Anda di halaman 1dari 2

1.

1 Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan rumpun-berumpun.
Sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai
pada 3.000 tahun Sebelum Masehi. Bukti lainnya penemuan fosil butir padi dan
gabah ditemukan di Hanstinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 sebelum
Masehi (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Indonesia merupakan produsen padi terbesar ketiga di dunia setelah Cina
dan India. Produksi padi di Indonesia tahun 2010 sebesar 65.98 juta ton Gabah
Kering Giling (GKG), naik 1.58 juta ton (2.46 persen) dibandingkan produksi
tahun 2009. Kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan luas
panen sebesar 234,54 ribu hektar (1.82 persen) dan produktivitas sebesar 0.31
kuintal/hektar (0.62 persen). Kenaikan produksi padi tahun 2010 sebesar 1.58 juta
ton tersebut terjadi pada perkiraan September-Desember sebesar 2.09 juta ton,
sedangkan realisasi produksi Januari-Agustus turun sebesar 0.51 juta ton (BPS,
2010).
Namun sekarang lahan pertanian di Indonesia semakin menurun pada
tahun 2018 lahan pertanian di Indonesia hanya 7,1 juta hektar lebih sedikit
dibandingkan dengan pada tahun 2017 yang seluas 7,75 juta hektar. Penurunan
luas lahan ini dapat berpengaruh pada produksi beras dalam negeri. (BPS, 2018).
Usaha untuk meningkatkan produksi pertanian di Indonesia, Salah satunya
adalah pemanfaatan lahan salin yang termasuk ke dalam lahan pasang surut. Luas
lahan pasang surut di Indonesia sekitar 20,12 juta ha dan terdiri dari lahan
potensial, lahan sulfat masam, lahan gambut, dan lahan salin, sedangkan luas
lahan salin itu sendiri sekitar 0,44 juta ha (Alwi, 2014). Lahan salin memiliki
kandungan garam (NaCl) yang tinggi dan dibuktikan melalui pengukuran EC
(electric conductivity) yang tinggi. Lahan salin memiliki nilai EC lebih dari 4.0
mmhos cm-1, pH kurang dari 8,5 dan ESP (exchangeable sodium persentage)
kurang dari 15% yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (Waskom et al.,
2012).
Salah satu teknik yang mampu memperbaiki mutu benih adalah radiasi.
Dalam peningkatan mutu genetik, radiasi menghasilkan sinar radioaktif yang
menyebabkan induksi mutasi sehingga tercipta keragaman baru sebagai dasar
seleksi. Pemanfaatan radiasi telah banyak digunakan dalam penelitian dan
pengembangan varietas tanaman baru (Sudrajat dan Zanzibar, 2009).
Oleh karena itu diperlukan penelitian pengaruh pemberian radiasi sinar
gamma terhadap tanaman padi (Oriza sativa L.) pada kondisi salin. Penelitian ini
menggunakan tanaman padi varietas siliwangi agrotan yang dikembang oleh para
peneliti di BBPADI.

1.2 Metode Penelitian


Metode penenilitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan ulangan
sebanyak 4 kali. Dan faktor yang didapatkan sebagai berikut :
Dosis pemberian radiasi sinar gamma (G) =
G0 = 0 Gy (kontrol)
G1 = 100 Gy
G2 = 150 Gy
G3 = 200 Gy
G4 = 250 Gy

1.3 Layout Penelitian


Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4
G2 G1 G4 G0
G0 G3 G2 G1
G4 G2 G0 G2
G1 G4 G3 G4
G3 G0 G1 G3

Anda mungkin juga menyukai