Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI


DI RUMAH SAKIT

DI SUSUN OLEH

1. HARMOKO, S. Kep
2. I PUTU W.S, S. Kep
3. INDRA SAPUTRA, S. Kep
4. JERIUS INDRA S, S. Kep
5. MARJOYO, , S. Kep
6. JUPRIANTO, S. Kep
7. JUMIELSA, S. Kep
8. MIRNA WATI,S.Kep
9. M.RIZAL PAYAWAN, S.Kep
10. PRISKA RIANSI,S.Kep
11. REKA YULIANA,S.Kep
12. RENDO,S.Kep
YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
2018

A. PENGANTAR

Materi : Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.


Pokok Bahasan : Pencegahan dan pengendalian infeksi serta peraturan
di rumah sakit
Hari/tanggal : Senin, 24 Juni 2019
Waktu pertemuan : 30 menit
Tempat : Rumah Sakit dr Doris Sylvanus / ICU
Sasaran : Keluarga pasien

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan Pasien dan Keluarga pasien dapat mematuhi
peraturan yang ada dirumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit, Pasien dan Keluarga
pasien dapat menjelaskan kembali tentang :
a. Pengertian Infeksi
b. Proses Penyebaran Infeksi
c. Bagaimana Cara Pencegahannya
d. Peraturan Yang ada di Rumah Sakit

C. MATERI
(Terlampir)

D. MEDIA
 Materi SAP
 Leafleat
 Poster
E. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab
 Diskusi

F. STRUKTUR PELAKSANA
D. Pengorganisasian

a. Penyuluh : M. Rizal Payawan Putra, S.Kep


Marjoyo, S.Kep
b. Moderator : Reka Yuliana, S.Kep
c. Dokumentasi : Harmoko, S.Kep
I PutuW.S, S.Kep
d. Observer : Jumielsa, S.Kep
Rendo, S.Kep
Juprianto,S.Kep
e. Pasilitator : Mirna Wati, S.Kep
Priska Riansi, S.Kep
Indra Saputra, S.Kep
Keterangan

: Fasilitator : Pembicara

: Keluarga dan pengunjung pasien : Posterer/Leafleat

: Observer : Moderator
G. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu


1 Pembukaan 3 menit
 Memberi salam Menjawab salam
 Memberi pertanyaan apersepsi Memberi salam
 Menjelaskan tujuan penyuluhan Menyimak
 Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
2 Pelaksanaan 17 menit
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. Memperhatikan
Materi :
 Pengertian Infeksi
 Proses Penularan Infeksi
 Cara Pencegahan Infeksi
 Peraturan di Rumah Sakit
3 Evaluasi 5 menit
 Menyimpulkan inti penyuluhan * Memperhatikan
 Menyampaikan secara singkat
* menjawab
materi penyuluhan
 Memberi kesempatan kepada
ibu-ibu untuk bertanya
 Memberi kesempatan kepada
ibu-ibu untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan

4 Penutup :
 Menyimpulkan materi penyuluhan Menyimak dan 5 menit
yang telah disampaikan Mendengarkan
 Menyampaikan terima kasih atas Menjawab
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
 Mengucapkan salam Menjawab salam

H. REFERENSI
Lampiran Materi

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

1. Pengertian Infeksi
Infeksi adalah suatu keadaan saat tubuh kemasukan bibit penyakit (kuman). ”Health-
care Associated Infections (HAIs)” merupakan komplikasi yang paling sering terjadi di
pelayanan kesehatan. HAIs selama ini dikenal sebagai Infeksi Nosokomial atau disebut juga
sebagai Infeksi di rumah sakit ”Hospital-Acquired Infections” merupakan persoalan serius
karena dapat menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Kalaupun
tak berakibat kematian, pasien dirawat lebih lama sehingga pasien harus membayar biaya
rumah sakit yang lebih banyak.
HAIs adalah penyakit infeksi yang pertama muncul (penyakit infeksi yang tidak
berasal dari pasien itu sendiri) dalam waktu antara 48 jam dan empat hari setelah pasien
masuk rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya, atau dalam waktu 30 hari
setelah pasien keluar dari rumah sakit. Dalam hal ini termasuk infeksi yang didapat dari
rumah sakit tetapi muncul setelah pulang dan infeksi akibat kerja terhadap pekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien merupakan kelompok
yang berisiko mendapat HAIs. Infeksi ini dapat terjadi melalui penularan dari pasien kepada
petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari
petugas kepada pasien.

2. Rantai Penyebaran Infeksi di Rumah Sakit


Infeksi ini dapat terjadi melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke
pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien.

3. Cara Pencegahan Penularan Infeksi


Pengetahuan tentang rantai penularan infeksi sangat penting karena apabila satu mata
rantai dihilangkan atau dirusak, maka infeksi dapat dicegah atau dihentikan. Komponen yang
diperlukan sehingga terjadi penularan adalah:
 Agen infeksi (infectious agent) adalah Mikroorganisme yang dapat menyebabkan
infeksi. Pada manusia dapat berupa bakteri , virus, ricketsia, jamur dan parasit.
Dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: patogenitas, virulensi, dan jumlah (dosis, atau load)
 Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak dan
siap ditularkan kepada orang. Reservoir yang paling umuma dalah manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan bahan-bahan organik lainnya. Pada manusia:
permukaan kulit, selaput lendir saluran nafas atas, usus dan vagina
 Port of exit ( Pintu keluar) adalah jalan darimana agen infeksi meninggalkan reservoir.
Pintu keluar meliputi : saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kemih dan
kelamin, kulit dan membrana mukosa, transplasenta dan darah serta cairan tubuh lain.

4. Cuci Tangan
A. Apa pengertian mencuci tangan ?

Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara


mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa
dan air.

B. Apa tujuan dari mencuci tangan ?


Tujuan mencuci tangan menurut DEPKES 2007 adalah merupakan salah satu unsur
pencegahan penularan infeksi.

C. Air yang bersih itu yang bagaimana ya ?


Air yang bersih tentu saja yang jernih, tidak berbau dan tidak berwarna. Ada banyak
sekali standar kesehatan mengenai air bersih terutama yang berhubungan dengan air
minum dan untuk kesehatan, termasuk di dalamnya air yang bebas mikroorganisme,
bahan kimia, dan bahan radioaktif.
Namun untuk keperluan mencuci tangan bagi masyarakat awam maka dengan kriteria
yang disebutkan yakni jernih, tidak berwarna dan tidak berbau sudah cukup.
D. Mengapa mencuci tangan harus menggunakan sabun ?
Zat pembersih berbentuk sabun ini baik yang padat maupun cair akan membantu proses
pelepasan kotoran dan kuman yang menempel di permukaan luar kulit tangan dan kuku.
Dengan mencuci tangan yang benar menggunakan sabun maka kotoran dan kuman akan
terangkat sebagian. Meskipun demikian hal ini sangat membantu mengurangi resiko
terinfeksi.

E. Mengapa harus air yang mengalir ?


Dengan mencuci tangan di air mengalir maka kotoran dan kuman akan luruh terbawa air.
Jadi mulai sekarang bila kita makan di rumah makan atau di warung makan yang ada
wastafelnya, sebaiknya cuci tangan di wastafel walaupun di sediakan mangkuk tempat
mencuci tangan di meja.

F. Bagaimana Langkah mencuci tangan yang benar ?


Tahap 1
Berikut ini adalah langkah mencuci tangan sesuai anjuran WHO 2005 yakni ada 6
langkah. Bisa dilihat pada gambar untuk lebih jelasnya.

Langkah – langkah mencuci tangan :

1. Gosok ke dua telapak tangan


2. Gosokkan telapak tangan kiri diatas punggung tangan kanan dan sebaliknya
3. Gosokkan kedua telapak tangan dengan jari saling menyilang
4. Gosokkan ruas tangan (Jari – jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci)
5. Gosokkan ibu jari kanan secara melingkar didalam telapak tangan kiri yang
berada dalam posisi mengepal dan sebaliknya
6. Gosokkan ujung jari secara melingkar dan sebaliknya

Tahap 2
Jangan lupa menutup kran dengan tangan di alasi tissue atau lap tangan.Nah
sekarang tangan anda sudah bersih dan aman.
Namun, jika penutup keran berbentuk gagang pintu maka gunakan siku anda
untuk menutupnya.
Catatan !
Bila tidak ada wastafel atau kran air, kita bisa menggunakan air yang di tuangkan
dengan gayung. Idealnya memang menggunakan sabun cair, tetapi bisa
digunakan sabun batangan.

G. Waktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun


1. Sebelum makan
2. Sesudah buamg air besar
3. Sebelum memegang bayi
4. Sesudah menceboki anak
5. Sebelum menyiapkan makanan

5. Batuk Efektif
Batuk merupakan gerakan refleks yang bersifat reaktif terhadap masuknya benda
asing dalam saluran pernapasan. Gerakan ini terjadi atau dilakukan tubuh sebagai mekanisme
alamiah terutama untuk melindungi paru paru.
Gerakan ini pula yang kemudian dimanfaatkan kalangan medis sebagai terapi untuk
menghilangkan lendir yang menyumbat saluran pernapasan akibat sejumlah penyakit. Itulah
yang dimaksud pengertian batuk efektif.
Batuk efektif merupakan batuk yang dilakukan dengan sengaja. Namun dibandingkan
dengan batuk biasa yang bersifat refleks tubuh terhadap masuknya benda asing dalam saluran
pernapasan, batuk efektif dilakukan melalui gerakan yang terencana atau dilatihkan terlebih
dahulu. Dengan batuk efektif, maka berbagai penghalang yang menghambat atau menutup
saluran pernapasan dapat dihilangkan .

1. Tujuan
Batuk efektif dan napas dalam merupakan teknik batuk efektif yang menekankan
inspirasi maksimal yang dimulai dari ekspirasi , yang bertujuan :
a. Merangsang terbukanya sistem kolateral
b. Meningkatkan distribusi ventilasi
c. Meningkatkan volume paru
d. Memfasilitasi pembersihan saluran napas
Batuk yang tidak efektif menyebabkan :
1. Kolap saluran napas
2. Ruptur dinding alveoli
3. Pneumothoraks

Latihan pernapasan bertujuan untuk :


1. Mengatur frekuensi dan pola napas sehingga mengurangi air trapping
2. Memperbaiki fungsi diafragma
3. Memperbaiki mobilitas sangkar toraks
4. Memperbaiki

2. Manfaat batuk efektif


Memahami pengertian batuk efektif beserta tekhnik melakukannya akan
memberikan manfaat. Diantaranya, untuk melonggarkan dan melegakan saluran
pernapasan maupun mengatasi sesak napas akibat adanya lendir yang memenuhi
saluran pernapasan. Lendir, baik dalam bentuk dahak (sputum) maupun sekret
dalam hidung, timbul akibat adanya infeksi pada saluran pernapasan maupun
karena sejumlah penyakit yang di derita seseorang.
Bahkan bagi penderita tuberkulosa (TB), batuk efektif merupakan salah satu
metode yang dilakukan tenaga medis untuk mendiagnosis penyebab penyakit.
Tidak sedikit penderita yang justru mengalami kondisi yang semakin memburuk
meski pengobatan telah dilakukan.
Bahkan sejumlah penelitian menemukan, tak kurang satu orang dari 4 atau 5
penderita TB mengalami kematian, terutama akibat terlambat memberikan
pengobatan maupun kesalahan dalam melakukan diagnosis sehingga pengobatan
menjadi tidak efektif.

3.Latihan Batuk Efektif

Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang
mengalami operasi dengan anestesi general. Karena pasien akan mengalami
pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teransetesi. Sehingga ketika
sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa
banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi
pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut.
Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :
1. Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan
letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.
2. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali).
3. Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak
hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa
terjadi luka pada tenggorokan.
4. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya
terhadap incisi.
5. Ulangi lagi sesuai kebutuhan.

Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan
menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan
daerah operasi dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat
batuk. Batuk mempengaruhi interaksi personal dan sosial, mengganggu tidur dan
sering menyebabkan ketidak nyamanan pada tenggorakan dan dinding dada.
Sebagian besar orang mencari pertolongan medis untuk batuk akut supaya
mereda, sementara itu ada orang yang takut batuknya menjadi penyakit yang
serius. Batuk terjadi sebagai akibat stimulasi mekanik atau kimia pada nervus
afferent pada percabangan bronkus. Batuk efektif tergantung pada intaknya busur
refleks afferent-efferent, ekspirasi yang adekuat dan kekuatan dinding otot dada
dan normalnya produksi dan bersihan mukosiliar

4. Indikasi batuk efektif


1. COPD / PPOK (Penyakit paru obstruktif kronik)
Penyakit ini sitandai oleh hambatan aliran udara disaluran nafas yang bersifat
progresif non reversible atau reversible parsial. Ppok terdiri dari bronkitis kronik
dan emfisema atau gabungan keduanya.
2. Emphysema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal
bronkiolus terminal, disertai kerusakan dining alveoli.
1. Fibrosis
2. Asma
Merupakan gangguan inflamasi pada jalan nafas yang ditandai oleh opstruksi
aliran udara nafas dqan respon jalan nafas yang berlebihan terhadap berbagai
bentuk rangsangan.
3. Chest infection
4. Pasien bedrest atau post operasi

5. Prosedur Tindakan
a. Anjurkan minum air hangat
b. Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan
letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.
c. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali).
1. Tarik nafas melalui hidung secara maksimal kemudian tahan 1-2 detik
2. Keluarkan secara perlahan dari mulut
3. Lakukanlah 3-5 kali latihan, lakukanlah minimal 3 kali sehari (pagi, siang,
sore)
d. Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak
hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa
terjadi luka pada tenggorokan.
e. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap
incisi.
f. Ulangi lagi sesuai kebutuhan.

6. Peraturan di Rumah Sakit


1. Tidak diperkenankan membawa anak-anak dibawah 12 mengunjungi pasien
dalam ruangan
Anak-anak termasuk kelompok individu yang memiliki daya tahan tubuh
yang masih rendah dan rentan terhadap penuluaran penyakit, sedangkan
Rumah Sakit adalah tempat publik dimana terdapat orang-orang dengan
berbagai penyakit berkumpul sehingga sangat berpotensi menjadi tempat
penyebaran dan penulran penyakit. Sehingga anak-anak akan rentan tertular
kuman penyakit apabila berada di lingkungan rumah sakit.
2. Tidak boleh merokok dalam ruangan
Rokok adalah salah satu penyebab timbulnya polusi udara. Pasien yang di
rawat di Rumah Sakit memerlukan lingkungan yang nyaman. Salah satu
lingkungan yang nyaman dan dapat mendukung proses kesembuhan pasien
adalah terdapatnya udara yang sehat. Polusi udara akibat asap yang
ditimbulkan oleh rokok membuat kualitas udara menjadi kurang baik,
sehingga akan mengganggu kenyamanan dan menimbulkan dampak buruk
bagi kesehatan pasien seperti gangguan pada saluran pernafasan. Terlebih
rokok memiliki zat-zat berbahaya yang dapat merugikan pasien.
3. Tidak membawa / menyimpang barang berharga atau uang dalam jumlah besar
dalam ruang perawatan
4. Tidak boleh membawa alat-alat elektronik:
- Televisi
- Radio
- Kipas Angin
- Kompor
- Magic Com
Barang-barang elektronik yang dipasang di ruangan pasien dengan
memanfaatkan listrik rumah sakit akan menambah risiko terjadinya arus
pendek listrik. Arus pendek listrik tidak hanya dapat membahayakan pasien
tetapi juga seluruh penghuni rumah sakit. Arus pendek akan menyebabkan
listrik padam, dan membuat alat-alat kesehatan yang membutuhkan listrik
akan berhenti beroperasi. Hal ini dapat membahayakan jiwa pasien, seperti
pasien yang perlu asupan oksigen melalui alat, ketika alat tersebut berhenti
beroperasi maka jiwa pasien dapat terancam. Arus pendek listrik juga dapat
menimbulkan kebakaran yang dapat membahayakan semua penghuni rumah
sakit.
5. Tidak boleh mencuci pakaian dalam ruangan
Salah satu faktor yang dapat mendukung kesembuhan pasien adalah
lingkungan yang nyaman. Mencuci pakaian di dalam ruangan dapat
menimbulkan lingkungan yang kurang nyaman untuk pasien sehingga dapat
menimbulkan dampak yang kurang baik bagi pasien.
6. Pasien hanya boleh didampingi 1 orang penunggu
Pembatasan jumlah pendamping pasien ditujukan untuk menjaga lingkungan
agar tetap kondusif dan mendukung kesehatan pasien. Terlalu banyak
pendamping pasien akan menyebabkan asupan oksigen di ruangan akan
semakin sedikit. Pasien sebagai individu yang sakit akan menjadi pihak yang
paling dirugikan karena kadar oksigen di ruangan yang seharusnya menjadi
faktor pendukung kesembuhan pasien menjadi berkurang.
7. Pasien diharapkan membawa pakaian sendiri dan alat-alat sendiri
Peralatan dan pakaian yang dibawa sendiri dari rumah selain akan menambah
kenyamanan pasien juga dapat menghindarkan pasien dari penularan kuman
penyakit. Alat-alat yang dipakai bersama-sama dengan pasien lainnya akan
meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit karena alat-alat tersebut
dapat menjadi media kontak penyakit dari satu pasien ke pasien yang lainnya.
8. Barang milik pasien dan keluarga menjadi tanggung jawab sendiri
Barang-barang berharga harus dijaga sendiri dengan baik-baik karena
keamanan ruangan merupakan kewajiban dan tanggung jawab pribadi masing-
masing.
9. Pasien dan keluarga wajib menjaga kebersihan diri dan lingkungan yaitu
dengan melakukan cuci tangan dan membuang sampah pada tempatnya.
Kebersihan diri dan lingkungan menghindarkan pasien dan keluarga dari
penyebaran penyakit serta penularan kuman penyakit. Tangan merupakan
salah satu penghantar utama masuknya kuman/mikroba penyebab penyakit
sehingga sangat diperlukan pentingnya cuci tangan. Kebersihan merupakan
pangkal kesehatan. Jadi, bisa disimpulkan disini bahwa jika kita menginginkan
diri kita, keluarga kita dan llingkungan sekitar kita untuk bisa sehat, maka
kebersihan yang harus menjadi awal untuk mencapai tujuan itu dengan
membuang sampah pada tempatnya.

Anda mungkin juga menyukai