Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Veteriner September 2016 Vol. 17 No.

3 : 347-354
pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2016.17.3.347
Terakreditasi Nasional SK. No. 15/XI/Dirjen Dikti/2011 online pada http://ojs.unud.ac.id/php.index/jvet

Peningkatan Respons Imun Non Spesifik Ikan Gurame


Pascapemberian Ekstrak Air Panas Mikroalga
Spirulina platensis
(ENHANCEMENT OF NON-SPECIFIC IMMUNE RESPONSE OF OSPHRONEMUS
GOURAMY AFTER GIVING OF HOT WATER EXTRACT SPIRULINA PLATENSIS)

Woro Hastuti Satyantini1*, Agustono1, Arimbi2,


Emy Koestanti Sabdoningrum3, Myrna Budi4, Lina Wafia Asmi4

1
Departemen Manajemen Kesehatan Ikan dan Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga,
2
Laboratorium Patologi Veteriner, 3Laboratorium Produksi Ternak,
Fakultas Kedokteran Hewan, Unair
4
Mahasiwa Bioteknologi Akuakultur, Pascasarjana Unair,
Kampus-C Unair, Jln. Mulyorejo, Surabaya,
Jawa Timur, Indonesia 60115
*Email: worohastuti79@gmail.com

Abstrak

Ekstrak air panas Spirulina platensis yang mengandung lipopolisakarida yang dapat digunakan
sebagai imunostimulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak air
panas S. platensis melalui injeksi terhadap respons imun non spesifik ikan gurame. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan untuk masing-
masing perlakuan. Perlakuan yang diberikan berupa ekstrak air panas S. platensis pada ikan gurame
melalui injeksi secara intra peritoneal (IP) dengan dosis 1%, 10%, 20% dan Phosphate Buffer Saline (PBS)
(kontrol) sebanyak 0,1 mL/ekor. Ikan dengan bobot ikan 7,5-8,5 g/ekor dipelihara dalam akuarium
(55x35x45 cm) dengan kepadatan 12 ekor/akuarium. Sampel darah ikan diambil dari vena kaudalis pada
hari ke-0 (sebelum pemberian ekstrak), hari ke-3 dan ke-5 setelah pemberian ekstrak untuk pengukuran
total leukosit, diferensial leukosit, dan aktivitas fagositois. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan total leukosit, aktivitas fagositosis, monosit dan neutrofil ikan gurame yang mendapatkan
pemberian ekstrak air panas S. platensis. Perlakuan dengan pemberian ekstrak air panas S. platensis
sebesar 1% secara injeksi memberikan total leukosit, aktivitas fagositosis, monosit dan neutrofil pada
hari ke-3 (543,73 x 103 sel/mL, 69,30%, 34,33% dan 14%) masing-masing lebih tinggi dan berbeda nyata
(P<0,05) terhadap kontrol.

Kata-kata kunci: Osphronemus gouramy; ekstrak air panas; Spirulina platensis; respons imun non spesifik

Abstract

Hot water extract of Spirulina platensis which is contain of lipopolysaccharide can be used as an
immunostimulant. This study aimed to determine the effect of hot water extract of S. platensis through
injection on the non-specific immune response of Osphronemusgouramy. The treatment was given through
intraperitoneal injection of hot water extract of S. platensis with doses of 1%, 10%, 20% and PBS, Phosphate
Buffer Saline (control) 0.1 ml/fish. Fish reared in the aquarium (67 l volune) with density 12 fishes/
aquarium with average weight of 7.5 – 8.5 g/fish. Blood samples of fish taken from the caudal vein on day
0 (before administration of the extract), 3 and 5 days after administration of the extract for the measurement
of total leucocytes, differential leucocytes and phagocytic activity. Results showed an increased in total
leucocytes, phagocytic activity, monocytes and neutrophils of fish that given hot water extract of S. platensis.
The addition of hot water extract of S. platensis at 1% through injection gave total leucocytes, phagocytic
activity, monocytes and neutrophils on days 3 were 543.73 x 103sel/mm3,69.30%, 34.33% and 14%
respectively higher and significantly different to control.

Keywords: Osphronemusgouramy; hot water extract; Spirulina platensis; non-specific immune response

347
Woro Hastuti S, et al Jurnal Veteriner

PENDAHULUAN komponen-komponen lainnya seperti; vitamin


(kuhususnya vitamin B12), polisakarida, dan
Ikan gurame (Osphronemus goramy Lac,) fikobiliprotein (Hu, 2004), fenol (Colla et al.,
merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang 2005), mineral dan asam lemak esensial
memiliki nilai ekonomis tinggi karena harga jual termasuk ã-linolenic acid/GLA (Belay et al.
yang cukup tinggi, yaitu sekitar 60 ribu rupiah 1993), dan â-karoten (Hu, 2004; Belay et al. 1993)
per kilogram (Irmawati, 2013). Ikan gurame yang menjadikan mikroalga ini diinginkan
sangat digemari untuk kuliner karena rasanya sebagai sumber makanan (Hu, 2004) dan sebagai
gurih dan tidak amis. Kebutuhan akan bahan therapeutik. Mikroalga S. platensis
konsumsi ikan gurame dapat diperoleh dari menunjukkan aktivitas anitimikrob karena
kegiatan budidaya. Namun, dalam budidaya cyanobacteria ini memproduksi substansi biologi
ikan gurame dihadapkan beberapa kendala yang aktif (Bhowmik et al., 2009). Substansi biologi
dapat menurunkan tingkat produksi ikan. ini antara lain fikosianin, polisakarida, dan
Salah satu kendala yang dihadapi adalah adanya lipopolisakarida. Bioaktif fikosianin dan
serangan penyakit yang diakibatkan oleh polisakarida Spirulina larut dalam air,
bakteri. Salah satu bakteri yang banyak bertanggung jawab untuk meningkatkan
menyerang ikan air tawar tropis adalah Motil aktivitas pertahanan biologi melawan infeksi
Aeromonas Septicemia (MAS). Motil Aeromonas penyakit dan menurunkan inflamasi alergi
Septicemia atau Hemorrhagic Septicemia melalui fungsi sistem kekebalan mukosa secara
disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas terus menerus (Balachandran et al., 2006).
hydrophila yang banyak menyerang ikan Mikroalga S. platensis termasuk cyano-
gurame dan jenis ikan air tawar lainnya (Austin bacterium yang sering digunakan sebagai bahan
dan Adams, 1996; Thune et al., 1993). pengayaan pakan alami karena memiliki
Kontrol penyakit akibat infeksi bakteri bermacam-macam nutrisi yang secara signi-
umumnya dilakukan dengan penggunaan fikan memiliki fungsi bio-modulator dan
antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik immunomodulator (Ibrahem, 2014). Kandungan
maupun bahan-bahan kimia sudah mulai lipopolisakarida dalam S. platensis juga
dikurangi penggunaannya karena menimbulkan diketahui menunjukkan aktivitas immuno-
dampak negatif bagi lingkungan maupun stimulan yang ditunjukan dengan adanya
munculnya resistensi bakteri. Penggunaan stimulasi produksi antibodi makro dan
bahan alami sebagai upaya pencegahan dan mikroglobulin dan kenaikan makrofag secara
pengobatan menjadi alternatif pilihan setelah signifikan (Winarni 2014). Polisakarida yang
WHO mengeluarkan larangan penggunaan terkandung dalam S. platensis dapat memper-
antibiotik dan bahan-bahan kimia. Fitofarmaka baiki fungsi imunitas non spesifik seluler dan
merupakan bahan alami yang ramah humoral spesifik (Baojiang, 1994).
lingkungan, tidak menimbulkan residu pada Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
ikan dan aman bagi konsumen. perlu dilakukan penelitian penggunaan ekstrak
Indonesia sebagai negara tropis memiliki S. platensis isolat lokal sebagai imunomodulator
kekayaan tanaman yang berpotensi menjadi terhadap sistem imun pada ikan gurame, yang
obat. Banyak jenis tanaman yang mengandung nantinya dapat digunakan untuk mencegah
senyawa yang bersifat antimikrob karena serangan penyakit Aeromoniasis. Tujuan dari
mengandung senyawa bersifat bakterisidal penelitian ini adalah untuk mengetahui
(pembunuh bakteri), dan bakteristatik pengaruh pemberian ekstrak air panas S.
(penghambat pertumbuhan bakteri). Selain itu, platensis terhadap peningkatan sistem imun non
Indonesia juga kaya akan sumberdaya hayati spesifik ikan gurame melalui pengukuran total
laut berupa mikroalga laut yang dapat leukosit, diferensial leukosit, dan aktivitas
dikembangkan sebagai bahan alami untuk fagositosis.
meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan.
Spirulina adalah salah satu jenis mikroalga
laut yang dapat digunakan sebagai bahan METODE PENELITIAN
fitofarmaka. Pada Spirulina terkandung
beberapa senyawa bioaktif yang memiliki Persiapan Ekstrak Air Panas S. platensis
aktivitas melawan penyakit. Spirulina Mikroalga S. platensis yang digunakan
diketahui memiliki nilai nutrisi yang sangat pada penelitian berbentuk tepung yang diperoleh
menguntungkan dari kandungan proteinnya dan dari hasil kultur massal di Balai Besar Budidaya

348
Jurnal Veteriner September 2016 Vol. 17 No. 3 : 343-350

Air Payau Jepara. Ekstraksi menggunakan S. platensis, maka pada hari ke-0 (awal, sebelum
modifikasi metode Hayashi et al. (2006) dan pemberian ekstrak), ke-3 dan ke-5 dilakukan
Chaiklahan et al. (2013). Tepung Spirulina pengambilan darah ikan pada vena kaudalis
dimasukan ke dalam gelas beker kemudian dengan menggunakan spoit 1 mL yang telah
dilarutkan dengan aquades steril (20 g tepung diberi antikoagulan (EDTA 10%). Selanjutnya
Spirulina dalam 100 mL aquades steril) darah disimpan dalam mikrotube dan siap
selanjutnya dipanaskan hingga 90oC selama digunakan untuk pengukuran parameter sistem
satu jam. Selanjutnya dipusing dengan imun ikan.
kecepatan 3000 rpm selama 30 menit untuk
memisahkan antara residu dan supernatan. Total Leukosit
Supernatan dipanen sebagai hasil ekstraksi. Sampel darah diisap dari mikrotube dengan
Apabila supernatan hasil ekstraksi akan pipet sampai skala 0,5 (pipet yang digunakan
disimpan lama dapat dikering bekukan (freeze adalah pipet khusus pengukuran leukosit),
drying) terlebih dahulu. Dari hasil ekstraksi dilanjutkan dengan menghisap larutan Turk’s
dalam penelitian ini diperoleh bobot kering sampai skala 11, goyangkan pipet agar cairan
sebesar 3,382 g. tersebut bercampur homogen. Tetesan pertama
dibuang, tetesan berikutnya dimasukan ke
Ikan Gurame Uji dalam hemasitometer dan tutup dengan kaca
Ikan gurame yang digunakan berasal dari penutup. Penghitungan dilakukan pada lima
Balai Benih Ikan Mojokerto dengan ukuran 7,5- kotak besar hemasitometer. Jumlah leukosit
8,5 cm. Ikan diadaptasi selama lebih kurang dihitung dengan metode Blaxhall and Daisley
dua minggu, selanjutnya ikan dimasukan ke (1973) dengan cara mengkonversikan dengan
dalam akuarium dengan kepadatan 12 ekor/ jumlah total kotak besar dan volume kotak
akuarium (55x35x45 cm) dengan volume air 67 sehingga didapat jumlah sel darah putih per mL.
liter. Penggantian air dilakukan setiap hari
sebanyak 20% dari air yang dibuang melalui Pengukuran Diferensial Leukosit
kegiatan penyiponan (pembuangan) kotaran Sediaan ulas darah dibuat, kemudian
yang terdapat di dasar akuarium. dikeringkan di udara dan difiksasi dengan
methanol selama lima menit, lalu dikeringkan
Bakteri Aeromonas hydrophila di udara. Selanjutnya diwarnai dengan cara
Bakteri A. hydrophila diperoleh dari ikan merendam preparat ulas darah tersebut ke
gurame yang terinfeksi A. hydrophila dari dalam pewarna Giemsa (7-10%) selama 15 menit,
kolam petani ikan di Pare, Kediri. Bakteri A. kemudian dicuci dengan air mengalir dan
hydrophila diisolasi dari ikan gurame yang dikeringudarakan. Jenis-jenis leukosit dihitung
menunjukkan gejala penyakit aeromoniasis, lalu sampai berjumlah 100 sel. Penghitungan
dilakukan pemurnian dan identifikasi terhadap menggunakan metode Blaxhall dan Daisley
bakteri. Bakteri A. hydrophila dikultur pada (1973).
media Tryptone Soya Agar (TSA) dan diinkubasi
selama 24 jam, pada suhu 37oC. Aktivitas Fagositosis
Pengukuran aktivitas fagositosis dilakukan
Rancangan Penelitian berdasarkan modifikasi metode Anderson dan
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Siwicki (1995) dan Watanuki et al. (2006).
Lengkap dengan empat perlakuan dan tiga Darah sebanyak 50 µL dimasukan ke dalam
ulangan untuk masing-masig perlakuan. tabung ependorf, ditambahkan 50 µL suspensi
Perlakuan yang diberikan adalah pemberian A. hydrophila dan dibiarkan selama 20 menit.
ekstrak air panas Spirulina dengan 1%, 10%, Sediaan ulas dibuat dan dikeringudarakan,
20% dan kontrol (PBS). Pemberian ekstrak air difiksasi dengan ethyl alkohol (95%) selama lima
panas S. platensis diberikan pada ikan gurame menit, lalu dikeringkan. Preparat tersebut
melalui injeksi sebanyak 100 µL/ikan secara selanjutnya diwarnai dengan cara merendam ke
intra peritoneal, untuk perlakuan kontrol dalam pewarna Giemsa (10%) selama 15 menit,
disuntik dengan PBS. dicuci dengan air mengalir dan dikering-
udarakan. Preparat tersebut selanjutnya
Pengamatan diamati dan dihitung jumlah sel yang menun-
Untuk mengetahui respons imun ikan jukkan proses fagositosis dari 100 sel fagosit yang
gurame terhadap pemberian ekstrak air panas teramati.

349
Woro Hastuti S, et al Jurnal Veteriner

HASIL DAN PEMBAHASAN Diferensial Leukosit

Total Leukosit A
Total leukosit terukur pada ikan gurame
setelah pemberian ekstrak air panas S.
platensis menunjukkan bahwa pada hari ke tiga
terjadi peningkatan total leukosit pada ikan
gurame yang mendapat pemberian ekstrak air
panas S. platensis dibandingkan kontrol (tanpa
pemberian ekstrak). Total leukosit tertinggi
diperoleh pada perlakuan C (691,20 x 103 sel/
mL) berbeda nyata (P<0,05) terhadap K (kontrol,
278,40 x 103 sel/mL), namun tidak berbeda nyata
terhadap A (543,73 x 103 sel/mL) (Gambar 1).
Pada hari ke lima menunjukkan hasil tidak
berbeda nyata (P>0,05), namun total leukosit
perlakuan A (593,06 x103 sel/mL masih lebih B
tinggi dibandingkan K(453,73 x103 sel/mL).
Pada Gambar 2, ditunjukan gambaran
diferensial leukosit ikan gurame setelah
pemberian ekstrak air panas S. platensis. Pada
gambar tersebut diperlihatkan bahwa monosit
pada perlakuan A pada hari ketiga dan kelima
yaitu 34,33% dan 24,91% masing-masing dan
berbeda nyata (P<0,05) terhadap K (13,67% dan
13,58% masing-masing). Jumlah monosit menu-
run dengan semakin tinggi dosis pemberian
ekstrak air panas S. platensis pada ikan
gurame. Gambaran yang sama ditunjukan pada
neutrofil, terlihat perlakuan A memberikan C
jumlah neutrofil tertinggi pada hari ketiga dan
kelima yaitu 14% dan 13% masing-masing dan
berbeda nyata (P<0,05) terhadap perlakuan K
(4,33% dan 3,67% masing-masing). Jumlah
neutrofil menurun dengan meningkatnya dosis
pemberian ekstrak air panas S. platensis.

Total Leukosit

Gambar 2. Diferensial leukosit ikan gurame


setelah pemberian ekstrak air panas
Spirulinaplatensis (K = kontrol, A =
1%, B = 10% dan C = 20%)

Aktivitas Fagositosis
Aktivitas fagositosis menunjukan pening-
katan pada hari ketiga dan kelima pada semua
Gambar 1. Total leukosit ikan gurame setelah perlakuan yang mendapat penambahan ekstrak
pemberian ekstrak air panas air panas S. platensis dibandingkan perlakuan
Spirulina platensis (K, kontrol; A = tanpa pemberian ekstrak (K). Aktivitas
1%; B = 10% dan C = 20%) fagositosis tertinggi pada hari ketiga dan kelima

350
Jurnal Veteriner September 2016 Vol. 17 No. 3 : 343-350

dicapai pada perlakuan A yaitu sebesar 69,30% leukosit pada ikan menunjukkan bahwa sistem
dan 79,70% dan terendah dicapai pada perlakuan pertahanan tubuh ikan meningkat, karena
K yaitu 45% dan 52,30% (Gambar. 3), masing- dengan meningkatnya jumlah total leukosit
masing dan menunjukkan hasil berbeda nyata akan memberikan perlindungan ikan bila ada
(P<0,05). serangan infeksi patogen. Kozinska dan Guz
Sistem pertahanan tubuh terbagi menjadi (2004) telah menggambarkan efek stimulasi
dua sistem yaitu sistem pertahanan non spesifik LPS terhadap peningkatan total leukosit dan
dan sistem pertahanan spesifik. Imunitas non diferensial leukosit pada ikan mas.
spesifik merupakan sistem pertahanan tubuh Polisakarida yang terdapat dalam ekstrak
yang memberikan respons langsung terhadap air panas S. platensis merupakan karbohidrat
berbagai serangan mikroorganisme patogen kompleks yang banyak terdapat pada dinding
(antigen), sementara sistem imun spesifik sel S. platensis. Polisakarida dari hasil ekstrak
membutuhkan waktu untuk mengenal antigen air panas pada S. platensis terdiri dari
sebelum memberi respons. rhamnosa, fruktosa, galaktosa, dan glukosa
Imunostimulan merupakan senyawa kimia, (Hayashi et al., 1996). Beberapa polisakarida
obat atau bahan lainnya yang mampu berasal dari bakteri seperti b-glukan, lipopolisa-
meningkatkan mekanisme respons spesifik dan karida (LPS), peptidoglikan dan yang berasal
non spesifik ikan (Anderson, 1992; Galeotti, dari rumput laut seperti alginat dan karagenan
1998). Perlakuan dengan pemberian ekstrak digunakan juga sebagai imunostimulan (Tayag
air panas S. platensis sebesar 1% hingga 20% et al., 2010). Menurut Galeotti (1998) glucan
yang diberikan pada ikan gurame melalui awalnya diketahui menstimulasi haemopoiesis,
penyuntikan secara intraperitoneal (IP) selanjutnya diperoleh informasi bahwa glukan
menunjukkan adanya peningkatan total leukosit memodulasi sel reseptor makrofag. Dari laporan
pada hari ketiga dan berbeda nyata terhadap hasil penelitian Selvaraj et al. (2009) menun-
perlakuan K (tanpa pemberian ekstrak air panas jukkan bahwa terjadi produksi interleukin-1â
Spirulina). Total leukosit meningkat dengan mRNA (IL-1â mRNA), yaitu sitokin yang
meningkatnya dosis pemberian ekstrak S. diproduksi oleh makrofag dari ikan Cyprinus
platensis pada hari ketiga. Pada hari kelima total carpio dalam merespons stimulasi secara in vivo
leukosit pada perlakuan pemberian ekstrak air dengan LPS. Ikan rainbow trout (O. mykiss)
panas S. platensis mengalami sedikit penurunan menunjukkan peningkatan migrasi leukosit
untuk perlakuan 10% dan 20%, namun masih pada tempat pemberian ergosan (mengandung
menunjukkan nilai yang tinggi dibandingkan 1% ekstrak asam alginat dari alga coklat
kontrol. Ini menunjukkan bahwa pemberian Laminaria digitata) melalui penyuntikan secara
ekstrak air panas S. platensis yang mengan- intraperitonial dan leukosit ikan meningkatkan
dung polisakarida mampu menstimulasi sistem aktivitas fagositosis bersamaan dengan
imun non spesifik ikan gurame melalui peningkatan aktivitas respiratory burst (Peddie
peningkatan jumlah leukosit. Peningkatan total et al., 2002).
Sel-sel fagosit (monosit dan neutrofil) adalah
Aktivitas fagositosis komponen seluler dari imunitas non spesifik pada
ikan. Diferensial leukosit yang terukur pada
hari ke-3 dan 5 memperlihatkan bahwa
pemberian ekstrak air panas S. platensis
menunjukkan bahwa monosit dan neutrofil pada
perlakuan dengan pemberian ekstrak air panas
S. platensis yang diberikan secara
intraperitoneal memberikan hasil lebih tinggi
dibandingkan kontrol. Polisakarida dari S.
platensis mengaktivasi peningkatan monosit dan
neutrofil ikan gurame. Monosit merupakan sel-
sel besar dengan nukleus besar dan
sitoplasmanya berisi granul-granul kecil yang
Gambar 3. Aktivitas fagositosis ikan gurame tersebar. Respons seluler, khususnya respons
setelah pemberian ekstrak air panas terhadap organisme patogen potensial adalah
Spirulinaplatensis (K = kontrol, A = dengan meningkatnya neutrofil dalam darah
1%, B = 10% dan C = 20%). dan munculnya monosit dan makrofag

351
Woro Hastuti S, et al Jurnal Veteriner

(Secombes, 1996). Monosit dan neutrofil pada ppm. Kualitas air ini masih menunjukkan
ikan berfungsi melakukan aktivitas fagositosis kondisi yang baik dan layak untuk pertum-
terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh buhan ikan gurame.
ikan. Pada penelitian ini peningkatan total
leukosit diikuti dengan peningkatan aktivitas
fagositosis. Perlakuan dengan pemberian SIMPULAN
ekstrak air panas S. platensis dengan dosis 1%
pada hari ketiga memberikan hasil tertinggi Dari penelitian ini dapat disimpulkan
dibandingkan perlakuan lain dan berbeda nyata bahwa pemberian ekstrak air panas S. platensis
terhadap kontrol. Selain itu dengan peningkatan dengan dosis 1% melalui injeksi secara IP (intra
jumlah monosit dan neutrofil ikan gurame yang peritoneal) dapat meningkatkan sistem imun
diberi perlakuan pemberian ekstrak air panas non spesifik ikan gurame.
S. platensis membuat aktivitas sistem imun
semakin meningkat pada ikan gurame.
Neutrofil dan makrofag ikan juga memproduksi SARAN
reactive oxygen species (ROS) yang berhubungan
dengan kemampuan fagosit untuk membunuh Dari hasil penelitian ini dapat disarankan
patogen (Castro et al., 2004). untuk melakukan penelitian lebih lanjut
Aktivitas fagositosis pada perlakuan dengan pemberian ekstrak air panas S. platensis
pemberian ekstrak air panas S. platensis melalui cara perendaman dan secara oral
sebesar 1% pada hari ketiga dan kelima melalui pakan untuk pengobatan maupun
menunjukkan hasil yang tinggi dan berbeda peningkatan sistem imun non-spesifik ikan guna
nyata dibandingkan dengan K (Kontrol). Pada aplikasi di lapangan.
penelitian ini peningkatan total leukosit diikuti
dengan peningkatan aktivitas fagositosis.
Aktivitas fagositosis pada hari ketiga dan kelima UCAPAN TERIMA KASIH
pada perlakuan A (pemberian ekstrak air panas
S. platensis sebesar 1%) memberikan hasil lebih Terima kasih penulis ucapkan kepada
tinggi dibandingkan dengan perlakuan C Rektor Universitas Airlangga melalui Lembaga
(pemberian ekstrak air panas 20%). Keadaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak air Universitas Airlangga, Surabaya yang telah
panas S. platensis pada dosis yang lebih tinggi memberikan dana Penelitian Unggulan
mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi Perguruan Tinggi tahun 2015 sehingga
sistem imun ikan (immunosupresi atau efek penelitian ini dapat terlaksana melalui Dana
balik negatif). Pemberian ekstrak air panas S. DIPA Ditlitabmas Tahun Anggaran 2015
platensis yang mengandung polisakarida pada dengan nomor kontrak 519/UN3/2015,Tanggal
penelitian ini dapat meningkatkan total leukosit 26 Maret 2015
dan aktivitas fagositosis. Peningkatan total .
leukosit dan aktivitas fagositosis pada ikan
gurame, memberikan peningkatan respons imun DAFTAR PUSTAKA
dan peningkatan perlindungan terhadap
serangan infeksi patogen. Hal tersebut sejalan Anderson DP. 1992. Immunostimulant,
dengan hasil penelitian Fujiki et al. (1997), pada adjuvants and vaccine carriers in fish:
karagenan (ekstrak rumput laut yang kaya akan applications to aquaculture. Ann Rev Fish
polisakarida) yang menstimulasi peningkatan Dis 2: 281-307.
aktivitas fagositosis makrofag dan resistensi
Anderson DP, Siwicki AK. 1995. Basic
ikan mas (Cyprinus carpio) terhadap infeksi
Haematology and Serology for Fish Health
bakteri. Penambahan sodium alginate ekstrak
Programs. Dalam: Diseases in Asian
rumput laut mengandung polisakarida pada
Aquaculture II. Shariff M, Arthur JR,
pakan terhadap ikan kerapu (Epinephelus
Subasinghe RP (Eds). Fish Health Section.
fuscoguttatus) sekitar 1g/kg pakan mening-
Asian Fisheries Society, Manila.
katkan aktivitas fagositosis (Chiu et al., 2008).
Philippines. Hlm. 185-202.
Kualitas air terukur selama pemeliharan
ikan gurame adalah suhu 27-30oC, pH 7,8-8,1, Austin B, Adams C. 1996. Fish Pathogens.
kelarutan oksigen 3,2-5,8 ppm dan amoniak 0,05 Dalam: Austin B, Altwegg M, Gosling PJ,

352
Jurnal Veteriner September 2016 Vol. 17 No. 3 : 343-350

Joseph SW (Eds.). The genus Aeromonas. Fujiki K, Shin D, Nakao M, Yano T. 1997.
New York. John Wiley and Sons. Hlm. 197– Protective Effect of K-carrageenan against
243. bacterial infection in carp, Cyprinus carpio.
J Agric Kyushu Univ 42: 113-119.
Balachandran P, Pugh ND, Ma G dan Pasco
DS. 2006. Toll-Like Receptor 2-Dependent Hayashi T, Hayashi K, Maeda M, Kojima I.
Activation of Monocytes by Spirulina 1996. Calcium spirulan, an inhibitor of
Polysaccharide and Its Immune Enhancing enveloped virus replication, from blue green
Action in Mice. International Immuno- alga Spirulina platensis. J Nutr Sci
pharmacology 6: 1808-1814. Vitaminol Tokyo 559: 83-87.
Belay A, Ota Y, Miyakawa K, Shimamatsu H. Hu Q. 2004. Industrial Production of Microalgal
1993. Current knowledge on potential health Cell-mass and Secondary Products-Major
benefits of Spirulina. J Appl Phycol 5: 235- Industrial Species Arthrospira (Spirulina)
241. platensis. Dalam: Richmond A (Edt).
Handbook of Microalgal Culture. Biotech-
Bhowmik D, Dubey J, Sandeep M. 2009.
nology and Applied Phycology. Hlm. 264-
Probiotic Efficiency of Spirulina platensis
272.
Stimulating Growth of Lactic Acid Bacteria.
World Journal of Dairy & Food Sciences 2: Ibrahem MD, Ibrahim MA. 2014. The Potential
3. Effects of Spirulina platensis (Arthrospira
platensis) on Tissue Protection of Niletilapia
Blaxhall PC, Daisley KW. 1973. Routine
(Oreochromis niloticus) Through Esti-
haematological methods for use with fish
mation of P53 level. Cairo Faculty of
blood. Journal Fish Biology 5: 577-581.
Veterinary Medicine. Cairo University. Hlm
Boajiang G. 1994. Study on Effect and 133-136.
Mechanism of Polysaccharide of Spirulina
Irmawati. 2013. Respons Fisiologis, Biokimia,
Platensis on Body Immune Function
dan Molekuler Ikan Gurame yang diberi
Improvement. Book of abstracts. Second
Hormon Pertumbuhan Rekombinan.
Asia Pacific Conference on Algal
Disertasi. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Biotechnology. Hlm. 24
Kozinska A, Guz L. 2004. The effect of various
Castro R, Zarra I, Lamas J. 2004. Water-soluble
Aeromonas bestiarum vaccines on non-
Extracts Modulate The Respiratory Burst
specific immune parameters and protection
Activity of Turbot Phagocytes. Aquaculture
of carp (Cyprinus carpio L). Fish Shellfish
229: 67-78.
Immunology 16: 437-445.
Chaiklahan R, Chirasuwan N, Triratana P,
Peddie S, Zou J, Secombes CJ. 2002.
Loha V, Tia S, Bunnag B. 2013.
Immunostimulation in the rainbow trout
Polysaccharide extraction from spirulina sp.
(Onchorhynchus mykiss) following
and its antioxidant capacity. International
intraperitoneal administration of Ergosan.
of Biological Macromolecules 58: 73-78.
Vet Immunol Immunopathol 86: 101-113.
Chiu S, Tsai R, Hsu J, Liu C, Cheng W. 2008.
Thune RL, Stanley LA, Cooper K. 1993.
Dietary Sodium Alginate Administration to
Pathogenesis of Gramnegative Bacterial
Enhance The Non-Specific Immune
Infections in Warm Water Fish. Annu Rev
Responses, And Disease Resistance of The
Fish Dis 3: 37-68.
Juvenile Grouper Epinephelus fusco-
guttatus. Aquaculture 277: 66-72. Secombes CJ. 1996. The Nonspecific Immune
System: Cellular Defenses Iniwamag,
Colla LM, Reinehr CO, Reichert C, Costa JAV.
Nakanishit. The Immune System:
2005. Production of Biomass and Nutra-
Organism, Pathogen and Environment.
ceutical Compounds by Spirulina platensis
USA. Academic Press USA, Hlm. 63-103.
Under Different Temperature and Nitrogen
Regimes. Bioresource Technology http://
www.sciencedirect.com.Diakses pada 24 Mei
2015. 5 hlm.

353
Woro Hastuti S, et al Jurnal Veteriner

Selvaraj V, Sampath K, Sekar V. 2009. immune response of white shrimp


Administration of lipopolysaccharide Litopenaeus vannamei and its resistance
increases specific and non-specific immune against Vibrio alginolyticus. Fish &
parameters and survival in carp (Cyprinus Shellfish Immunology 28: 764-773.
carpio) infected with Aeromonas
Watanuki H, Ota K, Malina AC, Tassakka AR,
hydrophila. Aquaculture 286: 176–183.
Kato T, Sakai M. 2006. Immunostimulant
Stengler M. 2005. The Health Benefits of effects of dietary Spirulina platensis on carp,
Medicinal Mushrooms. http://www. Cyprinus carpio. Aquaculture 258: 157-163.
mushroomscience.com/science/hot-water-
Winarni ET. 2014. Potensi Spirulina platensis
extracts/. Diakses pada 24 Mei 2014.
Dalam Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Tayag CM, Lin YC, Li CC, Liou CH, Chen JC. Ikan Air Tawar. Purwokerto. Fakultas
2010. Administration of the hot water ex- Biologi Universitas Jenderal Soedirman.
tract of Spirulina platensis enhanced the Hlm. 7 .

354

Anda mungkin juga menyukai