Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia

Vol. 16 No. 1 Juli 2015: 1-14


p-ISSN 1411-5212; e-ISSN 2406-9280
DOI: http://dx.doi.org/10.21002/jepi.v16i1.457 1

Dampak Jaminan terhadap Peluang Memperoleh Kredit bagi UMKM


di Sumatera Barat
Collateral Effect to Bank Loan Probability for Microenterprises in West Sumatera

Joan Martaa,, Doni Satriaa,


a Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

[diterima: 30 Agustus 2013 — disetujui: 29 Agustus 2016 — terbit daring: 31 Oktober 2016]

Abstract
This paper reveals that West Sumatera banking sector are more likely using the availability of collateral for the credit
to micro, small and medium enterprises (MSME). Using 384 sample size from MSME in West Sumatera, if a MSME
have enough collateral, the probability of their credit application to be rejected by banks will fall from 59.9% to 11.7%
comparing to they don’t have enough collateral. This finding proved a credit guarantee scheme is needed, and for the
further study it is recommended to conduct research on the characteristic of the potentials of MSME as a credit scoring
model for banks.
Keywords: Micro, Small and Medium Enterprises; Banking Credit; Logistic Model

Abstrak
Penelitian ini membuktikan bahwa perbankan di Sumatera Barat cenderung untuk menggunakan jaminan
yang cukup sebagai dasar penolakan dan pemberian kredit yang diajukan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Menggunakan data hasil survei dengan ukuran sampel sebanyak 384 UMKM di
Sumatera Barat, penulis menemukan bahwa peluang sebuah aplikasi kredit yang diajukan UMKM ditolak
akan berkurang dari 59,9% menjadi 11,7% jika UMKM tersebut memiliki jaminan yang cukup. Hasil
penelitian ini merekomendasikan pentingnya sistem penjaminan kredit untuk UMKM dan sekaligus
merekomendasikan untuk melakukan penelitian lanjutan untuk mengindentifikasi karakteristik UMKM
yang memiliki potensi yang baik dan pembuatan model kredit scoring.
Kata kunci: Usaha Mikro Kecil dan Menengah; Kredit Perbankan; Model Regresi Logistik

Kode Klasifikasi JEL: K00; O18; R12

Pendahuluan sehingga mengindikasikan bahwa pertumbuhan


ekonomi sangat dipengaruhi oleh perkembangan
Peranan sektor keuangan dalam pertumbuhan sektor finansial (Levine, 2004).
ekonomi masih menjadi perdebatan teoritis dan
empiris sampai saat ini. Pada satu sisi, para ahli Bank Indonesia (2011) mengemukakan bahwa
menganggap bahwa sektor finansial tidak meme- harus ada upaya untuk mendorong pemanfaatan
ngaruhi pertumbuhan ekonomi namun merespons sektor keuangan dalam perekonomian masyarakat
pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain menyatakan yang merupakan esensi utama dari pemahaman
bahwa, sektor finansial akan sangat memengaruhi terkait dengan inklusi keuangan. Selanjutnya, po-
keputusan pelaku ekonomi dalam alokasi tabung- tensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
an dan investasi yang merupakan hal yang pen- dalam proses pembangunan ekonomi dan penang-
ting dalam teori pertumbuhan ekonomi modern, gulangan kemiskinan sudah dipahami oleh ah-
li ekonomi dan para pemangku kepentingan da-
 Alamat Korespondensi: Fakultas Ekonomi UNP Jl. Prof. Dr. lam perumusan kebijakan ekonomi, baik di ne-
Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang Telp. (0751) 445089.
gara maju maupun di negara berkembang. Keter-
E-mail: jomarta01@yahoo.com. batasan akses UMKM terhadap kredit, khususnya
 E-mail: dosat.2002@gmail.com. kredit perbankan, juga sudah terindentifkasi seba-
JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14
2 Dampak Jaminan terhadap Peluang Memperoleh Kredit...

gai salah satu sumber belum optimalnya potensi aturan yang jelas dan menganut prinsip kehati-
UMKM tersebut dapat dimanfaatkan dalam pro- hatian bank, tentunya dapat menyulitkan kelom-
ses pembangunan. Hasil penelitian di berbagai ne- pok UMKM untuk mengakses permodalan dari
gara menunjukkan bahwa sektor UMKM memiliki perbankan. Sehingga yang berlaku saat ini adalah
akses yang terbatas terhadap kredit perbankan (de akses kredit ataupun permodalan kelompok usa-
Aghion dan Morduch, 2005). ha mikro kecil ke lembaga keuangan cenderung
Kebijakan pro UMKM bagi pertumbuhan eko- menggunakan fasilitas permodalan yang memili-
nomi didasarkan pada tiga argumen utama (Beck ki bunga tinggi. Celah bagi intervensi pemerintah
et al., 2003). Pertama, UMKM meningkatkan kom- daerah di sini adalah untuk memfasilitasi kemu-
petisi dan kewirausahaan yang dapat mendorong dahan dan kemurahan biaya modal bagi UMKM
peningkatan efisiensi, inovasi, dan produktivitas di daerahnya.
perekonomian. Kedua, UMKM diyakini memiliki Pada penelitian ini, penulis melakukan analisis
produktivitas yang lebih baik, tetapi tidak menda- empiris yang terkait dengan faktor penentu sebu-
patkan dukungan yang cukup baik dalam pembi- ah usaha UMKM mengalami penolakan terhadap
ayaan oleh lembaga keuangan besar. Dan ketiga, kredit yang diajukan. Secara lebih khusus, peneli-
UMKM memiliki kemampuan penyerapan tena- tian ini berusaha mengungkapkan seberapa besar
ga kerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan peran jaminan kredit yang cukup untuk mening-
besar. Kondisi ini mendorong rekomendasi kebi- katkan peluang bagi sebuah UMKM agar dapat
jakan untuk memprioritaskan pembiayaan UMKM disetujui pengajuan kreditnya oleh sebuah bank.
dalam perekonomian, khususnya negara berkem- Dari hasil temuan penelitian ini, diharapkan da-
bang (World Bank, 1994, 2001). pat bermanfaat bagi pemerintah dan otoritas pe-
Peran pemerintah daerah sebagai fasilitator ngambil kebijakan keuangan dalam upaya untuk
pembangunan usaha kecil perlu terus ditingkat- meningkatkan peranan sektor keuangan untuk pe-
kan, terutama dalam membantu pelaku usaha ter- ngembangan usaha UMKM.
sebut mengatasi permasalahan yang dihadapi da-
lam pengembangan usahanya. Upaya peningkat-
an kemampuan sumber daya manusia (SDM), per- Tinjauan Literatur
baikan teknologi, pelayanan informasi dalam pe-
ngembangan pemasaran, peningkatan kelembaga- Mahjabeen (2010) memodelkan alokasi portofo-
an usaha, serta akses ke sumber modal dan pusat lio yang optimal bagi lembaga kredit mikro dan
pemasaran akan menjadi bagian penting peran pe- bank umum. Modelnya menggunakan asumsi bah-
merintah dalam pembinaan pengembangan usaha wa bank ataupun lembaga kredit mikro memiliki
kecil dan menengah pada masa ke depan. tujuan untuk mengoptimalkan alokasi portofolio
Secara operasional, pembinaan dan pemberda- yang dikelola, dan menggunakan constant elasticity
yaan ekonomi rakyat telah menjadi kewenangan of substitution (CES) Utility Function untuk mema-
daerah kabupaten/kota, karena pada umumnya la- hami perilaku lembaga keuangan mikro dan bank
pangan usaha yang menjadi basis ekonomi kerak- dalam mengalokasikan portofolio yang dikelola.
yatan di daerah ini terkait dengan lapangan usa- Hasil analisis teoritis dalam model tersebut me-
ha pertanian, industri dan kerajinan, perdagangan nunjukkan bahwa bank yang memaksimalkan ke-
dan jasa, serta lapangan usaha lainnya yang me- untungan tidak akan menawarkan kredit UMKM
rupakan kewenangan wajib pemerintah kabupa- ke pasar kredit karena tingginya biaya kredit mik-
ten/kota. Sedangkan program di provinsi bersifat ro dan risiko nasabah mikro. Ketika bank menya-
memberikan dukungan bagi kelangsungan pelak- lurkan kredit mikro, maka akan mengorganisa-
sanaan program di kabupaten/kota, antara lain da- sikan secara khusus penyaluran kredit ke kelom-
lam bentuk fasilitasi promosi dan pemasaran, pe- pok UMKM tersebut, sehingga bank sudah mela-
nyiapan pedoman pembinaan, penyusunan stan- kukan rasionalisasi kredit khusus untuk kelompok
dar pelayanan, dan kegiatan lainnya yang sesuai UMKM.
dengan kewenangan provinsi. Dalam literatur ekonomi, analisis credit rationing
Salah satu potensi pemerintah daerah, khusus- dipelopori oleh model teoritis yang dikembang-
nya pemerintah provinsi, untuk melakukan inter- kan oleh Stiglitz dan Weiss (1981). Ketidaksempur-
vensi adalah melalui akses modal UMKM ke da- naan informasi dalam pasar kredit menyebabkan
na perbankan. Sistem perbankan yang memiliki bank menghadapi kondisi biaya monitoring terha-
JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14
Marta, J. & Satria, D. 3

dap perilaku debiturnya yang terlalu tinggi. Bank perbankan dapat menggunakan informasi demo-
menggunakan instrumen tingkat bunga dan jamin- grafi dari calon debitur selain informasi bisnis dari
an kredit untuk melakukan seleksi terhadap calon calon debitur. Sehingga terlepas dari ketersediaan
debitur yang mengajukan pinjaman. Calon debitur informasi bisnis yang baik, maka peranan karak-
yang lebih berisiko akan dikenakan tingkat bunga teristik individu, pendidikannya, reputasi debitur,
yang lebih tinggi dan bersedia memberikan jamin- dan skill debitur menjadi determinan penting un-
an aset yang lebih besar nilainya, dan sebaliknya tuk alokasi kredit perbankan.
yang kurang berisiko akan menerima tingkat bu- Dalam satu dasawarsa terakhir, publikasi litera-
nga yang lebih rendah. Namun, bank tidak memili- tur empiris yang terkait dengan analisis determi-
ki informasi yang cukup untuk memilah calon de- nan kredit UMKM sangat banyak (de Aghion dan
bitur, sehingga hanya menetapkan tingkat jamin- Morduch, 2005)1 . Merujuk pada beberapa peneliti-
an kredit dan bunga yang sama terhadap semua an terdahulu yang menganalisis determinan kredit
calon debitur yang tentunya sudah memasukkan (Bebczuk, 2004; Nuryartono et al., 2005; Argentiero,
komponen risiko dalam tingkat bunganya. Dengan 2009; Wesaratchakit et al., 2010; Le, 2012; Wanjau et
asumsi informasi yang tidak sempurna di pasar al., 2014), berbagai model (binary dependent varia-
kredit, tingkat bunga gagal berperan sebagai pe- ble dan panel data) digunakan untuk menganalisis
nyeimbang permintaan dan penawaran, dan bank determinan terhadap akses kredit UMKM. Dengan
memaksimalkan keuntungan dengan melakukan menggunakan model analisis tersebut, maka penu-
credit rationing terhadap nasabahnya. lis akan bisa mengindentifikasi perilaku bank da-
Ketersediaan informasi tentang nasabah memi- lam menentukan alokasi kredit perbankan ke ke-
liki peranan penting bagi bank untuk menentukan lompok UMKM.
persetujuan aplikasi kredit dari debiturnya sehing- Nuryartono et al. (2005) menemukan bahwa ti-
ga dapat memahami profil risiko dari usaha yang dak cukupnya jaminan kredit menjadi kendala uta-
akan dibiayai. Menurut Gorman et al. (2005), infor- ma terhadap penyaluran kredit perbankan di Su-
masi yang lengkap bagi bank tidak selalu tersedia, lawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan hasil
artinya ada situasi informasi yang asimetris, yang survei terhadap kelompok rumah tangga petani
terjadi akibat salah satu pihak dalam kontrak per- di perdesaan Sulawesi Tengah. Berdasarkan ha-
janjian kredit memiliki informasi yang lebih baik sil survei tersebut, hanya 18,1% dari responden ti-
dibandingkan dengan pihak lain. Bagi perbankan, dak mengalami credit constraint dan sebagian besar
untuk memperoleh informasi yang baik terkait de- yang mengalami credit constrain disebabkan oleh
ngan calon debiturnya tentunya memiliki konse- kurangnya ketersediaan jaminan. Menggunakan
kuensi biaya, dan akibatnya UMKM akan dikena- model estimasi probit dalam penelitian ini, selain
kan biaya modal yang lebih besar untuk mempe- jaminan, variabel karakteristik rumah tangga, indi-
roleh kredit yang diajukan. Jika terdapat informasi kator modal manusia, dan status welfare berperan
yang asimetris di pasar kredit, maka akan terjadi dalam menentukan peluang rumah tangga peta-
ekses demand di pasar kredit tersebut (Jaffee dan ni di Sulawesi Tengah mengalami kendala dalam
Russell, 1976; Stiglitz dan Weiss, 1981). memperoleh kredit.
Mekanisme seleksi oleh perbankan terhadap Bebczuk (2004) meneliti determinan akses kredit
UMKM yang akan diberi kredit adalah dengan UMKM di Argentina. Hasil utama temuan empi-
menggunakan instrumen tingkat bunga. Namun, risnya adalah tidak terdapat pengaruh yang sig-
tingkat bunga yang terlalu tinggi akan menyebab- nifikan dari ukuran perusahaan terhadap peluang
kan masalah adverse selection bagi bank dalam alo- untuk memperoleh kredit perbankan. Terdapat hu-
kasi kreditnya (Akerlof, 1970). Pada saat tingkat bungan yang positif antara profitabilitas perusa-
bunga tidak memungkinkan lagi menjadi instru- haan dengan peluang untuk memperoleh kredit
men mekanisme seleksi, maka sejauh ini karakte- bank serta kinerja masa lampau utang perusaha-
ristik demografi memiliki korelasi yang tinggi de- an di bank memiliki dampak yang signifikan. Se-
ngan kapasitas kreditnya, sehingga bank sebagai dangkan jaminan nampaknya tidak memengaruh-
kreditur dapat menggunakan karakteristik debitur
sebagai proksi untuk indikator kelayakan kredit- 1 Dalam bagian pengantar bukunya, de Aghion dan Morduch
nya (Arrow (1973) dan Phelps (1972) dalam Murav- (2005) melakukan review terhadap berbagai literatur yang ter-
yev et al., 2008). Implikasi untuk kelayakan kredit kait dengan determinan kredit dan pengembangan jangkauan
UMKM adalah pada saat informasi tidak cukup, kredit UMKM.

JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14


4 Dampak Jaminan terhadap Peluang Memperoleh Kredit...

i probabilitas akses UMKM terhadap kredit per- Metode


bankan. Pebelitian ini menggunakan indikator aset
tetap UMKM sebagai proksi ketersediaan jaminan Hasil penelitian dari beberapa peneliti sebelum-
kredit yang diajukan. nya (Nuryartono et al., 2005; Bebczuk, 2004; Wan-
Argentiero (2009) menguji hipotesis terkait de- jau et al., 2014; Le, 2012) pada beberapa negara ber-
ngan perilaku bank untuk mensubstitusi proses kembang, sebagaimana dikemukakan pada bagian
seleksi kredit dengan ketersediaan jaminan (Lazy tinjauan referensi, menunjukkan bahwa karakteris-
Bank versus Diligent Bank Hypothesis). Hasil temuan- tik usaha UMKM, karakteristik pengusaha/pemilik
nya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan ne- UMKM, dan karakteristik pinjaman memiliki pe-
gatif dan signifikan antara kenaikan jumlah jamin- ranan terhadap akses persetujuan kredit ke per-
an dengan turunnya usaha bank dalam melakukan bankan. Karakteristik UMKM antara lain terdiri
seleksi kredit. Hasil temuan ini menggunakan data dari: usia perusahaan, aset, pengalaman perusa-
kredit perbankan secara umum di Italia. Namun, haan, jenis/sektor usaha, profil risiko, aliran dana,
pada saat menguji hubungan antara risiko (ex-post target pasar, dan informasi ketersediaan input. Ka-
default risk) dengan ketersediaan jaminan, peneli- rakteristik pengusaha pemilik antara lain: usia pe-
tian ini menemukan hubungan yang negatif dan ngusaha/pemilik, gender, pengalaman, dan penge-
signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa jaminan luaran rumah tangga. Karakteristik pinjaman me-
digunakan bank untuk melakukan mitigasi terha- liputi jumlah kredit, jangka waktu, tujuan penggu-
dap risiko kredit yang akan muncul dengan ca- naan dana, jaminan (collateral), tingkat bunga, dan
ra meningkatkan komitmen dari perusahaan yang hambatan administrasi.
mengajukan kredit terhadap kontrak kredit yang Selanjutnya, berdasar pada penelitian teoritis
disetujuinya, bukan sebagai substitusi proses se- (Stiglitz dan Weiss, 1981), ketidaksempurnaan in-
leksi dalam persetujuan kredit. formasi yang terjadi dalam pasar kredit perbankan
menyebabkan terjadinya adverse selection dan moral
Wesaratchakit et al. (2010) menggunakan da-
hazard. Sehingga terjadi kondisi keseimbangan de-
ta dari Kementerian Perdagangan Thailand yang
ngan credit rationing dalam pasar kredit perbankan.
mengonfirmasi temuan bahwa perusahaan kecil
Menghadapi kendala tersebut, perbankan meng-
dan relatif baru cenderung mengalami kesulitan
gunakan ketersediaan jaminan sebagai upaya un-
memperoleh kredit. Hasil temuan menggunakan
tuk mengurangi permasalahan tidak sempurnanya
regresi data panel dengan menggunakan industri-
informasi dalam pasar kredit (Argentiero, 2009).
al fixed effect yang menunjukkan bahwa perusahaan
Berdasarkan pandangan ini, ketersediaan jaminan
yang sudah mapan dengan laporan keuangan yang
merupakan substitusi dari proses seleksi yang di-
baik, leverage ratio yang rendah, dan jaminan kre-
lakukan oleh bank terhadap pengajuan kredit se-
dit yang cukup, dapat meningkatkan jumlah kredit
bagai konsekuensi tingginya biaya proses seleksi
yang diajukannya.
terhadap kredit dengan cara memperkecil ketidak-
Penelitian Le (2012) di Vietnam dan Wanjau et sempurnaan informasi tentang calon debitur.
al. (2014) di Kenya merupakan dua riset terba- Beradasarkan tinjauan teoritis dan literatur em-
ru yang menganalisis determinan kredit UMKM. piris yang penulis lakukan, menunjukkan bah-
Kedua penelitian ini menggunakan model binary wa variabel yang memengaruhi ditolaknya kredit
dependent variable dan menggunakan karakteristik yang diajukan oleh sebuah UMKM adalah karakte-
UMKM sebagai determinan kredit. Hasil temuan ristik pengusaha, karakteristik usaha UMKM, dan
keduanya menunjukkan bahwa peranan karakte- karakteristik kredit yang diajukan. Menggunakan
ristik UMKM penting untuk menjelaskan deter- model regresi binary dependent variable, penulis da-
minan kredit ke UMKM pada kedua negara. Da- pat menghitung perubahan peluang sebuah kredit
ri kedua hasil penelitian, merekomendasikan bah- yang diajukan UMKM ditolak bank akibat peru-
wa keterbatasan jaminan menjadi salah satu faktor bahan pada variabel bebasnya.
penghambat akses UMKM terhadap kredit.
Secara garis besar, berdasarkan literatur empiris Credit  f pE, B, Lq (1)
determinan, kelayakan kredit adalah (1) vektor da- dengan:
ri karakteristik pengusaha (entrepreneur); (2) vek-
tor dari karakteristik UMKM; dan (3) vektor dari Credit : Peluang kredit yang diajukan oleh UMKM
kondisi pinjaman/kredit yang diajukan. ditolak bank. Merupakan binary dependent va-
JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14
Marta, J. & Satria, D. 5

riable (nilai 1 jika UMKM ditolak aplikasi kre- tor lainnya (Wesaratchakit et al., 2010). Jika sebuah
ditnya dan bernilai 0 jika memperoleh kredit); UMKM bergerak di sektor industri, maka peluang
E : Vektor karakteristik pengusaha; antara lain kredit ditolak oleh bank semakin rendah.
usia, gender, pengalaman, dan pengeluaran Selain karakteristik pengusaha dan perusahaan,
rumah tangga; karakteristik pinjaman merupakan faktor penen-
B : Vektor karakteristik UMKM; antara lain usia tu penolakan kredit yang diajukan oleh UMKM.
perusahaan, pengalaman perusahaan, aset, je- Ketersediaan dan besarnya jaminan sebagai proksi
nis/sektor usaha, profil risiko, aliran dana, tar- terhadap kualitas jaminan masih merupakan per-
get pasar, dan informasi ketersediaan input; syaratan bagi bank untuk menyetujui pemberian
L : Vektor karakteristik pinjaman yang diajukan; kredit (Argentiero, 2009). Jika perusahaan tidak
antara lain jumlah kredit, jangka waktu, tu- memiliki jaminan atau nilai jaminan lebih rendah
juan penggunaan dana, collateral, dan tingkat dari nilai kredit yang diajukan, maka peluang kre-
bunga. dit ditolak oleh bank lebih besar dan sebaliknya.
Penelitian ini menggunakan dummy variabel berni-
Karakteristik pengusaha merupakan informasi lai 1 jika perusahaan tidak memiliki jaminan atau
penting bagi bank untuk melakukan proses se- nilai jaminan lebih rendah dari nilai kredit yang
leksi dalam persetujuaan kredit. Hal ini karena diajukan dan 0 jika lainnya. Jangka waktu kredit
UMKM cenderung tidak memiliki informasi keu- merupakan proksi dari risiko, semakin lama jang-
angan yang lengkap (Nuryartono et al., 2005). Da- ka waktu kredit semakin besar peluang gagal ba-
lam penelitian ini, penulis menggunakan variabel yar (default risk) sehingga semakin besar peluang
pendidikan pengusaha dan dependensi rasio pada kredit ditolak (Argentiero, 2009). Jika semakin luas
rumah tangga pemilik UMKM sebagai proksi da- jangkauan pelayanan bank, maka semakin mudah
ri vektor karakteristik pengusaha. Semakin tinggi UMKM untuk mengakses kredit ke bank tersebut.
pendidikan pengusaha, maka peluang kredit dito- Sebagian besar kredit yang disalurkan ke
lak oleh bank semakin rendah. Dalam penelitian UMKM dilakukan oleh bank pemerintah dan Bank
ini, penulis menggunakan dummy variabel berni- Pembangunan Daerah (BPD). Pada tahun 2012, se-
lai 1 jika pengusaha berpendidikan tamat SMA ke besar 79,04% dari outstanding kredit UMKM di Su-
atas dan 0 jika lainnya. Semakin banyak tanggung- matera Barat disalurkan oleh kelompok bank terse-
an dalam rumah tangga pengusaha, maka pelu- but (Bank Indonesia, 2012). Penelitian ini menggu-
ang kredit ditolak oleh bank semakin besar. Dalam nakan dummy variabel bernilai 1 jika perusahaan
penelitian ini, sebagai indikator dependensi rasio, mengajukan kredit ke bank pemerintah dan 0 jika
penulis menggunakan rasio jumlah anggota rumah lainnya. Sehingga, UMKM yang mengajukan kre-
tangga yang bekerja terhadap total jumlah anggota dit ke bank pemerintah memiliki peluang kredit
rumah tangga. ditolak lebih rendah dibandingkan jika mengaju-
Selanjutnya, dalam penelitian ini penulis meng- kan kreditnya ke bank lainnya.
gunakan variabel besar total aset yang dimiliki, Berdasarkan pembahasan terhadap proksi dari
usia usaha, dan sektor usaha UMKM tersebut seba- vektor variabel karakteristik pengusaha, perusa-
gai proksi dari vektor karakteristik UMKM. Bank haan, dan pinjaman model empiris, maka Persa-
menggunakan informasi besarnya nilai total aset maan (1) dapat diestimasi dengan menggunakan
yang dimiliki, pengalaman UMKM dalam men- model regresi logistik (model logit). Penggunaan
jalankan bisnis serta kondisi, dan prospek usaha model logit dalam penelitian ini karena dapat lang-
UMKM sebagai indikator kemampuan UMKM da- sung menghasilkan nilai probabilitas atau peluang
lam mengembalikan pinjaman (Le, 2012; Wanjau et dari variabel terikat tanpa harus mengintegralkan
al., 2014). Semakin besar nilai total aset yang dimili- hasil estimasi yang diperoleh dibandingkan jika
ki, maka peluang kredit ditolak oleh bank semakin menggunakan model probit (Winkelman dan Bo-
rendah. Total aset adalah jumlah aset perusaha- es, 2006: 102). Selanjutnya secara teori ekonome-
an dan aset rumah tangga yang dimiliki UMKM. trika, hasil estimasi dengan menggunakan model
Semakin berpengalaman UMKM tersebut, maka ini relatif sama sehingga pemilihan model antara
peluang kredit ditolak oleh bank semakin rendah. logit dan probit tidak memberikan perbedaan yang
Sektor industri kecil merupakan sektor yang me- besar. Hasil analisis menggunakan metode regre-
miliki nilai tambah tinggi dan prospek pengem- si logistik tersebut memberikan evaluasi terhadap
bangan usaha yang baik dibandingkan dengan sek- faktor penentu atau determinan ditolaknya kredit
JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14
6 Dampak Jaminan terhadap Peluang Memperoleh Kredit...

yang diajukan UMKM di Sumatera Barat. Berda- memperoleh data yang digunakan sebagai indika-
sarkan persamaan tersebut, maka spesifikasi mo- tor variabel bebas dalam model yang penulis spesi-
del dasar dalam penelitian ini adalah: fikasikan, maka digunakan daftar pertanyaan (ku-
esioner). Populasi penelitian adalah UMKM di Su-
matera Barat. Selanjutnya, untuk proses pengum-
Model 1 pulan data dan pemilihan sampel, penulis melan-
  daskan pada teknik stratified random sampling. Ber-
Ln
Pi
1  Pi
 β0 β1 edu β2 dep ratio β3 aset dasarkan hasil perhitungan yang penulis lakukan,
diperoleh total 401 UMKM yang harus penulis su-
β4 age β5 sector β6 coll rvei, dengan distribusi sampel yang digunakan da-
β7 tenor β8 bank ε lam penelitian ini dapat disampaikan sebagai beri-
(2) kut: (a) wilayah Kabupaten Agam, Kota Bukitting-
Selanjutnya, untuk menganalisis lebih mendalam gi, Kabupaten Lima Puluh Kota, dan Kota Paya-
mengenai peranan jaminan terhadap peluang pe- kumbuh diperoleh sampel sebanyak 177 UMKM;
nolakan kredit UMKM oleh bank, penulis mengin- (b) wilayah Kota Padang, Kabupaten Padang Pa-
teraksikan dummy nilai jaminan dengan nilai total riaman, dan Kota Pariaman diperoleh sampel se-
aset. Hal ini untuk mengontrol peranan aset yang banyak 102 UMKM; dan (c) Wilayah Kabupaten
cenderung juga mampu berperan sebagai jaminan Solok dan Kota Solok diper- oleh sampel sebanyak
walaupun tidak dimasukkan dalam kontrak kredit 122 UMKM.
sebagai jaminan. Spesifikasi model empiris dengan Selanjutnya, selain menggunakan data survei,
menggunakan variabel interaksi ini adalah sebagai penelitian ini juga menggunakan data-data hasil
berikut: publikasi resmi pemerintah antara lain dari Bank
Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Peme-
rintah Provinsi Sumatera Barat.
Model 2
 
Ln
Pi
1  Pi
 β0 β1 edu β2 dep ratio β3 aset Hasil dan Analisis
β4 age β5 sector β6 coll aset Dampak Jaminan terhadap Peluang Pe-
β7 tenor β8 bank ε nolakan Aplikasi Kredit UMKM oleh
(3)
Bank di Sumatera Barat
Setelah melakukan estimasi terhadap Persamaan
(2) dan (3), penulis melakukan pengujian statistik Status Pengajuan Kredit UMKM di Sumatera Ba-
dan hipotesis, sehingga model hasil estimasi layak rat
dijadikan sebagai alat analisis dampak jaminan ter-
hadap peluang penolakan kredit UMKM. Dalam Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya pada
penelitian ini, penulis melaporkan hasil estima- bagian tinjauan literatur dan kajian teori, perse-
si koefisien dan efek marginal dari kedua model tujuan kredit yang diajukan oleh UMKM ke pi-
tersebut. Efek marginal (average partial effect) dihi- hak perbankan memiliki kaitan yang erat dengan
tung dengan formulasi sebagai berikut (Wooldri- karakteristik dari UMKM, karakteristik pengelola,
dge, 2005): dan karakteristik kredit yang diajukan. Berikut ini
disampaikan secara deskriptif temuan data hasil
ME  n1ni1 r gpβ̂0 xi β̂qβ̂ j s (4) survei sesuai sampel yang diperoleh. Pertama, se-
cara garis besarnya, untuk karakteristik UMKM,
dengan ME adalah efek marginal dan gpβ̂0 xi β̂q  penulis menggunakan indikator nilai aset dan usia
exppβ̂0 xi β̂q{r1 exppβ̂0 xi β̂qs2 UMKM. Nilai aset dan usia dapat mencerminkan
kapasitas UMKM dalam membayar kredit, meng-
ingat semakin lama usia usaha tersebut akan se-
Data dan Sumber Data makin berpengalaman dan juga menunjukkan da-
ya tahan UMKM dalam menghadapi persaingan
Penelitian ini menggunakan data primer yang di- bisnisnya. Selanjutnya, semakin besar asetnya me-
peroleh berdasarkan survei ke lapangan. Untuk nunjukkan bahwa UMKM tersebut memiliki kapa-
JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14
Marta, J. & Satria, D. 7

Tabel 1: Penjelasan Operasional Variabel

Variabel Terikat
Pi (Status pengajuan kredit) 1 Jika kredit yang diajukan ditolak
merupakan variabel Dummy yang memiliki nilai 1 dan 0 0 Lainnya
Variabel Bebas
Edu 1 Tamat SMA
merupakan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh pemi- 0 Lainya
lik/pengelola UMKM
dep ratio Dalam %
merupakan rasio antara jumlah anggota keluarga yang bekerja dengan total
anggota keluarga
Aset Dalam Rupiah
Merupakan total aset yang dimiliki oleh UMKM
Age Dalam Tahun
Merupakan jangka waktu UMKM beroperasi mulai dari waktu pendirian sam-
pai pada waktu pengajuan kredit
Sector 1 Sektor Industri
merupakan sektor usaha UMKM 0 Lainnya
Coll 1 Nilai Jaminan   dari nilai pengajuan kredit
merupakan nilai yang dijadikan jaminan dalam proses pengajuan kredit 0 Lainya
Tenor Dalam Bulan
merupakan jangka waktu kredit yang diajukan
Bank 1 Bank Pemerintah
jenis bank/tempat UMKM mengajukan kredit 0 Lainnya
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

sitas membayar yang juga besar. Gambar 1 menunjukkan hubungan antara ka-
rakteristik UMKM dengan status pengajuan kredit
Kedua, karakteristik pengelola UMKM meng-
UMKM ke perbankan. Berdasarkan usia UMKM,
gunakan indikator tingkat pendidikan pengelola
menunjukkan bahwa kelompok UMKM yang ter-
UMKM dan kondisi rumah tangga UMKM. Ting-
besar mengalami penolakan adalah yang berusia
kat pendidikan pengelola yang tinggi mengindi-
di bawah 1 tahun, dan yang terendah mengalami
kasikan semakin besar kapasitas kemampuan pe-
penolakan untuk kredit yang diajukan adalah ke-
ngelola untuk mengendalikan usahanya dan men-
lompok UMKM yang sudah berbisnis lebih dari 10
cerminkan kapasitas membayar kreditnya. Selan-
tahun. Berdasarkan hasil temuan di lapangan me-
jutnya, kondisi rumah tangga pengelola UMKM
nunjukkan bahwa kelompok usia usaha UMKM
diwakili oleh rasio jumlah anggota rumah tangga
antara 3–10 tahun justru mengalami tingkat peno-
yang berpenghasilan terhadap total jumlah anggo-
lakan yang lebih besar dibandingkan dengan ke-
ta rumah tangga. Pada bagian analisis deskriptif
lompok usia usaha UMKM antara 1–3 tahun. Te-
ini, kondisi rasio jumlah anggota rumah tangga
muan ini merupakan fenomena yang tidak sesuai
yang berpenghasilan tidak dianalisis, mengingat
dengan kajian teoritis yang menyatakan semakin
keterbatasan ruang dan peranannya yang tidak sig-
tinggi usia usaha maka biaya meminjam (borrowing
nifikan dalam hasil analisis empiris.
cost) akan semakin rendah (Diamond, 1989). De-
Ketiga adalah karakteristik pinjaman yang dia- ngan demikian, seharusnya UMKM pada kelom-
jukan oleh UMKM. Proksi untuk karakteristik pin- pok usia 5–10 tahun mengalami penolakan lebih
jaman ini adalah kelompok bank tempat menga- rendah dibandingkan kelompok usia 1–3 tahun.
jukan kredit (bank pemerintah dan non-bank pe-
merintah), jangka waktu kredit yang diajukan (te- Selanjutnya, dari sisi nilai aset yang dimiliki oleh
nor), dan nilai barang yang digunakan sebagai UMKM menunjukkan bahwa semakin besar nilai
agunan kredit oleh UMKM. Keseluruhan karak- aset maka akan semakin rendah tingkat penolakan
teristik dari UMKM yang digunakan sebagai vari- oleh bank terhadap kredit yang diajukan UMKM.
abel penentu persetujuan kredit UMKM oleh per- Terjadi penurunan tingkat penolakan dari kelom-
bankan diharapkan sudah mencerminkan kualitas pok UMKM yang memiliki aset lebih kecil da-
jaminan dan tingkat risiko kredit ke UMKM terse- ri 25 juta rupiah dibandingkan dengan kelompok
but dari perspektif perbankan. UMKM yang memiliki aset yang lebih besar dari
JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14
8 Dampak Jaminan terhadap Peluang Memperoleh Kredit...

Gambar 1: Usia Usaha dan Nilai Aset UMKM


Sumber: Data Hasil Survei, 2012

Gambar 2: Pendidikan Pengelola UMKM


Sumber: Data Hasil Survei, 2012

JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14


Marta, J. & Satria, D. 9

25 juta rupiah. nya disebabkan adanya catatan negatif dari calon


Berdasarkan Gambar 2, pendidikan pengelola debitur yang ditolak tersebut.
UMKM cenderung tidak terlalu berperan penting.
Terlihat bahwa pengelola UMKM dengan tingkat Peluang Penolakan Pengajuan Kredit UMKM
pendidikan SMA ke atas, walaupun tingkat peno- oleh Bank di Sumatera Barat
lakannya lebih rendah tetapi selisihnya hanya se-
besar 1,4% dibandingkan dengan pendidikan pe- Menggunakan data hasil survei, dapat penulis la-
ngelola UMKM tidak tamat SMA ke bawah. porkan hasil temuan empiris terkait dengan dam-
Berdasarkan Gambar 3, bank pemerintah me- pak jaminan/agunan terhadap perubahan pelu-
rupakan kelompok bank yang paling sedikit me- ang penolakan sebuah kredit yang diajukan oleh
nolak UMKM, sedangkan kelompok bank swasta UMKM oleh bank di Sumatera Barat. Mengguna-
adalah kelompok yang paling tinggi tingkat pe- kan variabel bebas yang mewakili karakteristik pe-
nolakan kreditnya. Berdasarkan data yang dipero- milik UMKM, karakteristik usaha, dan karakteris-
leh di lapangan, lebih dari 35% kredit yang dia- tik kredit yang diajukan untuk menganalisis dam-
jukan UMKM ditolak oleh bank swasta. Implika- pak ketersediaan jaminan/agunan terhadap peno-
si dari kondisi ini adalah bank swasta sangat se- lakan kredit yang diajukan UMKM. Berdasarkan
lektif dalam menyalurkan kreditnya ke kelompok hasil survei yang dilakukan, diperoleh total 384
UMKM dibandingkan dengan kelompok bank la- sampel data yang valid untuk digunakan. Sehing-
in, khususnya kelompok bank pemerintah. Ting- ga dalam melakukan estimasi menggunakan mo-
ginya tingkat persetujuan kredit bank pemerintah del empiris, penulis menggunakan jumlah obser-
tidak terlepas dari peranan bank pemerintah seper- vasi sebanyak 384 sample yang mewakili populasi
ti Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Nagari UMKM di Sumatera Barat.
di Sumatera Barat yang memang memiliki jang- Menggunakan data yang secara operasionalnya
kauan pelayanan yang cukup luas ke kelompok penulis definisikan sebagaimana dalam Tabel 1, da-
UMKM. Oleh karena itu, dengan jangkauan pela- pat penulis laporkan hasil estimasi model empiris
yanan yang lebih luas, maka akses UMKM untuk sebagai temuan penelitian ini yang dapat dilihat
memperoleh kredit dari kedua bank tersebut se- pada tabel hasil estimasi (Tabel 2). Secara umum,
makin mudah. hasil estimasi yang dilakukan menggunakan da-
Berdasarkan jangka waktu pengajuan kredit, ter- ta hasil survei untuk mengetahui dampak peru-
lihat bahwa bank lebih memprioritaskan untuk bahan peluang sebuah UMKM mengalami peno-
menyalurkan kredit jangka pendek ke kelompok lakan aplikasi kredit terkait dengan nilai jaminan
UMKM. Kondisi ini terlihat dengan tidak adanya yang digunakan dalam aplikasi kreditnya, memi-
penolakan terhadap kredit dengan jangka waktu liki properti yang cukup baik secara ekonometrik
paling lama satu tahun. Hal ini tidak lepas da- dan statistik. Seluruh variabel bebas yang diguna-
ri risiko kredit sebagai pertimbangan bank untuk kan dalam model pada kedua persamaan yang di-
memberikan persetujuan pemberian kredit. Risi- laporkan memiliki kemampuan menjelaskan vari-
ko kredit akan semakin besar jika semakin panjang asi variabel terikat yang cukup baik. Hasil ini bisa
waktu pembayaran kembali kredit tersebut dan bi- dilihat dari nilai McFadden R2 sebesar 0,267. Pe-
asanya, jika jangka waktu pembayaran kredit ter- ngujian statistik menggunakan statistik Likelihood
sebut singkat, maka nilai kredit yang diajukan oleh Ratio (LR) pada kedua model juga menunjukkan
UMKM juga relatif kecil. hasil yang secara statistik signifikan. Dengan demi-
Jaminan menunjukkan peranan yang penting kian, kedua hasil estimasi yang digunakan dalam
dalam persetujuan kredit ke kelompok UMKM. penelitian ini dapat dikatakan layak untuk digu-
Bank hanya menolak 5,2% pengajuan kredit yang nakan dalam analisis selanjutnya.
memiliki kualitas jaminan baik, dengan kata la- Berdasarkan hasil temuan empiris dari kedua
in memiliki nilai jaminan yang lebih besar diban- model regresi logistik yang dispesifikasikan pada
dingkan jumlah kredit yang diajukan. Kondisi ini Persamaan (2) dan (3), menunjukkan bahwa koe-
kemudian penulis konfirmasi ke beberapa nara- fisien McFadden R2 sebesar 0,267 dan 0,268 untuk
sumber di sektor perbankan Sumatera Barat. Ber- model 1 dan model 2. Berdasarkan hasil uji statistik
dasarkan hasil konfirmasi tersebut, menunjukkan LR, seluruh variabel bebas yang digunakan dalam
bahwa jika jaminan UMKM lebih besar dari nilai kedua model memiliki pengaruh yang signifikan
kredit yang diajukan yang kemudian ditolak biasa- secara bersama-sama pada taraf signifikansi 1%.
JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14
10 Dampak Jaminan terhadap Peluang Memperoleh Kredit...

Gambar 3: Nilai Jaminan dan Tempat Pengajuan Kredit


Sumber: Data Hasil Survei, 2012

Gambar 4: Jangka Waktu Pengajuan Kredit


Sumber: Data Hasil Survei, 2012

JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14


Marta, J. & Satria, D. 11

Tabel 2: Hasil Estimasi

Variabel Terikat: ln(P/1-P)


P(y=1|x)=peluang kredit yang diajukan UMKM ditolak bank
Model 1 Model 2
Variabel
Koefisien Statistika z ME Koefisien Statistika z ME
Edu 0,218075 0,585305 0,0202 0,212748 0,574104 0,0198
Depratio -0,280329 -0,369034 -0,0260 -0.259952 -0,343732 -0,0242
ln(aset) -0,283689 -1,906513* -0,0263 -0,377951 -2,500557** -0,0218
Age -0,036893 -1,534635 -0,0034 -0,035851 -1,484452 -0,0033
Sector 0,702680 1,877433* 0,0653 0,695931 1,848187* 0,0648
Coll 2,419264 5,506783*** 0,2250 - - -
coll*Ln(aset) - - - 0,143250 5,505453*** 0,2320
tenor 0,014169 1,972989** 0,0013 0,014471 1,988640** 0,0013
bank -1,991170 -5,239277*** -0,1851 -1,977241 -5,243141*** -0,1841
C 2,195476 0,838568 3,750552 1,461301
McFadden R-squared 0,266719 0,268188
LR statistic 85,093410 85,561780
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
Keterangan: * signifikan pada taraf 10%
Keterangan: ** signifikan pada taraf 5%
Keterangan: *** signifikan pada taraf 1%

Berdasarkan hasil pengujian statistik terhadap jika nilai jaminan lebih besar dari nilai pengaju-
dampak parsial masing-masing variabel bebas an kredit dan jangka waktu pinjaman yang lebih
yang digunakan pada kedua model, dapat disam- singkat. Sedangkan untuk bank tempat pengajuan
paikan hasil sebagai berikut. Pertama, hasil uji Wa- kredit (bank), memiliki dampak negatif dan signi-
ld terhadap vektor variabel yang mewakili karak- fikan terhadap peluang penolakan kredit yang di-
teristik pengusaha, yaitu tingkat pendidikan pe- ajukan UMKM. Pengajuan kredit UMKM ke bank
ngusaha (edu) dan jumlah tanggungan dalam ru- pemerintah memiliki peluang yang lebih kecil un-
mah tangga (depratio), tidak memiliki dampak yang tuk ditolak kreditnya dibandingkan jika diajukan
signifikan terhadap variabel terikat yang diguna- ke bank lainnya.
kan. Kedua, hasil uji Wald terhadap vektor varia- Kepemilikan aset, baik yang bergerak maupun
bel yang mewakili karakteristik UMKM, yaitu to- yang tidak bergerak, cenderung memiliki peran
tal aset yang dimiliki oleh UMKM (aset), memili- yang mirip dengan ketersediaan jaminan, karena
ki dampak negatif dan signifikan terhadap pelu- yang dijaminkan biasanya adalah aset dari debi-
ang penolakan kredit yang diajukan oleh UMKM. tor. Untuk mengontrol peranan aset yang cende-
Sedangkan sektor usaha UMKM (sector) memili- rung juga mampu berperan sebagai jaminan wa-
ki dampak positif dan signifikan terhadap pelu- laupun tidak dimasukkan dalam kontrak kredit
ang penolakan kredit yang diajukan oleh UMKM. maka lebih lanjut, dilakukan pengujian terhadap
UMKM yang bergerak di sektor industri memiliki dampak interaksi antara aset dengan nilai jamin-
peluang lebih besar untuk ditolak kreditnya diban- an. Model kedua menunjukkan dampak variabel
dingkan UMKM yang bergerak di sektor lainnya. interaksi adalah positif dan signifikan. Sedangkan
Kemudian, untuk usia usaha UMKM (age) tidak dampak negatif dari aset secara parsial pada mo-
memiliki dampak yang signifikan terhadap varia- del pertama berkurang saat berinteraksi dengan
bel terikat yang digunakan. tingkat jaminan yang tidak cukup.
Ketiga, hasil uji Wald terhadap vektor variabel Pada model 1 (Tabel 2) terdapat lima variabel
yang mewakili karakteristik pinjaman, yaitu jamin- yang memiliki dampak signifikan (lnaset, sector,
an yang diajukan (coll) dan lama jangka waktu coll, tenor, dan bank) terhadap variabel terikat. Un-
kredit (tenor), memiliki dampak positif dan sig- tuk setiap kenaikan 1%, nilai aset yang dimiliki
nifikan terhadap peluang penolakan kredit yang UMKM akan memperkecil peluang penolakan kre-
diajukan oleh UMKM. Nilai jaminan yang lebih dit yang diajukan sebesar 2,63%. UMKM yang ber-
kecil dari nilai pengajuan kredit dan semakin la- gerak di sektor industri memiliki peluang lebih be-
manya jangka waktu pinjaman memiliki peluang sar untuk ditolak kreditnya sebesar 6,53% diban-
lebih besar untuk ditolak kreditnya, dibandingkan dingkan UMKM yang bergerak di sektor lainnya.
JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14
12 Dampak Jaminan terhadap Peluang Memperoleh Kredit...

Nilai jaminan yang lebih kecil dari nilai pengajuan an rumah tangga pemilik UMKM sebesar rata-rata
kredit memiliki peluang lebih besar untuk ditolak sampel (rasio).
kreditnya sebesar 22,5% dibandingkan jika nilai ja- Hasil perhitungan peluang ditolaknya kredit
minan lebih besar dari nilai pengajuan kredit. Se- yang diajukan oleh kelompok UMKM yang me-
tiap kenaikan 1 bulan jangka waktu kredit akan miliki karakteristik sebagaimana skenario tersebut
memperbesar peluang penolakan kredit yang dia- dapat dilihat pada Tabel 3.
jukan sebesar 0,13%. Pengajuan kredit UMKM ke Berdasarkan hasil simulasi pertama (Tabel 3),
bank pemerintah memiliki peluang yang lebih ke- menunjukkan bahwa peluang sebuah UMKM
cil untuk ditolak kreditnya sebesar 18,51% diban- yang memiliki karakteristik sesuai asumsi memili-
dingkan jika diajukan ke bank lainnya. ki potensi penolakan kredit yang tinggi oleh bank
Selanjutnya pada model 2, berdasarkan hasil in- yaitu sebesar 59,9%. Ketika menggunakan jaminan
teraksi nilai aset dengan jaminan, menunjukkan yang relatif cukup, maka hasil perhitungan pelu-
bahwa dampak parsial aset terhadap perubahan ang penolakan oleh bank adalah sebesar 11,7% (Ta-
peluang penolakan kredit yang diajukan UMKM bel 4). Terjadi penurunan peluang penolakan yang
oleh bank adalah sebesar -0,0219, artinya setiap ke- sangat signifikan oleh bank terhadap pengajuan
naikan 1% nilai aset yang dimiliki UMKM akan kredit UMKM.
memperkecil peluang penolakan kredit yang dia- Berdasarkan hasil simulasi (Tabel 4) menunjuk-
jukan sebesar 2,19%. Hasil ini menunjukkan terja- kan walaupun memiliki karakteristik yang baik de-
dinya penurunan dampak negatif aset terhadap pe- ngan prospek usaha yang sangat baik sekalipun, te-
luang penolakan kredit, jika dibandingkan model tapi jika jaminan yang digunakan sebuah UMKM
1 sebesar 0,44%. Di samping itu, dampak parsial kurang atau tidak ada, akan sulit untuk mempero-
jaminan dalam model 2 terhadap peluang penolak- leh persetujuan kredit perbankan, khususnya saat
an kredit adalah sebesar 0,0133*aset. Menggunakan kredit tersebut diajukan ke selain bank pemerintah.
nilai rata-rata aset dalam sampel hasilnya adalah Berdasarkan hasil estimasi dan simulasi kedua
sebesar 0,2320. Artinya, jika nilai jaminan yang dia- model tersebut, dapat penulis sampaikan temuan
jukan oleh UMKM lebih kecil dari nilai pengajuan penting utama yang diperoleh dari penelitian ini
kredit, akan memiliki peluang lebih besar untuk sebagai berikut. Pertama, implikasi dari temuan ini
ditolak kreditnya sebesar 23,2%, dibandingkan ji- adalah pentingnya kecukupan nilai jaminan bagi
ka nilai jaminan lebih besar dari nilai pengajuan UMKM dalam mengajukan kredit. Lembaga pen-
kredit. jamin kredit merupakan solusi bagi permasalahan
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk yang dihadapi UMKM jika mengalami masalah ti-
mengetahui tentang dampak jaminan terhadap pe- dak tersedianya jaminan namun sudah memiliki
luang penolakan kredit yang diajukan oleh UMKM kelayakan untuk menerima kredit (Cowling, 2007;
ke perbankan di Sumatera Barat, maka berikut ini Holton et al., 2013). Kedua, berdasarkan hasil temu-
dapat disampaikan simulasi hasil estimasi yang di- an penelitian ini, lembaga keuangan selain bank
lakukan dengan menggunakan asumsi sebagai ber- pemerintah, yaitu bank umum swasta nasional,
ikut: (a) simulasi dilakukan dengan menggunakan BPR, dan LPM, masih memiliki kecenderungan un-
hasil estimasi model 1; (b) UMKM mengajukan kre- tuk menolak kredit UMKM. Di sisi lain, keterlibat-
dit ke selain bank pemerintah (bank swasta, Bank an semua lembaga pembiayaan non-bank peme-
Perkreditan Rakyat (BPR), dan Lembaga Pembia- rintah sangat penting untuk meningkatkan penya-
yaan Mikro (LPM)); (c) aset yang dimiliki adalah luran kredit ke kelompok UMKM. Selanjutnya, di-
sebesar rata-rata nilai aset dalam sampel yang di- kaitkan dengan model teoritis yang dikemukakan
peroleh berdasarkan hasil survei; (d) mengguna- oleh Mahjabeen (2010), sebuah bank yang memiliki
kan jaminan/agunan yang nilainya lebih kecil di- tujuan memaksimalkan keuntungan perlu menge-
bandingkan kebutuhan kreditnya; (e) pendidikan lola fasilitas kredit melalui lembaga khusus penya-
pemilik tamat SMA atau lebih tinggi; (f) usia usa- luran kredit mikro perbankan.
ha menggunakan informasi yaitu telah melakukan
usaha/kegiatan selama rata-rata usia usaha sam-
pel; (g) jangka waktu kredit yang diajukan adalah Kesimpulan
rata-rata jangka waktu kredit yang diajukan dalam
sampel yang diperoleh (bulan); (h) UMKM terse- Simpulan utama yang dapat penulis sampaikan
but bergerak di sektor industri; dan (g) tanggung- dalam hasil penelitian ini adalah peranan jaminan
JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14
Marta, J. & Satria, D. 13

Tabel 3: Simulasi Pertama

Ln Odd Ratio Odd Ratio Peluang Ditolak


0,400151 1,49205 0,59872
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

Tabel 4: Simulasi Kedua

Ln Odd Ratio Odd Ratio Peluang Ditolak


-2,01915 0,13277 0,11721
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

yang penting dalam peluang sebuah kredit yang links/00b4951b3569e7416d000000.pdf. Tanggal akses
diajukan oleh UMKM ditolak bank. Selanjutnya, 23 November 2012.
[3] Bank Indonesia. (2011). Laporan Perekonomian Indonesia
karakteristik pengelola atau pemilik UMKM (usia, Tahun 2010. Jakarta: Direktorat Riset Ekonomi dan Ke-
tingkat pendidikan, dan dependensi rasio) tidak bijakan Moneter Bank Indonesia. Diakses dari http:
memiliki dampak signifikan terhadap penentu pe- //www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/
nolakan kredit yang diajukan UMKM oleh bank perekonomian/Pages/lpi_2010.aspx. Tanggal akses 7
Desember 2012.
dan lembaga pembiayaan lainnya. Variabel lain [4] Bank Indonesia. (2012). Statistik Ekonomi dan Keuangan Dae-
yang signifikan menentukan penolakan bank ada- rah (SEKDA). Diakses dari www.bi.go.id/id/statistik/
lah karakteristik usaha (yaitu aset dan jenis usaha sekda/statistikregional.aspx. Tanggal akses 7 Desem-
UMKM) dan karakteristik pinjaman (yaitu jangka ber 2012.
[5] Bebczuk, R. N. (2004). What Determines the Access
waktu kredit yang diajukan dan tempat pengajuan to Credit by SMEs in Argentina? Documentos de Tra-
kredit). Berdasarkan hasil simulasi yang penulis la- bajo, 48. Diakses dari http://sedici.unlp.edu.ar/
kukan, perubahan peluang penolakan kredit yang bitstream/handle/10915/3532/Documento_completo_
paling besar terjadi disebabkan oleh kecukupan ni- _.pdf?sequence=1. Tanggal akses 23 November 2012.
[6] Beck,T., Demirgüç-Kunt, A., & Levine, R. (2003). Small and
lai jaminan. Medium Enterprises, Growth, and Poverty: Cross-Country
Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, un- Evidence. World Bank Policy Research Working Paper
3178. Diakses dari http://documents.worldbank.org/
tuk peningkatan jangkauan pelayanan perbankan,
curated/en/558581468779354920/pdf/WPS3178.pdf.
khususnya peningkatan penyaluran kredit ke sek- Tanggal akses 7 Desember 2012.
tor UMKM, penting bagi pemerintah untuk men- [7] Cowling, M. (2007). The Role of Loan Guarantee
jamin kredit bagi UMKM yang memiliki potensi Schemes in Alleviating Credit Rationing in the UK.
IES Working Paper: WP7. United Kingdom: Institute
usaha yang baik untuk berkembang namun tidak for Employment Studies (IES) University of Sussex.
memiliki jaminan yang cukup. Hasil penelitian ini Diakses dari http://www.employment-studies.co.uk/
menunjukkan pentingnya lembaga penjamin kre- system/files/resources/files/wp7.pdf. Tanggal akses
dit untuk UMKM yang memiliki potensi besar un- 23 November 2012.
[8] de Aghion, B. A., & Morduch, J. (2005). The Economics of
tuk berkembang, namun memiliki keterbatasan da- Microfinance. Cambridge, MA: MIT Press.
lam hal penyediaan jaminan untuk memperoleh [9] Diamond, D. W. (1989). Reputation Acquisition in Debt
kredit perbankan. Markets. Journal of Political Economy, 97(4), 828–862.
[10] Gorman, G. G., Rosa, P. J., & Faseruk, A. (2005). Institu-
tional Lending to Knowledge-Based Businesses. Journal of
Business Venturing, 20(6), 793–819.
[11] Holton, S., McCann, F., Prendergast, K., & Purdue, D.
Daftar Pustaka (2013). Policy Measures to Improve Access to Credit for
SMEs: A Survey. Quarterly Bulletin, 4, 91–110.
[1] Akerlof, G. A. (1970). The Market for ”Lemons”: Quali- [12] Jaffee, D., & Russell, T. (1976). Imperfect Information, Un-
ty Uncertainty and the Market Mechanism. The Quarterly certainty, and Credit Rationing. The Quarterly Journal of
Journal of Economics, 84(3), 488–500. Economics, 90(4), 651–666.
[2] Argentiero, A. (2009). Some New Evidence on the [13] Le, P. N. M. (2012). What Determines the Access to Credit
Role of Collateral: Lazy Banks or Diligent Banks? by SMEs?: A Case Study in Vietnam. Journal of Management
Working Paper n. 113. Roma, Italy: Institute for Stu- Research, 4(4), 90–115.
dies and Economic Analyses (Istituto Di Studi E [14] Levine, R. (2004). Finance and Growth: Theory and Evi-
Analisi Economica/ISAE). Diakses dari https://www. dence. NBER Working Paper Series 10766. Cambridge,
researchgate.net/profile/Amedeo_Argentiero/ MA: National Bureau of Economic Research. Diakses dari
publication/46469796_Some_New_Evidence_on_the_ http://www.nber.org/papers/w10766.pdf. Tanggal ak-
Role_of_Collateral_Lazy_Banks_or_Diligent_Banks/ ses 7 Desember 2012.

JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14


14 Dampak Jaminan terhadap Peluang Memperoleh Kredit...

[15] Mahjabeen, R. (2010). On The Provision of Micro Loans -


Microfinance Institutions and Traditional Banks. Journal of
Economic Development, 35(1), 59–73.
[16] Muravyev, A., Schaefer, D., & Talavera O., (2008). Entre-
preneurs’ Gender and Financial Constraints: Evidence
from International Data. Discussion Paper Series DP# 11.
Kyiv, Ukraine: Kyiv School of Economics and Kyiv Econo-
mics Institute. Diakses dari http://repec.kse.org.ua/
pdf/KSE_dp11.pdf. Tanggal akses 23 November 2012.
[17] Nuryartono, N., Zeller, M., & Schwarze, S. (2005). Credit
Rationing of Farm Households and Agricultural Product-
ion: Empirical Evidence in the Rural Areas of Central Sula-
wesi, Indonesia. Conference on International Agricultural Re-
search for Development (Tropentag 2005), University of Hohen-
heim, Stuttgart-Hohenheim, October 11-13, 2005. Stuttgart,
Germany. Diakses dari http://www.tropentag.de/2005/
abstracts/full/419.pdf. Tanggal akses 23 November
2012.
[18] Stiglitz, J. E., & Weiss, A. (1981). Credit Rationing in Mar-
kets with Imperfect Information. The American Economic
Review, 71(3), 393-410.
[19] Wanjau, C. W., King’wara, R., Kinyua, A. N., Nyakang’o,
E. O., Langat, L. C., & Karani, L. M. (2014). Factors Affect-
ing Access to Credit by Small and Medium Enterprises in
Microfinance Institutions in Nakuru Municipality, Kenya.
Journal of Innovative Research & Studies, 3(1), 385–402. Diak-
ses dari http://www.ijirs.com/vol3_issue-1/30.pdf.
Tanggal akses 7 Desember 2012.
[20] Wesaratchakit, W., Subhanij, T., Roengpitya, R., Sawang-
ngoenyuang, W., & Sereevoravitgul, C. (2010). Financing
Thailand for Balanced and Sustainable Growth. Bank
of Thailand Symposium 2010, SP/03/2010. Supervision
and Monetary Policy Group Bank of Thailand. Diakses
dari https://www.bot.or.th/Thai/MonetaryPolicy/
ArticleAndResearch/SymposiumDocument/Paper3_
2553.pdf. Tanggal akses 23 November 2012.
[21] Winkelmann, R., & Boes, S. (2006). Analysis of Microdata.
Springer Science & Business Media.
[22] Wooldridge, J. M. (2005). Introductory Econometrics: A Mo-
dern Approach. 3rd Edition. Boston: Addison Wesley.
[23] World Bank. (1994). Can Intervention Work? The Role of Go-
vernment in SME Success. Washington, DC: World Bank.
[24] World Bank. (2001). Small and Medium Enterprise (SME)
World Bank Group Review of Small Business Activities - 2001.
Working Paper 23417. Washington, DC: World Bank. Di-
akses dari http://documents.worldbank.org/curated/
en/686931468765624340/pdf/multi0page.pdf. Tanggal
akses 7 Desember 2012.

JEPI Vol. 16 No. 1 Juli 2015, hlm. 1–14

Anda mungkin juga menyukai