Anda di halaman 1dari 22

PELAYANAN KEPERAWATAN DALAM SISTEM PELAYANAN

KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

AULIA RAHMI

MUNAWARAH

ONA RIANA RAHAYU

PUTRA ASKIA

RIVAL ARLIANSYAH

SITI AISYAH

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


LHOKSEUMAWE

TAHUN AJARAN 2018


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, kami diberikan kesehatan dan kesabaran sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PELAYANAN KEPERAWATAN
DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN tepat waktu.

Dalam penulisan dan penyusunan tugas ini tentunya terdapat kekurangan serta
keterbatasan kemampuan, sehingga mendapatkan hasil penulisan yang masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena hal ini, kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari para pembaca, sehingga dapat menutuipi
kekurangan dan kelemahan kami untuk akhirnya menjadikan sempurnanya
penulisan tugas ini.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen mata pelajaran konsep dasar keperawatan dan teman – teman yang sudah
banyak membantu .

Akhirnya kami berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Dengan
segala kerendahan hati kami berharap agar pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun bagi kemajuan pengetahuan kami, karena kami sadar bahwa
makalah ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Akhir kata, tiada
suatu hal yang sempurna, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat dalam
menambah pengetahuan bagi kami dan pembaca.

Lhokseumawe , 22 oktober 2018

Pe
nyusun
DAFTAR ISI

BAB II : PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Sistem Pelayanan Kesehatan


2.1 Tingkat Pelayanan Kesehatan

3.1 Komponen Pelayanan Kesehatan

4.1 Faktor yang mempengaruhi Pelayanan Kesehatan

5.1 Nilai-nilai Dalam Pelayanan Kesehatan

6.1 Agen-agen Pelayanan Kesehatan

7.1 Masalah-masalah Dalam Pelayanan Kesehatan

8.1 Macam- macam Pelayanan Kesehatan

9.1 Sistem Kesehatan Nasional


10.1 Sistem Klien

BABIII KESIMPULAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Menurut Adisasmito(2007) sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari
pembangunan kesehatan. Intinya sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas
yang mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan, mengembalikan dan
memelihara kesehatan. Sistem kesehatan memberi manfaat kepada mayarakat
dengan distribusi yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai dan berfokus
pada “tingkat manfaat” yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu
didistribusikan.
Menurut Nototmodjo(2001) pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah
satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu
sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah
sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak ditujukan untuk
mencari keuntungan atau non profit organization. Walaupun demikian kita dapat
menutup mata bahwa dibutuhkan sistem informasi di dalam rumah sakit.
Menurut Wiku(2007) rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai
Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan
kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang
kesehatan.Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu
dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk
masyarakat.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu
menjaga kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan
konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan
yang diberikan.

Menurut Nototmodjo(2001) tercantumnya pelayanan kesehatan sebagai hak


masyarakat dalam konstituisi, menempatkan status sehat dan pelayanan kesehatan
merupakan hak masyarakat. Fenomena demikian merupakan keberhasilan
pemerintah selama ini dalam kebijakan politik di bidang kesehatan (heath
politics), yang menuntut pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan upaya
kesehatan secara tersusun, menyeluruh dan merata.
1.2. Rumusan masalah

1.1 Pengertian Sistem Pelayanan Kesehatan


2.1 Tingkat Pelayanan Kesehatan

3.1 Komponen Pelayanan Kesehatan

4.1 Faktor yang mempengaruhi Pelayanan Kesehatan

5.1 Nilai-nilai Dalam Pelayanan Kesehatan

6.1 Agen-agen Pelayanan Kesehatan

7.1 Masalah-masalah Dalam Pelayanan Kesehatan

8.1 Macam- macam Pelayanan Kesehatan

9.1 Sistem Kesehatan Nasional


10.1 Sistem Klien

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum

Mengetahui system pelayanan kesehatan di Indonesia. Mulai dari


pelayanan, tingkat, lembaga, ruang lingkup, hingga faktor yang mempengaruhi
pelayanan kesehatan.

1.3.2. Tujuan khusus


a. Untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Keperawatan II tentang Sistem Pelayanan
Kesehatan.
b. Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa (i) Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Darul Azhar Batulicin.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan


Menurut Hidayat(2008) sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan
pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan efektif, efisien dan tepat sasaran.
Menurut Hidayat(2008) keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung
dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan.
Sistem terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Sistem terdiri dari: input, proses, output, dampak, umpan balik dan
lingkungan.

2.2. Tingkat Pelayanan Kesehatan


Tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Melalui tingkat pelayanan kesehatan
akan dapat diketahui kebutuhan dasar manusia tentang kesehatan. Tingkat
pelayanan kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan adalah :
1. Promosi kesehatan / health promotion.
Pelayanan diberikan melalui peningkatan kesehatan dengan tujuan peningkatan
status kesehatan. Sasarannya adalah agar tidak terjadi gangguan kesehatan.
Tingkat pelayanan ini meliputi : kebersihan perseorangan, perbaikan sanitasi
lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala, pelayanan status gizi, kebiasaan
hidup sehat, pelayanan prenatal, pelayanan lansia, dan semua kegiatan yang
berhubungan dengan peningkatan status kesehatan.

2. Perlindungan khusus (specific protection).


Di lakukan dengan melindungi masyarakat dari bahaya yang akan menyebabkan
penurunan status kesehatan atau bentuk perlindungan terhadap penyakit penyakit
tertentu dan ancaman kesehata yang termasuk dalam tingkat ini adalah : imunisasi,
pelayanan dan perlindungan keselamatan kerja.

3. Diagnosa dini dan pengobatan segera/early diagnosis and promptreatment.


Diberikan mulai timbulnya gejala,dilaksanakan untuk mencegah meluasnya
penyakit lebih lanjut serta dampak dari timbulnya penyakit sehingga tidak terjadi
penyebaran. Misalnya : survei pencarian kasus baik secara individu maupun
masyarakat, survei penyaringan kasus serta pencegahan terhadap meluasnya kasus.

4. Pembatasan kecacatan/disability limitation.


Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak
kecacatan akibat penyakit tertentu. Dilakukan pda kasus yang memiliki potensi
kecacatan. Misal perawatan untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi
lebih lanjut, pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan, menncegah
kematian.

5. Rehabilitasi/rehabilitation.
Dilakukan setelah pasien sembuh. Sangat diperlukan pada fase pemulihan terhadap
kecacatan, misal : program latihan, konsultasi dan diskusi psikologis untuk
meningkatkan koping individu positif sehingga gairah hidup meningkat.

2.3 Komponen Sistem Pelayanan Kesehatan


Komponen dalam sistem adalah : input, proses, output, dampak, umpan
balik, dan lingkungan yang semuanya merupakan komponen yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi yang digambarkan sebagai berikut :
1. Input
Merupakan komponen yang memberikan masukan untuk berfungsinya satu sistem
seperti sistem pelayanan kesehatan. Input/masukan berupa potensi masyarakat,
tenaga kesehatan, sarana kesehatan yang lain.
2. Proses
Kegiatan yang berfungsi merubah sebuah masukan/input menjadi hasil yang
diharapkan misal : berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3. Output
Hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Dalam sistem pelayanan kesehatan
hasilnya dapat berupaya pelayanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien
dan efisien serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

4. Dampak
Merupakan akibat yang dihasilkan sistem, misalnya : dampaknya akan menjadi
masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian karena pelayanan
kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat.

5. Umpan balik
Merupakan hasil yang sekaligus menjadi masukan. Ini terjadi dari sebuah sistem
yang saling berhubungan dan saling mempengaruh dalam sistem pelayanan
kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang bisa menjadi input yang
selalu meningkat.

6. Lingkungan
Adalah keadaan diluar sistem yang dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan
dalam sistem pelayanan kesehatan yang dimaksd dapat berupa lingkungan
geografis, sosial masyarakat.

2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan


1. Ilmu pengetahuan dan tehnologi baru
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi akan diikuti oleh perkembangan
pelayanan kesehatan, misal : untuk mengatasi masalah penyakit yang sulit dapat
dilakukan dengan penggunaan alat seperti laser, terapi perubahan gen karena hal
tersebut pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal dan
pelayanan lebih profesional dan membutuhkan tenaga ahli dalam bidangnya.

2. Pergeseran nilai masyarakat


Beragamnya nilai yang ada di masyarakat sebagai pengguna jasa, dapat
menimbulkan pemanfaatannya yang berbeda, misalnya : masyarakat yang sudah
maju dengan pengetahuan tinggi akan memiliki kesadaran yang lenih dalam
menggunakan pelayanan kesehatan demikian juga sebaliknya.
3. Aspek legal dan etik
Tingginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan pelayanan kesehatan akan
semakin tinggi pula tuntutan hukum dan etik dalam pelayanan kesehatan sehingga
pelaku/pemberi pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan
esehatan secara profesional dengan memperhatikan nilai hukum dan etik yang ada
di masyarakat.

4. Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi di masyarakat/seseorang pelayanan akan mudah
dijangkau dengan tingakat pelayanan kesehatan yang diinginkan begitu juga
sebaliknya.

5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada sangat berpengaruh dalam
sisetm pemberian pelayanan kesehatan. Kebijakan yang ada dapat memberikan
pola dalam sistem pelayanan.

2.5 Nilai-Nilai Dalam Pelayanan Kesehatan

Lima nilai dasar dalam aspek pelayanan kesehatan yang sebaiknya selalu
dijunjung tinggi oleh para pegawai kesehatan, dalam upaya memberdayakan
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.

Nilai-nilai tersebut, yaitu:

1. Bertindak cepat dan tepat

Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan atau tindakan


kesehatan, terhadap kasus/masalah yang bisa bersifat mendadak (emergency)
maupun mendesak (urgency)

Tepat dalam melaksanakan proses pelayanan kesehatan sesuai prosedur


tetap (protap) atau standar operasional prosedural (SOP) yang telah ditentukan.

2. Berpihak kepada masyarakat

Masyarakat sebagai subyek pelayanan, berhak menentukan jenis pelayanan


kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang dihadapinya.
Masyarakat sebagai obyek pelayanan, wajib diberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu agar mencapai derajat kesehatan yang optimal.

3. Menegakkan kedisiplinan

Disiplin kerja yaitu menegakkan semangat kerja dalam memberikan


pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau sasaran pelayanaan.

Disiplin Administrasi yaitu melakukan pencatatan dan pelaporan hasil


kegiatan pelayanan secara tertib, teratur, terarah, terbuka dan terukur

4. Menunjukkan transparansi

Menunjukkan keterbukaan pelayanan, dengan aturan kerja yang jelas,


ringkas dan tuntas, sehingga bisa dipahami oleh sasaran pelayanan

Menunjukkan keterbukaan anggaran, sesuai tata hukum dan peraturan yang


berlaku dalam lingkup pelayanan kesehatan

5. Mewujudkan akuntabilitas

Hasil kegiatan pelayanan diarahkan secara bertanggungjawab terhadap


institusi internal didalam lingkup pelayanan kesehatan dan kepada institusi
eksternal diluar lingkungan pelayanan kesehatan.

Tanggungjawab terhadap masyarakat, sangat penting sekali karena


menyangkut upaya peningkatan pemberdayaan derajat kesehatan masyarakat
secara holistik.

2.6 Agen-Agen Pelayanan Kesehatan

Yang termasuk agen-agen pelayanan kesehatan, yaitu:

1. Agen pemerintah

Kegiatan yang dilakukan tidak hanya melakukan pelayanan kesehatan


rumah secara umum tetapi juga terlibat dalam pelayanan kesehatan pencegahan
seperti program imunisasi, klinik anak sehat dan pendidikan kesehatan yang
biayanya ditanggung oleh pemerintah.

2. Agen volunteer/sukarela

Tim pelayanan kesehatan yang bekerja secara sukarela tidak memperoleh


bayaran dari klien yang dilayani.

3. Agen kombinasi

Petugas merupakan gabungan antara agen pemerintah dan agen sukarela


yang memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat dengan penghasilan di
bawah standar.

4. Agen rumah sakit

Klien yang dirawat di rumah sakit telah mempunyai akses ke petugas


kesehatan di rumah sakit tersebut.

5. Agen propriertary/ swasta

Berdasar izin pemerintah untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan,


mereka harus memiliki lisensi, sertifikat dan akreditasi.

2.7. Masalah Pelayanan Kesehatan


Faktor yang paling berpengaruh terhadap masalah pelayanan kesehatan
adalah perkembangan ilmu dan tehnologi. Semakin tinggi ilmu pengetahuan dan
tehnologi, semakin tinggi pelayanan kesehatan yang diberikan.
Hasil yang diraih juga semakin baik dimanan angka kesakitan, cacat dan
kematian menurun serta meningkatkan umur harapan hidup rata. Perubahaan ini
juga mendatangkan masalah sebagai berikut :
1. Terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan/fragmented health services
Berhubungan dengan munculnya spesialis dan sub spesialis yang berdampak
negatif dengan timbulnya keselitan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan
yang akan menimbulkan tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan bila hal ini berkelanjutan.
2. Berubahnya sifat pelayanan kesehatan
Muncul sebagai akibat lebih lanjut dari pelayanan kesehatan yang terkotak- kotak,
terutama ditemukan pada hubungan dokter dan pasien. Munculnya sub spesialis
dan spesialis menyebabkan perhatian penyelenggara pelayanan kesehatan tidak
menyeluruh, perhatian tertuju pada keluhan dan organ tubuh yang sakit saja.
Perubahan bertanbah nyata dengan adanya peralatan yang canggih yang
mendukung proses pelayanan yang diberikan.
Hal tersebut menimbulkan berbagai dampak negatif, sebagai berikut :
a. Regangnya hubungan dokter dengan pasien yang timbul karena peralatan yang
digunakan tersebut.
b. Mahalnya biaya kesehatan.

2.8 Macam-Macam Pelayanan Kesehatan

Menurut Perry(2009) dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup


pelayanan dokter, pelayanan keperawtan, dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan
kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan
tujuan umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang
ini dapat diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta.

Dalam pelayanan kesehatan terdapat 3 macam, yaitu:

1. Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama)

Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat


yang memiliki masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi ingin
mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga
sifat pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan
ini dapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai kesehatan masyarakat dan lain-
lain.

2. Secondary Helath Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)


Untuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau klien yang
membutuhkan perawatan dirumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di
pelayanan kesehatan utama. Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakit
yang tersedia tenaga spesialis atau sejenisnya.

3. Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)

Palayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi


dimana tingkat pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada tingkat
pertama dan kedua. Biasanya pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli
atau spesialis dan sebagai rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A atau B.

Jenis-jenis pelayanan kesehatan menurut Hodgetts Dan Casio:

1. Pelayanan kedokteran

Pelayanan kedokteran (medical services) pelayanan dengan cara


pengorganisasian yang bersifat sendiri solo practice bisa juga dengan cara
bersama-sama dalam suatu organisasi. Bertujuan menyembuhkan serta mengobati
memulihkan penyakit seseorang, sasarannya yaitu perseorangan dan keluarga.

2. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service) peyanan dengan cara


pengorganisasian yang secara umum dilakukan bersama-sama dalam suatu
organisasi. Yang bertujuan utama untuk menyembuhkan atau memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, sasarannya yaitu kelompok dan
masyarakat.

2.9 Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara


penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya
bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.

Sistem Kesehatan Nasional perlu dilaksanakan dalam konteks


Pembangunan Kesehatan secara keseluruhan dengan mempertimbangkan
determinan sosial, seperti: kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan,
pendapatan keluarga, distribusi kewenangan, keamanan, sumber daya, kesadaran
masyarakat, dan kemampuan tenaga kesehatan mengatasi masalah tersebut.

Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan


revitalisasi pelayanan kesehatan dasar ,yang meliputi:

 Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata

 Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat

 Kebijakan pembangunan kesehatan

 Kepemimpinan.

SKN juga disusun dengan memperhatikan inovasi/terobosan dalam


penyelenggaraan pembangunan kesehatan secara luas, termasuk penguatan sistem
rujukan.

Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya


apabila terjadi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik
antar pelaku, antar subsistem SKN, maupun dengan sistem serta subsistem lain di
luar SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh sektor terkait, seperti
pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu berperan bersama dengan
sektor kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.

Tujuan Sistem Kesehatan Nasional adalah terselenggaranya pembangunan


kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun
pemerintah secara sinergis, berhasil

Dalam batas-batas yang telah disepakati, tujuan sistem kesehatan adalah:


1. Meningkatkan status kesehatan masyarakat. Indikatornya banyak, antara lain
Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka kejadian penyakit dan
berbagai indikator lainnya.

2. Meningkatkan responsiveness terhadap harapan masyarakat. Dalam hal ini


masyarakat puas terhadap pelayanan kesehatan.

3. Menjamin keadilan dalam kontribusi pembiayaan. Sistem kesehatan diharapkan


memberikan proteksi dalam bentuk jaminan pembiayaan kesehatan bagi yang
membutuhkan.

Landasan Sistem Kesehatan Nasional meliputi:

 Landasan idiil, yaitu pancasila

 Landasan konstitusional : UUD 1945, khususnya pasal 28 A, 28 H ayat (1)


dan ayat (3), serta pasal 34 ayat (2) dan (3), 28 B ayat (2), 28 C ayat (1)

 Landasan operasional, meliputi seluruh ketentuan peraturan perundagan


yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan
kesehatan.

Mengacu pada substansi perkembangan penyelenggaraan pembangunan


kesehatan dewasa ini serta pendekatan manajemen kesehatan tersebut diatas, maka
subsistem yang mempengaruhi pencapaian dan kinerja Sistem Kesehatan Nasional
di Indonesia meliputi:

1. Upaya Kesehatan

Upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara secara menyeluruh,


terpadu dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat
peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), dan pemulihan (rehabilitasi)
masih dirasakan kurang. Memang jika kita pikirkan bahwa masalah Indonesia
tidak hanya masalah kesehatan bahkan lebih dari sekedar yang kita bayangkan,
tapi jika tahu bahwa dalam hal ini kita masih dalam proses dimana bagai sebuah
ayunan yang mana pasti akan menemukan titik temu dan kita dapat menunggu,
tapi kapankah hal ini...kita tunggu yang lebih baik. Untuk dapat mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa Indonesia.

2. Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan kesehatan di Indonesia masih rendah, yaitu hanya rata-rata


2,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau rata-rata antara USD 12-18 per
kapita per tahun. Persentase ini masih jauh dari anjuran Organisasi Kesehatan
Sedunia yakni paling sedikit 5% dari PDB per tahun. Sementara itu anggaran
pembangunan berbagai sektor lain belum sepenuhnya mendukung pembangunan
kesehatan. Pembiayaan kesehatan yang kuat, terintegrasi, stabil, dan
berkesinambungan memegang peran yang amat vital untuk penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.

3. SDM Kesehatan

Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya manusia


kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta terdistribusi
secara adil dan merata, sesuai tututan kebutuhan pembangunan kesehatan. Sumber
Daya Manusia Kesehatan dalam pemerataannya masih belum merata, bahkan ada
beberapa puskesmas yang belum ada dokter, terutama di daerah terpencil.Bisa kita
lihat, rasio tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk masih rendah. Produksi
dokter setiap tahun sekitar 2.500 dokter baru, sedangkan rasio dokter terhadap
jumlah penduduk 1:5000. Produksi perawat setiap tahun sekitar 40.000 perawat
baru, dengan rasio terhadap jumlah penduduk 1:2.850. Sedangkan produksi bidan
setiap tahun sekitar 600 bidan baru, dengan rasio terhadap jumlah penduduk
1:2.600. Namun daya serap tenaga kesehatan oleh jaringan pelayanan kesehatan
masih terbatas.Hal ini bisa menjadi refleksi bagi Pemerintah dan tenaga medis,
agar terciptanya pemerataan tenaga medis yang memadai.

4. Sumber Daya Obat

Perbekalan Kesehatan, dan Makanan : Meliputi berbagai kegiatan untuk


menjamin: aspek keamanan, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan makanan yang beredar; ketersediaan, pemerataan, dan
keterjangkauan obat, terutama obat esensial; perlindungan masyarakat dari
penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat; penggunaan obat yang rasional;
serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui pemanfaatan sumber daya
dalam negeri. Industri farmasi di Indonesia saat ini cukup berkembang seiring
waktu.Hanya dalam hal ini pengawasan dalam produk dan obat yang ada.Perlunya
ada tindakan yang tegas, ketat dalam hal ini.

5. Pemberdayaan Masyarakat

Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh


pemberdayaan masyarakat. Ini penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat
mampu dan mau berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan.Keberhasilan
pembangunan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari partisipasi aktif
masyarakat.Dalam hal ini agar tercapainya Indonesia Sehat 2010 juga
dibutuhkan.Sayangnya pemberdayaan masyarakat dalam arti mengembangkan
kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat dalam mengemukakan pendapat dan
mengambil keputusan tentang kesehatan masih dilaksanakan secara
terbatas.Kecuali itu lingkup pemberdayaan masyarakat masih dalam bentuk
mobilisasi masyarakat.Sedangkan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk
pelayanan, advokasi kesehatan serta pengawasan sosial dalam program
pembangunan kesehatan belum banyak dilaksanakan.

6. Manajemen Kesehatan

Meliputi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum kesehatan,


dan informasi kesehatan. Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara
berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan manajemen kesehatan. Manajemen
kesehatan sangatlah berpengaruh juga, karena dalam hal ini yang memanage
proses, tetapi keberhasilan manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain
oleh tersedianya data dan informasi kesehatan, dukungan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, dukungan hukum kesehatan serta
administrasi kesehatan. Jika tidak tersedianya hal ini maka bisa jadi proses
manajemen akan terhambat/ bahkan tidak berjalan. Sebenarnya, jika kita
menengok sebentar bagaimana proses pemerintah bekerja, selalu berusaha dan
berupaya yang terbaik, baik juga tenaga medis. Hanya saja dalam prosesnya
terdapat sebuah kendala baik dalam SDM pribadi ataupun sebuah pemerintahan
itu. Bisa jadikan renungan bagaimana kita bisa membuat sebuah sistem yang lebih
baik dengan input-proses-dan output yang bisa menghasilkan sebuah kebanggaan
dan sebuah tujuan bersama

Sistem kesehatan merupakan salah satu sistem yang sangat penting dalam
suatu negara, karena kemajuan suatu negara bisa dilihat dari sistem kesehatan yang
ada di negara tersebut. Batasan mengenai Sistem kesehatan dikenal dengan nama
Sistem Kesehatan Nasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor 131/Menkes/SK/II/2004.

Indonesia telah memiliki sistem kesehatan sejak tahun 1982, Sistem


Kesehatan Nasional tahun 1982 merupakan suatu tatanan yang mencerminkan
upaya bangsa Indonesia dalam meningkatkan kemampuan mencapai derajat
kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang
dimaksudkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

2.10 Sistem Klien

Sistem Klien Oleh: Yacheed Yoseph Rainer Hardson (1006777204) Klien


adalah orang yang memperoleh bantuan, orang yang membeli sesuatu atau
memperoleh layanan (kbbi, 2011). Namun pada fundamental keperawatan (Potter;
Perry) klien ialah orang yang mencari pelayanan kesehatan dan anggota keluarga
atau orang yang berarti bagi orang yang mencari pelayanan kesehatan tersebut.
Dalam keperawatan, yang menjadi klien bisa saja individunya itu sendiri maupun
keluarga atau kerabatnya. Jenis jenis klien yang disebutkan dalam Neuman System
Model juga bisa dalam bentuk individu maupun kelompok.

Klien terdiri dari dua jenis yaitu individu sebagai klien dan keluarga
sebagai klien. Yaitu klien sebagai indiviadu ialah seseorang yang mendapatkan
asuhan keperawatan sedangkan keluarga sebagai klien ialah keluarga tersebut yang
diberikan asuhan keperawatan. Klien sebagi keluarga bisa saja terjadi apabila
seorang anggota dari keluarga tersebut mengalami suatu penyakit atau kelemahan
pada tubuhnya yang mengakibatkan ia tidak dapat memberikan keterangan secara
jelas kepada perawat maka ia dibantu oleh keluarganya.

Sedangkan kelompok atau masyarakat ialah klien yang ruang lingkupnya


lebih luas daripada keluarga. Klien dalam sistem pelayanan kesehatan memiliki
hak hak dan serta kewajibannya, hak klien dalam sistem klien ialah hak untuk
mendapatkan informasi (diagnose, pengobatan yan dilakukan, biaya pelayanan,
dan perawatan yang berkelanjutan), menolak prosedur dan diagnosa apapun. Klien
memiliki hak legal dalam pelayanan kesehatan yaitu informed consent
(persetujuan tindakan) ialah persetujuan seseorang untuk mengijinkan terjadinya
sesuatu. Persetujuan iini didasarkan pada keterbukaan total terhadap berbagai
risiko yang potensial, keuntungan, dan alternatif yang tersedia.

Hak dan persetujuan klien mempengaruhi cara sistem pelayanan kesehatan


dalam memberikan pelayanannya. Kewajiban klien dalam system pelayanan
kesehatan ialah Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
peraturan dan tata tertib rumah sakit. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala
instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya. Pasien berkewajiban
memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang
diderita kepada dokter yang merawat. Pasien dan atau penanggungnya
berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah
sakit/dokter. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal
yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sistem pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep dimana konsep ini


memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Sistem pelayanan kesehatan
juga memiliki beberapa teori seperti input, proses, output, dampak, umpan balik
dan lingkungan.

Selain itu sistem pelayanan kesehatan memiliki beberapa tingkatan seperti


promosi kesehatan, perlindungan khusus, diagnosa dini dan pengobatan segera,
pembatasan cacat, dan rehabilitas.

Dalam sistem pelayanan kesehatan terdapat beberapa lembaga yang terkait


seperti rawat jalan, institusi, hospice, community based agency dalam rangka
meningkatkan status kesehatan.

Adapula pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan


kesehatan yang meliputi pelayanan dasar dan pelayanan rujukan, tetapi tidak
segalanya tercapai sasaran akan tetapi membutuhkan suatu proses untuk
mengetahui masalah yang ditimbulkannya pelaksanaan pelayanan kuga akan lebih
berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti ilmu pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat,
aspek legal dan etik, ekonomi dan politik.

3.2. Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta
kualitas dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan dengan
efektif, itu semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di
masyarakat, dan diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan dengan kualitas
yang bagus dan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI., (2009) Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta


Hidayat, A.A. A., (2008) Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2, Jakarta:
Salemba Medika.
Bibliography Ann Marriner-Tome , Martha Raile Alligood. (2006). Nursing
theorists and their work. Elsevier Health Sciences, . meleis, a. i. (2007).
Theoretical nursing:development and programs. lippicont williams & wilkins.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC


Aziz Alimul H. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai