Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
DI RUANG JANTUNG RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 24 s/d 29 Juni 2019

Oleh:
Mahraini, S.Kep
NIM. 1830913310052

PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Mahraini, S.Kep

NIM : 1830913310052

JUDUL LP : - Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Koroner (PJK)


- Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Penyakit Jantung
Koroner di Ruang Jantung RSUD Ulin Banjarmasin
- Resume asuhan pasien di Ruang Jantung RSUD Ulin
Banjarmasin

Banjarmasin, Juni 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Agianto, S. Kep., Ns., MNS, Ph. D M. Sandi Suwardi, S.Kep, Ns, M.Kes
NIP. 19820818 200812 1 003 NIP. 19750214 199402 1 001
Definisi Etiologi
PJK merupakan penyakit jantung yang Penyempitan arteri coronaria akibat penumpukan lemak pada
terutama disebabkan karena penyempitan dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner)
arteri koronaria akibat proses aterosklerosis ataupun aterosklerosis
atau spasme atau kombinasi keduanya.
Keadaaan dimana terjadi ketidak
seimbangan antara kebutuhan otot jantung
atas oksigen dengan penyediaan yang Pemeriksaan Penunjang
diberikanKlasifikasi
oleh pembuluh darah koroner Manifestasi klinis 1. Rekam Jantung (EKG)
1. Angina Pektoris Stabil (APS) 1. Sesak napas 2. Pemeriksaan Radiologis 
2. Koroner Akut 2. Klaudikasio intermiten Foto Thorak
3. Angina Pektoris tidak stabil 3. Peka terhadap rasa dingin 3. Pemeriksaan Laboratorium
(UAP) 4. Perubahan warna kulit.
4. Infark Miokard Akut (IMA) 5. Nyeri dada kiri seperti ditusuk-
tusuk/diiris-iris menjalar ke lengan kiri. Minor
6. Keringat dingindan berdebar-debar 1. Laki-laki
7. Dada rasa tertekan seperti ditindih benda 2. Obesitas
berat, leher rasa tercekik. 3. Stres
Komplikasi 8. Denyut jantung lebih cepat 4. Kurang olahraga
1. Aritmia 9. Mual dan muntah 5. Menopause
2. Gagal Jantung Kongestif 10. kelemahan yang luar biasa
3. Syok 11. Udema

Faktor
Resiko
AMI
Angina
1. Nyeri dada tertekan Substernal
1. Nyeri dada Substernal Mayor
2. Menyebar ke lengan kiri, punggung atau
2. Menyebar ke lengan kiri 1. Hiperkolesterol
rahang
3. Dicetuskan o/aktivitas atau 2. Hipertensi
3. Tanpa pencetus, biasanya saat bangun pagi hari
4. Berkurang hanya dengan opiod V istirahat 3. Merokok
4. Berkurang dg Nitrogliserin 4. Diabetes
5. Berakhir dlm 30 menit atau lebih S atau istirahat 5. Genetik/riw
6. Disertai gejala : nausea, diaphoresis, dyspnea,
5. Berakhir < 15 menit keluarga
perasaan takut/cemas, disritmia
6. Tidak disertai gejala lain
 Diet Jantung I diberikan kepada pasien
penyakit jantung akut seperti Myocard Infarct
(MCI) atau Dekompensasio Kordis berat. Penatalaksanaan Medis
 iet diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari
selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat 1. Umum
menerimanya. a. Penjelasan
 Diet ini sangat rendah energi dan semua zat b. Pasien harus menyesuaikan aktivitas fisik dan psikis
gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan dengan keadaan sekarang
selama 1-3 hari. c. Pengendalian faktor risiko
d. Pencegahansekunder.
 Diet Jantung II diberikan dalam. bentuk Makanan e. Penunjang (O2).
Saring atau Lunak. 2. Mengatasi PJK
 Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet a. Medikamentosa
Jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika 1) Nitrat (N), Gliseral Trinitrat(GTN) dan Isosorbid 5
DIET JANTUNG disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan Mononitrat (ISMN).
sebagai Diet Jantung II Garam Rendah. 2) Penyekat beta untuk mengurangi kebutuhan
 Diet ini rendah energi, protein, kalsium, dan oksigen (cepat seperti pindolol dan pro-panolol &
tiamin. lambat seperti sotalol dan nadolol)
3) Antagonis Calsium (Ca A) Efek samping
• Diet Jantung III diberikan dalam bentuk Makanan Lunak atau Utamanya seperti sakit kepala,edema
Biasa. kaki,bradikardia sampai blokade
• Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung II atau b. Revaskularisasi
kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. 1) Trombolitik (Rekanalisasi) pada PJK aktif
• Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet terutama IJA
Jan-lung III Garam Rendah. 2) Prosedur invasif non operatif, yaitu melebarkan aa
• Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain. coronaria dengan balon.
3) Operasi (Coronary Artery Surgery CAS).
a) Operasi Pintas Koroner (CABG)
• Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk Makanan * Vena Saphena (Saphenous Vein)
Biasa. * Arteria mammaria internal
• Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet * A.Radialis
Jantung III atau kepada pasien jantung dengan * A.Gastroepiploika
keadaan ringan. b) Transmyocardial (laser) recanalization (TMR)
• Jika disertai hipertensi dan/ atau edema, diberikan * Transplantasi jantung untuk kardiomopati
sebagai Diet Jantung IV garam rendah. Diet ini iskemi
cukup energi dan zat gizi lain, kecuali kalsium.
Pathway
Etiologi Factor resiko

Pajanan terhadap Faktor resiko


Aterosklerosis Stres Latihan fisik Makanan berat
dingin lainnya

O2 ke
Spasme p’ darah Vasokonstriksi
Adrenalin Keb O2 mesenterikus

K(+)an volume Aliran O2 Jantung Aliran O2 ke


cairan koronaria kekurangan O2 jantung

Penurunan Iskemia otot G3 pertukaran


curah jantung jantung gas

Def
Perfusi Jar Nyeri Cemas pengetahuan
inefektf

Intoleran aktivitas
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

Pengkajian
1. Anamnesa riwayat kesehatan klien dan keluarga dahulu apakah mempunyai riwayat penyakit
jantung, riwayat menderita Diabetes Melitus, Hipertensi, konsumsi kontrasepsi hormonal,
riwayat nyeri dada sebelumnya
2. Nutrisi dan metabolic
Gejala: mual. Kehilangan nafsu makan, nyeri ulu hati
Tanda: penurunan turgor kulit, kulit atau berkeringat, muntah, perubahan berat badan.
3. Nyeri dan ketidaknyamanan
Gejala: § Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tak berhubungan dengan
aktivitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin.
§ Lokasi: tipikal pada dada anterior, substernal, prekordia dapat menyebar ke
tangan, rahang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrum, siku, rahang,
abdomen, punggung, leher.
§ Kualitas: chrushing, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat.
§ Intensitas: biasanya 10 pada skala 1-10, mungkin pengalaman nyeri paling buruk
yang pernah di alami.
Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang,
menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata, respon otomatis perubahan
frekuensi atau irama jantung, tekanan darah, pernafasan, warna kulit atau
kelembaban, kesadaran.
4. Integritas ego Gejala: menyangkal gejala penting atau adanya kondisi, takut mati, perasaan
ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan yang tak perlu, kuatir tentang keluarga,
kerja dan keuangan. Tanda: menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah,
marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri atau nyeri.
5. Pernafasan
Gejala: dispnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nocturnal, batuk dengan atau tanpa
produksi sputum, riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda: peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak atau kuat, pucat atau sianosis, bunyi
nafas bersih atau krekels atau mengi, sputum bersih merah muda kental.
6. Aktivitas dan latihan Gejala atau tanda: kesulitan melakukan tu gas perawatan diri.
7. Neurosensori Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istirahat)
8. Sirkulasi dan TTV
§ Tekanan darah: dapat normal atau tidak, perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk
atau berdiri.
§ Nadi: dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah atau kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat, tidak teratur ( disritmia ).
§ Bunyi jantung: bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau
penurunan kontraktilitas atau complain ventrikel.
§ Murmur: Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung.
§ Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
§ Edema: distensi vena juguler, esema dependent, perifer, edema umum, krekles mungkin
ada dengan gagal jantung atau ventrikel.
§ Warna: Pucat atau sianosis, kuku datar, pada membran mukosa dan bibir.
Intoleran Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen

NOC :
Toleransi Terhadap Aktivitas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan klien dapat melakukan
aktifitas dengan kriteria :
1. Kemudahan dalam melakukan ADL (2 ke4)
2. Saturasi oksogen ketika beraktifitas (2 ke 4)
3. Tanda-tanda vital ketika beraktivitas (2 ke 4)

NIC :
Terapi Aktivitas
1. Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur, berdiri, ambulasi Nyeri akut b.d agen cedera biologis
2. Pantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas NOC:
3. Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktivitas Control Nyeri
4. Pantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jamt nyeri klien akan
5. Penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas, jika perlu berkurang dengan kriteria hasil klien akan:
6. Penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas, jika perlu 1. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan hal yang
7. Anjurkan pasien untuk melakukan aktifitas yang tidak berlebihan memperberat nyeri) (2 ke 4)
2. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri) (2 ke 4)
NIC : 3.
Management Energi
1. Tentukan pembatasan aktivitas fisik pada klien NIC:
2. Tentukan persepsi klien dan perawat mengenai kelelahan. Manajemen Nyeri
3. Tentukan penyebab kelelahan (perawatan, nyeri, pengobatan) 1. Kaji tingkat nyeri pada pasien dengan menggunakan alat self-report pasien
4. Monitor efek dari pengobatan klien. yang valid dan reliable, seperti skala tingkat nyeri numerik 0-10.
5. Monitor intake nutrisi yang adekuat sebagai sumber energy. 2. Kaji nyeri pasien secara rutin dengan interval waktu yang konsisten bersama
6. Anjurkan klien dan keluarga untuk mengenali tanda dan gejala kelelahan dengan pengukuran vital sign.
saat aktivitas. 3. Ajarkan intervensi nonfarmakologi
7. Anjurkan klien untuk membatasi aktivitas yang cukup berat seperti berjalan 4. Sebagai tambahan pemberian analgesik, dukung klien untuk menggunakan
jauh, berlari, mengangkat beban berat, dll. metode nonfarmakologi untuk membantu mengontrol nyeri, seperti distraksi,
8. Monitor respon terapi oksigen klien. imagery, relaksasi.
9. Batasi stimuli lingkungan untuk relaksasi klien.
10. Batasi jumlah pengunjung.
Ansietas b.d ancaman pada status terkini Defisien pengetahuan b.d kurang informasi

NOC : Kontrol kecemasan diri NOC: Pengetahuan : Manajemen Penyakit


Jantung
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam
diharapkan mamapu mengontrol cemas, dengan kriteria: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x60menit
diharapkan mampu meingkatkan pengetahuan
1. Memantau intensitas kecemasan (2 ke 4)
dengan kriteria
2. Mencari informasi untuk mengurangi kecemasan (2
1. Perjalanan penyakit biasanya (2 ke 4)
ke 4) 2. Tanda dan gejala awalnya penyakit (2 ke 4)
3. Menggunakan Teknik relaksasi untuk mengurangi 3. Tanda dan gejala memburuknya penyakit (2 ke
kecemasan (2 ke 4) 4)
4. Strategi untik mengurangi factor resiko (2 ke 4)
NIC :

Pengurangan kecemasan NIC :


1. Gunakan ketenangan dalam pendekatan untuk Pengajaran : proses penyakit
menenagkan klien 1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
2. Jelaskan seluruh prosedir tindakan kepada klien pasien tentang proses penyakit yang spesifik
dengan perasan yang mungkin muncul pada saat 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
melakukan tindakan bagaiman hal ini berhubungan dengan anatomi
3. Berikan informasi tentang diagnose,prognosis,dan dan fisiologi
tindakan 3. Gambarkan tanda gejala dan penyebab yang
4. Anjurkan kepada keluarga selalu menemani klien biasa muncul pada penyakit
5. Motivasi klien utnuk mengungkapkan perasaan, 4. Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin ada,
pengharap dan ketakutan sesuai kebutuhan
6. Ajarkan klien tekhnik relaksasi
NIC :
Teknik Menenangkan
1. Menganjurkan keluarga untuk tetap
mendampingi klien
2. Mengurangi atau menghilangkan rangsangan
yang menyebabkan kecemasan pada klien

NIC:
Peningkatan Coping
1. Meningkatkan pengetahuan klien mengenai
glaucoma.
2. Menginstruksikan klien untuk menggunakan
tekhnik relaksasi
DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner&Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 1&2. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran : EGC

2. Doenges, ME at. All., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan, Edisi III, Cetakan I, EGC, Jakarta.

3. Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 1. Jakarta: FKUI

4. Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikas Asuhan keperawatn NANDA NIC-NOC Jilid 1.
Yogyakarta : Mediaction

Anda mungkin juga menyukai