NIC
I. DEFINISI
Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim disertai jaringan ikatnya sehingga
dapat dalam bentuk padat -karena jaringan ikatnya dominan dan lunak- karena otot rahimnya
dominan.
Kejadian mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri memberikan
keluhan dan memerlukan tindakan operasi. Sebagian penderita mioma uteri tidak memberikan
keluhan apa pun dan ditemukan secara kebetulan dari pemeriksaan.
Sebagian mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi karena adanya rangsangan
estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai sebelum datang haid (menarche) dan
akan mengalami pengecilan setelah mati haid (menopaaause). Bila pada masa menopause
tumor yang berasal dari mioma uteri masih tetap besar atau bertambah besar, kemungkinan
degenerasi ganas menjadi sarkoma uteri. Bila dijumpai pembesaran abdomen sebelum
menarche, hal itu pasti bukan mioma uteri tetapi kista ovari dan kemungkinan besar menjadi
ganas.
II. PATOLOGI
Berdasarkan teori genitoblast (sel nest) Meyer dan de Snoo dan rangsangan terus-menerus
setiap bulan dari estrogen, maka pertumbuhan mioma uteri menjadi :
1. Berlapis seperti bawang
2. Lokalisasi bervariasi
a. Subserosa
Di bawah lapisan peritonium
Dapat bertangkai dan melayang dalam kavum abdomen
b. Intramural
Di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak
(jaringan otot rahim dominan)
c. Submukosa
Di bawah lapisan dalam rahim
Memperluas permukaan ruangan rahim
Bertangkai dan dapat dikeluarkan melalui kanalis servikalis
d. Servikal mioma
Tumbuh di daerah serviks uteri
IV. DIAGNOSIS
Secara sederhana, kemungkinan mioma uteri dapat diperkirakan dengan memperhatikan
gejala klinik, yaitu perdarahan menstruasi yang tidak normal. Terdapat gangguan miksi atau
buang air besar, dan terasa nyeri terutama saat menstruasi.
Pada pemeriksaan dalam, dapat teraba tumor padat pada abdomen bagian bawah dan
pergerakan tumor terbatas.
V. PENATALAKSANAAN
Pada umumya tidak dilakukan operasi untuk mengangkat mioma dalam kehamilan, demikian
pula tidak dilakukan abortus provokatus. Apabila terjadi degenerasi merah pada mioma
dengan gejala-gejala tersebut di atas, biasanya sikap konservatif dengan istirahat baring dan
pengawasan yang ketat memberi hasil yang cukup memuaskan. Antibiotik tidak banyak
gunanya karena proses peradangannya bersifat suci hama. Akan tetapi, bila dianggap perlu,
dapat dilakukan laparatomi percobaan dan tindakan selanjutnya disesuaikan dengan apa yang
ditemukan waktu perut dibuka. Apabila mioma menghalang-halangi lahirnya janin, harus
dilakukan sectio caesaria. Dalam masa nifas mioma dibiarkan kecuali apabila timbul gejala-
gejala akut yang membahayakan. Pengangkatannya dilakukan secepatnya setelah 3 bulan;
akan tetapi pada saat itu mioma sudah sedemikian mengecil sehingga tidak memerlukan
pembedahan.
VI. KOMPLIKASI
Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan :
1. Mengurangi kemungkinan wanita menjadi hamil, terutama pada mioma uteri
submukosum
2. Kemungkinan abortus bertambah
3. Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma yang besar dan letak
subserus
4. Menghalang-halangi lahirnya bayi, terutama pada mioma yang letaknya di
serviks
5. Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang letaknya di dalam
dinding rahim atau apabila terdapat banyak mioma
6. Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma yang submukus dan
intramural
RENCANA KEPERAWATAN
Pemberian Analgetik
Manajemen Lingkungan:
Kenyamanan