Anda di halaman 1dari 7

Ayat

ِ‫س َي َرى ا ْع َملُوا َوقُل‬ َِ ‫ع َملَ ُك ِْم‬


َ َ‫ّللاُ ف‬ َ ُ‫سولُ ِه‬ ُ ‫ِۖو ْال ُمؤْ منُونَِ َو َر‬
َ َِ‫ست ُ َردُّون‬
َ ‫َو‬
َ ِ‫ش َهادَةِ ْالغَيْب‬
ِ‫عالمِ إلَى‬ َ ‫تَ ْع َملُونَِ ُك ْنت ُ ِْم ب َما فَيُنَبئ ُ ُك ِْم َوال‬

Arti

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. At-Taubah : 105)
Arti Perkata

Asbabun Nuzul

Al-Qur'an Surat at-Taubah : 105 menjelaskan, bahwa Allah Swt.


memerintahkan kepada kita untuk semangat dalam melakukan amal saleh
sebanyak-banyaknya. Allah Swt. akan melihat dan menilai amal-amal tersebut.
Pada akhirnya, seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah Swt. dengan
membawa amal perbuatannya masing-masing. Mereka yang berbuat baik akan
diberi pahala atas perbuatannya itu. Mereka yang berbuat jahat akan diberi siksaan
atas perbuatan yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia.
Sebutan lain dari ganjaran adalah imbalan atau upah atau compensation.
Imbalan dalam konsep Islam menekankan pada dua aspek, yaitu dunia dan akhirat.
Namun, penekanan kepada akhirat itu lebih penting daripada penekanan kepada
dunia (dalam hal ini materi).

Ayat di atas juga menjelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kita untuk
bekerja, dan Allah Swt. pasti membalas semua yang telah kita kerjakan. Hal yang
perlu diperhatikan dalam ayat ini adalah penegasan Allah Swt. bahwa motivasi atau
niat bekerja itu mestilah benar. Umat Islam dianjurkan agar tidak hanya merasa
cukupِdenganِmelakukanِ“tobat”ِsaja,ِtetapiِharusِdibarengiِdenganِusaha-usaha
untuk melakukan perbuatan terpuji yang lainnya, seperti menunaikan zakat,
membantu orangorang yang membutuhkan pertolongan, menyegerakan untuk
mengerjakan shalat, saling menasihati teman dalam hal kebenaran dan kesabaran,
dan masih banyak lagi usaha-usaha lain yang sangat terpuji. Semua itu dilakukan
atas dasar taat dan patuh kepada perintah Allah Swt. dan yakin bahwa Allah Swt.
pasti menyaksikan itu.

Ayat ini pun berisi peringatan bahwa perbuatan mereka itu pun nantinya
akan diperlihatkan pula kepada Rasul dan kaum muslimin lainnya kelak di hari
kiamat. Dengan demikian, akan terlihatlah kebajikan dan kejahatan yang mereka
lakukan sesuai amal perbuatannya. Bahkan, di dunia ini pun sudah sering kita
saksikan, bagaimana gambaran orang-orang yang berbuat jahat seperti pencuri,
penipu, pemerkosa, koruptor, dan lain sebagainya. Banyaknya berita tentang
korupsi, bagaimana koruptor dipertontonkan di ruang publik. Ini menandakan
bahwa di dunia pun perbuatan kita sudah bisa dipertontonkan. Apalagi kelak di
akhirat yang pasti sangat nyata dan tidak bisa ditutup-tutupi.
Tafsir

Mujahid mengatakan bahwa hal ini merupakan ancaman dari Allah terhadap
orang-orang yang menentang perintah-perintah-Nya, bahwa amal perbuatan
mereka kelak akan ditampilkan di hadapan Allah Swt. dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin. Hal ini pasti akan terjadi kelak di hari kiamat, seperti yang
disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

ِ َ ‫}خَاف َيةِ م ْن ُك ِْم تَ ْخفَى‬


ُ ‫ل ت ُ ْع َر‬
{ِ‫ضونَِ َي ْو َمئذ‬
Pada hari itu kalian akan dihadapkan (kepada Tuhan kalian), tiada sesuatu pun dari
keadaan kalian yang tersembunyi (bagi Allah). (Al-Haqqah: 18)

{ِ‫س َرائ ُِر ت ُ ْبلَى َي ْو َم‬


َ ‫}ال‬
Pada hari ditampakkan segala rahasia. (At-Thariq: 9)

{ِ‫صدُورِ في َما َو ُحص َل‬


ُّ ‫}ال‬

Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada. (Al-‘Adiyat:ِ10)

Adakalanya Allah Swt. menampakkan hal tersebut kepada orang-orang di dunia ini,
seperti yang dikatakan oleh Imam Ahmad. Ia mengatakan:

‫س ُنِ َحدَثَنَا‬ ُِ ‫لَهيعة اب‬، ‫دَ َراج َحدَثَنَا‬، ‫ن‬


َ ‫ ُمو‬، ‫ْن َحدَثَنَا‬
ُِ ‫سى ب‬
َ ‫ْن َح‬ َ ‫أَبي‬
ِْ ‫ع‬
ْ ‫ن‬
ِ‫ال َه ْيثَم‬، َ ‫سعيدِ أَبي‬
ِْ ‫ع‬ َ ، ‫ن‬ ِْ ‫ع‬ َ ِ‫سول‬ َِ ‫صلَى‬
ُ ‫ّللا َر‬ َ ُ‫ّللا‬ َ ‫سلَ َِم‬
َِ ِ‫ع َليْه‬ َ ‫َو‬
ُ‫ل أَنَ ِه‬ َِ َ‫ل أَ َح ِدَ ُك ِْم أ‬
َِ ‫قَا‬:ِ“ِ‫ن لَ ْو‬ ُِ ‫ص ْخ َرةِ في َي ْع َم‬
َ ‫صماء‬ َِ ‫ل َبابِ لَ َها لَي‬
َ ‫ْس‬ ِ َ ‫َو‬
َِ ‫ّللاُ ََل َ ْخ َر‬
‫ ُك َوة‬، ‫ج‬ َِ ُ‫ع َملَ ِه‬
َ ِ‫” َكانَِ َما َكائنًا للنَاس‬.
telah menceritakan kepada kami Hasan ibnu Musa, telah menceritakan
kepadaِ kamiِ Ibnuِ Luhai’ah,ِ telahِ menceritakanِ kepadaِ kamiِ Darij, dari Abul
Haisam,ِ dariِ Abuِ Sa’idِ secaraِ marfu’,ِ dariِ Rasulullahِ Saw.,ِ bahwaِ Rasulullahِ
Saw. telah bersabda: Seandainya seseorang di antara kalian beramal di dalam
sebuah batu besar, benda mati, tanpa ada pintu dan lubangnya, niscaya Allah akan
mengeluarkan amalnya kepada semua orang seperti apa yang telah diamalkannya.

Telah disebutkan bahwa amal orang-orang yang masih hidup ditampilkan


kepada kaum kerabat dan kabilahnya yang telah mati di alam Barzakh, seperti apa
yang diriwayatkan oleh Abu Daud At-Tayalisi, bahwa telah menceritakan kepada
kami As-Silt ibnu Dinar, dari Al-Hasan, dari Jabir ibnu Abdullah yang mengatakan
bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

“‫ض أَ ْع َمالَ ُك ِْم إن‬ َ ‫عشَائر ُك ِْم أ َ ْقربَائ ُك ِْم‬


ُِ ‫علَى ت ُ ْع َر‬ َ ‫قُبُوره ِْم في َو‬، ‫ن‬ ِْ ‫فَإ‬
َِ‫ْرا َكان‬
ًِ ‫بهِ ا ْست َ ْبش َُروا َخي‬، ‫ن‬ ِْ ‫ْر َكانَِ َوإ‬َِ ‫غي‬ َ ‫ك‬ َِ ‫قَالُوا ذَل‬:ِ“ِ‫اللَ ُه َم‬، ‫أ َ ْله ْم ُه ِْم‬
ِ‫ك يَ ْع َملُوا أَ ْن‬
َِ ‫عت‬ َ ‫”ب‬.
َ ‫طا‬
Sesungguhnya amal-amal kalian ditampilkan kepada kaum kerabat dan
famili kalian di dalam kubur mereka Jika amal perbuatan kalian itu baik, maka
mereka merasa gembira dengannya. Dan jika amal perbuatan kalian itu sebaliknya,
makaِ merekaِ berdoa,ِ “Yaِ Allah,ِ berilahِ merekaِ ilhamِ (kekuatan)ِ untukِ
mengamalkan amalan taat kepada-Mu.”

Imam Ahmad mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdur


Razzaq, dari Sufyan, dari orang yang telah mendengarnya dari Anas, bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda:

“ِ‫ضِ أَ ْع َمالَ ُك ِْم إ َن‬ َ ‫عشَائر ُك ِْم أَقَارب ُك ِْم‬


ُ ‫علَى ت ُ ْع َر‬ َ ‫اَل َ ْم َواتِ منَِ َو‬، ْ ‫ن‬ ِْ ‫فَإ‬
َِ‫بهِ ا ْستَ ْبش َُروا َخي ًْرا َكان‬، ‫ن‬ ِْ ‫ْر َكانَِ َوإ‬
َِ ‫غي‬ َِ ‫قَالُوا ذَل‬: ‫اللَ ُه َِم‬، ‫ل‬
َ ‫ك‬ ِ َ ‫تُمتْ ُه ِْم‬
‫” َهدَ ْيتَنَا َك َما تَ ْهد َي ُه ِْم َحتَى‬
Sesungguhnya amal-amal kalian ditampilkan kepada kaum kerabat dan
famili kalian yang telah mati. Jika hal itu baik maka mereka bergembira karenanya;
dan jika hal itu sebaliknya, makaِ merekaِ berdoa,ِ “Yaِ Allah,ِ janganlahِ Engkauِ
matikan mereka sebelum Engkau beri mereka hidayah, sebagaimana Engkau telah
memberiِkamiِhidayah.”

Imam Bukhari mengatakan, Siti Aisyah pernah berkata bahwa apabila kamu
merasa kagum dengan kebaikan amal seorang muslim, maka ucapkanlah firman-
Nya: Bekerjalah kalian, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaan kalian itu. (At-Taubah: 105)

Dalam hadis terdapat hal yang semisal dengan asar di atas.

ِ‫أَ ْح َم ِدُ ْاْل َما ُِم قَا َل‬: ‫يَِزي ِدُ َحدَثَنَا‬، ‫ ُح َميد َحدَثَنَا‬، ‫ن‬ ِْ ‫ع‬َ ِ‫أَنَس‬، ‫ن‬ َِ َ ‫ل أ‬
َِ ‫سو‬ َِ
ُ ‫ّللا َر‬
‫صلَى‬ َ ُ‫ّللا‬ َِ ِ‫علَيْه‬ َ ‫سلَ َِم‬
َ ‫ل َو‬ َِ ‫قَا‬:ِ“ِ‫علَ ْي ُك ِْم َل‬ ِْ َ‫ظ ُروا َحتَى بأ َ َحدِ تَ ْع َجبُوا أ‬
َ ‫ن‬ ُ ‫تَ ْن‬
َِ ‫ل ْال َعام‬
ِ‫ل فَإ َنِ لَهُ؟ يُ ْختَ ُمِ ب َم‬ ُِ ‫ن زَ َمانًا يَ ْع َم‬ ِْ ‫ع ُمرهِ م‬ ُ -ِ‫أَ ْو‬: ‫ن بُرهَة‬ ِْ ‫م‬
ِ‫ دَ ِْهره‬-ِ‫صالحِ بعَ َمل‬ َ ‫ات لَ ِْو‬ َِ ‫علَيْهِ َم‬ َ ‫ل‬ ْ ‫ل ث ُ َِم‬
َِ ‫ال َجنَ ِةَ لَدَ َخ‬، ُِ ‫فَيَ ْع َم‬
ُِ ‫ل يَتَ َح َو‬
ِ‫ع َم ًل‬
َ ‫سيئًا‬َ ، ‫ن‬ َِ ‫ل ْال َع ْب ِدَ َوإ‬
ُِ ‫ن ْالبُ ْر َه ِةَ لَ َي ْع َم‬ ِْ ‫ئ بعَ َملِ دَ ْهرهِ م‬ِ ‫سي‬َ ، ‫لو‬
َِ ‫علَيْهِ َم‬
‫ات‬ َ ‫ل‬ َِ َ‫الن‬، ‫ل ث ُ َِم‬
َِ ‫ار دَ َخ‬ ُِ ‫ل يَتَ َح َو‬ ِ ً ‫ع َم‬
ُِ ‫ل فَيَ ْع َم‬ َ ‫صال ًحا‬َ ، ‫أ َ َرا ِدَ َوإذَا‬
َِ ِ‫ل ا ْستَ ْع َم َل ِهُ َخي ًْرا ب َعبْد‬
ُ‫ّللا‬ َِ ‫” َم ْوتهِ َق ْب‬.ِ ‫ َقالُوا‬: ‫ل َيا‬ َِ ‫سو‬ َِ ‫ْف‬
ُ ‫ّللا َر‬ َِ ‫َو َكي‬
ُ‫ َي ْستَ ْعملُ ِه‬: ‫ل‬ َ ‫ض ِهُ ث ُ َِم‬
َِ ‫قَا‬:ِ“ُِ‫صالحِ ل َع َملِ يُ َوفقُه‬ ُ ‫علَيْهِ يَ ْقب‬
َ ”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah
menceritakan kepada kami Humaid, dari Anas, bahwa Rasulullah Saw. telah
bersabda: Janganlah dahulu kalian merasa kagum dengan (amal) seseorang sebelum
kalian melihat apa yang diamalkannya pada penghujung usianya. Karena
sesungguhnya seseorang melakukan amalnya pada suatu masa atau suatu hari dari
usianya dengan amal yang saleh. Seandainya ia mati dalam keadaan
mengamalkannya, niscaya ia masuk surga. Akan tetapi keadaannya berubah, ia
mengamalkan amalan yang buruk. Dan sesungguhnya seorang hamba benar-benar
mengerjakan suatu amal buruk dalam suatu saat dari usianya. Seandainya ia mati
dalam keadaan mengamalkannya, niscaya ia masuk neraka. Tetapi keadaannya
berubah, lalu ia mengamalkan amalan yang saleh. Apabila Allah menghendaki
kebaikan bagi hamba-Nya, maka Dia memberikan dorongan kepadanya untuk
beramalِ sebelumِ matinya.Paraِ sahabatِ bertanya,ِ “Wahaiِ Rasulullah,ِ
bagaimanakah caranya Allahِ memberikanِ doronganِ untukِ beramalِ kepadanya?”ِ
Rasulullahِ Saw.ِ bersabda,ِ “Allahِ memberinyaِ taufikِ (bimbingan)ِ untuk
melakukan amal saleh, kemudian Allah mencabut nyawanya dalam keadaan
demikian.”

Kesimpulan

1. Setiap umat Islam diperintahkan untuk bekerja keras, sehingga menjadi umat
yang mampu (kuat ekonominya).

2. Umat Islam yang mampu (kuat ekonominya) lebih unggul dibandingkan dengan
umat Islam yang kurang mampu.

3. Umat Islam yang mampu dan beriman, dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan
umat Islam lain yang masih lemah dari ancaman kekafiran.

4. Allah swt. Akan menampakan dan memberi balasan dari setiap amal perbuatam
manusia kelak di akhirat.

Anda mungkin juga menyukai