Anda di halaman 1dari 4

1.

Contoh Gagal dan Cacat pada Tiap Tahap Perencanaan, Perancangan,Pengkonstruksian,


Perawatan.

a) Perencanaan

Konstruksi Jembatan Sungai Liong Bengkalis terletak di daerah Pekan Baru tepatnya di
kabupaten Bengkalis. Konstruksi jembatan ini runtuh diakibatkan adanya kesalahan dalam
perencanaan (perhitungan struktur) oleh konsultan perencana. Kesalahan ini berupa kesalahan
dalam memperhitungkan/mengasumsikan beban-beban yang bekerja pada jembatan, ataupun
kesalahan dalam melakukan survey/penyelidikan tanah, sehingga data yang diperoleh tidak
menggambarkan kondisi tanah yang ada. Menurut keterangan dari beberapa sumber,
melengkungnya gelagar tersebut terjadi sesaat setelah dilakukan pengecoran. Dalam arti pihak
kontraktor tidak memperhitungkan /mengantispasi kondisi tanah dasar sungai yang dijadikan
dasar untuk mendirikan stelling/begisting jembatan tersebut, sehingga begisting tersebut tidak
mampu menahan berat beton sebelum beton tersebut mampu menahan beban dirinya sendiri.

b) Perancangan.

Contoh kegagalan struktur akibat kesalahan perancangan adalah pada Jembatan Tacoma (The
Tacoms Narrows Bridge) dimana konstruksi tidak kaku.
Kegagalan struktur Jembatan Narrows disebabkan oleh getaran aeroelastik. Getaran aeroelastik
adalah getaran yang timbul akibat interaksi gaya aerodinamik dengan gaya inersia, kekakuan
dan redaman struktur. Untuk mengurangi efek dari getaran aeroelastik adalah dengan usaha
peredaman getaran struktur

c) Pelaksanaan Konstruksi

Jembatan Suramadu
Pada tanggal 13 Juli 2014 yang lalu terjadi musibah jatuhnya balok girder pada bentang ke-7 di
Proyek Jembatan Suramadu sisi Surabaya. musibah terjadi pada saat erection girder ke 6 dai
rencana 16 girder pada bentang ke 7, yaitu girder-girder yang menghubungkan pilar P6 dan
pilar P7 di sisi Surabaya. Bobot mati masing-masing PCI girder adalah 80 ton, panjang 40 m
dan tingginya 2,10 m.

Kontraktor pelaksana telah mendudukkan girder pada tempatnya sejumlah 6 bentang dengan 16
buah girder per bentang dan 6 buah girder pada bentang ke 7. Erection girder nomor 6 bentang
ke 7 ini salah satu tumpuannya telah duduk tepat diatas balas bearing pad, pada saat inilah
musibah itu terjadi. Girder nomor 6 ini terguling ke sisi barat menimpa girder nomor 5 dan
seterusnya terjadi efek saling tindih begitu cepat, sehingga 6 buah girder pada bentang ke 7
jatuh ke dasar laut dan patah menjadi beberapa bagian.
Efek saling tindih ini terjadi karena jarak as ke as girder 1,85 m, sedang tinggi girder 2,10 m.
Akumulasi beban girder yang terguling tidak mampu ditahan oleh kekuatan bracing pada
masing-masing girder.
Semua prosedur pelaksanaan erection girder dengan sistem kura-kura ini telah dilaksanakan
dengan baik dan ekstra hati- hati. Erection girder pada bentang ke 5 dan ke 6 pun telah
dilaksanakan dengan metode yang sama dengan bentang ke 7. Walau demikian musibah tidak
terelakkan dan akhirnya menelan korban satu orang tenaga erection girder yang berpengalaman
meninggal dunia

d) Penggunaan/Perawatan
Jembatan Siphon yang berstruktur beton tidak pernah mengalami pembangunan semenjak selesai
di bangun karena dana pemeliharaan yang tersedia terbatas.Jembatan sinphon mengalami
kerusakan under reinforce pada lantai jembatan yang mengalami lubang pada lantai jembatan.
Dan beberapa lokasi lantai jembatan ada yang sudah terlihat tulangannya . Indikasi kerusakan
yang terdapat pada lantai jembatan adalah :

1. Kerontokan beton / beton keropos yang disebabkan oleh tidak cukupnya selimut beton.
Kerusakan ini memasuki batas “berbahaya”, tingkat kerusakan parah, dan terjadi di beberapa
titik.
2. Karat besi tulangan
Kerusakan ini memasuki batas “berbahaya”. Tingkat kerusakan parah.
3. Lendutan Berlebih
Disebabkan oleh beberapa faktor :
a. Beban berlebih
b. Terjadinya tumbukan
c. Pergerakan acuan pada beton saat pengecoraan
Kerusakan ini “berbahaya”. Tingkat kerusakan parah. Karena terjadi getaran yang sangat besar
bila sebuah kendaraan melaluinya.

2. kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan

a). Perbaikan jalan berlubang dengan tenkologi laser. Sebuah perusahaan Jerman kini
membuat model 3 dimensi jalan raya di India. Nantinya model tersebut akan mencakup semua
jalan penghubung utama. Untuk itu sebuah kendaraan yang dilengkapi dengan kamera dan
lusinan sensor mendokumentasikan kondisi jalan raya. Sasarannya adalah mendeteksi ruas jalan
yang berpotensi mengalami kerusakan seperti berlubang atau bergelombang, sebelum
mengancam keselamatan pengendara. Pengumpulkan data jalan raya akan berguna jika
dilengkapi dengan informasi akurat mengenai lokasi. Cahaya kilat stroboskop memindai retakan
kecil di aspal. menggunakan kamera industri beresolusi tinggi, yang membutuhkan pencahayaan
maksimal untuk membuat citra yang akurat. Pencahayaan konstan dengan pulsa
seperduapuluhribu detik menjamin ketajaman gambar. Sebuah scanner laser memindai
permukaan jalan, sekitar satu juta kali per detik. Alat itu mengukur lebar jalan raya dan mencari
kerusakan di permukaan, serta retakan akibat roda mobil. Barbasis nilai ini pemerintah setempat
bisa memutuskan ruas jalan mana yang paling membutuhkan perbaikan, agar pembentukan
lubang jalan bisa dicegah.

b). aspal perbaikan mandiri (self-healing), kata Erik Schlangen , ilmuwan material di Delft
University di Belanda. Aspal teknologi yang diprakarsainya mengandung serat baja halus yang
dicampur membuat aspal memiliki sifat konduktif. Jika dipaparkan panas pada jalan aspal
tersebut dengan menjalankan sebuah mesin induksi besar -pada dasarnya merupakan magnet
besar-, maka akan memanaskan aspal dan serat baja hingga mencair dan menempati rongga
keretakan, sehingga keretakan dapat tertutup dengan sendirinya setelah keduanya membeku.

c). Penggunaan Aplikasi SHMS untuk Menghindari Kegagalan Struktur. Proses SHMS
melibatkan tiga hal yaitu pengamatan suatu sistem dari waktu ke waktu menggunakan
pengukuran sampel secara periodik dari berbagai sensor yang ditempatkan di titik – titik tertentu.
Kemudian ekstraksi fitur yang peka terhadap kerusakan dari pengukuran ini, dan analisis statistik
melalui layar monitor untuk menentukan kondisi kesehatan sistem terbaru. “Semua dilakukan
secara terintegrasi dengan sistem yang cerdas,”. Kemudian, ada beberapa tes yang dilakukan
pada proses SHMS yaitu mengukur getaran pada sistem konstruksi, distribusi gaya pada strukur
saat menerima beban, pengaruh lingkungan sekitar terhadap struktur seperti angin, gelombang,
dan sebagainya.

3. Metode penanggulangan :

1. Drainase , yakni dengan perbaikan sistem drainase baik dari segi ukuran dan analisis curah
hujan maupun intensitas hujan. Retak rambut dapat berkembang menjadi retak kulit buaya.

2. Perbaikan dapat dilakukan dengan memasukan campuran aspal cair dan pasir ke dalam celah-
celah yang terjadi. Jika tidak diperbaiki, retak dapat berkembang menjadi lebar karena
terlepasnya butir-butir pada tepi retak dan meresapnya air ke dalam lapisan.

3. Untuk retak berbentuk kotak, perbaikan dilakukan dengan membongkar dan melapis kembali
dengan bahan yang sesuai.

4. Berdasarkan ujicoba perbaikan perkerasan beton yang mengalami pumping atau amblas
setempat, penanganan dengan disuntik menggunakan cairan kental semen dan bahan tertentu
berhasil mengurangi perbedaan defleksi sehingga panel stabil. Pemantauan hasil perbaikan pada
tahun pertama pada sambungan setelah grouting berdasarkan kriteria defleksi menunjukkan
indikasi tidak ada rongga, yaitu defleksi kurang dari 0,05 mm (2 mils), serta efisiensi transfer
beban lebih dari 60%.

5. Kerontokan Beton : Karena beton yang rusak mencakup seluruh permukaan lantai beton
jembatan, maka jalan yang terbaik untuk memperbaikinya adalah membongkar semua beton
yang rusak tersebut, menggantinya dengan beton baru

6. Korosi pada besi tulangan :

- Bersihkan karat yang ada pada besi tulangan

- Jika telah dibersihkan ternyata luas tulangan berkurang hingga 20% maka pada bagian tersebut
harus ditambah tulangan yang baru dengan panjang sambungan kurang lebih 300 mm pada
masing ujungnya dengan menyambungkannya secara mekanis atau las yang baik sehingga
penambahan gaya yang ada tetap terjamin dengan baik.posis sambungan atau bagian sambungan
harus dirempatkan di luar daerah dimana besi tulngan yang berkarat tersebut.mungkin perlu
membongkar sebagian agar terlihat besi tulangan yang tidak berkata guna penyambungan
tersebut

7. Lendutan yang berlebih : Bila lendutan di akibatkan oleh beban yang berlebih, maka
diperlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan luas atau volume kerusakan . situasi beban
yang berlebih harus dihindari dengan caraa mengadakan pembatasaan muatan pada jembatan ,
bagian yang mengalami gaya yang berlebih harus di perkuat, diganti, dan di perbaiki. Hal yang
dapat dilakukan dengan menggunakan tambahan gelagar memanjang, gelagar atau pelekatan
pelat baja tergantung pada elemen yang diperkuat

Anda mungkin juga menyukai