Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PANCASILA

PEMIKIRAN TOKOH MUHAMMADIYAH TENTANG PANCASILA


Ir.H.Djoeanda

KETUA KELOMPOK : NIDA KHOIRU NISA

ANGGOTA KELOMPOK :1.AMANDA SALSABILLA GATA P.


2.MALINDA ALONZA GHAISANI
3.MONICA AYU WINDA WARDANI
4.FRIEDA SOFI A.
5.RIDHO RIZKY RAMADHAN
6.RAIHAN ROSSANDRA INZAGHI

Semester gasal
Tahun 2018/2019
PENDAHULUAN

 Latar Belakang
Ir. H. R. Djoeanda Kartawidjaja (ejaan baru: Juanda Kartawijaya)
merupakan pahlawan nasional yang sangat terkenal dengan Deklarasi
Juanda, deklarasi yang menyatakan bahwa semua perairan yang
menghubungkan pulau-pulau yang masuk ke wilayah Republik Indonesia,
adalah bagian dari kedaulatan mutlak negara kita.

Juanda Kartawijaya yang lahir di Tasikmalaya tahun 1911, juga


berperan besar dalam membangun sistem transportasi nasional, baik itu
darat, laut, maupun udara. Juanda adalah seorang insyinyur lulusan Institut
Teknologi Bandung. Beliau juga pelopor maskapai penerbangan Garuda
Indonesia, Akademi Penerbangan Curug, dan Akademi Pelayaran Jakarta.

Setelah lulus kuliah beliau memilih mengajar di SMA


Muhammadiyah di Jakarta dengan gaji seadanya. Padahal, kala itu dia
ditawari menjadi asisten dosen di Technische Hogeschool dengan gaji
lebih besar. Setelah empat tahun mengajar di SMA Muhammadiyah
Jakarta, pada 1937, Djuanda mengabdi dalam dinas pemerintah di Jawatan
Irigasi Jawa Barat. Selain itu, Djuanda juga aktif sebagai anggota Dewan
Daerah Jakarta.
Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, tepatnya pada 28 September
1945, Djuanda memimpin para pemuda mengambil-alih Jawatan Kereta
Api dari Jepang. Disusul pengambil-alihan Jawatan Pertambangan,
Kotapraja, Keresidenan dan obyek-obyek militer di Gudang Utara
Bandung. Kemudian pemerintah RI mengangkat Djuanda sebagai Kepala
Jawatan Kereta Api untuk wilayah Jawa dan Madura. Setelah itu, Djuanda
diangkat menjabat Menteri Perhubungan. Djuanda pun pernah menjabat
Menteri Pengairan, Kemakmuran, Keuangan dan Pertahanan.
Djuanda oleh kalangan pers dijuluki ‘menteri marathon’ karena
sejak awal kemerdekaan (1946) sudah menjabat sebagai menteri muda
perhubungan sampai menjadi Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan
(1957-1959) sampai menjadi Menteri Pertama pada masa Demokrasi
Terpimpin (1959-1963). Sehingga dari tahun 1946 sampai meninggalnya
tahun 1963, beliau menjabat sekali sebagai menteri muda, 14 kali sebagai
menteri, dan sekali menjabat Perdana Menteri.
Sumbangannya yang terbesar dalam masa jabatannya adalah
Deklarasi Djuanda tahun 1957 yang menyatakan bahwa laut Indonesia
adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia
menjadi satu kesatuan wilayah NKRI. Pada tanggal 23 Mei 1952 beliau
mendapatkan Penghargaan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional. Selain
itu namanya juga diabadikan sebagai nama lapangan terbang di Surabaya,
Jawa Timur yaitu Bandara Djuanda karena jasanya dalam
memperjuangkan pembangunan lapangan terbang tersebut sehingga dapat
terlaksana.
Pada tanggal 13 Desember 1957 Ir.Djuanda menulis deklarasi yang
berasal dari pemikiran pemikiran Ir Djuanda yang dinamakan Deklarasi
Djuanda, yang menyatakan :
Makna Indonesia sebagai kepulauan yang memiliki corak terpisah
Sejak dulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan
Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah
keutuhan wilayah indonesia.

Deklarasi Djuanda awal diprakarsai Kabinet Ali Sastroamijoyo II


(24 Maret 1956 - 14 Maret 1957) yang membahas RUU Wilayah seputar
batas wilayah laut di Indonesia.Namun sayangnya, RUU tersebut belum
juga berlaku, seperti Kabinet Ali II kemudian bubar, dan digantikan
Kabinet Djuanda.

Kabinet Djuanda kemudian melanjutkan RUU Wilayah Perairan


Indonesia dan Lingkungan Maritim, dengan menugaskan Mochtar
Kusumaatmaja untuk mencari dasar hukum mempertahankan wilayah
Republik Indonesia. Mochtar Kusumaatmaja kemudian memberikan
gagasan yang disebut Prinsip Nusantara yang telah menetapkan
Mahkamah Internasional pada tahun 1951. Sebagai alternatif terhadap
RUU dan konsep Prinsip Nusantara yang kemudian dibuatlah konsep
'Asas Negara Kepulauan'. Ir. Djuanda memiliki pemikiran bahwa
Indonesia harus segera mengesahkan RUU tersebut, karena banyak kapal
Belanda yang melakukan intervensi dari dan menuju New Guinea di zona
laut yang bebas.

Juanda pun mendapat sebutan “Menteri Marathon” karena sejak


awal kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1946 hingga akhir hayatnya,
beliau selalu menjabat sebagai Menteri. Satu kali sebagai Menteri Muda,
14 kali sebagai Menteri, dan satu kali menjadi Pejabat Perdana Menteri
Indonesia ke-10 sekaligus yang terakhir.

Juanda wafat di Jakarta 7 November 1963 karena serangan jantung,


dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Selain diabadikan sebagai nama jalan dan stasiun di kawasan Pasar


Baru, Jakarta Pusat, nama beliau juga diabadikan di beberapa daerah di
Indonesia. Seperti, Bandara Djuanda di Surabaya, Jawa Timur, karena jasa
beliau memperjuangkan pembangunan bandara hingga selesai. Taman
Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Bandung, Jawa Barat, di taman tersebut
terdapat pula museum dan monumen Ir. H. Djuanda.

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.244/1963 Ir. H.


Djuanda Kartawidjaja diangkat sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.1

1
http://heroicblog-7d.blogspot.com/2011/12/biodata-singkat-ir-h-
djuanda.html?m=1
BIOGRAFI

Ir.H.R.Djoeanda Kartawidjaja lahir di Tasikmalaya, 14 Januari


1911. Meninggal di Jakarta 7 November 1963 pada umur 52 tahun. Ia
adalah Perdana menteri Indonesia ke-10 sekaligus yang terakhir. Ia
menjabat dari 9 April 1957 hingga 9 Juli 1959. Setelah itu ia menjabat
sebagai menteri keuangan dalam kabinet kerja 1.
Sumbangannya yang terbesar dalam masa jabatannya adalah
deklarasi Djoeanda 1957 yang menyatakan bahwa laut Indonesia adalah
termasuk laut sekitar, diantara dan didalam kepulauan Indonesia menjadi
satu kesatuan wilayah NKRI atau dikenal dengan sebutan negara
kepulauan dalam konvensi hukum laut United Nations Convention on Law
of The Sea(UNCLOS).
Namanya diabadikan sebagai nama lapangan terbang di Surabaya
yaitu Bandara Djuanda. Atas jasanya dalam memperjuangkan
pembangunan lapangan terbang tersebut sehingga dapat terlaksana. Selain
itu juga diabadikan untuk nama hutan di bandung yaitu taman hutan raya
Ir.H.Djuanda.
Djuanda wafat di Jakarta, 7 November 1963 karena serangan
jantung dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Latar belakang dan
pendidikan Ir.H.Djuanda dilahirkan di Tasikmalaya, 14 Januari 1911,
merupakan anak pertama pasangan Raden Kartawidjaja dan Nyi Monat,
ayahnya seorang Mantri Guru pada Hollandsch Inlansdsch School (HIS).
Pendidikan sekolah dasar diselesaikan di HIS dan kemudian pindah
ke sekolah untuk anak orang Eropa Europesche Lagere School (ELS),
tamat tahun 1924. Selanjutnya oleh ayahnya dimasukkan ke sekolah
menengah khusus orang Eropa yaitu Hogere Burger School (HBS) di
Bandung dan lulus tahun 1929.
Pada tahun yang sama dia masuk ke Technische Hoogeschool te
Bandoeng (THS) sekarang menjadi ITB. Mengambil jurusan teknik sipil
dan lulus tahun 1933. Semasa mudanya Djuanda aktif dalam organisasi
non politik yaitu paguyuban pasundan dan anggota muhammadiyah. Dan
pernah menjadi pimpinan sekolah.
Djuanda sempat ditangkap tentara Belanda saat agresi militer II
tanggal 19 Desember 1948. Dia dibujuk agar bersedia ikut dalam
pemerintahan negara pasundan. Tetapi dia menolak.
Dia seorang abdi negara dan masyarakat yang bekerja melampaui
batas panggilan tugasnya. Mampu menghadapi tantangan dan mencari
solusi terbaik demi kepentingan bangsa dan negaranya. Karya
pengabdiannya yang paling strategis adalah deklarasi Djuanda 13
Desember 1957.
Ir.Djuanda adalah oleh kalangan pers dijuluki “Menteri Marathon”
karena sejak awal kemerdekaan (1946) sudah menjabat sebagai menteri
muda perhubungan sampai menjadi perdana menteri dan menteri
pertahanan (1957-1959) sampai menjadi menteri pertama pada masa
demokrasi terpimpin (1959-1963). Sehingga dari tahun 1946 sampai
meninggalnya tahun 1963, beliau menjabat sekali sebagai menteri muda,
14 kali sebagai menteri dan sekali menjabat sebagai perdana menteri.
Dia seorang pemimpin yang luwes. Dalam beberapa hal dia
kadangkala berbeda pendapat dengan presiden Soekarno dan tokoh-tokoh
politik lainnya.2

2
http://heroicblog-7d.blogspot.com/2011/12/biodata-singkat-ir-h-
djuanda.html?m=1
PEMIKIRAN DJOEANDA

Pemikiran djoeanda adalah pembentukan program kabinet yang


disebut panca karya yang berisi Membentuk dewan nasional,normalisasi
keadaan republik Indonesia,melanjutkan pembatalan
KMB,memperjuangkan irian barat ,mempercepat pembangunan.
Sebelum terbentuknya kabinet djuanda itu, sebagai langkah untuk
mengatasi keadaan, Presiden soekarno pada tanggal 21 februari 1957
melontarkan gagasan yang kemudian dikenal sebagai konsepsi presiden,
yang pada pokoknya berisi hal hal sebagai berikut :
Sistem demokrasi parlementer secara barat tidak sesuai dengan
kepribadian Indonesia, oleh karena itu,system ini harus diganti dengan
sistem demokrasi terpimpin
Untuk pelaksanaan sistem demokrasi terpimpin perlu dibentuk suatu
kabinet gotong royong yang anggotanya terdiri dari semua partai dan
organisasi berdasarkan perimbangan kekuatan yang ada dalam
masyarakat.konsepsi presiden ini mengetengahkan pula perlunya “kabinet
kaki empat” yang mengandung arti bahwa keempat partai besar yakni
PNI,MASYUMI,NU,dan PKI turut serta didalamnya untuk menciptakan
kegotongroyongan nasional.
Pembentukan dewan nasional yang terdiri dari golongan-golongan
fungsional dalam masyarakat. Tugas dewan nasional ini adalah memberi
nasehat kepada kabinet baik diminta maupun tidak diminta.

Kabinet djuanda ini merupakan kabinet terakhir didalam sistem


pemerintah berdasarkan UUDS 1950.

Isi dari Deklarasi Djuanda yang ditulis pada 13 Desember 1957


menyatakan :
Makna Indonesia sebagai kepulauan yang memiliki corak terpisah
Sejak dulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan
Ketentuan ordonansi 1939 tentang ordonansi,dapat memecah belah
keutuhan wilayah Indonesia.

Tujuan deklarasi djuanda :


Untuk mewujudkan bentuk-bentuk wilayah kesatuan republik Indonesia
yang utuh dan bulat.
Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI,sesuai dengan asas negara
kepulauan.
Untuk menghasilkan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin
keamanan dan meyakinkan NKRI.
Dibawah ini beberapa komentar tokoh terkenal tentang beliau :
1. JENDERAL BESAR A.H.NASUTION :
“Pak djuanda termasuk sedikit tokoh yang dapat berbicara dengan tegas
kepada presiden tanpa dimusuhi presiden. Ketegasan pak djuanda tak bisa
diisi orang lain. Pada saat mengantarkan jenazah Pak Djuanda,saya
berbicara dengan Pak leimena yang mengenangkan penderitaan batin
almarhum , yang serius mengupayakan stabilisasi / rehabilitasi , tapi oleh
rekan-rekan menteri lalu diserang dalam rapat-rapat umum dan
sebagainya”.
2. PROF.IR.ROOSENO :
“Jika Ir.H.Djuanda tidak meninggal , Soekarno tidak akan dipengaruhi
PKI”.
3. HARDI S.H :
“Ironinya semua pihak ,partai politik atau tokoh-tokoh yang menjalankan
tugas mulia dalam pemerintahan sebelum tahun 1996 ,mendapat stempel
sebagai orde lama yang mengandung penilaian serba negatif”.
4. PROF.BINTORO TJOKROADMIDJOJO :
“Pak djuanda adalah tenokrat utama indonesia. Bekerja secara
profesional,tanpa perlu memanfaatkan dukungan kelompok politik yang
partisan. Menjadi contoh bagi para teknokrat dikemudian hari”.3

3
A.M.W.Pranarka,Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila.(Jakarta:Yayasan
Proklamasi Centre For Strategic And Internasional Studies,1985),h.508.
KESIMPULAN

Berdasarkan sumber – sumber yang ada dapat disimpulkan bahwa


Ir.H.Djoeanda adalah pahlawan yang sangat tegas. Beliau adalah panutan
bagi semua orang terutama bagi mahasiswa dan mahasiswi supaya tegas
dan mampu membedakan mana yang baik dan tidak baik. Beliau adalah
teknokrat utama Indonesia.Kita juga sering mendengar tentang deklarasi
djuanda, Djuanda Kartawidjaja adalah tokoh dibalik itu. Banyak sekali
peran beliau di tengah masyarakat.Selain itu Djuanda Kartawidjaja juga
aktif sebagai anggota Dewan daerah Jakarta. Pada tahun 1939,Djuanda
Kartawidjaja bekerja sebagai departemen Pekerjaan Umum Provinsi Jawa
Barat. Djuanda memimpin para pemuda mengambil alih Jawatan Kereta
Api dari Jepang. Dan masih banyak lagi kontribusi Ir.H.Djuanda pada
rakyat indonesia. Bagi para pemuda pemudi Indonesia kita sudah
sewajibnya mengikuti sifat teladan dan tegas dari beliau.
DAFTAR PUSTAKA

A.M.W.Pranarka,Sejarah Pemikiran Tentang


Pancasila.(Jakarta:Yayasan Proklamasi Centre For Strategic And Internasional
Studies,1985),h.508.
http://gardanasional.id/post/6313/deklarasi-djuanda-kemenangan-
besar-diplomasi-laut-indonesia
http://heroicblog-7d.blogspot.com/2011/12/biodata-singkat-ir-h-
djuanda.html?m=1
Ifah Nurjany,Ir.Juanda Kartawijaya Cendekiawan dari
Tasikmalaya.(Bee Media,2017),h.100.
Awaloedin Djamin,PAHLAWAN NASIONAL
IR.H.DJUANDA,NEGARAWAN,ADMINISTRATOR & TEKNOKRAT
UTAMA.(Kompas,2001),h.410.
Jurnal.sttgarut.ac.id
Jurnamahasiswa.unesa.ac.id
https://ejournal.bsi.ac.id

Anda mungkin juga menyukai