BAB I
PEMBAHASAN
1. Definisi Proyeksi
Jika pada garis AB, titik A dihubungkan dengan garis l dan berpotongan di 𝐴’
dan titik B juga dihubungkan dengan garis yang tegak lurus dengan garis l dan
berpotongan di 𝐵’, maka akan terlihat seperti gambar di bawah ini.
Garis yang berwarna merah yakni garis 𝐴’𝐵’ adalah proyeksi garis AB
terhadap garis l
Sekarang perhatikan gambar di bawah ini
2
Jika pada tiap ujung garis l kita tarik garis yang tegak lurus dengan ruas garis
AB maka akan tampak seperti gambar di bawah ini
Pada gambar di atas, ruas garis yang berwarna merah adalah proyeksi ruas
garis l terhadap AB.
Proyeksi adalah pemetaan suatu daerah secara tegak lurus terhadap daerah lainnya
atau dalam arti sederhana adalah menarik garis yang tegak lurus terhadap bidang datar
Pada teorema proyeksi segitiga siku-siku ini terdapat beberapa teorema yaitu :
1) Kuadrat sisi siku-siku sama dengan hasil kali proyeksi ke sisi miring
dan sisi miring sendiri
𝑎2 = 𝑐𝑝 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏 2 = 𝑐𝑞
Bukti
Dari segitiga diatas dapat kita lihat bahwa ∆𝐵𝐷𝐶 ~ ∆𝐴𝐵𝐶 , sehingga
𝐵𝐶 𝐵𝐷
= ⇔ 𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐵 × 𝐵𝐷
𝐴𝐵 𝐵𝐶
⇔ 𝑎2 = 𝑐𝑝 (terbukti)
Dari segitiga diatas dapat kita lihat bahwa ∆𝐴𝐷𝐶 ~ ∆𝐴𝐵𝐶 , sehingga
𝐴𝐷 𝐴𝐶
= ⇔ 𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵 × 𝐴𝐷
𝐴𝐶 𝐴𝐵
⇔ 𝑏 2 = 𝑐𝑞 (terbukti)
4
2) Kuadrat garis tinggi ke sisi miring sama dengan hasil kali bagian sisi
miring
𝑡 2 = 𝑝𝑞
Bukti :
Dari segitiga diatas dapat kita lihat bahwa ∆𝐴𝐶𝐷 ~ ∆𝐵𝐷𝐶 , sehingga
𝐶𝐷 𝐴𝐷
= ⇔ 𝐶𝐷2 = 𝐵𝐷 × 𝐴𝐷
𝐵𝐷 𝐶𝐷
⇔ 𝑡 2 = 𝑝𝑞 (terbukti)
3) Hasil kali sisi siku-siku sama dengan hasil kali sisi miring dan garis
tinggi ke sisi miring itu.
𝑎𝑏 = 𝑡𝑐
Bukti :
Dari segitiga diatas dapat kita lihat bahwa ∆𝐵𝐷𝐶 ~ ∆𝐴𝐵𝐶 , sehingga
𝐵𝐶 𝐶𝐷
= ⇔ 𝐵𝐶 × 𝐴𝐶 = 𝐶𝐷 × 𝐴𝐵
𝐴𝐵 𝐴𝐶
⇔ 𝑎𝑏 = 𝑡𝑐 (terbukti)
4) Kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat kedua sisi yang lain
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2
5
𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐𝑝 + 𝑐𝑞
𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐(𝑝 + 𝑞)
𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐. 𝑐
𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐 2
𝒄𝟐 = 𝒂𝟐 + 𝒃𝟐 (terbukti)
Contoh Soal
a) BC
b) BD
c) AD
Jawab :
a) Berdasarkan teorema Pythagoras, untuk menemukan panjang sisi BC
digunakan menggunakan rumus :
𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐶 2 + 𝐴𝐵 2
𝐵𝐶 2 = 162 + 122
𝐵𝐶 2 = 256 + 144
𝐵𝐶 2 = 400
𝐵𝐶 = √400
𝐵𝐶 = 20 𝑐𝑚
6
𝐶𝐷2 = 𝐴𝐶 2 − 𝐴𝐷2
𝑡 2 = 𝑏 2 − 𝑥 2 … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (∗)
𝐶𝐷2 = 𝐵𝐶 2 − 𝐵𝐷2
𝐶𝐷2 = 𝐵𝐶 2 − (𝐴𝐵 − 𝐴𝐷)2
𝑡2 = 𝑎2 − (𝑐 − 𝑥)2
𝑡2 = 𝑎2 − (𝑐 2 − 2𝑐𝑥 + 𝑥 2 )
𝑡2 = 𝑎2 − 𝑐 2 + 2𝑐𝑥 − 𝑥 2 … … … … … … … … … … … … . (∗∗)
Dari (*) dan (**) akan diperoleh persamaan yang baru yakni:
𝑎2 − 𝑐 2 + 2𝑐𝑥 − 𝑥 2 = 𝑏 2 − 𝑥 2
𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 2𝑐𝑥
8
Sehingga kesimpulannya
Pada suatu segitiga lancip, kuadrat panjang sisi yang berhadapan dengan sudut lancip
sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain dikurangi dua kali panjang
sisi yang satu dan proyeksi sisi yang kedua ke sisi yang pertama
Contoh soal
Jawab :
𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐶 2 + 𝐴𝐵 2 − 2. 𝐴𝐵. 𝐴𝐷
2
(10√3) = 102 + 202 − 2.20. 𝐴𝐷
40𝐴𝐷 = 200
𝐴𝐷 = 5 𝑐𝑚
9
𝐵𝐷 = 𝐴𝐵 − 𝐴𝐷
𝐵𝐷 = 20 − 5
𝐵𝐷 = 15 𝑐𝑚
𝐵𝐷2 = 𝐴𝐵 2 − 𝐴𝐷2
𝑦 2 = 𝑐 2 − 𝑥 2 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (∗)
𝐵𝐷2 = 𝐵𝐶 2 − 𝐶𝐷2
𝑦 2 = 𝑎2 − (𝑏 + 𝑥)2
𝑦 2 = 𝑎2 − (𝑏 2 + 2𝑏𝑥 + 𝑥 2 )
𝑦 2 = 𝑎2 − 𝑏 2 − 2𝑏𝑥 − 𝑥 2 … … … … … … … … … … … … … … . (∗∗)
𝑎2 − 𝑏 2 − 2𝑏𝑥 − 𝑥 2 = 𝑐 2 − 𝑥 2
𝒂𝟐 = 𝒃𝟐 + 𝒄𝟐 + 𝟐𝒃𝒙
11
Sehingga kesimpulannya
Pada suatu segitiga tumpul, kuadrat panjang sisi yang berhadapan dengan sudut
tumpul sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain ditambah dua
kali panjang sisi yang satu dan proyeksi sisi yang kedua ke sisi yang pertama
Contoh Soal
5. Teorema Stewart
Berdasarkan Teorema Proyeksi, dapat dikembangkan teorema lainnya,
yaitu Teorema Stewart, yang dapat digunakan untuk menentukan panjang ruas
garis yang menghubungkan salah satu titik sudut dari sebuah segitiga dengan
sembarang titik pada sisi di depannya, jika letak titik itu dan panjang ketiga
sisi segitiga itu diketahui. Misalnya pada ∆𝐴𝐵𝐶 di bawah ini, panjang ruas
garis (yaitu x) yang menghubungkan titik sudut C dengan titik P yang terletak
pada sisi AB, sehingga AP = c1 dan BP = c2, dapat ditentukan.
𝑎2 = 𝑐2 2 + 𝑥 2 + 2𝑐2 𝑝……………………………………………..(*)
𝑏 2 = 𝑐1 2 + 𝑥 2 − 2𝑐1 𝑝
Eliminasikan p dari persamaan (*) dan (**) dengan mengalikan kedua ruas
pada persamaan (*) dengan c1 dan mengalikan persamaan (**) dengan c2
𝑎2 𝑐1 = 𝑐1 𝑐2 2 + 𝑐1 𝑥 2 + 2𝑐1 𝑐2 𝑝
𝑏 2 𝑐2 = 𝑐1 2 𝑐2 + 𝑐2 𝑥 2 − 2𝑐1 𝑐2 𝑝
+
𝑎2 𝑐1 + 𝑏 2 𝑐2 = 𝑐1 𝑐2 2 + 𝑐1 2 𝑐2 + 𝑐1 𝑥 2 + 𝑐2 𝑥 2
𝑎2 𝑐1 + 𝑏 2 𝑐2 = 𝑐1 𝑐2 2 + 𝑐1 2 𝑐2 + 𝑐1 𝑥 2 + 𝑐2 𝑥 2
𝑎2 𝑐1 + 𝑏 2 𝑐2 = 𝑐1 𝑐2 (𝑐2 + 𝑐1 ) + 𝑥 2 (𝑐1 +𝑐2 )
𝑎2 𝑐1 + 𝑏 2 𝑐2 = 𝑐1 𝑐2 𝑐 + 𝑥 2 𝑐
𝒙𝟐 𝒄 = 𝒂𝟐 𝒄𝟏 + 𝒃𝟐 𝒄𝟐 − 𝒄𝟏 𝒄𝟐 𝒄
Sehingga kesimpulannya
Jika garis x yang ditarik dari titik C dan membagi sisi c dalam
𝑐1 𝑑𝑎𝑛 𝑐2 maka 𝑥 2 𝑐 = 𝑎2 𝑐1 + 𝑏 2 𝑐2 − 𝑐1 𝑐2 𝑐
Contoh soal
1. Perhatikan gambar di bawah ini
Jawab :
15
Latihan Soal
KUNCI JAWABAN
1.
Diketahui :
𝐶𝐷 = 4 𝑐𝑚
𝐷𝐸 = 9 𝑐𝑚
𝐴𝐵 = 6 𝑐𝑚
𝐴𝐶 = 8 𝑐𝑚
Ditanya :
Panjang sisi 𝐶𝐸 = ⋯ ?
Jawab :
Karena BCDE merupakan jajar genjang maka panjang sisi 𝐷𝐸 = 𝐵𝐶 = 9 𝑐𝑚 dan panjang sisi
𝐶𝐷 = 𝐵𝐸 = 4 𝑐𝑚
𝐵𝐶 2 . 𝐴𝐸 = 𝐶𝐸 2 . 𝐴𝐵 + 𝐴𝐶 2 . 𝐵𝐸 − 𝐴𝐵. 𝐵𝐸. 𝐴𝐸
92 . 10 = 𝐶𝐸 2 . 6 + 82 . 4 − 6.4.10
810 = 6𝐶𝐸 2 + 16
6𝐶𝐸 2 = 794
𝐶𝐸 2 = 132,3
𝐶𝐸 = 11,5 𝑐𝑚
2.
Untuk mencari luas segitiga diatas kita harus mencari tinggi segitiga.
Proyeksikan ruas garis BC ke ruas garis AB, sehingga diperoleh hasil
proyeksi yaitu BD. CD merupakan tinggi dari segitiga tersebut.
19
𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐶 2 + 𝐴𝐵 2 − 2. 𝐴𝐵. 𝐴𝐷
30𝐴𝐷 = 120
𝐴𝐷 = 4 𝑐𝑚
𝐶𝐷 2 = 𝐴𝐶 2 − 𝐴𝐷2
𝐶𝐷 2 = 82 − 42
𝐶𝐷 2 = 64 − 16
𝐶𝐷 2 = 48
𝐶𝐷 = 4√3 𝑐𝑚
1
Luas ∆𝐴𝐵𝐶 = 2 × 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
1
= × 15 × 4√3
2
= 30√2 𝑐𝑚
3.
Diketahui
𝐴𝐶 = 12 𝑐𝑚
𝐵𝐶 = 16 𝑐𝑚
Ditanya :
Panjang sisi 𝐶𝐷 = ⋯ ?
𝐴𝐵 2 = 𝐵𝐶 2 + 𝐴𝐶 2
𝐴𝐵 2 = 162 + 122
𝐴𝐵 2 = 256 + 144
𝐴𝐵 2 = 400
𝐴𝐵 = 20 𝑐𝑚
20
𝐴𝐷 = 𝐷𝐸 = 𝐸𝐵 = 𝑐𝑚
3
21
𝐶𝐷 2 . 𝐴𝐵 = 𝐵𝐶 2 . 𝐴𝐷 + 𝐴𝐶 2 . 𝐵𝐷 − 𝐴𝐷. 𝐵𝐷. 𝐴𝐵
20 20 20 20
𝐶𝐷 2 . 20 = 162 . + 122 . (2. ) − (2. ) . 20
3 3 3 3
20 40 400
𝐶𝐷 2 . 20 = 256. + 144. − 40.
3 3 9
16.640
𝐶𝐷 2 . 20 =
9
16.640 1
𝐶𝐷 2 = .
9 20
832
𝐶𝐷 2 =
9
𝐶𝐷 = 9,615 𝑐𝑚
4.
Diketahui :
𝐵𝐶 = 𝐴𝐷 = 5 𝑐𝑚
𝐷𝐸 = 4 𝑐𝑚
𝐴𝐵 = 𝐶𝐷 = 8 𝑐𝑚
Ditanya :
𝐵𝐷 = ⋯ ?
Jawab :
Segitiga ADE merupakan segitiga siku-siku yang siku-siku di E. Dengan
menggunakan teorema Pythagoras diperoleh :
𝐴𝐸 2 = 𝐴𝐷 2 − 𝐷𝐸 2
𝐴𝐸 2 = 52 − 42
𝐴𝐸 2 = 25 − 16
𝐴𝐸 2 = 9
𝐴𝐸 = 3 𝑐𝑚
23
𝐵𝐷2 = 82 + 52 + 2.8.3
𝐵𝐷2 = 64 + 25 + 48
𝐵𝐷2 = 137
𝐵𝐷 = 11,7 𝑐𝑛
BAB II
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan:
𝑎2 = 𝑐𝑝 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏 2 = 𝑐𝑞
2) Kuadrat garis tinggi ke sisi miring sama dengan hasil kali bagian sisi
miring
𝑡 2 = 𝑝𝑞
3) Hasil kali sisi siku-siku sama dengan hasil kali sisi miring dan garis
tinggi ke sisi miring itu.
𝑎𝑏 = 𝑡𝑐
4) Kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat kedua sisi yang lain
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2
C
25
c. Pada suatu segitiga lancip, kuadrat panjang sisi yang berhadapan dengan
sudut lancip sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain
dikurangi dua kali panjang sisi yang satu dan proyeksi sisi yang kedua ke
sisi yang pertama
d. Pada suatu segitiga tumpul, kuadrat panjang sisi yang berhadapan dengan
sudut tumpul sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain
ditambah dua kali panjang sisi yang satu dan proyeksi sisi yang kedua ke
sisi yang pertama
e. Teorema Stewart dapat digunakan untuk menentukan panjang ruas garis
yang menghubungkan salah satu titik sudut dari sebuah segitiga dengan
sembarang titik pada sisi di depannya, jika letak titik itu dan panjang
ketiga sisi segitiga itu diketahui.
26
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................... 1
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 1
1. Definisi Proyeksi ....................................................................................................... 1
2. Teorema Proyeksi pada Segitiga Siku-Siku .............................................................. 2
3. Teorema Proyeksi pada Segitiga Lancip ................................................................... 6
4. Teorema Proyeksi pada Segitiga Tumpul ................................................................. 9
5. Teorema Stewart ..................................................................................................... 13
BAB II ...................................................................................... 24
PENUTUP .......................................................................................................................... 24
1. Kesimpulan ............................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA