Paper Cardio
Paper Cardio
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Patofisiologi
Penyebab lain yang juga sering adalah obstruksi dinamis, yang dapat
dipicu oleh spasme fokal terus menerus dari segmen arteri koroner epicardial
(Prinzmetal’s angina). Spasme lokal ini disebabkan oleh hiperkontraktilitas otot
polos vaskular dan atau disfungsi endotel. Spasme pembuluh darah besar dapat
terjadi pada puncak obstruksi atau plak, yang mengakibatkan angina yang berasal
dari campuran kondisi tersebut atau NSTEMI/UA. 2
Diseksi arteri koroner (dapat terjadi sebagai penyebab SKA pada wanita-
wanita peripartum). 2
Nyeri dada dengan lokasi khas substernal atau kadang kala di epigastrium
dengan ciri seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri
tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan, menjadi presentasi gejala yang sering
ditemukan pada NSTEMI. Gejala yang tidak khas seperti dispneu, mual,
diaforesis, sinkop, atau nyeri dilengan , epigastrium, bahu atas , atau leher dapat
terjadi dalam kelompok pasien pasien berusi lebih dari 65 tahun. 1
1.EKG
2. BIOMARKER
Foto thoraks biasanya dilaksanakan pada saat awal pasien masuk ke rumah
sakit, sehingga dapat dievaluasi kemungkinan lain penyebab nyeri dada dan
sekaligus sebagai skrining kongesti paru yang akan mempengaruhi prognosis.
2.6 Penatalaksanaan
1. Terapi Suportif
Untuk menghilangkan nyeri dada dan mencegah nyeri dada berulang dapat
diberikan terapi awal mencakup nitrat dan penyekat beta
a. Nitrat
nitrat pertama kali harus diberikan sublingual atau spray bukal jika pasien
mengalami nyeri dada iskemia, jika nyeri menetap setelah diberikan nitrat
sublingual 3 kali dengan interval 5 menit, direkomendasikan pemberian
nitrogliserin intravena(mulai 5-10ug/menit0. Setelah nyeri dada hilang dapat
diganti dengan nitrat oral atau dapat menggantikan nitrogliserin intravena jika
pasien sudah bebas nyeri selama 12-24 jam.
b. penyekat beta
penyekat beta oral diberikan dengan target frekuensi jantung 50-60 kali/menit.
Jika nyeri menetap walaupun dengan pemberian nitrogliserin intravena, morfin
sulfat dengan dosis 1-5 mg dapat diberikan tiap 5—30 menit sampai dosis total 20
mg.
3. Terapi Antiplatelet
a. Aspirin
b. Reseptor Inhibitor
4. Terapi Antikoagulan
kurang baik diabsorpsi melalui rute sub kutan, sehingga penggunaan infus
intravena menjadi rute pemberian yang lebih dipilih. Dengan dosis bolus inisial
60-70 IU/kgBB (maksimal 5000 IU) diikuti infus inisial 12-15 IU/kg/jam
(maksimal 1000 IU/jam). Batas terapeutik UFH cukup sempit, sehingga
diperlukan monitoring aPTT secara berkala, dengan target optimal 50-75 detik
(1,5-2,5 kali batas teratas nilai normal). Pada nilai aPTT yang lebih tinggi, resiko
komplikasi perdarahan akan meningkat, tanpa adanya efek anti trombotik. Efek
antikoagulan UFH akan hilang dengan cepat dalam beberapa jam setelah
penghentian, sehingga dalam 24 jam penghentian terapi terdapat resiko reaktivasi
proses koagulasi dan meningkatkan resiko kejadian iskemik berulang meskipun
diberikan bersamaan dengan aspirin.
5. Revaskularisasi Koroner
- primarily conservative
d. Terapi Konservatif
2.7 Prognosa
Dengan skor TIMI dapat dinilai semua sebab mortalitas, resiko infark
miokard baru atau berulang, atau iskemik berulang yang berat yang membutuhkan
tindakan revaskularisasi dalam 14 hari. Skor 0-1 berarti resiko untuk mengalami
semua hal diatas tersebut adalah 22 4,7%, skor 2 resiko 8,3%, skor 3 resiko
13,2%, skor 4 resiko 19,9 %, skor 5 resiko 26,2%, skor 6-7 resiko 40,9 %.2 Untuk
skor TIMI < 3 dikatakan resiko rendah, skor TIMI 3-4 resiko menengah dan skor
TIMI 5-7 adalah resiko tinggi
BAB III
KESIMPULAN
NSTEMI merupakan salah satu bagian dari sindroma koroner akut yang
ditandai dengan gambaran EKG depresi segmen ST atau inversi gelombang T
prominen dengan biomarker nekrosis jantung yang positif (mis, troponin) namun
tidak dijumpainya elevasi segmen ST pada gambaran EKG. Dalam rentang 4
tahun, mortalitas jangka panjang untuk pasien-pasien NSTEMI didapati dua kali
lebih tinggi, sehingga diagnosis yang cepat dan tepat, stratifikasi resiko, tindakan
terapi yang sesuai untuk mengembalikan aliran darah pembuluh koroner serta
mengurangi iskemik miokard harus dapat dilakukan terutama melalui empat
komponen utama terapi pada NSTEMI yaitu pemberian antiiskemia,
antiplatelet/antikoagulan, terapi invasif (kateterisasi dini/revaskularisasi), dan
perawatan sebelum meninggalkan RS dan sesudah meninggalkan RS.
DAFTAR PUSTAKA