a. Pendahuluan
HAIs adalah penyakit infeksi yang pertama muncul (penyakit infeksi yang
tidak berasal dari pasien itu sendiri) dalam waktu antara 48 jam dan empat hari
setelah pasien masuk rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya, atau
dalam waktu 30 hari setelah pasien keluar dari rumah sakit. Dalam hal ini termasuk
infeksi yang didapat dari rumah sakit tetapi muncul setelah pulang dan infeksi
akibat kerja terhadap pekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
6. Pejamu rentan (suseptibel) adalah orang yang tidak memiliki daya tahan
tubuh yang cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah infeksi atau
penyakit. Faktor yang mempengaruhi: umur, status gizi, status imunisasi,
penyakit kronis, luka bakar yang luas, trauma atau pembedahan,
pengobatan imunosupresan. Sedangkan faktor lain yang mungkin
berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi,
gaya hidup, pekerjaan dan herediter.
d. Kewaspadaan Isolasi
gabungan dari:
berlaku untuk semua pasien, kemungkinan atau terbukti infeksi, setiap waktu di
semua unit pelayanan kesehatan
Transmission-based precautions/ Kewaspadaan berbasis transmisi
dipakai bila rute transmisi tidak dapat diputus sempurna hanya Standard
precautions.
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan/Handhygiene
2. Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker, goggle (kaca mata
pelindung), face shield (pelindungwajah), gaun
4. Pengendalian lingkungan
7. Penempatan pasien
a) Penempatan pasien :
b) APD petugas:
Sarung tangan bersih non steril, ganti setelah kontak bahan infeksius,
lepaskan sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan cuci tangan
menggunakan antiseptik
c) Transport pasien
a) Penempatan pasien :
b) APD petugas:
c) Transport pasien
a) Penempatan pasien :
kohorting
Terpisah jendela terbuka (TBC ), tak ada orang yang lalu lalang
b) APD petugas:
Masker respirator (N95) saat petugas bekerja pada radius <1m dari pasien,
Gaun
Goggle
Sarung tangan
c) Transport pasien
Batasi transportasi pasien, Pasien harus pakai masker saat keluar ruangan
Catatan :
Harus dihindarkan transfer mikroba pathogen antar pasien dan petugas saat
perawatan pasien rawat inap, perlu diterapkan hal-hal berikut :
1. Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresi
dari seluruh pasien
3. Cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan cairan tubuh)
5. Pakai sarung tangan saat atau kemungkinan kontak darah dan cairan tubuh
serta barang yang terkontaminasi, disinfeksi tangan segera setelah melepas
sarung tangan. Ganti sarung tangan antara pasien.
6. Penanganan limbah feses, urine, dan sekresi pasien lain di buang ke lubang
pembuangan yang telah disediakan, bersihkan dan disinfeksi bedpan, urinal
dan obtainer/container pasien lainnya.
8. Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen pasien yang infeksius telah
dibersihkan dan didisinfeksi benar.
e. Kebersihan Tangan
Sebelum dan sesudah kontak pasien atau benda yang terkontaminasi cairan
tubuh pasien
Jika tangan terlihat kotor, mencuci tangan air bersih mengalir dan sabun
harus dilakukan
Setiap 5 kali aplikasi Handrub harus mencuci tangan sabun dan air mengalir
Mencuci tangan sabun biasa dan air bersih mengalir sama efektifnya
mencuci tangan sabun antimikroba (Pereira, Lee dan Wade 1997.
Langkah 2 : Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan kanan, dan
lakukan sebaliknya
Langkah 5 : Gosok Ibu Jari tangan kiri dengan telapak tangan kanan secara
memutar, dan lakukan sebaliknya
f. Penutup
Memutus mata rantai penularan merupakan hal yang paling mudah untuk
mencegah penularan penyakit infeksi, tetapi harus didukung dengan kepatuhan dan
ketaatan dalam melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan dalam Standar
Prosedur Operasional. Adapun cara memutus mata rantai penularan infeksi tersebut
adalah dengan penerapan “Isolation Precautions” (Kewaspadaan Isolasi) yang
terdiri dari 2 pilar/tingkatan, yaitu “Standard Precautions” (Kewaspadaan Standar)
dan “Transmission based Precautions” (Kewaspadaan berdasarkan cara penularan).
Promosi secara umum termasuk nutrisi yang adekuat akan dapat meningkatkan
daya tahan tubuh. Selanjutnya perlu perlindungan bagi petugas minimal dengan
imunisasi Hepatitis B, dan diulang tiap 5 tahun paska imunisasi.
Daftar Bacaan: