Anda di halaman 1dari 51

Struktur Sedimen dan Perlapisan

Baik tekstur dan komposisi, struktur sedimen dan perlapisan merupakan


inherent dalam sedimentasi. Keduanya dapat dibedakan oleh variasi pada ukuran
butir dan kandungan mineraloginya (Gbr.4-1). Karena sebagian besar struktur
dapat diamati secara megaskropis oleh mata telanjang, maka karena itulah studi
mengenai struktur sedimen sudah cukup lama dikenal bahkan sama tuanya dengan
umur geologi itu sendiri selain itu sebagian besar dari apa yang kita tahu tentang
struktur sedimen berdasarkan dari hasil pengmatan terhadap sedimen klasik.
Bagaimanapun, sedimen modern dan experiment terhadap aliran air memiliki
kontribusi yang cukup signifikan dalam mempelajari dan memahami struktur,
seperti apa yang akan kita lihat pada bab 8. Struktur telah digunakan sebagai (1)
petunjuk dalam membedakan lingkungan pengendapan, (2) sebagai petunjuk
stratigrafi, (3) untuk memetakan system arus purba, (4) sebagai indicator kondisi
aliran, (5) untuk memprediksi perubahan kimia setelah pengendapan.

Struktur sedimen sangat penting untuk dipelajari terutama dalam


mempelajari pasir dan batu pasir sama pentingnya dengan mempelajari tekstur
dan mineralogy, sebagian besar struktur sedimen hanya dapat dipelajari dengan
jelas apabila melakukan pengamatan pada singkapan sehingga tidak perlu
dilakukan pengamatan secara mikroskopik. Struktur sediment jarang ditemukan
dengan kondisi ideal ketika akan digunakan untuk menentukan litologi, fasies, dan
sekuen vertikal-jelasnya untuk memetakan struktur sedimen harus dilakukan
dengan sangat cermat dan teliti baik secara vertikal maupun lateral terhadap tubuh
batu pasir, fasies, atau cekungan sediment. Ketika struktur sedimen dapat
digunakan sebagai penunjuk informasi maka pengukuran dan pemetaan wajib
untuk dilakukan.

Struktur sedimen pada batu pasir vulkaniklastik pada dasarnya sama dengan batu
pasir subaquaeous tetapi khusus untuk ignimbrite berbeda, seperti yang akan
dibahas pada bab 6 nanti.
Dalam bab ini kami lebih menekankan pada pengenalan dan proses
terbentuknya struktur sedimen serta termasuk ringkasan tentang hubungannya
terhadap lingkungan terbentuknya dan analisis terhadap arus purba. Pembahasan
mengenai interpretasi hidrolik akan ditangguhkan pada bab 8 dimana kita dapat
mengetahui bahwa asal pembentukan struktur sedimen primer bergantung pada
kecepatan fluida, masa jenis atau densitas, kedalaman air, serta korelasinya
dengan ukuran butir,terkecuali dengan lingkungan sedimennya.
Tidak mustahil bahwa beberapa struktur sedimen seperti ripple marks dan
crossbedding dapat diamati baik pada batu pasir tua atau moderen. Sedangkan
sole marks, flute cast hanya dapat diamati pada batu pasir tua disepanjang bidang
perlapisannya, pada bagian batu pasir yang tidak terkonsolidasi dapat
menghalangi batas bawah dari lapisan batu pasir.
Setiap struktur sedimen tidak dapat didefinisikan dengan jelas seperti
halnya kubus atau silinder pada objek geometri, sama seperti fosil dan bentuk
organic pada umumnya, gambar atau sketsa merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mendeskripsi suatu struktur.
Ada 4 type struktur sedimen secara garis besar: (1) struktur arus terbentuk
oleh arus air, udara, dan es yang tertransportasi dan terendapkan, (2) struktur
deformasi terbentuk sesaat setelah pengendapan dan sebelum konsolidasi,
sebagian besar oleh lengseran dan longsoran juga oleh fluida dan gas yang
terperangkap oleh sedimentasi, (3) struktur biogenik dari hewan-hewan atau
tumbuhan berupa jejak-jejak, galian dan beberapa bentukan yang dibuat oleh
tumbuhan, dan (4) struktur kimia terbentuk oleh proses kimia selama dan sesudah
litifikasi dari batu pasir. Arus, Deformasi, dan sebagian besar struktur organik
terbentuk pada awal pembentukan batu pasir sebelum konsolidasi terjadi, ini
merupakan struktur yang biasa digunakan sebagai petunjuk untuk interpretasi
lingkungan pengendapan dan memetakan sistem arus purba. Struktur arus dan
deformasi serta struktur biogenik dapat terjadi dalam beberapa jam atau bahkan
beberapa menit, lain halnya dengan struktur kimia yang dapat terjadi dalam
interval waktu yang cukup lama mungkin ratusan atau ribuan tahun. Beberapa
struktur dapat terbentuk dari satu atau lebih penyebabnya oleh karena itu struktur
dapat digunakan dan diklasifikasikan dalam beberapa cara.
Literatur dari struktur sedimen sangat banyak dan banyak mengacu pada
geologi. Collinson dan Thompson (1982) memberikan banyak hal yang meliputi
seluruh aspek dari struktur sedimen, Allen (1982,b) lebih menekankan pada
proses mekanisme sedimentasi.
Arus dan Struktur Sedimentasi
Perlapisan

Sebagian besar dari struktur sedimen dapat diklasifikasikan dan


didefinisikan kedalam beberapa aspek mengenai suatu lapisan.

Pendekatan yang dilakukan disini bersifat deskriptif, serta berdasarkan


pada bentuk dan geometri, dan semuanya terbagi kedalam 4 type perlapisan.
Aspek genesa dari suatu perlapisan dan struktur dapat ditemukan pada bab 8.
Sebuah set dari satu unit lithologi terdiri dari dua atau lebih lapisan secara
berurutan pada lithologi yang sama.
Apa yang menjadi syarat utama sebuah lapisan? Salah satu yang terpenting
yaitu ketebalan dan kesinambungan secara lateral. Beberapa cara telah dilakukan
untuk mendeskripsikan ketebalan dan mendefinisikan bagian-bagian yang
menjadi unsur ketebalan tersebut, (Grumbt,1969,Gbr 7). Kesinambungan lateral
merupakan variasi dari permasalahan ketebalan. Beberapa perlapisan secara
megaskropis tidak memiliki perubahan dalam ketebalannya sperti pada struktur
ripples, wavy dan flasser serta beberapa struktur lainnya (Roineck dan
Wunderlich, 1968).
Perlapisan, seperti sifat batuan yang lainnya, sangat mudah untuk
dilakukan pengukuran, terutama apabila dilakukan secara vertical. Pengukuran
terhadap ketebalan lapisan merupakan bagian dari seluruh studi stratigrafi.
Ketebalan lapisan sangat berhubungan dengan arus, arus kuat dapat menyebabkan
timbulnya lapisan yang tebal serta ukuran butirnya yang relatif kasar atau besar.
Banyak dari ketebalan perlapisan dapat dilihat pada table normal log (Gbr. 4-2)
dan terlihat lebih miring terhadap lapisan yang lebih tipis. Kelley (1956, p.299)
memberikan index stratifikasi, seperti nomor lapisan >< 100 yang terbagi oleh
ketebalan pada bagian yang terukur, walau tidak semuanya digunakan, hal ini
sangat penting untuk mengetahui rata-rata dari ketebalan lapisan yang terukur,
Bookman (1957) memberikan sebuah geometris theta scale yang dapat digunakan
untuk perhitungan secara statistic. Sebuah geometric scale yang merupakan acuan
Bookman untuk menormalkan miringnya distribusi ketebalan harus sama dengan
phi scale untuk distribusi ukuran.
Pada distribusi statistic lainnya seperti mean, mode, dan beberapa
pengukuran terhadap penyebaran dibutuhkan untuk ,menspesifikasikan sekuen
perlapisan. Plot terhadap penampang vertical dari ketebalan lapisan
(rhythmograms) telah digunakan untuk penentuan korelasi atau mencari siklus
pembentukannya (Dean dan Anderson, 1967).Sebagai contoh hal tersebut telah
diujikan terhadap endapan es atau varves dan proses evaporasi. Rhytmograms
dapat juga digunakan dalam mencari korelasi fasies, seperti turbidit yang dapat
membentuk sekuensi perlapisan.

Empat type perlapisan dari tabel 4-2 memberikan kemajuan terhadap


sebaran maksimum (keseragaman dari ketebalan baik didalam atau diantara
perlapisan) sampai sebaran minimum (variabel ketebalan didalam dan diantara
lapisan ditambah lapisan yang tidak menerus). Ini merupakan sebuah kemajuan
terhadap keseragaman sampai kondisi pengaliran yang tidak beraturan – dari
kenampakan pengendapan tanpa erosi sampai pengendapan yang disertai struktur
erosional seperti scour dan fill.
Pengaturan internal dan struktur. Secara internal suatu lapisan bisa (1) massive
atau tidak memiliki struktur sama sekali, (2) bisa juga horizontal laminasi atau
diagonal \ cross laminasi , (3) bisa graded, (4) bisa terdapat imbrikasi, (5) bisa
juga terdapat growth struktur yang dihasilkan oleh presiptasi secara ritmik \
periodic atau oleh organisme seperti stromatolit. Sebagai catatan sturtur
stromatolit algae sangat jarang ditemukan pada batu pasir. Perlapisan Massive
merupakan lapisan tanpa struktur internal. Hamlin (1965) dan para pekerjanya
dalam proyek pengeboran dalam lautan telah menunjukan ( fig 4-3) lapisan
massive dari batu pasir yang terlihat sangat jarang.Tetapi tidak semuanya, batu
pasir pebbly merupakan lapisan massive dan berisi pebbles yang terisolasi, dan
bahkan cobble mengapung dalam batu pasir batu pasir dan disebut sebagai batu
pasir mudflow tetapi lebih tepat dikelompokan sebagai debris

Perlapisan laminasi, dikarakteristikan oleh sedimentasi dengan ketebalan


kurang dari 10 mm, dan terkadang tampak seperti flagstone apabila dilihat secara
keseluruhan. Lapisan laminasi membentuk sebagian kecil dari banyak batu pasir
dan hampir terdapat pada setiap lingkungan pengendapan mayor .
Cross bedding merupakan salah satu struktur yang khas dari batu pasir (fig 4-5)
struktur ini dikenal pula sebagai current bedding, dan terdapat baik pada batu
pasir primer maupun sekunder.
Maksudnya adalah dibatasi dan perlapisan melereng dari talus dan
pertumbuhan lateral deposit seperti kemiringan lereng dari sebuah titik perlapisan
sebaik stratifikasi lainnya dengan kemiringan awal seperti yang dibentuk oleh
pertumbuhan basin dari sebuah delta yang berdekatan dengan pantai. Kita
membedakan crossbedding dari cross lamination dengan ketebalan lapisan.
Apakah lapisan mempunyai ketebalan terbesar atau kurang dari 10 mm ? Tapi
lihat Campbell (1967) untuk perbedaan penggunaan.
Beberapa klasifikasi dari crossbedding tergantung pada geometri struktur,
yang telah diklasifikasikan oleh McKee dan Wier (1953). Allen (1963) mengenal
15 jenis tipe-tipe dari epsilon. Lapisan inklin dibentuk oleh pertumbuhan lateral
telah digunakan secara luas. Jenis crossbedding allen disebut juga perlapisan
sidefill. Pada kenyataannya sulit untuk menggunakan klasifikasi ini karena tidak
cukup lengkap untuk menentukan pemberian kelas crossbedding bahkan itupun
sulit dalam singkapan kecil, untuk membedakan bidang dan trough crossbedding.
Sebagai aturannya hanya pemotongan berturut-turut tidak menguatkan pasir pada
geometri yang benar. Normalnya satu dibatasi untuk dua situasi: Pemotongan
vertikal menyilang atau crossbedding, yang paling berguna mungkin adalah
pemotongan longitudinal, yaitu satu pararel ke aliran gelombang. Pada setiap
pemotongan satu dapat dilihat ada atau tidak jejak dari bidang yang dibentuk
kumpulan apakah pararel atau konvergen, apakah jejak dari permukaan foreset
lurus atau belok, dan apakah mereka bersinggungan ke dasar lapisan atau tidak.
Salah satunya juga dapat menentukan skala crossbedding, yaitu ketebalan dari set
(Gbr.4-6 dan 4-7). Perselingan crossbedding dari set tetapi ketebalan 1 cm atau 2
cm (skala kecil) ke 30 cm atau lebih (skala besar). Rata-rata batupasir paling
banyak adalah 15- 60 cm. Pengamat juga dapat mengukur sudut dihedral antara
perlayer dari setiap permukaan set dan foreset. Sudutnya menunjukan posisi
kemiringannya, ini merupakan sebuah pendekatan tetapi tidak sepenuhnya benar
sebagai sebuah sudut terukur, mungkin saja dipengaruhi oleh deformasi.
Kegunaan yang utama adalah un tuk mengukur azimuth dari bidang foreset yang
berfungsi sebagai penentu arah arus purba. De celles et al. (1953) mereview
metode pengukuran terhadap crossbedding dan memberikan dua metode baru.
Pada kemiringan lapisan yang disebabkan tektonik, dip dari bidang foreset dan
juga dip dari perlapisan sebenarnya (true dip), keduanya dapat tercatat dan
azimuth dari arus dasar dapat ditentukan setelah dilakukan koreksi terhadap
kemiringan tektonik – koreksi dapat dilakukan dengan menggunakan proyeksi
stereografi atau oleyh komputasi (perhitungan).
Pada penampang vertikal dari suatu perlapisan sangat sedikit sekali
diperoleh informasi mengenai aliran arus kecuali pada struktur crossbedding.
Apabila seluruh penampang tersingkap maka kita dapat mengukur kedalaman
(kedalaman maksimum dari set perlapisan ) dan lenarnya lalu setelah itu kita
bandingkan lebar dan kedalamannya. Secara umum, rasio antara lebar dan
kedalaman telah ditetapkan dalam skala internasional ( independent ).
Banyak kegunaan yang dapat diperoleh dari bidang perlapisan terutama
untuk unit cross bedding.sebuah penampang dari perlapisan dapat digunakan
untuk menentukan sumbu ( bisektris ) dari sebuah set bidang perlapisan –arah dari
arus purba. Penampang dari bidang perlapisan banyak digunakan sebagai media
untuk mengenali bidang crossbedding dan bidang tabular set. Pada arah horizontal
dari arah poros set memiliki bentuk kurva diseluruh set dari crossbedding; juga
memiliki bentuk yang hamper lurus apabila terdapat pada crossbedding yang datar
Sangat penting untuk mengamati hubungan diantara set dari crossbedding,
karena mungkin saja set dari crossbedding tersebut saling bersusunan antara yang
saut dan yang lain. Umumnya untuk sebuah set dipisahkan dari yang lainnya oleh
suatu lapisan atai layer. Biasanya pada bagian top set atau back set lah yang akan
terlihat secara horizontal pada singkapan, perlapisan back set denganporos set
yang agak miring menyebabkan dip nya searah dengan arus pengendapan seperti
yang ditemukan pada antidunes-hal ini juga terdapat pada pengendapan pasir yang
tejadi dengan sangat cepat, tapi hal tersebut sangat jarang.Untuk ripple
crosslaminasi terdapat pada kondisi tertentu. Ripple yang tampak muncul keatas
dan memiliki bentuk yang tidak beraturan disebut climbing ripples atau ripple-
drift laminasi.
Set dari crossbedding atau crosslaminasi memiliki permukaan dengan
kemiringan sudut yang rendah atau kecil dan dipisahkan dengen yang lainnya
dengan foreset, juga biasanya memiliki orientasi dan disebut reactivation surface (
Gbr 4-8 ). Reactivation surface marupakan contoh yang bagus dalam setiap
pembelajaran mengenai struktur sediman orisinil : erosi oleh angina terhadap
gelombang pasir pada kedalaman air yang konstan disebabkan oleh penurunan
permukaan air atau perubahan secara parsial (sebagian ) pada arah aliran.(McCabe
and Jhon ,1977 ,pp.713-14 ).
“Hummocky” cross bedding ( Gbr 4-9 ) kurang dapat dijelaskan dengan
baik tetapi dapat dikenali dari kenampakan seperti gundukan yang rendah dan
berlobang yang dibantuk oleh pergerakan gelombang, Harrms et al (1982 , Gbr 3-
15 ). Hummocky crossbedding umumnya memiliki ukuran butir dari fine sampai
medium, terlaminasi dengan baik, layer dengan kemirimgan yang kecil dan
memiliki arus purba yang bervariasi ( lihat p 334 ).
Cross-laminasi dapat terdeformasi - baik pada saat pengendapan oleh
bahan atau partikel tertentu dari deformasi sediman halus atau oleh tegangan gerus
( shear ) selama pergerakan tektonik. Deformasi penecontemporer normal
menghasilkan foreset yang curam, dalam beberapa kasus bahkan hamper terbalik
: deformasi tektonik merupakan penyebab utma terjadinya morfologi yang curam
atau datar atau distorsi yang lainnya ( Ramsey 1961 ). Secara penecontemporer
crssbedding yang terdeformasi telah diklasifikasikan pada empat type (Gbr 4-10 ).
Crossbedding merupakan produk migrasi arus dasar dari gelombang
pasir.Untuk skala crosslaminasi yang sangat kecil merupakan produk dari migrasi
terhadap ripple. Hampir dari seluruh batu pasir fluvial dibentuk oleh migrasi dari
subaquaeus dunes yang membentuk struktur dengan skala medium. Crossbedding
dengan skala besar merupakan produk dari migrasi dunes yang besar, baik
subaquaeus atau eolian. Faktor-faktor seperti skala, sudut kemiringan, tangensial,
bidang struktur atau cetakan struktur, atau bidang dimensi serta rasio dari
kedalaman dan lebar pernah dibahas (Harms et al, 1982. bab 3) dan didiskusikan
pada bab 8, tetapi hal tersebut tidak cukup untuk mengetahui karakteristik dari
struktur masih banyak yang harus dipelajari terutama dari mekanisme transport
sediment – Bagaimana bentuk lapisan berubah terhadap ukuran butir, intesitas
aliran, kedalamn air, dan faktor lainnya. Menurut pendapat beberapa ahli
mengemukakan bahwa sebagian besar dari type struktur seperti crossbedding
sangat dekat hubungannya dengan proses fisik dari pada lingkungan sedimennya –
kecuali pada hummocky crossbedding. Data interpretasi maximum dapat
diperoleh dengan melakukan pendekatan terhadap berbagai macam faktor dan
skala crossbedding serta crosslaminasi pada vertical sekuen dan fasies, juga
dengan cara melakukan pengukuran secara teliti terhadap arus purba.
Graded bedding merupakan sebuah lapisan dengan ukuran butir yang
menghalus keatas (Gbr 4-11 dan 4-12), graded beds dibentuk oleh pengendapan
dari arus turbidid dan memiliki ketebalan dengan kisaran centimeter atau lebih.
Material dari graded bisa terdiri dari silt, pasir atau bahakan gravel. Pada
umumnya unit graded bedding sebagian besar terdiri dari material butiran
berukuran coarse.

Pada umumnya ketebalan greywacke berkisar antara beberapa centimeter


hingga beberapa meter, lapisan yang ketebalannya lebih tipis sepertinya hanya
berupa bagian saja. Graded sekuen menampilkan distribusi dari ketebalan log
normal, lapisan graded pada umumnnya memiliki bagian dalam yang jelas
struktur sekuen secara vertical seperti halnya ukuran butir yang merupakan suatu
respon dari arus yang tidak teratur(fig.4-13). Biasanya graded bedding ditenukan
di bagian lapisan pada batu pasir immature-graywacke-dari geosinklin,disini
densitas atau arus turbidit-turbit campuran dari lempung,pasir dan air dipercaya
oleh kebanyakan ahli sedimentologi untuk mengalir menuju daerah dengan
kemiringan rendah secara periodic dan mengangkut pasir menuju kedalaman air
dimana biasanya hanya lumpur yang akan terakumulasi tidak seperti cross
bedding, lapisan graded dari turbidit bisa memiliki panjang secara lateral,
beberapa bagian tunggal bahkan telah dikorelasikan untk beberapa kilometer.

Penandaan dan ketidakteraturan dari bidang perlapisan

Jika diteliti lebih dekat kebanyakan dari bidang perlapisan pada batu pasir
menampilkan struktur yang bervariasi, struktur tersebut dibagi atas bagian –
bagian yaitu: didasar lapisan, diatas larisan dan diantara lapisan.
„Sole Markings‟ adalah karakteristik kenampakan dari bagian bawah pada
perlapisan batu pasir dan beberapa batu ganping selebihnya pada batu lempung
damn lanau(tabel 4-3). Kenampakan tersebut telah diketahui beberapa tahun yang
lalu dan baru akhir-akhir ini dipelajari secara intensif . kebanyakan dari struktur
ini merupakan cetakan atau negatif depression atau markings (penandaan atau
jejak). Pada umumnya diproduksi diatas lempung dimana pasir sudah tersebar,
stuktur ini dikontrol origin oleh 1) jalanya arus dipermukaan lempung 2)
pembebanan yang tidak seimbang dari lempung halus hidroplastic 3) aktivitas
organisme di permukaaan walaupun mereka muncul dikebanyakan batu pasir,sole
marks biasanya lebih berlimpah di turbidit dimana mereka menyediakan cara
untuk menentukan aliran arus.
Dari beberapa variasi struktur yang diproduksi oleh jalanya arus yang
paling umum adalah flute yang terbentuk dari cetakan di permukaan lempung dan
terisi dengan pasir dan oleh karena itu digambarkan sebagi pengangkutan struktur
atau flute cast berada di posisi terbawah atau lapisan dasar dari hamparan lapisan
pasir.
Flute cast adalah struktur yang berbentuk setengah kerucut dengan hidumg
puncakmya berbentuk bundar atau bulat dan bagian lainnya akan melebar dan
menyatu dengan bidang perlapisan. Struktur telah juga didesain seperti flute
molds, flow marks, scour cast, scour fingger, vortex cast dan turbboglyph. Flute
cast mempunyai panjang yang bervariasi dari hanya beberapa centimeter hingga
struktur berukuran raksasa sekitar 1-2 meter panjangnya, solitary flutes sangat
jarang ditemukan. Pada umumnya dia muncul sebagai suatu kelompok dimana
satu jenis flute cast dapat terbentuk dengan ruang luas, ruang tertutup bahkan
pertambalan, hal ini sangat umum umtuk laisan batu pasir yang beruntun umtuk
menampilkan flute cast, dengan kata lain ketika kondisi sangat tepat untuk
memproduksi suatu kelompok flute menjelang pengendapan dari satu lapisan
pasir, kondisi ini terjadi menjelang penbentukan dari lapisan subsekuen.
Flute cast mempunyai variasi bentuk,variasi tersebut dalam satu kelompok
menjadi lebih atau sedikit mirip, beberapa berstruktur clongate berhubungan
dengan strukur terbatas; lain mempunyai bentuk broader deltoid. Beberapa
mempunyai bentuk simetri bilateral yang bagus yang lain menunjukan sedikit
bentuk pada umumnya denagn beak terputar. Hal ini tampaknya merupakan
transisi dari bentuk sempurna flute cast hingga scour cast yang melintang lebih
irregular dan juga berhubungan dengan elongate furrow cast.T4-3
Bentuk yang kurang reguler menyerupai load cast tetapi mempunyai
bentuk yang lebih reguler dan juga menunjukan bukti jelas dari asal proses
erosinya, seperti pembagian dari laminasi di subjacent lempung atau silt.laminasi
mungkin akan tererosi berbeda sehingga pasir yang mengisi tersebut akan
memperlihatkan „jejak” yang membentuk Flute cast yang terpahat, sebagai
perbandingan laminasi berasosiasi dengan load cast pembentukannya tidak
bergantung pada struktur melainkan terbentuk oleh erosi. Beberapa pengisi dari
struktur flute adalah penyebab dari pembebanan dan deformasi, seperti load
casted. Flute mark merupakan contoh yang bagus dari struktur yang sangat hebat
merupakan tipe yang yang sulit untuk diklasifikasikan.Gr4-14
Walaupun flute mungkin berasosiasi dengan saluran (alur) yang bukan
merupakan peraturannya, biasanya mereka eksklusif.
Flutte tampaknya merupakan produk dari arus local yang terputar,
ukurannya sangat bergantung pada ukuran dari putaran, kemudian mungkin
menjadi rumgsi dari kekuatan arus, ketika kondisi arus sangat tepat untuk
memproduksi satu putaran maka akanberkenbanng tteapt di lapangan dari
semacam vortices. Ada banyak factor yang tidak dikenal yang mengontrol ukuran,
bentuk dan keruangan dari flute (Allen,1826,fig 1-2) menyediakan klasifikasi
yang menyeluruh untuk bermacam – macam kelompok flute.
Flute merupakan paling umum dan paling brguna untuk produksi arus sole
marks, bentuk mereka adalah pemandu yang tepat atas direksi dari aliran arus, dan
walaupun tidak eksklusif flute merupakan produk dari arus turbidit yamg paling
berkarakteristik dari fasies flysch.
Struktur diproduksi oleh arus scour dan sekarang ini untuk flute adalah
arus crescent (Hufeisenwulse), tentu saja merupakan depresi berbentuk sepau
kuda dikembangkan oleh scour current,mengelilingi hamparan obstacle di
permukaan pasir, pada umumnya membentuk lingkaran innuclast shale di batu
pasir fluvial,clas dan moat terkubur dengan pasir yang ada. Akhirnya shale yang
terlapukan keluar meninggalkan lubang. Noat tampak terangkat keluar dari bagian
bawah pada lapisan batu pasir mengelilinga lubang tersebut.
Groove cast (shroek,1948.p.102) biasanya dicirikan dengan kenampakan
seperti terangkat, rektalinier, bulat hingga berpuncak tajam yang ditemukan di
bagian bawah sebagian lapisan batu pasir. Biasanya merupakan karakteristik dari
pasir turbidit,mereka diperkirakan berasal dari pengisian dari benukan yang
mennyerupai alur atau saluran dibawah hamparan shale lempung dan bahkan
disebut “mud furrows‟oleh Hall yang mengobservasi hal ini di New York pada
jaman Devonian sekitar 100 tahun yang lalu(Hall,1843,p.424). Bahkan juga
mereka dinamakan “drag marks” dan “drag cast” dari perkiraan pembentukan
mereka oleh object yang telah tergeser oleh lempung dibagian bawah
(ikkuenen,1957,p.243).
Groove cast jarang sekali tampak sendiri, mereka biasanya muncul dalam
set, umumnya sebagai dua set intersecting pada sudut akut dipermukaan yang
sama (fig.4-16). Bila berupa barisan individual biasanya menampilkan sebuah
relief yang hanya 1 millimeter hingga 2 milimeter atau lebih dari centimeter,
merek mempunyai bentuk yang sangat teratur dan paling terbuka menunjukan
baik itu permulaan maupun penutup. Beberapa bahkan multiple dan
terornamentasi dengan seri orde kedua dari microgrooves atas ridges, didalam set
terdapat sedikit atau tidak ada deviasi dalam azimut, ggroove cast mungkin sedikit
atau bias pula banyak; dan setelahnya set bertahap menghilangkan bagian yang
pertama
Groove marks dapat dikenali dari slide marks atau cast (fig.4-17) yang
terbentuk oleh pergerakan dari obyek yang besar seperti shal raft melewati bagian
bawah, seperti objek sliding termasuk untuk rotasi atau terporos hingga bentuk
tanda yang mereka buat seperti kurva.Normal grooves sebaliknya telah dibuat
oleh banyak objek individual menunujukan kelakuan yang tidak terkoordinasi.
Ggroove cast bias berasosiasi dengan prod cast, skip dan bounce cast, dan brush
marks tetapi jarang dengan flute cast, pengakhiran jarang terlihat dimana proses
tersebut ditandai oleh fragmen kerang atau perangkat lain yang dikenali yang
diperkirakan bertanggung jawab pada proses pembuatan groove.
Groove cast hanya dapat diobservasi di shale yang telah terlapukan
sehingga menampilkan permukaaan bagian bawah dari lapisan batu pasir, seperti
flute cast groove cast banyak terakumulasi di dasar dari pasir turbidit dan
merupakan struktur hieroglyphic yang paling umum dari fasies flysch.
Pembentukan dari groove cast sangat panjang dab tak terduga, hal ini
sangat jelas bahwa mereka adalah produk dari material yang tersapu oleh arus
yang mengukir permukaan dari bagian bawah lempung yang relatif keras.Hal ini
didukung oleh penemuan dari semacam perangkat seperti kerang, pasir butiran
besar, bongkah lempung pada arus bawah akhir dari groove dan paralelisme dari
grooves dengan arah dari aliran arus yang tergambar melalui criteria lain.
Pergerakan yang pasti tidak begitu jelas, kebanyakan obyek bergerak oleh proses
arus yang menggelinding dan melompat – lompat dan konstan berotasi atau
berputar. Untuk membentuk groove membutuhkan kontak yang berkelanjutan
bahkan tekanan dan gerakan tidak terotasi, gerakan terputar membentuk flutes
bukan grooves. Kondisi apa yang mengontrol masing – masing dan diantara dua
hal berikut mana yang lebih proximal ?
Groove cast, oleh karena pada umumnya terdapat dalam jumlah yang
banyak, maka dapat dijadikan sebagai indicator arus paleon yang paling berguna,
khususnya bila digunakan dalam hubungan dengan sruktur akan menghasilkan
indicator dari jenis pergerakan . Jika pergerakan bertanggung jawab untuk
pembentukannya tentu saja arus turbiditas dan densitas bergerak menuju lereng
rendah, kemudian beberapa beberapa masalah yang pelik akan muncul.
Penyimpangan dari arah proses terlihat dari set intersecting atau oleh arah
abberant di lapisan yang tertentu dimana sekuen yang lebih reguler memunculkan
pertanyaan mengenai paloeslope, jelasnya tidak semua grooves terpotong oleh
arus yang bergerak ke lereng rendah.
Sebagaimana telah dilihat di tabel 4-3 ada marks atau struktur dengan
tujuan untuk lebih mengenal flute dan groove cast, termasuk disini adalah yang
dibentuk oleh objek yang berselang menyentuh bagian bawah dan yang diatur
oleh obyek yang terputar. Grup pertama terdiri dari bounce, brush, dan prod
cast.Bounce cast juga skip cast adalah marks yang ditempatkan pada interval biasa
dan merupakan akibat dari struktur yang terbuat dari obyek yang meneruskan pola
salvatory, brush cast menunjukan kontak dibawah merupakan suatu
ketidaksengajaan dan tidak biasanya terulang dan lebih lagi berlangsung cukup
lama untuk membuat konstruksi dari timbunan kecil dari material yang terdorong
keatas oleh obyek yang bergerak. Prod cast seperti yang diartikan oleh namanya
terbentuk oleh sebuah obyek seperti sebagian tongkat kayu air menabrak bagian
bawah, dan ditekan sekuatnya lalu diputar dari kearah depan dan selanjutnya
diangkat bebas, titik terminal dari arus bawah yang lebbih terlihat pada bentukan
marks terhampar pada akhir dari groove pendek.
Roll marks sangat bervariasi, umunya terjadi pada sekuensi flysch yang
terbentuk akibat gaya perputaran atau lingkaran dari cangkang planar ynag
terputar terutama cephalopods. Struktur ini biasanya meninggalkan karakteristik
berupa “tanda” atau jejak (seilacher,1963).
Mud craks berkembang di material kohesif yang mengalami penyusutan
pada sat kehilangan kandungan air, umumnya lempumg mengilustrasikan ini
dengan sangat baik. Material berbutir yang non kohesiv seperti pasir tidak bias
diharapkan untuk membuat mud crak, namun pola polygonal dari ridges yang
terangkat hadir dibagian dari beberapa batu pasir, struktur ini dibuuuuat secara
nyata oleh masukan dari pasir yang melewati permukaan mud crack, pengisian
pasir didalam kerak tersebut menjadi bagggian dari hamparan lapisan pasir itu
sendiri. Shale biasanya terlapukan, meninggalkan cast dari kerak yang telah terisi
menyambung pada lapisan batu pasir iu sendiri.
Karakterstik struktur yang terdapat diatas permukan lapisan batuan pasir
termasuk ripple marks, rill marks, pits dan prints dan di pasir lebih halus juga silt,
ice crystal cast dan molds. Struktur biogenik jjuga umum ditemukan di beberapa
lapisn, semua dari marks struktur diatas juga bisa muncul sebagai cast di bawah
perlapisan.
Dahulu kala salah satu dari sruktur yang tercbservasi awal dari pasir dan
batu pasir dan satu diantaranya yang paling dan telah ditulis adalah ripple dan
ripple marks. Ini adalah literatur yang sangat hebat untuk subyek tersebut tidak
hanya oleh geologist juga untuk siapa yang tertarik pada fisik dari pergerakan
butiran dan fenomena ripple atau wave (gelombang). Awal tulisan klasik oleh
geologi yang dibuat oleh Kindle (1917) dan Bucher (1919), satu dari yang paling
baru ulasan yang menyeluruh mengenai subyek ini adalah Allen (1969).
Kebanyakan dari pekerjaan awal berurusan dengan bentuk atau morfologi
dari ripple seperti yang terlihat di pasir yang lebih muda atau ditunjukan di bidang
perlapisan dari batu pasir yang lebih tua, menjelang decade terakhir ketertarikan
telah berganti kepada struktur dari ripple dan kenampakannya seperti ripple, drift,
yang baik diamati di cross section.
Ripple marks adalah gelombang dengan skala yang kecil pada pasir dan
bentukan itu terbentukdari arus yang lebih lemah dari pada yang membentuk
dunes yang umumnya terbuat dari cross bedding dalam skala yang besar,ripple
marks adalah karakteristik dari butiran material non kohesiv pada ukuran pasir,
mereka mungkin mengembangkan baik dalam pasir sislika atau pasir karbonatan
tetapi tidak membentuk dalam material yang kasar seperti gravel atau lanau dan
lempung yang lebih halus.
Klasifikasi telah merupakan sutau masalah karena variasi ynag banyak
dari riiiple dan gradasi dari satu tipe ke tipe lain. Gambar 4-18 mengilustrasikan
salah satu dari banyak variasi yang berbeda dari ripple marks. Pada dasarmya
ripple mempunyai dua tipe: yaitu ripple yang mempunyai cross section yang
simetrik biasanya beratribut pada gelombang yang terbentuk dari arus oscillatory
dan ripple dengan cross section assymetrical yang dibentuk oleh arus yang tidak
teratur dari angin atau air, arus ripple dalam skala kecil adalah salah satu dari
variasi dan bentuk juga dimiliki oleh sekuen seperti mereka baik bertingkat atau
menerus satu sama lain( fig.4-19). Ripple marks menampilkan pola rectalinier,
jika berlanjut dan normal pada arus atau sinous, jika berkelanjutan tetapi disertai
dengan beberapa kelokan pada arus, banyak dari arus ripple tidak membentuk
pola yang berkelanjutan tetapi malah terpecah menjadi sruktur cresent yang
terkompresi secara lateral dari bentuk U pada bidang. Mereka membentuk
Cresentris atau barchanoid jika titik ekstrem dari arus bawah dan lunate jika titik
itu dari arus atas, beberapa indicator berdasarkan atas beberapa parameter seperti
panjang dan tinggi telah diperkirakan untuk membagi antara eolian dan

Gambar 4-18. Fosil ripple mark. Horton Group (Missisipian), Minas basin,
Walton, Nova scotia. Menggambarkan dua set ripple. Foto ole H.P. Eugster.
Gambar 4-19. Nomenclature dan hubungan antara perbedaan jenis jejak arus
(Allen, 1969).
Jejak air. Semenjak jejak-jejak eolian mulai jarang ditemukan, kalaupun
ada, hanya ditemukan pada rekaman geologi, tetapi rupanya hal ini tidak terlalu
berpengaruh.
Pola dari jejak-jejak yang telah ada menyebabkan butiran pasir bergerak
dan terbentuk diantara laut tengah hingga laut dalam. Pada laut dangkal mereka
mengalir sampai ke garis pantai, aliran inilah yang sangat membantu dalam
menentukan Paleogeographic hingga dapat terekam secara sistematik.
Pada beberapa sistem jejak, butiran-butiran pasir ditransportasikan dan
diendapkan pada stoss dan lapisan lee, sehingga jejak yang akan terbentuk
mengikuti pola tanpa perubahan lapisan pengendapan. Jika kemudian pasir terus
bertambah pada sistem tersebut, maka kecepatan pengendapan pada lapisan lee
bertambah pula dan terbentuklah jejak menangga atau ripple-drift cross-
lamination (Sorby, 1859, 1908, p. 184; Walker, 1963, 1969; Jopling and
Walker,1968; Hunter, 1977)
Jika dilihat secara detail, morfolgi dari struktur ripple-drift adalah
bervariasi dan beberapa subtype-nya dapat dikenali. Pertama, seluruh endapan
terdapat pada lapisan lee. Tipe kedua, endapan terdapat pada stoss dan lee dengan
masing-masing laminasi yang menerus sepanjang sistem. Tipe ketiga, dicirikan
oleh jenis butiran, lumpur diendapkan pada cekungan jejak, silt dan pasir terdapat
pada sisi stoss. Walaupun laminasinya menerus, pada kasus ini terjadi perubahan
komposisi dari stoss ke lee side. Dari beberapa tipe ripple-drift ini, terlihat
karakteristik dari endapan turbidite (Walker 1963).
Sudut yang terbentuk pada jejak menangga dikontrol oleh kecepatan
pengendapan dari yang sebelumnya relatif suspensi hingga terendapnya butiran-
butiran. Pada Rezim aliran tinggi (bab 8), sedimen menyapu lapisan lee sehingga
sudut menangganya relatif kecil (Walker, 1969).
Struktur “rib and furrow” yang terdapat pada batupasir merupakan
kenampakan yang sederhana dari mikro-cross-lamination sebagai hasil dari
penambahan jejak-jejak. Dapat juga disebut sebagai miniatur dari cross-
stratification.
Gambar 4-20. Parting lineation di batupasir Annot, turbidit. Near Piera-Cava, Maritim
Alps, Perancis.
Struktur jejak dapat mengalami perubahan. Hancur dan terendam secara
lokal dapat terjadi pada saat pembentukan atau sebelumnya, terutama pada jejak
silt dan pasir halus. Hal tersebut dapat menunjukkan adanya kaitan antara
perubahan struktur jejak dengan convolute bedding, kemungkinan ekstrem
convolute bedding merupakan hasil akhir dari perubahan struktur jejak. Jejak-
jejak yang terbentuk dari pembebanan endapan lumpur disebut load cast.
Beberapa butiran-butiran pasir diendapkan menjadi bagian yang terpisah
sepanjang bidang perlapisan hingga membentuk suatu keteraturan. Pada
permukaanya menunjukkan adanya lineasi yang lemah, parting lineation, juga
merupakan awal mula dari aliran lineasi yang berhubungan dengan orientasi
butiran. Secara bersamaan bagian yang terpisah tersebut menyusut secara tidak
sempurna menyebabkan terbentuknya struktur seperti tambalan-tambalan yang
merekat pada permukaan lapisan. Ketidakteraturan struktur tambalan ini dapat
memperpanjang lineasi.
Gambar 4-21. Kenampakan load casts., Owen Country, Indiana, U.S.A.

Deformasi Lapisan Secara Bersamaan.

Sebelum terjadinya konsolidasi pada proses pengendapan, endapan pasir


dapat mengalami deformasi. Beberapa variasi struktur dapat dihasilkan.
Deformasi dapat disebabkan oleh satu atau tiga proses lain yang berbeda. Pertama
convective, sebagai contoh adalah gerakan yang menyebabkan material ditransfer
secara vertikal. Gerakan disebabkan oleh sebuah stratifikasi density yang tidak
stabil, seperti pada kejadian dimana dalam suatu lapisan, pasir yang diendapkan
tidak begitu tebal karena air jenuh oleh silt atau lempung. Jika material dasar
mengalami transformasi thixotropic lemah, maka rangkaian dari unsur-unsur
convective bergerak demikian; pergerakan pasir kebawah dan pergerakan silt dan
lempung keatas. Pergerakan yang terjadi dapat berjalan secara cepat, lambat
ataupun tiba-tiba.
Proses kedua dari deformasi merupakan hasil dari ketidakstabilan pada
kemiringan pengendapan. Pergerakan ini menghasilkan komponen yang meluas
secara lateral dan transfer material hampir horizontal. Bisa berupa pergerakan
yang lambat ataupun cepat dan tiba-tiba.
Proses ketiga meliputi sifat psuodoliquefaction pada pasir yang merupakan
perkembangan dari “quicksand” yang mampu diinjeksikan sebagai sill, dikes, atau
diapirs.
Proses keempat adalah pencucian glacial pasiran yang gagal mencairkan
blok es disekitarnya.
Beberapa variasi struktur dihasilkan dari proses pengaturan ulang secara
vertical, load casts adalah salah satu contohnya. Bentuk seperti benjolan-benjolan
pasir dibagian bawah dihasilkan dari pembebanan yang tak sama rata oleh
Lumpur yang bersifat hidroplastik. Struktur ini dapat mengisi dan menempati
lapisan induk dengan dibatasi oleh leher lapisan, pada kasus yang jarang terjadi
struktur ini dapat terlepas dan jatuh pada material-material dasar.
Sebagaimana yang dijabarkan pada proses pembentukkan, load casts tak
sepenuhnya “casts”. Tidak seperti flute casts, load casts tidak mengisi cekungan
atau lubang yang telah ada sebelumnya. Laminasi pada bagian dasar lapisan
Lumpur mengalami deformasi dan lumpur tersebut bergerak naik turun
membentuk benjolan-benjolan load casts.
Bentuk dan ukuran load casts tidaklah simetri dan bahkan sangat tidak
beraturan. Load casts terlihat seperti benjolan-benjolan dibagian bawah suatu
lapisan pasir, bervariasi dari yang seperti bintil-bintil kecil sampai benjolan yang
besar. Struktur load bias terlihat seperti flute, atu bahkan seperti cekungan.
Biasanya dalam struktur load casts terdapat struktur internal yang mewarisi
struktur induknya.

Gambar. 4-22 Struktur bantall. Piera-Cava,


Maritime Alps, Perancis.
Gambar 4-23. lepasan Load balls pada batupasir, Berea Mississipian, dekat Camp
Whitewood, Ashtabula Country, Ohiio U.S.A.

Indikasi load casts tidak memerlukan lingkungan yang istimewa. Yang


diperlukan hanyalah endapan pasir dalam air yang telah berada pada batas jenuh
oleh hidroplastik. Kelihatannya memang seperti akibat dari turbidit, tapi dalam hal
ini tidak semua lapisan adalah load casts. Load casts berkembang pada satu kasus
dan tidak berarti kenampakan tersebut dapat menunjukkan kondisi pada lapisan
dasar. Jika satu arus turbidit mengikuti “heels” yang lainnya, maka kondisinya
akan lebih mendukung untuk terjadinya load casta padahal jika ada suatu
kekeliruan waktu yang cukup berarti dan dewatering pada lapisan yang lebih
rendah, maka load casts tidak akan terbentuk.
Beberapa lapisan pada batupasir, terlihat seperti lelehan lava,
memperlihatkan sebuah ellipsoidal atau struktur bantal (Gbr. 4-22)Pasir-pasir
membentuk gumpalan bola-bola/bantal, dengan diameter yang bervariasi dari
mulai beberapa centi hingga meter. Jarang yang berbentuk bulat sempurna, lebih
sering ellipsoidal. Jika batupasir terlaminasi, maka laminasi dalam bantal tersebut
akan terdeformasi, biasanya menyesuaikan diri hingga membentuk kurang dari
setengah lingkaran bola dan mencekung pada bagian pusat. Strukturnya
menyerupai danau yang cekung kebagian dalam, atau mungkin menyerupai
bentuk atap jamur.
Walaupun saat ini masih jadi perdebatan, struktur bantal bukan merupakan
produk nor konkret dari pelapukan spheroidal, bukan pula slump. Kesimetrian dan
orientasi merupakan hasil jatuhan bukan pergerakan secara lateral. Seperti
mangkuk atau –kidney-shaped structures dapat dihasilkan dengan
menenggelamkan lapisan pasir, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Kuenen
dalam eksperimennya (1985, p. 18). Dengan menenggelamkan secara sempurna,
gumpalan-gumpalan bola terbentuk (Gbr. 4-23). Kemungkinan kejadian ini
terbentuk secara tiba-tiba atau katatropik.jelas ada sebuah gabungan antara
struktur ini dengan load pockets, khususnya dengan struktur bantal. Semuanya
berhubungan dengan transfer material secara vertical. Perbedaanya mungkin
hanya pada kecepatannya. Pada load casts batas dasar hidroplastik-batas dimana
Lumpur tidak memiliki waktu untuk “dewater”- sangatlah penting.
Dish struktur dapat terlihat sebagai cekungan-cekungan yang lemah pada
cross section (Gbr. 4-24) dan telah disetujui oleh Stauffer (1967) juga
didiskusikan oleh Stanley (1974) dan Nagahama et al (1975). Sebagian besar
terdapat secara bersamaan pada batupasir hasil turbidit, dimana dapat berasosiasi
dengan convolute laminasi (Gbr. 4-12). Air yang keluar dari endapan pasir
dipercaya sebagai origin-nya. Rautman dan Dott (1977) yakin bahwa dewatering
terjadi diseluruh lingkungan.
Pada beberapa kondisi pasir terdefpormasikan oleh gerak gravitasi dimana
komponen meluas secara lateral saat sediment belum tersolidkan dan masih
berada pada lingkungan pengendapan. Jenis “slump” dan “slide” diterapkan dalam
beberapa pergerakan. Biasanya slump dapat memberikan ide pada beberapa
fenomena lokal, slides dapat menunjukkan gerakan horizontal. Slides dan slump
sangat berarti untuk mempelajari arus purba dan basinwide.
Semua sedimen mungkin “menggunakan” gerakan ini. Termasuk pada
pasir, walaupun endapan pasir bisa jadi banyak terdeformasi olehnya. Satu
struktur yang hanya mengandung pasir, terdeformasi secara crossbedding
(Jones,1962) yang terbentuk akibat oversteep pada bidang yang telah terbentuk
sebelumnya.
Pada kasus yang jarang terjadi, laminasi dapat mengalami penggumpalan.
Jelas ada gerakan creep atau slump atau jenis kekar pada pasir akibat seretan pada
aliran pengendapan ataupun olehbatas air atau tegangan gempa. Lipatan tektonik
juga dapat terdistorsi cross bedding (Ramsey 1961).
Slump dan slide dalam skala besar melibatkan banyak lapisan, baik serpih
pada interbedding ataupun lithologi lainnya, seperti apa yang telah diteliti
sebelumnya (Potter and Pettijohn, 1977, pp. 236-31). Efeknya bervariasi dari
campuran yang kasar dari material yang berukuran block hingga berukuran kecil
sampai pada campuran yang terpilah dengan baik dimana lapisannya terdistorsi,
terlipatkan atau terbreksikan. Walau setiap pergerakan pada kasus ini
mengandung interbedded, tetapi pasir yang belum terkonsolidasi

dan lempung, akhirnya, menjadi padat , hasil butiran fragmen-fragmen yang


dipadatkan menjadi suatu acuan sebagai matriks pasir yang rapuh dari butiran
yang terbawa arus. Arus debris mengangkat butiran dengan gravitasi mencampur
kerikil dengan pemilahan yang kurang baik serta terisolasikan dengan endapan
kerakal pada matriks pasir atau biasanya di dalam matriks Lumpur tetapi sangat
sedikit ditemukan, lihat karangan jhonson dan rodhine untuk kesimpulan
kesuluruhan serpihan fragmen mungkin terbengkokan atau terpilah. Jika Lumpur
mempunyai sifat lembab dan elastis , kemudian kedua-duanya yaitu pasir dan
Lumpur dialirkan, akan membentuk suatu campuran “ migmatitig” yang bergaris
garis. Jika jumlah lempung banyak dan pasir relatif lebih sedikit atau terdapr
batuan batuan sediment detritus, lapisannya akan terintegeritas dengan kuat dan
terpisahkan ke dalam satu kontak lipatan yang tidak selaras di atas suatu
permukaan yang menggantung . Berbagai jenis struktur slum yng terjadi pada saat
bersamaan telah di jelaskan oleh Kuenen (1949 )dan Gregory ( 1969).

Keadaan yang mencirikan Struktur slump sangat banyak dan


bervariasiSuatu lapisan yang kelihatannya meluncur,merupakan salah satu cirinya
dapat bergerak pada suatu permukaan datar, bahkan suatu daerahyang bertngkat
tingkat , dan jika mereka mempunyai daya gerak cukup, akan bergerak kedaerah
yang lebih tinggi. Beberapa subareal luncuran telah terbentuk suatu lapisan yang
menyerupai bantal bersisi udara..
Luncuran, penurunan, olistrostomes, dan endapan arus debrisbisanya ber
asosiasi dengan turbidasi di daerah cekungan depan busur dan penambahan
tingkatan lapisan.
Lapisan yang begelombang ( Convolute) , juga diketahui sebagai Garis
garis bergelombang , lapisan yng tergeser , lapisan yang terbalik, dan laoisan
berkerut adalah salah satu [dari] struktur [yang] yang paling sulit untuk
digambarkan atau dijelaskan . Rich mengungkapkan lapisan terbalik mungkin
paling sulit untuk dijelaskan, penelitian lebih akibat terhadap lipatan atau
gelombang perlapisan dari pada lapisan itu sendiri.
Lapisan bergelombang kelihatan relative lebih tipis lapisannya dengan
ketebalan 2 sampai 25 cm yang biasanya terbentuk dari lanau sampai oasir halus
dengan komposisi biasanya dari silica dan karbonat, lapisan ini sendiri berlanjut
dan telrlihat jelas dari lapisan ke lapisan walaupun terdapat kontak yang tidak
selaras yang berukuran kecil dalam struktur itu. Lapisan sinklin cenderung lebih
besar dan terbuka sedang antiklin cenderung lebih sempit dan tertutup, struktur ini
cenderung keluar dari dasar lapisan biasanya keluar keatas, namun dibeberapa
lapisan antiklin terpotong oleh erosi
Lapisan yang terubah tidak termasuk kedalam jenis lapisan yang lazim,
karena lapisan itu tidak meningggalkan jejak tekanan pada permukaan yang datar
struktur slump , juga tidak termasuk struktur yang lazim. Bidang perlapisan yang
datar memperlihatkan urutan dari ketajaman bentukk mereka. Penelitiam
menunjukan bahwa struktur ini berhubungan dengan system yang kompleks dar
gerakan yang tegak lurus ( vertical )
Semua bukti hanya terbatas pada pasir halus atau lanau, batasan pada
lapisan tuggal yang simetri mengindikasikan transfer material yang tegak lurus.
Indikasi dari beberapa penyesuaian diri sendiri dari material material itu dalam
waktu yang cepat atau sangat cepat beberapa teori telah di kemukakan (Potter Dan
Pettijohn).tapi didak cukup memuaskan.
Dalam beberapa pasir kondisi menjadi “ cepat ” Pada struktur yang rapuh
dan berisi banyak air , pasir dapat disuntikan ke dalam celah untuk membentuk
Lapisan batu pasir, (Gambar 4 27), atau pasir juga dimasukan sepanjang
perlapisan uang datar untuk membentuk lapisan batupasir. Walaupun beberapa
lapisan adalah pengisian sederhana, butir demi butir, dari struktur yang dilebarkan
dari atas, kebanyakan menunjukkan tanda-tanda proses terjadinya sangat cepat,
dimasukan secara paksa mengikuti perlapisan dalam suatu jarak yang pendek
atau beralih menjadi suatu batasan.
Lapisan batupasir dan permasalahan tentang asal mereka telah diteliti di
mana mana (Potter Dan Pettyjhon 1977, Hal 229) mereka mempunyai ukuran
yang bervariasi dari lebar beberapa centimeter hingga beberapa meter. Pasir pasir
ini mungkin di masukan setelah pengkompaksian atau mungkin dimasukan pada
awal pengkompaksian . Yang menjadi prioritas adalah subangular , menyerpih.
Dan yang terakhir yang terpilin. Akhir akhir ini ini digunakan sebagai suatu
index adari suatu tekanan tektonissesar mendatar retakan akibat tegangan diisi
secara bertahap oleh pasir menjadi lapisan batu pasir.
Struktur Biogenic

Pada awal 1850 James hall memenukan jejak dan jalan kecil di dalam
batupasir berumur silur di Negara bagian new york tetapa beberapa tahun setelah
itu struktur biogenicdikenal dan digunakan olehahli geologi itu pun sangat
terbatas dan bukan di pandang sebagai sesuatu yang penting. Walau pun mereka
mempelajari batupasir masa lampau, pada sedimen modern, penelitian awal
ditentukan suatu peran penting dalam pemahamana struktur biogenic, Seorang
ilmuwan jerman terkemuka Walther melakukan penyelidikan penting tentang
struktur ini, pada akhir abad 19th di pangkalan angkatan laut di teluk naples dan
pada awal abad 20 ditelti juga Rudolf ricther di bagian laut utara di daerah
Senckenberg am meer. Catatan penelitian lain sebelum sebelum perang dunia II
dibuat Konrtibutor jerman Abel, Krejei Graf Dan Hantzschel. Tetapi baru sekitar
awal limapuluhan yang betapa pentingnya struktur biogenic mulai mulai
digunakan secara besar besaran oleh Seilacher dan teman teman . Sekarang
ketertarikan terhadap struktur lebih besar dar sebelumnya.
Lanau dan pasir jarang memepunyai kandungan fosil yang belimpah ,
tetapi mereka cocok dalam merekam aktivitas binatang yang disebut fosil jejak,
ichofosil atau labenspuren. Realitas jejak Fosil dilapangan banyak ditemukan pada
lanau dan pasir, dikarenakan jejak jejak ini dalam pembentukannya memerlukan
textural agak kasar untuk terfosilkan penggalian , dan rayapan di dalam lanau
dan pasir tanpa kandungan lumpur merupakan bukti dari kehadiran mereka selain
retakan perlapisan serta perlapisan itu sendiri ( Gambar 4 28). Fosil jejak biasa
ditemukan di atas perlapisan , di dalam perlapisan , pada dasar perlapisan atau di
luar lapisan itu Haruslah diingat, bagaimana mungkin, jejak jejak pada atas,
dasar perlapisan dibuat oleh pekerjaan tambangseperti di ukir lalu ditutup denga
pasir. Seilatcher ( 1964) membagi lima kelas fungsional fosil jejak(gambar 4- 29).
Jadi apa definisi umum tentang fosil jejak? menurut seilatcher dan teman
teman yang lain, fosil jejak memakan waktu untuk dibuat di suatu lingkuan
tertutup tetapi pernah dibuat untuk kedua kalinya lagi dan tidak seperti fosil
biasanya yang berubah akibat diagenis sehingga seperti membuat minuman
beralkohol yang semakin lama menyimpannya semakin baik
Tabel 4-4 memberikan penggolongan fungsional menurut seilatcher
(1964 gambar 7) yang dikenali tiga jenis facies masing-masing menggambarkan
proporsi yang berbeda dari lima jenis fosil jejak yang ditunjukan table 4-4 facies
satu , nereites berhubungan dengan dengan lingkungan penendapan flysch , dua
yang lain zoopycos dan cruziana, dengan ligkungan pengendapan shelf . Gambar
4-30 adalah cirirkhas yang menggambarkan jejak jejak kecil di dalam flysch.
Gambar 4 - 28 menggambarkan suatu galian sedalam yang memnerus 40 cm
dimana endapan Mollase terletak di suatu daerah yang tenang , dan gambar 4-31
menunjukan struktur bio tubasi pada batupasir didaerah antartica.

Apa kegunaan dari fosil jejak? distribusi fasies mereka yang sempit
memungkinkan satu zone pada daerah dangkal dalam air lebih dalam( Farrow
1966, gambar 11), membantu menganalis perubahan progresif pada kedalaman
air di dalam penampang vertikal dan dengan dapat begitu mempertajam persepsi
kita aktivitas tektonis bahkan ( seilacher, 1963 a; Farrow, 1966, gambar 11;
Ksiaszkiewwicz. 1977, p 37-44) atau barangkali membantu menentukan adalah
suatu garis pantai( Weimer dan hoyt, 1964).sehingga, kitchellt dan kawan kawan (
1978) telah menganalisa dari laut dalam dan memecahkan keraguan dalam
menginterpretasi kedalaman laut dari struktur ini.. Fosil Jejak juga memberi
informasi tentang tingkat rata rata sedimentasi, pengungkapan dari pengendapan
yang lambat pada permukaan dalam pembentukan yang terus menerus oleh
pengggalian organisme yang membentuk bio turbasi ketika lapisan itu rusak, Sisa
organisme invertebrata mungkin sudah hancur pada zone ini berlawanan dengan
pembentukan lapisan pasir ynag tersedimentasi dengan baik membentuk dengan
baik. Ketika lapisan lain hilang, Labenspuren dapat digunakan untuk menentukan
atas dan dasar urutan perlapisan. Ini adalah sebai\gian kecilkontribusi dalam
menganalisa lingkungan purba. ( Crimes dan Crossly, 1980)

Sekarang untuk mengetahui bgaimana lingkungan pengendapan dari batu


pasirdi masa lampau penggunaan fossil jejak sangatlah penting sama dengan
pentingnya mempelajari struktur itu sendiri, untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dari fosil jejak . sese]orang [perlu] membuat perbandingan secara
sistematik antara perbedaan lingkungan pengendapan dengan penyebarab fosil
jejak dilapangan empat referensi tentang fosil jejak Crimes dan Harper ( 1970),
Frey ( 1975), Gall (1976), dan Crimes( 1976). Ringkasan yang singkat oleh frey
dan pemberton( 1985)sangat dianjurkan . Suatu contoh informasi penggunaan
fosil jejak ditemukan bradshaw ( 1981).
Tumbuhan serta akar berguna untuk identifikasi air tawar dan air payau
sebagai lawan menganalisa lingkungan laut . Mereka sangat menolong jika jika
keterdapatan nya berasosiasi dengan karakternya, seperti warna, akar
dihubungkan dengan red sedimen, dan fosil laut ber asosiasi dengan green sand.

Struktur Kimia

Struktur sediment hasil sekunder dari pengendapan danpelarutan , struktur


sudah mendapat perhatian kecil sejak perang dunia II. Pada batupasir, satu
struktur brrkaitan denga pelarutan dan strukturdan struktur lain berkaitan dengan
pengendapan . Stytolites adalah suatu contohnya Kumpulan kristal seperti kristal
pasir dan barit adalah suatu keanehan batupasir dan padahal bukan pada
tempatnya kongkresi khususnya kongkresi karbonat membentuk keanehan ini
pada batu pasir dan lanau

Karbonat adalah material yang paling umum yang terendapkan lalu


membentuk struktur kimia. Zat kapur Karbonat boleh menghasilkan kristal
pasiryang euhedral. Kilau yang menyerupai titik berwarna beberapa batu pasir
mencerminkan seperti kalsit poikiloblastic. sama seperti barit rossetes yang
mempunyai karakter dan asal sama , pyrite, marcasite, rhodocrosite, fosfat, oksid
besi dan lain mineral yang membentuk bongkol yang kecil-kecil, perwujudan dan
lain struktur di dalam batu pasir
Kongkresi batu pasir biasanya lebih besar dari pada lempung dan lanau
permeabelitas yang besar dari batu pasir mempermudah perpindahan material
dalam pelarutan (gambar 4 -32 ). Perlapisan biasanya tidak akan rusak selam
proses konkresi konkresi dapat terjadi lebih dulu sehingga membentuk
karakteristik seperti pada bagian dalam konglomerat. Karbonat Besi/ akan
menggantikan pasirhalus danl anau secara normal mereka berbentuk bola dan
elips, diratakan secara paralel terhadap perlapisan dan ada tidaknya inti. Mereka
bervariasi dalam ukuran dari beberapa centimeter sampai 3 meter garis
tengahnya . Bentuk yang tajam Dan orientasi merefleksikan pearmebilitas yang
anisotrop pada asalnya konkresi viodal berupa cekungan, dengan bentuk yang
bervariasi dengan atau besi oksida atau limonite. Bentuk seperti tabung yang
diperluas adalah bentuk umum dan bahkan terdapat sepanjang urat besi . Ini
bentuk di atas permukaan air terutama didalam pasir tak kompak.
Kembali berulang butiran seperti chert dan bongkol fosfat yang kecil-kecil
tidak berulang,badan tuberous badan berarti tidak seperti hewan yang berrumah
adalah jarang di dalam batupasir.
Stylolites sebagai hasil solusi tekanan yang seseudahnya (gam 4-33) adalah yang
agak umum di dalam batupasir bersih tetapi menjadi lebih sedikit berlimpah-
limpah ketika peningkatan isi tanah liat. Hal tersebut akan dibahas pada bab 11.

Color-banding adalah suatu irama pengendapan oksida besi encer, lekat


pada tempat penegndapanya, secara keseluruhan membengkok lapisan ( gam 4-
34). Itu lekat seperti laminasi selimut, karena sering / mungkin saja salah
menapsirkan.
.
Perolehan Nilai maksimum dari Stuktur Sedimen

Maksimum informasi selalu hubungan baik dan kelimpahan struktur


sedimen untuk memposisikan di dalam bank pasir di dalam muara yang pasang
surut, suatu pantai , atau suatu tempat alas. Apakah stuktur tertentu yang lebih
umum di dasar, saat puncak atau dekat garis tepi pasir? Apa yang berassosi
berhubungan dengan ketebalan berlapis, ukuran butir gandum, dan melacak dan
badan fosil?Apakah itu adalah urutan stuktur yang vertikal? berapa banyak
lapisan facies mengerjakan suatu badan pasir mempunyai? Bidang yang
memetakan atau pembukuan inti saksama akan hampir selalu menunjukkan suatu
sistematik macam penendapan, dan penting struktur sedimen di dalam saeluruh
butiran sedemikian sehingga seseorang dapat berbicara tentang cross-beded,
ripple-beded atau secara horisontal lapisan facies pada pasir . Biasanya,
berhubunganerat facies seperti itu satu sama lain adalah kunci kepada asal pasir
itu. Mengapa? Karena suatu deposit pasir adalah tingakatan itu menjawab
keseluruhan proses seperti itu, bahwa keseluruhan adalah penjumlahan dari
komponennya. Hanya pada pemetaan sistematis geologi efektif melihat ini
anggapan yang dipersatukan sutu, sehingga terbaik mengidentifikasi lingkungan
yang kuno.

Secara Bersama, arus membentuk struktur cetakn fosil, dan


menempatkan/mengeposkan deposional struktur berperan untuk inproved
pengetahuan sedimentary enviroments, paleocurrents, dan provenance ( Gam 4-
35) dan menjelaskan mengapa sedimentary struktur main suatu peran utama di
dalam studi ukuran pasir masa kini ke yang doitemukn atau mengasarkan yang
menaik.
Sebab struktur sekarang adalah tidak terbatas ke linkungan yang tunggal -
parcticel tiap-tiap struktur seperti itu dapat ditemukan di mana saja pasir diangkut
di dalam volume adalah sangat jarang tentu saja yang satu itu dapat
menyimpulkan suatu linkungan spesifik dari kejadian tunggal dari suatu struktur
yang sekarang tertentu. Karenanya, mencobalah ke uniquel menghubungkan
stuktur spesifik untuk linkungan tertentu sebagai fore-beach, fluavial menunjuk
barpalang ,dan lain-liannya.
Contoh baik struktur sedimen dan fosil jejak dan kejadian mereka di
dalam pantai pasir modern disiapkan dalam bentuk Tabel 4.5. Studi sedimentary
struktur di (dalam) batupasir kuno adalah sangat banyak dan hanya suatu sangat
sedikit dikutip di sini: Khabakon ( 1962), Botvinkina ( 1965), Dzulynsi suatu
Walton ( 1965), Dimitrijevic et al.( 1969), Picard dan High ( 1973), dan Miall (
1978) untuk/karena tanah endapan dan deltaic batupasir; dan Glennie ( 1970)
untuk/karena eolianites. Referencs umum untuk bidang ` menggunakanlah Inclode
Pettijohn dan Potter( 1964), Gubler ( 1966) , Conybeare dan Crook ( 1968 ). dan
Reineck dan Singh( 1980). Lima teks yang menunjukkan bagaimana untuk
menggunakan sedimentary struktur dari semua bantuan indentify ramah tamah
lingkungan pemecatandari batupasir kuno adalah Rigby dan Hamblin( 1972),
Shawa ( 1979) Pembacaan ( 1985), Collinson dan Thompson ( 1982), chapter 9
nad 10 " Paloecurrents dan Dispersal" dan " Pasir . Depositeonal Sistem "
membuatlah penggunaan besar untuk metodologi ini.
Satu set lambang untuk sedimentary struktur bermanfaat ( gam 4-37);
uraian muncul ke permukaan bumi atau inti adalah juga faacilitated oleh
penggunaan dari suatu standard untuk keset- genap yang mana bisa adalah suatu
kartu pons.
Paleocurrent arti sedimentary struktur tidak bisa diremehkan untuk kedua-
duanya paleogeography, paleogeology, dan facies analisa. Studi paleocurrent di
dalam batupasir adalah kedua-duanya luarbiasa memberi penghargaan dan mudah
untuk melakukan. Paleocurent stidies memutar hampir keseluruhan kolom yang
mengenai lapisan tanah - dari Recen ke metamorphic jauh dan volcaniclastic
batupasir.
Ada sembilan sistem arus purba basis dasar di antaranya enam wajar
umum- parallel,convergent , curvilinear yang menyimpang, membalikkan dan
radial ( gam 4-38). Untuk suatu derajat tingkat besar paralel, memusat,
menyimpang, curvilinear dan pembalikan mempola adalah mengelupas mandiri-
mereka telah dipetakan di dalam badan batupasir tunggal yang mencakup
beberapa sepuluh kilometer. Pola yang berputar, pada atas oder tangan, belum
pernah benar-benar dipetakan, tetapi hanya inferred untuk kolom tahap yang
sangat besar mungkin meliputi banyak dari suatu antar benua atau barangkali
pedapat dalam arus angkatan laut sitem dari suatu mengembang;kan retak/celah
ataulaut purba. kecil pola radial adalah karakteristik volcaniclastic dikendalikan
dari sumber yang volkanis tunggal dan - di yang ekstrim lain- mungkin terjadi
pada atas daratan yang luas / sangat-banyak, di mana aliran purba fenomena selalu
ke arah garis tepi.

.
Pertama mari kita mulai dengan arus purba struktur ditemukan di dalam
batupasir dan pasir dan mempelajari bagaimana cara menginterpretasikan,
measue, dan memetakan nya. Memetakanlah dapat yang sangat berbeda ( gam 4-
39,4-40, dan 4-41).
Karena suatu direcsional struktur untuk;menjadi bermanfaat, itu harus
mudah untuk mengukur, tersebar, dan lekat berhubungan dengan arah
menyangkut sekarang yang membentuk itu ( gam 4-6). Itu orang yang utama
luas/sangat-banyak memetakan telah dibuat dengan croossbeding di dalam salah
satu fluvial-deltaic,eolin, ora pantai pasir rak angkatan laut, atau dengan tapak
kaki menandai di dalam turbidite. Ripplemark mempunyai pemain suatu peran
yang kecil.

Manfaat apa yang dapat diakibatkan oleh arus purba pengukuran?


pengetahuan tentang arah sekarang dapat ( 1) meramalkan arah pemanjangan dari
suatu badan batupasir, (2) menguraikanlah secara singkat paleocurrent sistem dari
suatu kolom/dok/bak dan demikian kemudian menyokong pengertian lebih baik
untuk pengaturan pengisian sediment, (3) membantu untuk menentukan
kenampakan dari struktur dalam basin apakah aktif atau tidak selama proses
pengendapan, (4) membantu untuk menentukan lokasi sumber secara regional
yang terletak melebihi dari basin margin, (5) membantu dalam menyeimbangkan
paleoekologi dengan menentukan arah dari supply pada arus pembawa nutrisi, (6)
membantu menyelesaikan masalah korelasi stratigrafi, dan (7) dapat mengetahui
control yang dominant, melalui kemas, pada sebagian besar perangkat geofisika
seperti elektrikal dan konduktivitas termal. Seperti yang kita ketahui, system arus
dapat menentukan distribusi asosiasi mineral dalam basin dan beberapa pola aliran
sungai. Pengukuran terhadap arah penybaran struktur sangat berguna bagi
geologist lapangan disbanding dengan yang lainnya.

Arah penyebaran struktur biasanya terdapat pada singkapan sesuai aslinya


sebagai sebuah pergerakan baik secara vertical maupun horizontal disepanjang
atau kelokan anak sungai. Pada umumnya pengukuran terhadap crossbedding
pada setiap singkapan dilakukan sampai 6 stasiun ; tetapi apabila orientasi sangat
bervariasi seperti pada daerah tidal yang banyak terdapat batu pasir, maka perlu
ditambah sampai 20 atau lebih stasiun sebagai pembanding. Penampang vertical
dari arah arus dapat digunakan sebagai petunjuk untuk memperoleh informasi
mengenai kestabilan arus penyebaran batuan; Perubahan secara berulang dari
struktur ripple mark dan crossbedding sangat berpengaruh pada daerah tidal. Juga
dengan plotting terhadap arah arus purba yang berlawanan dengan arah
penyebaran batuan, dapat membantu kita untuk memahami tingkat keseragaman
system arus purba dan bagaimana hal tersebut terkait dengan struktur yang
spesifik (Lihat Cant, 1978, Gbr.6). Dalam menentukan konvergen, divergen atau
uniformity dari arus purba secara efektif maka sebaiknya harus dilakukan pada
banyak singkapan. Hal tersebut sangat baik dalam memperhitungkan dan memplot
rata-rata dari masing-masing singkapan. Vektor merupakan sebuah satuan untuk
rata-rata akhir (Steinmetz, 1962; Jones, 1967), sebagai contoh pada distribusi
bimodal. Yang terakhir, salah satu midpoint dari dua model harus diperhitungkan
atau diplot (Jones dan James,1969). Orientasi dari berat crossbedding ditunjukkan
dengan menggunakan kubus dari ketebalan maximum terukur pada set perlapisan
(Miall,1974, p.1180). Hasil dari pengukuran terhadap berat tersebut memiliki
vector yang berubah-rubah.

Tabel 4-6.Directional structures in sands and sandstones-measurement.occurence and origin


Rata-rata dan varians merupakan proses kalkulasi terakhir dari seluruh
pengamatan. Sedimentologists biasanya selalu melakukan kalkulasi pada mean
dan varians dari aliran purba (paleoflow) untuk membedakan subfasies dari batu
pasir- sebagai contoh, seorang sedimentologists dapat membandingkan vector
means dan varians dari fasies ripple-bedded, flat-bedded, dan crossbedded.
Calkulator saku biasa digunakan (Lindholm, 1979; Freeman dan Pierce, 1979)
sebagai alat bantu perhitungan (Park, 1974). Analisis terhadap trend permukaan
juga harus dilakukan (Shakesby, 1981).
Potter dan Pettijhon (1977) telah membahas sebagian besar struktur arus
purba dan cara pengambilan data serta interpretasinya. Disini kita dapat
mengelaborasi beberapa aspek tersebut pada tabel 4-6.
Arus purba signifikan dengan proses slides, slump, dan lipatan overturned
(Corbett,1973; Stone,1976; Woodcock,1976,1979) dan pembahasan mengenai
trace fossils menjadi sangat penting dalam mempelajari arus purba (Beutner,
1975; Crimes dan Crossley, 1980). Analisis kompleks structural dibutuhkan
dalam mengoreksi slope purba pada struktur slump dan mungkin pada struktur
tersebut banyak terdapat lipatan internal yang kecil (Woodcock, 1979, pp.96-97).
Bukti dari keterdapatan slumps dan lipatan internal selalu membutuhkan integrasi
secara teliti terhadap arah penyebaran struktur sediment dan distribusi fasies
dalam basin, selain itu juga dapat dilakukan dengan cara merekonstruksi system
arus purba.

Anda mungkin juga menyukai