Rhinitis Vasomotor
Rhinitis Vasomotor
No Kode :
Terbitan :
No. Revisi :
SOP
Tgl. Mulai Asnawi, S.KM, M.Kes
PUSKESMAS Berlaku :
PAKJO NIP.196312091992032003
Halaman :
1. Pengertian Rhinitis vasomotor adalah suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa
adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal, dan pajanan obat
(kontrasepsi oral, antihipertensi, B-bloker, aspirin, klorpromazin, dan obat
topikal hidung dekongestan). Rhinitis ini digolongkan menjadi non-alergi bila
adanya alergi/allergen spesifik tidak dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan
alergi yang sesuai (anamnesis, tes cukit kulit, kadar antibodi Ig E spesifik
serum). Rhinitis non alergi dan mixed rhinitis lebih sering dijumpai pada
orang dewasa dibandingkan anak-anak, lebih sering dijumpai pada wanita dan
cenderung bersifat menetap.
2.Tujuan Menegakkan diagnosis rhinitis vasomotor dan memberikan tata laksana
yang tepat
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat, bergantian
kiri dan kanan tergantung posisi tidur pasien. Pada pagi hari
saat bangun tidur, kondisi memburuk karena adanya
perubahan suhu yang ekstrem, udara yang lembab, dan karena
adanya asap rokok.
Gejala lain rhinitis vasomotor dapat berupa:
a. Rinore yang bersifat serous atau mukus, kadang-kadang
jumlahnya agak banyak.
b. Bersin-bersin lebih jarang dibandingkan rhinitis alergika.
c. Gejala rhinitis vasomotor ini
Faktor Predisposisi
a. Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf
simpatis antara lain: ergotamine, chlorpromazine, obat
anti hipertensi dan obat vasokonstriktor topikal.
b. Faktor fisik seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin,
kelembaban udara yang tinggi, serta bau yang
menyengat (misalnya parfum) dan makanan yang pedas,
panas, serta dingin (misalnya es krim).
c. Faktor endokrin, seperti kehamilan, masa pubertas,
pemakaian kontrasepsi oral, dan hipotiroidisme.
d. Faktor psikis, seperti rasa cemas, tegang dan stress.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan rinoskopi anterior:
a. Tampak gambaran edema mukosa hidung, konka
berwarna merah gelap atau merah tua tetapi dapat pula
pucat.
b. Permukaan konka licin atau tidak rata.
c. Pada rongga hidung terlihat adanya sekret mukoid,
biasanya jumlahnya tidak banyak. Akan tetapi pada
golongan rinore tampak sekret serosa yang jumlahnya
sedikit lebih banyak dengan konka licin atau berbenjol-
benjol
Pemeriksaan Penunjang
Bila diperlukan dan dapat dilaksanakan di layanan primer,
yaitu:
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan rhinitis alergi.
a. Kadar eosinofil
b. Tes cukit kulit (skin prick test)
c. Kadar IgE spesifik
Penegakan Diagnosis
Diagnosis Banding
a. Rhinitis alergika
b. Rhinitis medikamentosa
c. Rhinitis akut
Komplikasi
a. Rhinitis akut, jika terjadi infeksi sekunder
b. Sinusitis