Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRE MONOUPOUSE DI POLI KLINIK

RUMAH SAKIT PEKANBARU MEDICAL CENTER (PMC)

KELOMPOK 3

POLI KEBIDANAN (GERBONG MATERNITAS )

1. Alta Fitra S.Kep


2. Esrawati S.Kep
3. Mirna Hertika S.Kep
4. Nurul Resti Rahmi S.Kep
5. Siti Rochayati S.Kep
6. Tutina Husaini S.Kep
7. Winda Sari S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes PEKANBARU MEDICAL CENTER
TAHUN 2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG PRE MONOUPOUSE DI POLI KEBIDANAN RS PMC

(SAP)

A. IDENTIFIKASI MASALAH
Pre monoupouse merupakan hal yang akan dilalui oleh seorang wanita sampai
menuju monoupouse . dalam masa ini diharapkan wanita dapat mengenal dan mendeteksi
dini terhadap perubahan pada dirinya sendiri sehingga dalam menjalani masa ini sesuai
dengan mestinya sehingga masa tua dapat dilalui dengan sehat dan bugar. Periode ini
dapat berlangsung hingga 3 sampai 4 tahun sebelum menopouse terjadi. Perlu ibu-ibu
ketahui bahwa menopouse itu artinya menstruasi yang terakhir. Di masa ini biasanya
kaum perempuan mengalami gangguan-gangguan karena penurunan hormone kelamin
dan usia.
Perimenopause adalah masa di mana tubuh mulai bertransisi menuju menopause.
Masa ini bisa terjadi selama dua hingga delapan tahun, ditambah satu tahun di akhir
periode menuju menopause. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses
berhentinya masa reproduksi.
Pada periode ini, umumnya tingkat produksi hormon estrogen dan progesteron
berfluktuasi, naik dan turun tak beraturan. Siklus menstruasi pun bisa tiba-tiba
memanjang atau memendek. Biasanya, masa perimenopause ini terjadi di usia 40-an, tapi
banyak juga yang mengalami perubahan ini saat usianya masih di pertengahan 30-an.
B. PENGANTAR

Bidang Studi : Keperawatan Maternitas


Topik : Pre Menopause
Subtopik : Sehat dan Bugar di usia pre menopause
Sasaran : Pengunjung poli Klinik RS PMC
Jam : 09.00 WIB
Hari/Tanggal : 24 januari 2019
Waktu : 30 menit
Tempat : Di Poli klinik Rs PMC

C. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan para
pengunjung poli klinik Rs PMC dapat mengerti dan memahami pengertian tentang tanda
gejala dan cara mengatasi pre menoupouse.

D. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pengunjung poli klinik


dapat:
1. Memahami pengertian premenopause
2. Memahami penyebab premenopause
3. Memahami tanda dan gejala premenopause
4. Memahami permasalahan akibat premenopause
5. Memahami Pencegahan dan Penanggulangan Premenopause
E. MATERI

Terlampir
F. MEDIA
1. Leaflet
2. Laptop
3. Infocus
4. Materi SAP
G. METODE

1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
H. SETTING TEMPAT

PR MD PA

P O
P P P

DK
F F F

D CI
Keterangan :
PR: Preseptor
MD: moderator
P : Pasien
F : Fasilitator
O: Observer
D: Dosen
Dk: Dokumentasi
I. PENGORGANISASIAN
1. Presentator : Nurul Resti Rahmi S.Kep
Winda Sari S.Kep
2. Moderator : Tutina S.Kep
3. Fasilitator : Alta Fitra S.Kep
Esrawati S.Kep
4. Observer : Mirna Hertika S.Kep
5. Dokumentasi : Siti Rochayati S.Kep

J. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan : 1. Menjawab salam
1. Memberi salam 2. Melakukan kontrak waktu
2. Memperkenalkan diri 3. Mendengarkan dan
3. Melakukan kontrak waktu memperha
4. Menjelaskan maksud dan tujuan penyuluhan
5. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan
disampaikan

2 15 menit Pelaksanaan : Menyimak, memahami dan


1. Menjelaskan materi berurutan dan teratur. memperhatikan
Materi:
1. Memahami pengertian premenopause
2. Memahami penyebab premenopause
3. Memahami tanda dan gejala
premenopause
4. Memahami permasalahan akibat
premenopause
5. Memahami Pencegahan dan
Pengobatan Premenopause

3 10 menit Evaluasi Merespon dan bertanya


1. Memberi kesempatan kepada ibu untuk
bertanya
4. 5 menit Penutup : Menyimpulkan
1. Mengakhiri penyuluhan bersama-sama Menjawab
2. Kesimpulan salam
3. Mengucapkan terimakasih
4. salam

K. URAIAN TUGAS
1. Persiapan
a. Ketua panitia : Alta Fitra, S.Kep
Tugas : Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan kegiatan
b. Pembawa acara : Tutina, S.Kep
Tugas :
 Membuka acara
 Menjelaskan tujuan
 Membuat kontrak waktu
 Menutup kegiatan
c. Presentator : Nurul Resti Rahmi, S.Kep
Winda Sari, S.Kep
Tugas : Presentase penyuluhan pre menopause
d. Observer : Mirna Hertika, S.Kep
Tugas :
 Mencatat hasil musyawarah
 Mengamati jalannya kegiatan
 Membuat laporan hasil kegiatan
e. Dokumentasi : Siti Rochayati, S.Kep
Tugas : mendokumentasikan kegiatan musyawarah
f. Fasilitator : Alta Fitra, S.Kep
: Esrawati, S.Kep
Tugas : memfalisitasi kelancaran kegiatan

L. PENGESAHAN

Pekanbaru , 23 januari 2019


Pemberi Materi Penyuluhan

( )

Mengetahui, Pembimbing 1 mengetahui, pembimbing CI

( Ns.Reni M.Kep ) (Ns. Wahyu Saputra S.Kep )


X. Evaluasi
Metode Evaluasi : Diskusi dan ceramah
Jenis Pertanyaan : Lisan
Pertanyaan dan Jawaban
1. Pengertian Pre Menopause
Suatu kondisi fisiologi pada perempuan yang memasuki proses penuaan yang ditandai
dengan menurunnya kadar hormon estrogen dari ovarium.
2. Tanda dan gejala Pre Menopause
Pre menopouse biasanya didahului oleh berbagai gejala seperti haid tidak teratur, gangguan
seperti sulit tidur, mudah tersinggung, sakit kepala, berdebar dan lain-lain.
3. Cara mengatasi gejala Pre Menopause
Konsumsi nutrisi yang cukup, olah raga/ melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit Sehari,
dan mengurangi stres.

XI. LAMPIRAN MATERI


PREMENOPAUSE
A. Pengertian
Sebelum menopause di dahului masa pre menopause. Suatu kondisi fisiologi pada
perempuan yang memasuki proses penuaan yang ditandai dengan menurunnya kadar hormon
estrogen dari ovarium. Hormon ini sangan berperan dalam reproduksi dan seksualitas.
Terjadinya masa peralihan dari masa subur menuju masa tidak subur. Gejala pre menopause
pada usia 40 an dan puncaknya pada saat usia 50 an. Pada masa pre menopause perempuan
menyesuaikan diri dengan menurunnya hormon dari ovarium.
B. Penyebab Pre Menopause
Pre menopause terjadi bila wanita mengalaminya kurang dari usia 47 tahun atau bahkan
kurang dari 40 tahun. Petras (1999). Menopause adalah fase normal dalam kehidupan
seorang wanita, meski waktunya tidak akan sama. Selain faktor gaya hidup seperti alkohol,
rokok, faktor stres dan genetik yang menentukan cepat atau lambatnya menopause, faktor
lainnya adalah:
1) Sejarah keluarga
Masa menopause seorang wanita cenderung di usia yang sama, saat ibu atau saudara
perempuan lainnya mengalami menopause. Tapi pernyataan ini masih dapat
diperdebatkan.

2) Tidak pernah melahirkan.


Beberapa penelitian menunjukkan, wanita yang belum atau tidak pernah melahirkan,
akan mengalami menopause lebih awal.

3) Kondisi jantung
Sakit jantung sering dikaitkan dengan menopause dini, diperkirakan berkaitan dengan
meningkatnya kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi.
4) Terapi kanker masa kecil
Terapi kanker di usia anak-anak, seperti kemoterapi, radiasi pelvic, dan konsumsi
tamoxifen (bagian dari pengobatan kanker payudara) juga dikaitkan dengan menopuse
dini.
5) Histerektomi.
Pengangkatan rahim biasanya tidak berakibat menopause dini, meski ovarium tetap akan
melepas sel telur. Hanya saja, operasi ini biasanya akan mempercepat datangnya
menopause.

C. Tanda dan gejala Premenopause


a. Menstruasi tidak teratur
Intervalnya dapat memanjang atau memendek, sedikit dan berlimpah, bahkan Anda
mungkin akan melewatkan beberapa periode menstruasi. Ovulasi menjadi tidak teratur,
rendahnya kadar progesteron dapat membuat Anda mengalami periode menstruasi yang
lebih panjang.
b. Gangguan tidur dan hot flashes.
Sekitar 75-85 persen wanita mengalami hot flashes selama premenopause. Hot
flashes adalah gelombang panas tubuh yang datang tiba-tiba, akibat perubahan kadar
estrogen yang menyerang tubuh bagian atas dan muka. Serangan ini ditandai dengan
munculnya kulit yang memerah di sekitar muka, leher dan dada bagian atas, detak jantung
yang kencang, badan bagian atas berkeringat, termasuk gangguan tidur.
c. Perubahan Psikologis
Beberapa wanita mengalami depresi, tetapi perubahan psikologis ini akibat terjadinya
gangguan tidur.
d. Organ intim mengering
Vagina mulai mengalami kekurangan cairan dan elastisitas, sehingga hubungan intim dapat
menyakitkan.
Kesuburan berkurang
Ovulasi atau pelepasan sel telur menjadi tidak teratur, sehingga kemungkinan bertemunya
sel telur dengan sperma menjadi lebih rendah walau masih mungkin untuk hamil.
e. Perubahan fungsi seksual
Selama premenopause, keinginan untuk berhubungan intim dapat berubah, tetapi pada
banyak wanita akan mengalami masa-masa menyenangkan sebelum masa menopause tiba
dan biasanya berlanjut sampai melewati masa premenopause.
f. Osteoporosis
Pengeroposan tulang ini terjadi sebagai akibat berkurangnya hormon estrogen.
g. Perubahan kadar kolesterol
Berkurangnya estrogen akan merubah kadar kolesterol dalam darah dan meningkatkan
kadar kolesterol jahat (LDL) yang mengakibatkan risiko terkena penyakit jantung.
Sedangkan HDL atau kolesterol baik, menurun sesuai pertambahan usia.
D. Permasalahan Akibat Pre Menopause
1. Masalah Fisik

Secara fisik biologis, keluhan yang sering diutarakan wanita menopause adalah:

a. sakit kepala,

b. cepat lelah,

c. Rematik

d. sakit pinggang,

e. sesak napas,

f. susah tidur dan

g. osteoporosis.

Keluhan lainnya (Tina NK, 2011) adalah :

a. Berkurangnya cairan vagina sehingga timbul iritasi dan rasa nyeri saat berhubungan
intim.

b. Dengan bertambahnya usia, tubuh membutuhkan lebih sedikit lemak dari sebelumnya.

Hal ini karena kemampuan tubuh untuk mengolah lemak berkurang dan memerlukan waktu
lebih lama untuk masuk dalam darah. Akibatnya, wanita menopause berisiko kelebihan berat
badan yang bisa berujung pada penyakit jantung koroner dan penyempitan pembuluh darah.
Namun, diet bebas lemak bukan langkah yang tepat karena tubuh masih memerlukan lemak jenis
tertentu untuk membangun sel-sel baru, mengembangbiakkan bakteri positif di pencernaan dan
bahan pembentuk estrogen secara

a. endometrial,
b. cervix,
c. uterine dan
1. Payudara.

Alami Resiko penyakit lainnya adalah kanker dengan berbagai jenis yaitu :
Faktor yang memicu kanker endometrial yaitu: tekanan darah tinggi, kegemukan, diabetes
dan nullparity atau tidak pernah melahirkan (Reitz 2010).

Satu hal yang penting adalah sejarah pemakaian alat KB oleh wanita menopause.
Beberapa wanita menghubungkan cepatnya mengalami menopause dan resiko perdarahan
yang panjang dengan pemakaian IUD. Sebagian wanita yang menggunakan alat KB suntik
dan pil mengalami masa haid yang tidak teratur. Akibatnya mereka ragu-ragu untuk
menggunakan kontrasepsi dan mereka menghadapi resiko kehamilan tidak diinginkan.

2. Masalah Psikis

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa tekanan psikis yang timbul dari nilai sosial
mengenai wanita menopause memberikan kontribusi terhadap gejala fisik selama periode pre
dan pasca menopause. Gejala fisik yang dirasakan dapat memicu munculnya masalah psikis.
Perasaan yang biasa muncul pada fase ini antara lain:

a. rapuh,
b. sedih
c. tertekan
d. Depresi
e. tidak konsentrasi bekerja dan
f. mudah tersinggung.

Namun, dalam masyarakat Bugis fase menopause dinilai sebagai sesuatu yang positif
karena wanita menopause merasa tubuhnya lebih bersih dan dapat menjalankan ibadah
dengan penuh.

E. Upaya pencegahan dan pengobatan pre menoupouse


Petras (2010) dalam bukunya menyatakan bahwa Hormon Replacement Therapy (HRT)
dalam jangka pendek memberi lebih banyak manfaat bagi mereka yang mengalami
menopause prematur. Pengobatan HRT tersedia dalam berbagai bentuk, beberapa yang
sudah ada yaitu secara oral (pil, kapsul, tablet), koyo dan cream. Namun, Petras
mengingatkan bahwa pemakaian HRT harus didasarkan atas konsultasi dokter dan
memperhatikan sejarah kesehatan pasien. Ada beberapa orang yang tidak boleh melakukan
HRT antara lain:

a. memiliki penyakit diabetes


b. lupus
c. tekanan darah tinggi
d. penyakit hati
e. kanker payudara dan
f. endometriosis

Studi paling mutakhir dari JAMA (Journal of the American Medical Association)
dan WHI (Women Health Initiatives) menjelaskan bahwa HRT meningkatkan risiko
inkontensia, stroke, kanker payudara, penyakit hati dan dementia. Keuntungan dari HRT
yaitu mengurangi kemungkinan kanker colon dan patah tulang (Napoli, 2009).Pencegahan
yang dianggap ampuh justru berasal dari nasehat turun temurun dan sangat murah dan mudah
untuk dilakukan. Beberapa di antaranya:
a. Selalu berdiri, duduk dan berjalan dengan tegak.
b. Mengurangi pemakaian garam untuk menghindari penumpukan air oleh jaringan.
c. Berolahraga, mulai dari berjalan jauh atau senam jantung.
Mengkonsumsi beberapa jenis vitamin (A, B, C, E complex, D, Bioflavonoid) dan
kalsium atau jenis makanan yang mengandung keduanya.
d. Jangan merokok,jangan minum alkohol dan minum banyak air putih.
Memeriksakan kesehatan secara berkala (Petras, 1999).
e. Rasa tidak nyaman atau nyeri pada saat berhubungan intim karena kurangnya cairan
vagina bisa diatasi dengan pemberian jelly atau lubricant yang banyak dijual di apotek.

Hal lain yang perlu dipahami adalah pemahaman mengenai sistem metabolisme tubuh
manusia. Reitz (1979) menerangkan bahwa dengan berhentinya menstruasi tidak berarti
produksi estrogen juga berhenti. Tubuh manusia adalah satu kesatuan, bila yang satu tidak
dapat melakukan fungsinya ada kemungkinan organ lain mengambil alih tugas itu, walau
dengan jumlah yang berbeda.
F. Pelayanan Kesehatan bagi Wanita Menopause
Hal ini dilakukan sebagai cara termudah dan teraman yang dapat mereka usahakan Dalam
menghadapi menopause, wanita perlu memeriksakan tubuhnya. Untuk memeriksa penyakit
arteriosklerosis dan osteoporosis datanglah ke dokter penyakit dalam. Sementara untuk
mengidentifikasi kelainan pada alat reproduksi dan payudara bisa datang ke dokter kandungan.
Seorang psikolog juga dapat membantu mempersiapkan mental dalam menghadapi perubahan
kondisi tubuh. Tetapi memang tidak semua wanita menopause mau mengkonsultasikan
gangguan yang dialami kepada dokter kandungan atau penyakit dalam. Alasannya bisa karena
rasa malu, tidak menganggap penting masalah kesehatan, diremehkan oleh dokter dan tidak
mempunyai biaya.

Samil (2009) mengatakan bahwa dalam masa menopause hendaknya wanita


memeriksakan dirinya secara berkala paling sedikit 6 bulan sekali. Sementara Reitz menekankan
bahwa lebih dari 90% kanker ditemukan oleh wanita sendiri daripada oleh dokter. Dapat
disimpulkan bahwa deteksi kelainan secara dini menentukan kualitas kesehatan dan pengobatan
efektif bagi wanita menopause. Wanita menopause di Indonesia biasa menggunakan ramuan
tradisional dan obat yang dijual bebas (obat warung) sebagai bagian dari pemeliharaan kesehatan
mereka. Tindakan bagi tubuh mereka sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan.Jakarta : YBP-SP.


2. Bagian Obstetri dan Ginekologi. 2011. Ginekologi. Bandung : Elstar Offset.

Anda mungkin juga menyukai