Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pesatnya perkembangan dan perubahan kota-kota di Indonesia saat ini, ikut
membawa dampak negatif terutama pada bangunan, kawasan, dan objek-objek budaya
yang perlu dilestarikan. Perkembangan dan perubahan ini secara perlahan akan
menjadikan ketiga hal tersebut rawan untuk hilang dan hancur, yang kemudian berakhir
dengan perubahan bangunan, kawasan, dan objek-objek yang lebih bersifat ekonomis-
komersial (Antariksa, 2004). Secara perlahan, hal tersebut juga mengakibatkan nilai
sejarah bangunan dan kawasan dari sisi ruang-arsitektur dan historis-filosofis ikut
hilang di masa yang akan datang (Antariksa, 2008). Akan sangat disayangkan sekali,
jika hal-hal tersebut terjadi pada suatu kota. Pengelolaan dan pemanfaatan bangunan
dan kawasan bersejarah dapat membentuk nilai-nilai lokalitas tersendiri yang secara
tidak langsung meningkatkan citra dan identitas suatu kota (Johana, 2004). Dengan
meningkatnya citra dan identitas kawasan kota, ikut meningkatkan kualitas lingkungan
suatu kota (Muharam, 2002). Selain itu, kuatnya citra kawasan ikut memicu
terbentuknya kekhasan dari kawasan tersebut (Muharam, 2002). Salah satu upaya
peningkatan citra kawasan adalah peningkatan kualitas estetika visual bangunan dan
kawasan dari kota tersebut (Vining & Stevens dalam Darmawan dan Ratnatami 2005).
Kualitas visual menurut Lynch (2008), merupakan faktor kuat yang dapat
menandai suatu bangunan dan kawasan. Karena, faktor visual ini dapat memberikan
elemen pengingat dan pemahaman bagi setiap pengamat yang melewati bangunan atau
kawasan tersebut. Salah satu hal yang mudah diingat dan dipahami oleh pemahaman
adalah bentuk fisik dari suatu bangunan atau kawasan. Hal ini terjadi karena kesan
visual yang ditimbulakan mudah diserap dan dicerna oleh manusia (Lynch, 1960).
Dapat disimpulkan bahwa, kualitas visual dari suatu kota merupakan hal penting dalam
memperkuat citra kota dan kualitas lingkungan. Salah satunya bentuk fisik yang ada
pada bangunan dan kawasan. Bentuk fisik ini menjadi hal utama karena bentuk fisik

1
2

merupakan hal yang paling mudah diserap dan dicerna oleh ingatan pengamat yang
melewati bangunan dan kawasan.
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang
memiliki beragam peninggalan bersejarah, mulai dari masa Kerajaan Majapahit hingga
masa Kolonial Belanda. Bentuk peninggalan yang terdapat di Kota Sidoarjo berupa
bangunan candi dan bangunan lain selain candi. Pada masa pemerintahan Kolonial
Belanda, Kota Sidoarjo tak lepas dari keberadaan pabrik gula. Pabrik-pabrik gula itu
tersebar di berbagai kawasan, mulai Waru, Taman, Gedangan, Buduran, hingga
kawasan selatan seperti Krian, Tulangan, Prambon, dan Balongbendo. Pabrik-parik ini
muncul karena pemerintah Kolonial Belanda mengarahkan Kota Sidoarjo sebagai
sentra produksi gula. Adapun sentra produksi gula ini merupakan kerja sama antara
pengusaha cina dan pemerintah kolonial belanda (Pramono, 2013). Adanya pabrik-
pabrik gula pada masa itu, memicu perkembangan kota yang ditandai dengan semakin
banyaknya bangunan-bangunan yang dibangun pada masa itu. Salah satu kawasan yang
menjadi pusat aktivitas pada masa itu adalah kawasan Koridor Jalan Raya Candi.
Koridor Jalan Raya Candi saat ini, masih merupakan salah satu jalan utama
menuju pusat aktivitas dan juga menuju kota lain. Citra kawasan yang ada pada masa
pemerintahan Kolonial Belanda masih dapat terlihat pada kawasan koridor tersebut.
Hal ini terlihat dari beberapa bangunan yang mencirikan karakter pada masa
pemerintahan Kolonial Belanda. Adanya bangunan-bangunan tersebut memberikan
ciri khas tersendiri dibandingkan jalan-jalan lain yang serupa. Namun ciri khas ini
secara visual mulai mengalami penurunan karena adanya reklame-reklame dan
vegetasi-vegetasi yang tidak teratur menutupinya. Hal ini tentu sangat disayangkan,
mengingat kualitas visual dari bangunan-bangunan bernilai sejarah dapat
meningkatkan citra kawasan yang juga berdampak pada peningkatan kualitas
lingkungan.
Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi visual lansekap koridor jalan dan
mengetahui rekomendasi pengembangan yang baik di Koridor Jalan Raya Candi
berdasarkan visual pejalan kaki, sehingga diharapkan hasil dari studi ini mampu
3

memperbaiki visual lansekap serta meningkatkan kualitas baik dari segi fungsional
maupun estetika.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ada di
Jalan Raya Candi. Berikut mengenai permasalahan yang menjadi dasar dilakukannya
studi ini:
1. Seiring perkembangan jaman, koridor Jalan Raya Candi berkembang menjadi
kawasan perdagangan dan jasa yang strategis sehingga berpotensi
menimbulkan banyak penyelenggaraan reklame di sepanjang koridor.
2. Berdasarkan observasi peneliti, Koridor Jalan Raya candi secara kualitas
estetika visual terdapat permasalahan yaitu berupa vegetasi yang tinggi
sehingga menutup bangunan tua, terdapat pedagang kaki lima yang berada di
pedestrian way.
3. Beberapa spot pemandangan visual yang ada Koridor Jalan Raya Candi yang
terhalangi oleh objek lain seperti pohon, halte, dan papan iklan yang
menggangu kenyaman visual pejalan kaki untuk memandang objek utama,
yaitu bangunan tua di Koridor jalan Raya Candi.
1.3 Batasan Masalah
1. Pembahasan ini hanya di jalan raya candi dengan jenis bangunan tua kolonial
Belanda. Pembatasan ini dilakukan agar analisis dan pembahasan terfokus
dengan objek fisik yang sedang diteliti.
2. Tidak mengkaji mengenai aspek ekonomi pabrik dengan pendanaan dalam
mendukung kegiatan pelestarian. Kajian ini hanya membahas mengenai bentuk
karakteristik bangunan tua.
3. Tidak sampai mengenai bagaimana strategi pelaksanaan, kebijakan politik,
peraturan, dan pengelolaan dalam penelitian tersebut. Pembahasan ini lebih ke
fungsional agar tidak meluas ke politik yang lebih detail.
4. Tidak membahas analisis konsep kegiatan pelestarian cagar budaya yang sesuai
dengan kawasan pabrik gula. Pembahasan ini lebih difokuskan karena melihat
kesejarahan kawasan aspek pabrik gula saja. Batasan elemen fisik yang
4

dianalisa disesuaikan dengan kondisi wilayah penelitian karena tiap wilayah


studi memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan kondisi jalan Raya Candi, maka dapat
dirumuskan permasalahan yang akan diteliti.
1. Bagaimana kualitas estetika visual bangunan tua terhadap adanya reklame dan
vegetasi di koridor Jalan Raya Candi?
2. Bagaimana arahan rekomendasi penataan reklame dan vegetasi pada bangunan
tua di Jalan Raya Candi?
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Pelestarian Bangunan tua di Jalan Raya Candi memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui kualitas estetika visual bangunan tua terhadap adanya reklame dan
vegetasi di koridor Jalan Raya Candi.
2. Mengetahui arahan rekomendasi penataan reklame dan vegetasi pada bangunan
tua di koridor jalan raya candi Kabupaten Sidoarjo.
1.5.2 Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian tentang pelestarian sebagai berikut:
1. Bagi Keilmuan
Studi tentang pelestarian ini berharap dapat menambah dan memperdalam ilmu
tentang sejarah dan preservasi suatu kota. Hasil dari penelitian ini dapat
menambah wawasan bagi keilmuan, refrensi mengenain penilaian kualitas
visual.
2. Bagi Pemerintah Daerah
Penelitian ini diharapkaan digunakan sebagai refrensi bagi pemerintah
Kabupaten Sidoarjo dalam penyusunan suatu kebijakan untuk suatau
perencanaan yang akan mendatang mengenai kualitas estetika visual.
3. Bagi pihak Swasta
Penelitian ini diharapkan agar pihak swasta mengetahui suatu potensi yang
dimiliki dari bangunan tua dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi wisata.
5

4. Bagi Masyarakat.
Penelitian ini bergunan untuk memberikan refrensi bagi masyrakat mengenai
aset sejarah buda yang seharus dilestarikan, sehingga masyarakat mengenal
warisan budaya leluhur.
1.6 Ruang Lingkup
1.6.1 Ruang Lingkup Peneliti
Lingkup materi penelitian yang dimaksud agar pembahasan dapat terfokus dan
dapat menjawab permasalahan penelitian yang telah ditentukan. Lingkup materi
penelitian ini adalah:
1. Kualitas estetika visual yang ada di Koridor jalan Raya Candi menurut pejalan
kaki
2. Evaluasi kualitas estetika visual Di koridor Jalan Raya Candi.
3. Rekomendasi penataan di Koridor Jalan Raya Candi menurut pejalan Kaki.
6

1.6.2 Lokasi Penelitian


Gambar 1 1 Lokasi Wilayah Studi

1.7 Kerangka Pemikiran


7

Gambar 1 2 Kerangka Pemikiran


8

1.8 Sistematika Pembahasan


Studi “Penilian Kualitas Visual Koridor Jalan Raya Candi” terbagi menjadi
beberapa bab, yaitu Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Pembahasan,
dan Kesimpulan dan Saran. Berikut penjelsan lebih detail mengenai isi dari tiap – tiap
bab:
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan dalam penelitian ini berisi latar belakang, identifikasi
permasalahan, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup wilayah dan materi,
manfaat penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka berisi kumpulan teori-teori yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam proses analisis pada penelitian ini, terutama teori-teori yang
terkait dengan bangunan tua bersejarah, kualitas visual, analisa pelestarian
bangunan tua. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
studi literature dan beberapa penelitian terdahulu yang meliputi dari jurnal
dan tugas akhir.
BAB III : METODE PENELITIAN
Metode penelitian berisi mengenai cara-cara yang digunakan dalam
penelitian, meliputi diagram alir penelitian, kerangka analisis, lokasi
penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan desain
survey.
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang gambaran wilayah studi secara umum yaitu
kondisi fisik dasar seperti keadaan lokasi studi. Serta dalam bab ini
menjelaskan tentang pembahasan analisis dengan metode yang digunakan
yang disesuaikan dengan hasil survey dan data yang telah diperoleh.
BAB V : KESIMPULAN dan SARAN
Berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan yang telah dilakukan dan
saran dari hasil laporan penelitian kepada peneliti lain agar penelitian dapat
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai