D. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Menimbang masing-masing berat ayakan yang akan digunakan dalam keadaan
yang bersih
3. Menimbang contoh tanah kering ± 500 gr. Bila tanah yang diperiksa mengandung
butiran kasar lebih besar dari ayakan no.4 contoh tanah perlu ditambah
4. Ayaklah tanah melalui urutan ayakan dan masukkan ke alat mixer selama 10
menit
6. Kurangkan berat tanah pada langkah e dengan berat ayakan pada step a yang
memberikan hasil berat tanah yang tertinggal (jumlah berat butir yang tertinggal
harus dikontrol dengan berat tanah semula)
Berdasarkan hasil analisa ayakan, diketahui jenis tanah ini yaitu lanau berpasir
Koefisien keseragaman (uniformity coefficient), Cu :
Cc = =
ANALISA HYDROMETER
A. LATAR BELAKANG
Kekuatan atau daya dukung tanah adalah aspek penting yang harus
diketahui terlebih dahulu dalam kegiatan kontruksi bangunan. Sehingga perlu
dilakukan bebrapa percobaan guna mengetahui sifat-sifat tanah serta kekuatan
yang maksimal untuk konstruksi yang akan dibangun tersebut. Dengan demikian
kita akan mengetahui bagaimana kekuatan dan daya tahan tanah dalam menahan
beban konstruksi yang akan dibangun. Salah satu metode penentuan butir tanah
yang adalah pengujian analisa HYDROMETER.
Analisa hydrometer adalah cara yang didasarkan atas kecepatan
pengendapan untuk menganalisa distribusi ukuran butiran tanah berbutir
halus,dengan ukuran butir 0,075mm sampai 0,001 mm (lolos saringan no.200).
kecepatan mengendap tergantung ukuran butiran,semakin besar ukurannya,
semakin cepat mengendap.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pengujian analisa hydrometer antara lain:
1. Untuk mengetahui distribusi ukuran butiran tanah berbutir halus yaitu
lanau dan lempung (tanah yang lewat saringan no.200)
2. Untuk keperluan mengklasifikasikan tanah berdasarkan gradasinya.
D. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Timbang contoh tanah kering seberat ± 50 gram. Campurkan contoh tanah asli
tersebut dengan air suling yang dicampur dengan deflocculating agent kedalam
mangkok yang berisi tanah tersebut. Rendamlah selama 24 jam
2. Sesudah perendaman, pindahkan campuran semuanya kedalam mangkok
pengaduk dan tambahkan air suling kira-kira setengahnya. Aduklah selam 10-15
menit.
3. Setelah pengocokan selesai pindahkan semuanya kedalam tabung gelas ukur dan
tambahkan air suling hingga menjadi 1000 ml.
4. Tutup bagian atas tabung dengan tangan dan kocoklah berulang-ulang dengan
membolak-balikkannya.
5. Setelah mengocok ±30 detik letakkan tabung diatas meja,masukkan hydrometer
kedalam suspensi dan siapkan stop watch.
6. Lakukan pembacaan hydrometer pada waktu 1/4, 1/2, 1, dan 2 menit tanpa
memindahkan hydrometernya. Kemudian suspensi dikocok kembali dan lakukan
kembali pembacaan diatas, pembacaan tersebut diulang sampai 4 kali, sampai
didapat 2 kali pembacaan yang sama.
7. Setelah pembacaaan 2 menit selesai, pindahkan hydrometer kedalam tabung
yang berisi air suling yang telah dipersiapkan. Kocok kembali suspensi tersebut
hentikan testnya, jangan dilakukan pembacaan pada 2 menit pertama. Untuk
pembacaab ini dan selanjutnya, hydrometer dimasukkan tepat sebelum
pembacaan dimulai. Setelah setiap pembacaan selesai, keringkan tangkai
hydrometernya.
8. Lakukan pembacaan hydrometer pada elepased time 2,5,15,30 menit catatlah
setiap perubahan temperatur pada suspensi. Hydrometer harrus dipindahkan
dari suspensi dan letakkan dalam tabung yang berisi aquadest.
9. Catatlah temperatur dan pembacaab hydrometer dalam tabung aquadest setiaap
20 atau 30 meniot.
10. Usahakan bagian atas tabung dititip utuk menghindari penguapan dan untuk
menghindari pemasukan debu-debu dari udara
11. Tentukan tinggi miniskusnya dari air suling padaa tangkai hydrometer yang
sebagai tinggi koreksi miniskus yang dipergunakan dalam perhitungannya.
12. Lanjutkan pembacaaan sampai pembacaan hydrometer mendekati 1 yaitu sekitar
1.001 atau sampai pembacaan yang diinginkan (± 24 jam).
13. Setelah pembacaaan akhir, tuangkan susupensi kedalam disk yang besar/talam
jagalah agar tidak kehilangan tanah.
14. Keringkan suspensi dengan oven dinginkan dalam desikator dan timbanglah
15. Bersihkan dishnya kemudian timbang. Dengan demikian berat dish, dapat
dihitung berat tanah kering yang dipergunakan.
NO A B C D E F G
Temperatur Waktu pembacaan L D P% P’ %
(°C) (menit)
1 30°C 2 29 8,6 0,025 96,67 6,21
2 30°C 5 27 9,2 0,0166 90 5,71
3 30°C 30 19,5 11,15 0,0074 65 4,17
4 30°C 60 17 11,8 0,0054 56,67 3,68
5 30°C 250 13 12,9 0,0028 43,33 2,78
6 29°C 1440 11 13,4 0,0012 36,67 2,35
D= ; Gs=2,65
PEMBACAAN I
K : 0,01217
D : 0,01217 = 0,0253
PEMBACAAN II
K : 0,01217
D : 0,01217 = 0,0165
PEMBACAAN III
PEMBACAAN IV
K : 0,01217
D : 0,01217 = 0,0053
PEMBACAAN V
K : 0,01217
D : 0,01217 = 0,002
F1= 67 %
F2= %
F3= %
F4= 67 %
F5= %
F6= 67 %
G1= = 6,21 %
G2= = 5,78 %
G3= = 4,17 %
G4= = 3,64 %
G5= = 2,78 %
G6= = 2,35 %
1. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian analisa ayakan yang telah dilakukan, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Jenis tanah yang diuji adalah lanau berpasir.
2. Berdasarkan ukuran butirannya, tanah ini mempunyai gradasi yang baik..
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan hidrometer adalah pada
percobaan analisa saringan didapat nilai Cu dan Cc :
Cu = = = 7,8125 > 6
2. SARAN
Adapun saran dari pengujian Analisa ayak dan analisa hydrometer adalah :
1. Pada saat membersihkan ayakan untuk ditimbang kosong usahkan ayakan
dalam keadaan benar-benar bersih.
2. Pada saat memindahkan saringan keatast timbangan usahakan tidak ada butiran
yang jatuh agar tisak mengurangi berat akhir nantinya.
3. Teliti saat menuliskan hasil timbangan sesuai dengan ayakan.
4. Dalam melakukan pengayakan tanah, tanah harus dalam kondisi kering dan
kondisi lepas sehingga diperoleh hasil yg akurat
5. Dalam penggetaran, saringan dibersihkan dengan teliti sehingga butirsn halus
pada saringa tidak banyak terbuang
6. Dalam pemakaian alat hydrometer harus hati-hati dikarenakan alat ini sangat
mudah pecah.
7. Dalam menyikat ayakan yang halus harus menggunakan kuas bukan sikat kawat.
D. LAMPIRAN