Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH HUKUM HAK MILIK INTELEKTUAL

“ RAHASIA DAGANG “

OLEH:

NAMA: LUKMAN MUALO

NIM: 2016-21-214

KELAS: VI-D

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang
Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat saya
selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini saya membahas
“Rahasia Dagang”, suatu pokok pembahasan yang begitu menarik dikupas
dengan tujuan membukan cakrawala ilmu pengetahuan kita mengenai apa
saja maksud dari rahasia dagang itu sendiri.

saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari


pembaca guna terciptanya perbaikan dalam pengerjaan tugas yang lebih
baik lagi kedepan. Kurang dan lebihnya mohon maaf saya sampaikan
terimakasih Sebagai
manamestinya.

Ambon, 24 April 2019

Penyusun

Lukman Mualo
BAB I
LATAR BELAKANG

Sebagai Negara berkembang, Indonesia perlu mengupayakan adanya persaingan yang


tangguh dikalangan dunia usaha. Hal ini sejalan dengan kondisi global di bidang perdagangan
dan investasi. Daya saing yang semacam itu telah lama dikenal dalam sistem Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI).

Era globalisasi, inilah yang bisa dibilang menjadi salah satu penyebab palanggaran Hak
Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Globalisasi di samping membawa dampak positif berupa
kemajuan di berbagai sektor, juga membawa beberapa dampak negatif yang cukup bervariasi.
Arus industrialisasi yang semakin tinggi dan arus perdagangan yang dituntut ketepatan dan
kecepatan dalam bertransaksi adalah salah satunya. Dan tentu saja banyak permasalahan yang
timbul di dalamnya. Sebagai contoh adalah dalam hal “Industri Musik” (Music Industry)
khususnya dalam perdagangan kaset / DVD / VCD terkadang masyarakat yang posisinya sebagai
konsumen lebih memilih harga yang relatif murah ketimbang yang mahal. Meski tentu saja yang
mahal lebih punya kualitas tinggi.

Dewasa ini, kasus pelanggaran hak atas kekayaan inteletual (HAKI) menjadi kasus yang
sering terjadi di sektor Industri di Indonesia. Kasus tersebut terkait dengan domain HAKI, yakni
kasus pelanggaran hak cipta, paten, merek, desain industri, dan Rahasia Dagang. Padahal sangat
diharapkan sektor industri di Indonesia mampu memenuhi bisnis etis yang sesuai dengan aturan
main. Sehingga baik pelaku industri maupun masyarakat dapat menikmati hasil dari sektor
industri tersebut dengan baik dan benar.
BAB II
PEMBATASAN MASALAH

Dari latar belakang tersebut, kami selaku penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan mengenai:

a. Apa itu Rahasia Dagang ?


b. Mengapa sengketa rahasia dagang bisa terjadi?
c. Bagaimanakah perlindungan terhadap Rahasia Dagang dan penyelesaiannya apabila
terjadi pelanggaran Rahasia Dagang ?
d. Apakah peraturan perundang – undangan sudah dapat mengakomodasi (memenuhi
kebutuhan) kepentingan pemiliki maupun pengguna rahasia dagang?
BAB III
LANDASAN TEORI

Mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
yang menimbang:
a. Bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing dalam lingkup perdagangan
nasional dan internasional perlu diciptakan iklim yang mendorong kreasi dan inovasi
masyarakat dengan memberikan perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang sebagai
bagian dari Sistem Hak Kekayaan Intelektual.
b. Bahwa Indonesia telah meratifikasi Establishing the World Trade Organization (Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang mencakup Agreement an Trade Related
Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undangundang Nomor
7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu
dibentuk Undang-undang tentang Rahasia Dagang.

Ketentuan dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (UURD),
yang menyebutkan bahwa:
1. Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/
atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
2. Hak Rahasia Dagang adalah hak atas Rahasia Dagang yang timbul berdasarkan Undang-
Undang Rahasia Dagang.

A. Lingkup Rahasia Dagang


a. Subjek Rahasia Dagang adalah pemilik rahasia dagang. Pemilik rahasia dagang
memiliki hak untuk :
1. Menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya
2. Memberi lisensi kepada pihak lain atau melarang pihak lain untuk menggunakan
Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga
untuk kepentingan yang bersifat komersial.
b. Obyek ruang lingkup Rahasia Dagang.
Menurut undang-undang No. 30 Tahun 2000 Pasal 2, obyek ruang lingkup
Rahasia Dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan atau
informasi lain di bidang tekhnologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan
tidak diketahui oleh masyarakat umum.
Misalnya Coca-cola menggunakan rahasia dagang yaitu informasi teknik senyawa
untuk melindungi formulanya, bukan paten. Hal ini untuk menghindari adanya batas
waktu. Jika formula dilindungi hak paten maka akan berakhir paling lama 20 tahun.
Pada saat ini usia Coca Cola sudah lebih dari 100 tahun, hak ini karena formulanya
dilindungi dengan rahasia dagang. Metode produksi misalnya teknologi pemrosesan
anggur, formula ramuan rokok. Di bidang lain, misalnya informasi non teknik. Data
mengenai pelanggan, data analisis, administasi keuangan, dll.
c. Lama perlindungan
Beberapa alasan atau keuntungan penerapan Rahasia Dagang dibandingkan Paten
adalah karya intelektual tidak memenuhi persyaratan paten, masa perlindungan yang
tidak terbatas, proses perlindungan tidak serumit dan semahal paten, lingkup dan
perlindungan geografis lebih luas. Namun, tanpa batas waktu ini mempunyai syarat
yaitu sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 yaitu bahwa rahasia dagang dilindungi bila
informasi tersebut masih bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga
kerahasiaannya melalui upaya semestinya.

B. Prosedur Perlindungan
Untuk mendapat perlindungan Rahasia Dagang tidak perlu diajukan pendaftaran
(berlangsung secara otomatis), karena undang-undang secara langsung melindungi Rahasia
Dagang tersebut apabila informasi tersebut bersifat rahasia, bernilai ekonomis dan dijaga
kerahasiaannya, kecuali untuk lisensi Rahasia Dagang yang diberikan. Lisensi Rahasia
Dagang harus dicatatkan ke Ditjen. HKI - DepkumHAM.
C. Pengalihan Hak dan Lisensi
Hak atas Rahasia Dagang seperti hak atas kekayaan intelektual yang lain, merupakan
benda bergerak tidak berwujud oleh karenanya dapat beralih atau dialihkan dengan :
a. Pewarisan
b. Hibah
c. Perjanjian Tertulis atau
d. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Pengalihan Hak Rahasia Dagang wajib didaftarkan pada Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual.
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia Dagang kepada pihak
lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pembelian hak (izin) untuk menikmati manfaat
ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan
syarat tertentu. Perjanjian pemberian lisensi/izin pada pihak lain untuk mempergunakan
Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang itu untuk kepentingan yang bersifat
komersial harus dibuat secara tertulis dan didaftarkan atau dicatatkan pada Direktorat Jenderal
HKI.
Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat merugikan perekonomian di
Indonesia atau yang mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perjanjian lisensi menimbulkan kewajiban bagi
si penerima lisensi untuk menjaga kerahasiaannya.

D. Pendaftaran Permohonan Rahasia Dagang


Hak kepemilikan rahasia dagang tidak perlu melalui prosedur pendaftaran, kecuali
pengalihan haknya.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rahasia Dagang


Menurut Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (UURD),
khususnya pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa “Rahasia Dagang adalah informasi yang
tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/ atau bisnis, mempunyai nilai
ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik
Rahasia Dagang.” Sedangkan yang dimaksud dengan hak Rahasia Dagang adalah hak
atas Rahasia Dagang yang timbul berdasarkan Undang-Undang Rahasia Dagang.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dilihat bahwa Rahasia Dagang adalah
sebuah informasi yang sangat berharga untuk perusahaan, karenannya harus dijaga
kerahasiaannya. Keberhargaan informasi ini timbul karena informasi tersebut dapat
mendatangkan keuntungan ekonomis kepada perusahaan.

B. Perlindungan Hukum Terhadap Rahasia Dagang dan Penyelesaiannya


Kebutuhan akan perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang sesuai pula
dengan salah satu ketentuan dalam Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights (Persetujuan TRIPs) yang merupakan lampiran dari Agreement
Establishing the World Trade Organization on Trade Organization (Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia), sebagaimana telah diratifikasi oleh
Indonesia dengan UU No. 7 Tahun 1994. Adanya perlindungan tersebut akan
mendorong lahirnya temuan atau invensi baru yang meskipun diperlakukan secara
rahasia, tetap mendapat perlindungan hukum, baik dalam rangka kepemilikan,
penguasaan, maupun pemanfaatan oleh penemunya. Untuk mengelola administrasi
Rahasia Dagang, pada saat ini pemerintah menunjuk Departemen Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia, Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual untuk melakukan
pelayanan di bidang Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Perlindungan atas rahasia dagang diatur dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun
2000 tentang Rahasia Dagang (UURD) dan mulai berlaku sejak tanggal 20 Desember
2000. Undang-Undang Rahasia Dagang No. 30 Tahun 2000 memberikan lingkup
perlindungan Rahasia Dagang yaitu meliputi metode produksi, metode pengolahan,
metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki
nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.
Suatu Rahasia Dagang akan mendapatkan perlindungan apabila informasi tersebut
bersifat :
 Bersifat rahasia, maksudnya bahwa informasi tersebut hanya diketahui oleh
pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.
 Mempunyai nilai ekonomi, maksudnya bahwa sifat kerahasiaan informasi
tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha yang bersifat
komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi.
 Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak
yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.

Dalam ranah HAKI pada dasarnya perlindungannya berintikan pengakuan terhadap


hak atas kekayaan dan hak untuk menikmati kekayaan itu dalam waktu tertentu. Artinya
selama waktu tertentu pemilik atau pemegang hak atas HAKI dapat mengijinkan atau
melarang untuk mengetahui atau menyebarluaskan informasi Rahasia Dagang.
Pelanggaran Rahasia Dagang terjadi apabila seseorang dengan sengaja
mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban
tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang bersangkutan. Untuk
mengatasi adanya pelanggaran tersebut maka amat diperlukan perlindungan hukum bagi
pemilik dan atau pemegang HAKI yang bersangkutan.
Apabila seseorang merasa pihak lain telah melanggar hak Rahasia Dagang yang
dimilikinya, maka ia sebagai pemegang hak Rahasia Dagang atau pihak lain sebagai
penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak Rahasia
Dagang. Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia
memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak lain
atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal 14 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Sebagai contoh, menurut pasal 4 UURD ”pemilik hak Rahasia Dagang memiliki hak
untuk menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya, memberikan lisensi atau
melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan
Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial”.
Terhadap pasal tersebut, gugatan yang kita ajukan dapat berupa gugatan ganti rugi dan /
atau penghentian semua perbuatan. Dan berbeda dengan gugatan HAKI lainnya, gugatan
mengenai perkara Rahasia Dagang diajukan ke Pengadilan Negeri.
Berkaitan dengan hal di atas, harus ditentukan pula kapan sebenarnya suatu
perbuatan dikatakan telah melanggar Rahasia Dagang milik orang atau pihak lain.
Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia memperoleh atau
menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Disamping itu juga ada perbuatan yang tidak dianggap pelanggaran Rahasia Dagang
yakni apabila :
 Tindakan pengungkapan Rahasia Dagang atau penggunaan Rahasia Dagang
tersebut didasarkan pada kepentingan pertahanan dan keamanan, kesehatan
atau keselamatan masyarakat
 Tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan Rahasia
Dagang milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk kepentingan
pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan rekayasa ulang (reverse engineering) dalam hal ini
adalah suatu tindakan analisis dan evaluasi untuk mengetahui informasi tentang
suatu teknologi yang sudah ada.

Disamping dapat melakukan upaya gugatan melalui pengadilan, pemilik Rahasia


Dagang atau pihak yang merasa dirugikan dapat menempuh upaya lain yakni melalui
penyelesaian sengketa melalui Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian Sengketa (Pasal 12
UU No. 30 Tahun 2000). Arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa perdata di luar
peradilan umum yang didasarkan pada suatu perjanjian arbitrase antara para pihak yang
bersengketa.
C. Apakah peraturan perundang – undangan sudah dapat mengakomodasi
kepentingan pemiliki maupun pengguna rahasia dagang?
Dalam beberapa hal, ketentuan dalam perundang – undangan memang telah
cukup mengakomodasi, seperti contohnya pasal mengenai pemidanaan. Akan tetapi
beberapa ketentuan lain tampak dibuat secara kurang jelas sehingga membingungkan
masyarakat. Salah satunya adalah Ketentuan tentang pengecualian terhadap pelanggaran
rahasia dagang tersebut seharusnya juga dilengkapi dengan ketentuan yang secara tegas
mengatur tentang pengungkapan rahasia dagang oleh seseorang di depan sidang
pengadilan atas perintah hakim. Atas perintah hakim, seseorang yang mengungkapkan
rahasia dagang di depan sidang pengadilan seharusnya juga ditetapkan sebagai suatu
kekecualian sehingga yang bersangkutan tidak dianggap telah melakukan pelanggaran
rahasia dagang. Ketentuan Pasal 18 tentang dimungkinkannya sidang pengadilan
berkaitan dengan rahasia dagang bersifat tertutup (atas permintaan para pihak yang
bersengketa) juga tidak secara tegas maupun tersirat bermaksud mengatur pengecualian
di atas.
CONTOH KASUS

Kasus 1 :

Sengketa rahasia dagang yang terjadi antara PT. General Food Industries dengan kedua
mantan karyawannya yang berawal dari kedua mantan karyawannya yang berpindah tempat
kerja di perusahaan saingan PT. GFI. Kedua karyawan tersebut menciptakan suatu produk yang
sama dengan apa yang dilakukannya ditempatnya bekerja terdahulu. Setelah mengatahui hal
tersebut maka PT General Food mengajukan gugatan terhadap kedua karyawan tersebut dan juga
PT. GFI.

Analisa Kasus :

Rahasia dagang adalah salah satu cabang dari hukum Hak Kekayaan Intelektual. Hukum
rahasia dagang mempunyai peranan yang sangat penting karena setiap pelaku usaha pasti tidak
ingin rahasia dari kegiatan usahanya terbongkar, terutama dari pesaing bisnisnya, dan yang
dilindungi oleh hukum rahasia dagang adalah suatu rahasia dalam dunia usaha yang bernilai
ekonomi dan tidak diketahui oleh umum. Rahasia dagang diatur dalam Undang-Undang No.30
Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Dalam suatu kegiatan usaha pasti ada hal-hal yang dapat
menimbulkan sengketa. Salah satu sengketa bisa terjadi akibat pelanggaran rahasia dagang.

Jaksa penuntut umum menuntut kedua karyawan tersebut dengan pelanggaran rahasia
dagang dan hakim telah memvonis kedua karyawan tersebut dengan hukuman pidana dua bulan
penjara. Kedua terpidana tersebut di anggap telah melanggar pasal 17 Undang-Undang No.30
Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang, yaitu bahwa “tanpa hak telah menggunakan rahasia
dagang pihak lain”. Secara fakta, penulis melihat bahwa kedua terpidana tersebut tidak
melanggar rahasia dagang, karena PT. GFI tidak secara jelas menyatakan hal apa sajakah yang
menjadi rahasia dalam perusahaan. Sehingga menurut penulis berkesimpulan bahwa apa yang
dituduhkan bukanlah suatu rahasia sehingga sudah seharusnya kedua terpidana tersebut
mengajukan banding.
Kasus 2 :

Hitachi Digugat Soal Rahasia Dagang


Bisnis Indonesia, Suwantin Oemar, 21 Oktober 2008

JAKARTA: PT Basuki Pratama Engineering mengajukan gugatan ganti rugi melalui


Pengadilan Negeri Bekasi terhadap PT Hitachi Constructuin Machinery Indonesia sekitar Rp127
miliar, karena diduga melanggar rahasia dagang.

Selain PT Hitachi Construction Machinery Indonesia HCMI, pihak lain yang dijadikan
sebagai tergugat dalam kasus itu adalah Shuji Sohma, dalam kapasitas sebagai mantan Dirut PT
HCMI. Tergugat lainnya adalah Gunawan Setiadi Martono tergugat III, Calvin Jonathan Barus
tergugat IV, Faozan tergugat V,Yoshapat Widiastanto tergugat VI, Agus Riyanto tergugat VII,
Aries Sasangka Adi tergugat VIII, Muhammad Syukri tergugat IX, dan Roland Pakpahan
tergugat X.

Insan Budi Maulana, kuasa hukum PT Basuki Pratama Engineering BPE, mengatakan
sidang lanjutan dijadwalkan pada 28 November dengan agenda penetapan hakim mediasi.
Menurut Insan, gugatan itu dilakukan sehubungan dengan pelanggaran rahasia dagang
penggunaan metode produksi dan atau metode penjualan mesin boiler secara tanpa hak.

PT BPE bergerak dalam bidang produksi mesin-mesin industri, dengan produksi awal
mesin pengering kayu.

Penggugat, katanya, adalah pemilik dan pemegang hak atas rahasia dagang metode
produksi dan metode penjualan mesin boiler di Indonesia "Metode proses produksi itu sifatnya
rahasia perusahaan," katanya.

Dia menjelaskan bahwa tergugat IV sampai dengan tergugat X adalah bekas karyawan
PT BPE, tetapi ternyata sejak para tergugat tidak bekerja lagi di perusahaan, mereka telah
bekerja di perusahaan tergugat PT HCMI.

Tergugat, katanya, sekitar tiga sampai dengan lima tahun lalu mulai memproduksi mesin
boiler dan menggunakan metode produksi dan metode penjualan milik penggugat yang selama
ini menjadi rahasia dagang PT BPE.
PT BPE, menurutnya, sangat keberatan dengan tindakan tergugat I baik secara sendiri-
sendiri maupun secara bersama-sama memproduksi mesin boiler dengan menggunakan metode
produksi dan metode penjualan mesin boiler penggugat secara tanpa izin dan tanpa hak

"Para tergugat wajib membayar ganti rugi immateriil dan materiil sekitar Rp127 miliar
atas pelanggaran rahasia dagang mesin boiler".

Sebelumnya, PT BPE juga menggugat PT HCMI melalui Pengadilan Niaga Jakarta Pusat
dalam kasus pelanggaran desain industri mesin boiler. Gugatan PT BPE itu dikabulkan oleh
majelis hakim Namun, PT HCMI diketahui mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung atas
putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Sementara itu, kuasa hukum PT HCMI, Otto Hasibuan, mengatakan pengajuan gugatan
pelanggaran rahasia dagang oleh PT BPE terhadap mantan-mantan karyawannya dan PT HCMI
pada prinsipnya sama dengan pengaduan ataupun gugatan BPE sebelumnya.

Gugatan itu, menurut Otto Hasibuan, dalam pernyataannya yang diterima Bisnis,
dilandasi oleh tuduhan BPE terhadap mantan karyawannya bahwa mereka telah mencuri rahasia
dagang berupa metode produksi dan metode penjualan mesin boiler.

Padahal, ujarnya, mantan karyawan BPE yang memilih untuk pindah kerja hanya
bermaksud untuk mencari dan mendapatkan penghidupan yang layak dan ketenteraman dalam
bekerja, dan sama sekali tidak melakukan pelanggaran rahasia dagang ataupun peraturan
perusahaan BPE.

Bahkan, menurutnya, karyawan itu telah banyak memberikan kontribusi terhadap BPE
dalam mendesain mesin boiler.

Dia menjelaskan konstitusi dan hukum Indonesia, khususnya UU No 13 Tahun 2003


tentang Ketenagakerjaan, telah memberikan jaminan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
pekerja, termasuk hak untuk pindah kerja.

HCMI optimistis gugatan BPE tersebut tidak berdasar "HCMI percaya majelis hakim akan
bersikap objektif, sehingga gugatan BPE tersebut akan ditolak," ujarnya.

Analisa Kasus :
Dalam kasus tersebut PT BPE secara jelas menyatakan hal apa sajakah yang menjadi
rahasia dalam perusahaan yang dianggap telah dilanggar oleh HCMI. PT
BPE berasumsi bahwa mantan karyawannya yang sekarang bekerja pada HCMI lah yang telah
mencuri metode produksi dan metode penjualan mesin boiler. Adanya fakta tersebut, semakin
memperkuat gugatan yang dikeluarkan oleh PT BPE. Apabila HCMI terbukti melanggar rahasia
dagang PT BPE, maka konsekuensi hukuman harus diterima HCMI, baik berupa denda materiil
dan immateriil.
BAB V
KESIMPULAN

Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/
atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.

Dalam ranah HAKI pada dasarnya perlindungannya berintikan pengakuan terhadap hak
atas kekayaan dan hak untuk menikmati kekayaan itu dalam waktu tertentu. Artinya selama
waktu tertentu pemilik atau pemegang hak atas HAKI dapat mengijinkan atau melarang untuk
mengetahui atau menyebarluaskan informasi (Rahasia Dagang).

Apabila seseorang merasa pihak lain telah melanggar hak Rahasia Dagang yang
dimilikinya, maka ia sebagai pemegang hak Rahasia Dagang atau pihak lain sebagai penerima
lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak Rahasia Dagang maka kita
dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri. Gugatan yang kita ajukan dapat berupa
gugatan ganti rugi dan / atau penghentian semua perbuatan. Disamping itu juga dapat ditempuh
upaya lain yakni melalui penyelesaian sengketa melalui Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian
Sengketa.
DAFTAR PUSTAKA

1.https://www.google.com/search?q=contoh+makalah+rahasia+dagang&rlz=1C1CHFX_enID782
ID782&oq=contoh+makalah+rahasia+dagang&aqs=chrome..69i57j0l2.9343j0j1&sourceid=chro
me&ie=UTF-8

2. https://www.academia.edu/9636307/Makalah_Rahasia_Dagang

Anda mungkin juga menyukai