan. 5. Berdasarkan Ruang
Lingkup Surat

a. Memorandum/Memo
Memorandum adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau kepada pejabat yang
setingkat dengan pejabat pembuat memo. Memorandum ini hanya berisikan catatan singkat
tentang pokok-pokok permasalahan sebagai pesan yang ingin dikomunikasikan. b. Nota

Nota adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau sebaliknya di dalam satu
kantor untuk meminta data atau informasi. c. Surat Biasa

Surat biasa adalah surat yang dikirimkan kepada orang lain, baik yang berada di dalam maupun
di luar instansi yang bersangkutan. 6. Berdasarkan Jumlah Pembaca Surat

a. Pengumuman
Pengumuman adalah surat yang ditujukan kepada beberapa orang, instansi, atau pihak lain
yang namanya terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu. Pengumuman ini dapat digunakan
dalam raung lingkup yang terbatas maupun dalam ruang lingkup yang lebih luas. Misalnya,
pengumuman penerimaan pegawai dan kelulusan tes. b. Surat Edaran

Surat edaran adalah surat yang dikirimkan kepada beberapa orang, baik di dalam maupun di
luar kantor yang bersangkutan. Kadang-kadang, surat ini hanya berisi sesuatu yang hanya
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

diketahui oleh para pejabat tertentu. Ada pula surat edaran yang dapat disebarkan ke raung
lingkup yang lebih luas. c. Surat Biasa

Surat biasa adalah surat yang khusus dikirimkan kepada seseorang yang namanya tertera pada
alamat surat dan hanya untuk diketahui oleh orang yang dituju. 7. Berdasarkan Penyelesaian
Surat

a. Surat Kilat
Surat kilat adalah surat yang pesannya harus dapat disampaikan kepada penerima surat secepat
mungkin. Tanggapan yang diharapkan dari surat tersebut pun perlu dilakukan dengan cepat.

b. Surat Segera
Pesan dalam jenis surat ini perlu segera disampaikan kepada penerima surat, tetapi tidak harus
dikerjakan atau ditanggapi dengan cepat seperti pada surat kilat.
c. Surat Biasa
Jenis surat ini baik cara pembuatan atau pengirimannya tidak harus diprioritaskan seperti kedua
jenis surat di atas.

8. Berdasarkan Pengertian Umum


a. Surat Terbuka
Surat terbuka adalah surat yang ditujukan kepada pihak lain, biak perorangan maupun
kelompok yang biasanya dimuat di media massa atau diedarkan secara terbuka. b. Surat Tertutup

Surat tertutup adalah surat yang cara pengirimannya diberi sampul karena isinya tidak layak
diketahui oleh pihak lain. c. Surat Kaleng

Surat kaleng adalah surat yang pengirimannya tidak mencantumkan nama dan alamat
pengirim secara jelas. Pengirim surat ini tidak bertanggung jawab terhadap isi surat. Akan tetapi
untuk beberapa hal perlu juga diperhatikan oleh penerima surat pesan dalam surat itu.

F. Bagian-Bagian Surat
Bagian- bagian surat meliputi hal- hal berikut :
1. Kepala Surat
Kepala surat berfungsi sebagai identitas diri bagi suatu instansi, yang meliputi a.
Nama instansi,

b. Lambang atau logo instansi,


c. Alamat,
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

d. Kode pos,
e. Nomor telepon,
f. Nomor faksimile atau e-mail.
2. Tempat dan Tanggal Surat
Tempat dan tanggal surat merupakan keterangan yang menjelaskan lokasi dan waktu
ditulisnya surat. Apabila lokasi penulisan surat sudah sinyatakan dalam kepala surat, maka tempat
surat tidak perlu disebutkan lagi.

Contoh:
Medan, 1 Maret 2007
Denpasar, 21 Maret 2007
Jakarta 24 April 2014
3. Nomor Surat
Nomor surat biasanya meliputi; a.
Nomor urut penulisan surat,

b. Kode surat,
c. Angka tahun.
Nomor surat disesuaikan atau ditulis berdasarkan ketentuan yang berlaku di dalam instansi
yang bersangkutan.

Contoh:
Nomor : 111/OSIS.KS/III/2007
Nomor : 001/Pramk/XI/2007
4. Lampiran
Lampiran merupakan penjelas atau jumlah dokumen yang disertakan dalam surat tersebut.
Contoh:
Lampiran : satu berkas
Lampiran : tiga lembar

5. Hal
Hal surat berarti soal atau perkara yang dibicarakan surat.
Contoh:
Hal : Undangan Rapat Karang Taruna
Hal : Permohonan Kegiatan Bulan Ramadan
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

6. Alamat Surat
Ada dua macam alamat, yaitu alamat luar dan alamat dalam. a.
Alamat Luar

Alamat luar adalah alamat yang berada pada sampul surat. Alamat luar harus lengkap dan
jelas.

Contoh:
Kepada
Yth. Kepala Sekolah SMA Indah Nusa 2 Ciamis
Jalan Dr. Setiabudhi 229 Ciamis
Contoh:
Kepada
Yth. Ibu Dina Aliamansyah
d.a. SMA Persaudaraan Kebangsaan
Jalan Ir. H. Juanda 21A Bandung
b. Alamat Dalam
Alamat dalam ditulis langsung pada kertas surat. Fungsinya sebagai pengontrol bagi penerima
surat, bahwa dirinyalah yang berhak menerima surat itu. Penulisan alamat dalam surat tidak perlu
didahului kata kepada.

Contoh:
Yth. Kepada Sekolah SMA Indah Nusa 2 Ciamis
Jalan Dr. Setiabudhi 229 Ciamis Contoh:

Yth. Ibu Dina Aliamansyah


d.a. SMA Persaudaraan Kebangsaan Jalan
Ir. H. Juanda 21A Bandung

7. Salam Pembuka
Salam pembuka lazim digunakan dalam surat pribadi. Penulisan salam pembuka dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma.

Contoh:
Dengan hormat,
Salam Pramuka,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

8. Isi Surat
Isi surat merupakan bagian terpenting dari keseluruhan bagian surat. Hal ini karena bagian
tersebut merupakan wadah dari segala persoalan yang hendak disampaiakan penulisnya.

Isi surat dinas terbagi atas tiga bagian, yaitu :


a. Alinea Pembuka
Alinea pembuka berfungsi sebagai pengantar atau pendahuluan atas pokok persoalan yang
hendak disampaikan.

Contoh:
1) Dengan ini kami beritahukan bahwa . . . .
2) Dengan ini kami menyatakan bahwa . . . .
b. Alinea Isi
Alinea isi merupakan tempat menampung maksud- maksud pokok dari penulis surat. Bagian
isi bisa lebih dari satu alinea. Setiap alineanya menyatakan satu maksud atau pesan- pesan pokok.

c. Alinea Penutup
Alinea penutup umumnya berisi ucapan terima kasih atau ungkapan pengharapan.
Contoh:
1) Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
2) Kami ucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu dalam acara kami.
9. Salam Penutup
Salam penutup yang biasa digunakan adalah hormat saya, hormat kami, salam kami, atau
wasalam.

10. Nama Jelas Pengirim dan Tanda tangan


Pengirim surat adalah pihak yang menulis atau yang menyampaikan surat.
Contoh:
Ketua OSIS,

Ttd.

Dina Apriliani

Contoh:
Kepala sekolah,
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Ttd.

Dra. Fitriani Alamsyah, M.Pd.


NIP 1511288001

11. Tembusan
Penulisan bagian ini berfungsi untuk menjelaskan pihak atau instansi lain yang mendapatkan
surat tersebut.

Contoh:
Tembusan:
1. Kepala SMAN 3 Ciamis
2. Pembina OSIS SMAN 3 Ciamis
Contoh Surat Izin Tidak Masuk Sekolah

Jakarta, 26 Agustus 2014 Kepada


Yth.

Bapak/Ibu Guru Wali Kelas V-B


SDN Cempaka Putih Ciputat – Tangerang Selatan

Dengan hormat,
Dengan ini saya orang tua/wali murid dari :

Nama : Agustin's Agung Kurniawan


Siswa : Kelas VA SDN Cempaka Putih Ciputat
Alamat : Gg. Sukun rt 03/06 No 03 Ciputat

Memberitahukan bahwa anak saya tersebut diatas tidak dapat mengikuti pelajaran
seperti biasa pada hari ini, Senin 26 Agustus 2014. Dikarenakan sakit influenza. Oleh
karena itu, sudilah kiranya Bapak/Ibu Guru Wali Kelas VA memberikan izin.
Demikian surat izin saya buat, atas pemberian izin dan kebijaksanaan Bapak/Ibu
Guru Wali Kelas saya ucapkan banyak terima kasih.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Hormat saya,
Orang tua/Wali murid

Aisyah

G. Kesimpulan

Walau telah berkembang alat komunikasi saat ini seperti melalu telepon, sms, internet dsb.
Namun masyarakat tidaklah melupakan surat untuk mengirim kabar, barang, lamaran kerja dsb.
Surat adalah media komunikasi yang berupa tulisan, yang berisi informasi, pesan, pernyataan, atau
tanggapan sesuai dengan keinginan penulis surat.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

BAB VII
PENGUMUMAN
A. Pendahuluan
Pengumuman merupakan bagian ysng amat penting dalam rangka memberikan informasi
kepada orang lain. Pengumuman merupakan pemberitahuan singkat yang mudah difahami setiap
pembaca. Pengumuman dapat dibuat seefektif mukin, langsung kepada pokok informasinya,
lengkap dengan wktu dan tempat acara serta dalam rangka apa pengumuman itu diadakan.

B. Definisi Pengumuman
Sebuah pengumuman ditulis agar pembaca atau siapa pun dapat mengetahui isi
pemberitahuan. Khalayak ramai dapat menerima informasi melalui pengumuman.5

Pengumuman adalah pernyataan atau informasi tentang suatu hal yang ditujukan kepada seseorang,
kelompok tertentu, masyarakat luas, atau khalayak ramai.6

Pengumuman merupakan pesan atau informasi yang disampaikan kepada orang


banyak/khalayak masyarakat. Biasanya, pengumuman hanya menyampaikan pesan atau informasi
yang menyangkut khalayak ramai. (Pardjimin, 2005: 47) Misalnya pengumuman dimajalah
dinding sekolah, pengumuman surat kabar atau majalah.

Pengumuman artinya pemberitahuan mengenai sesuatu hal yang disampaikan kepada orang
banyak. Pengumuman berarti menyampaikan informasi kepada suatu kelompok atau khalayak
yang dituju sehingga informasi tersebut diketahui secara umum.7

C. Fungsi Pengumuman
Pengumuman sebagai salah satu alat komunikasi yang dapat disampaikan lisan atau tulisan.
Karena tujuan dari pengumuman itu adalah menyampaikan informasi, bahasa yang digunakan pun
hendaknya informatif. 8
selain itu, bahasa dalam pengumuman hendaknya tidak berbelit – belit,
tetapi cukup singkat dan jelas. Bahasa informatif adalah bahasa yang bersifat informasi. Artinya,
bahasa yang berfungsi untuk menyampaikan suatu informasi.oleh karena itu, kalimat – kalimat
yang digunakan bersifat memberi tahu.

5
Sugeng Subagyo. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta. 2004. Hal. 96.
6
Enung Nuraeni. Buku Pintar Bahasa Indonesia SD untuk Kelas 4, 5, & 6. Jakarta. 2010. Hal. 214.
7
Wahono, rusmiyanto. Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Bandung. 2004. Hal. 104. 8
Ibid. Hal. 104.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

D. Jenis Pengumuman
1. Berdasarkan penyampaiannya
a. Secara ralisan
Yaitu pengumuman yang langsung disampaikan dengan dibacakan oleh pembawa
pengumuman atau orang lain secara langsung kepada masyarakat. Contoh : "Kepada
parapegawai, diharapkan berkumpul di ruangan saya segera."

b. Secara tertulis
Yaitu pengumuman yang ditulis dan biasanya di pasang atau ditempel di media informasi,
missal: Koran, Majalah, Televisi, MajalahDindingSekolahdan lain-lain.8 contoh :

"Diharapkan kepada para guru untuk rapat pada tanggal ... jam ... di ..." 2.
Berdasarkan kepentingannya

a. Pengumuman resmi
Pengumuman yang isinya berkaitan dengan kepentingan organisasi atau instansi.
b. Pengumuman tidak resmi
Pengumuman yang isinya berkaitan dengan kepentingan pribadi atau seseorang.
3. Berdasarkan bentuknya
a. Selebaran
b. Iklan (media cetakdanelektronik)
c. Stiker
d. Papanpengumuman
4. pengumuman berdasarkan isinya.
a. laporan kegiatan atau acara.
b. berita pernikahan,ulang tahun, kelahiran, dan peresmian.
c. berita duka.
d. pengumuman pemenang.
e. lowongan pekerjaan atau penerimaan siswa baru.
f. pemberitahuan dari instasi pemerintah.

8
Drs. JokoUntorodan Tim Guru Indonesia.TARGET NILAI RAPOR 10 (kupashabissemuapelajaran) kelas VI SD/MI.
Jakarta.Hal. 179.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

g. Iklan.
h. pengumuman orang hilang.
E. Bagan Pengumuman
Syarat-syarat dalam pembuatan/bagan pengumuman
1. Kalimat pengumuman menggunakan kata dan pernyataan yang mudah dipahami khalayak
umum.Pengumuman dapat diawali dengan pernyataan : a. Kami umumkan kepada . . .

b. Diberitahukan kepada . . . atau


c. Mohon perhatian kepada . . . bahwa . . .
2. Bahasa yang digunakan bersifat jelas.
3. Pengumuman berisi ajakan, imbauan, atau saran kepada khalayak.
4. Isinya diuraikan secara rinci.
5. Bahasa dalam pengumuman berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam surat atau sarana
komunikasi tulis lainnya. Adapun karakteristik bahasa pengumuman, yaitu: a. Disampaikan
dengan kalimat yang singkat, padat, dan jelas

b. Mudah dipahami karena berfungsi memberitahukan sesuatu kepada orang banyak c.


Bersifat informatif

d. Tidak bersifat rahasia9


F. Unsur-Unsur Pengumuman
Untuk menuliskan pengumuman, ada beberapa unsur atau bagian yang perlu diketahui unsur-
unsur tersebut:

1. Kepala surat/pengumuman (tidak terdapat pada surat pengumuman yang tidak resmi)
2. Judul dan nomor surat/pengumuman (nomor tidak perlu dibuat pada pengumuman tidak
resmi)

3. Deskripsi isi pengumuman


4. Penanggalan pengumuman
5. Identitas pemberi/pembuat pengumuman Contoh:

--------------------------------------------------------------------------------------------
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(WALHI)

9
Ibid. Hal. 105.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

PENGUMUMAN
14/Ist./012/W/2003

Dalam rangka tertib lingkungan dan sesuai instruksi Dirjen perlindungan


Hutan dengan ini diberitahukan bahwa
mulai 1 Januari s.d. 10 Januari 2004
WALHI akan melakukan kursus pelestarian lingkungan agar anggota WALHI
dapat memahami fungsi kelestarian hutan. Demikian pemberitahuan
kami dan mohon partisipasinya. Informasi berikut dapat diakses di
www.walhi.or.id. Terimakasih.
Jakarta, 25 Desember 2003
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia

(WALHI)
------------------------------------------------------------------------------------------

Penjelasan unsur – unsur dari pengumuman tersebut :


Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(WALHI) Nama instansi atau departemen, lembaga,
perusahaan,
atau organisasi

PENGUMUMAN
14/Ist./012/W/2003 Judul dan nomor

Dalam rangka tertib lingkungan dan sesuai instruksi Dirjen Perlindungan


Hutan dengan ini diberitahukan bahwa
Pendahuluan yang dikuti dasar aturan

mulai 1 Januari s.d. 10 Januari 2004


WALHI akan melakukan kursus pelestarian lingkungan agar anggota WALHI
dapat memahami fungsi kelestarian hutan. Isi

Demikian pemberitahuan kami mohon partisipasinya. Informasi berikut dapat


diakses di www.walhi.or.id. Terimakasih
Jakarta, 25 Desember 2003
Wahan Lingkungan Hidup Indonesia
(WALHI)
Penutup yang diikuti tempat dan tanggal pembuatan dan nama serta
tanda tangan penanggung jawab10

10
Sugeng Subagyo. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta. 2004. Hal. 96.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

G. Kalimat dalam Pengumuman


Kalimat yang terdapat pada pengumuman umumnya berbentuk, yaitu:
5. Kalimat perintah/larangan
Contohnya:

Para pendaki gunung dilarang mencoret pohon!


Para pecinta alam agar menjaga kebersihan kawasan hutan lindung!
6. Kalimat ajakan Contohnya :

Mari kita jaga kelestarian hutan!11


7. Kalimat permintaan Contohnya
:

Departemen Kehutanan meminta agar pendaki melapor ke pos terdekat!


8. Kalimat penghargaan
Contohnya :

Pemerintah daerah setempat dan Dephut mendoakan seluruh pendaki diberi keselamatan
dalam pendakian.

H. Cara Pembuatan Pengumuman


Langkah – langkah menulis pengumuman adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan penulisan pengumuman.
2. Menentukan hal – hal pokok yang akan disampaikan.
3. Merangkaikan hal – hal pokok pengumuman menjadi sebuah pengumuman yang utuh.
4. Gunakan pilihan kata yang tepat dan jelas agar mudah dipahami, tidak menimbulkan
pengertian ganda, dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.

5. Cantumkan identitas pembuat pengumuman.12

11
Ibid.
12
Ibid. Hal. 215.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

I. Contoh Pengumuman
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

J. Kesimpulan
Pengumuman adalah berita atau informasi yang penting untuk segera diketahu
ioleh khalayak atau masyarakat umum, pengumuman bias disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis. Pengumumanbertujuan agar pembaca atu pendengar mengetahui
tentang informasi suatu hal.

Pengumuman adalah surat yang berisi pemberitahuan kepada orang banyak yang
Perlu diketahui oleh siapa saja yang berkepentingan sesuai dengan isi pengumuman itu.

Pengumuan ini bersifat resmi yang isinya menyangku tsegi-segi kedinasan, baik yang
Dibuat olehinstansi/organisasi maupun oleh seseorang. Pengumuman ini hamper sama
dengan sura tedaran yang berfungsi untuk menyampaikan suatu informasi, yang
Membedakannya hanyalah sasarannya, surat edaran hanya disampaikan kepada pihak
tertentu yang pantas mengetahui isinya,

Sedangkan pengumuman dapat diketahui atau dibaca oleh semua orang walaupun tidak
semua orang berkepentingan dengan isi pengumuman itu. Pengumuman biasanya
dipasang di papan pengumuman, di koran, atau di tempat-tempat umum lain.

BAB VIII DENAH


A. Pendahaluan
Untuk mengetahui suatu tempat tujuan kita memerlukan denah. Denah yang dibuat haruslah
jelas agar seseorang menuju suatu tempat tidak kesasar. Denah sangat diperlukan bagi orang yang
tidak mengetahui suatu alamat yang akan dituju. Namun juga sebaliknya bagi orang yang sudah
mengetahui tempat tujuan tidak memerlukan denah. Banyak macam denah baik denah tujuan
mupun denah ruang. Denah ruang atau rumah dapat digunakan untuk penggambaran bagi yang
membutuhkan, biasanya bagi seseorang yang ingin memeilki rumah.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

B. Pengertian
Denah merupakan suatu gambaran yang menunjukan letak kota / jalan / tempat yang di
tuju. lokasi suatu tempat yang sempit tanpa di ukur secara berlangsung.Ukuran pada denah hanya
menggunakan perkiraan semata.

Pernahkah kamu melihat denah? Mungkin sebagian besar dari kamu sudah pernah
melihatnya. Akan tetapi, bisakah kamu membaca denah? Untuk mengetahuinya, kerjakanlah
kegiatan berikut. 1. Denah jalan

Fungsinya :

a. Mempermudah kita untuk mencari letak suatu tempat.


b. Mempercepat orang mencari rumah/sekolah/kantor/tempat yang di selenggarakannya suatu
acara (wisuda,pernikahan,syukuran dan lain-lain)

c. Dan menghindari kesalahan dalam menemukan suatu lokasi,misalnya perjamuan dalam acara
pernikahan yang berlangsung. 2. Denah rumah
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Yaitu tampak atas bangunan yang terpotong secara horizontal setinggi 1 m dari ketinggian 0,00
sebuah bangunan dengan bagian atas bangunan dibuang/dihilangkan.

Fungsinya untuk menunjukan :


1. Fungsi ruang
2. Susunan ruang
3. Sirkulasi ruang
4. Dimensi ruang
5. Letak pintu dan bukaan
6. Isi ruang
7. Fungsi utilitas ruang( air,listrik,AC,dll.)
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Arah mata angin

Mendeskripsikan Denah/peta kota


PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Ayo Berlatih
Perhatikan kembali denah pada Kegiatanmu diatas. Kemudian, salin dan lengkapi pernyataan
berikut di buku latihanmu.

1. Rumah Desi terletak di sebelah ... supermarket.


2. Di sebelah timur taman kota terdapat ....
3. Kantor Pos terletak di sebelah utara ....
4. Di sebelah ... rumah toko terdapat pasar tradisional.
5. Bank terletak di sebelah ... taman kota dan sebelah ... kantor pos.
6. Jln. Cut Nyak Dien terletak di sebelah ... Jln. Pattimura.
7. Di sebelah barat rumah sakit terdapat ... dan ....
8. Perkantoran terletak di sebelah ... supermarket dan sebelah utara ....
9. Taman kota terletak di sebelah ... bank, sebelah ... ruko, dan sebelah ... sekolah.
10. Di sebelah timur rumah toko, sebelah utara sekolah, dan sebelah selatan rumah

cara membuat denah


PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

KESIMPULAN
Denah merupakan suatu gambaran yang menunjukan letak kota / jalan / tempat yang di tuju.
Fungsinya mempermudah kita menuju tempat yang di tuju. Memiliki fungsi yang sama dengan
peta. Hanya saja peta memiliki skala ukuran.

BAB IX IKLAN

A. Pendahuluan
Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi melalui berbagai media yang digunakan oleh semua
profesi pekerjaan sebagai bentuk dari suatu pemasaran yang dibayar oleh sebuah perusahaan-
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

perusahaan bisnis yang telah teridentifikasi dalam pesan periklanan yang bertujuan memberikan
informasi atau mempengaruhi konsumen. Bentuk dari sebuah iklan bisa berupa tulisan, gambar,
film, ataupun gabungan dari keseluruhan unsur tersebut.

Iklan selalu mewarnai kehidupan manusia. Kegiatan periklanan sebenarnya telah dilakukan
sejak zaman Yunani kuno dan Romawi kuno. Pada masa itu iklan dilakukan untuk memperlancar
kegiatan jual beli dan dilakukan hanya dalam bentuk pesan berantai dari mulut ke mulut. Kegiatan
periklanan terus berkembang dan tanpa disadari saat ini iklan telah menjadi bagian penting dalam
kehidupan manusia.

Iklan juga dikenal sebagai motor penggerak ekonomi dalam dunia industri. Dengan kekuatan
dan pengaruh yang dimilikinya, iklan bahkan bisa mengubah gaya hidup dan kebiasaan hidup
masyarakat. Salah satu contoh pengaruh iklan dapat terlihat dari begitu banyaknya masyarakat
Indonesia, terutama dikalangkan para remaja yang baru mengenal iklan dan tertarik untuk
mengikutinya.

Dilihat dari kehidupan sehari-hari bahwasanya dunia televisi swasta dan perfilman tidak bisa
terpisah dari yang namanya iklan, karena tanpa iklan maka tidak mungkin sebuah televisi bisa
mempertahankan ketenarannya.

Bagi para produsen iklan bukan hanya sekedar media untuk mempromosikan barang atau jasa,
akan tetapi untuk menanamkan citra kepada konsumen maupun calon konsumen tentang produk
yang ditawarkan.

B. Pengertian
Pada hakikatnya iklan adalah pesan atau berita yang bertujuan untuk memberitahukan kepada
masyarakat luas dan khalayak ramai tentang produk dan atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan
dan siap untuk dipindahkan hak kepemilikannya melalui proses jual beli. Sementara itu periklanan
adalah serangkaian kegiatan untuk memasarkan produk dan jasa kepada masyarakat tertentu
melalui media tertentu dengan sesuatu pesan atau berita.
Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya menggiring orang pada
gagasan. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk
menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara non personal yang dibayar oleh
sponsor tertentu, Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi non personal tentang suatu
produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu. Dengan
demikian, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau
menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Menurut Lofton (2004) mengatakan bahwa iklan tidak hanya hangat tetapi juga harus jelas.
Untuk itu diperlukan perhatian khusus hari demi hari untuk dapat memberikan sajian iklan yang
terkini dan sesuai dengan konteks perhatian masyarakat sesuai dengan sasaran iklan.

Menurut Rhenald Kasali (1992: 9), iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk dan
jasa yang disampaikan lewat media dan dibiayai oleh perusahaan yang dikenal serta ditujukan
kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

Iklan sebenarnya adalah pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang
dijual, dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum.

C. Jenis-Jenis Iklan
Jenis-jenis iklan terbagi menjadi berbagai jenis kelompok .
2. Secara umum
Secara umum menurut Bittner ada dua jenis Iklan, yaitu: a.
Iklan Standar

Yaitu iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa,
pelayanan untuk konsumen melalui media periklanan.

b. Iklan Layanan Masyarakat


Yaitu iklan yang bersifat non profit dan berupaya memperoleh keuntungan sosial dalam
masyarakat.

Sementara itu menurut Frank Jefkins secara garis besar iklan dapat digolongkan menjadi tujuh
kategori pokok, antara lain:

a. Iklan Konsumen
Iklan yang mempromosilan produk-produk konsumsi yang umum dibeli oleh masyarakat.
b. Iklan Antarbisnis
Iklan yang mempromosikan barang-barang dan jasa non konsumen. Artinya baik
pemasang maupun sasaran iklan sama-sama perusahaan.

c. Iklan Perdagangan
Iklan yang secara khusus ditujukan kepada kalangan distributor, pedagang besar, agen,
dan lain-lain.

d. Iklan Eceran
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Iklan-iklan yang dibuat dan disebarluaskan oleh pihak pemasok/perusahaan dan


dilancarkan oleh pihak pengecer.

e. Iklan Keuangan
Meliputi iklan-iklan untuk bank, jasa tabungan, asuransi, dan investasi. Sebagai
pelengkap terkadang disertakan juga laporan keuangan perusahaan

f. Iklan Langsung
Iklan yang menggunakan medium pos (direct mail)
g. Iklan Lowongan Kerja
Iklan yang bertujuan merekrut calon pegawai atau pekerja
3. Menurut Pendanaannya
Menurut pendanaannya iklan dibagi menjadi 2 yakni iklan gratis dan iklan berbayar, yang
dimana kedua jenis tersebut meliputi : a. Iklan Gratis

Iklan gratis adalah iklan yang dalam pemasangannya tidak memerlukan biaya. Contoh
dari iklan gratis adalah iklan baris yang dapat anda pasang di situs iklanbarisgratis1.com c.
Iklan Berbayar

Iklan berbayar adalah iklan yang dalam pemasangannya memerlukan biaya. Contoh iklan
berbayar sangat banyak. Iklan di TV, di Radio, di koran, poster, reklame dan billboard
memerlukan biaya dalam pemasangannya.

4. Menurut Sifatnya
Adapun jenis iklan menurut sifatnya dapat di kelompokkan menjadi iklan komersial dan
iklan non komersial yang dimana kedua sifat itu meliputi: a. Iklan komersial

Iklan komersial adalah iklan yang menawarkan barang dan jasa. Sebagian besar iklan
yang kita temui di berbagai tempat merupakan iklan komersial.
b. Iklan Nonkomersial
Iklan non komersial biasa disebut juga sebagai iklan sosial atau iklan layanan masyarakat.
Iklan layanan masyarakat ini tidak bertujuan untuk menawarkan barang dan jasa.
Biasanya iklan ini bertujuan untuk pencapaian kondisi berkehidupan yang lebih baik
(menurut pemasang iklan). Contoh iklan non komersial antara lain; iklan tentang narkoba,
iklan tentang rokok, iklan tentang pemanasan global atau iklan tentang global warming,
iklan tentang pencemaran air, dan iklan tentang penggundulan hutan. Contohcontoh iklan
tadi merupakan sebagian kecil dari contoh iklan layanan masyarakat atau non komersial.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

5. Menurut medianya 6
Adapun jenis iklan menurut media yang digunakan, adalah sebagai berikut :
a. Iklan Cetak
Iklan cetak adalah iklan yang penyebarannya dilakukan melalui media cetak. Contoh
iklan cetak antara lain; poster, spanduk, baliho, reklame, iklan baris di koran, flyer atau
selebaran.

b. Iklan Elektronik
Iklan elektronik adalah iklan yang penyebarannya melalui media elektronik. Contoh dari
iklan elektronik antara lain; iklan di TV, iklan di radio, iklan di Internet. Iklan di internet
ini masih terbagi menjadi beberapa jenis, antar lain; banner, iklan baris, straming dan
lain-lainnya.

6. Menurut efektifitasnya
Pembagian iklan menurut efektifitasnya, yaitu yang dimana iklan dapat dibagi menjadi iklan
yang efektif dan iklan yang tidak efektif, seperti : a. Iklan Efektif

Iklan efektif adalah iklan yang dapat menyempaikan informasi dari pemasang iklan
kepada penerima iklan. Faktor-faktor yang menentukan kefektifan suatu iklan antara lain
kepadatan materi, kesederhanaan bahasa, dan lain-lain.

b. Iklan tidak efektif


Kebalikan dari iklan efektif adalah iklan tidak efektif. Secara sederhana, iklan tidak efektif
adalah iklan yang tidak mampu menyampaikan informasi dari pemasang iklan kepada
pembaca iklan. Entah karena terlalu panjang, bertele-tele, atau bahasa yang terlalu rumit
dan kurang dipahami oleh penerima iklan.

D. Fungsi Iklan
Adapun fungsi dari iklan adalah sebagai berikut:
1. Sumber Informasi
Dengan iklan, dapat membantu masyarakat unruk memilih altenatif produk yang lebih baik
atau yang lebih sesuai dengan kebutuhannya. Artinya iklan dapat memberikan informasi yang

lebih banyak daripada yang lainnya, baik tentang produknya, distribusi atau tempat 7

pembeliannya atau informasi lain yang mempunyai kegunaan bagi masyarakat.

2. Kegiatan Ekonomi
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Periklanan mendorong pertumbuhan perekonomian karena produsen didorong utnuk tetap


memproduksi dan memperdagangkan produk untuk melengkapi kebutuhan masyarakat yang terus
berkembang. 3. Pembagi Beban Biaya

Periklanan membantu tercipatanya skala ekonomi yang besar bagi setiap produk, sehingga
menurunkan biaya produksi dan distribusi per unit atas produk tersebut, dan pada akhirnya
memurahkan harga jualnya kepada masyarakat.

4. Sumber Dana Media


Periklanan merupakan salah satu sumber dana media yang menunjang media untuk tetap eksis.
Munculnya banyak media membuat persaingan semakin ketat.

5. Identitas Produsen
Melalui kegiatan periklanan, masyarakat akan mengetahui produsen. Ada perusahaan yang
dalam iklannya menonjolkan perusahaannya

6. Sarana Kontrol
Melalui kegiatan periklanan, masyarakat dapat membedakan produk-produk sah dengan
tiruan.

Selain berperan positif, ada juga iklan yang bersifat negatif, misalnya:
1. Iklan yang merusak tata bahasa yang berlaku
2. Iklan yang dapat mendorong orang menjadi matrealistis
3. Iklan yang dapat mendorong orang membeli barang yang tidak diinginkan
4. Iklan yang terlalu berlebihan
5. Iklan yang menciptakan suatu stereotip
E. Cara Pembuatan Iklan
Untuk itu sebaiknya dilihat dulu bagaimana cara membuat iklan yang baik dan benar .
1. Iklan Yang Menarik
Dalam membuat iklan, sebaiknya buatlah iklan yang semenarik mungkin agar orang yang
melihat iklan tertarik dan dapat menjadi pelanggan.

2. Iklan Yang Aksi


Maksudnya disini adalah jika sudah membuat iklan lalu orang yang melihat iklan hanya
melihat saja, itu berarti iklan yang dibuat akan sia sia, untuk itu diperlukan action dalam beriklan.
Lalu bagaimana caranya beraction dalam iklan. Maksudnya adalah pada saat membuat iklan
pikirkanlah cara agar si pelanggan yang melihat iklan mau bertindak. Misalnya pada saat iklan
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

diputar dan banyak melihat sebaiknya cantumkan nomor telepon atau yang lainnya seperti ” Pesan
Sekarang !!” atau “Silakan Hubungi Sekarang Juga !!” dengan begitu yang melihat iklannya
jika tertarik akan langsung menghubungi.

3. Iklan Yang Diunggulkan


Iklan yang Kreatif dan inovatif tidak cukup untuk menarik perhatian, harus membuat pembaca
berhasrat untuk memiliki produk yang di tawarkan dengan menunjukkan manfaat, keunikan, dan
keunggulan produk atau jasa dibandingkan dengan produk lain. Tunjukkanlah sesuatu dalam
produk yang dapat membuat pembaca merasa lebih bahagia, lebih kaya, atau lebih sehat, jika
memiliki produk tersebut.

F. Contoh Iklan

G. Kesimpulan
Iklan merupakan suatu tulisan atau gambar yang berisyarat ingin menjual suatu produk
barang atau jasa agar orang atau custumer yang melihat iklan tersebut tertarik untuk membeli atau
menggunakan jasa tersebut. Untuk itu iklan dibuat semenarik mungkin, sekreatif mungkin agar
orang yang melihat iklan tersebut tertarik untuk mencobanya atau membelinya.

Kata iklan (advertising ) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya kurang lebih adalah

menggiring orang pada gagasan. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah semua

bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara non

personal yang dibayar oleh sponsor tertentu, Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

non personal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan

kompensasi biaya tertentu. Dengan demikian, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang

bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang

menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.

Iklan berfungsi sebagai : Sumber Informasi, Kegiatan Ekonomi, Pembagi Beban Biaya,

Sumber Dana Media, Identitas produsen, Sarana Kontrol, 13

BAB X DRAMA
A. Pengertian Drama
Drama secara harfiah berasal dari bahasa Yunani "Dromai" yang berarti berbuat atau
bertindak. Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog para
tokohtokohnya.

Menurut Wood dan Attfield, 1996 (dalam Sariana, 2010:60) Drama adalah proses lakon
sebagai tokoh dalam peran, mencontoh, meniruh gerak pembicaraan perseorangan, menggunakan
secara nyata dari perangkat yang dibayangkan, penggunaan pengalaman yang selalu serta
pengetahuan, karakter dan situasi dalam suatu lakuan, dialog, monolog, guna menghindarkan
peristiwa dan rangkaian cerita-cerita tertentu.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Benhart (dalam Taringan, 1984: 7) menyatakan bahwa drama adalah suatu karangan dalam
prosa atau puisi yang disajikan dalam dialog atau pantomi, suatu cerita yang mengandung konflik
atau kontras seorang tokoh, terutama sebagai suatu cerita yang diperuntukkan buat dipentaskan di
panggung dramatik.

Sebuah drama mengikuti struktur alur yang tertata. Struktur yang tertata akan membantu
penonton menikmati sebuah drama yang dipentaskan. Struktur drama memuat babak, adegan,
dialog, prolog dan epilog.

1) Babak merupakan istilah lain dari episode. Setiap babak memuat satu keutuhan kisah kecil
yang menjadi keseluruhan drama. Dengan kata lain, babak merupakan bagian dari naskah
drama yang merangkum sebuah peristiwa yang terjadi di suatu tempat dengan urutan waktu
tertentu.

2) Adegan merupakan bagian dari drama yang menunjukkan perubahan peristiwa. Perubahan
peristiwa ini ditandai dengan pergantian tokoh atau setting tempat dan waktu.

Misalnya, dalam adegan pertama terdapat tokoh A sedang berbicara dengan tokoh B.
Kemudian mereka berjalan ke tempat lain lalu bertemu dengan tokoh C, maka terdapat
perubahan adegan di dalamnya.

3) Dialog merupakan bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh
dengan tokoh yang lain. Dialog adalah bagian yang paling dominan dalam drama. Dialog
adalah hal yang membedakan antara drama dengan jenis karya sastra yang lain.

4) Prolog dan epilog merupakan bingkai dari sebuah drama. Prolog merupakan pengantar
untuk masuk ke dalam sebuah drama. Isinya adalah gambaran umum mengenai drama yang
akan dimainkan. Sementara epilog adalah bagian terakhir dari pementasan drama. Isinya
merupakan kesimpulan dari drama yang dimainkan. Epilog biasanya memuat makna dan
pesan dari drama yang dimainkan.

Dalam drama terdapat unsur-unsur drama yang termuat, yaitu:


1) Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama.
2) Alur yaitu jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga babak
terakhir.

3) Tokoh drama atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama
atau peran utama disebut primadona sedangkan peran pembantu disebut figuran.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

4) Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Watak protagonis adalah watak
(periku) baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : penyabar, kasih sayang,
santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya. Sedangkan watak
antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : sifat
iri dan dengki, kejam, penindas dan sebagainya

5) Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam cerita dram
6) Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Amanat
drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh drama. Ciri-ciri Teks Drama

1. Seluruh cerita berbentuk dialog, baik tokoh maupun narator. Inilah ciri utama naskah dialog,
semua ucapan ditulis dalam teks.

Contoh :
Suatu hari di sebuah desa terpencil, ada seorang pemuda berpenampilan sederhana. Ia
bernama Paijo.

2. Semua dialog tidak menggunakan tanda petik ("..."). Dialog drama bukan kalimat langsung.
Oleh karena itu, naskah drama tidak memakai tanda petik.
Contoh :
Fiqi : “Kita bisa selesaikan masalah ini.”
Paijo : “Sudahlah! Kamu tidak perlu memikirkan ini. Ini bukan masalah yang besar.
Jadi kita tidak perlu membincangkan terlalu serius.”
3. Naskah drama dilengkapi petunjuk tertentu yang harus dilakukan tokoh pemerannya.
Petunjuk itu ditulis dalam tanda kurung (...) atau dengan memberikan jenis huruf yang
berbeda dengan huruf dialog.

Contoh :
Fiqi : “Sudah! Jangan dilanjutkan lagi perkelahian ini. Sebaiknya kita selesaikan secara
dewasa.” (sambil berwajah serius)

4. Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog. Contoh :

Stark : “Saat ini Loki sudah berhasil membuka portal-nya.”


Thor : “Saatnya kita beraksi.”
Fiqi : “Jangan gegabah, sebaiknya kita membangun strategi dulu Stark.”

Ciri-ciri drama adalah seperti yang berikut:


PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

1) Mesti ada konfliks


2) Mesti ada aksi
3) Harus dilakonkan
4) Tempoh masa kurang daripada 3 jam 5) Tiada ulangan dalam satu masa.

Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama
lama.

1. Drama Baru / Drama Modern

Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada
mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.

2. Drama Lama/Drama Klasik

Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan
istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya

Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :


1. Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. Contoh judul drama
: Taubatnya Preman Sekolah, Reuni Sekolah.

2. Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan. Contoh judul drama :
Tragedi Anak Durhaka, Legenda Batu Menangis.

3. Drama Tragedi Komedi


Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya. Contoh judul drama :
Seribu Satu Malam.

4. Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian. Contoh judul drama : The Panthom
of the Opera

5. Lelucon / Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa
penonton. Contoh judul drama : Tak ada bintang di dadanya.

6. Operet / Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek. Contoh judul drama : Operet bobo berjudul
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

“Monster Hiporsito”.
7. Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat
tanpa pembicaraan. Contoh judul drama : Charlie Chaplin.

8. Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan
mimik wajah pelakunya. Contoh judul drama : Seribu kunang-kunang di Manhattan.

9. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama/relijius. Contoh judul drama : Walisongo.

10. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.
Contoh judul drama : Petruk dan bagong, rama dan shinta.

B. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar


Anak memiliki kematangan untuk belajar, karena pada masa ini dia sudah siap untuk
menerima percakapan-percakapan baru yang diberikan oleh sekolah.Pada masa pra-sekolah
sampai dengan usia sekitar 8 tahun tekanan belajar lebih difokuskan pada ”bermain”, sedangkan
pada masa Sekolah Dasar aspek intelektualitas sudah mulai ditekankan.

Pada masa usia sekolah Dasar ini sering pula sebagai masa intelektual atau masa keserasian
bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik dari
pada masa sebelum dan sesudahnya. Menurut pendapat ini, masa keserasian bersekolah dibagi
dalam dua fase yaitu ;

a. Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar (6-8 tahun).


Dalam tingkatan kelas di Sekolah Dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 1 sampai
dengan kelas 3. Jadi kelas 1 sampai dengan kelas 3 termasuk dalam kategori kelas rendah;

b. Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar (9 – 12 tahun).


Dalam tingkatan kelas di Sekolah Dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 4 sampai
dengan kelas 6. Jadi kelas 4 sampai kelas 6 termasuk dalam kategori kelas tinggi;

Pada masing-masing fase tersebut memiliki karakteristiknya masing-masing. Masa-masa


kelas rendah siswa memiliki sifat-sifat khas sebagai berikut :
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani
dengan prestasi sekolah

2. Adanya sikap yang cenderung untuk memenuhi peraturan-peraturan permainan yang


tradisional

3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri


4. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain,kalau hal itu dirasanya
menguntungkan untuk meremehkan anak lain

5. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting

6. Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapor)
yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau
tidak

7. Hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami ketimbang yang abstrak
8. Kehidupan adalah bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah sesuai yang dibutuhkan
dan dianggap serius. Bahkan anak tidak dapat membedakan secara jelas perbedaan
bermain dengan bekerja

9. Kemampuan mengingat (memory) dan berbahasa berkembang sangat cepat dan


mengagumkan.

Sedangkan ciri-ciri sifat anak pada masa kelas tinggi di Sekolah Dasar yaitu :
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; hal ini
menimbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang
praktis;

2. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar;


3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus,
para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya
faktorfaktor;

4. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa
lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya;

5. Setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya


dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

6. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-
baiknya) mengenai prestasi sekolah;

7. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat
bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada
aturan permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri;

8. Peran manusia idola yang sempurna. Karena itu guru acapkali dianggap sebagai
manusia yang serba tahu.

Karakteristik perkembangan pada siswa Sekolah Dasar dapat juga dilihat tahap-tahap
perkembangan kognitif menurut teori Peaget. Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa usia
anak yang sekolah di Sekolah Dasar berkisar 6 atau 7 tahun sampai dengan 11 atau 12 tahun. Usia
6 atau 7 tahun dalam teori Piaget masuk dalam kategori praoperational periode dalam tahapan
intuitive. Periode ini ditandai dengan dominasi pengamatan yang bersifat egosentrik (belum
memahami cara orang lain memandang objek yang sama), seperti searah (selancar). Pada masa ini
anak gemar meniru, telah mampu menerima khayalan, dapat bercerita tentang hal-hal yang
fantastik, ia tidak terikat pada realitas, sehingga ia dapat berbicara dengan kursi, anjing, dan
sebagainya.Anak berlatih sendiri menggunakan bahasanya, sering ia berbicara sendiri. Piaget
menamakannya ”Collective monologue”.

Usia 7 sampai 11 tahun atau 12 tahun termasuk dalam tahapan periode operasional konkret.
Fase ini menurut Piaget menunjukan suatu reorganisasi dalam struktur mental anak. Dalam fase
yang lalu, fase praoperasional, anak seakan-akan hidupnya dalam mimpi dengan pikiran-pikiran
magis, dengan fantasi yang leluasa. Aktivitas anak pada fase ini dapat dibentuk dengan peraturan-
peraturan, (karena peraturan dasar mentaati peraturan), karena itu mempunyai nilai fungsional.
Anak berfikir harfiah sesuai dengan tugas yang diberikan.

Perkembangan yang terjadi pada siswa di Sekolah Dasar dapat pula kita lihat dalam
perkembangan penghayatan keagamaan. Perkembangan ini dapat dikategorikan dalam
perkembangan afektif. Usia siswa pada Sekolah Dasar dapat dimasukan ke dalam masa
kanakkanak yaitu usia 7 tahun dan masa anak sekolah (7-8 sampai 11-12 tahun) Ciri- ciri masa
kanak-kanak adalah ;

2) Sikap keagamaan reseptif meskipun banyak bertanya


3) Pandangan Ketuhanan yang anthropormorph (dipersonifikasikan)
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

4) Penghayatan secara rohaniah masih superficial (belum mendalam) meskipun mereka telah
melakukan atau partisipasi dalam berbagai kegiatan ritual

5) Hal Ketuhanan dipahamkan secara ideosuncritic (menurut khayalan pribadinya) sesuai


dengan taraf kemampuan kognitifnya yang masih bersifat egocentric (memandang segala
sesuatu dari sudut dirinya)

Ciri-ciri masa anak sekolah ditandai oleh:


1) Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai dengan pengertian.
2) Pandangan dan faham ketuhanan diterangkan secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah
logika yang bersumber pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dan
keagunganNya.

3) Penghayatan secara rohaniah makin mendalam, melaksanakan kegiatan ritual yang


diterima sebagai keharusan moral.

Sebagaimana telah dikemukan di atas bahwa anak pada masa Sekolah Dasar dikategorikan
sebagai masa anak sekolah. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan pada usia masuk terutama
pada masa kelas rendah, sifat masa kanak-kanak akan masih nampak. Sedangkan sikap-sikap masa
anak sekolah akan sangat menonjol sekali pada usia masa kelas tinggi.

Berdasarkan ciri-ciri perkembangan baik kognitif, bahasa dan afektif, maka dapatlah
dibedakan secara ringkas karaterisik antara siswa Sekolah Dasar pada kelas rendah dan kelas
tinggi. Ciri pada siswa kelas rendah yaitu:

1. Belum mandiri;
2. Belum ada rasa tanggung jawab pribadi
3. Penilaian terhadap dunia luar masih egosentris;
4. Belum menunjukkan sikap kritis masih berfikir yang fiktif.

Sedangkan ciri pada siswa kelas tinggi:


1. Sudah mulai mandiri;
2. Sudah ada rasa tanggung jawab pribadi
3. Penilaian terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga dilihat
dari diri orang lain;
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

4. Sudah menunjukkan sikap yang kritis dan rasional.

C. Strategi Pembelajaran Drama


Strategi pembelajaran drama berkaitan dengan dua hal yaitu:
(1) Strategi pembelajaran teks drama
(2) Strategi pembelajaran drama pentas.

Strategi pembelajaran teks drama yang diuraikan meliputi:


(a) Strategi stratta,
(b) Strategi analisis,
(c) Role playing(bermain peran),
(d) Sosio drama dan (e) Simulasi.
Strategi pembelajaran drama pentasmeliputi:
(a) Pementasan drama di kelas
(b) Pementasan drama oleh teater sekolah
(Herman J. Waluyo, 2008: 186). Strategi yang digunakan dalam pembelajaran
apresiasidrama disini adalah salah satu strategi pembelajaran teks drama, yaitu bermain peran(role
playing). Bermain peran dalam pembelajaran merupakan usaha untuk memecahkan masalah
melalui peragaan, serta langkah-langkah identifikasi masalah, analisis, pemeranan, dan diskusi.
Untuk kepentingan tersebut, sejumlah peserta didik bertindak sebagai pemeran dan yang lainnya
sebagai pengamat. Seorang pemeran harusmampu menghayati peran yang dimainkannya. Melalui
peran, peserta didik berinteraksi dengan orang lain yang juga membawakan peran tertentu sesuai
dengan tema yang dipilih.

Strategi Role Playing (bermain peran) termasuk metode pementasan drama yangsangat
sederhana. Peran diambil dari kisah kehidupan nyata sehari-hari (bukanimajinatif). Role Playing
dan sosiodrama merupakan langkah awal dalam pengajarandrama. Dalam Role playing dan
sosiodrama ini ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Ada sepuluh hal yang dikemukakan oleh
Torrance, 1976 (dalam Herman J. Waluyo, 2008:189), yaitu sebagai berikut:

1) Jika mengadakan role playing, hendaknya dapat mencobaperanan dari situasi, jadi
orangnya. Aktivitas ini jangan digunakan sebagai terapi.

2) Tujuannya harus bersifat pendidikan, bukan memiliki hiburan.


PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

3) Jangan buru-buru,siswa harus mempunyai kesempatan untuk mengikuti peranannya dan


situasi kedalamandan meliputi beberapa aspek.

4) Problem dan konflik hendaknya berhubungan denganhal yang akan digunakan siswa, dan
berkenaan dengan hal yang akan digunakan siswa.

5) Situasi hendaknya tepat dengan tingkat daya tarik siswa dan kematangannya.
6) Perasaan yang kompleks tidak boleh secara mudah diubah.
7) Fokus dari usahakelompok ditujukan untuk mencoba cara yang dapat ditempuh untuk
mengelola kelakuan seefektif mungkin.

8) Situasi hendaknya bersifat open ended.


9) Tekanan juga ditujukan untuk membantu siswa belajar berfikir untuk mereka sendiri.
10) Situasi dan respon dari actor berkembang. Jangan bicara terlalu banyak untuk diri sendiri.
Shaffel dan Shaffel, 1967 (dalam Herman J. Waluyo, 2008: 196) menyebutkan ada
Sembilanlangkah dalam role playing, yaitu:

(1) Memotivasi kelompok;


(2) Memilih pemeran (casting);
(3) Menyiapkan pengamat;
(4) Menyiapkan tahap-tahap peran;
(5) Pemeranan (pentas di depan kelas);
(6) Diskusi dan evaluasi I (spontanitas);
(7) Pemeranan (pentas) ulang;
(8) Diskusi dan evaluasi II, pemecahan masalah, dan
(9) Membagi pengalaman dan menarik generalisasi.
Dari role playing dapat dicapai aspek perasaan, sikap, nilai,persepsi, keterampilan
pemecahan masalah, dan pemahaman terhadap pokok permasalahan. Unsur sampingan yang dapat
dicapai melalui role playing adalah:

1. Analisis nilai dan perilaku pribadi,


2. Pemecahan masalah,
3. Empati terhadap orang lain,
4. Masalah social dan nilai; dan
5. Kemampuan mengemukakan pendapat danmenghargai pendapat orang lain.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Selama pembelajaran berlangsung, setiap pemeranandapat melatih sikap empati, simpati,


rasa benci, marah, senang, dan peran lainnya.Pemeranan tenggelam dalam peran yang
dimainkannya sedangkan pengamat melibatkandirinya secara emosional dan berusaha
mengidentifikasikan perasaan dengan perasaanyang tengah bergejolak dan menguasai pemeranan.
Pada pembelajaran bermain peran,pemeranan tidak dilakukan secara tuntas sampai masalah dapat
dipecahkan. Hal inidimaksudkan untuk mengundang rasa kepenasaran peserta didik yang
menjadipengamat agar turut aktif mendiskusikan dan mencari jalan ke luar. Dengan
demikian,diskusi setelah bermain peran akan berlangsung hidup dan menggairahkan peserta didik.

Hakekat pembelajaran bermain peran terletak pada keterlibatan emosional pemeran


danpengamat dalam situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Melalui bermain perandalam
pembelajaran, diharapkan para peserta didik dapat :
(1) Mengeksplorasi perasaannya;
(2) Memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya;
(3) Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi; dan
(4) Mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara.
Pembelajaran partisipatif memiliki prinsip tersendiri dalam kegiatan belajar dan kegiatan
pembelajaran. Prinsip dalam kegiatan belajar adalah bahwa peserta didik memiliki kebutuhan
belajar, memahami teknik belajar, dan berperilaku belajar.Prinsip dalam kegiatan membelajarkan
bahwa pendidik menguasai metode dan teknik pembelajaran, memaham materi atau bahan belajar
yang cocok dengan kebutuhan belajar, dan berperilaku membelajarkan peserta didik.

Prinsip-prinsip tersebut dijabarkan dalam langkah operasional kegiatan pembelajaran,


sebagai wujud interaksi dukasi antara pendidik dengan peserta didik dan/atau antar peserta didik.
Pendidik berperan untuk memotivasi, menunjukkan, dan membimbing peserta didik supaya
peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan peserta didik berperan untuk mempelajari,
mempelajari kembali, memecahkan masalah guna meningkatkan taraf hidup dengan berpikir dan
berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupannya.Penerapan metode role palaying (bermain
peran) adalah metode yang cocok untuk pembelajaran apresiasi drama. Karena dengan metode role
playing (bermain peran), pembelajaran apresiasi drama akan dapat dilaksanakan dengan baik.

D. Pembelajaran Apresiasi Drama


Menurut Moody (dalam Suminto A. Sayuti, 1985: 197) pengajaran sastra membekalipara
siswa dengan empat keterampilan, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, danmenulis. Dalam
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

pengajaran sastra khususnya drama merupakan perpaduan antara keempat keterampilan tersebut.
Pembelajaran apresiasi drama memang lebihmenekankan pada keterampilan berbicara, tetapi tidak
tertutup kemungkinan, bahwamendengar (pada menyimak pementasan drama), membaca (berlatih
dialog/ naskahdrama), dan menulis (menulis tekas drama/ scenario). Jadi, keempat-empatnya
salingberkaitan. Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin “apreciatio” yang
berarti“mengindahkan” atau “menghargai”.

Apresiasi menurut Grove (dalam Aminudin,1991: 34) memberikan pengertian bahwa (1)
pengenalan melalui perasaan tau kepekaanbatin; dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap
nilai-nilai keindahan yangdiungkapkan pengarang. Apresiasi melibatkan tiga unsur inti yakni:
1. Aspek kognitif
Aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan, keterlibatan intelegensi pembaca
dalam memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif.

2. Aspek emotif
Aspek emotif berkaitan dengan unsur psikis, keterlibatan unsur emosi pembaca atau
penikmatdalam upaya menghayati unsur-unsur karya sastra yang ditonton/ dilihat.

Aspek emotif ini sangat berperanan sekali dalam memhami unsur-unsur secara subjektif.
3. Aspek evaluative
Aspek evaluatif berkaitan dengan sebuah penilaian terhadap suatu karya sastra yangdibaca dan
dilihat. Penilaian sebuah karya sastra itu bisa dilaksanakan apabila dia sudahmembaca atau
menonton dalam hal ini sebuah pementasan drama. Baik buruknyasebuah pementasan drama
bergantung pada bagaimana unsur-unsur pendukung dalamdrama dapat berperan secara pas sesuai
dengan karakter masing-masing tokoh.

Dramaadalah salah satu genre sastra yang berada pada dua dunia seni, yaitu seni sastra
danseni pertunjukan atau teater. Orang yang melihat drama sebagai seni sastramenunjukkan
perhatiannya pada seni tulis teks drama yang dinamakan juga dengan senilakon. Teknik penulisan
teks drama berbeda dengan teknik penulisan puisi atau prosa.Orang yang menganggap drama
sebagai seni pertunjukan (teater) fokus perhatiannyaditujukan pada pertunjukannya atau
pementasannya, tidak semata pada teksnya saja.Teks sastra menurut pandangan mereka hanyalah
bagian dari seni pertunjukan yangharus berpadu dengan unsur lainnya, yaitu: gerak, suara, bunyi,
musik, dan rupa.Bahkan sumber ekspresi seni pertunjukan tidak hanya teks drama melainkan juga
teks-teks lainnya di luar unsur sastra, seperti: teks pidato, pledoi, dan penyidikan, berita dimedia
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

massa, esai, dan lain-lain. Baik drama sebagai karya sastra maupun sebagaibagian dari
kelengkapan teater, teks drama selalu mengarah pada pementasan.

Halinilah yang membedakan genre sastra drama dengan genre sastra puisi maupun prosafiksi.
Arah terhadap pementasan itu menyebabkan drama identik dengan pementasan.Berdasarkan
pembelajaran yang ditawarkan, guru dapat merancang pembelajaran dramayang mengajak siswa
beraktivitas dengan kegiatan drama. Misalnya, guru akanmelaksanakan pembelajaran menulis
pengalaman yang menarik dalam bentuk drama.Untuk menulis naskah drama tentunya diperlukan
pemahaman tentang unsur-unsur yangterdapat di dalam teks drama. Sebagai sebuah teks sastra,
drama merupakan suatu genresastra yang mempunyai konvensi (kaidah) yang dikelompokkan ke
dalam dua kelompok besar.

Pertama , yang berhubungan dengan kaidah bentuk, yaitu adanya alur danpengaluran, tokoh
dan penokohan, latar ruang dan waktu, dan perlengkapan (sarana).

Kedua, yang berhubungan dengan kaidah stilistika, yaitu bahasa serta dialog
yangdigunakan sesuai dengan lingkungan sosial, watak yang diemban tokoh, serta amanatyang
disampaikan melalui dialog-dialog yang dikemukakan. Fungsi pengajaran sastramenurut
Situmorang (1983: 25) adalah penciptaan watak/ karakter, yaitu untuk menanamkan rasa cinta
sastra, sehingga setelah dewasa anak didik akan dewasa puladalam kegemaran, kemampuan
apresiasi, dan penilaian terhadap hasil-hasil sastra.

Langkah-langkah penerapan bermain peran ( role playing) dalam pembelajaranapresiasi


drama

1. Guru menyusun/ menyiapkan skenario yang akan ditampilkan


2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM;
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang;
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yangsudah
dipersiapkan;

6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing


sambilmemperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan;

7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagailembar


kerja untuk membahas;

8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya;


PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

9. Guru memberikan kesimpulan secara umum;


10. Evaluasi;
11. Penutup
Kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama denganstrategi bermain
peran ( role playing) dan cara mengatasinya

1. Segi waktu
Waktu yang dibutuhkan dalam pembelajarn apresiasi drama dengan strategi ini lebihlama
dibandingkan dengan pembelajaran lainnya. Apalagi bagi siswa yang masih awamtentang bermain
peran/ drama. Mereka membutuhkan waktu untuk menghafalkandialog-dialog teks drama yang
akan diperankan;

2. Materi/ bahan
Materi yang dibutuhkan dalam pembelajaran ini masih sangat terbatas. Di
perpustakaansekolah buku-buku, majalah, yang ada hubungannya dengan pembelajaran
apresiasidrama masih sedikit. Hal ini sangat menghambat kelancaran
proses pembelajaranapresiasi drama;

3. Guru
Guru kurangnya pengetahuan guru tentang drama, sehingga pembelajarandrama menjadi tidak
menarik. Bahkan cenderung terkesan diabaikan, hanyasekedar teori. Sedangkan pelaksanaan/
praktek bermain drama masih sangatkurang;

4. Siswa
Siswa kurang memahami tentang bermain drama. Kurangnya keberaniandalam memerankan
seorang tokoh. Mereka masih cenderung menghafalkan saja,sehingga penjiwaannya kurang.

Kendala-kendala tersebut bias diatasi dengan cara:


1) Dengan menambah alokasi waktudi luar jam pelajaran, sehingga menjadi kegiatan
ekstrakurikuler;

2) Denganmelengkapi koleksi buku-buku, majalah, teks drama, di perpustakaan;


3) Denganmengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru tentang pembelajaran apresiasi drama
yangkreatif dan menyenangkan; (4) dengan melatih keberanian siswa dengan cara
seringmengadakan pentas drama meskipun paling sederhana, misalnya tiap akhir
semesteratau tiap akhir tahun pelajaran.

E. Contoh Teks Drama


PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

TEKS DRAMA ANAK SD PERSAHABATAN


PERSAHABATAN
Suasana di dalam kelas V ribut. Ada yang berlari-lari saling berkejaran dan ada pula yang
memukul-mukul meja. Ibu Guru pun masuk ke kelas. Ketua kelas mengkomandoi untuk
mengucapkan salam.

Ketua Kelas : Duduk siap! Memberi salam!


Semua : Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh.
Ibu Guru : Walaikum salam warohmatullahiwabarokatuh. Hari ini semua hadir?
Semua : Hadir Bu!
Ibu Guru : Baiklah kalau begitu coba kalian kumpulkan tugas prakarya kalian!
Semua siswa mengumpulkan prakarya tetapi Krisna kebingungan mencari tugasnya yang disimpan
di dalam tas. Krisna mengeluarkan semua isi yang ada di dalam tasnya dan mencarinya berulang-
ulang. Ibu guru mendekati Krisna. Ibu Guru : Krisna, ada apa? Mana tugasmu?

Krisna : A…a…a…anu Bu… euuum…. (Wajah Krisna Gugup) Ibu


Guru : Ada apa Krisna?

Krisna : I…i…ini Bu tugaas saya hilang. (Krisna menundukkan wajah)


Ibu Guru : Hilang???? Bagaimana bisa hilang? Hilang atau kamu tidak mengerjakannya??
Krisna : Saya mengerjakan Bu.
Rendy : Ah…!!!! Bohong Bu!!! Dia kan malas, paling juga dia tidak mengerjakan tugas Bu!
Dinda : Husssttt…!!! Rendy jangan menuduh seperti itu.
Krisna : (Diam menunduk) awas yah nanti saya balas! (gerutu Krisna) Ibu
Guru : Ya sudah Krisna besok kumpulkan tugas kamu.

Krisna : Iya Bu!!

Tak terasa waktu berputar, dan Teng… teng… teng… bel tanda istirahat berbunyi. Semua anak
berlari berhamburan keluar kelas.

Rendy, Dinda, dan Rozy sedang berjalan sambil mengobrol asyik. Dari arah berlawanan Krisna
datang menghampiri mereka bertiga. Krisna sengaja menanbrak Rozy.

Rozy : Aduh!! (Rozy terjatuh)


Krisna : (Senyum sinis)
Rendy : Heh!! Krisna kamu sengaja yah menabrak Rozy???
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Krisna : Enggak! Ngapain juga saya nabrak pencuri kaya dia.(tangan Krisna menunjuk ke arah
Rozy)

Dinda : Apa maksud kamu Krisna?? Kamu menuduh Rozy mencuri tugas kamu?
Krisna : Menurut kalian? Kalian pikir dia anak baik??
Rendy : (Tangan kiri Rendy memegang kerah baju Krisna dan tangan kanan Rendy mengepal siap
untuk memukul Krisna dengan mata melotot (marah)).

Krisna : Maling dibela!!!


Rendy : (memukul wajah Krisna dan Krisna terjatuh)

Rendy dan Krisna berkelahi saling membalas pukulan. Rozy dan Dinda berusaha melerai mereka.
Ketika itu juga Ibu Guru datang menghampiri mereka.

Guru : Stop!! Stop!! Stop!!! Ada apa ini??? Apa pantas pelajar berkelahi seperti ini??
Rendy : Maaf Bu! Saya hanya merasa tidak terima kalau Krisna menuduh Rozy mencuri tugasnya.

Rozy : (Diam menunduk dengan wajah panik)


Krisna : Saya tidak menuduh Bu, tetapi saya mengenali tugas prakarya yang saya kerjakan Bu.
Dan prakarya itu seperti yang dikumpulkan oleh Rozy.
Ibu Guru : Rozy??? Apa benar itu??
Rozy : (Gugup sambil menunduk) Be…be…benar Bu! Maaf Bu saya tidak mengerjakan tugas
karena sudah tiga hari Ibu saya sakit jadi saya tidak sempat mengerjakan tugas dan karena saya
takut dimarahi karena tidak mengerjakan tugas jadi saya mengambil tugas Krisna saat kelas kosong
Bu!

Dinda dan Rendy : (Terkejut)


Ibu Guru : Ya sudah sekarang Rozy meminta maaf kepada Krisna dan Rozy harus berjanji tidak
akan pernah mencuri lagi karena mencuri adalah perbuatan dosa.

Rozy : Iya Bu!!


Ibu Guru : Dan… untuk krisna dan Rendy kalian sekarang saling memaafkan dan ingat jangan
pernah mengulangi lagi perkelahian seperti ini. Kalian mengerti???

Rendy dan Krisna : Iya Bu.


Rendy : Krisna maafkan saya yah?
Rozy : Maafkan saya juga Kris sudah mencuri tugas kamu.
Krisna : Iyah sama-sama (Krisna memeluk Rendy dan Rozy)
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Dinda : Nah gitu dong! Kita harus saling memaafkan karena kita adalah sahabat untuk sekarang
dan selamanya.

Dinda, Rozy, Rendy, Krisna : Selamanya kita sahabat!!!


Mereka berempat saling bergandengan tangan dan menyanyikan lagu
“Dulu kita sahabat. Dengan begitu hangat mengalahkan sinar mentari. Dulu kita sahabat. Berteman
bagai ulat. Berharap jadi kupu-kupu. Kini kita berjalan berjauh-jauhan. Kau jauhi diriku karena
sesuatu. Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan. Namun itu karena ku sayang Persahabatan bagai
kepompong. Mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Persahabatan bagai kepompong. Hal yang tak
mudah berubah jadi indah. Persahabatan bagai kepompong. Maklumi teman hadapi perbedaan.
Persahabatan bagai kepompong.

F. Menilai Pementasan Drama


Dunia karya sastra sangat lekat dengan kegiatan apresiasi. Dalam kegiatan apresiasi, seorang
apresiator selain melakukan kegiatan menikmati, juga diharapka menilai terhadap sebuah karya
sastra. Agar mampu menjadi penilai yang baik, diperlukan bekal pengetahuan tentang apa yang
akan dinilai.

Pada kegiatan pembelajaran ini, kalian akan diminta untuk menyampaikan penilaian pementasan
sebuah drama. Aspek yang ditekankan adalah keterampilan berbicara, yaitu teknik penyampaian
penilaian kalian terhadap sebuah pementasan drama.

1. Unsur-Unsur yang Dinilai dari Pementasan Drama


Unsur-unsur yang harus dinilai dari sebuah pementasan drama sebagai berikut. a.
Tata panggung

Panggung merupakan tempat latar sebuah drama dimainkan. Tata panggung yang baik merupakan
pendukung keberhasilan permainan drama. b. Tata busana

Keberhasilan seorang pelaku memerankan lakon didukung busana atau kostum. Perlu
dipertimbangkan , apakah busana atau kostum sudah sesuai dengan lakon yang diperankan. c.
Ekspresi pemeran

Penjiwaan yang total dari para pemeran dalam memerankan tokoh yang mereka mainkan akan
menjadi kunci penentu keberhasilan sebuah pentas drama.

2. Penyampaian Penilaian yang Objektif dan Santun


PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Setelah unsur yang akan kalian nilai atas sebuah pementasan drama telah kalian ketahui,
sampaikanlah penilaian kalian atas pentas tersebut dengan objektif. Artinya, tanpa dipengaruhi
rasa suka atau tidak suka terhadap lakon maupun para pelakon drama tersebut. Satu hal yang tak
pernah boleh dilupakan adalah sampaikan penilaian yang objektif tadi dengan penuh kesantunan
agar objek yang kalian nilai dengan lapang dada dapat menerima hasil penialian.

2. Pembicaraan yang komunikatif dan lancar


Kunci keberhasilan sebuah aktivitas berbicara di depan umum adalah bahasa pembicaraan yang
mudah dipahami pendengar dan penyampaian pembicaraan yang lancar.

Ketidaklancaran pembicaraan biasanya disebabkan ketidaksiapan pembicara atau adanya demam


panggung, rasa takut yang berlebihan menghadapi pendengar. Hal itu jangan pernah terjadi pada
diri kalian.

Banyak sekali yang bisa dinilai dalam pementasan drama termasuk unsur instrinsiknya bisa jadi
aspek dalam penilaian.

Berikut adalah format penilaian untuk pementasan drama berikut skornya

Tabel Penilaian Pementasan Drama


No. Unsur Drama Bobot Skor Nilai kelompok
1 2 3
1. Tema dan alur 15
2. Ekpresi pemeran tokoh 30
• Penjiwaan
• Intonasi Suara
• Pelafalan dialog
3. Tata Busana 10
Ketepatan pemakaian
busana

4. Tata Panggung 15
Kesesuaian latar atau
setting.
5. Amanat Drama 30
Total 100
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Petunjuk :
Skor = 0,1,2,3,4,5
Nilai Akhir = (bobot x skor) : 5

Jadi, dengan sistem penilaian diatas maka akan terlihat kelompok mana yang kualitas dramanya
baik dan berhak untuk menjadi juara. Tentu dengan penialaian yang obektif, bukan subjektif.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

BAB XI PUISI

A. Pendahuluan

Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan
rima adalah yang membedakan puisi dari prosa.Namun perbedaan ini masih
diperdebatkan.Pandangan kaum awam biasanya membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf
dan kalimat dalam karya tersebut.Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir
seperti mengutarakan cerita.Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan
puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber
segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang
lain ke dalam keadaan hatinya.

Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal
tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi
kadangkadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang.Bagi pembaca hal
tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti.Tapi penulis selalu memiliki
alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya.Tak ada yang membatasi keinginan penulis
dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru

A. Defenisi Puisi

Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di
mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.

Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan
rima adalah yang membedakan puisi dari prosa.Namun perbedaan ini masih
diperdebatkan.Pandangan kaum awam biasanya membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf
dan kalimat dalam karya tersebut.Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir
seperti mengutarakan cerita. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan
puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang
lain ke dalam keadaan hatinya.

Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal
tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi
kadangkadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang.Bagi pembaca hal
tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti.Tapi penulis selalu memiliki
alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya.Tak ada yang membatasi keinginan penulis
dalam menciptakan sebuah puisi.Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.

Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin
memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'.
Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa
dan bukan pada pokok puisi tersebut.

Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah.Majas
tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.

Di beberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka
enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:

• Ketepatan ekspresi/mimik

Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi.Mimik adalah gerak air muka.

• Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.


• Kejelasan artikulasi

Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.

• Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.


• Dinamik artinya keras lembut, tinggi rendahnya suara.
• Intonasi atau lagu suara

Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
1. Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

2. Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan
keriangan, marah, takjub, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan,
pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.

3. Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata nsur-unsur puisi

meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi

B. Struktur fisik puisi

Struktur fisik puisi terdiri dari:

• Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi katakata,
tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan
terhadap puisi.

• Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi
adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka
kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya
dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

• Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji
suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang
dialami penyair.

• Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya
imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret “salju:
melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa”
dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
• Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya
memancarkan banyak makna atau kaya akan makna.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

• Gaya bahasa disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora,
simile,personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, ple onasme,
antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.

• Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Rima mencakup:

1. Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi
Sutadji C.B.),

2. Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak
berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya

3. Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras


lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

C. Struktur batin

Struktur batin Puisi terdiri dari

1. Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda
dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun
makna keseluruhan.

2. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan
psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial,
kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan
pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu
masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa,
dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.

3. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan
tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte,
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu
saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

Amanat/tujuan/maksud (intention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
D. Jenis-jenis puisi
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru
a. Puisi lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris

a) Irama
Ciri puisi lama:
Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Jenis-jenis puisi lama
b) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
c) Pantun
Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12
suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.Pembagian pantun menurut
isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.

Contoh:
Kalau ada jarum patah
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Jangan dimasukkan ke dalam peti


Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam hati

d) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.


Contoh:
Dahulu parang sekarang besi (a) Dahulu
sayang sekarang benci (a) Seloka
adalah pantun berkait.

Contoh:
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan

e) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
Contoh:
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c) Istri
pun kelak menjadi kurus (c)

f) Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a,
berisi nasihat atau cerita.
Contoh:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
Contoh:
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Kalau anak pergi ke pekan


Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu b.
Puisi baru

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima.

Ciri-ciri Puisi Baru:


Bentuknya rapi, simetris;
Mempunyai persajakan akhir (yang teratur)
Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
Sebagian besar puisi empat seuntai;
Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
Jenis-jenis puisi baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas :
1) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait,
masingmasing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian
skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan
sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono
yang berjudul “Balada Matinya Seorang Pemberontak”.

2) Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu
pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau
almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi
berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap
sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.

Contoh:

Bahkan batu-batu yang keras dan bisu


PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri


Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah
sayatan khianat dan dusta.

Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu


menitikkan darah dari tangan dan kaki dari
mahkota duri dan membulan paku Yang
dikarati oleh dosa manusia. Tanpa luka-luka
yang lebar terbuka dunia kehilangan sumber
kasih Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.

(Saini S.K)
3). Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi
(metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik
terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum

Contoh:
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)

4). Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani
epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk
dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.

Contoh:
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan


Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)

5). Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis
Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih
mesra

6). Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang
mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena
kematian/kepergian seseorang.

Contoh:
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang,
rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal,
perahu tiada berlaut menghembus diri dalam
mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat
kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram,
desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal
akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur
hilang ombak. Tiada lagi.Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali
tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai
keempat, sedu penghabisan bisa terdekap (Chairil
Anwar)

7).Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti
sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas
pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim, dsb.).

Contoh: Aku bertanya tetapi pertanyaan-


pertanyaanku membentur jidat penyair-penyair
salon, yang bersajak tentang anggur dan
rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di
sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan, termangu-mangu dl kaki dewi
kesenian.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

(WS Rendra)
Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain:
1) Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
Contoh:
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
2) Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Contoh:
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
(Sanusi Pane)

3) Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)

4) Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Hanya Kepada Tuan


Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)
5) Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).
Contoh:
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernapas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)

6) Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Contoh:
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Tampaklah pulau di lautan hijau


Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Mohammad Yamin)

7) Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau
puisi delapan seuntai).

Contoh:
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang (Sanusi
Pane)

8) Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait
pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta
berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi
soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda
diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka
berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta
Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih
mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah
jumlah barisnya (empat belas baris).

Contoh:
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Seorang saja di tengah padang ( b )


Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
PulanJauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)
c. Puisi kontemporer
Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman
atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman.Selain itu, puisi kontemporer
dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir.Puisi kontemporer berusaha
lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri.Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata
yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata yang makin kasar, ejekan, dan
lain-lain.

Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya
dianggapnya tidak begitu penting lagi.

Tokoh-tokoh puisi kontemporer di Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut:


1. Sutardji Calzoum Bachri dengan tiga kumpulan puisinya O, Amuk, dan O Amuk Kapak
2. Ibrahim Sattah dengan kumpulan puisinya Hai Ti
3. Hamid Jabbar dengan kumpulan puisinya Wajah Kita
Puisi kontemporer dibedakan menjadi 3 yaitu
1. Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri
adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer.
Ciriciri mantra adalah:

Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan
untuk menimbulkan akibat tertentu
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri


Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak
pada perintah.

Contoh:
Shang Hai ping di atas
pong pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping ya
ping ya pong
tak ya pong tak ya ping ya tak ping
ya tak pong sembilu jarakMu
merancap nyaring

(Sutardji Calzoum Bachri dalam O Amuk Kapak, 1981)


2. Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang
dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul
pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus untuk menampung
sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama "Puisi
Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi
mbeling adalah main-main.

Ciri-ciri puisi mbeling adalah:


Mengutamakan unsur kelakar; pengarang memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi,
rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud lain yang
disembunyikan (tersirat).

Contoh:
Sajak Sikat Gigi
Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
Di dalam tidur ia bermimpi
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka


Ketika ia bangun pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali
Dan ia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebih-lebihan
(Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi, 1974)
Menyampaikan kritik sosial terutama terhadap sistem perekonomian dan pemerintahan.
Menyampaikan ejekan kepada para penyair yang bersikap sungguh-sungguh terhadap
puisi.Dalam hal ini, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling dengan puisi yang mengkritik puisi.

3. Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata
wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya
menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat
lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai
ungkapan ekspresi penyairnya.

Contoh:
Doktorandus Tikus I
selusin toga me nga nga
seratus tikus berkampus
diatasnya dosen dijerat
profesor diracun kucing
kawin dan bunting
dengan predikat sangat
memuaskan

(F.Rahardi dalam Soempah WTS, 1983)


Penyusunan puisi kontemporer sebagai puisi inkonvensional ternyata juga perlu
memerhatikan beberapa unsur sebagai berikut:

1. Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat tertentu untuk
menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya.

2. Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang disusun sesuai
dengan gambar (pola) tertentu.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

3. Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris
berikutnya.

3. Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi
yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)g ke rumah di senja kala ( a )

A. Kesimpulan
Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta
ditandai oleh bahasa yang padat.Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi
baru.

Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti mengutarakan
cerita.Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis
literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas.
Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam
keadaan hatinya.

Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal
tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi
kadangkadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang.Bagi pembaca hal
tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti.Tapi penulis selalu memiliki
alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya.Tak ada yang membatasi keinginan penulis
dalam menciptakan sebuah puisi.Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.

Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin
memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'.
Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa
dan bukan pada pokok puisi tersebut.

Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah.Majas
tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.

BAB XII CERPEN


A. Pendahuluan
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau pemikiran yang berbentuk pesan ke dalam
media tulis. Menuls praktis menurut KBBI adalah menulis mudah atau senang melakukannya
dengan menentukan objek dan langsung menuangkan ide. Menulis juga banyak ragamnya.

Dalam tulisan ini akan membahas mengenai karangan fiksi. Karangan fiksi merupakan
karangan yang berupa cerita rekaan atau kisah nyata yang dibungkus dengan imajinasi
pengarangnya. Jika dilihat dari bahasa yang digunakan, karangan fiksi ini menggunakan bahasa
konotatif dan bahasa yang komunikatif dan pragmatis. Komunikatif yang dimaksud, baik dengan
pembacanya maupun dengan situasi yang diungkapkan di dalam karangan tersebut. Jika dilihat
dari tujuannya, karangan fiksi ini bersifat menghibur dan menceritakan suatu peristiwa atau kisah
untuk memperluas pengalaman pembaca baik lahir maupun batin, bahkan lebih jauh dalam
karangan fiksi biasanya terdapat tendensi nilai-nilai yang ingin diterapkan kepada pembaaca.

Cerpen menurut KBBI adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen
diceritakan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan, atau
menyenangkan dan mengandung pesan yang tak mudah dilupakan. Kisah yang diungkapkan dalam
cerpen bisa bertolak pada realita atau rekaan yang dibungkus oleh imajinasi, atau juga kisah
imajinasi yang dihubungkan dengan realita.

Dengan itu dapat dipahami oleh pembaca dan pembacapun memperoleh hiburan batin atau
pengalaman batin dalam menikmati nilai sastra yang terdapat di dalamnya. Sedangkan suatu cerita
dapat diperoleh melalui sesuatu yang dipikirkan, yang disaksikan, atau yang dialami oleh
pengarang sendiri dan kemudian direka-reka menjadi suatu karya yang bernilai. Cerpen juga
merupakan karya sastra.

Dalam hal ini akan di kaji oleh penulis mengenai menulis teknis atau praktis cerpen.
Sebagai generasi masa depan, kita sebagai generasi muda haruslah giat melakukan kegiatan
menulis. Supaya kegiatan menulis tidak hilang dimakan zaman yang semakin modern ini yang
penuh dengan ilmu-ilmu baru, yang bisa mengecoh anak-anak bangsa terhadap masa depan
bangsanya. Selain dari itu kita juga ikut mengembangkan dan melestarikan budaya menulis agar
tetap ada dan bisa menuangkan segala ide dan pemikiran dalam sebuah media tulis.

B. Pengertian Cerpen
Cerita pendek merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai media
massa. Namun demikian apa sebenarnya dan bagaimana ciri-ciri cerita pendek itu, banyak yang
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

masih memahaminya. Kita juga harus mengetahui apa itu cerpen, supaya kita bisa memahami dan
mengamalkan penulisan cerpen dalam kehidupan kita sehari-hari.

Menurut Suroto (1989:18), cerpen ialah suatu karangan prosa yang berisi cerita sebuah
peristiwa kehidupan manusia pelaku/tokoh dalam cerita tersebut. Dalam karangan tersebut dapat
pula peristiwa lain tetapi peristiwa tersebut tidak dikembangkan sehingga kehadirannya hanya
sekedar sebagai pendukung peristiwa pokok agar cerita tampak wajar. Ini berarti cerita hanya
dikonsentrasikan pada satu peristiwa yang menjadi pokok cerita.

Dari pendapat Suroto di atas, penulis dapat memberi ulasan mengenai pendapatnya
tersebut, bahwa cerpen adalah karangan prosa yang berisi sebuah cerita kehidupan manusia, dan
manusia itulah yang menjadi pelaku atau tokohnya. Dalam cerpen, terdapat satu peristiwa saja.
Namun biasanya ada peristiwa lain yang akan menjadi pendukung dari peristiwa pokoknya,
sehingga peristiwa-peristiwa lain tersebut tidak dikembangkan atau diceritakan secara mendalam.
Jadi, hanya satu peristiwa yang penjadi pokok suatu cerita.

Tidak jauh berbeda dengan pengertian tersebut, berikut ada pengertian lain menurut ahli
mengenai pengertian cerpen. Cerita pendek apabila diuraikan menurut kata yang membentuknya
berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut, cerita artinya tuturan yang
membentang bagaimana terjadinya suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang dari
10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh
dalam situasi tertentu.

Dari pengertian cerpen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia di atas, penulis dapar
mengulas pengertian tersebut yaitu, cerpen merupakan tuturan yang memaparkan bagaimana
terjadinya suatu peristiwa, yang memiliki kurang dari sepuluh ribu kata dan memberikan sebuah
kesan tunggal di dalamnya yang memusat dalam satu orang tokoh saja.

Nursito (2000:112), mengatakan cerpen ialah cerita yang hanya menceritakan satu
peristiwa dari seluruh kehidupan pelakunya pendek. Cerita pendek merupakan cerita yang pendek,
namun tidak setiap cerita yang pendek digolongkan ke dalam cerpen.

Dari pendapat Nursito di atas, tidak jauh berbeda dengan pendapat menurut Suroto yang
mengatakan bahwa cerpen adalah cerita yang menceritakan satu peristiwa dari seluruh kehidupan
pelakunya yang pendek. Cerita itu pula tidak menceritakan banyak peristiwa, meskipun kehidupan
pelakunya memiliki banyak peristiwa penting. Karena cerita pendek ini hanya menceritakan satu
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

peristiwa kehidupan sang pelaku. Namun, menurut Nursito tidak setiap cerita yang pendek dapat
digolongkan ke dalam cerpen. Hal itu dikarenakan tidak semua cerita yang pendek menceritakan
sebuah peristiwa seorang tokoh. Melainkan dapat berupa sebuah cerita curahan, prosa, dll. Dari
pendapat Nursito di atas, berikut ada pendapat lain mengenai pengertian cerpen, yaitu menurut
Surana.

Menurut Surana (2001:68), cerita pendek menceritakan pokok persoalan yang sama dengan
roman, yaitu perikehidupan manusia. Hanya dalam cerpen tidak terdapat uraian yang panjang
lebar. Yang diceritakan adalah sejumput dari kehidupan yang menimbulkan pertikaian yang harus
diselesaikan.

Dari pendapat di atas, dapat dibandingkan pengertian cerpen menurut ahli lain, yaitu
pengertian menurut Lailasari dan Nurlaila. Menurut Lailasari dan Nurlaila (2006:62), cerita pendek
adalah suatu karangan pendek yang berbentuk karangan naratif atau cerita prosa yang mengisahkan
kehidupan manusia yang penuh perselisihan, mengharukan, atau menggembirakan, dan
mengandung kesan yang sulit dilupakan.

Menurut H.B Jassin dalam Suroto (1989:18), sebuah cerita yang memakan seratus halaman
tentu bukan sebuah cerpen. Ukuran yang digunakan dalam sebuah cerpen adalah kesingkatan dan
kepadatannya. Dengan kata lain, apa yang hendak disampaikan pengarang lewat cerpennya benar-
benar terasa.

Menurut Kosasi, dkk (2004:431), cerpen adalah karangan yang berbentuk prosa. Dalam
cerpen diceritakan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang
mengharukan, atau menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Pendapat
Kosasi hampir sama dengan pendapat Lailasari dan Nurlaila yang menurutnya cerpen merupakan
karangan yang berbentuk prosa, yang menceritakan sepenggal atau sekelumit kehidupan tokoh
yang mengandung pertikaian, peristiwa yang mengharukan, peristiwa yang menyenangkan dan
kesan-kesan yang terkandung tidak mudah dilupakan oleh pembaca.

Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang panjangnya
sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada
dirinya sendiri.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Sementara itu, Sumardjo dan Saini (1997: 37) mengatakan bahwa cerita pendek adalah
cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat
terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek). Dari pendapat ahli di atas, penulis dapat
mengulas pendapat Sumardjo dan Saini mengenai pengertian cerpen, yaitu cerpen merupakan
cerita atau parasi, yang bukan merupakan analisis argumentatif. Tetapi cerpen merupakan cerita
fiktif yang tidak benar- benar ada dan terjadi, namun bisa terjadi di mana saja dan cerita itu sangat
pendek. Setelah kita mengetahui pengertian cerpen menurut ahli di atas, tidak ada salah jika kita
membuat kesimpulan dari pengertian-pengertian tersebut guna untuk menambah pengetahuan kita.

Jadi, dari beberapa pendapat ahli di atas penulis dapat menyimpulkan pengertian dari
cerpen. Para ahli telah mengemukakan pendapatnya masing-masing mengenai pengertian cerpen.
Dengan hal itu pula, penulis memiliki kesimpulan tersendiri dari pengertian cerpen tersebut, yaitu
cerpen merupakan suatu karangan pendek, yang pada dasarnya hanya memiliki satu peristiwa,
pertikaian serta penyelesaiannya. Dalam cerpen juga hanya menceritakan satu orang tokoh saja,
yaitu yang dinamaakan dengan tokoh utama.

C. Sejarah Cerpen
Cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal,
misalnya Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi
yang berirama, dan irama yang berfungsi sebagai alat untuk mendorong orang utnuk mengingat
ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang
dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila
keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan. Cerita-cerita pendek modern sebagai
genrenya sendiri pada awal abad ke-19.

Contoh awal dari kumpulan cerita pendek termasuk dongeng-dongeng Grimm Bersaudara
(1824-1826), Evenings on a Farm Near Dikanka (1831-1832) karya Nikolai Gogol, Tales of the
Grotesque and Arabesque (1836), karya Edgar Allan Poe dan Twice Told Tales (1842) karya
Nathaniel Hawthome.

Penerbitan cerpen di Malaysia sebagaimana yang dikatakan oleh Othman Puteh lebih
banyak terdapat dalam surat kabar dan majalah. Oleh karena itu, wajarlah jika dikatakan sebagai
sastra kesuratkabaran bahwa majalah dan surat kabar punya andilbesar dalam mempublikasikan
cerpenhal itu tidak terlepas dari peranan yang dimainkan sastrawan Asas 50.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Peta cerpen Malaysia tahun 1950-an ditandai dengan miskinnya penerbitan antologi
cerpen. Safian Husain, dkk, mencatat bahwa antolopgi cerpen yang terbit pada dasawarsa itu
berjumlah sembilan buah. Tujuh di antaranya terbit selepas 1955. Jadi, sebelum tahun 1955
antologi cerpen hanya terbit dua buku, itupun berisi cerpen-cerpen hasil lombayaitu cerpen
pemenang Peraduan Pengarang cerita yang diselenggarakan Jabatan Pelajaran persekutuan
masalah Melayu pada 1953 dan 1951. Kesemarakan cerpen Malaysia masa itu justru terjadi di
berbagai majalah dan surat kabar. Keadaan itu tak dapat dilepaskan dari tradisi yang
melatarbelakangi penulisan cerpen. Otman Puiteh mengatakan “Cerpen-cerpen melayu selepas
perang Dunia II masih tetap dan terus populer hingga saat ini sebagai sastera persuratkabaran”.

Tahap-tahap perkembangan itu mulai diperkenalkan pada tahun 1920, dan tumbuh dengan
pesat hingga tahun 1941. Agak tercatat perkembangannya sewaktu perkembangan fasis Jepang di
Semenanjung Tanah Melayu dari tahun 1942-1945. Kembali berkembang setelah perang Dunia II
pada tahun 1949 dan dari tahun 1950 hingga ke pertengahan tahun 1955 mulai mendapat defenisi
bentuk yang agak jelas dan konkrit. Cerpen juga digemari dan dimantapkan pada tahun-tahun
sebelum dan sesudah kemerdekaan Malaysia 1955-1959.

D. Ciri-ciri Cerpen
Menurut Surana (2001:45), ciri-ciri cerpen ialah sebagai berikut:
1. Pada umumnya cerita itu pendek;
2. Yang ditampilkan dalam cerpen hanya hal-hal yang penting benar dan berarti;
3. Isinya singkat lagi padat;
4. Menggambarkan tokoh cerita menghadapi suatu pertikaian (konflik) dan untuk
menyelesaikannya; dan

5. Sanggup meninggalkan suatu kesan dalam hati pembaca.


Dari ciri-ciri yang sebutkan oleh Surana di atas, penulis dapat mengulas pendapatnya
mengenai ciri-ciri cerpen bahwa cerpen pada umumnya memiliki cerita yang pendek yaitu cerita
yang tidak bertele-tele atau cerita yang terlalu banyak penjabaran yang tidak penting untuk
dituliskan. Cerpen menampilkan hal-hal yang sangat penting dan ada artinya, tidak terbuat dari
kalimat-kalimat yang tidak menimbulkan kesan pada pembaca. Isi dari cerpen pun singkat dan
padat. Dalam cerpen hanya menggambarkan tokoh cerita yang menghaadapi peristiwa pertikaian
dan di sanalah tokoh berusaha menyelesaikan pertikaiannya. Cerpen juga mampu meninggalkan
kesan yang mendalam pada hati pembacanya.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Ciri-ciri cerpen menurut Lubis (dalam Tarigan, 1985:177), diantaranya adalah


sebagai berikut:

1. Cerita pendek harus berisi interpretasip pengarang tentang konsepsinya


mengenai kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung;

2. Dalam sebuah cerpen, seorang insiden harus menguasai jalan cerita; 3. Cerpen
harus memiliki seorang yang harus menjadi pelaku atau tokoh utama;

4. Cerpen harus mempunyai satu efek atau kesan yang menarik.

Dari pendapat Lubis di atas, tidak terdapat perbedaan yang mendalam terhadap
pendapat Suroto. Dengan hal ini penulis dapat mengulas pendapat Lubis mengenai ciriciri
cerpen bahwa dalam sebuah cerpen harus berisi interpretasi tentang konsepsinya mengenai
kehidupan cecara langsung atau tidak langsung. Di sini pengarang dapat menuliskan
pengalamannya menjadi sebuag cerpen, baik yang pernah ia lihat, yang ia alami, dan yang
ia angankan atau khayalkan. Dalam sebuah cerpen pengarang juga harus menguasai jalan
cerita. Karena jika tidak, maka karya yang ia ciptakan kuranglah baik dan tidak tersusun
sesuai dengan alurnya. Cerpen juga harus memiliki tokoh untuk pelaku utamanya, yang
akan menjadi orang akan selalu diceritakan dalam cerita, serta cerpen harus memiliki kesan
pada pembacanya.

Menurut pendapat Sumarjo dan Saini (1997: 36) ciri-ciri cerpen adalah sebagai
berikut:

 Ceritanya pendek ;
 Bersifat rekaan (fiction) ;
 Bersifat naratif ; dan
 Memiliki kesan tunggal.

Dari pendapat ahli di atas, dijelaskan bahwa ciri-ciri cerita pendek ialah memiliki
cerita yang pendek, memiliki sifat rekaan atau tidak benar-benar ada, memiliki sifat naratif
dan memiliki kesan yang tunggal. Tidak jauh berbeda dengan pendapat ahli di bawah ini.
Hanya saja menurut Morris lebih di paparkan.

Menurut Morris dalam Tarigan (1985: 177), ciri-ciri cerita pendek adalah sebagai
berikut:
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

1. Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif (brevity, unity, and
intensity).

2. Unsur-unsur cerita pendeknya adalah adegan, toko, dan gerak (scena, character, and
action).

3. Bahasa cerita pendek harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incicive, suggestive,
and alert).

Dari ciri-ciri cerpen menurut Morris di atas, penulis dapat mengulas mengenai
ciri-ciri cerpen yaitu, pada cerpen memiliki cerita yang singkat, padu atau
berkesinambungan, dan intensif atau secara terus-menerus. Pada cerpen memiliki sebuah
adegan, tokoh dan gerak dari pada sebuah ceritanya tersebut. Dalam cerpen juga memiliki
bahasa yang tajam dan menarik perhatian para pembacanya. Hingga pembaca tertarik
membaca hingga selesai.

Jadi, dari beberapa pendapaat ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan ciri-ciri
cerpen yaitu:

1. Pada cerpen terdapat cerita yang benar-benar pendek;


2. Hal-hal yang disampaikan pengarang singkat dan padat;
3. Terdapat tokoh yang menjadi pelaku utama;
4. Mampu menciptakan kesan yang mendalam bagi pembaca.
5. Terdiri kurang dari 10.000 kata
6. Isi cerita berasal dari kehidupan sehari hari
7. Penokohan dalam cerpen sederhana
8. Bersifat fiktif
9. Habis dibaca sekali duduk
10. Penggunaan kata kata yang mudah dipahami

Selain mengetahui defenisi dan ciri umum sebuah cerpen, penting bagi kita
mengenal struktur di dalamnya. Secara garis besar struktur cerpen adalah sebagai berikut
(Depdiknas, 2014:17-19).
1. Tahapan abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah
teks cerita pendek bersifat opsional. Artinya sebuah teks cerpen bisa saja
tidak melalui tahapan ini.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

2. Tahapan orientasi merupakan struktur yang berisi pengenalan tokoh dan


latar cerita. Pengenalan tokoh berkaitan dengan pengenalan perlaku
(terutama pelaku utama) yang meliputi apa yang dialami. Pengenalan latar
berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam
cerpen. Latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan
meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan sarana
pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.

3. Komplikasi muncul diakibatkan oleh munculnya konflik. Pada tahap ini


ditandai dengan reaksi pelaku dalam cerpen terhadap konflik. tahapan
penjalinan konflik dimulai dari munculnya konflik, peningkatan konflik,
hingga konflik memuncak (klimaks).

4. Tahap evaluasi ditandai dengan adanya konflik yang mulai diarahkan pada
pemecahannya. Setelah konflik mencapai puncaknya tokoh (penulis) akan
mengupayakan solusi bagi pemecahan konflik sehingga mulai tampak
penyelesaiannya.

5. Resolusi adalah suatu keadaan di mana konflik terpecahkan dan


menemukan penyelesaiannya. Pada tahapan ini ditandai dengan upaya
pengarang yang mengungkakan solusi dari berbagai konflik yang dialami
tokoh.

6. Koda adalah bagian akhir sebuah cerita pendek yang diberikan oleh
pengarang yang menyuarakan pesan moral sebagai tanggapan terhadap
konflik yang terjadi. Ada juga yang menyebut koda dengan istilah
reorientasi. Koda merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik
oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan tahapan abstrak, koda
ini bersifat opsional.

E. Unsur-unsur dalam Cerpen


Cerita fiksi seperti cerpen dan novel dapat kita analisis dengan dua segi, yaitu unsur yang
meleklat paada tubuh karya sastra itu sendiri (unsur intrinsik) dan unsur yang ada di luar tubuh
sastra itu sendiri (unsur ekstrinsik). Unsur insur intrinsik sebuah cerita fiksi mencakup tema, latar,
cara bercerita, alur, penokohan, suasana, dan gaya bahasa. Sedangkan unsur ekstrinsik yaitu nilai-
nilai yang terdapat dalam cerita itu sendiri. 1. Unsur Intrinsik Cerpen
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

a. Tema
Tema adalah gagasan pertama atau pikiran pokok. Tema suatu karya imajinatif merupakan
sebuah pikiran yang akan ditemui oleh setiap pembaca karya sastra tersebut. Tema juga biasanya
merupakan komentar mengenai kehidupan atau orang-orang (H.G. Tarigan, 1982:160).

Dari pernyataan Tarigan di atas, penulis dapat mengulas mengenai pernyataan tentang
tema, yaitu tema merupakan sebuah karya imajinatif yang akan ditemui oleh pembaca dalam
membaca karya sastra, yang biasanya berupa komentar mengenai suatu kehidupan atau orang yang
menjadi tokohnya. Sedikit berbeda dengan pendapat menurut ahli sebagai berikut.

Menurut Sumardjo dan Saini K.M (1991:57), dalam cerpen yang berhasil, tema justru
tersamar dalam seluruh elemen. Pengarang memakai dialog para tokohnya, jalan pikirannya,
perasaan, kejadian, setting cerita utnuk mempertegas atau menyamarkan isi temanya. Pengarang
biasanya menyatakan tema secara senbunyi-sembunyi dalam suatu potongan dialogtokohnya atau
dalam suatu adegan cerita.

Dari pernyatan ahli di atas, penulis dapat mengulas pendapat tersebut bahwa, tema dalam
cerpen sengaja untuk disamarkan. Pengarang dapat menjelaskan tema hanya melalui dialog
tokohnya, jalan pikirannya, perasaan, kejadian, setting cerita untuk mempertegas atau
menyamarkan isi temanya.

Jadi, dari beberapa pendapat mengenai tema penulis dapat membuat kesimpulan mengenai
tema, yaitu tema merupakan suatu yang menjadi ide pokok dalam suatu cerita. Namun, tema tidak
dituliskan secara jelas dan terang-terangan, melainkan tema hanya bisa diketahui setelah pembaca
membaca keseluruhan isi ceritanya.

b. Latar/setting
Latar atau setting adalah tempat dan waktu serta keadaan yang menimbulkan suatu
peristiwa dalam sebuah cerita. Sebuah cerita itu harus jelas di mana berlangsungnya dan kapan
peristiwa itu terjadi. Guna untuk memperjelas jalan cerita.
1) Latar Tempat
Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin
berupa tempat-tempat dengan nama tertentu.

2) Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan "kapan" terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

3) Latar suasana
Latar suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang
timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena
berlangsung dalam suasana tertentu.

Dari pernyataan di atas, penulis dapat mengulas, bahwa latar atau setting meupakan tempat
dan waktu serta keadaan yang ada dalam sebuah cerita. Dengan adanya latar atau setting akan
mempermudah pembaca memahami cerita tersebut. Sedangkan latar atau setting menurut pendapat
ahli lain adalah sebagai berikut.

Saat membicarakan latar, perlu diketahui bahwa latar dapat dibedakan atas dua bagian, latar
sosial dan latar fisik. Latar sosial dapat dinyatakan meliputi penggambaran, cara hidup, bahasa,
dan lain-lain yang melatari peristiwa-peristiwa tersebut.dan latar fisik merupakan ltempat di dalam
wujud fisiknya, seperti bangunan daerah dan sebagainya (Hudson dalam Sudjiman, 1991:44).

Dari pendapat di atas dapat diulas, bahwa latar hanya dibedakan menjaadi dua macam yaitu
latar sosial dan latar fisik. Dalam di dalam kedua letar tersebut terbagi lagi menjadi beberapa latar.
Di antaranya meliputi penggambaran, cara hidup, dll. c. Alur atau Plot

Alur atau plot adalah susunan peristiwa-peristiwa yang telah membentuk sebuah cerita.
Alur cerita sangatlah penting bagi sebuah cerpen dan merupakan sebuah kerangka karangan.
Secara sederhana plot terdiri atas tiga tahap yaitu thap perkenalan, tahap pertikaian dan tahap
penyelesaian.

Menurut O. Setiawan Djuharie dan Suherli (2005:64), alur yang terdapaat dalam cerpen
atau fiksi ialah sebagai berikut: ·

 Alur maju, adalah jalan cerita yang mengungkapkan peristiwa dari awal hungga akhir secara
berurutan. ·

 Alur mundur, adalah jalan cerita dari bagian akhir peristiwa kebagian awalnya.
 Alur keras, adalah jalan cerita pada akhir dari akhir bagian peristiwa mengejutkan pembacanya
atau melenceng dari tebakan pembaca.

 Alur lembut, adalah alur cerita yang pada begian akhirnya mengecoh pembaca secara
perlahan.

 Alur terbuka, adalah jalan cerita yang menuntut pembaca untuk mengembangkan atau
meneruskan cerita berikutnya.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

 Alur tertutup, adalah jalan cerita yang tidak menuntut pembaca untuk tidak melanjutkan dalam
cerita yang dikisahkan oleh pengarang.

Dari pendapat pakar mengenai macam-macam alur di atar, penulis dapat mngulas
pendapatnya mengenai hal tersebut, bahwa alur yang ada dalam cerpen atau cerita fiksi ialah ada
enam macam, yaitu alur maju, alur mundur, alur keras, alur lembut, alur terbuka, dan alur tertutup.

Namun yang lebih terkenal dan lebih dipakai oleh kebanyakan orang, tentang alur ini hanya
dua bentuk alur yaitu alur maju dan alur mundur. Juga tidak sedikit pula ada yang mengatakan
selain dua bentuk tersebut, yang ketiganya adalah alur campuran atau alur yang di dalamnya
terdapat dua bentuk yaitu alur maju dan alur mundur.

Alur dalm cerpen meliputi hal-hal berikut:


• Pengantar: bagian cerita berupa lukisan, waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal
cerita.

• Penampilan masalah: bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku cerita.
• Puncak ketegangan/ klimaks: masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah
memuncak.

• Ketegangan menurun/ antiklimaks: masalah telah berangsur – angsur dapat diatasi dan
kekhawatiran mulai hilang.

• Penyelesaian/ resolusi: masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.


Dari alur dalam cerpen di atas, dapat diulas bahwa dalam alur meliputi adanya pengantar
atau perkenalan para tokoh yang ada dalam cerita, mulai munculnya suatu masalah yang dihadapi
oleh pelaku dalam cerita, puncak dari masalah yang ada dalam cerita, dan adanya ketegangan atau
permasalahan yang mulai menurun serta adanya penyelesaian dalam permasalah yang di alami
oleh pelaku.
d. Sudut pandang
Sudut pandang terdiri dari dua macam yaitu:
1) Sudut pandang orang pertama yaitu pengarang memakai istilah aku dan saya dalam bercerita.

2) Sudut pandang orag ketiga, yaitu pengarang biasanya menggunakan istilah dia atau memakai
nama orang. Dalam hal ini pengarang seolah-olah menjadi dalang dalam ceritanya.

Dari kedua sudut pandang di atas, dapat diulas bahwa sudut pandang yang dipakai dalam
membuat karangan cerpen atau karya fiksi itu memakai sudut pandang orang pertama, yang
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

biasanya tampak seperti pengarang menjadikan pembaca sebagai tokoh yang ada di dalam
ceritanya, dan sudut pandang orang ketiga, dan pada sudut pandang tersebut tampak pula
pengarang sedang menceritakan seseorang kepada pembaca.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat ahli berikut yang mengemukakan mengenai sudut
pandang. Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya dalam cerita. Sudut pandang
dalam karya fiksi mempersoalkan siapa-siapa yang menceritakan atau dari posisi mana peristiwa
itu dilihat (Nurgiyanto, 1995:249).

Dari pendapat menurut Nurgiyanto di atas, dapat penulis ulas bahwa sudut pandang
merupakan suatu cara pengrang menempatkan dirinya dalam suatu cerita, yang juga merupakan
karya fiksi yang membahas maslah siapa yang menceritakan peristiwa tersebut. e. Penokohan dan
Karakteristik

Penokohan menurut Djuharie (2005:65), ialah para pelaku yang terlibat di dalam cerita.
Penokohan berhasil jika tokoh-tokoh yang diketengahkan jelas dan tidak menyulitkan pembaca
untuk mengingat karena terlalu banyak yang ditonjolkan. Selain jelas penokohan juga harus
menarik bagi pembaca.

Dari pengertian penokohan yang paparkan oleh Djuharie di atas, penulis dapat mengulas,
bahwa penokohan ialah semua pelaku yang ada di dalam cerita. Dalam pembentukan tokoh,
haruslah jelas dan tidak menyulitkan pembaca dalam memahami ceritanya. Maksudnya, dalam
pemaparan tokoh haruslah jelas, tokoh utama akan sering dibicarakan atau dipaparkan bagaimana
kehidupan dan pertikaian yang di alaminya. Namun, jika tokoh lain hanya disebut atau diceritakan
hanya sekilas, tidak terus-terusan seperti tokoh utama, yang dibicarakan dari awal cerita hingga
berakhirnya cerita.
Aminudin (2009:79) berpendapat bahwa tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa
dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Berdasarkan pendapat di
atas dapat diulas bahwa tokoh adalah individu rekaan pengarang yang bersifat fiktif yang
mengemban peristiwa dalam cerita. Sehubungan dengan hal itu, dalam menulis cerita pendek tokoh
merupakan unsur yang penting karena tanpa adanya tokoh tidak akan terjalin sebuah cerita.

Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwa tokoh atau penokohan adalah individu yang
merupakan rekaan pengarang yang bersifat fiktif atau tidak dijamin ada dan keberadaannya.

Jenis-jenis tokoh adalah sebagai berikut:


PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

1) Tokoh protagonis: mendukung cerita


2) Tokoh antagonis: penentang cerita
3) Tokoh tritagonis: tokoh pembantu, baik protagonis/ antagonis.
Dari jenis-jenis tokoh di atas, dapat diulas bahwa dalam penokohan suatu cerita pendek
terdapat tokoh ptotagonis sebagai tokoh utama atau tokoh putih, tokoh antagonis sebagai tokoh
penentang atau sering disebut dengan tokoh hitam, dan ada pula tokoh tritagonis sebagai tokoh
pembantu dari tokoh hitam atau tokoh putih.

Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin (watak,
karakter). Dan sifat tokoh ini bisa diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya melalui:

 Tindakan, ucapan dan pikirannya


 Tempat tokoh tersebut berada
 Benda-benda di sekitar tokoh
 Kesan tokoh lain terhadap dirinya
 Deskripsi langsung secara naratif oleh pengarang.

Cara pengarang menampilkan perwatakan tokoh adalah sebagai berikut:

 Ciri-ciri fisik tokoh


 Percakapan antar pelaku
 Lingkungan sosial
 Gambar tempat tinggal tokoh
Dapat diulas mengenai cara pengarang menampilkan perwatakan tokoh, yaitu pengarang
memaparkan ciri-ciri fisik tokoh, atau dengan percakapan yang dilakukan oleh tokoh, atau juga
dalam lingkungan sosial. Serta pengarang juga dapat menjelaskan melalui pemaparan gambaran
tempat tinggal tokoh dan langsung pada sifat tokohnya.

Karakteristik menurut Djuharie (2005:65), ialah watak atau sikap setiap tokoh di dalam
karangan tersebut. Perwatakan ini dapat diungkapkan secara eksplisit oleh pengarang melalui
pendeskripsian setiap tokohnya, namun dapat juga diungkapkan secara implisit, melalui sikap
tokoh-tokohnya terhadap suatu konsep atau pandangan yang terdapat dalam suatu cerita. Sikap
tokohnya ditampilkan dalam dialog-dialog atau melaui tindakannya.

Dari pemaparan pakar di atas, dapat penulis ulas bahwa karakteristik ialah sikap atau
tingkah laku setiap tokoh yang terlibat di dalam cerita dan biasanya dinamakan sebagai perwatakan
tokoh. Dalam perwatakan ini, pengarang dapat menguraikan watak tokoh dengan cara implisit atau
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

eksplisit. Implisit yaitu pengarang tidak memaparkan watak tokoh secara jelas atau secara
langsung, melainkan dengan cara yang tersimpul dan halus. Sedangkan eksplisit yaitu pengarang
memaparkan watak tokohnya secara langsung, tegas dan tidak berbelit-belit.

Ada dua macam cara untuk memperkenalkan tokoh dan karakteristik tokoh dalam fiksi,
yaitu sebagai berikut:

a) Secara analitik (langsung)


Pengarang langsung memaparkan tentang watak atau karakter tokoh, pengarang menyebutkan
bahwa seorang tokoh keras hati, keras kepala, penyayang, dan sebagainya. b) Secara dramatik (tidak
langsung)

Penggambaran perwatakan yang tidak diceritakan langsung, tetapi disampaikan melalui;


pilihan nama tokoh, penggambaran fisik atau postur tubuh, cara berpakaian, tingkah laku tokoh,
keadaan lingkungannya, dialog tokohdengan dirinya atau dengan tokoh lainnya, dan pola pikir saat
menghadapi masalah.

Ditinjau dari cara dan hasil penggambarannya, ada empat macam perwatakan, yaitu sebagai
berikut:

 Perwatakan statis, yaitu pelukisan watak sang tokoh tetap tidak berubah-ubah dari awal sampai
akhir cerita.
 Perwatakan dinamis, yaitu watak snag tokoh berubah atau berkembang dari waktu ke waktu dan
dari tempat ke tempat sesuai dengan situasi yang dimasukinya.

 Perwatakan datar, yaitu watak sang tokoh disoroti hanya dari satu unsure atau satu dimensi saja.
 Perwatakan bulat, yaitu watak sang tokoh dilukiskan dari segala aspek dan meliputi semua dimensi,
yaitu dimensi fisiologis, psikologis, dan sosial seperti yang terdapat pada tokoh nyata dalam hidup
sehari-hari.

Keempat perwatakan di atas, dapat diulas bahwa macam-macam perwatakan itu terdiri dari

empat macam, yaitu perwatakan yang statis, dinamis, dan bulat. f. Gaya bahasa

Gaya bahasa menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang
mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh. Gaya bahasa yang cermat
dapat menciptakan suasana yang berterus terang atau satiris, simpatik, menjengkelkan atau
emosional. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

peperangan dan lain-lain. Bahasanya segar, komunikatif, mudah dipahami atau tidak berbelit-belit.
Seorang pengarang biasaya mempunyai gaya bahasa yang khas sehingga menghasilkan karyakarya
yang khas pula. Artinya, bagaimana cara seorang pengarang memilih tema, persoalan dan
menceritakanya dalam sebuah cerpen (Sudjiman dan Saini, 1991:92).

Dari pendapat ahli di atas dapat diulan, bahwa gaya bahasa merupakan cara pengarang
memaparkan suatu tema dalam cerita, yang dapat menghasilkan karya yang khas.

2. Unsur Ekstrinsik Cerpen


Unsur ekstrinsik cerpen merupakan unsur yang melatarbelakangi diluar cerita misalnya
yaitu yang berhubungan dengan Unsur-Unsur Kehidupan. Misalnya Unsur Sosial, dimana unsur
sosial melatar belakangi cerita tersebut dimana dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
misalnya kerjasama. Unsur-unsur tersebut bisa anda tuliskan setelah anda membaca cerita tersebut.
Tidak hanya unsur sosial tetapi ada juga unsur agama, atau yang melatar belakangi kehidupan
pengarang sehingga ia ceritakan lewat sebuah tulisan. Unsur ekstrinsik meliputi nilainilai
ekstrinsik dalam cerita yaitu (agama, budaya, sosial, moral). a. Nilai Agama
Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan/ajaran yang
bersumber dari agama tertentu. Sastra pada umumnya bertalian dengan religiusitas manusia dan
humanisme. Manusia alam dan religiusitas membentuk sistem kehidupan. Dalam teori klasik,
alamlah yang memberikan inspirasi menggerakkan hati dan tangan manusia dalam penciptaan
sesuatu seperti halnya menciptakan suatu karya yang bisa disebut karya sastra (Jarkasi, 2002:1).
Dari pengertian di atas dapat penulis ulas, bahwa nilai religius itu tidak pernah terlepas dari
manusia dan masyarakat yang membentuk seuatu kehidupan. Juga yang berisi inspirasi
menggerakkan hati dan tangan manusia utnuk menciptakan sesuatu jalan yang lebih baik. b. Nilai
Moral

Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak/perangai atau etika.
Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek.
Wujud moral dalam karya fiksi dapat berupa hal-hal berikut:

1) hubungan manusia dengan dirinya sendiri;


2) hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup social;
3) hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya; 4) hubungan manusia dengan
Tuhannya.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Pesan moral yang sampai kepada pembaca dapat ditafsirkan berbeda- beda oleh pembaca.
Hal ini berhubungan dengan cara pembaca mengapresiasi isi cerita. Pesan moral tersebut dapat
berupa cinta kasih, persahabatan,kesetiakawanan sosial, sampai rasa takjub kepada Tuhan. a. Nilai
Budaya

Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan kebiasaan/ tradisi/ adat-istiadat yang
berlaku pada suatu daerah. Dari pengertian di atas, penulis dapat mengulas bahwa nilai budaya itu
merupakan nilai kebiasaan, tradisi atau adat istiadat yang ada dalam suatu masyarakat. b. Nilai
Sosial

Nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan antara individu dalam
masyarakat. Latar belakang kehidupan pengarang dan situasi sosial ketika cerita itu diciptakan.
Dari pengertian di atas, penulis dapat mengulas bahwa nilai sosial adalah nilai-nilai yang
berhubungan dalam kehidupan bermasyarakat atau sebuah latar belakang pengarang ketika cerita
itu diciptakan.

c. Nilai Psikologi
Nilai psikologi adalah nilai yang berkaitan dengan perilaku tokoh dalam dalam berbagai situasi
dan kondisi dalam cerita. d. Nilai Didaktik

Suatu nilai pendidikan dalam cerita yang disajikan. Nilai-nilai itu tertuang dalam berbagai situasi
dan kondisi. Nilai pendidikan berkait erat dengan beberapa upaya-upaya mengantar seorang
pembaca kepada kecerdasan kedewasaan, tuntunan hidup ke arah yang lebih baik serta
peningkatan kualitas hidup baik material maupun spiriyual, juga menambah wawasan pengetahuan
dari ketidaktahuan menjadi tahu. e. Nilai Moral

Niali ini adalah nilai-nilai kebaikan di masyarakat. Suatu perilku baik yang disepakati seperti rasa
hormat, patuh terhadap peraturan, menhormati kesepakatan menghargai hal-hal yang bernilai
positif dalam masyarakat. f. Nilai Religius

Nilai yang membangun semangat ketuhanan, kepasrahan terhadap tuhan yang maha esa. Suatu
nilai yang dipercayai akan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

F. Pembagian Cerpen
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

1. Pembagian cerpen menurut jumlah kata


Berdasarkan jumlah katanya, cerpen dipatok sebagai karya sastra berbentuk prosa fiksi
dengan jumlah kata berkisar antara 750-10.000 kata. Berdasarkan jumlah katanya, cerpen dapat
dibedakan menjadi 3 tipe, yakni.

 Cerpen mini (flash), cerpen dengan jumlah kata antara 750-1.000 buah.
 Cerpen yang ideal, cerpen dengan jumlah kata antara 3.000-4000 buah.
 Cerpen panjang, cerpen yang jumlah katanya mencapai angka 10.000 buah. Cerpen jenis ini
banyak ditulis oleh cerpenis Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Eropa pada kurun waktu
1940-1960 (Pranoto, 2007:13-14).

Sedangkan menurut teknik mengarangnya, cerpen dibedakan atas:


1) Cerpen sempurna (well made short-story). Cerpen yang terfokus pada satu tema dengan plot
yang sangat jelas, dan ending yang mudah dipahami. Cerpen jenis ini pada umumnya bersifat
konvensional dan berdasar pada realitas (fakta). Cerpen jenis ini biasanya enak dibaca dan
mudah dipahami isinya. Pembaca awam bisa membacanya dalam tempo kurang dari satu jam.

2) Cerpen tak utuh (slice of life short-story). Cerpen yang tidak terfokus pada satu tema (temanya
terpencar-pencar), plot (alurnya) tidak terstruktur, dan kadang-kadang dibuat mengambang oleh
cerpenisnya. Cerpen jenis ini pada umumnya bersifat kontemporer, dan ditulis berdasarkan
ideide atau gagasan-gagasan yang orisinal, sehingga lazim disebut sebagai cerpen ide (cerpen
gagasan). Cerpen jenis ini sulit sekali dipahami oleh para pembaca awam sastra, harus dibaca
berulang kali baru dapat dipahami sebagaimana mestinya. Para pembaca awam sastra
menyebutnya cerpen kental atau cerpen berat.

G. Cara atau Langkah-langkah Membuat Cerpen


Berikut ini adalah tahap-tahap penulisan cerpen:
1. Menentukan tema cerpen. Tema merupakan permasalahan dasar yang menjadi pusat perhatian
dan akan diuraikan agar menjadi jelas. Tema sangat berkaitan dengan amanat/ pesan/ tujuan
yang hendak disampaikan kepada diri pembaca.

2. Mengumpulkan data-data. Mencari keterangan, informasi, dokumen yang terkait dengan


peristiwa/ pengalaman yang menjadi sumber inspirasi cerita.

3. Menentukan garis besar alur atau plot cerita. Secara bersamaan dengan tahap ini, menciptakan
tokoh dan menentukan latar cerita.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

4. Menetapkan titik pusat kisahan atau sudut pandang pengarang.


5. Mengembangkan garis besar cerita menjadi cerita utuh.
6. Memeriksa ejaan, diksi, dan unsur-unsur kebahsaan lain serta memperbaikinya jika terdapat
kekeliruan.

Dari hal-hal di atas, dapat diulas bahwa cara membuat cerpen adalah harus memenuhi
ketentuan yang ada, yaitu menentukan judul terlebih dahulu, ide yang dituangkan merupakan ide
kita sendiri,memiliki materi yang kuat untuk mendukung jalannya ceriya, terdapat opini,
perwatakan, membuat ending yang baik dan menarik sehingga pembaca tidak cepat lupa terhadap
yang telah dituliskn oleh pengarang. Dala membuat cerpen juga harus menuruti dan mematuhi
EYD yang berlaku.

Jadi, dari langkah-langkah membuat cerpen di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
dalam membuat cerpen adalah sebagai beriikut:
 Menentukan tema
 Membuat satu peristiwa penting
 Menentukan tokoh dan karakter tokoh
 Membuat ending yang baik
 Tidak terlepas dari aturan EYD

Contoh Cerpen
Teman Sejati
Hari ini aku kesal pada Debi. Ia berulangkali marah dan menotok notok kepalaku ke meja.
Padahal yang membuatnya marah bukan kesalahanku.

Debi kesal karena semenjak setengah jam yang lalu ia hanya bisa mengerjakan dua soal
saja dari sepuluh soal Matematika yang diberikan

Pak Guru.Sementara teman teman yang lain sudah mengerjakan sedikitnya enam
soal.“Makanya belajar ,Bi!” kataku sebal. Debi melotot ke arahku dan menggusal
gusalkan lagi kepalaku ke meja.“Kasar banget sih!” seruku.“Rasain!” hardik Debi.“Debi!!”
seru Pak Guru, “Kenapa sejak tadi tidak bisa tenang?” Debi menunduk.“Rasain!” balasku.
Debi menyurengkan matanya menatap kepalaku.Ia mulai menulis beberapa rumus di
kertas dan mencoba memecahkannya. Sayangnya, ia tetap saja tidak bisa.“Apa kata
mama,Rub…makanya jangan terlalu sering keluar main Bola!” kataku menasehati, ”Kamu
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

membiarkanku menunggumu di rumah menemanimu belajar, tapi kamu malahan enak


enakan main bola!!”

“Coba kalau kamu sadar kalau hari ini ujian, kan kemarin seharusnya kamu belajar
bersamaku!” keluhku lagi.“Padahal semalam aku kan belajar!” jawab Debi.“Iya, kamu
belajar, tapi cuma sebentar, karena kecapean bermain Bola!” sergahku.“Sekarang giliran
kamu nggak bisa mengerjakan soal, kamu marah marah ke semua, termasuk padaku!”

“Harusnya kamu bisa membagi waktu antara waktu bermain dan belajar..”kataku lagi
menasehati Debi.“Aduuh,gawat nih kalau jelek ulangan, Mama Papa pasti marah” keluh
Debi.“Udah deh, pasrah aja…memang salah kamu kok!Eeeh jangan coba coba nyontek
pada Beni!!” teriakku ketika Debi mencuri curi lihat pekerjaan Beni. Debi mencibir ketika
Beni menutupi kertas ulangannya. “Bagus,Ben!” seruku senang.“Ini pelajaran buat kamu
Bi,…lebih baik kamu banyak banyak bermain denganku. Lebih banyak manfaatnya!”
kataku.Bel isitahat pertama berbunyi. Semua bergegas mengumpulkan kertas ulangan
pada Pak guru.Debi meninggalkanku sambil berjalan loyo ke meja Pak guru.Beberapa
menit kemudian ia kembali ke tempat duduk. Kelihatannya Debi menyesal tidak belajar
dengan benar semalam, padahal soal soal yang diberikan Pak guru semuanya mirip
dengan yang di buku. Cuma angkanya saja yang berbeda.“Nggak bisa ya tadi,Bi?” Tanya
Beni kepadanya.Debi menggeleng.“Tenang Bi, kita akan harus banyak belajar
bareng..oke?”kataku .Debi menatapku lalu tersemyum sambil memasukan ku ke dalam
kotak pensilnya. Aku berjanji akan setia menemaninya belajar, karena aku adalah pensil
kesayangan Debi.

Identifikasi

1. Tema : Sosial
2. Sudut Pandang : Orang ke pertama. Tidak sebagai pelaku.
3. Alur ulangan : Maju. Karena menceritakan cerita dengan runtun, dari awal
selesai.

4. Penokohan
 Aku (Pensil) : Jail, Baik, Peduli, Setia
 Debi : Malas, Kasar, Baik
 Beni : Baik, Peduli
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

 Guru Matematika : Tegas


5. Penyelesaian : Happy Ending
6. Latar/Setting
 Tempat : Di Kelas
 Waktu : Pagi hari
 Suasana : Menegangkan
7. Amanat
 Harus bisa membagi waktu, mana waktu belajar dan bermain.
 Gunakan waktu sebaik mungkin, karena sebuah penyesalan hanya akan datang di akhir.

 Kita harus melakukan persiapan (belajar), sebelum menghadapi ulangan.

H. Simpulan
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah salah satu bentuk prosa naratif
fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi
yang lebih panjang, seperti novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses
mengandalkan teknik-teknik sastra, seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas
dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Sedangkan Menurut Sumardjo dan Saini cerpen
atau cerita pendek adalah cerita atau parasi fiktif yang dibuat relatif singkat atau pendek.

Cerpen memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


• Pada cerpen terdapat cerita yang benar-benar pendek;
• Hal-hal yang disampaikan pengarang singkat dan padat;
• Terdapat tokoh yang menjadi pelaku utama;
• Mampu menciptakan kesan yang mendalam bagi pembaca.

Cerpen memiliki unsur intrinsic dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsic cerpen adalah tema,
alur, sudut pandang, gaya bahasa, latar/ setting, dan penokohan/ karakteristik. Sedangkan unsur
ekstrinsik cerpen yaitu nilai agama, nilai moral, nilai social, dan nilai budaya.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

BAB XIII

DIKSI DAN GAYA BAHASA


A. Pendahuluan
Menulis adalah suatu bentuk komunikasi yang proses pemikirannya dimulai dengan
memikirkan gagasan yang akan disampaikan kepada pembaca. Menulis merupakan kegiatan yang
paling sering dilakukan karena semua kegiatan pasti memanfaatkan kegiatan menulis sebagai
sarana transfer informasi. Oleh karenanya, menulis merupakan salah satu alat penting dalam proses
belajar mengajar termasuk dalam bidang studi Bahasa Indonesia.

Pengajaran kemampuan berbahasa sering hanya ditekankan pada pengetahuan kebahasaan dan
kurang dilatih sehingga hasil karangan kurang baik terlihat dari banyak pilihan kata yang kurang
tepat, kalimat kurang efektif, sukar mengemukakan gagasan, karena kesulitan membuat kalimat,
kurang mampu mengembangkan ide secara teratur dan sistematis. Salah satu kajian menulis yang
dipelajari dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk dapat menulis dengan baik maka
diperlukan penguasaan diksi dan gaya bahasa secara baik pula. Dalam menulis berbahasa Indonesia
apalagi untuk menulis puisi, gaya bahasa dan pemilihan kata yang tepat justru menjadi hal yang
sangat penting.

B. Pengertian
Diksi biasa juga disebut pilihan kata. Ada tiga pengertian tentang pilihan kata atau diksi, yaitu
(1) pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan
suatu gagaasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan
ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam satu situasi; (2)
pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansanuansa makna dari
gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar; (3) pilihan kata yang tepat
dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diksi diartikan sbagai pilihan kata yang tepat dan
selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.
Kata merupakan alat penyalur gagasan, hal ini memiliki pengertian bahwa semakin banyak kata
yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula ide atau gagasan yang dikuasainya dan yang
sanggup diungkapkannya. Mereka yang menguasai banyak gagasan atau dengan kata lain mereka
yang luas kosa katanya dapat dengan mudah dan lancar mengadakan komunikasi dengan orang lain
baik secara lisan maupun tulis.

1. Ketepatan Pilihan Kata


Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-
gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar seperti apa yang dipikirkan atau
dirasakan penulis atau pembaca. Untuk mencapai ketepatan pilihan kata, halhal yang harus
diperhatikan antara lain:

a. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi


Dari dua kata yang mempunyai makna yang mirip satu sama lain harus ditetapkan kata mana
yang akan dipergunakan untuk mencapai maksud yang diinginkan.

b. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim


Penulis harus berhati-hati memilih kata dari sekian sinonim yang ada agar tidak timbul
interpretasi yang berlainan.

c. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya


d. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri
e. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang menggunakan
akhiran asing tersebut

f. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatik
g. Untuk menjamin ketepastian diksi, penulis atau pembicara harus membedakan kata umum
dan kata khusus. Kata khusus lebih tepat menggambarkan sesuatu daripada kata umum

h. Mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yang khusus


i. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal
j. Memperhatikan kelangsungan pilihan
2. Kesesuaian Pilihan Kata
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Kesesuaian pilihan kata mempersoalkan apakah pilihan kata yang digunakan tidak merusak
suasana atau menyinggung perasaan orang yang hadir. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar kata-kata yang digunakan tidak akan mengganggu suasana, dan tidak akan
menimbulkan ketegangan antara penulis dengan pembicara dengan para hadirin atau para
pembaca, antara lain:

a. Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur-unsur substandar dalam suatu situasi yang
formal.

Bahasa standar adalah semacam dialek kelas dan dapat dibatasi sebagai tutur dari mereka yang
mengenyam kehidupan ekonomis atau menduduki status sosial yang cukup dalam suatu
masyarakat.

b. Gunakan kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja.


c. Dalam situsi yang umum lebih baik dipergunakan kata-kata populer.
d. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
Jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka tidak akan banyak artinya bila dipakai
untuk suatu sasaran yang umum. Oleh karena itu dihindari sejauh mengkin unsur jargon dalam
sebuah tulisan umum.

e. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata asing.


f. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
Kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau pergaulan
orangorang yang terdidik.

g. Hindarilah ungkapan-ungkapan unsur (idiom yang mati).


Yang disebut idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa
yang umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis
atau secara gramatikal, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya

h. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artifisial.


Yang dimaksud bahasa artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni. Bahasa yang artifisial
tidak terkandung dalam kata yang digunakan, tetapi dalam pemakaiannya untuk menyatakan
suatu maksud.

C. Pengertian Gaya Bahasa


PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Gaya bahasa sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang khas dengan
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Gaya bahasa adalah cara khas
dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya
bahasa ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan makna
yang sebenarnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia gaya bahasa diartikan sebagai berikut :

1) Pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis;
2) Pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu;
3) Keseluruhan ciri-ciri ahasa sekelompok penulis sastra;
4) Cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis dan lisan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah cara dalam pengungkapan gagasan
pengarang yang digunakan dengan media bahasa agar menimbulkan keindahan yang akan
menunjukkan sikap dan kepribadian pengarang.

D. Ragam Gaya Bahasa


Gaya bahasa dibagi menjadi empat, yaitu:
1) Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata
Gaya bahasa ini membahas ketepatan dan kesesuaian dalam situasi-situasi tertentu. Kata yang
paling tepat untuk posisi dalam kalimat dan tepat tidaknya pemakaian kata tersebut dari lapisan
pemakai bahasa dalam masyarakat. Gaya bahasa ini meliputi gaya bahasa resmi, tidak resmi dan
percakapan.

2) Gaya bahasa berdasarkan nada yang terkandung dalam wacana


Gaya bahsa ini didasarkan pada sugesti yang dipancarkan dari rangkaian kata-kata yang terdapat
dalam sebuah wacana. Gaya bahasa ini meliputi gaya sederhana, mulia dan bertenaga, serta
menengah.

3) Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat


Struktur kalimat bersifat periodik, kendur, dan berimbang. Periodik apabila bagian yang
terpenting mendapatkan penekanan di akhir kalimat. Kendur apabila penekanan dilakukan di awal
kalimat. Berimbang apabila dua bagian kalimat atau lebih memiliki kedudukan sederajat. Gaya
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

bahasa berdasarkan struktur kalimat dibagi atas klimaks, antiklimaks, paralelisme, antitesis, dan
repetisi.

4) Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna


Gaya bahasa ini sering disebut “trope” yang berarti penyimpangan. Gaya berdasarkan makna
diukur dari langsung tidaknya makna yaitu acuan yang dipakai masih mempertahankan makna
denotasi atau sudah ada penyimpangan. Gaya bahasa ini dibagi menjadi dua yaitu gaya retoris dan
gaya kiasan.

c. Majas dan langgam bahasa

Majas diperoleh jika denotasi kata atau ungkapan dialihkan dan mencakupi juga denotasi
lainnya bersamaan dengan tautan pikiran lain. Majas mampu menghimbau indra pembaca karena
sering lebih konkret daripada ungkapan yang harfiah. Majas terbagi menjadi tiga jenis yaitu: majas
perbandingan, majas petentangan dan majas pertautan.

1) Majas perbandingan yaitu majas yang terbagi lagi atas perumpamaan, kiasan atau metafora, dan
penginsanan atau personifikasi.

 Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang hakikatnya berlainan dan yang dengan
sengaja kita anggap sama.

Contohnya : seperti gajah masuk kampong, sebagai mencari kutu dalam ijuk, ibarat pasang
masuk muara.

 Kiasan atau metafora adalah perbandingan yang implicit jadi tanpa kata seperti atau sebagai
diantara dua hal yang berbeda.

Contohnya : sumber ilmu, kuli diantara bangsa-bangsa, buah hati, mata jarum, anak emas.
 Penginsanan atau personifikasi adalah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insane kepada
barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak.

Contohnya : angin yang meraung, penelitian menuntut kecermatan, cinta itu buta.

2) Majas pertentangan yaitu majas yang terdiri dari hiperbola, litotes, dan ironi.
 Hiperbola adalaah ungkapan yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya terjadi.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Contohnya : sejuta kenangan indah, terkejut setengah mati, berhari-hari tidak mengejapkan
mata barang sesaat.

 Litotes adalah majas yang dalam pengungkapannya menyatakan sesuatu yang positif dengan
bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan.
Contohnya : hasilnya tidak mengecewakan, orang yang tidak bodoh, orang yang sama sekali
tidak bodoh.

 Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud berolokolok.

Contohnya : sudah pulang engkau, baru pukul dua malam; laporan mu yang terakhir waktu
lebaran tahun lalu, bukan?; bukan main bersihnya disini, dimana-mana ada sampah.

3) Majas pertautan yaitu majas yang terdiri dari metonomia, sinekdoke, kilatan dan eufemisme.
 Metonomia adalah pemakaian nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan barang atau hal
sebagai penggantinya.

Contohnya : (karya) Chairul Anwar dapat kita nikmati, Amir hanya mendapat (medali)
perunggu.

 Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhannya atau sebaliknya.

Contohnya : tiga atap (rumah), (kesebelasan) Jakarta lawan (kesebelasan) Medan.


 Kilatan adalah menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan
adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang dan pembaca dan adanya
kemampuan pada pembaca unyuk menangkap pengacuan itu.

Contohnya : apakah peristiwa Madiun itu akan terjadi lagi? tidak usah menjadi “sidik”
untuk membokar korupsi itu.

 Eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai penganti ungkapan yang dirasa kasar,
yang dianggap merugikan, atau yang tidak menyenangkan.

Contohnya : penyesuaian harga, kemungkinan kekurangan makan, membebastugakan.

Disamping konsep denotasi dan konotasi, konkret dan abstrak, umum dan khusus, serta majas,
masih ada pokok idiom. Karangan yang cermat, tepat, dan kuat dalam diksinya sebaiknya bersifat
idiomatik. Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan dari
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

arti unur-unsurnya. Seperti contohnya : panjang tangan, rendah hati, membanting tulang, berbesar
hati, buah tangan, buah hati.

Pemakaian idiom tidak terkena kaidah ekonomi bahasa yang sering dianjurkan kepada
wartawan dan penulis sehubungan dengan usaha penghematan kata dalam penulisan.
Sebagai penulis yang menggunakan bahasa yang kosakatanya berkembang terus, prakarsa
perorangan meluaskan kosakata harus dianjurkan. Pemekaran kosakata diperlukan untuk
memungkinkan pelambangan konsep dan gagasan kehidupan modern.

E. KESIMPULAN

Penulis karangan, sadar tidak sadar, berhadapan dengan permasalahan pemilihan kata.
Kadang-kadang komunikasi dapat juga dapat efektif dengan kosakata terbatas atau kurng tepat,
tetapi pengenalan jumlah kata yang terbataas berarti juga pembatasan sumber daya untuk
mengungkapkan diri dalam kehidupan berbahasa.

Diksi yang cermat dan kuat berkurang nilainya karena pemakaian ungkapan klise, yakni frasa
yang sudah terlalu sering digunakaan penulis yang tidak berdaya cipta dan yang malas berpikir.
Untuk mengkongkretkan dan menghidupkan karangan kita dapat menggunakan majas yang dalaam
buku pelajaran bahasa, secara salah kaprah disebut gaya bahasa.

Majas terbagi menjadi tiga bagian yaitu majas perbandingan. Majas pertentangan dan majas
pertautan.

Pemakaian idiom tidak terkena kaidah ekonomi bahasa yang sering dianjurkan kepada
wartawan dan penulis sehubungan dengan usaha penghematan kata dalam penulisan. Ekonomi
bahasa yang memang dapat menunjang diksi yang kuat, lebih banyak berhubungan dengan
kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan dan pemakaian kata.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Kamus Istilah:

alomorf alo.morf [n Ling] anggota morfem yg sama, yg variasi bentuknya disebabkan


pengaruh lingkungan yg dimasukinya (msl morfem ber- mempunyai alomorf ber-, be-, dan
bel-)

morf [n] (1) Ling fonem atau untaian fonem yg berasosiasi dng suatu makna; (2) anggota
morfem yg tidak dikaitkan dng distribusinya (spt i pd kata kenai)

kon.fiks
[n] afiks tunggal yg terjadi dr dua unsur yg terpisah (msl ke-...-an dl kemerdekaan)

ar·ti·fi·si·al/ a tidak alami; buatan.

Artikel Ling unsur yang dipakai untuk membatasi atau memodifikasi nomina, misalnya the dalam bahasa
Inggris;

Artikula (artikel); kata sandang.

Derivasi de·ri·va·si /dérivasi/ n Ling pengimbuhan afiks yg tidak bersifat infleksi pd bentuk dasar untuk
membentuk kata;

dwi.ling.ga [n] pengulangan seluruh bentuk dasar, msl tamu-tamu

dwi.pur.wa [n] pengulangan sebagian atau seluruh suku awal sebuah kata, msl tamu
menjadi tetamu, laki menjadi lelaki

Fleksi [n Ling] (1) perubahan bentuk kata sesuai dng perbedaan waktu, jenis kelamin,
jumlah, dsb, msl terdapat pd bahasa Inggris dan Jerman; (2) proses atau hasil penambahan
afiks pd dasar atau pd akar untuk membatasi makna gramatikalnya fleksibel flek.si.bel [a]
(1) lentur; mudah dibengkokkan; (2) luwes; mudah dan cepat menyesuaikan diri: orang yg
kurang -- sukar menyesuaikan diri dng lingkungan baru yg masih asing baginya
fleksibilitas flek.si.bi.li.tas [n] (1) kelenturan: senam semacam ini sangat diperlukan untuk
-- pinggang serta menguatkan otot pinggul; (2) penyesuaian diri secara mudah dan cepat;
keluwesan; ketidakcanggungan

Infleksi [n Ling] perubahan bentuk kata (dl bahasa fleksi) yg menunjukkan berbagai
hubungan gramatikal (spt deklinasi nomina, pronomina, adjektiva, dan konjugasi verba).
infleksibel in.flek.si.bel [a Ling] hanya mempunyai satu bentuk dan tidak dapat
memperoleh infleksi untuk menun-jukkan kasus, jenis, jumlah, dsb infleksif in.flek.sif [a]
bersifat infleksi.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Adjektiva [n Ling] kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan secara umum dapat
bergabung dng kata lebih dan sangat. adjektival ad.jek.ti.val [a Ling] (1) berfungsi sbg
adjektiva, tetapi tidak dapat berinfleksi spt adjektiva biasa; (2) bersifat atau berfungsi sbg
adjektiva, msl frasa --

Predikat [n] (1) Ling bagian kalimat yg menandai apa yg dikatakan oleh pembicara tt subjek;
sebutan (dl kalimat); (2) nama, gelar kehormatan, dsb (yg dikenakan pd); (3) jenjang
penilaian (dl ujian dsb) yg dinyatakan secara kualitatif: dia lulus dng -- sangat memuaskan.
predikatif pre.di.ka.tif [a] bersangkutan dng predikat; sbg predikat.

Subjek [n] (1) pokok pembicaraan; pokok bahasan; (2) Ling bagian klausa yg menandai
apa yg dikatakan oleh pembicara; pokok kalimat; (3) pelaku: dl pengkajian itu manusia
dapat berperan sbg -- di samping sbg objek pengkajian; (4) mata pelajaran: bahasa
Indonesia merupakan -- pokok di sekolah; (5) orang, tempat, atau benda yg diamati dl
rangka pembuntutan sbg sasaran. subjek gabungan frasa nominal yg terdiri atas lebih dr
satu nomina atau pronomina yg digabungkan dng konjungsi atau intonasi yg berfungsi sbg
subjek dl klausa subjek gramatikal subjek subjek logis nomina atau frasa nominal yg dl
klausa pasif, berfungsi sbg pelaku atau penyebab perbuatan; untuk membedakannya dr
subjek gramatikal subjek politik pemeran politik; -- psikologis topik suatu kalimat, msl
orang itu dl kalimat orang itu rumahnya jauh subjektif sub.jek.tif [a] mengenai atau
menurut pandangan (perasaan) sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau halnya: segala
sesuatu hendaklah dibahas secara objektif, jangan secara - subjektivisme sub.jek.ti.vis.me
[n] paham yg menganggap bahwa setiap ilmu itu bersifat subjektif.

fleksi /flek·si/ /fléksi/


1 n 1 perubahan bentuk kata sesuai dengan perbedaan waktu, jenis
Ling kelamin,
jumlah, dan sebagainya, misalnya terdapat pada bahasa Inggris dan Jerman; 2 proses atau hasil
penambahan afiks pada dasar atau pada akar untuk membatasi makna gramatikalnya

infleksi/in·flek·si/ /infléksi/ n Ling perubahan bentuk kata (dalam bahasa fleksi) yang menunjukkan
berbagai hubungan gramatikal (seperti deklinasi nomina, pronomina, adjektiva, dan konjugasi verba);
berinfleksi/ber·in·flek·si/ v mengalami proses infleksi interjéksi/ n Ling kata yang mengungkapkan
seruan perasaan

Kata sandang adalah jenis kata yang mendampingi kata benda atau yang membatasi makna jumlah
orang atau benda.

n Ling satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek
klau·sa/
dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat. -- aktif klausa yang subjeknya menjadi pelaku; -- bebas
klausa yang secara potensial dapat menjadi kalimat bebas; -- intransitif klausa yang predikat verbanya
tidak disertai objek, misalnya gaji sudah datang; -- pasif klausa yang subjeknya menjadi penderita; --
subordinatif klausa terikat; -- terikat klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal
mandiri, menjadi bagian klausa lain atau bagian dari kalimat majemuk bertingkat; -- transitif klausa yang
verbanya selalu disertai objek, misalnya mereka memilih perempuan; -- utama klausa bebas.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

klitik/ kli·tik/ n Ling bentuk yang terikat secara fonologis, tetapi berstatus kata karena dapat mengisi
pada gatra
tingkat frasa atau klausa, misalnya bentuk -nya dalam bukunya
kom·ple·men/ /komplemén/ n 1 sesuatu yang melengkapi atau menyempurnakan; 2 Ling kata atau frasa
yang secara gramatikal melengkapi kata atau frasa lain; pelengkap

Konjungsi 1 Ling kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan
antarkalimat; 2Astron pertemuan atau papasan semu antara dua benda angkasa atau lebih dalam derajat
rasi yang sama; -- koordinatif Ling konjungsi yang menggabungkan kata atau klausa yang berstatus
sama, misalnya dan, tetapi, atau; -- subordinatif Ling konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dan
induk kalimat atau menghubungkan bagian dari kalimat subordinatif.

konsésif/ a Ling (konjungsi atau klausa) yang menyatakan keadaan atau kondisi yang berlawanan dengan
sesuatu yang dinyatakan dalam klausa utama.

Korpus: kumpulan ujaran yg tertulis atau lisan yg digunakan untuk menyokong atau
menguji hipotesis tt struktur bahasa

morfém/ n Ling satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak
dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil;-- bebas morfem yang secara potensial dapat berdiri
sendiri dalam suatu bangun kalimat, misalnya saya, duduk, kursi; -- dasar morfem yang dapat diperluas
dengan dibubuhi afiks, misalnya juang dalam berjuang; -- dasar terikat morfem dasar yang hanya dapat
menjadi kata bila bergabung dengan afiks atau dengan morfem lain, misalnya juang, temu; -- gramatikal
morfem yang jumlahnya terbatas dan berfungsi sebagai penghubung di antara morfem leksikal; --
leksikal morfem yang jumlahnya tidak terbatas dan sangat produktif (mencakupi kata penuh dan afiks
derivatif); -- penyambung unsur yang diletakkan antara dua morfem lain;
-- segmental morfem yang terjadi dari fonem segmental; -- suprasegmental morfem yang terjadi dari
fonem suprasegmental; -- terbagi morfem yang realisasinya dalam bentuk morfem diantari oleh unsur
lain, seperti {ke -- an} dalam {keadaan}; -- terikat morfem yang tidak mempunyai potensi untuk berdiri
sendiri dan yang se-lalu terikat dengan morfem lain untuk membentuk ujaran, misalnya ber-, meng-,
kan; -- unik morfem yang hanya mampu berkombinasi dengan satu satuan tertentu (misalnya morfem
gulita, petas, dan siur pada kombinasi gelap gulita, beras petas, dan simpang siur)
Morfologi n 1 Ling cabang linguistik tentang morfem dan kombinasinya; 2 Bio ilmu pengetahuan tentang
bentuk luar dan susunan makhluk hidup; 3 Geo struktur luar dari batu-batuan dalam hubungan dengan
perkembangan ciri topografis.

Nomina [n Ling] kelas kata yg dl bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung
dng kata tidak, msl rumah adalah nomina krn tidak mungkin dikatakan tidak rumah, biasanya
dapat berfungsi sbg subjek atau objek dr klausa. nomina abstrak [Ling] nomina yg biasanya
berasal dr adjektiva atau verba, yg tidak menunjuk pd sebuah objek tetapi pd suatu kejadian
atau pd suatu abstraksi; -- atributif Ling nomina yg mewatasi nomina lain, msl hutan dl anjing
hutan nomina kolektif [Ling] nomina yg menunjukkan kelompok orang, benda, atau ide
nomina konkret [Ling] nomina yg menunjukkan benda berwujud; - predikatif Ling nomina
atau pronomina yg berfungsi sbg predikat, msl guru dl Simon menjadi guru, dan dia dl itu dia
nomina verbal [Ling] nomina yg fungsi dan maknanya berdekatan dng verba nominal
no.mi.nal [a] (1) hanya namanya: ia hanya secara -- sbg presiden, sedangkan yg menentukan
haluan politik adalah orang lain; (2) menurut yg tercatat atau apa yg tertulis saja: harga --;
nilai – [a Ling] bersangkutan dng nomina nominalisasi no.mi.na.li.sa.si [n Ling] (1) proses
membentuk nomina dr kelas kata yg lain dng menggunakan afiks tertentu; (2) proses atau
hasil membentuk satuan berkelas nominal dr kata, frasa, klausa, atau kalimat berkelas lain
nominalisme no.mi.na.lis.me [n] aliran filsafat yg mengajarkan bahwa pengertian umum
tidak mencerminkan aspek umum dan aspek yg mempunyai kesamaan tt eksistensi suatu
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

benda nominasi no.mi.na.si [n] (1) pengusulan atau pengangkatan sbg calon; pencalonan:
-- lurah akan diumumkan pd bulan depan; (2) yg dicalonkan: ia tak termasuk dl --nominatif
no.mi.na.tif [n Ling] (1) kasus yg menandai nomina atau yg sejenisnya sbg pokok kalimat
(subjek); (2) bentuk kata benda yg timbul sbg subjek; bagian kata benda dr suatu predikat
atau sbg keterangan pd bagian kalimat nominator no.mi.na.tor
[n] orang yg mencalonkan (mengunggulkan): ada yg berkelakar bahwa para -- itu justru
tidak berbicara apa-apa.

objék/ n 1 hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan; 2 Kim benda, hal, dan sebagainya
yang dijadikan sasaran untuk diteliti, diperhatikan, dan sebagainya: -- penelitian ini adalah tata kehidupan
suku terasing di Riau; 3 Lingnomina yang melengkapi verba transitif dalam klausa, misalnya teh manis
dalam kalimat Kiki minum teh manis; 4 hal atau benda yang menjadi sasaran usaha sambilan: berdagang
kain menjadi salah satu -- orang- orang di kota itu; 5 Fis titik atau himpunan yang bertindak sebagai
sumber cahaya bagi suatu lensa, cermin, atau bagi suatu sistem lensa;-- afektif objek langsung yang
dikenai oleh perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal, tetapi tidak merupakan hasil perbuatan itu
(berlainan dengan objek efektif); misalnya buku dalam mereka membaca buku, jalan dalam anak-anak
sedang menyeberang jalan; -- alam objek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan
kekayaan alam; -- budaya objek wisata yang daya tariknya bersumber pada objek kebudayaan, seperti
peninggalan sejarah, museum, atau atraksi kesenian; -- efektif Ling objek langsung yang ditimbulkan
sebagai hasil perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal, misalnya rumah dalammereka membayar
rumah, sumur dalam para pekerja menggali
sumur, nasi dalam ibunya menanak nasi; -- faktitif objek efektif; -- formal aspek atau sudut pandang
suatu ilmu dalam melihat objek ilmu dan sebagainya;
-- hukum Huk objek atau kepentingan yang dilindungi dalam hukum; -- hukum pajak pajak yang harus
dibayar oleh wajib pajak; -- langsung Ling nomina atau kelompok nominal yang melengkapi verba
transitif dalam frasa verbal dan yang sifatnya sangat erat dengan verba tersebut, dalam beberapa bahasa
tertentu ditandai dengan kasus akusatif, misalnya adik dalam kakak memukul adikadalah objek langsung;
-- material benda atau hal yang menjadi objek atau bidang ilmu;
-- pengenal objek yang menjadi tanda khas suatu ilmu atau cabang ilmu; -- preposisional Ling objek
yang didahului oleh preposisi yang dapat menjadi subjek dalam klausa pasif; -- primer Ling objek
langsung; -- sekunder Ling objek taklangsung; -- taklangsung Ling nomina atau kelompok nominal yang
menyertai verba transitif, dan merupakan bagian dari frasa verbal tersebut, misalnya kata Tuti dalam Ibu
membuatkan Tuti baju.
Partikel Ling kata yang biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan, mengandung makna
gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, termasuk di dalamnya artikel, preposisi, konjungsi, dan
interjeksi; -- ingkar bentuk yang dipakai untuk mengubah klausa menjadi klausa ingkar, misalnya bunyi
tak; -- penegas bentuk untuk mengungkapkan penegasan, misalnya lah dalam bahasa
Indonesia; -- tanya bentuk yang dipakai untuk menandai kalimat tanya (misalnya, kah, tah dalam bahasa
Indonesia) partitif/par·ti·tif/ a menunjukkan bagian dari suatu

keseluruhan

Simulfiks: afiks yang tidak berbentuk suku kata dan yang ditambahkan atau dileburkan pada dasar;
misalnya {n} pada ngopi (pangkalnya kopi)

sir·kum·fiks/ n Ling sirkumfiks/


konfiks
treatment {kata benda} 1. pengolahan ·penanggulangan. 2. Menuju proses yang lebih baik

Verba [n Ling] kata yg menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan; kata kerja. verba
atelis verba yg menggambarkan perbuatan yg tidak tuntas verba bantu kata yg dipakai
untuk menerangkan verba dl frasa verbal, biasanya untuk menandai modus, kala, atau aspek
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

verba defektif verba yg tidak mempunyai semua bentuk konjugasi verba desideratif verba
yg menyatakan keinginan untuk melaksanakan perbuatan verba ekuatif kopula verba faktif
lihat faktif verba finit bentuk verba yg dibatasi oleh kala dan dl beberapa bahasa
menunjukkan kesesuaian dng persona dan jumlah verba frekuentatif bentuk verba yg
menyatakan kebiasaan atau perbuatan berulang dl bahasa Rusia verba impersonal verba
yg hanya dipakai dl persona ketiga singularis dan tidak bersangkutan dng nomina tertentu
verba instrumentatif verba yg menunjukkan alat perbuatan di dl maknanya verba
intransitif verba yg tidak menggunakan objek verba kausatif verba yg berarti
menyebabkan atau menjadikan sebab verba komposit verba yg terdiri atas dua bagian yg
dl struktur kalimat dipisahkan oleh objek dr verba itu verba modal verba bantu yg digunakan
untuk menyatakan modus spt optatif, obligatif verba performatif verba dl kalimat dng kala
kini dng "saya" sbg subjek dng atau tanpa "Anda" sbg objek taklangsung, yg secara langsung
menyatakan pertuturan yg dibuat pembicara pd waktu mengujarkan kalimat verba personal
verba yg dipakai dl ketiga persona verba refleksif verba yg digunakan bersama dng
pronomina refleksif verba resiprokal verba yg maknanya bersangkutan dng perbuatan
timbal balik; -- statif verba yg tidak dapat disertai kata bantu sedang verba takteratur verba
yg berubah vokal akarnya untuk mengubah kala dan bukannya dng menambah sufiks inflektif
verba telis verba yg menggambarkan perbuatan yg tuntas, msl verba menebang pohon yg
berbeda dng sedang menebang dl kalimat Mereka sedang menebang pohon yg merupakan
verba jenis ini verba teratur verba yg dikonjugasikan dng sufiks inflektif menurut paradigma
kelasnya dl suatu bahasa verba transitif verba yg memiliki objek verba utama bentuk verba
yg mengungkapkan makna 'perbuatan' (dipertentangkan dng verba bantu) verbal ver.bal [a]
(1) secara lisan (bukan tertulis): bahasa asing itu dirasakan dapat membantu pengungkapan
manusia secara -- dng lebih teliti; (2) bersifat khayalan: jangan memberi pelajaran yg bersifat
--; (3) Ling bersifat verba verbalisan ver.ba.li.san
[n] orang (penyidik) yg melakukan proses verbal (penyidikan) verbalisasi ver.ba.li.sa.si [n]
(1) penjelasan (pengungkapan) sesuatu dng kata-kata: penyelidik harus dapat memberikan
-- gagasannya sehingga dapat dipahami orang lain; 2 a pengubahan kata atau frasa menjadi
verba dng derivasi yg sesuai, msl dng menambahkan prefiks meng- dl mengajak, mengekor,
dsb; b pengungkapan dng bahasa verbalisme ver.bal.is.me [n Dik] ajaran (pandangan) dl
dunia pendidikan (pengajaran) yg mendidik anak untuk banyak menghafal: sifat -- sejauh
mungkin dihindari dng jalan menanamkan sifat kritis pd anak-anak verbalistis ver.ba.lis.tis
[a Dik] bersifat verbalisme; bersifat hafalan: kata-kata itu dipakai secara -- saja tanpa
diketahui maknanya yg jelas verbatim ver.ba.tim [a] kata demi kata; menurut apa yg
tertuang dl tulisan.

DAFTAR PUSTAKA
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Agni, Binar. 2009. Sastra Indonesia Lengkap. Jakarta: Hi-Fest Publishing.

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1990. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Airlangga.

Alek, A. dkk. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Perdana Media
Group.

Arifin, Zaenal E. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akedemika Pressindo.

Ayunande, Gusti. 2010. http://gustiayumade.wordpress.com/2010/10/16/perbedaan-topik-


juduldan-tema/

Aziz, Sholechul. 2013. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Kunci Komunikasi. Jawa Tengah.

Bagas. 2007. http://bagas.wordpress.com/2007/09/05/kalimat-aktif-dan-pasif/

Bagas. 2007. http://bagas.wordpress.com/2007/09/14/kalimat-langsung-dan-tak-lansung/ Chaer,

Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chandra, Ardiwasila. 2014. http://ardiwasilachandra.blogspot.com/2014/04/pengertian-unsurciri-


drama.html

Darisman M., Dkk. Ayo BelajarBerbahasa Indonesia 5A. Yudhistira. Jakarta 2004.

Dedi. 2012. http://dedi26.blogspot.com/2012/06/pengertian-strategi-pembelajaran.html

Depdikbud. 2014. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Depdiknas Djuri,

O. Setawan. 2005. Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung.

Dwipayana, Gatot, dkk. Inti sari Bahasa Indonesia:Graha Cipta : . 2002


Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media Presinfo.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Hams, Risna. 2010. http://risnahamsa.blogspot.com/2010/10/bagian-bagian-surat-resmi.html

Ibrahim, Nini. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: UHAMKA PRESS.

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Flores : Nusa Indah.

Keraf, Goris. 2000. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Keraf,Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. ,Flores,NTT: Nusa Indah.

Lewis, Barbara. 2004. A.Character Building Untuk Remaja.Batam:Karisma Publishing Group.

Mahayana, Maman S. 2007. Ekstrinsikalitas Sastra Indonesia. Jakarta:PT. Raja Grafindo persada

Maulana, Firman. 2009. Gaya Bahasa (Majas). http://firman94.multiply.com.

Mulyoutomo, Isa M. 2011. Rapet Bahasa Indonesia. Jakarta: Limas.

Purwandari, Retno., dan Qoniah. 2012. Buku Pintar Bahasa Indonesia.Yogyakarta: Familia.

Muttaqillah, Ahmad. 2014. Bahasaku Bahasa Indonesia. Tangerang: Wafi Mediatama Nafiah,

A. Hadi. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang. Surabaya: Usaha Nasional.

Nini Ibrahim. 2011. Bahasa Indonesia . Jakarta: UHAMKA Press.

Priyatni, Endah Tri dan Titik Harsiati. 2013. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA.MA Kelas XI.
Jakarta: Bumi Aksara.

Rahayu, Minto. Bahasa indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta : grassindo. 2007

Rosyid, Abdul. 2009. http://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/29/unsur-unsur-intrinsik-


dalamprosa/ http://www.moondancefilmfestival.com/
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Rukmono, Suryanto, dkk. 2011. Sukses Semua Ulangan. Jakarta: PT. Wahyu Media.
Rusmiyanto,Wahono. 2004. Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta : Penerbit Ganeca Exact.

Rusyana, Yus, 1988. Bahasa dan sastra dalam Gamitan Pendidikan, Bandung: Diponegoro.

Sayuti. Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa. Yogyakarta: Gama Media.

Sigar, Edi.20003. Buku Pintar Indonesia. Jakarta:Penerbit Pustaka Delaprastasa.

Subagyo, Sugeng. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.

Sudrajat, Akhmad. 2008. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/19/model-


pembelajaraninovatif-2/.

Suherman. 2012. Kata Majemuk dan Contohnya. http://suhermanuhim.blogspot.co.id/

Sumanto Y. D . Gemar Matematika 6untuk SD/MI kelas VI, Jakarta: Pustaka Pembukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008

Sunarti. 2009.Bahasa Indonesia Ilmiah. Yogyakarta:Andi Offset.

Supriyadi,Drs,dkk. 1994. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta. Depdikbud.

Syahdan. 2012. http://syahdam.wordpress.com/2012/01/18/kata-umum-kata-khusus/ Tarigan,

Djago. 1981. Membina Keterampilan Menulis Paragraf . Bandung: Angasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Penerbit Angkasa.

Tasai, Amran, dkk. 2008. Cermat berbahasa indonesia . Jakarta: Akademika Pressindo.

Tim Limas. 2007. Adi Sekawan. EYD Plus. Jakarta: limas.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembimbingan dan Pengembangan Bahasa.2005. Kamus Besar
Bahasa Indonesia.Edisi ke-3 Cetakan ke-III. Jakarta: Balai Pustaka.
PBSI KELAS TINGGI Ahmad Muttaqillah

Turminarno, Utomo Suwarno. 2011. SERBU (Serba Seribu) Bahasa Indonesia. Jakarta: Limas.

Untoro, Joko , dan Tim Guru Indonesia. Target Nilai Rapor 10 (KupasHabisSemuaPelajaran) kelas VI
SD/MI. Wahyu Media. Jakarta, 2011.

Warie, Kusnadi Moh. 2012. Intisari Lengkap Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Indonesia Tera.

Yrama Widya. Adul, J. S. 1985. Bahasa Indonesia Baku. Jakarta: PT Gramedia.

Yusuf, Syamsuddin (2006). Bina Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai