PTK MTK KLS 2
PTK MTK KLS 2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan beberapa macam metode di atas metode yang akan diterapkan dalam
penelitian ini adalah metode diskusi kelompok, yang selanjutnya dikenal dengan metode Buzz
Group, karena dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, menghemat waktu dan
memberikan variasi kegiatan belajar.
Dalam hal ini, guru membentuk kelompok 2 orang karena dengan 2 orang akan lebih
efektif dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik.
Menurut Rohani (1997:3) media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang
berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk memproses komunikasi (proses belajar
mengajar). Sedangkan menurut Sadiman dkk (1996: 6) media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional
atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran
(Arsyad, 2006:4). Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu guru dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga siswa dapat menerima materi tersebut
dengan mudah. Ditegaskan oleh Danim (1994:7) media pendidikan (pembelajaran) merupakan
alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka
berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Dengan adanya media pembelajaran
diharapkan proses belajar mengajar menjadi lebih efisien.
Menurut Rohani (1997:4), media intruksional edukatif (pembelajaran) adalah sarana
komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat
lunak untuk mencapai proses dan hasil intruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan
intruksional dapat dicapai dengan mudah. Sedangkan media pendidikan (pembelajaran)
menurut Hamalik (1980:23) adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pendidikan
dan pengajaran di sekolah. Cukup jelas bahwa media pembelajaran merupakan dasar yang
sangat diperlukan dalam proses pembelajaran dan dapat menentukan keberhasilan dalam
proses belajar mengajar.
Berdasarkan beberapa penjelasan media pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah suatu alat, bahan ataupun berbagai macam komponen yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan dari pemberi pesan
(guru) kepada penerima pesan (siswa) untuk memudahkan penerima pesan menerima suatu
konsep (materi). Media pembelajaran memiliki peranan penting dalam strategi penyampaian
pengajaran untuk pencapaian hasil belajar yang baik.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Revisi Perencanaan
tidak
Stop pembelajaran
ya
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas adaptasi dari Kemmis dan
Mc Taggart (dalam Sukma, 2007:28).
3.5 Rencana penelitian
Berdasarkan hasil kegiatan identifikasi dan analisis masalah bekerjasama dengan teman
sejawat dan supervisor, kemudian diadakan rancangan perbaikan pembelajaran sesuai dengan
tujuan perbaikan yang telah ditetapkan. Dengan demikian penulis akan melaksanakan
perbaikan pembelajaran Matematika dengan kompetensi dasar penggunaan perkalian cara
susun untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami perkalian dalam mata
pelajaran matematika.
Untuk melaksanakan penelitian, maka disusunlah penelitian secara umum yaitu :
1) Menetapkan perencanaan, menentukan tujuan pembelajaran dan tujuan perbaikan
pembelajaran.
2) Merancang lembar observasi dan menyampaikan materi tindak lanjut.
3) Menyusun kegiatan yang terdiri dari :
a). Memilih bahan yang relevan untuk perbaikan
b). Menentukan langkah pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir).
c). Memilih metode pembelajaran
d). Memilih alat peraga atau media yang sesuai dengan materi pembelajaran.
e). Menyusun alat evaluasi untuk mencapai tujuan perbaikan.
Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Mata Pelajaran Matematika
b. Siklus II
1. Mengucapkan salam pembuka
2. Mengkondisikan siswa
3. Melakukan apresiasi
4. Menjelaskan materi pembelajaran
5. Membagi siswa menjadi kelompok kesil setiap kelompok terdiri dari dua orang siswa
6. Membagi tugas kepada masing-masing kelompok kecil
7. Kelompok kecil melakukan diskusi dengan waktu 5-15 menit
8. Mengundang kelompok ke kelas kemudian setiap perwakilan anggota kelompok
mempresentasian hasilnya
9. Kelompok lain memberikan komentar terhadap perwakilan anggota kelompok ang maju
10. Setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi
11. Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami
12. Memberikan tindak lanjut
13. Memberikan penguatan terhadap hasil evaluasi
14. Mengucapkan salam penutup
3.6 Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat setelah proses
perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran Matematika selesai. Sesuai dengan hasil yang
diperoleh siswa ternyata masih ada sebagian siswa yang belum mampu mamahami materi
sehingga dalam menjawab soal masih ada yang salah dengan kualifikasi dibawah rata-rata, hal
ini disebabkan oleh penyampaian materi guru yang terlalu cepat dan kurangnya situasi tanya
jawab yang diberikan guru. Dengan demikian pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran akan
dilakukan pada siklus II.
Pada siklus II guru memberikan materi yang efisien serta pemberian diskusi tanya jawab
antara siswa dengan guru sehingga terjadi komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Guru
juga memberikan media sederhana yaitu media korak api yang dapat membantui siswa dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian pada siklus II terdapat hasil yang konsisten yaitu dilihat
dari hasil evaluasi tidak terdapat nilai yang kurang. Dengan demikian siklus ke II dinyatakan
berhasil membangkitkan semangat siswa sehingga tidak diperlukan tahapan siklus selanjutnya.
P = n x 100%
N
Keterangan :
P = Persentase ketuntasan hasil belajar siswa
n = Jumlah siswa yang tuntas belajar
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.2
Analisi Kategori Evaluasi Siklus I
Tabel 4.3
Rekapitulasi Nilai Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Tabel 4.4
Analisi Kategori Evaluasi Siklus II
Tampak pada analisis kategori diatas bahwa nilai yang berkategori baik jauh lebih banyak
dan mengalami kenaikan prestasi yang cukup signifikanyaitu mencapai 83,33%. Itu artinya
pada siklus ke II sudah menunjukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran dengan hal ini
maka cukup hanya sampai siklus II karena sampai tahap ini tingkat keberhasilan belajar sudah
tercapai. Selanjutnya siswa yang mendapatkan kategori sedang terdapat 16,67%. Hal ini jel;as
terliha bahwa prestasi siswa sedang mengalami penurunan yang signifikan.
Setelah permasalahan utama pada perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II
dilaksanakan, penulis merasa puas dengan meningkatnya nilai siswa pada pelaksanaan
perbaikan pembelajaran pada siklus ke II dilihat dari kategori sedang yang mengalami
penurunan serta tidak terdapatnya siswa yang mendapat nilai kurang.
2). Siklus II
Telah terjadi hasil peningkatan hasil belajar, hal ini terbukti dengan hasil evaluasi dengan
rincian sebagai berikut :
- Nilai 10 : Tidak ada
- Nilai 9 : 9 orang siswa
- Nilai 8 : 11 orang siswa
- Nilai 7 : 4 orang siswa
- Nilai 6 Ke bawah : Tidak ada
Dengan demikian terjadi perubahan yang sangat signifikan antara hasil dari penelitian siklus
II, dimana pada siklus II terdapat hasil evaluasi yang dapat dikategorikan baik. Dengan
demikian penelitian sudah dapat dikatakan berhasil pada siklus II serta tidak ada tahapan siklus
selanjutnya karena pada siklus II sudah dapat dikategorikan baik dengan hasil evaluasi 83,33 %
siswa dengan hasil kategori baik dan 16,67 % siswa dengan kategori hasil evaluasi sedang.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan temuan data yang diperoleh dari proses perbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan terbukti menunjukan ada perubahan belajar siswa yang signifikan dari
perkembangan siswa dengan adanya upaya dan desain serta metode pembelajaran yang
diupayakan pada setiap siklusnya.
Hal ini terbukti dengan hasil yang tampak dari kemajuan yang dialami oleh masing-masing
siswa yang semakin meningkat dilihat dari rekapitulasi nilai perbaikan pembelajaran.
Tabel 4.9
Rekapitulasi Nilai Perbaikan Pembelajaran Siklus I dan II
Pelaksanaan proses perbaikan yang telah dilaksanakan pada Mata Pelajaran Matematika
tentang penggunaan perkalian cara susun untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
perkalian. Dengan demikian penulis menggunakan metode cara susun dengan menggunakan
media korek api yang dijadikan alat Bantu untuk proses penjumlahan bilangan dalam teknik
perkalian cara susun.
Pada tahapan pertama terdapat sedikit kenaikan hasil pembelajaran, hal ini didasarkan
oleh penyampaian guru yang terlalu cepat dan kurang adanya system diskusi antara siswa
dengan guru. Oleh sebab itu tahapan pertama yaitu pada siklus I hanya sedikit mengalami
kenaikan serta belum begitui signifikan.
Setelah melakukan berbagai diskusi dengan teman sejawat, maka penulis mencoba
mendesain pola pembelajaran yang lebih kreatif yaitu disamping menggunakan media teknik
cara susun dalam penyampaian materi perkalian dalam proses pembelajaran, penulis juga
menggunakan system diskusi tanya jawab dengan mencoba uji keberanian terhadap
siswa. Dengan demikian penulis mendapatkan hasil temuan yaitu meningkatnya tingkat hasil
belajar siswa, maka dari itu proses penelitian penulis cukupkan pada siklus II karena pada
siklus ini hasil belajar siswa sudah didapatkan dengan hasil yang baik. Untuk lebih jelasnya kita
dapat melihat grafik 4.1 analisis kategori evaluasi siklus I dan II
Kita juga dapat melihat grafik 4.2 Rata-rata hasil evaluasi siswa siklus I dan II untuk
mengetahu peningkatan rata-rata dari hasil evaluasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan dan analisis data, maka dari hasil perbaikan pembelajaran telah
dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut : Proses penyamapain
pembelajaran matematika harus didasarkan pada penguasaan konsep serta pemberian alat
Bantu bagi siswa. Dengan demikian alat Bantu tersebut bisa digunakan pada saat proses
belajar mengajar sehingga dapat menjadikan bahan untuk meningkatkan frekuensi hasil
belajar. Maka dari itu guru harus mampu menciptakan desain pembelajaran yang dapat
diterima oleh siswa.
1.2 Saran
Dengan mengacu terhadap kesimpulan, maka dari itu penulis dapat memberikan
saran yaitu sebagai berikut : Dalam menyampaikan proses pembelajaran guru sebaiknya tidak
terlalu cepat dalam menjelaskan materi pembelajaran. Selanjutnya harus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Dengan demikian siswa bisa lebih berani dan mampu
untuk menerima materi yang disajikan.