Naskah Publikasi PDF
Naskah Publikasi PDF
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
Hermawan Wibi Nugroho
J100 100 056
ABSTRAK
PENDAHULUAN
sekarang ini banyak penderita fracture femur pada kepala femur yang terjadi pada
lanjut usia diakibatkan trauma atau kompresi langsung dan juga tidak sedikit
dialami oleh pada usia muda yang biasanya karena cidera kecepatan tinggi, seperti
kecelakaan atau jatuh dari ketinggian yang signifikan lalu terjadi trauma
berkepanjangan dan tidak segera diatasi yang mengakibatkan fracture pada neck
femur sehingga dilakukan dengan tindakan Paska operasi Orif Austin Moore
tingkat impairment seperti nyeri, oedem, disability seperti keterbatasan luas gerak
Living (ADL) yaitu berjalan, duduk, jongkok berdiri. Banyak teknologi intervensi
yang dapat digunakan seperti, Infra Red (IR), Ultra Sound (US), Trans Electrical
kemampuan fungsional.
B. Rumusan Masalah
bawah sampai lutut, sehingga dari uraian di atas kita dapat mengetahui sejauh
mana peranan fisioterapi pada kasus Austin Moore Prothese (AMP) Dextra.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ilmiah ini sesuai
sendi dan mengurangi oedema pada pasien fracture collum femur dengan tindakan
1. Bagi Penulis
Menambah ilmu, pengalaman dan wawasan, pengetahuan penulis tentang
penatalaksanaan fisioterapi pada post operasi FractureCollum FemurDextra
dengan pemasangan Austin Moore Prothese (AMP) dengan modalitas terapi
latihan.
2. Bagi Profesi
Memberi gambaran tentang penatalaksanaan fisioterapi pada post operasi
Fracture Column Femur Dextra dengan pemasangan Austin Moore Prothese
(AMP) dengan modalitas terapi latihan.
3. Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi D3 Fisioterapi
sebagai lahan referensi bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
4. Bagi Masyarakat
Penulisan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penatalaksanaan fisioterapi
pada post operasi Fracture Collum Femur Dextra dengan pemasangan Austin
Moore Prothese (AMP) dengan modalitas terapi latihan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kasus
rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial (Rasjad, 1998).
proximal yang terhubung dengan acetabulum dari pelvic dan trokhanter mayor
dan minor. Fraktur collum atau caput femoris merupakan fraktur femoris yang
umum, fraktur tersebut lebih mudah terjadi pada orang tua sebagai akibat karena
jatuh. Fraktur tidak dapat segera sembuh, karena pada fraktur tersebut memotong
dengan memasang pein baja melalui trochantor major ke dalam caput femoris.
Dengan demikian pasien mampu untuk turun dan naik dari tempat tidur dan mulai
Austin Moore Prothese (AMP) adalah merupakan salah satu tindakan operasi
dengan mengganti Caput femoris yang asli dengan prothese yaitu dengan bahan bisa dari
logam atau plastik. (Charnley, 1979).Austin Moore Prothese (AMP) merupakan prothese
yang ditemukan oleh Austin Moore untuk menggantikan caput femur. Sedangkan
prothese sendiri berdasarkan kamus kedokteran yang berarti alat yang menggantikan
Nama: Tn Sutarno, umur: 32 Tahun, jenis kelamin: laki – laki, Agama: islam,
Boyolali dengan diagnosa Post operasi fracture collum femur dextra dengan
pemasangan Austin Moore Prothese (AMP). Pasien mengeluh sakit dan nyeri
disertai ngilu-ngilu pada sendi paha bagian atas kanan. Dari pemeriksaan
didapatkan adanya nyeri pada daerah post operasi, kelemahan otot daerah Hip
sebelah kanan, keterbatasan gerak hip, knee dan ankle, oedema, serta perbedaan
panjang tungkaiantara kiri dan kanan. Pasien mengupayakan untuk latihan secara
rutin sesuai dengan yang telah diajarkan oleh terapis berupa gerakan-gerakan pada
tungkai bawah Pasien diminta untuk latihan penguatan untuk menguatkan otot
berjalan dan berdiri,pasien tidak diperboleh kan duduk dengan sudut lebih dari 900
diterapkan yang diterapkan pada kasus ini yaitu dengan menggunakan modalitas
No PemeriksaanNyeri T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Evaluasi yang pertama adalah penilaian skala nyeri dengan VAS, bahwa
terdapat penurunan nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak. Pada nyeri diam T00
dan T6 tetap sama yaitu 0, pada nyeri tekan T0 40 dan T6 tetap sama yaitu 40,
tubuh menjadi relaks dan rasa nyeri berkurang, Relaxed Passive Movement
dengan gerakan yang dilakukan sepenuhnya oleh terapis dan pasien dalam posisi
yang rileks serta tidak ikut menggerakkan bagian tubuh yang akan digerakkan,
anggota tubuh itu sendiri tanpa bantuan, gerakan yang dihasilkan oleh kontraksi
dengan melawan pengaruh gravitasi, gerakan yang melibatkan banyak otot ini
maka akan mempengaruhi kelancaran pada sirkulasi darah yang kemudian bisa
mempengaruhi oedema pada tungkai,dengan berkurangnya oedema pada daerah
sekitar fracture maka akan dapat mengurangi rasa nyeri yang disebabkan oleh
terapis ke arah agonis kemudian disusul dengan rileksasi dari otot tersebut
menambah LGS serta dapat untuk mengurangi nyeri, dapat digunakan untuk
Goniometer
No Pemeriksaan T0 T3 T6
terdapat peningkatan LGS pada gerakanhip, knee, dan ankle. Hasil sebelum terapi
No Gerakkan T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
2 ExtensorHip Dextra 0 0 0 0 1 2 2
MMT. Seperti yang dapat dilihat pada tabel diatas, bahwa terdapat peningkatan
kekuatan otot pada anggota gerak bawah bagian kanan.Hasil MMT otot pada
Dorso flexiT0 4- dan T6 menjadi 4+, Plantar flexi T0 4+ dan T6 menjadi 4-.
T0 T3 T6 T0 T3 T6 T0 T3 T6
15cm ke distal dari 52cm 52cm 50cm 48cm 48cm 48cm 4cm 4cm 3cm
trokantor mayor
20cm ke distal dari 54cm 54cm 53cm 52cm 52cm 52cm 2cm 2cm 1cm
trokantor mayor
15 cm ke atas dari 39cm 39cm 38cm 36cm 36cm 36cm 3cm 3cm 2cm
tuberositas tibia
20 cm ke atas dari 40cm 40cm 39cm 38cm 38cm 38cm 2cm 2cm 1cm
tuberositas tibia
Hip Dextra 15cm ke distal dari trokantormayor T0 selisih 4cm menjadi T6 selisih
3cm, 20cm ke distal dari trokantormayor T0 selisih 2cm menjadi T6 selisih 1cm,
sekitar fracture.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Assisted Active Movement,Hold Relaxed dan latihan transver dan ambulasi serta
1. Penurunan nyeri, Nyeri diam 0 dan hasilnya tetap sama yaitu 0, pada nyeri
tekan 40 dan hasilnya tetap sama yaitu 40, sedangkan pada nyeri gerak hip 80
menjadi 60.
4+.
4. Penurunan lingkar oedem pada Regio Hip Dextra 15cm ke distal dari
tuberositastibia selisih 2cm menjadi selisih 1cm. Dari hasil tersebut maka
B. Saran
dextra, maka diperlukan kerjasama yang baik antara pasien dan keluarganya
dengan terapis maupun tim medis lainnya sehingga didapatkan hasil terapi yang
optimal. Untuk mendukung keberhasilan terapi yang telah dijalani, maka perlu
1. Latihan secara rutin sesuai dengan yang telah diajarkan oleh terapis berupa
2. Pasien tidak diperbolehkan duduk dengan sudut lebih dari 900 seperti posisi
Apley, A Graham and Louis Solomon, 1994 ; Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur
Sistem Apley ; Edisi Ketujuh, Alih Bahasa Edi Nugroho, Widya Medika.
Henry Otis Kandall. P.T. Plorence Petersan Kandell SS.P.T, Gladys Elisabeth H
Wadswartth. Ph D. P.T. 1971. Musculus Testing And Funcition, Second
Edition:
Jon. C. Thomson, M.D: Netter’s Koncise Atlas of Mc. Copyringht: 2002, Medi
Media USA.
Karen Atkinson, Kiona Coutts, Anne Marie Hassen Kamp, 1999: Fisioteraphy in
Orthopedi. London, New York.
Sri Surini Puji Astuti, Smph Spd, Budi Utomno, Amf, 2003.Fisioterapi
PadaLansia. Cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran.