Anda di halaman 1dari 11

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kegiatan : Peningkatan (Struktur dan Kapasitas) Jalan/Jembatan (Penugasan)


Pekerjaan : Peningkatan Jalan Semut - Ngembal (Penugasan) Keperluan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Kabupaten Pasuruan
Lokasi : Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan

I PENANGANAN PEKERJAAN PERSIAPAN :


Adapun pekerjaan yang akan di persiapkan dalam pelaksanaan proyek Pembangunan meliputi:
1. Administrasi dan Fisik
- Mengirimkan Surat Pemberitahuan Mulai Kerja kepada Pemimpin Kegiatan beserta Intansi terkait untuk
dilakukan sosialisasi di lokasi pekerjaan.
- Membuat Rencana Mutu pekerjaan dan membuat jadwal (reschedule) untuk program kerja lapangan sebagai
Acuan Kerja sebelum pekerjaan dimulai.
- Penyediaan Direksi Keet / tempat kerja / kantor sementara dilapangan digunakan untuk tempat bahan–
bahan, kantor dan segala kegiatan administrasi di lapangan.
- Pekerjaan Laboratorium/ pengujian terhadap bahan/ material dan harus mendapatkan persetujuan PPK
sebelum dimobilisasi dilapangan. Untuk pengujian lab terhadap hasil pekerjaan, dilaksanakan
dilaboratorium yang menggunakan standar spesifikasi yang telah dilegalkan.
- Pekerjaan mobilisasi meliputi pengiriman peralatan, bahan dan tenaga kerja yang akan digunakan serta
dilakukan pada awal atau pertengahan pelaksanaan fisik pekerjaan. Sedangkan demobilisasi (pengiriman
kembali ) dilakukan pada akhir atau pekerjaan telah selesai dilaksanakan.
- Pengambilan dokumentasi foto 0% lokasi pekerjaan sebagai dasar pembuatan soft drawing dan MC 0%.

II PENANGANAN PEKERJAAN PERSIAPAN FISIK :


1. Sosialisasi Dan Konsultasi
- Langkah awal pekerjaan yaitu dengan melakukan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah,
camat, kepala desa/lurah, GHIPPA dan HIPPA/masyarakat setempat sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan
untuk membangun saling pengertian dan menghindari salah paham/ masalah serta mengajak partisipasi
masyarakat setempat dalam pelaksanaan pekerjaan. Sosialisasi dan Konsultasi ini harus dilaksanakan
sebelum pelaksanaan pekerjaan dan terlebih dahulu dengan menyerahkan jadwal, isi dan materi sosialisasi
kepada Pengguna Jasa dan konsultasi dilaksanakan guna mendapat persetujuan mulai kerja.

2. Penyediaan Bangunan Sementara (Bouwkeet)


- Peyediaan berdasarkan ijin dari direksi lapangan, baik lokasi maupun kebutuhan direksi itu sendiri.
Penjagaan, Keamanan Lapangan Pekerjaan. Penyediaan rambu – rambu pengamanan, kotak P3K, air minum
untuk pekerja, serta keikutsertaan pada program JAMSOSTEK, dan pengadaan alat – alat sefety (sarung
tangan, sepatu, helm safety)

3. Papan Nama Proyek


Pengadaan papan nama dengan ukuran sesuai gambar, di tempat lokasi pekerjaan yang telah ditentukan.

4. Pembuatan Jalan Akses


Jalan masuk (akses) sementara untuk memasukan material yang akan di pakai jikalau diperlukan.
5. Pengukuran Dan Pematokan
Pencocokan ukuran yang ada di lapangan dengan gambar pelaksanaan bersama sama dengan direksi dan
pemasangan patok utama sebagai acuan perhitungan di lapangan.
6. Pengendalian Lalu Lintas
Pengendalian lalu lintas dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai dengan syarat-syarat Umum Kontrak dan
sampai disetujui oleh Direksi Teknik, serta tindakan- tindakan pencegahan yang memadai harus diambil
untuk mengarahkan dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.
Menyediakan, membuat, memasang dan menempatkan rambu-rambu lalu lintas dan rambu kerja sementara
pada lokasi dan posisi penting termasuk rintangan-rintangan di sekitar lokasi pekerjaan.
Bentuk dan ukuran huruf serta susunan kalimat pada rambu dan rintangan dibuat sejelas mungkin, mudah
dimengerti oleh setiap Pengguna jalan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh Direksi, semua
jenis rambu harus dibersihkan dari lokasi pekerjaan.

III LINGKUP PEKERJAAN


Peningkatan Jalan Semut - Ngembal (Penugasan) Keperluan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten
Pasuruan, Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan, dengan total panjang penanganan 0.832 Km meliputi
Penanganan Pekerjaan Utama :
- Laston Lapis Aus (AC-WC)
- Laston Lapis Antara Perata (AC-BC(L)
- Pasangan Batu

IV PELAKSANAAN PEKERJAAN
Urutan Pekerjaan :
- Mobilisasi
- Galian Biasa
- Pasangan Batu
- Timbunan Biasa Dari Sumber Galian (untuk Plengsengan)
Struktur perkerasan jalan
- Lapis Pondasi/Perata Penetrasi Macadam
- Lapis Perekat - Aspal Cair AC-BC (L)
- Laston Lapis Antara Perata (AC-BC(L)
- Lapis Perekat - Aspal Cair AC-WC
- Laston Lapis Aus (AC-WC)
- Patok Pengarah

DIVISI 1. UMUM
Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar diselesaikan dalam jangka waktu 30 hari terhitung
mulai SPMK, kecuali penyediaan fasilitas dan pelayanan pengendalian mutu harus deselesaikan dalam waktu
30 hari.
Pelaksanaan mobilisasi peralatan disesuaikan dengan pemakaian peralatan pada kelompok kegiatan di
lapangan. Untuk mobilisasi dan demobilisasi alat perlu adanya penanganan yang spesifik (khusus) baik untuk
keselamatan kerja, keamanan dan pengaturan lalu lintas saat mobilisasi alat berlangsung.

Managemen dan Keselamat Lalu Lintas


Penyedia Jasa menjaga seluruh panjang effektif dari kegiatan dalam kondisi sedemikian hingga lalu lintas
dapat ditampung dengan aman dan karyawan Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan, dan pengguna jalan dapat
dilindungi.
Managemen K3
Penyedia Jasa menyiapkan semua keperluan K3 sesuai dengan RKK yg dibuat untuk seluruh karyawan,
Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan, dan pengguna jalan dapat dilindungi keselamatan dan Keamananya. Hal
hal yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan K3 antara lain
- Pembatas Area (Safety Line)
- Petugas K3
- Peralatan P3K (Kotak P3K, Obat Luka, Perban, dll)
- Rambu Petunjuk
- Rambu Larangan
- Rambu Peringatan
- Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Light Stick)
- Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone)
Pembersihan Lokasi
Penyedia Jasa wajib melakukan pembersihan lokasi selama masa pekerjaan dan setelah selesai
dilaksanakan dari bahan2 sisa sisa pekerjaan yang sudah tidak terpakai yang dapat mengganggu lalulintas.

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


3.1.(1a) Galian Biasa
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau
bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.

- Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk formasi galian atau
pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan
pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk
pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dan /atau perkerasan beton pada perkerasan lama,
dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi dan memenuhi garis,
ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.

Persyaratan Bahan
--
Persyaratan Alat
Excavator
Dump Truck
Alat Bantu
Pedoman Pelaksanaan
- Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk
apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan organik dan bahan
perkerasan lama.
- Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan
di luar batas galian. Bilamana material/bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi
dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat,
maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi
syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
3.2.(1a)(m) Timbunan Biasa Dari Sumber Galian (untuk Plengsengan)
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir
yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan
elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Timbunan Biasa,
Timbunan Pilihan, dan Timbunan Pilihan Berbutir di atas tanah rawa.
Timbunan pilihan harus digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya dukung tanah dasar pada
lapisan penopang (capping layer) dan jika diperlukan di daerah galian. Timbunan pilihan dapat juga digunakan
untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena
keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang
kritis.
Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang sebagai landasan untuk pipa atau
saluran beton, maupun bahan drainase porous yang dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk
mencegah hanyutnya partikel halus tanah akibat proses penyaringan. Bahan timbunan jenis ini telah diuraikan.

Persyaratan Bahan
Bahan timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian tanah atau bahan
galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam
pekerjaan permanen seperti yang diuraikan dalam Pasal 3.1.1.1) dari Spesifikasi.
Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-
6 menurut SNI-03-6797-2002 atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System".
Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan
hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung
atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm
lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai
tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki nilai CBR tidak
kurang dari karakteristik daya dukung tanah dasar yang diambil untuk rancangan dan ditunjukkan dalam
gambar atau tidak kurang dari 6% jika tidak disebutkan lain (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan
100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989).

Persyaratan Alat
Dump Truck
Tamper
Alat Bantu
Pedoman Pelaksanaan
Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
Kecuali untuk daerah tanah lunak dan tidak sesuai atau tanah rawa, dasar pondasi timbunan harus
dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai
15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk Timbunan yang
- ditempatkan di atasnya.
Bilamana timbunan akan dibangun di atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng lebih dari 10%,
ditempatkan di atas permukaan lama atau pembangunan timbunan baru, maka lereng lama akan dipotong
sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan
pemadat dapat beroperasi. Tanggatangga tersebut tidak boleh mempunyai kelandaian lebih dari 4% dan
harus dibuatkan sedemikian dengan jarak vertikal tidak lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang dari
15% dan tidak lebih dari 60 cm untuk kelandaian yang sama atau lebih besar dari 15%.

-
- Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
6.1 (2)(a) Lapis Perekat - Aspal Emulsi AC-BC (L)
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang telah
disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar di
atas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat aspal atau semen (misalnya Lapis Pondasi Agregat), sedangkan
Lapis Perekat harus dihampar di atas permukaan berbahan pengikat semen atau aspal(seperti Semen Tanah,
RCC, CTB, Perkerasan Beton, Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll).

Persyaratan Bahan
Aspal
Hasil prduksi pertamina (EX. Pertamina 60/80) yang memenuhi standart nasional indonesia dan dalam kemasan
drum.
Kerosene
Minyak bakar atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang memiliki titik didih antara 150 °C dan
300 °C dan tidak berwarna. Digunakan selama bertahun-tahun sebagai alat bantu penerangan, memasak,
water heating, dll yang umumnya merupakan pemakaian domestik (rumahan). minyak tanah di produksi oleh
pertamina
Persyaratan Alat
Asp. Distributor
Compressor
Pedoman Pelaksanaan
Sebelum dilakukan pekerjaan untuk pelapisan tack coat maka terlebih dahulu bagian permukaannya dilakukan
pembersihan dari kotoran yang melekat sehingga dikemudian hari tidak terjadi pengelupasan atau cekungan
akibat dari kotoran tersebut Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan-bahan aspal, pada
permukaan yang telah disiapkan sebelum untuk pemasangan aspal berikutnya.
- Penyiapan Permukaan yang akan disemprot Aspal
Lahan / permukaan sebelum penyemrotan dibersihkan dengan compressor maupun sikat mekanis,
pembersihan lokasi dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang akan disemprot.
- Takaran dan Temperatur pemakaian Bahan Aspal
Sebelum pelaksanaan penyemprotan dilakukan uji dahulu dengan takaran 0.4 sampai 1.3 ltr per meter
persegi untuk lapis Pondasi Agregat Klas A dan 0,2 sampai 1 ltr per meter persegi untuk lapis Pondasi
Semen Tanah dan temperature yang sesuai dengan Specifikasi atau menurut petunjuk Direksi.

- Pelaksanaan Penyemprotan
Lapis perekat disemprot diatas Klas A/ CTB, permukaan Klas B yang telah disapu harus rata, rapat,
bermosaik.
Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan diukur dan ditandai. Setelah
pelaksanaan penyemprotan bahan aspal yang berlebihan dan tergenang di atas permukaan yang telah
disemprot harus diratakan dengan menggunakan alat pemadat roda karet, sikat ijuk atau alat penyapu dari
karet.
6.3(6c) Laston Lapis Antara Perata (AC-BC(L)
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet dari lapis antara campuran aspal. Aspal beton
campuran panas merupakan salah satu jenis dari lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis
pekerjaan ini merupakan campuran merata antara aggregate dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu
tertentu. Untuk mengeringkan agregat dan mendapatkan tingkat kecairan yang cukup dari aspal sehingga
diperoleh kemudahan untuk mencampurnya, maka kedua material tersebut harus dipanaskan dulu sebelum
dicampur. Karena dicampur dalam keadaan panas maka seringkali disebut “Hot Mix”. Pekerjaan pencampuran
dilakukan di Aspal Mixing Plant, kemudian dibawa kelokasi dan dihampar dengan mempergunakan alat
penghampar (paving Machine) sehingga diperoleh lapisan lepas yang seragam dan merata untuk selanjutnya
dipadatkan dengan mesin pemadat yang akhirnya akan diperoleh lapisan yang padat aspal beton.

Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet dari lapis aus campuran aspal :
Persyaratan Bahan
Bahan ACBCL harus memenuhi persyaratan spescifikasi baik : Agregat Kasar, Agregat Halus, Filler, serta
gradasi agregat gabungan, bahan aditif, maupun bahan aspal itu sendiri. Campuran :
Kontraktor akan mengajukan Design Mix Formula 30 hari sebelum pelaksanaan dilapangan untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
Persyaratan Alat
Dump Truck
Asphalt Finisher
Tandem Roller
P. Tyre Roller
Alat Bantu
Pedoman Pelaksanaan
Menyiapkan permukaan yang akan dilapisi, baik prosedur galian perkerasan maupun lapis perekat harus
mendapatkan persetujuan direksi.
Acuan Tepi, Balok kayu atau acuan lain yang disetujui dipasang sesuai dengan garis dan serta ketinggian yang
diperlukan tepi-tepi lokasi yang akan dihampar.
Penghamparan Dan Pembentukan
Sebelum memulai penghamparan, screed alat penghampar dipanaskan. Campuran aspal Leveling dihampar
sesuai dengan kelandaian, elevasi yang disyaratkan. Penghamparan dimulai dari lajur yang lebih rendah.
Alat penghampar dan mesin vibrasi dijalankan selama penghamparan dan pembentukan dengan kecepatan
yang tidak menyebabkan retak permukaan, bentuk ketidakrataan lainnya pada permukaan.

Pemadatan
Sebelum diadakan pemadatan permukaan hamparan aspal diperiksa dan setiap ketidak sempurnaan yang
terjadi diperbaiki. Dalam penggilsan aspal ada tiga tahap :
- Breakdown dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja maupun dengan alat pemadat roda karet, letak
dekat dengan Finisher (penghampar) setiap titik menerima minimum 2 lintasan penggilasan awal.

- Pemadatan Antara atau utama dilaksnakan dengan alat pemadat roda karet sedekat mungkin dibelakang
penggilasan awal. Dengan jumlah lintasan (passing) penggilasan sesuai hasil trial.
- Pemadatan Akhir dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar.
Sambungan
Sambungan memanjang atau melintang pada lapisan yang berurutan diatur sedemikian rupa sehingga
sambungan tidak terletak segaris yang lainnya.
Campuran aspal dihampar di samping campuran aspal yang telah dipadatkan sebelumnya kecuali bilamana
tepinya tegak lurus atau telah dipotong tegak lurus.
Pengendalian Mutu diantaranya :
Pengujian Permukaan Perkerasan
Ketentuan Kepadatan
Jumlah Benda Uji Campuran Aspal
Pengujian Pengendalian Mutu Campuran Aspal
Pengendalian Kuantitas dengan menimbang Campuran Aspal
Didalam pelaksanaan pengendalian mutu tersebut kontraktor berpedoman pada Spesifikasi maupun
persetujuan Direksi Pekerjaan.
6.1 (2)(a) Lapis Perekat - Aspal Emulsi AC-WC
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang telah
disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar di
atas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat aspal atau semen (misalnya Lapis Pondasi Agregat), sedangkan
Lapis Perekat harus dihampar di atas permukaan berbahan pengikat semen atau aspal(seperti Semen Tanah,
RCC, CTB, Perkerasan Beton, Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll).

Persyaratan Bahan
Aspal
Hasil prduksi pertamina (EX. Pertamina 60/80) yang memenuhi standart nasional indonesia dan dalam kemasan
drum.
Kerosene
Minyak bakar atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang memiliki titik didih antara 150 °C dan
300 °C dan tidak berwarna. Digunakan selama bertahun-tahun sebagai alat bantu penerangan, memasak,
water heating, dll yang umumnya merupakan pemakaian domestik (rumahan). minyak tanah di produksi oleh
pertamina
Persyaratan Alat
Asp. Distributor
Compressor
Pedoman Pelaksanaan
Sebelum dilakukan pekerjaan untuk pelapisan tack coat maka terlebih dahulu bagian permukaannya dilakukan
pembersihan dari kotoran yang melekat sehingga dikemudian hari tidak terjadi pengelupasan atau cekungan
akibat dari kotoran tersebut Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan-bahan aspal, pada
permukaan yang telah disiapkan sebelum untuk pemasangan aspal berikutnya.
- Penyiapan Permukaan yang akan disemprot Aspal
Lahan / permukaan sebelum penyemrotan dibersihkan dengan compressor maupun sikat mekanis,
pembersihan lokasi dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang akan disemprot.
- Takaran dan Temperatur pemakaian Bahan Aspal
Sebelum pelaksanaan penyemprotan dilakukan uji dahulu dengan takaran 0.4 sampai 1.3 ltr per meter
persegi untuk lapis Pondasi Agregat Klas A dan 0,2 sampai 1 ltr per meter persegi untuk lapis Pondasi
Semen Tanah dan temperature yang sesuai dengan Specifikasi atau menurut petunjuk Direksi.

- Pelaksanaan Penyemprotan
Lapis perekat disemprot diatas Klas A/ CTB, permukaan Klas B yang telah disapu harus rata, rapat,
bermosaik.
Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan diukur dan ditandai. Setelah
pelaksanaan penyemprotan bahan aspal yang berlebihan dan tergenang di atas permukaan yang telah
disemprot harus diratakan dengan menggunakan alat pemadat roda karet, sikat ijuk atau alat penyapu dari
karet.
6.3(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC)
Lingkup Pekerjaan
Aspal beton campuran panas merupakan salah satu jenis dari lapis perkeras an konstruksi perkerasan lentur.
Jenis pekerjaan ini merupakan campuran merata antara aggregate dan aspal sebagai bahan pengikat pada
suhu tertentu. Untuk mengeringkan agregat dan mendapatkan tingkat kecairan yang cukup dari aspal sehingga
diperoleh kemudahan untuk mencampurnya, maka kedua material tersebut harus dipanaskan dulu sebelum
dicampur. Karena dicampur dalam keadaan panas maka seringkali disebut “Hot Mix”. Pekerjaan pencampuran
dilakukan di Aspal Mixing Plant, kemudian dibawa kelokasi dan dihampar dengan mempergunakan alat
penghampar (paving Machine) sehingga diperoleh lapisan lepas yang seragam dan merata untuk selanjutnya
dipadatkan dengan mesin pemadat yang akhirnya akan diperoleh lapisan yang padat aspal beton.

Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet dari lapis aus campuran aspal: agregat dan bahan
aspal ( ACWC setebal 4 cm).
Persyaratan Bahan
Bahan AC WCharus memenuhi persyaratan spescifikasi baik : Agregat Kasar, Agregat Halus, Filler, serta gradasi
agregat gabungan, bahan aditif, maupun bahan aspal itu sendiri. Campuran :
Kontraktor akan mengajukan Design Mix Formula 30 hari sebelum pelaksanaan dilapangan untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
Persyaratan Alat
Dump Truck
Asp. Finisher
Tandem Roller
P. Tyre Roller
Alat Bantu
Pedoman Pelaksanaan
Menyiapkan permukaan yang akan dilapisi, baik prosedur galian perkerasan maupun lapis perekat harus
mendapatkan persetujuan direksi.
Acuan Tepi, Balok kayu atau acuan lain yang disetujui dipasang sesuai dengan garis dan serta ketinggian yang
diperlukan tepi-tepi lokasi yang akan dihampar.
Penghamparan Dan Pembentukan
Sebelum memulai penghamparan, screed alat penghampar dipanaskan. Campuran aspal Leveling dihampar
sesuai dengan kelandaian, elevasi yang disyaratkan. Penghamparan dimulai dari lajur yang lebih rendah.
Alat penghampar dan mesin vibrasi dijalankan selama penghamparan dan pembentukan dengan kecepatan
yang tidak menyebabkan retak permukaan, bentuk ketidakrataan lainnya pada permukaan.

Pemadatan
Sebelum diadakan pemadatan permukaan hamparan aspal diperiksa dan setiap ketidak sempurnaan yang
terjadi diperbaiki. Dalam penggilsan aspal ada tiga tahap :
- Breakdown dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja maupun dengan alat pemadat roda karet, letak
dekat dengan Finisher (penghampar) setiap titik menerima minimum 2 lintasan penggilasan awal.

- Pemadatan Antara atau utama dilaksnakan dengan alat pemadat roda karet sedekat mungkin dibelakang
penggilasan awal. Dengan jumlah 4-6 lintasan (passing) kali penggilasan.
- Pemadatan Akhir dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar 2 passing.
Sambungan
Sambungan memanjang atau melintang pada lapisan yang berurutan diatur sedemikian rupa sehingga
sambungan tidak terletak segaris yang lainnya.
Campuran aspal dihampar di samping campuran aspal yang telah dipadatkan sebelumnya kecuali bilamana
tepinya tegak lurus atau telah dipotong tegak lurus.
Pengendalian Mutu diantaranya :
Pengujian Permukaan Perkerasan
Ketentuan Kepadatan
Jumlah Benda Uji Campuran Aspal
Pengujian Pengendalian Mutu Campuran Aspal
Pengendalian Kuantitas dengan menimbang Campuran Aspal
Didalam pelaksanaan pengendalian mutu tersebut kontraktor berpedoman pada Spesifikasi maupun
persetujuan Direksi Pekerjaan.
Pengendalian Mutu Pekerjaan Asphalt Hotmix AC-WC
Tahap 1 Penyiapan bahan
* Aspal :
- Aspal Minyak sebelum dipesankan harus diperoleh jaminan dari pemasok meliputi kesinambungan
suplay dan konsistensi mutu bahan sejak dari pabrik pengolahan sampai di tangki AMP Kontraktor.

- Aspal Minyak harus diangkut menggunakan truck tangki tertentu disegel serta dilengkapi surat jalan.

- Aspal Minyak ditest meliputi softening point dan penetrasi.


- Aspal Minyak diambil sampelnya pada setiap tanki yang datang untuk diuji dilab.
- Aspal Minyak yang datang ditimbang menggunakan truck scala weight.
* Aggregat
- Agregat yang baik halus maupan kasar berasal dari bolder (raw material) yang memiliki abrasi sesuai
ketentuan spec.
- Untuk melakukan pengujian di lokasi kerja, memeliki alat laboratorium :
a Marshal test
b Softening test
c Penetrasi
d Core drill
Tahap 2 Job Mix Formula
Dengan menggunakan bahan-bahan yang telah disetujui secara teknis oleh konsultan pengawas dan
Owner selanjutnya dilakukan percobaan Job Mix perkerasan untuk menentukan JMF.
Tahap 3 Pengolahan di AMP
* Formula campuran diinput pada computer AMP
* Material Aggregat digabungkan dalam jumlah tertentu setiap fraksi untuk meemnuhi persyaratan
formula campuran pekerjaan.
* Temperatur aspal jika mencapai suhu yang dipersyaratkan baru dialirkan kedalam campuran agregat
panas.
* Proses pencampuran berlangsung secara otomatis sesuai input JMF yang telah diseting di computer AMP.

Tahap 4 Hauling
* Dump truck yang digunakan dilengkapi terpal yang cukup dan suhu aspal di jaga sehingga campuran
aspal tidak cepat mengalami penurunan suhu dan terhindar dari air sewaktu musim hujan.

* Bak dump truck terbebas dari solar ataupun bahan organic.


* Hotmix curah untuk ditimbang menggunakan truck scale weight.
Tahap 5 Spreading
* Hot Mix dihampar menggunakan aspal finisher paver track yang dilengkapi dengan siopa control device.

* Lokasi yang akan dihampar hotmix harus sudah disiram prime coat/tack coat yang telah diseting sesuai
dengan takaran.
* Dipasang besi siku pada posisi longitudinal joint sebelum dimulai.
* Dilakukan koreksi posisi screed
* Tepi luar hamparan hotmix dirapikan dengan alat penumbuk.
* Lebar bersih hamparan harus sesuai dengan gambar desain.
* Dilakukan control kerataan permukaan hotmix menggunakan straightedge.
* permukaan yang tidak rata dikoreksi dengan cara menaburkan hotmix halus dan diratakan menggunakan
alat rake.
Tahap 6 Compacting
* Breakdown
- Initial compaction dilakukan bila temperature hotmix terhampar telah mencapai persyaratan dalam
speck.
- Initial compaction menggunakan tandem roller)
- Kecepatan Tandem Roller < 4 km/jam dengan passing sesuai trial mixed yang disepakati.
- Roda besi Tandem Roller harus menjorok keluar selebar ± 15 cm dari tepian hamparan atau
sepermpat lebar roda jika pada daerah joint longitudinal.
* Intermidiate
- Setelah selseai proses initial compacting maka diikuti dengan Pneumatic Tire Roller dengan
kecepatan < 6 km/jam dan passing sesuai dengan trial mixed yang disepakati.
- Roda Pneumatic Tire Roller harus disemprot secara terus menerus dengan sprayer yang mengabut dan
dibantu seprot secara manual menggunakan cairan sabun (dengan alat semprot petani)

* Finishing
- Final compaction menggunakan Tandem Roller sesuaitrial mixed dengan kecepatan dan passing pada
initial yang disepakati.
- Pekerjaan malam hari harus dilengkapi alat penerangan yang memadai
8.4.(5) Patok Pengarah
Setelah Pekerjaan utama selesai dilaksanakan. patok yang telah ditentukan disiapkan kelokasi pekerjaan.
Dipasang ketitik titik yang telah ditentukan. Semua patok dipasang dan di cor dengan beton K225 sebagai
pondasi agar kuat dan tidak hilang.
Cara Pemasangan patok.
Siapkan Galian tanah atau lubang pada Dinding penahandengan kedalaman sesuai gambar
Kedalaman galian Patok pengarah 65 cm, KM 60 cm, Hm 35 cm
Masukan patok dan Tiang rambu kedalam lubang sesuai dengan tinggi elevasi
Beton K225 digunakan untuk mengecor patok dan pondasi rambu dalam lubang.
Patok dicat sesuai dengan gambar dengan menggunakan Cat Besi.

V RENCANA STRATEGIS PELAKSANAAN TEPAT WAKTU :


Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Time Schedule agar pekerjaan efisien dan tepat waktu. Guna
menunjang pelaksanaan ini diperlukan suplai bahan-bahan yang lancar, penambahan tenaga kerja dan apabila
diperlukan harus dikerjakan sampai malam hari (lembur) jika progres pekerjaan menurun atau tidak sesuai
dengan target yang ditentukan.
VI METODE PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN :
Setelah dilaksanakan Penyerahan I (pertama) pekerjaan atau PHO maka selanjutnya menjadi Tanggung jawab
kami sebagai Penyedia Jasa untuk memenuhi masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan, dengandemikian dalam
masa waktu tersebut masih menjadi kewajiban kami sebagai Penyedia Jasa apabila dalam jangka waktu
pemeliharaan tersebut ada kerusakan atau pekerjaan tersebut memerlukan perbaikan dan perawatan sampai
dengan dilakukannya Penyerahan kedua atau FHO (Final Hand Over). Rencana penanganan masa
pemeliharaan adalah sebagai berikut :

Identifikasi
Untuk semua pekerjaan pemeliharaan berupa pengecekan per item apabila ada yang rusak maka dari pihak
penyedia segera mengutus pekerja untuk segera mengindentifikasi kerusakan dan caramengatasinya.

Perbaikan
Setelah diidentifikasi kerusakan pada item pekerjaan, piak penyedia mengutus pekerja untuk
segeramemperbaiki hingga kondisi 100% atau seperti sedia kala.
Perawatan
Setelah semua item pekerjaan sudah sesuai 100% fisiknya, pemeliharaan/perawatan dilakukan pihak
penyedia supaya item pekerjaan tetap pada kondisi optimal hingga FHO.

VIII METODE PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN KERJA :


1. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk
terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat
memasang papan-papan pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan yang
dipandang perlu.
2. Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua tempat kerja, peralatan,
sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.

3. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
4. Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut dapat
melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
5. Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan keahlian, umur, jenis
kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
6. Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata
cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.

IX PENUTUP
Keberhasilan suatu Pembangunan ditentukan oleh penanganan semua tahapan secara sistematis dan terencana,
mulai dari proses persiapan pendanaan, pengadaan material, Mobilisasi Alat dan pemberdayaan tenaga ahli /
tehnik dantersebut
Kerangka tenaga pendukung yang merupakan
diatas didukung kerangka
dengan sebuah acuan
konsep / metode
dasar Gambarpelaksaknaan
/ Bestek dan yang direncanakan.
Rencana Kerja dan Syarat
hasil dari perencanaan dilengkapi dengan data – data hasil survey, existing, kriteria dasar menurut dinas yang
terkait, sehingga kemudian muncul konsep ide, yang direalisasikan kedalam bentuk dalam Pelaksanaan Pekerjaan
ini.
Dengan berpedoman pada metode pelaksanaan dan Metode Kerja yang ada diharapkan dalam pelaksanaan
pekerjaan tersebut diatas, mampu melaksanakan pekerjaan tepat waktu dengan kualitas pekerjaan dapat
mencapai umur konstruksi sesuai yang diinginkan.

Pasuruan, 02 Juli 2019


Penyedia Jasa
CV. SOPOEN

SUWARNO
Direktur

Anda mungkin juga menyukai