Anda di halaman 1dari 9

1.

Presiden
Tugas Presiden :
Tugas Presiden adalah menjalankan pemerintahannya sesuai dgn UUD dan UU.
Adalah tugas Presiden juga untuk memastikan apakah jajaran pemerintahannya
temasuk kepolisian dan kejaksaan telah patuh kepada UUD dan UU itu.
Wewenang, dan hak Presiden antara lain:

 Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.


 Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara.
 Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian
persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.
 Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam
kegentingan yang memaksa).
 Menetapkan Peraturan Pemerintah.
 Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
 Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara
lain dengan persetujuan DPR.
 Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.
 Menyatakan keadaan bahaya.
 Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden
memperhatikan pertimbangan DPR. Menerima penempatan duta negara
lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
 Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung.
 Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
 Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur
dengan UU.
 Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
 Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial
dan disetujui DPR.
Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR,
dan Mahkamah Agung.
 Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan
persetujuan DPR.
 Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di
dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh menteri-
menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan sehari-hari.
2. WakilPresiden
Fungsi Wapres adalah :
Mendampingi Presiden jika presiden menjalankan tugas-tugas kenegaraan di
Negara lain atau juga presiden menyerahkan jabatan kepresidenan baik
pengunduran diri, atau halangan dalam menjalankan tugas seperti misalnya
mengalami kematian saat menjabat presiden.
Tugas Wakil Presiden :
a. Mendampingi sang presiden jika presiden menjalankan tugas-tugas
kenegaraan di negara lain.
b. Membantu dan/ atau mewakili tugas presiden di bidang kenegaraan dan
pemerintahan.

Wewenang Wakil Presiden :


a. Melaksanakan tugas teknis pemerintahan sehari-hari
b. Menyusun agenda kerja kabinet dan menetapkan fokus atau prioritas
kegiatan pemerintahan yang pelaksanaannya dipertanggung jawabkan
kepada presiden.
c. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Tugas, Wewenang, dan Hak MPR antara lain:

 Mengubah dan menetapkan (Undang-Undang Dasar Republik Indonesia


1945), (Undang-Undang Dasar).
 Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum.
 Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan (Mahkamah Konstitusi)
untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa jabatannya.
 Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya
dalam masa jabatannya.
 Memilih Wakil Presiden dari 2 calon yang diajukan Presiden apabila
terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya.
 Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara
bersamaan dalam masa jabatannya.
 Anggota MPR memiliki hak mengajukan usul perubahan pasal-pasal UUD,
menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan putusan, hak imunitas,
dan hak protokoler.
Perubahan (Amandemen) UUD 1945 membawa implikasi terhadap
kedudukan, tugas, dan wewenang MPR. MPR yang dahulu berkedudukan
sebagai lembaga tertinggi negara, pemegang dan pelaksanaan sepenuhnya
kedaulatan rakyat, kini MPR berkedudukan sebagai lembaga negara yang
setara dengan lembaga negara lainnya seperti Lembaga Kepresidenan,
DPR, DPD, BPK, MA, dan MK.
 MPR juga tidak lagi memiliki kewenangan untuk menetapkan GBHN.
Selain itu, MPR tidak lagi mengeluarkan Ketetapan MPR (TAP MPR),
kecuali yang berkenaan dengan menetapkan Wapres menjadi Presiden,
memilih Wapres apabila terjadi kekosongan Wapres, atau memilih
Presiden dan Wakil Presiden apabila Presiden dan Wakil Presiden
mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersama-sama. Hal ini
berimplikasi pada materi dan status hukum Ketetapan MPRS/MPR yang
telah dihasilkan sejak tahun 1960 sampai dengan tahun 2002. Saat ini
Ketetapan MPR (TAP MPR) tidak lagi menjadi bagian dari hierarkhi
Peraturan Perundang-undangan.

4. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


Tugas dan wewenang DPR antara lain:

 Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk


mendapat persetujuan bersama.
 Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang
 Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan
dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan.
 Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD.
 Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta
kebijakan pemerintah.
 Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan
pertimbangan DPD.
 Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas
pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan.
 Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan
pemberhentian anggota Komisi Yudisial.
 Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi
Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden.
 Memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya
kepada Presiden untuk ditetapkan.
 Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk mengangkat duta,
menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan
dalam pemberian amnesti dan abolisi.
 Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang,
membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
 Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat.
 Anggota DPR memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan
pendapat. Anggota DPR juga memiliki hak mengajukan RUU,
mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, membela diri,
hak imunitas, serta hak protokoler.Menurut Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2003 tentang Susduk MPR, DPR, DPD, dan DPRD, dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, DPR berhak meminta pejabat
negara, pejabat pemerintah, badan hukum, atau warga masyarakat untuk
memberikan keterangan. Jika permintaan ini tidak dipatuhi, maka dapat
dikenakan panggilan paksa (sesuai dengan peraturan perundang-undangan).
Jika panggilan paksa ini tidak dipenuhi tanpa alasan yang sah, yang
bersangkutan dapat disandera paling lama 15 hari (sesuai dengan peraturan
perundang-undangan).

5. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


DPD memiliki fungsi: Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan
pertimbangan yang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu, Pengawasan atas
pelaksanaan Undang-Undang tertentu.
Tugas dan wewenang DPD antara lain:

 Mengajukan kepada DPR Rancangan Undang-Undang yang berkaitan


dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam,
dan sumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah. DPR kemudian mengundang
DPD untuk membahas RUU tersebut.
 Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan RUU yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
 Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota Badan
Pemeriksa Keuangan.
 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai
otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah,
hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber
daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.
 Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari BPK untuk dijadikan
bahan membuat pertimbangan bagi DPR tentang RUU yang berkaitan
dengan APBN.
 Anggota DPD juga memiliki hak menyampaikan usul dan pendapat,
membela diri, hak imunitas, serta hak protokoler.

6. Mahkamah Agung (MA)


Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara.
Fungsi dan Tugas Mahkamah Agung :

1) Fungsi Peradilan
a. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan
pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum
melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan
undang-undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat dan
benar.

b. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang


memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir
- semua sengketa tentang kewenangan mengadili.
- permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33 dan 34 Undang-undang Mahkamah
Agung No. 14 Tahun 1985)
- semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh
kapal perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku (Pasal 33
dan Pasal 78 Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985)

c. Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu wewenang
menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang
tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan
dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang
Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).

2. Fungsi Pengawasan
a. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya
peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang
dilakukan Pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar
dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan,
tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara
(Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-undang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14
Tahun 1970).

b. Mahkamah Agunbg juga melakukan pengawasan :


- terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan
Pejabat Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas pokok Kekuasaan Kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa,
mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan
meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan
serta memberi peringatan, teguran dan petunjuk yang diperlukan tanpa
mengurangi kebebasan Hakim (Pasal 32 Undang-undang Mahkamah Agung
Nomor 14 Tahun 1985).

- Terhadap Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang menyangkut peradilan


(Pasal 36 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).

3. Fungsi Mengatur
a. Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi
kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup
diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk
mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79
Undang-undang No.14 Tahun 1985).

b. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap


perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang.

4. Fungsi Nasehat
a. Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-
pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain (Pasal 37
Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985). Mahkamah Agung
memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka
pemberian atau penolakan grasi (Pasal 35 Undang-undang Mahkamah Agung
No.14 Tahun 1985). Selanjutnya Perubahan Pertama Undang-undang Dasar
Negara RI Tahun 1945 Pasal 14 Ayat (1), Mahkamah Agung diberikan
kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku Kepala
Negara selain grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam memberikan
pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat ini belum ada peraturan
perundang-undangan yang mengatur pelaksanaannya.

b. Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi petunjuk


kepada pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam rangka pelaksanaan
ketentuan Pasal 25 Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. (Pasal 38 Undang-undang No.14 Tahun
1985 tentang Mahkamah Agung).

5. Fungsi Administratif
a. Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer
dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat (1)
Undang-undang No.14 Tahun 1970 secara organisatoris, administrative dan
finansial sampai saat ini masih berada dibawah Departemen yang bersangkutan,
walaupun menurut Pasal 11 (1) Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah
dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah Agung.

b. Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab, susunan


organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-undang No. 35 Tahun
1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman).
6. Fungsi Lain-lain
Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2)
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 serta Pasal 38 Undang-undang Nomor 14
Tahun 1985, Mahkamah Agung dapat diserahi tugas dan kewenangan lain
berdasarkan Undang-undang.
Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan wewenang MA adalah:
 Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya
yang diberikan oleh Undang-Undang.
 Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi.
 Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden member grasi dan
rehabilitasi.
 Pada Mahkamah Agung terdapat hakim agung (paling banyak 60 orang).
Hakim agung dapat berasal dari sistem karier (hakim), atau tidak
berdasarkan sistem karier dari kalangan profesi atau akademisi. Calon
hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan
Rakyat, untuk kemudian mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai
hakim agung.

7. Mahkamah Konstitusi (MK)


Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan wewenang MK adalah:

 Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya


bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang
Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai
politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum.
 Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut UUD 1945.
 Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 Hakim Konstitusi yang ditetapkan
oleh Presiden. Hakim Konstitusi diajukan masing-masing 3 orang oleh
Mahkamah Agung, 3 orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan 3 orang
oleh Presiden. Masa jabatan Hakim Konstitusi adalah 5 tahun, dan dapat
dipilih kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya.

8. Komisi Yudisial (KY)


Wewenang Komisi Yudisial :
Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim.
Tugas Komisi Yudisial :

 Mengusulkan Pengangkatan Hakim Agung, dengan tugas utama:

1. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung.


2. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung.
3. Menetapkan calon Hakim Agung dan,
4. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR.

 Menjaga dan Menegakkan Kehormatan, Keluhuran Martabat Serta


Perilaku Hakim, dengan tugas utama:

1. Menerima laporan pengaduan masyarakat tentang perilaku hakim,


2. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku hakim, dan
3. Membuat laporan hasil pemeriksaan berupa rekomendasi yang disampaikan
kepada Mahkamah Agung dan tindasannya disampaikan kepada Presiden dan
DPR.

9. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga negara Indonesia
yang memiliki wewenang memeriksa, pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
Tugas, wewenang, dan hak badan pemeriksa keuangan (BPK) adalah seperti
berikut ini :

 BPK meminta, memeriksa, meneliti pertanggungjawaban atas penguasaan


keuangan negara, serta mengusahakan keseragaman baik dalam tata cara
pemeriksaan dan pengawasan maupun dalam penatausahaan keuangan
negara.
 BPK mengadakan dan menetapkan tuntutan perbendaharaan dan tuntutan
ganti rugi.
 BPK melakukan penelitian, penganalisaan terhadap pelaksanaan peraturan
per-undangan di bidang keuangan.
 Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan
oleh Presiden. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada
DPR, DPD, dan DPRD (sesuai dengan kewenangannya).BPK mempunyai
9 orang anggota, dengan susunan 1 orang Ketua merangkap anggota, 1
orang Wakil Ketua merangkap anggota, serta 7 orang anggota. Anggota
BPK memegang jabatan selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih
kembali untuk satu kali masa jabatan.
TUGAS IPS
TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA NEGARA

Disusun oleh

Hammam Raihan Ghalib/ 08

SMP MUHAMMADIYAH 2 KEBUMEN


TAHUN 2017

Anda mungkin juga menyukai