Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PETROLOGI

MOH. NURDIANTO

093 20110056

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2019
PENDAHULUAN

Dalam pembuatan makalah ini saya bertujuan untuk membantu


mempelajari lebih dalam lagi pengetahuan tentang Petrologi agar dapat
mempermudah pengertian dan pengenalan akan batuan. Selain itu para
pembaca juga dapat mengetahui macam-macam batuan yang ada di muka
bumi ini,mulai dari pembagian danklasifikasinya, serta bagaimana proses
terbentuknya batuan tersebut, serta kita juga dapat mengenali suatu batuan
dengan caramendeskripsikan batuan tersebut melalui tekstur dan struktur
suatubatuan serta komposisi mineral yang dikandung oleh batuan tersebut.
Maksud dan Tujuan pembuatan makalah ini adalah untukmenjelaskan
Petrologi, disertai dengan deskripsi mineral menurut strukturdan tekstur
batuan tersebut berdasarkan jenis batuan dari Batuan Beku, Batuan Sedimen
dan Batuan Metamorf. Selain itu untuk memberikan pengetahuan tentang
berbagai jenis batuan di muka bumi ini, berdasarkan diagenesa batuan
tersebut, serta struktur dan tekstur yang dimiliki oleh batuan tersebut,
sehingga kitadengan mudah dapat mengenali jenis batuan di lapangan nanti.
Perumusan Masalah yang diangkat penulis dalam penulisan makalah ini
adalah mengenai pengenalan batuan, bagaimana batuan tersebut terbentuk
dan terbagi menjadi berbagai jenis, dan bagaimana pengklasifikasian suatu
batuan berdasarkan proses diagenesa batuan tersebut, berdasarkan struktur
dan tekstur, serta bagaimana mendeskripsikan suatu batuan
berdasarkan jenisnya.
BAB I
BATUAN BEKU

Batuan beku adalah batuan yang terjadi akibat dari pembekuan magma.
Batuan beku dapat dibagi berdasarkan :
Genesa Senyawa Kimia
Mineralogi Tempat terbentuknya
Tempat terbentuknya : 1). Batuan beku Intrusif ( mineralnya kasar )
2). Batuan beku ekstrusif ( mineralnya halus )
- udara - air → Lava Bantal ( pillow lava )
Magma adalah cairan silikat pijar ( > 900˚C - 1200˚C ) bersifat mobile ( mudah
bergerak ) serta mengandung zat – zat volatile dan senyawa non volatile.
Komposisi kimiawi magma :
 Senyawa yang bersifat non volatile dan merupakan elemen mayor yaitu SiO₂,
Al₂O₃, Fe₂O₃, FeO, MnO, CaO, Na₂O, K₂O, TiO₂, P₂O₅.
 Senyawa volatile : fraksi – fraksi gas CH₄, CO₂, Hcl, H₂S, SO₂.
 Unsur – unsur lain yang disebut unsur jejak ( trace element ) contohnya : Rb,
Ba, Sr, Ni, Co, V, Li, Cr, S, dan Pb.

MINERALOGI & STRUKTUR BATUAN BEKU


1) Mineral pada batuan beku
 Mineral mafik : warnanya gelap
 Mineral felsik : warnanya terang

Komposisi mineral pada batuan beku dibagi 3 kelompok :


 Mineral utama
 Mineral felsik & mafik → Deret Bowens
 Mineral sekunder : merupakan mineral ubahan dari mineral utama
 Kalsit - separtin - kaolin
 Klorit - sericit
 Mineral asesoris : kelompok mineral yang keterdapatannya sedikit
Contoh : hematite, klomit, muskopit, dll.

STRUKTUR BATUAN BEKU


1). Massif → apabila tidak ada fragmen yang tertanam pada batuan tersebut,
tidak ada lubang lubang ataupun struktur aliran
2). Lava Bantal → struktur yang terjadi pada batuan beku ekstrusif yang
langsung kontak dengan air, bentuknya menyerupai bantal dengan ukuran 30
– 60 cm khas pada gunung api bawah laut.
3). Joint → struktur yang ditandai dengan adanya kekar kekar tersusun secara
tegak lurus aliran.
4). Vesikuler → struktur pada batuan beku ekstrusif yang ditandai dengan
adanya lubang lubang yang terjadi akibat pelepasan gas gas pada proses
pendinginannya.
5). Skoria → struktur pada batuan beku yang menunjukan batuan tersebut
sangat vesikuler ( lubang gas banyak )
6). Amygdaloidal → dimana lubang batuan tersebut sudah terisi mineral
sekunder
7). Xenolith → struktur yang menunjukan adanya fragmen yang masuk kedalam
batuan tersebut. Struktur ini akibat dari tidak sempurnanya batuan yang
mengintrusi
8). Autobreccia → struktur yang memperlihatkan fragmen fragmen lava yang
berasal dari lava itu sendiri

TEKSTUR BATUAN BEKU


Tekstur batuan beku dibagi 4 bagian :
 Derajat kristalisasi : porsi / persentase antara masa gelas dengan masa
Kristal pada suatu batuan beku.
a). holokristalin : secara keseluruhan terisi masa Kristal
b). holohyalin : secara keseluruhan terisi masa gelas
c). hipokristalin : masa gelas ditambah masa Kristal

 Granularitas : ukuran butir Kristal dalam batuan beku


: butiran kristalnya dapat dilihat dan dibedakan langsung oleh mata, ada yang
halus ( < 1mm) sedang ( 1-5mm ) kasar ( 5-30mm ) sangat kasar ( < 30mm ).
: butirannya sangat halus sehingga untuk membedakannya harus menggunakan
alat bantu ( mikroskop ).

 Kemas : bentuk butir


Relasi ( hubungan antar Kristal dalam batuan )
a). bentuk butir
- euhedral → bentuk bidang Kristal sempurna
- subhedral → sebagian sempurna sebagian tidak sempurna
- anhedral → bidang Kristal tidak / kurang sempurna
- equidimensional → dimensi sama panjang
- tabular → dimensi tidak sama panjang
- irregular → tidak teratur

b). relasi
- equigranular → relative seragam
- inequigranular → tidak sempurna / tidak seragam
KLASIFIKASI BATUAN BEKU
1). Berdasarkan Kimiawi
* standart dalam deskripsi batuan beku
* ( C . J . Hughos . 1962 )
* dibagi menjadi 4 golongan
a). batuan beku asam
bila mempunyai kandungan SiO₂ ( Quartz ) > 66%
contoh : granit & rhyolite
b). batuan beku intermediate / menengah
bila mempunyai kandungan SiO₂ ( Quartz ) 52% - 66%
contoh : andesit & diorite
c). batuan beku basa
bila mempunyai kandungan SiO₂ ( Quartz ) 45% - 52%
contoh : gabro, basalt
d). batuan beku ultrabasa
bila mempunyai kandungan SiO₂ ( Quartz ) < 45%
contoh : dunit, peridotit

2) . Berdasarkan Mineralogi
* indeks warna antara mineral mafik dengan mineral felsik
* S . J . Shand , 1943
* dibagi 4 macam, yaitu :
a) Leucrocatic rock, bila mengandung 30% mineral mafic
b) Mesocratic rock, bila mengandung 30% - 60% mineral mafic
c) Melanocratic rock, bila mengandung 60% - 90% mineral mafic
d) Hipermelanuc rock, bila mengandung > 90% mineral mafic
3) . * dilihat dari indeks warna kedua mineral ( mafik & felsik )
* S . J . Elis, 1948
* dibagi menjadi 4 golongan :
a) Felsik , indeks warnanya < 10 %
b) Mafelsik, indeks warnanya 10 – 40 %
c) Mafik, indeks warnanya 40 – 70 %
d) Ultramafik, indeks warnanya > 70 %
4) . berdasarkan tekstur dan komposisi mineral
a) Batuan volkanik → indeks warna, fenokris : mineral yang lebih tua / pertama
kali terbentuk yang tertanam pada batuan beku ukuran mineralnya lebih
besar.
Contoh : bila kuarsa, feldspar, alkali, plagioklas asam, sedikit biotit umumnya akan
membentuk batuan beku riolit dan desit ( asam ).
b) Batuan plutonik → indeks warna mineral
Contoh : batuan dominan felsik : granodiorit, adamelit, granit.
BAB II
BATUAN PIROKLASTIK

Batuan piroklastik adalah batuan volkanik bertekstur klastik yang berkaitan


dngan proses kejadian letusan gunung api. ( belum tertransport`/`terendapkan
)
1) Komponen penyusun batuan piroklastik
 Kelompok material essensial ( jurenil )
Terdiri dari buih magma, bahan padatan magma
Padatan → bom piroklastik
Buih → pumice / batu apung

 Kelompok material asesori ( cognate )


Terdiri dari meterial dari endapan gunung api
Sebelumnya lebih tua

 Kelompok meterial asidental ( bahan asing )


Terdiri dari batuan dasar gunung api yang terdapat pada batuan dinding
umumnya lebih tua.

2) Struktur dan tekstur


 - struktur : masif - Struktur khusus : bila
materialnya

Vesikuler tersusun oleh bahan


Skoria gelas maka struktur
yang terbentuk adalah welded / penggelasan.
- Struktur lain pada batuan piroklastik
Graded bedding → gradasi butiran / tingkatan halus – kasar butiran pada
batuan.

Perlapisan → material mempunyai letusan yang berulang sehingga


membentuk perlapisan.

 Penggolongan ukuran butir batuan piroklastik


UKURAN BUTIR (
KETERANGAN
mm ) NAMA KLASTIK

64 BOM MEMBULAT

2 BLOCK RUNCING

KASAR
0,06 DEBU
HALUS

 Komposisi mineral
1. Mineral sialis
Terdiri dari : - kuarsa ( SiO₂ ) → silika / asam
- feldspar → kalsium ( Ca )
- feldspartoid → bila larutan magma kurang silika
2. Mineral feromagnesia
Terdiri dari : - piroksen
- olivin → kaya magnesium tapi miskin silika
- hornblende →hadir bersama andesit
- biotit → mineral mika hadir dalam komposisi intermediate sampai asam
3. Mineral tambahan
Umumnya adalah mineral ilmenit dan magnetit dan juga mineral sulfida /
sulfur murni.
4. Mineral ubahan
Bila mineral asli mengalami pelapukan / proses alterasi hidrotermal.
Contoh : epidot, klorit, serisit, lempung, montmorilonit.

KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK


Material piroklastik dapat dikelompokan berdasarkan ukurannya ( Sehmid
1981 )
a). Endapan piroklastik tidak terkonsolidasi
 bomb gunung api
Adalah gumpalan lava yang mempunyai ukuran > 64 mm. bomb dapat
mencapai ukuran diameter 5 m.
 Block gunung api
Merupakan hasil erupsi gunung api yang bersifat eksplosif berupa fragmen –
fragmen batuan
 Lapili
Hasil erupsi yang eksplosif tetapi lebih halus dibandingkan block umumnya
mempunyai kandungan mineral berupa : Augit, Olivin, Plagioklas.
 Debu gunung api
Debu juga dihasilkan oleh lapisan ( letusan ) eksplosif tetapi juga akibat
gesekan pada sast terjadi letusan.
b). Endapan piroklastik yang terkonsolidasi
mengalami lithifikasi ( proses akumulasi ) endapan piroklastik jatuhan
 Breksi piroklastik
Adalah campuran material yang disusun oleh block – block gunung api 50 %
dan 25 % lapisan lapili dan abu
 Aglomerat
Didominasi oleh bomb gunung api material lain ( lapili dan debu ) < 25 %
 Batu lapili
Mayoritas adalah endapan dengan material berukuan lapili
 Tuff
Debu / abu piroklastik > 75 %
KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK ALIRAN
1). Ignimbrit
Disusun oleh material debu terdiri dari buih gunung api ( pumice ), pecahan –
pecahan gelas.
2). Breksi aliran piroklastik
Terdiri dari fragmen – fragmen runcing dan di transportasi oleh aliran hawa
panas ( glowing avalanches )
3). Vitrik tuff
Piroklastik yang aliran terdiri atas debu dan lapili yang telah terlithifikasi dan
belum tersemenkan
4). Welded tuff
Merupakan batuan piroklastik yang sudah terlithifikasi merupakan bagian dari
ignimbrit.

MEKANISME PEMBENTUKAN ENDAPAN PIROKLASTIK


 Endapan piroklastik jatuhan
Adalah onggokan piroklastik yang diendapkan melalui udara
 Endapan piroklastik aliran
Adalah material hasil langsung dari pusat erupsi, kemudian teronggakan
disuatu tempat.
 Piroklastik surge
Yaitu suatu awan campuran dan bahan padat dan gas, mempunyai massa
rendah dan bergerak dengan kecepatan tinggi

Tabel penamaan batuan piroklastik


BATUAN SEDIMEN BATUAN SEDIMEN
UKURAN BATUAN VOLKANIK BERCAMPUR DENGAN
BUTIR ( mm ) PIROKLASTIK EPIKLASTIK BATUAN PIROKLASTIK
aglomerat /
64 breksi breksi volkanik atau breksi tuffan atau konglomerat
piroklastik konglomerat volkanik tuffan

2 lapili
batu pasir
batu pasir tuffan
volkanik
0,06
batu lanau
batu lanau tuffan
tuff volkanik
0,004 batu lempung
batu lempung tuffan
volkanik
BAB III
BATUAN SEDIMEN
Adalah batuan yang terbentuk akibat proses lithifikasi bahan rombakan
batuan asal ( beku, sedimen, metamorf & piroklastik ). Karena mengalami
pelapukan oleh suhu atau reaksi kimiawi ( batu gamping ).
A). Batuan sedimen dibagi menjadi 2 :
1. sedimen klastik → batuan sedimen yang terbentuk dari hasil atau bahan
rombakan batuan beku, sedimen itu sendiri atau metamorf, umumnya
membutir.
Proses yang berperan dalam pembentukan batuan sedimen adalahdiagnesa
Diagenesa :
a. Kompaksi : termampatkannya bahan rombakan atau butiran sedimen
b. Sementasi : material yang menutup ruangan antar butir
c. Rekristalisasi : proses mengkristal kembali ( mineral )
d. Autogenesa : terbentuknya mineral baru akibat autogenetic mineral mineral
karbonat
e. Metasomatisme : pergantian mineral tanpa mengurangi volume
2. sedimen non klastik → batu sedimen yang terbentuk akibat proses kimiawi
hasil kegiatan organism.
a. Golongan detritus kasar : diendapkan secara mekanis ( dengan
menggunakan media air / sungai, laut, danau
contoh : breksi, konglomerat
b. Detritus halus : ukuran butir → lanau – lempung – napal terendapkan di laut
dangkal – laut dalam
c. karbonat : batu gamping, banyak mengandung CaCO₃, yaitu terdapat fosil
fosil
d. silica : gabungan dari proses organis & kimiawi ( batu pasir silica
)
e. evaporit : memiliki larutan kimia yang pekat ( gypsum, garam,
antidrit )
f. golongan batu bara : akibat unsur unsur organic ( tumbuh-
tumbuhan )

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN


1. Primer : terbentuk bersamaan dengan proses sedimentasi
Contoh : laminasi, perlapisan, cross bedding, konvolut, gelembur udara

2. Sekunder : terbentuk setelah proses sedimentasi


Contoh : cetak beban, jejak binatang

3. Organic : akibat kegiatan organism


Contoh : jejak cacing, moluska lain

Faktor – factor yang mempengaruhi kenampakan struktur perlapisan :


1) Adanya perbedaan warna mineral
2) Adanya perbedaan ukuran butir
3) Adanya perbedaan komposisi mineral
4) Adanya perubahan macam batuan
5) Adanya perubahan struktur
6) Adanya perubahan kekompakan

Macam – macam perlapisan :


1) Perlapisan sejajar
2) Perlapisan laminasi
3) Perlapisan pilihan
4) Perlapisan silang siur

STRUKTUR PADA BIDANG PERLAPISAN → terjadi akibat penggerusan,


pembebanan & penguapan
1) Gelembur gelombang ( ripple mark )
Terbentuk akibat pergerakan air / angin
2) Rekah kerut
Rekahan pada permukaan bidang perlapisan sebagai akibat proses
penguapan
3) Cetak suling ( flute cast )
Akibat penggerusan medi terhadap batuan dasar
4) Bekas jejak organism
Bekas rayapan, rangka, maupun tempat berhentinya maupun tempat tinggal
binatang

TEKSTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK


1. Ukuran butir → skala wentworth
UKURAN
NO NAMA BUTIR
BUTIR
1 bongkah > 256
2 berangkal 256 - 64
3 kerakal 64 - 4
4 kerikil 4 - 2.
5 pasir sangat kasar 2 - 1.
6 pasir kasar 1 - 1/2.
7 pasir sedang 1/2 - 1/4
8 pasir halus 1/4 - 1/8
9 pasir sangat halus 1/8 - 1/16
10 lanau 1/16 - 1/256
11 lempung < 1/256

2. Pemilahan ( sorting )
Dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Pemilahan baik ( well sorted )
b. Pemilahan sedang ( moderate sorted )
c. Pemilahan buruk ( poorly sorted )
3. Derajat kebundaran ( rounded )
- Well rounded → membulat baik
- Sub rounded → membulat sedang
- Sub angular → menyudut tanggung
- Angular → menyudut

4. Kemas ( fabric )
- Terbuka
- Tertutup

KOMPOSISI MINERAL
 Fragmen
Butiran yang paling besar, yaitu pecahan batuan, mineral, cangkang
cangkang fosil
 Matrik
Bagian yang lebih kecil dari fragmen, terletak diantara fragmen. Matrik dapat
berupa batuan, mineral dll
 Semen
Pengisi rongga antar butir & bahan pengikat diantara fragmen & matrik.
- karbonat → kalsit, dolomite
- silica → kalsedon, kuarsa
- oksida besi → hematite, limonit, siderite

KLASIFIKASI
- Batu lempung
- Batu pasir → sangat halus – sangat kasar
- Breksi
- Conglomerate

PEMERIAN BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK


 Tekstur
1. Kristalin : terdiri dari Kristal Kristal yang interlocking ( saling mengunci /
berhubungan )
2. Amorf : tidak kristalin / non kristalin

 Struktur
1. Fossiliferous : fosil
2. Oolitik : fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik
3. Pisolitik : sama dengan oolitik tetapi ukurannya > 2mm
4. Konkresi : struktur oolitik yang tidak menunjukan adanya konsentris
5. Cone in cone : batu gamping kristalin yang menunjukan bentuk krucut
6. Bioherm : organisme murni & lasitu
7. Biostrome : sama seperti bioherm tetapi klastik
8. Septaria : jenis konkresi tetapi komposisi lempungan
9. Goode : berupa rongga rongga yang terisi oleh Kristal Kristal
10. Styolit : butiran yang bergirigi
 Komposisi mineral
Pada batuan sedimen non klastik sangat berpengaruh terhadap penamaan
jenis batuan tersebut
Contoh : batu gamping ; mineraloginya kalsit, dolomite
Rijang ; kalsedon
Gypsum ; gypsum

PEMERIAN BATUAN KARBONAT


Batu Gamping

Klastik / berbutir non klastik :


kristalin/amorf
Kalsinudit : UB. Grade/krikil/kerakal/relative besar kimiawi & kegiatan
organisme
Kalparemit : UB. Sand/pasir/halus/kasar hasil biokimia :
bioherm,biostrem
Kalsilotit : UB. Clay – lempung hasil larutan kimia
:travertine,tuff
Hasil replacement : B.gamping fospat, dolomite, B.gamping, silikan

PEMERIAN BATU GAMPING KLASTIK


1. Tekstur → ukuran butir
Rudite → > 1
Arenit → 0,062 – 1
Lutit → < 0,062

2. Struktur : sama dengan pemerian batuan sedimen klastik


3. Komposisi mineral
- Allocherm → fragmen → cangkang, pisolit, interclast, pellet
- Mikrit → matrik
- Sparit → semen
Interclast : butiran hasil abrasi batuan gamping
Pellet : menyerupai oolit tapi tidak konsentris
BAB IV
BATUAN METAMORF

Bebrapa istilah :
 Metamorfisme : proses proses yang mengubah suatu batuan pada fase padat
karena adanya pengaruh respon terhadap fisika dan kimia di dalam perut
bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan kondisi sebelumnya.

 Batuan metamorf : batuan yang terbentuk akibat adanya perubahan P (


tekanan ) dan T ( temperature ). Batu asal : batu beku, piroklastik, sedimen
atau batuan metamorf

 Metamorfosa : proses rekristalisasi ; didalam kerak bumi ( 3 – 20 km ) yang


seluruhnya / sebagian besar terjadi pada keadaan padat, yakni tanpa fase
cair, sehingga terbentuk struktur dan mineral baru akibat pengaruh
temperature ( 200 – 650 ˚C ) dan tekanan yang tinggi.

TIPE TIPE METAMORFOSA → kejadian & sejarahnya


1. Tipe Metamorfosa Lokal ( daerahnya kecil / sempit )
a. Metamorfosa kontak / thermal
Terjadi akibat adanya perubahan temperature ( T ) terdapat pada daerah yang
terkena intrusi
b. Metamorfosa Dislokasi / dynamo / kata klastik
Terjadi pada daerah yang punya tekanan yang tinggi ( daerah pensesaran )
→ penggerusan batuan

Terdapat pada daerah jalur orogenesa


→ dimana batuan digerus → terangkat → terlipat
→ proses pematangan ( rekristalisasi )

2. Tipe Metamorfosa Regional


a. Metamorfosa Regional / Dinamo thermal
Tempat terjadinya apda geosinklin
Daerah 2 tumbukan lempeng : pada kerak samudera dan pada kerak benua
b. Metamorfosa beban / Burial
- terjadi akibat adanya pembebanan oleh suatu masa sedimen yang sangat
tebal
- terjadi pada cekungan geosinklin yang luas ( epirogenesa )

STRUKTUR BATUAN METAMORF


1. Struktur Foliasi
Adalah struktur yang menunjukan adanya penjajaran mineral mineral pada
batuan metamorf

Struktur foliasi dibagi menjadi :


a. Struktur Slatycleavage
Adalah struktur batuan sedimen yang menjadi batuan metamorf merupakan
derajat rendah dari mineral lempung. Mineralnya berukuran halus dan
kesejajarannya halus sekali dengan memperlihatkan belahan belahan yang
rapat dimana terdapat lembaran lembaran mineral mika yang halus

b. Struktur Philitik
Struktur yang mirip dengan slatycleavage tetapi penjajaran mineralnya lebih
kasar

c. Struktur Skistosa
Adalah struktur dimana mineral yang pipih lebih dominan keberadaannya
dibandingkan dengan mineral lain.

d. Struktur Gnessosa ( Gneissic )


e. Adalah struktur dimana mineral yang granular lebih dominan dibandingkan
mineral pipih bersifat banded dan merupakan metamorfosa derajat tinggi (
regional )

2. Struktur Non Foliasi


Adalah struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral
penyusun batuan metamorf yakni :
I. Struktur Hornfelsik
Dicirikan adanya butiran butiran yang seragam, terbentuk pada bagian dalam
daerah kontak sekitar tubuh batuan beku pada umunya merupakan
rekristalisasi batuan asal tidak ada foliasi tetapi batuan halus dan padat
II. Struktur Milonitik
Struktur yang berkembang karena adanya penghancuran batuan asal yang
mengalami metamorfosa dynamo, batuan berbutir halus dan liniasinya
ditunjukan oleh adanya orientasi mineral yang berbentuk lentikuler terkadang
masih menyimpan lensa batuan asalnya.
III. Struktur Kata Klastik
Struktur ini hampir sama dengan milonit hanya butirannya lebih kasar
IV. Struktur Pilonitik
Struktur ini menyerupai milonit tetapi butirannya relative kasar dan strukturnya
mendekati filitik
V. Struktur Flaser
Seperti struktur kataklastik dimana struktur batuan asal yang berbentuk lensa
tertanam pada masa dasar milonit
VI. Struktur augen
Seperti struktur flaser, hanya lensa lensanya terdiri dari butir butir feldspar
dalam masa dasar yang lebih halus
VII. Struktur Granulose
Struktur ini hampir sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai
ukuran yang tidak sama besar
VIII. Struktur Liniasi
Struktur yang diperlihatkan adanya kumpulan mineral yang berbentuk seperti
jarum ( fibrous )

TEKSTUR BATUAN METAMORF


A. Tekstur Kristaloblastik
Adalah tekstur yang terjadi pada saat tumbuhnya mineral dalam suasana
padat ( tekstur batuan asalnya tidak Nampak lagi ) dan bukan mengkristal
dalam suasana cair karena itu Kristal yang terjadi disebut blasto.
1. Lepidoblastik
Yang didominasi oleh mineral mineral pipih dan memperlihatkan orientasi
sejajar, seperti mineral biotit, muskovit
2. Granoblastik
Yang terdiri dari mineral mineral yang membentuk butiran yang seragam,
seperti kuarsa, kalsit, garnet
3. Nematoblastik
Terdiri dari mineral mineral berbentuk prismatic menjarum yang
memperlihatkan orientasi sejajar, seperti amphibol, piroksen
4. Porfiroblastik
Dimana suatu Kristal besar ( fenokris ) tertanam pada masa dasar yang
relative halus. Identik dengan porfiritik pada batuan beku.
5. Idioblastik
Dimana bentuk mineral mineral penyusun euhedral
6. Xenoblastik
Dimana bentuk mineral mineral penyusunnya berbentuk anhedral

B. Tekstur Palimset
Merupakan tekstur sisa dari batuan asal
1. Blastoporfiritik
Suatu tekstur dari batuan asal yang bertekstur porfiritik
2. Blastopsefit
Suatu tekstur sisa dari suatu batuan sedimen yang ukuran butirnya lebih
besar dari pasir ( psephite )
3. Blastopsamit
Sama dengan blastopsefit hanya saja disini ukuran butirnya sama dengan
pasir ( psamit )
4. Blastopellite
Tekstur sisa dari batuan sedimen yang berukuran butir lempung ( pellite )

KOMPOSISI MINERAL PADA BATUAN METAMORF


Ada 2 jenis / macam mineral
1. Mineral Stress
Adalah mineral yang stabil pada kondisi tertekan, bentuknya dapat pipih,
tabular, prismatic.
Contoh : mika, hornblende, serpentin, kyanit, silimanit, epidot, zeolit, dll
2. Mineral Anti – Stress
Adalah mineral yang stabil pada kondisi tertekan, mempunyai bentuk
Equidimensional
Contoh : quartz, feldspar, kalsit, garnet, dll

MINERAL YANG KHAS PADA BATUAN METAMORF


1. Metamorf regional
Contoh : silimanit, kyanit, talk, staurolite, andalusit,
Menurut Winkler : ( 1965 )
Mineral pada metamorf regional dibagi menjadi 3 :
a. Derajat rendah : kalsit ( anti – stress ), biotit ( stress )
b. Derajat menengah : almandite ( stress ), kyanite ( stress )
c. Derajat tinggi : silimanite ( stress tingkat tinggi )

2. Metamorf Thermal → 200 - 650˚C


Contoh : grafit, corrondum, garnet ( anti – stress )

3. Mineral yang khas pada metamorfosa akibat pelantan / karena efek larutan
kimia.
Contoh : epidot, clorit, wollastonite

KRITERIA PENAMAAN BATUAN METAMORF


Ada 5 syarat, yaitu :
1. Asal batuan sebelumnya
( batuan beku, piro, sedimen / metamorf )
2. Mineralogy
3. Tekstur
4. Penamaan secara khusus : batu bara ( sedimen )→ grafit ( metamorf )
5. Gabungan dari tekstur dan mineralogy

KLASIFIKASI BATUAN METAMORF


1. Berdasarkan komposisi kimia → kandungan mineral yang merupakan hasil
dari batuan asalnya
A. Calsic Methamorphic Rock
Adalah yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur Al, yaitu lempung,
serpih
Contoh : fillite, slate.
B. Quartz Methamorphic Rock
Adalah yang berasal dari batuan yang kaya akan mineral Quartz & feldspar.
Batuan ini terdiri dari batu pasir, dll
Contoh : Gneiss
C. Calcareous Methamorphic Rock
Adalah yang berasal dari batuan yang kaya akan mineral mineral karbonat
Contoh : dolomite & batu gamping
Hasil metamorf jenis ini adalah marmer
D. Basic Methamorphic Rock
Adalah yang berasal dari batuan jenis batuan beku basa, semi basa,
intermediate, batuan tuffan, sedimen yang bersifat napalan, dengan
kandungan Al, K, Fe, Mg.
E. Magnesia Methamorphic Rock
Adalah yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur Mg.
Contoh : serpentin, skis klorit

2. Berdasarkan asosiasi di lapangan


Criteria lapangan dan asosiasi mineral serta bertekstur yang berhubungan
dengan alam, dan penyebab terjadinya ( tertekan & temperature )
Contoh : pada zona sesar akan didapatkan batuan metamorf jenis / bertekstur
kata klastik

HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR DAN TEKSTUR PADA BATUAN


METAMORF
NAMA BATUAN STRUKTUR TEKSTUR
slate / batu sabak slaty cleavage lepidoblastik
phyllite phyllitic lepidoblastik
skiss skisstose lepidoblastik
gneiss gneissic granoblastik
marmer granulose granoblastik / blastopsamit
asbes liniasi nematoblastik

BATUAN METAMORF DENGAN CIRI CIRI KHUSUSNYA


A. Berfoliasi
1. Slate / batu sabak
Berpellet halus, memperlihatkan daun daun mika pada bidang belahan,
dengan komposisi mineral lempung, serisit
2. Phyllite
Berlapis padat oleh daun mika, yang tersusun kompleks, kompak, dengan
komposisi mineral muskovit, serisit
3. Skiss
Terlihat padat oleh struktur skisstose berlapis halus beraturan terdiri dari daun
daun mika yang teratur, dengan komposisi mineral muskovit, serisit.
4. Gneiss
Berlapis tidak beraturan, berbutir kasar dengan komposisi mineral muskovit,
feldspar, kuarsa, biotit, dan garnet.

B. Non Foliasi
1. Marmer : komposisi mineral kalsit / dolomite, dengan struktur hablur / massif
2. Kuarsirt : komposisi mineral kuarsa yang terekristalisasi butirannya lebih jelas
3. Hornfels : keras, halus afanitik, terdiri dari mineral kuarsa, feldspar
4. Serpentinit : mineral utama serpentin atau talk hijau, massif dan berserabut
5. Grafit : hitam, keras, berserbuk bila di pegang akan berwarna hitam.

PENUTUP
1. Kesimpulan

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari
satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibatpembekuan dari magma.
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisadibedakan lagi menjadi batuan beku
plutonik dan vulkanik.
Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk
akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang
kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sedimen ini biasa
digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sedimen klastik
dan batuan sedimen non klastik
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses
perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya.
Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan
berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur
dan struktur yang baru pula.

2. kritik dan saran


Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi diri saya sendiri,
dan berharap keberadaan laboratorium dapat segera dipakai agar kami bisa belajar
di satu ruangan tidak berganti ganti ruangan dan waktu praktikum yang tidak teratur
agar dapat ditata atau direncanakan dengan baik, dari segi fasilitas (kelengkapan
batuan dan alat alat penunjangnya) maupun para asisten dosen yang bertugas
disarankan agar sabar menghadapi kami. Wassalam

Anda mungkin juga menyukai