Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No.

1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSBN 2460-1187, Online ISSBN 2503-281X

ANALISIS AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Aliwanto
Program Studi Bimbingan dan Konseling
IKIP PGRI Pontianak
e-mai:. oranecorby@gmail.com

Info Artikel Abstrak


Sejarah artikel Penelitian ini dilakukan pada siswa Sekolah Menengah Pertama
Diterima Maret 2017 Negeri 3 Tanah Pinoh Barat Kabupaten Melawi Tahun 2015. Penelitian
Disetujui Mei 2017 ini bertujuan untuk mendapatkan kejelasan informasi yang objektif
mengenai aktivitas belajar siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 3
Dipublikasikan Juni
Tanah Pinoh Barat Kabupaten Melawi. Metode yang digunakan dalam
2017
penelitian adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian survei.
Kata Kunci: Teknik pengumpul data yang digunakan adalah teknik komunikasi
Aktivitas Belajar langsung dan teknik komunikasi tidak langsung dengan alat
Siswa pengumpul data berupa panduan wawancara, dan angket. Populasi
Keywords: penelitian ini adalah 32 orang siswa. Hasil dari penelitian ini
Activity Learning, menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa Sekolah Menengah
Guidance Group Pertama Negeri 3 Tanah Pinoh Barat Kabupaten Melawi “Cukup
Baik”.
Abstract
This research was conducted at SMA Negeri 10 Pontianak in Academic Year
2015/2016. This research aims to improve the learning activity through group
counseling services to students of SMAN 10 Pontianak. The method used in
this research is descriptive method with a form of action research, guidance
and counseling. Data collection technique used was direct observation
techniques and techniques of indirect communication with a data collector in
the form of guidelines for observation, and questionnaires. The subjects were
all of 8 students. Results from this study showed that group counseling
services to enhance the learning activities of students of class X State Senior
High School 10 Pontianak has been implemented and managed properly.
DOI: http://dx.doi.org/10.24176/jkg.v3i1.1112
© 2017 Universitas Muria Kudus
Print ISSN 2460-1187
Online ISSN 2503-281X

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 64
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSBN 2460-1187, Online ISSBN 2503-281X

PENDAHULUAN maksimal diperlukan aktivitas yang baik


Sekolah merupakan landasan utama dalam belajar. Aktivitas belajar yang baik
masyarakat dalam menilai berhasil tidaknya dalam belajar merupakan kebutuhan pokok
suatu pendidikan. Keberhasilan atau prestasi yang harus dipenuhi oleh siswa dalam
belajar siswa hanya sering dilihat sebagai mencapai hasil belajar.
kesuksesan dan keunggulan pihak sekolah Perubahan aktivitas belajar yang
semata. Sebaliknya, kegagalan atau terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja
rendahnya kualitas siswa sering dilihat dari individu yang bersangkutan. Begitu juga
sebagai ketidakmampuan pihak sekolah dengan hasil-hasilnya, individu yang
menyelenggarakan proses pendidikan. bersangkutan menyadari bahwa dalam
Dengan kata lain masyarakat banyak dirinya telah terjadi perubahan, misalnya
beranggapan bahwa sekolah adalah cikal pengetahuannya semakin bertambah atau
bakal dari kualitas pendidikan, sehingga keterampilannya semakin meningkat,
perlu adanya suatu bimbingan belajar dari dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu
guru. proses belajar. Dia menyadari bahwa dalam
Sukmadinata (2009:241) menyatakan dirinya telah terjadi perubahan perilaku,
bahwa “tugas guru di sekolah banyak sekali, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan,
ia harus membuat perencanaan pengajaran sikap dan keterampilan yang berhubungan
yang sistematis, terperinci, untuk setiap dengan pembelajaran tersebut. Setiap
pembelajaran yang ia berikan. Pada perubahan perilaku yang terjadi dapat
hakikatnya para siswa hanya mungkin dimanfaatkan untuk kepentingan hidup
belajar dengan baik jika guru telah individu yang bersangkutan, baik untuk
mempersiapkan lingkungan kondusif bagi kepentingan masa sekarang maupun masa
mereka untuk belajar. Kegiatan proses mendatang.
belajar siswa dapat diamati secara tidak Bertambahnya pengetahuan atau
langsung, artinya proses belajar yang keterampilan yang dimiliki pada dasarnya
merupakan proses internal siswa tidak dapat merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan
diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru. keterampilan yang telah diperoleh
Program-program pendidikan di sekolah sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap
termasuk program layanan bimbingan dan keterampilan yang telah diperoleh itu,
belajar dapat diintegrasikan dengan mata akan menjadi dasar bagi pengembangan
pelajaran sehingga proses pendidikan di pengetahuan, sikap dan keterampilan
sekolah akan lebih bermakna sesuai dengan berikutnya. Untuk memperoleh perilaku
kebutuhan anak didik dan kebutuhan baru, individu yang bersangkutan aktif
masyarakat serta pembangunan. berupaya melakukan perubahan. Perubahan
Keberhasilan pendidikan tidak hanya perilaku belajar bukan hanya sekedar
tergantung pada pendidik yang selalu memperoleh pengetahuan semata, tetapi
dituntut dapat mengajar secara profesional termasuk memperoleh pula perubahan
saja, melainkan peran aktif siswa di dalam dalam sikap dan keterampilannya.
proses belajar juga sangat menentukan Gagne (dalam Abin Syamsuddin
keberhasilan proses pendidikan. Belajar Makmun, 2003:105) perubahan perilaku yang
merupakan suatu proses dari seorang merupakan hasil dari aktivitas belajar dapat
individu yang berupaya mencapai tujuan berbentuk :
belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, 1. Informasi verbal; yaitu
merupakan bentuk perubahan perilaku yang penguasaan informasi dalam
relatif menetap. Oleh karena itu untuk bentuk verbal, baik secara
mendapatkan hasil belajar yang baik dan tertulis maupun tulisan.

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 65
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSBN 2460-1187, Online ISSBN 2503-281X

2. Kecakapan intelektual; yaitu kelangsungan proses belajar serta


keterampilan individu dalam pencapaian tujuan belajar.
melakukan interaksi dengan Perbedaan individu dapat
lingkungannya dengan menyebabkan perbedaan tingkah laku siswa
menggunakan simbol-simbol. dalam berinteraksi di sekolah serta aktivitas
3. Strategi kognitif; kecakapan belajar dikalangan siswa. Banyak faktor yang
individu untuk melakukan menjadi penyebab dari masalah ini, salah
pengendalian dan pengelolaan satunya adalah pengaruh dalam lingkungan
keseluruhan aktivitasnya. keluarga. Selain taraf intelegensi, faktor lain
4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang turut menyebabkan perbedaan
yang berupa kecakapan individu pada tiap-tiap siswa adalah
individu untuk memilih macam keadaan rumah, lingkungan sekitar rumah,
tindakan yang akan dilakukan. pendidikan, kesehatan siswa, makanan, usia,
5. Kecakapan motorik; ialah hasil keadaan sosial ekonomi orang tua dan
belajar yang berupa kecakapan lainnya”.
pergerakan yang dikontrol oleh Paul B. Diedric (dalam Sardiman, 2011:
otot dan fisik. 101) mengatakan ada beberapa jenis aktivitas
Kondisi siswa yang siap menerima belajar yang harus dilakukan dengan baik
pelajaran dari guru, akan berusaha merespon oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar
atas pertanyaan-pertanyaan yang telah yang maksimal diantaranya : (1) visual
diberikan oleh guru. Untuk dapat memberi activities, yaitu kegiatan membaca,
jawaban yang benar tentunya siswa harus memperhatikan. (2) oral activities, yaitu
mempunyai pengetahuan dengan cara kegiatan yang dilakukan seperti
membaca dan mempelajari materi yang akan merumuskan, bertanya, memberi saran,
diajarkan oleh guru. Dalam mempelajari berpendapat, diskusi, dan intruksi (3)
materi tentunya siswa harus mempunyai listening activities yaitu kegitan
buku pelajaran dapat berupa buku paket dari mendengarkan, (4) writing activities yaitu
sekolah maupun buku diktat lain yang masih kegiatan menulis, (5) drawing activities, yaitu
relevan digunakan sebagai acuan untuk kegiatan menggambar, membuat grafik,
belajar. peta dan diagram (6) motor activities, yaitu
Proses belajar mengajar di sekolah kegiatan melakukan pekerjaan, membuat
menempatkan siswa sebagai komponen yang konstruksi, model, (7) mental activities yaitu
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. kegiatan menanggapi, mengingat,
Siswa adalah subyek sekaligus objek dalam memecahkan soal, menganalisis dan
proses belajar mengajar, sebab siswalah yang mengambil keputusan, (8) emotional activities
melakukan belajar dan siswa pula yang yaitu tenang, merasa bosan, gugup.
menjadi tujuan belajar. Melalui proses belajar Aktivitas-aktivitas belajar seperti yang
diharapkan siswa mengalami perubahan diuraikan dari delapan jenis aktivitas di atas
pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan tentunya terjadi pada setiap sekolah.
yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari- Demikian juga halnya terjadi di Sekolah
hari. Mulyono Abdurahman (2009:51) Menengah Pertama Negeri 3 Tanah Pinoh.
mengatakan : “anak didik adalah unsur Para siswa cukup terlibat dalam aktivitas
manusiawi yang penting dalam kegiatan belajar di sekolah misalnya memperhatikan
interaksi edukatif. Ia dijadikan sebagai pokok guru yang sedang menjelaskan, menulis apa
persoalan dalam semua gerak kegiatan yang diperintahkan oleh gurunya, bertanya
pendidikan dan pengajaran”. Berarti siswa dan berdiskusi. Namun beberapa aktivitas
menduduki posisi yang menentukan belajar tersebut tidak semuanya baik
dilakukan oleh siswa yang ada di sekolah

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 66
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSBN 2460-1187, Online ISSBN 2503-281X

tersebut. Masih banyak terdapat beberapa M.Subana dan Sudrajat (2009:23)


siswa yang tidak memperhatikan guru mengatakan : “Penelitian deskriptif
dalam mengajar, sering sibuk sendirian di menuturkan dan menafsirkan data yang
belakang, kurang tanggap terhadap pelajaran terjadi pada saat penelitian ini berlangsung
yang diberikan, apabila diberikan dan berlangsung dan menyajikan apa
pertanyaan mereka kurang mampu untuk adanya. Metode deskriftif adalah suatu
menjawab apalagi minta untuk bertanya. bentuk penguraian dan penginterpretasian
Akan tetapi jika ada pelajaran kosong yang memiliki kaitan dengan kondisi-kondisi
mereka tampak aktif untuk berbuat yang ada, proses yang sedang berlangsung
keributan. atau kecendrungan-kecendrungan yang
Dari kenyataan tersebut dapat menjadi sedang berkembang. Setelah metode
motivasi peneliti untuk mengadakan ditentukan, maka bentuk penelitian harus
penelitian berkaitan dengan aktivitas belajar sesuai dengan metode yang digunakan.
siswa. Dipilihnya Sekolah Menengah Karena metode penelitian yang digunakan
Pertama Negeri 3 Tanah Pinoh Barat sebagai dalam penelitian ini adalah metode
tempat penelitian dikarenakan berdasarkan deskriptif, maka bentuk penelitian pun
pra survei di SMP Negeri 3 Tanah Pinoh sesuai dengan metode tersebut. Bentuk
Barat Kabupaten Melawi ditemukan penelitian yang tepat dalam penelitian ini
berbagai persoalan yang lebih kongkrit adalah “bentuk penelitian survey”. Bentuk
mengenai aktivitas belajar siswa diantaranya penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti
keluhan guru-guru terhadap aktivitas belajar mengadakan survey langsung ke lokasi yang
siswa yang menurun. Siswa cenderung menjadi tempat penelitian. Selanjutnya
banyak diam pada saat proses pembelajaran, Yatim Riyanto (2001:23) menyebutkan bahwa
kurang kreaif, diberikan tugas jarang sekali ciri-ciri penelitian survey adalah sebagai
mengerjakannya tepat waktu, sering merasa berikut :
gugup dalam pembelajaran, diberi catatan a. Data survey dapat dikumpulkan dari
jarang menulis, dan jarang serius populasi, dapat pula dari hanya
mendengarkan penjelasan guru di depan, sebagian saja dari populasi
mereka kebanyakan memilih bergurau, dan b. Untuk suatu hal data yang sifatnya
ngobrol bersama teman sebangkunya, nyata.
karakteristik aktivitas belajar ini lebih c. Hasil survey dapat dimanfaatkan untuk
menonjol ditemukan pada siswa kelas VIII. kepentingan yang sifatnya terbatas,
Berdasarkan fakta di atas membuat peneliti karena data yang yang dikumpulkan
memiliki motivasi yang kuat untuk dibatasi oleh waktu, dan saat data itu
melakukan penelitian dengan judul analisis dikumpulkan.
aktivitas belajar siswa kelas VIII Sekolah d. Biasanya untuk memecahkan masalah
Menengah Pertama Negeri 3 Tanah Pinoh yang sifatnya incidental.
Barat Kabupaten Melawi. e. Pada dasarnya metode survey adalah
metode cross-sectional (John W.Best,
METODE 1977). Sedangkan Fraenkel dan Wallen
Metode merupakan salah satu (1990:361) menyatakan bahwa ada dua
komponen yang sangat penting dalam suatu bentuk survey yang dapat dilakukan,
penelitian. Berdasarkan tujuan umum yaitu “Cross sectional surveys and
penelitian maka metode yang tepat dalam longitudinal surveys).
penelitian penelitian ini adalah metode f. Cenderung mengandalkan data
deskriptif, karena dilakukan pada saat kuantitatif.
sekarang dengan sebagaimana adanya. g. Mengandalkan teknik data kuantitatif.
Sebagaimana telah dikemukakan oleh

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 67
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSBN 2460-1187, Online ISSBN 2503-281X

h. Mengandalkan teknik pengumpulan menggambarkan eskalasi hubungan dalam


data berupa kuesioner dan wawancara komunikasi antar pribadi, meliputi : 1)
berstruktur. Aktivitas penglihatan dalam belajar, 2)
Sejalan dengan hal tersebut Sugiyono Aktivitas lisan dalam belajar, 3) Aktivitas
(2010:134) mengatakan : “survei pada mendengarkan dalam belajar, 4) Aktivitas
umumnya merupakan data dari sejumlah menulis dalam belajar, 5) Aktivitas
unit atau individu dalam waktu yang menggambar dalam belajar, 6) Aktivitas
bersamaan”. Dengan demikian penelitian ini mental dalam belajar, 7) Aktivitas mental
dilaksanakan dengan mengadakan survey dalam belajar, 8) Aktivitas emosional dalam
langsung Sekolah Menengah Pertama Negeri belajar.
3 Tanah Pinoh menghimpun data-data yang Adapun hasil penelitian tersebut dapat
diperlukan, kemudian menganalisis dan diuraikan pada tabel 1 sebagai berikut :
mendeskrifsikan data-data tersebut hingga
diperoleh jawaban pertanyaan-pertanyaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan, maka akan disajikan hasil dari
penelitian secara deksriptif. Hasil penelitian
secara deskriptif akan digunakan untuk

Gambar 1
Persentase Aktivitas Belajar

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 68
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSBN 2460-1187, Online ISSBN 2503-281X

Berdasarkan gambar di atas dapat percobaan-percobaan, membuat


dideskripsikan secara rinci pada setiap aspek kontruksi, dan mereparasi.
pada topik yang dideskripsikan berikut ini : g. Aktivitas mental dalam belajar diperoleh
a. Aktivitas penglihatan dalam belajar persentase sebesar 57,91%, termasuk
diperoleh persentase sebesar 51,56% dan dalam kategori “Cukup Baik”. Hal ini
termasuk ke dalam kategori “Cukup dapat diinterpretasikan bahwa siswa
Baik”. Ini dapat diinterpretasikan bahwa sudah cukup baik dalam menanggapi,
siswa sudah cukup baik dalam mengingat, dan memecahkan masalah
melakukan aktivitas-aktivitas terkait dalam proses pembelajaran.
penglihatan dalam belajar seperti h. Aktivitas emosional dalam belajar
membaca dan memperhatikan guru diperoleh persentase sebesar 61,28%
menjelaskan. termasuk dalam kategori “Cukup Baik”.
b. Aktivitas lisan dalam belajar diperoleh Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa
persentase sebesar 52,08% dan termasuk siswa sudah cukup baik terkait dalam
ke dalam kategori “Cukup Baik”. Ini keberanian dalam proses belajar, pantang
dapat diinterpretasikan bahwa siswa menyerah, dan menunjukkan sikap yang
sudah cukup baik dalam merumuskan tenang dalam mengikuti proses belajar.
pembelajaran, bertanya, berpendapat, dan
berdiskusi dalam proses belajar. Pembahasan
c. Aktivitas mendengarkan dalam belajar Belajar pada dasarnya sangat
diperoleh persentase sebesar 64,23% dan dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan
termasuk ke dalam kategori “Cukup tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak
Baik”. Ini dapat diinterpretasikan bahwa mungkin berlangsung dengan baik. Pada
siswa sudah cukup baik dalam proses aktivitas pembelajaran harus
mendengarkan materi yang disampaikan, melibatkan seluruh aspek peserta didik, baik
cukup baik dalam memahami apa yang jasmani maupun rohani sehingga perubahan
disampaikan oleh guru dalam perilakunya dapat berubah dengan cepat,
pembelajaran. tepat, mudah dan benar, baik berkaitan
d. Aktivitas menulis dalam belajar diperoleh dengan aspek kognitif afektif maupun
persentase sebesar 63,88% dan termasuk psikomotor (Nanang Hanafiah, 2010:23).
ke dalam kategori “Cukup Baik”. Ini Aktivitas belajar adalah aktivitas yang
dapat diinterpretasikan bahwa siswa bersifat fisik maupun mental. Dalam proses
cukup baik dalam merangkum isi belajar kedua aktivitas itu harus saling
pelajaran, mencatat hal-hal penting dalam berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget
pelajaran, serta mampu menulis cerita menerangkan dalam buku Sardiman bahwa
dan mengarang. jika seorang anak berfikir tanpa berbuat
e. Aktivitas menggambar dalam belajar sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir
diperoleh persentase dengan sebesar (Sardiman, 2011:100). Aktivitas belajar dapat
60,67%, dan termasuk dalam kategori memberikan nilai tambah (added value) bagi
“Cukup Baik”. Ini dapat diinterpretasikan peserta didik, berupa hal-hal berikut ini :
bahwa siswa sudah cukup baik dalam 1. Peserta didik memiliki kesadaran
melaksanakan aktivitas-aktivitas belajar (awareness) untuk belajar sebagai
terkait dalam menggambar sesuatu. wujud adanya motivasi internal
f. Aktivitas motorik dalam belajar diperoleh untuk belajar sejati.
persentase sebesar 54,16%, dan termasuk 2. Peserta didik mencari pengalaman
dalam kategori “Cukup Baik”. Hal ini dan langsung mengalami sendiri,
dapat diinterpretasikan bahwa siswa yang dapat memberikan dampak
sudah cukup baik dalam melakukan

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 69
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSBN 2460-1187, Online ISSBN 2503-281X

terhadap pembentukan pribadi seperti membaca dan


yang integral. memperhatikan guru
3. Peserta didik belajar dengan menjelaskan.
menurut minat dan 2. Oral activities dalam belajar siswa
kemampuannya. kelas VIII SMP Negeri 3 Tanah
4. Menumbuh kembangkan sikap Pinoh Barat Kabupaten Melawi
disiplin dan suasana belajar yang “Cukup Baik”. Ini artinya bahwa
demokratis di kalangan peserta siswa sudah cukup baik dalam
didik. merumuskan pembelajaran,
5. Pembelajaran dilaksanakan secara bertanya, berpendapat, dan
konkret sehingga dapat menumbuh berdiskusi dalam proses belajar.
kembangkan pemahaman dan 3. Listening activities dalam belajar
berfikir kritis serta menghindarkan siswa kelas VIII SMP Negeri 3
terjadinya verbalisme. Tanah Pinoh Barat Kabupaten
6. Menumbuh kembangkan sikap Melawi “Cukup Baik”. Ini artinya
kooperatif dikalangan peserta didik siswa sudah cukup baik dalam
sehingga sekolah menjadi hidup, mendengarkan materi yang
sejalan dan serasi dengan disampaikan, cukup baik dalam
kehidupan di masyarakat di memahami apa yang
sekitarnya. disampaikan oleh guru dalam
Berdasarkan hasil penelitian dapat pembelajaran.
ditemukan bahwa aktivitas belajar siswa 4. Writing activities dalam belajar
cukup baik. Hal ini perlu ditingkatkan siswa kelas VIII SMP Negeri 3
mengingat pentingnya aktivitas dalam Tanah Pinoh Barat Kabupaten
mencapai tujuan belajar. Sering kali banyak Melawi “Baik”. Ini artinya bahwa
ditemukan di sekolah bahwa tidak semua siswa baik dalam merangkum isi
siswa melaksanakan aktivitas yang sangat pelajaran, mencatat hal-hal
mmberikan kontribusi bagi hasil belajarnya. penting dalam pelajaran, serta
mampu menulis cerita dan
SIMPULAN mengarang.
Berdasarkan analisis data angket dan 5. Drawing activities dalam belajar
deskripsi hasil wawancara dapat siswa kelas VIII SMP Negeri 3
disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa Tanah Pinoh Barat Kabupaten
Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Tanah Melawi “Cukup Baik”. Ini artinya
Pinoh Barat Kabupaten Melawi “Cukup bahwa siswa sudah cukup baik
Baik”. Hal ini dapat deskripsikan bahwa dalam melaksanakan aktivitas-
siswa sudah cukup baik dalam aktivitas belajar terkait dalam
melaksanakan aktivitas-aktivitas dalam menggambar sesuatu.
belajar. Dengan demikian secara khusus 6. Motor activities dalam belajar
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai siswa kelas VIII SMP Negeri 3
berikut : Tanah Pinoh Barat Kabupaten
1. Visual activities dalam belajar Melawi “Cukup Baik”. Hal ini
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 artinya bahwa siswa sudah cukup
Tanah Pinoh Barat Kabupaten baik dalam melakukan
Melawi “Cukup Baik”. Ini artinya percobaan-percobaan, membuat
siswa sudah cukup baik dalam kontruksi, dan mereparasi.
melakukan aktivitas-aktivitas 7. Mental activities dalam belajar
terkait penglihatan dalam belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 70
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSBN 2460-1187, Online ISSBN 2503-281X

Tanah Pinoh Barat Kabupeten Hibana S. Rahman (2003). Bimbingan dan


Melawi “Cukup Baik”. Ini artinya Konseling Pola 17. Yogyakarta : UCY
bahwa siswa sudah cukup baik Press.
dalam menanggapi, mengingat, Muliyono Abdurrahman (2009) Kesulitan
dan memecahkan masalah dalam Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
proses pembelajaran. M. Subana dan Sudrajat (2009) Statistik
8. Emotional activities dalam belajar Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natawidjaja, R. (2001). Penyiapan Tenaga
Tanah Pinoh Barat Kabupeten Konselor. Bandung UrutanPemikiran
Melawi “Cukup Baik”. Ini artinya Dalam Konvensi Nasional VI dan
bahwa siswa sudah cukup baik Kongres Nasional V IPBI.
terkait dalam keberanian dalam Sardiman (2011) Interaksi dan Motivasi
proses belajar, pantang menyerah, Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
dan menunjukkan sikap yang Sugiyono. (2010). Metodelogi Penelitian,
tenang dalam mengikuti proses Bandung : CV. Alfabeta.
belajar. Undang-Undang No 20 Tahun (2003)
tentang Sistem Pendidikan Nasional
DAFTAR PUSTAKA Prayitno & Erman Amti (2004) Dasar-Dasar
Abin Syamsudin M (2003), Psikologi Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Pendidikan, Bandung : Rosda Karya Rineka Cipta
Remaja Winkel & Hastuti, Sri. (2004). Bimbingan Dan
Achmad Juntika Nurihsan dan Syamsu Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yusuf (2005). Landasan Bimbingan Yogjakarta: Media Abadi
dan Konseling, Jakarta : Grasindo Yatim, Riyanto. (2001). Metode Penelitian
Depdiknas (2003). Kamus Besar Bahasa Pendidikan, Surabaya: Penerbit SIC
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 71

Anda mungkin juga menyukai