Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu
Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu merupakan Rumah Sakit
swasta dibawah naungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rumah
Sakit Muhammadiyah Kalitidu didirikan oleh Pimpinan Cabang
Muhammadiyah (PCM) Kalitidu. Sedangkan, untuk penyelenggaranya
adalah Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Cabang
Muhammadiyah (PCM) Kalitidu, Rumah Sakit Muhammadiyah
Kalitidu digolongkan sebagai Rumah Sakit Tipe D.
4.1.1 Visi Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu

“Menjadi Rumah Sakit yang profesional, Islami, dan pilihan masyarakat


Bojonegoro wilayah barat tahun 2020”
Terwujudnya Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu yang
profesional dan Islami tahun 2020 merupakan gambaran keinginan
Pimpinan Persyarikatan dan seluruh komponen RS Muhammadiyah
Kalitidu akan adanya Rumah Sakit Umum yang profesional, modern dan
bermutu tinggi, baik mutu kinerja, kualitas sumber daya insani, kualitas
sarana maupun prasarananya, sehingga Rumah Sakit Muhammadiyah
Kalitidu diharapkan akan menjadi pilihan utama masyarakat Kabupaten
Bojonegoro wilayah barat dalam memperoleh pelayanan kesehatan.

4.2.2 Misi Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu

1) Menyediakan fasilitas rumah sakit yang modern, lengkap, dan


terjangkau

Fasilitas Rumah Sakit yang modern, lengkap dan


terjangkau artinya seluruh fasilitas pelayanan, baik fasilitas
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik maupun pelayanan
penunjang non medik harus memenuhi standar yang telah
ditentukan oleh Departemen Kesehatan RI, berdayaguna dan
berhasil guna sesuai dengan kemampuan Rumah Sakit dan
masyarakat.

Disamping kualitas , fasilitas yang dimiliki juga harus


mencerminkan nilai-nilai Islam, seperti arsitektur yang Islami,
suasana yang damai, terutama kebersihan, keindahan dan keasrian
serta nuansa religius yang tinggi.

2) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan Islami

Memberikanpelayanankesehatan yang prima


artinyaseluruhkegiatanpelayananmedisdan non medis yang
dilaksanakanharusmemenuhistandaroperasional (SPO),
sehinggapelayanantersebutakanmemberikankeamanan (Patient
Safety) dankepuasan (PatientSatisfaction).
Pelayanankesehatan (medis) yang
Islamimerupakanperwujudandariberbagaiperilakupelayanan yang
dijiwaiolehroh Islam, yang berpedomanpadasyari’ah Islam
atauhukum-hukum Islam, yang berdasarkan Al Qur’an dan Al
Hadist. Dengandemikiansetiapkegiatan yang
dilaksanakandalamrangkamemberikanpelayanankesehatankepadap
asiensenantiasamencerminkannilai-nilai Islam yang
rohmatanlil‘alamin.
3) Mengembangkan Sumber Daya Insani Rumah Sakit yang
profesional dan meningkatkan kesejahteraannya.

Untukdapatmelaksanakanpelayanan prima
tersebuttentuperludidukungolehkualitasSumberDayaInsani (SDI)
yang handal, baiktenagamedis (dokter) maupuntenaga non medis
(perawat, analismedis, apoteker,
manajemendanstafpendukunglainnya). Tenaga yang
handaladalahtenaga yang professional, yang
mempunyaikemampuandalammemberikanpelayanankesehatanmau
punpelayananadministrasidankeuangansesuaidengan standard
profesidanetikaprofesi.
Seluruh SDI Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu
berkewajiban untuk menunjukkan keteladanan diri, berakhlaq
mulia, menghormati hak-hak sosial pasien dan keluarganya,
berkomunikasi secara ramah dan santun serta memiliki kepedulian
sosial yang tinggi sebagai cerminan dari sikap ihsan, ikhlas dan
taqorrub kepada Allah SWT.

4) Mengembangkan syi’ar Islamiyah dan da’wah jama’ah

Sebagai bagian dari aset dari pergerakan Persyarikatan


Muhammadiyah, sudah sewajarnya Rumah Sakit Muhammadiyah
Kalitidu berperan secara aktif dalam menggembirakan dan
menggerakkan organisasi Persyarikatan Muhammadiyah serta
melaksanakan syiar Islamiyah dan Dakwah jama’ ah, sehingga
keberadaan Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu dapat dirasakan
manfaatnya oleh organisasi, terutama Pimpinan dan anggota
Persyarikatan tingkat bawah (Cabang dan Ranting ) dan ortom-
ortom (IRM, IPM, NA , PRA, PCA dll) serta masyarakat di
sekitarnya. Hal lain yang penting dalam dakwah jama’ ah adalah
keberpihakan Rumah Sakit pada kaum dzu’ afa, yang merupakan
bagian terbesar dari umat yang memerlukan santunan.

4.2 Unsur- Unsur Pokok Administrasi


4.2.1 Input (Masukan)
4.2.1.1Man(Manusia)
Berdasarkanhasilobservasi di instalasiAdministrasidanFarmasi,
hanyaterdapat 1 petugasrawatjalan. Sedangkan menurut Permenkes
42 PKM No. 56 tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit menjelaskan bahwa jumlah Sumber Daya Manusia di
Rumah Sakit Tipe D seharusnya pelayanan kefarmasian di dalamnya
harus ada kepala instalasi farmasi Rumah Sakit sebanyak 1 petugas,
Apoteker bertugas di rawat jalan dan rawat inap sebanyak 1 petugas,
dan Apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi farmasi
sebanyak 1 petugas.
Sementara jumlah kondisi Sumber Daya Manusia Rumah
Sakit Muhammadiyah Kalitidu keseluruhan berjumlah 98. Yang
mana di instalasi farmasihanyaada 1 petugas.
Jadi, dari hasil data jumlah Sumber Daya Manusia di Rumah
Sakit Muhammadiyah Kalitidu belum sesuai dengan permenkes 42
PKM No. 56 tahun 2014 Tentang
KlasifikasidanPerizinanRumahSakitkarenaadabeberapakriteria yang
belumterpenuhi.
4.2.1.2 Money (Uang)
Menuruthasil yang kami dapatkan di
RumahSakitMuhammadiyahKalitidubahwa proses pembayaran di
instalasiadministrasidapatmenggunakanduacara,
yaitusecaralangsungdanmenggunakanasuransi.
Menurut Terry (2011) Uang merupakan alat tukar dan alat
pengukur nilai, basar kecilnya hasil kegiatan dapat di ukur dari
jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu,
Uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan
karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional.
Sumber keuangan Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu sendiri
dari diperoleh dari berbagai sumber seperti BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial), Asuransi Jasa Raharja, BNI Line,
Ad Medika, Asuransi Jaya Proteksi, AXA Mandiri, Medicilin,
Sinarmas Card, dan juga dari pasien, baik pasien rawat jalan
maupun rawat inap.
Jadi, dari hasil Sumber keuangan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Kalitidu sudah sesuai dengan teori Terry karena
sumber keuangannya bersifat rasional.
4.2.1.3 Material
Berdasarkankondisi yang ada di
RumahSakitMuhammadiyahKalitidubahwaperlengkapandanp
eralatanyang
tersediadapatdigunakansebagaisaranauntukmelayanipasienter
kaitdenganpelayanankesehatan.
Menurut Terry (2011) Materials atau Bahan terdiri dari
bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain
manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan atau materi-materi sebagai salah satu
sarana.
Material yang terdapat di Rumah Sakit Muhammadiyah
Kalitidu sendiri meliputi ATK (Alat Tulis Kantor),
Perlengkapan Kedokteran Umum, Perlengkapan Kesehatan
Kebidanan, Perlengkapan Hematologi dan Urinalisis,
Perlengkapan K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan
Kerja), Perlengkapan Sanitasi, Perlengkapan Gizi, Tabung
Oxygen, Perlengkapan Interior, Sofa, Lemari Pakaian, Meja
dan Kursi Kerja, Telepon, Mesin Fax, Tempat Sampah, Kursi
Tunggu dan Kursi Tamu, Keset, Lemari Arsip, Tempat Tidur.
Yang mana jumlah tempat tidur Per Ruangan dan Per Kelas
di Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu menurut data tahun
2016 yaitu di Ruang IGD terdapat 5 tempat tidur dengan
prosentase 8.1 %, Ruang Kelas III terdapat 22 tempat tidur
dengan prosentase 35.5 %, Ruang Kelas II terdapat 7 tempat
tidur dengan prosentase 11.7 %, Ruang Kelas I terdapat 5
tempat tidur dengan prosentase 8.1 %, Ruang VIP terdapat 9
tempat tidur dengan prosentase 14.9 %, Ruang HCU terdapat
2 tempat tidur dengan prosentase 3.1 %, di Ruang Neonatus
terdapat 6 tempat tidur dengan prosentase 9.7 %, kemudian di
Ruang Bersalin terdapat 6 tempat tidur dengan prosentase 9.7
%. Dari uraian tersebut bisa di dapatkan hasil bahwa total
jumlah semua tempat tidur adalah sebanyak 62 tempat tidur
dengan total prosentase 100 %.
Jadi, dari hasil data jumlah material di Rumah Sakit
Muhammadiyah Kalitidu sudah sesuai dengan teori dari
Terry karena terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi
yang mana bisa digunakan sebagai sarana dalam pemberian
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Kalitidu.

4.2.1.4 Method (Cara)


Dari hasilobservasi yang kami perolehdi
RumahSakitMuhammadiyahKalitiduterdapatberbagai
pertimbangan dari sasaran yang dilakukan serta fasilitas
yang tersedia.
Menurut Terry (2011) Sebuah metode dapat
dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja
dengan memberikan berbagai pertimbangan-
pertimbangan dari sasaran, fasilitas-fasilitas yang
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan
orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak
mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan
memuaskan.
Jumlah dan jenis pelayanan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Kalitidu terdiri dari berbagai jenis
pelayanan yaitu Unit Rawat Jalan, yang terdiri dari
Ruangan Poli Umum, Poli Gigidan 5 macam Poli
Spesialis. Yang mana 5 poli spesialis tersebut telah
terjadwal sebagai berikut: Dokter Spesialis Penyakit
dalam dr. Novia etty pramawati, Sp.PD melayani pada
hari Senin dan Rabu pukul 15.00 WIB, Hari Jumat pukul
14.00 WIB di Poli Dalam, Dokter Spesialis Obsgyn dr.
Ika maret tania, Sp.OG melayani pada Hari Senin pukul
14.00 WIB di Poli Kandungan, Dokter Spesialis Bedah
dr. Sugeng S, Sp.B melayani pada Hari Selasa dan Sabtu
pada pukul 08.00 WIB, Dokter Spesialis Anak dr. Retno
nurhayati, Sp.A BioMED, melayani pada Hari Selasa
dan Kamis Pukul 13.00 WIB, di Poli Anak, yang terakhir
Dokter Spesialis Anastesi dr. Wahyu sugiharto,
Sp.An.Kemudian Unit rawat inap yang terdiri dari 3
Ruangan, untuk ruang perawatan umum, ruang
kebidanan dan ruang isolasi. Unit Bedah terdiri dari 1
Kamar Operasi dengan seluruh peralatan bedah yang
lengkap dan fasilitas penunjang kamar operasi.
Kemudian Unit Radiologi, yang terdiri dari 1 Unit X-
Ray dan 2 unit USG dan ECG. Unit Laboratorium, yang
terdiri dari 1 unit Hematologi, Kimia Klinik dan Urin
Analisis. Unit Farmasi, dengan 1 gudang farmasi dan 1
depo pelayanan obat serta terdapat Unit Gizi.
Jadi, dari hasil metode atau jenis pelayanan yang
diberikan di Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu
sudah sesuai dengan teori Terry karena sudah ada
berbagai pertimbangan dari sasaran, fasilitas yang
tersedia dan penggunaan waktu kegiatan.
4.2.1.5 Machines (Mesin)
Berdasarkankondisi yang kami amati di
RumahSakitMuhammadiyahKalitidubahwapenggunaanteknol
ogi modern sudahditerapkanpadarumahsakitini. Hal
iniakanmemudahkankaryawandalammelaksanakanpekerjaan.
Menurut Terry (2011) penggunaan mesin akan
membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang
lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja. Mesin-mesin
yang terdapat di Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitudu
sendiri meliputi ECG Unit, USG, PC Unit dan Laptop,
Printer, Scanner, Mesin Cuci, Mesin Absensi, Premature
Infants Incubator,dan juga SIM-RS.
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa mesin yang di
gunakan di Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu sudah
sesuai dengan teori Terry (2011) karena sudah mencapai
efisiensi kerja.
4.2.1.6 Market (Pasar)
Menuruthasil yang kami dapatkan di
RumahSakitMuhammmadiyahKalitidubahwapemasaran yang
dilakukan di rumahsakitinicukupbaik.
RumahSakitMuhammadiyahKalitidubekerjasamadenganbebe
rapabeberapafalisitaskesehatan, sepertipuskesmasdandokter.
Menurut Terry (2011) Pemasaran produk merupakan
faktor yang menentukan perusahaan. Agar pasar dapat di
kuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan
selera konsumen dan kemampuan konsumen. Sedangkan
Masyarakat dikecamatan kalitidu dan sekitarnya,
membutuhkan Pelayanan Kesehatan. Apabila masyarakat
telah merasakan pelayanan yang sebaik-baiknya dari Rumah
Sakit Muhammadiyah Kalitidu maka masyarakat akan pula
memberikan feedback yang baik, dengan menceritakan
gambaran pelayanan yang baik Rumah Sakit Muhmmadiyah
Kalitidu kepada masyarakat yang lain (Mouth to Mouth), Dan
bekerja sama dengan beberapa puskesmas yang ada disekitar
kecamatan Kalitidu dan bidan-bidan desa yang melakukan
rujukan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu.
Jadi, dari pernyataan diatas mengenai pemasaran
Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu sudah sesuai dengan
teori Terry (2011) karena kualitas pelayanan dan harga sesuai
dengan selera konsumen/kemampuan konsumen.

4.2.2 Process (Proses)


Dari apa yang telah kami lakukan selama PKL terutama
padabagian Administrasi di Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu
adalah:
1. Melaksanakan fungsi Perencanaan meliputi:
1) Merencanakan kebutuhan sarana penunjang di
Instalasi Administrasi.
2) Mengajukan saran/usul untuk mengembangkan dan
meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi.
3) Merencanakan kebutuhan fasilitas dan peralatan
serta merencanakan pemeliharaan fasilitas peralatan
di Rumah Sakit.
4) Merencanakan adanya perekrutan sumber daya
manusia dengan mempertimbangkan banyak hal.
2. Melaksanakan fungsi pengorganisasian meliputi:
1) Melakukan pembinaan langsung terhadap seluruh
staf yang ada dibawah tanggung jawabnya.
2) Memberikan laporan secara periodik kepada
Direktur sesuai dengan prosedur dan pedoman
administrasi yang berlaku.
a. fungsi pelaksanaan meliputi:
3. Melaksanakan fungsi pelaksanaan meliputi:
1) Melaksanakan pembuatan surat internal dan
eksternal
serta distribusinya.
2) Melakukan pengarsipan atas semua surat masuk dan
keluar serta dokumen yang diperintahkan.
3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
terkait dengan bidangnya.
4. Melaksanakan fungsi pengawasan meliputi:
1) Melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
prosedur kerja yang telah di tetapkan.
2) Melakukan pemantauan keberadaan barang
infentaris, peralatan kantor untuk keperluan audit
berkala yang dimasukkan dalam data base inventaris
Rumah Sakit.
5. Melaksanakan fungsi koordinasi meliputi:
1) Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengelolaan
administrasi ketatausahaan dan administrasi
kepegawaian sesuai dengan aturan dan standart
prosedur operasional yang berlaku.
2) Menyelanggarakan kegiatan pengadaan barang,
pemeliharaan, kebersihan dan penggantian peralatan
inventaris Rumah Sakit.
3) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan
instalasi kerja lain.
6. Melaksanakan fungsi penilaian meliputi:
1) Melaksanakan penilaian hasil kinerja staf yang
berada di wilayah tanggung jawabnya untuk
meningkatkan dan mempertahankan mutu
pelayanan.
George R. Terry dalam buku Principles of Management
(Sukarna, 2011:3), menyatakan bahwa manajemen adalah
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui atau
bersama-sama usaha orang lain.Pengawasan dapat dirumuskan
sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standard,
apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan,
dan bilamana perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga
pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan
ukuran(Sukarna, 2011: 110).Coordinating (Koordinasi)
ataupengkoordinasianmerupakansatudaribeberapafungsimanajeme
nuntukmelakukanberbagaikegiatan agar tidakterjadikekacauan,
percekcokan, kekosongankegiatandenganjalanmenghubungkan,
menyatukandanmenyelaraskanpekerjaanbawahansehinggaterdapatk
erjasama yangterarahdalamupayamencapaitujuanorganisasi.
Koordinasiadalahmengimbangidanmenggerakkantimdenganmembe
rikanlokasikegiatanpekerjaan yang cocokdenganmasing-
masingdanmenjaga agar
kegiatanitudilaksanakandengankeselarasan yang semestinya di
antara para anggotaitusendiri( Luther M Gullick, 2000).
Berdasarkan pernyataan di atas mengenai perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, pengawasan, pengkoordinasi, dan
penilaian didalam Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu sudah
sesuai dengan teori dari Terry danLuther M Gullick karenafungsi-
fungsitersebutdilaksanakansesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumya.
4.2.3 Output (Keluaran)
Menurut hasil observasi yang didapat, POACCE (planning,
organizing, actuating, controling, coordinating, evaluation) dapat
disimpulkan bahwa SDM (Sumber Daya Manusia) yang terdapat di
Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu masih sangat terbatas
dikarenakan kurangnya skill atau kemampuan dari sumberdaya
manusia itu sendiri. Oleh karena itu, Rumah Sakit Muhammadiyah
Kalitidu memiliki beberapa kebijakan dalam hal perekrutan
pegawai baru. Misalnyaapabila ada surat lamaran pekerjaan, hal
tersebut selalu diterima dengan baik dengan mempertimbangkan
beberapa kriteria yang ditentukan seperti riwayat
pendidikan,pekerjaan, sertapelatihan-pelatihan yang pernah
dilakukan seperti workshop atau seminar. Hal ini merupakan suatu
yang sangat penting karenaakan mempengaruhi kualitas SDM
(Sumber Daya Manusia).

Pengertian outputsendiri merupakan hasil dari aktifitas,


kegiatan atau pelayanan dari sebuah program, yang diukur dengan
menggunakan takaran volume/banyaknya (NEA, 2000).
Berdasarkan pernyataan diatas mengenai Output dalam
Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu sudah sesuai dengan teori
NEA (2000) karena terdapat pelayananan atau kegiatan dari sebuah
program yaitu program worksopatau seminar.
4.2.4 Target (Sasaran)
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami jumpai bahwa
Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu dalam merekrut karyawan
sudah mempertimbangkan beberapa criteria melalui tingkat
pendidikan, jenjang karir, serta beberapa hal lainnya.
Menurut Fayol (2011) Sasaran adalah rincian singkat dan tugas
mengenai apa yang akan dicapai.
Dengan adanya perekrutan pegawai baru yang mana
perekrutan tersebut tidak dengan asal pilih akan tetapi dengan
mempertimbangkan berbagai hal diharapkan pegawai baru tersebut
nantinya akan bisa melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan
dan bidang yang telah diberikan.
Dapat di lihat dari pernyataan diatas bahwa sasaran dalam
Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu sudah sesuai dengan teori
Fayol (2011) karena dalam menentukan suatu hal yang akan dicapai
harus mempertimbangkan beberapa ketentuan secara rinci dan jelas.
4.2.5 Impact (Dampak)
Berdasarkan hasil yang kami dapatkan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Kalitidu bahwa karyawan yang merangkap di
pekerjaan lain tentunya akan menimbulkan dampak yang kurang baik
seperti dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta beban kerja
dari SDM (Sumber Daya Manusia) di Rumah Sakit tersebut.
Menurut Dicktus (2013), menyatakan bahwa dampak (impact)
adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan, atau
kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kenerja setiap
indikator dalam suatu kegiatan.
Dapat di lihat dari pernyataan diatas di dalam Rumah Sakit
Muhammadiyah Kalitidu sudah sesuai dengan teori Dicktus (2013)
yang mana jumlah Sumber Daya Manusia yang terbatas akan sangat
mempengaruhi setiap kinerja yang dilakukan.
4.3 Analisis Masalah
Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena
itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi organisasi (M.T.E. Hariandja, 2002:2).
Dari hasil analisis masalah yang kami temukan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Kalitidu khususnya di instalasi administrasi dan keuangan
serta farmasi adalah terbatasnya jumlah SDM serta kinerja pegawai di Rumah
Sakit Muhammadiyah Kalitidu yang kurang maksimal. Jika ditinjau dari
inputnya yaitu 6M maka dapat di uiraikan sebagai berikut.
1. Man :Jumlah karyawan di instalasi administrasi dan keuangan
sebanyak 7 orang serta 4 orang di instalasi farmasi, masalah yang
terjadi adalah ketika shift malam karyawan di bagian administrasi
dan keuangan merangkaptugas di bagian farmasi.
2. Money :Sumber keuangan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Kalitidu memang sudah banyak misalnya dari berbagai Asuransi
Kesehatan. Akan tetapi jika SDM kurang maka perlu adanya
perekrutan karyawan dan tentunya akan memerlukan dana lebih.
3. Material :Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia), serta
kurangnya jumlah ruangan bagi pasien membuat perlengkapan
serta sarana dan prasarana menjadi tidak efektif dan efisien.
4. Method :Pemberian pelayanan kesehatan menjadi kurang maksimal
terhadap pasien.Sehingga menimbulkan ketidakpuasan
pengunjung/pasien.
5. Machines :Dengan jumlah SDM yang terbatas, proses pengentrian
data obat pasien ke dalam komputer menjadi terbengkalai. Dan
terkadang komputer menjadi blank dan harus di restart Kembali.
6. Market :Kurangnya aspirasi masyarakat sekitar terkait feedback
(umpanbalik) akan pelayanan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Kalitidu,sehingga menghambat perkembangan Rumah Sakit.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam instalasi Administrasi


dan keuangan serta farmasi bahwa jumlah SDM di dua instalasi
tersebut belum sesuai dengan teori M.T.E. Hariandja (2002) dan SDM
Menurut Permenkes 42 PKM No. 56 Tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit. Hal ini karenaSDM harus dikelola dengan baik untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.

4.4 Problem Solving berdasarkan Penelitian


Populasi : pasien/karyawan
Intervention : paparan
Comparison : membandingkan apakah intervensi lebih baik atau lebih buruk
Outcome : Hasil akhir
Populasi karyawan yang terbatas akan menimbulkan beban kerja
karyawan semakin tinggi dan karyawan akan merasa letih khususnya pada
shift malam. Tindakan yang seharusnya di lakukan oleh rumah sakit adalah
menambah karyawan (rekruitmen). Perbandingan antara jurnal yang berjudul
“Pengaruh Pengembangan SDMTerhadap Kinerja Karyawan PadaPT. PLN
Cabang Binjai” dengan “Pengaruh SDM terhadap Kinerja Karyawan Rumah
Sakit Muhammadiyah Kalitidu” dapat di simpulkan bahwa kurangnya Sumber
Daya Manusia dalam Perusahaan atau Organisasi mempengaruhi stress kinerja
karyawan. Hasil observasi yang telah dilakukan di instalasi administrasi dan
keuangan serta farmasi menunjukan bahwa problematika pada shift malam
menyebabkan keletihan fisik maupun psikologis.
BAB V

KESIMPULAN & SARAN


5.1 KESIMPULAN
5.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu
Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu merupakan Rumah Sakit
swasta dibawah naungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rumah
Sakit Muhammadiyah Kalitidu didirikan oleh Pimpinan Cabang
Muhammadiyah (PCM) Kalitidu. Sedangkan, untuk penyelenggaranya
adalah Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Cabang
Muhammadiyah (PCM) Kalitidu, Rumah Sakit Muhammadiyah
Kalitidu digolongkan sebagai Rumah Sakit Tipe D.
5.1.2 Identifikasimasalahdansolusi di Unit AdministrasiRumahSakit
Muhammadiyah Kalitidu
Permasalahan yang ada di Unit Administrasi dan Keuangan Rumah
Sakit Muhammadiyah Kalitidu adalah sebagai berikut:
1. Terbatasnya karyawan (SDM) yang bertugas dalam setiap bagian
di dalam unit tertentu. Misalnya :Unit Administrasi dan
Keuangan.
5.1.3 Analisis Masalah
Berdasarkanhasil observasi yang kamilakukan di instalasi
administrasi dan keuangan serta farmasi menunjukan bahwa
problematika pada shift malam menyebabkan keletihan fisik maupun
psikologis.Didalam instalasi administrasi dan keuangan serta farmasi
bahwa jumlah SDM di dua instalasi tersebut belum sesuai dengan teori
M.T.E. Hariandja (2002) karenabelumadanya peningkatan efektivitas
dan efisiensidarisuatuinstalasi.
5.1.4 Problem Solving berdasarkan evidence based/ penelitian
Tindakan yang harusnya di lakukan oleh rumah sakit adalah
menambah karyawan (rekruitmen). Perbandingan antara jurnal yang
berjudul “Pengaruh Pengembangan SDMTerhadap Kinerja Karyawan
PadaPT. PLN Cabang Binjai” dengan “Pengaruh SDM terhadap Kinerja
Karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu” dapat di simpulkan
bahwa kurangnya Sumber Daya Manusia dalam Perusahaan atau
Organisasi mempengaruhi stress kinerja karyawan. Hasil observasi
yang telah dilakukan di instalasi administrasi dan keuangan serta
farmasi menunjukan bahwa problematika pada shift malam
menyebabkan keletihan fisik maupun psikologis, sehingga
menyebabkan karyawan menjadi kurang produktif.
5.1.5 Saran
Pihak Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidusebaiknyaharus
menambah karyawan, khususnya di Instalasi Administrasi dan
Keuangan serta Instalasi Farmasi Rumah Sakit Muhammadiyah
Kalitidu. Penambahan karyawan tersebut diharapkan dapat
meringankan pekerjaan di dalam kedua instalasi tersebut (SDM
Menurut Permenkes 42 PKM No. 56 Tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit).

Daftarpustaka:

Rendiana Putra, Rio. 2018. Dampak Pariwisata Waduk Selorejo Pada Masyarakat
Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Malang: Universitas Brawijaya. Hal 18.

Anda mungkin juga menyukai