Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang
dilimpahkan kepada kelompok sehingga makalah tentang “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN” ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun sebagai penyempurna tugas pada mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Makalah ini disusun juga sebagai bahan acuan dan tambahan pengetahuan kita tentang askep
lansia dengan gangguan sistem pencernaan.

Terimakasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing,yang telah memberikan kesempatan


kepada kami untuk memberikan pengetahuan kami kepada para pembacaa.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah tentang ASUHAN KEPERAWATAN PADA


LANSIA DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN ini masih jauh dari kata sempurna.
Karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak baik itu Ibu Dosen Pembimbing kami maupun
para pembaca sangat diharapkan demi lengkapnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi pembaca.

Terimakasih.

Jakarta, 20 Juni 2019

Kelompok

ii
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
BAB II ............................................................................................................................... 5
TINJAUAN TEORI .......................................................................................................... 5
A. Konsep Menua ....................................................................................................... 5
B. Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Sistem Endokrin Pada Lansia ......................... 5
C. Masalah-Masalah Dalam Perubahan Sistem Endokrin Pada Lansia ...................... 6
BAB III ........................................................................................................................... 11
ASUHAN KEPERAWATAN ......................................................................................... 11
BAB IV ........................................................................................................................... 17
PENUTUP ....................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 17
B. Saran ..................................................................................................................... 17
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut Constantinides
(1994, dalam Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono, 1999.
Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan
terhadap infeksi dan akan menuntut makin banyak distorsi metabolik dan
struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif yang akan menyebabkan
kita menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang dramatic.

2. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum:
Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan sistem endokrin.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Menua
a) Definisi
Menua didefinisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat
menjadi seorang yang rentan dengan berkurangnya sebagian besar cadangan
sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan
kematian.
Menua juga didefinisikan sebagai penurunan fungsi tubuh seiring waktu
yang terjadi pada sebagian besar makhluk hidup, ditandai kelemahan,
meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan,
hilangnya mobilitas dan ketangkasan serta perubahan fisiologis yang terkait
usia.
Definisi lansia menurut UU No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut WHO
2007, lansia mempunyai batasan usia, seperti berikut:
1) Usia pertengahan (middle age) : 45-59 tahun
2) Lanjut usia (elderly) : 60-74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) : 75-90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) : >90 tahun

B. Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Sistem Endokrin Pada Lansia


Perubahan Sistem Endokrin pada Lansia. Efek dan usia pada sistem
endokrin sedikit lebih sulit untuk mendeteksi dengan organ tubuh lain.
Walaupun demikian gangguan endokrin lebih banyak pada usia 40 tahun. Pada
wanita, produksi hormon meningkat dibanding dengan menopause. Dari pria dan
wanita, output anterior pituitary mengalami penurunan.

Umur yang relatif terjadi perubahan pada struktur dan fungsi dan
kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :

5
a) Kelenjar thiroid mengalami derajat yang sama dengan atropfi, fibrosis dan
nodularity.
b) Hormon thiroid mengalami level penurunan dan hypoparatiroidisme
biasanya sering pada orang dewasa.
c) Kelenjar adrenal kehilangan beberapa berat badan dan menjadi makin
buruk, fibrotik.
d) Pada bagian anterior, kelenjar pituitary mengalami penurunan ukuran dan
menjadi mati/fibrotik.

Dalam Stockslager (2007), perubahan fungsi sistem endokrin secara


khusus yaitu :
a) Penurunan kemampuan mentoleransi stress.
b) Konsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap naik lebih lama
dibandingkan orang yang lebih muda.
c) Penurunan kadar ekstrogen dan peningkatan kadar FSH selama menopouse,
yang menyebabkan trombosis dan osteoporosis.
d) Penurunan produksi progeteron.
e) Penurunan kadar aldosteron serum sebanyak 50%.
f) Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25%.

C. Masalah-Masalah Dalam Perubahan Sistem Endokrin Pada Lansia


Dalam Nugroho (1995), penyakit metabolik pada lanjut usia terutama
disebabkan oleh karena menurunnya produksi hormon dari kelenjar-kelenjar
hormon. Pria dan wanita pada akhir masa dewasa memasuki apa yang
dinamakan kimakterium; perubahan-perubahan dalam keseimbangan hormonal
yang menyebabkan berkurangnya kekurangan hormon seks. Menurunnya
produksi hormon ini antara lain terlihat pada wanita mendekati usia 50 tahun,
yang ditandai mulainya menstruasi yang tidak teratur sampai berhenti sama
sekali (menopouse), prosesnya merupakan proses ilmiah. Pada pria proses
tersebut biasanya terjadi secara lambat laun dan tidak disertai gejala-gejala
psikologis yang luar biasakecuali sedikit kemurungan dan rasa lesu serta
berkurangnya kemampuan seksualitasnya. Terdapat pula penurunan kadar
hormon testosteronnya.
Penyakit metabolik yang banyak dijumpai adalah diabetes melitus atau
kencing manis dan osteoporosis (berkurangnya zat kapur dan bahan-bahan
6
mineral sehingga tulang lebih mudah rapuh dan menipis). Diabetes melitus
sering dijumpai pada lanjut usia yang berumur 70 tahun keatas, akibatnya terjadi
degenerasi pembuluh darah dengan kompliksai pembuluh darah koroner,
perubahan pembuluh darah otak ini dapat menyebabkan stroke yang bisa
mengakibatkan kelumpuhan separuh badan.
Berikut perubahan dan penyakit pada sistem endokrin yang disebabkan
oleh proses penuaan, yaitu:
1) Menopouse
a. Konsep
Dalam Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono (1999), menopouse
adalah berhentinya haid. Menopouse menurut pengertian awam adalah
perubahan masa muda ke masa tua. Berhentinya haid sebagai akibat
tidak berfungsinya ovarium merupakan peristiwa dan bukan satu periode
waktu. Di Indonesia monepouse terjadi antara 49-50 tahun (Samil dan
Ichramsyah, 1991).
Periode mendahului menopouse ditandai oleh perubahan somatif
dan psikologik. Hal tersebut mencerminkan perubahan normal yang
terjadi di ovarium. Meskipun ada gejala atau keluhan, periode ini sering
dilupakan oleh pasien maupun dokter. Gejala yang paling sering terjadi
pada masa transisi pra-menopouse ini adalah haid yang tidak teratur.
Meskipun menopouse atau tidak lagi datang haid, terjadi setelah
terhentinya fungsi ovarium merupakan keadaan yang paling dapat
diidentifikasi, namun periode sebelum dan 10 tahun setelah menopouse
mempunyai arti klinis yang lebih penting. Menurut Hurd, periode transisi
ini biasanya berlangsung sampai periode pasca menopouse. Periode
pasca menopouse biasanya disertai dengan insidensi kondisi kelainan
yang erat hubungannya dengan usia lanjut. Karena hal tersebut,
pelayanan kesehatan ginekologik pada wanita pasca menopouse perlu
mengetahui tentang seluk beluk pengobatan pengganti hormon.

b. Gejala-Gejala yang sering timbul


Ada beberapa gejala yang timbul dengan menopouse pada lansia
(Nugroho, 1995), di antaranya :
 Gangguan pada haid: haid menjadi tidak teratur, kadang-kadang
terjadi perdarahan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.
7
 Gelombang rasa panas (Hot Flush). Kadang-kadang timbul rasa
panas pada muka, leher dan dada bagian atas, disusul dengan
keluarnya keringat yang banyak. Peasaan panas ini bisa berlangsung
beberapa detik saja, namun bisa berlangsung sampai 1 jam.
 Rasa lelah hebat (Fatigue).
 Rasa gatal-gatal pada genitalia disebabkan kulit yang menjadi kering
dam keriput.
 Sakit-sakit bisa dirasakan seluruh badan atau pada bagian tubuh
tersebut.
 Pusing atau sakit kepala. Keluhan ini bisa disebabkan oleh banyak
hal, misalnya karena meningginya tekanan darah, adanya gangguan
penglihatan atau bisa juga oleh adanya stres mental.
 Insomnia atau keluhan susah tidur, hal ini bisa disebabkan oleh
penyebab fisik maupun psikis.
 Palpitasi dan perubahan gerak seksual. Hal ini disebabkan oleh
pengaruh hormonal maupun pengaruh psikis. Gejala-gejala jiwa
yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai yang berat.
Keluhan yang sering timbul adalah adanya rasa takut, tegang gelisah,
lekas marah, mudah gugup, sukar berkonsentrasi, lekas lupa, dan
susah tidur. Adanya wanita yang mengalami monepouse
manfsirkannya sebagai kehilangan fungsinya sebagai wanita, karena
ia tidak bisa hamil dan mendapatkan anak lagi. Di lain pihak ada
yang menafsirkan sebagai akan terhentinya kehidupan seksualnya,
hal ini adalah keliru sekali. Selain dari pada itu ada yang
berpendapat bahwa kegiatan seksual itu kurang pantas dilakukan
bagi mereka yang sudah tua, maskipun dorongan ke arah itu tetap
ada. Dengan demikian dapat terlihat bahwa kerisauan menghadapi
masa tua seringkali juga menyangkut kahidupan seksual.
2) Andropouse
a. Konsep
Dalam Baziad (2003), pada laki-laki tua, testis masih berfungsi
memproduksi sperma dan hormon testosteron meskipun jumlahnya tidak
sebanyak usia muda. Pada wanita produksi estrogen berhenti mendadak,
sedangkan pada laki-laki dengan meningkatnya usia produksi testosteron

8
turun perlahan-lahan, sehingga membuat definisi andropouse pada laki-
laki sedikit sulit. Kadar hormon testosteron sampai dengan usia 55-60
tahun relatif stabil dan baru setelah usia 60 tahun terjadi penurunan yang
berarti.
Meskipun kadar testosteron darah turun, keluhan tidak segera
muncul. Keluhan dapat muncul setelah beberapa tahun kemudian. Oleh
karena itu, para ahli berpendapat bahwa tidak ada hubungan langsung
antara keluhan dengan kadar hormon. Meskipun sudah lanjut usia, orang
laki-laki masih saja aktif baik secara fisik maupun seksual, bahakan tidak
jarang masih dapat mendapatkan keturunan.
b. Gejala
Dalam Baziad (2003), testosteron adalah hormon laki-laki yang
menjadikan laki-laki berfungsi menjadi seorang laki-laki.
Gejala klinis andropouse antara lain:
 Gejala vasomotorik, berupa gejolak panas, berkeringat, susah tidur,
gelisah, dan takut.
 Gejala yang berkaitan dengan aspek virilitas, berupa kurang tenaga,
berkurangnya massa otot, bulu-bulu rambut seksual berkurang,
penumpukan lemak di perut, dan osteoporosis.
 Gejala yang berhubungan dengan fungsi kognitif dan suasana hati,
berupa mudah lelah, menurunnya aktivitas tubuh, rendahnya
motivasi, berkurangnya ketajaman mental/intuisi, depresi hilangnya
rasa percaya diri dan menghargai dirinya sendiri.
 Gejala yang berhubungan dengan masalah seksual, berupa turunnya
libido, menurunnya aktivitas seksual, kualitas orgasme menurun,
berkurangnya kemampuan ereksi, dan berkurangnya volume
ejakulasi.
3) Diabetes Melitus
a. Konsep
Pada diabetes tipe 2 terdapat dua masalah utama yang
berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus
pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor
tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di
dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 disertai dengan
9
penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif
untuk menstimulasi pengambilan glukosa.
Seiring pertambahan usia, sel-sel tubuh menjadi lebih resistant
terhadap insulin, yang mengurangi kemampuan lansia untuk
memetabolisme glukosa. Selain itu, pelepasan insulin dari sel beta
pankreas berkurang dan melambat. Hasil dari kombinasi proses ini
adalah hiperglikemia. Pada lansia, konsentrasi glukosa yang mendadak
dapat meningkatkan dan lebih memperpanjang hiperglikemia. Diabetes
tipe 2 pada lansia disebabkan oleh sekresi insulin yang tidak normal,
resistansi terhadap kerja insulin pada jaringan target, dan kegagalan
glukoneogenesis hepatic. Penyebab utama hiperglikemia pada lansia
adalah peningkatan resistansi insulin pada jaringan perifer. Meskipun
jumlah reseptor insulin sebenarnya sedikit menurun seiring pertambahan
usia, resistansi dipercaya terjadi setelah insulin berikatan dengan reseptor
tersebut. Selain itu, sel-sel beta pulau Langerhans kurang sensitif
terhadap kadar glukosa yang tinggi, yang memperlambat produksi
glukosa di hati (http://aqies.wordpress.com, 2009).

b. Tanda dan Gejala


Beberapa tanda dan gejala yang timbul dengan adanya andropouse, yaitu
:
 Penurunan berat badan dan kelelahan.
 Kehilangan selera makan.
 Inkontinensia.
 Penurunan penglihatan.
 Konfusi atau derajat delirium.
 Konstipasi atau kembung abdomen.
 Retinopati atau pembentukan katarak.
 Perubahan kulit; penurunan nadi perifer, kulit dingin, penurunan
refleks, dan kemungkinan nyeri perifer atau kebas.
 Hipotensi ortostatik.

10
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakukan pada lansia dengan gangguan sistem
endokrin, sebagai berikut :
1) Health Perception - Health Management
a. Uraikan tentang status kesehatan secara keseluruhan.
b. Uraikan masalah-masalah endokrin yang didapatkan masalah (pituitary
thyroid), paratiroid, adrenal, pankreas, ovarium. testes). Bagaimana
masalah ini diatasi? Apakah dengan obat-obatan, pembedahan,
penggantian hormone, diet? Apa yang menentukan mengenai pengobatan
yang anda lakukan?
c. Apakah anda merokok/menghisap tobako? Jika ya, berapa banyak
perhari dan berapa lama?
d. Apakah anda sudah merasakan tinggi atau rendahnya kadar gula darah?
e. Apakah anda minum alkohol? Jika ya, berapa banyak dan jenis apa?
f. Uraikan bagaimana anda merawat kesehatan anda?
g. Kapan terakhir anda melakukan latihan fisik ?

2) Metabolik – Nutrisi
a. Uraikan kebiasaan diet anda..
b. Uraikan berapa banyak air yang diminum selama 24 jam.
c. Dapatkah anda mencatat bahwa anda merasa kehausan yang sangat dan
yang biasanya?
d. Apakah anda mengalami perubahan selera makan? Jika ya, uraikan!
e. Apakah anda mengalami perubahan berat badan? Jika ya, berapa
banyak? Berapa jarak periodenya?
f. Dapatkah anda mencatat perubahan-perubahan pada kebiasaan dalam
intoleransi antara panas atau dingin?
g. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menelan? Jelaskan!

11
3) Eliminasi
a. Uraikan kebiasaan pola berkemih selama peroide 24 jam. Apakah ada
perubahan? Jika ya, uraikan!
b. Dapatkah anda mencatat perubahan-perubahan terhadap warna dan bau
dari urine anda? Jika ya, uraikan!
c. Apakah anda sering terbangun pada malam hari untuk berkemih?
Seberapa seringkah?
d. Apakah anda pernah menderita batu ginjal? Jika ya, bagaimana cara
mengatasinya/pengobatannya?
e. Apakah anda pernah mengalami perubahan kebiasaan eliminasi?
Jelaskan!

4) Aktivitas – Latihan
a. Uraikan kebiasan aktivitas selama periode 24 jam.
b. Aktivitas apa yang biasa anda lakukan sehingga anda bernapas pendek
(seperti sesak) atau kelelahan? Jelaskan!
c. Apakah anda mengalami perubahan pada kebiasaan perawatan diri anda
berhubungan dengan masalah endokrin? Jika ya, uraikan!
d. Apakah tingkat energi mengalami peningkatan atau penurunan? Jika ya,
jelaskan!

5) Tidur – Istirahat
a. Apakah terjadi gangguan terhadap tidur malam?
b. Apakah anda merasa gugup atau tidak mampu istirahaf?

6) Kognitif – Persepsi
a. Apakah anda merasakan kelelahan, menarik diri atau bingung?
b. Dapatkah anda mencatat adanya suara parau atau perubahan terhadap
suara anda?
c. Dapatkah anda mencatat perubahan-perubahan terhadap perubahan
warna dan kondisi kulit anda, seperti warna kulit menjadi lebih gelap,
kulit menjadi kering, berminyak atau memar.
d. Apakah anda pernah mengalami palpitasi jantung (berdebar-debar)?
e. Apakah anda pernah mengalami nyeri abdominal?
12
f. Apakah anda. mengalami sakit kepala, hilang ingatan, perubahan sensasi
atau depresi?
g. Apakah anda pernah mengalami kekakuan otot atau sendi?

7) Konsep Diri
a. Bagaimana perasaan anda tentang masalah kesehatan ini?
b. Bagaimana perasaan anda setelah mendapati masalah ini terhadap diri
anda dan masa depan anda?
c. Bagaimana perasaan anda mengenai pengobatan untuk selama istirahat
dalam hidup anda?

8) Role - Relationship (Peran - Hubungan)


a. Apakah ada riwayat terhadap masalah tipe endokrin di dalam keluarga?
Jelaskan!
b. Bagaimana masalah kesehatan ini mempengaruhi kehidupan anda?
c. Setelah menerima masalah kesehatan ini apakah perubahan terhadap
peran dan tanggung jawab di dalam keluarga? Jelaskan!
d. Setelah mendapat masalah kesehatan ini apakah mempengaruhi
kemampuan anda untuk bekerja. Jelaskan!

9) Sexuality - Reproduktif (Seksual - Reproduksi)


a. Dapatkah anda mencatat perubahan terhadap aktivitas seksual? jelaskan!
b. Dapatkah anda mencatat perubahan dalam kemampuan dalam hubungan
seksual? Jelaskan!
c. Apakah anda mengalami perubahan pada periode menstruasi. Uraikan!
d. Apakah anda mengalami ketidakpuasan dan kesulitan mengontrol ereksi?
e. Pernahkah anda mengalami kesulitan pada awal kehamilan?
f. Pernahkah anda mengalami kesulitan menjadi seorang ayah ?
g. Berapa banyak anak yang anda miliki? Berapa berat yang dimiliki pada
saat lahir?

10) Koping – Stress


a. Apakah stress memperlihatkan adanya penambahan gejala terhadap
masalah endokrin? Bila ya, cara apa?

13
b. Apa atau siapa yang sangat membantu dalam koping terhadap masalah
kesehatan ini?
c. Uraikan apa yang biasanya anda lakukan untuk mengatasi stress!

11) Value - Belief (Keyakinan/Kepercayaan)


a. Apakah ada orang terdekat klien. praktisi atau aktifis yang membantu
memecahkan masalah kesehatan ini. Jelaskan!
b. Bagaimana anda merasa masa depan sangat dihargai selama hidup
dengan masalah kesehatan saat ini?

Beberapa variasi yang normal dibandingkan dengan yang tidak, dapat menjadi
bingung dengan penemuan abnormal pada endokrin adalah sebagai berikut :
1. Pikun, beberapa kecil coklat, flat macula dapal dilihat pada lengan dan dorsal
pada tangan.
2. Penebalan pada area pigmentasi, dapat dilihat pada wajah dan tangan.
3. Pertumbuhan rambut yang lambat.
4. Kuku semakin tebal, brittle, dan kuning.
5. Kulit wajah menjadi longgar dan tulang menjadi lebih menonjol.
6. Penurunan terhadap sensasi perabaan.
7. Penurunan refleks tendon.
8. Penurunan tinggi badan.

2. Diagnosa Keperawatan
1) Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan fungsi,
perubahan biopsikososial seksualitas.
2) Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas, takut, stres psikologis.
3) Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis proses penuaan.
4) Gangguan harga diri berhubungan dengan gangguan psikologis; malu, cemas.

3. Intervensi Keperawatan
Dalam Wilkinson (2006), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan dari
diagnosa keperawatan adalah :
1) Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan fungsi,
perubahan biopsikososial seksualitas.

14
Batasan karakteristik : Perubahan dalam penerimaan kepuasan seksual, perubahan
terhadap diri sendiri dan orang lain, ketidakmampuan untuk mencapai kepuasan
yang diharapkan.
Kriteria hasil : Menunjukkan adanya keinginan untuk mendiskusikan perubahan
pada fungsi seksusl, beradaptasi terhadap model pengungkapan seksual yang
berhubungan dengan usia dan perubahan fisik.
Intervensi :
a. Pantau adanya indikator resolusi dari disfungsi seksual.
b. Berikan informasi yang diperlukan untuk meningkatkan fungsi seksual
(misalnya konseling yang difokuskan pada bimbingan antisipatorik)
c. Diskusikan keadaan kesehatan terhadap seksualitas (misalnya efek samping
pengobatan; aspek normal penuaan)
d. Berikan informasi faktual tentang mitos seksual dan kesalahan informasi yang
pasien kemukakan.
e. Berikan konsultasi/rujukan pada anggota tim pelayanan kesehatan lainnya.
f. Rujuk pasien kepada ahli terapi seks.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas, takut, stres psikologis.


Batasan karakteristik : Terbangun dalam waktu yang lama, insomnia, terbangun
lebih awal, tidur tidak puas.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan perubahan dalam pola tidur/istirahat, Pasien
mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera atau segar.
Intervensi :
a. Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik (misalnya;
sering berkemih) atau faktor psikologis (misalnya ketakutan atau ansietas).
b. Berikan tempat tidur yang nyaman.
c. Tingkatkan kenyamanan waktu tidur misal: mandi air hangat, masase.
d. Hindari suara yang keras dan penggunaan lampu saat tidur malam, berikan
lingkungan yang tenang dan minimalkan gangguan.
e. Dukung penggunaan obat tidur.

4. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis proses


penuaan.
Batasan karakteristik : Kurang atau masalah memori, ketidak sesuaian kognitif,
bingung.
15
Kriteria hasil : Pasien mampu mempertahankan orientasi realita sehari-hari, pasien
mampu mengenali perubahan pola pemikiran dan tingkah laku.
Intervensi :
a. Kaji dan dokumentasikan orientasi pasien terhadap orang, tempat, waktu, dan
situasi.
b. Panggil klien dengan nama kesukaannya.
c. Berikan umpan balik positif dan penguatan untuk perilaku yang sesuai.
d. Berikan dukungan untuk pasien/keluarga saat periode disorientasi pasien.
e. Berikan obat antipsikotik dan antiasnsietas secara rutin dan jika diperlukan.

5. Gangguan harga diri berhubungan dengan gangguan psikologis; malu, cemas.


Batasan karakteristik : Malu, myangkal permasalahn yang nyata, kesulitan dalam
membuat keputusan, kurangnya kerja sama.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan masalah dan menunjukkan pemecahan masalah
yang sehat, pasien menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi terhadap
perubahan pada citra tubuh.
Intervensi :
a. Pantau pernyataan klien tentang penghargaan diri.
b. Berikan waktu untuk mendengar masalah dan ketakutan pasien.
c. Bantu klien untuk mengidentifikasi respons positif terhadap orang lain.
d. Hindari tindakan yang dapat melemahkan klien.
e. Berikan penghargaan atau pujian terhadap perkembangan klien dalam
pencapaian tujuan.
f. Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang dapat meningkatkan harga diri.

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta
memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut Constantinides (1994, dalam
Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono, 1999.
Menua juga didefinisikan sebagai penurunan fungsi tubuh seiring waktu
yang terjadi pada sebagian besar makhluk hidup, ditandai kelemahan,
meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan,
hilangnya mobilitas dan ketangkasan serta perubahan fisiologis yang terkait
usia.
Perubahan Sistem Endokrin pada Lansia. Efek dan usia pada sistem
endokrin sedikit lebih sulit untuk mendeteksi dengan organ tubuh lain.
Walaupun demikian gangguan endokrin lebih banyak pada usia 40 tahun. Pada
wanita, produksi hormon meningkat dibanding dengan menopause.
penyakit metabolik pada lanjut usia terutama disebabkan oleh karena
menurunnya produksi hormon dari kelenjar-kelenjar hormon. Pria dan wanita
pada akhir masa dewasa memasuki apa yang dinamakan kimakterium;
perubahan-perubahan dalam keseimbangan hormonal yang menyebabkan
berkurangnya kekurangan hormon seks.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dalam sistematika penulisan maupun dari isi makalah, oleh
karena itu untuk memperbaiki makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya
kami berharap saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dimasa yang
akan datang.

17
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/9181676/ASUHAN_KEPERAWATAN_LANSIA_DENGAN_PE
RUBAHAN_SISTEM_ENDOKRIN

http://eprints.undip.ac.id/44208/3/bab_II_Yulia_G2A009018.pdf

https://id.scribd.com/doc/33764525/Perubahan-Sistem-Endokrin-Pada-Lansia

18

Anda mungkin juga menyukai